Jilid 1 Bab 2
Kerja Paruh Waktu
“Haaa~~h”
“Aku
super terkejut, Kou. Kau bisa bangun sendiri...”
“Aku
kan pergi tidur lebih awal”
Koutarou
dan Kenji berpakaian kerja berjalan berdampingan.
Karena
hari ini sabtu pagi, hanya mereka berdua yang bisa terlihat di trotoar.
“Seperti
yang kukatakan sebelumnya, aku ini orang dewasa mandiri yang hidup sendiri,
Mackenzie-kun”
“Dan
aku berharap kau tetap begitu”
“Tentu
saja!”
“Kita
lihat nanti... Ngomong-ngomong, bagaimana dengan makhluk itu?”
“Makhluk
apa?”
Kenji
memasang wajah serius dan mengecilkan suaranya.
“kau
tahu, mengenai mereka yang muncul di kamar itu...”
“Muncul?
Oh ya... Kau bicara mengenai hantu itu!”
Mengerti
alasan kekhawatiran Kenji, Koutarou menepukkan tangannya dan tersenyum.
“Hantu
itu tidak muncul sama sekali”
“Tidak
muncul?”
“Ya,
tidak ada yang terjadi sampai aku tertidur dan suasananya tenang sepanjang
malam. Selain itu jika kau pikir-pikir, jika hantu itu muncul kau pikir aku
bisa bangun sendiri?”
“Pendapatmu
benar juga. Jika kau tidak tidur dengan benar tidak mungkin kau bisa bangun
sendiri”
Merasa
lega, Kenji mengendurkan ekspresinya.
“Fuhahaha
Mackenzie, aku tidak menyangka kau percaya dengan hantu”
“Apa?”
“Tak
kusangka kau percaya hantu walaupun kau selalu bicara tentang sains”
Koutarou
sedang menggoda Kenji.
Kenji
menggembungkan pipinya dan berkata.
“Terus?
Memangnya penduduk dunia sains tidak boleh membenci hantu?”
“Bilang
saja kalau kau takut”
“Ya,
Menakutkan, sangat menakutkan. Baik hantu itu ada maupun tidak, hal-hal aneh
tetap terjadi setiap hari”
“Kau
terlalu serius menganggap hal ini”
Saat
Koutarou mengangkat bahunya, mereka sampai di gerbang sebuah sekolah.
Kitsushouharukaze,
itulah nama sekolah yang akan mereka berdua hadiri.
Kitsushouharukaze
berjarak sekitar 20 menit berjalan kaki dari stasiun terdekat.
Jaraknya
juga sekitar 20 menit berjalan kaki dari Rumah Corona.
Rumah Corona, SMA Kitsushou dan stasiun tersebut membentuk segitiga sama sisi, dan
semua fungsionalitas urban terkumpul di dalam segitiga itu.
Kitsushouharukaze
didirikan beberapa tahun lalu, tak lama setelah penggabungan kota yang
bertetangga, Kitsushou dan Harukaze.
Setelah
penggabungan itu, diperlukan sebuah SMA sebagai tempat anak-anak dari kedua
kota tersebut untuk belajar.
Rencana
membangun sebuah sekolah sudah dimulai sebelum penggabungan dan
Kitsushouharukaze secara alami menjadi SMA tingkat tinggi.
Sekolahnya
tidak sebesar sekolah di kota besar, tapi sebagai sekolah pinggiran, sekolah
ini sangat luas.
“Berjuang,
Berjuang, Berjuang! Harukaze Berjuang!”
Karena
itulah walaupun sekarang sedang libur musim semi, ada banyak siswa yang
berpartisipasi dalam aktifitas klub.
“Klub
bisbol... Turnamen musim semi pasti sudah selesai dan siswa kelas tiga harusnya
sudah lulus sekarang”
“Mereka
terlihat bersemangat, apalagi saat para siswa kelas satu bergabung”
Melihat
ke arah siswa-siswa berseragam yang mereka lewati di gerbang depan, tempat
kerja mereka sedikit lebih jauh di depan.
“...”
Saat
melewati gerbang depan, Koutarou tetap menjaga pandangannya ke arah lapangan
sekolah.
Melempar
bola, memukul bola, berlari dan menangkap bola. Koutarou sudah melakukan hal
yang sama beberapa waktu lalu.
“Hei,
Kou... Kau yakin tidak mau bergabung dengan klub bisbol?”
Kenji
bertanya pada Koutarou dengan nada serius.
“Tidak
apa. Tinggal sendiri, bekerja paruh waktu dan bermain bisbol sekaligus itu
tidak mungkin”
Koutarou
memalingkan pandangannya dari lapangan sekolah, menatap Kenji dan tersenyum.
“Kou...”
Koutarou
memasang senyuman kesepian.
“Selain
itu, ada perkumpulan merajut jadi tidak ada alasan untuk menjadi sangat
pesimis”
“Apa-apaan
itu? Perkumpulan merajut”
“Hmm?”
“Kau
serius mau bergabung dengan klub itu?”
“Tentu
saja aku serius”
Koutarou
sudah memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan merajut sejak dia direkrut
ketika pengumuman hasil ujian SMA.
“Kau
bercanda kan? Hal itu tidak cocok bagimu”
Kenji
menatap ke arah tubuh Koutarou sambil berkata begitu.
Tubuh
besar, fisik kekar dan tangan besar.
Kenji
sma sekali tidak berpikir kalau merajut dan kerajinan tangan itu cocok bagi
Koutarou.
Kalaupun
ada hubungan, dia akan lebih ahli dalam hal merusak hal tersebut.
“Tunggu
dan lihat saja, aku akan merajutkan syal buatmu cepat atau lambat”
“Tolong
berhenti, kau membuatku muak... Aku ngeri membayangkannya”
“Kau
benar, aku juga merasa begitu, aku hanya akan merajutnya buatku saja”
Mereka
berdua tersenyum pahit dan saling menatap.
“Akui
saja, tujuanmu adalah presiden klub cantik itu yang sudah merekrutmu”
“Aku
tidak akan bilang kalau yang kau katakan tidak ada hubungannya”
“Oh?
Aku tidak mengharapkan reaksi itu... aku sangat yakin kau sedang mengejar
presiden klub itu... apa aku salah?”
Sebagai
seorang teman masa kecil, Kenji tidak tertipu oleh reaksi Koutarou.
“Pokoknya,
aku akan menghabiskan masa mudaku dengan Sakuraba-senpai di perkumpulan
merajut”
“Hmm,
terdengan menyenangkan, mungkin aku harus bergabung juga...”
“Lupakan
saja, kalau seorang penggoda wanita sepertimu dekat dengan Sakuraba-senpai, dia
akan ternoda”
“Apa
yang kau maksud? Jangan perlakukan aku seperti semacam bakteri”
“Pikirkan
saja, dulu saat valentine ketika kau memonopoli semua coklat di kelas[1]. Para laki-laki lain
sampai menangis darah”
“Itu
bukan kesalahanku”
Kenji
menghela nafas saat dia mendengar argumen yang sama itu lagi. “Tidak sama
sekali, itu kesalahanmu sepenuhnya. Jangan mengira kalau dendam tentang makanan
akan dimaafkan dengan mudah”
“Tapi
pada akhirnya kau memakan sebagian besar coklat itu kan, selain itu hal itu
benar-benar bukan kesalahanku. Lebih mudah untuk memberikan coklatnya padaku
tapi coklat itu secara tidak langsung diberikan padamu–”
Kenji
menghentikan kata-katanya.
“Hmm?
Ada apa?”
“Tidak,
bukan apa-apa, malahan aku tidak akan memberitahumu”
“Apa
yang kau maksud?”
“Kita
akan telat kalau kita tidak cepat-cepat”
“Tunggu,
kenapa mendadak begini?”
Mereka
berdua datang di tempat kerja tak lama kemudian.
“HAAA!”
Bersamaan
dengan seruan Koutarou sebuah batu yang besar mulai berputar.
“Koutarou-chan
benra-benar kuat”
Seorang
nenek memulai percakapan dengan Koutarou.
Wanita
itu memakai pakaian petani dan di tangan kecilnya, dia memegang cetok logam.
“Aku
masih muda, Obaa-chan. Tapi balasannya aku buruk dalam hal pekerjaan teliti,
tidak sepertimu.
“Hohoho,
itu mungkin benar, terima kasih untuk bantuannya Koutarou-chan”
“Kau
selalu memberiku manisan, jadi anggap saja impas”
“Apa
sebutannya itu? Memberi dan menerima?
“Haha,
kau benar... aku akan kembali ke posku, sampai jumpa Obaa-chan”
“Sekali
lagi terima kasih”
Koutarou
berpisah dengan nenek itu dan pergi menuju tempat divisi yang ditetapkan
beberapa lusin meter di depan.
“Baiklah”
Saat
Koutarou menoleh ke arah sang nenek, dia melihatnya berjongkok dan menggunduli
tanah di dekat kakinya dengan cetoknya.
“Fufufu...
kukira aku akan mulai bekerja lagi, aku tidak boleh kalah dari Obaa-chan”
Koutarou
menggulung lengan baju kerjanya, mengambil sebuah cetok dan mulai menggunduli
tanah di dekat kakinya.
Koutarou
bekerja dengan penggalian reruntuhan, si nenek sebelumnya adalah rekan
kerjanya.
Dia
sudah banyak membantu Koutarou saat dia mulai bekerja.
Ngomong-ngomong,
Kenji juga mengerjakan hal yang sama dengan Koutarou.
Namun
dia ditugaskan di divisi berbeda dan karena situs penggalian ini sangat luas,
dia tidak terlihat oleh Koutarou.
Reruntuhan
yang kelompok Koutarou gali umumnya disebut ”Reruntuhan Kitsushouharukaze”.
Reruntuhan
ini tidak sengaja ditemukan saat rencana perluasan fasilitas SMA
Kitsushouharukaze sedang dibuat.
Bisa
diduga dari situasi penemuannya itu, reruntuhannya ada di dekat SMA
Kitsushouharukaze.
Sekolahnya
berjarak beberapa menit berjalan kaki dan berdiri di tengah-tengah sebuah
lereng. Reruntuhannya ada di puncak lereng itu.
Jadi
terus mendaki lereng melewati sekolah akan sampai ke situs penggalian.
Saat
reruntuhannya ditemukan, reruntuhan ini diduga berasal dari Periode Yayoi[2], dan tidak
diharapkan ada benda berharga yang dapat ditemukan.
Itu
karena benda yang ditemukan hanyalah benda paling umum.
Namun
setelah meneliti benda tersebut, reruntuhannya diputuskan menjadi tak ternilai.
Benda-benda
tersebut sebenarnya berumur lebih dari 10.000 tahun.
Hanya
benda umum yang ditemukan di reruntuhan tersebut, tapi akan berbeda kalau
benda-benda tersebut digunakan 10.000 tahun yang lalu.
10.000
tahun lalu adalah awal Periode Jōmon[3].
Alat-alat
gerabah dan perunggu umum digunakan saat Periode Yayoi, berumur lebih dari
10.000 tahun sudah cukup untuk investasi berskala besar.
Bagaimanapun
juga, penemuan ini dapat benar-benar menjungkirbalikkan bidang arkeologi.
Dan
untuk mempercepat ekskavasi, diperlukan sejumlah besar pekerja dan poster
rekrutmen dicetak dalam jumlah banyak.
Koutarou
dan Kenji yang sedang mencari kerja paruh waktu langsung menerima tawaran itu.
Dan karena tempatnya sangat dekat dengan sekolah, pekerjaan ini adalah pilihan
yang jelas.
Berjongkok
sambil pelan-pelan membersihkan tanah sedikit demi sedikit itu sangat
melelahkan.
Namun,
Koutarou yang saat SMP menjadi seorang penangkap bola sudah biasa dalam posisi
ini.
Walaupun
pada awalnya dia tidak biasa, setelah lebih dari sebulan bekerja dia
benar-benar terbiasa dengan hal itu.
“Semua
yang kutemukan hanya tanah, tidak peduli seberapa banyak aku menggali...”
Menurut
para arkeolog, area yang dimana Koutarou bertugas mengandung sebuah bangunan
yang digunakan untuk upacara keagamaan. Namun walaupun beberapa puluh pekerja
sudah bekerja, tidak ada satu halpun yang seperti itu ditemukan.
“Bukannya
hanya kami yang menggali di suatu tempat yang sama sekali tidak berhubungan...”
Sejak
dia mulai bekerja, Koutarou tidak melihat apapun kecuali tanah.
“Areanya
Mackenzie terlihat lebih menyenangkan karena banyak benda yang ditemukan”
Pekerjaan
yang menbosankan dan tidak berubah membuat Koutarou bosan.
“Koutarou...”
“Hmm?”
Di
saat itu, Koutarou mengira dia mendengar suara seseorang.
“Kupikir
aku baru saja mendengar suara... Apa itu Obaa-chan”
Koutarou
berdiri dan mulai mencari sumber suara tersebut, tapi dia tidak bisa menemukan
siapapun yang bisa memanggilnya.
Koutarou
adalah satu-satunya orang di area ini dan si nenek sedang memunggunginya.
“Apa
aku cuma membayangkannya ya...”
Koutarou
memiringkan kepalanya bingung, dan suara itu memasuki telinga Koutarou sekali
lagi.
“Koutarou...”
“Ini
bukan suara Obaa-chan... aku merasa aku sudah mengenalnya... Tidak, mungkin ini
kali pertama aku mendengarnya?”
“Sebelah
sini...”
“Sebelah
itu? Di sisi sebaliknya... ?”
Setelah
mendengar suara itu untuk ketiga kalinya, Koutarou dapat menentukan asal suara
tersebut. Suara itu datang dari area pepohonan sekitar 10 meter darinya.
“Baiklah”
Koutarou
meninggalkan cetok di kakinya dan mendekati area pepohonan.
“Apa
ini salah satu ulah Mackenzie atau orang lain?”
Koutarou
hampir yakin kalau ini adalah salah satu dari keusilan Mackenzie jadi dia tidak
merasakan bahaya apapun.
Namun
ada kemungkinan kalau itu adalah orang lain yang sedang dalam masalah, jadi dia
memutuskan untuk menengoknya untuk berjaga-jaga.
“Yang
benar saja, kita akan menjadi siswa SMA besok dan dia membuang waktunya berbuat
usil...saat aku menangkapnya aku kan membuatnya mengaku suara siapa yang dia
rekam”
Tidak
punya ingatan mengenai suara tersebut, Koutarou berasumsi kalau Kenji sudah
merekam suara seorang gadis yang dia kencani.
“Hmm,
tebal juga...”
Koutarou
menyikut melewati area pepohonan yang rimbun, membuat semak-semak berdesir.
Karena
pohon yang tinggi dan rumput yang tumbuh liar, pandangannya menjadi buruk.
Rumput
liar itu menusuk Koutarou saat dia berjalan melewatinya, membuatnya merasa
sakit saat melewatinya.
“Oi,
Mackenzie! Kau ada disana kan? Cepatlah tunjukkan dirimu!”
Rumput
liar yang menusuk Koutarou mulai membuatnya kesal dan mendesaknya untuk mencari
Kenji dan pergi dari sana.
“Keluar
dan beri tahu aku siapa gadis yang kau ajak kencan”
Kemudian
perasaan bahwa adanya tanah di bawah kaki Koutarou tiba-tiba menghilang.
”Hah?”
Oh
sial, lubang di tanah!?
Saat
dia menyadarinya, Koutarou sudah ditelan oleh tanah.
“Ow!”
Tiba-tiba
tejatuh ke dalam lubang menyebabkan Koutarou menahan nafasnya dan rasa sakit
terasa di belakang kepalanya.
Setelah
terjatuh, ada berita bagus dan berita buruk.
Berita
bagusnya adalah lubangnya tidak terlalu dalam.
Berita
buruknya adalah kepala Koutarou membentur sebuah batu saat dia terjatuh.
“Aw,
sakit... Ini semua kesalahan Mackenzie...”
Koutarou
meletakkan tangannya di kepalanya yang sakit dan berdiri. Berkat tubuhnya yang
luar biasa kuat, tidak ada cedera serius, selain benjolan di kepalanya.
“Eh?
Dimana aku?”
Saat
berdiri, pemandangan sekitar memasuki pandangan Koutarou.
Walaupun
ada di dasar sebuah lubang, disana tidak gelap gulita, sebaliknya disana
sedikit terang.
Disana
terlalu terang apabila hanya berasal dari cahaya yang masuk dari lubang di
atas. Cahayanya sebanding dengan cahaya dari tanda jalan keluar darurat di
lorong yang gelap.
“Ada
sesuatu disini... Semacam podium dan beberapa pilar... Lantainya juga dilapisi
batuan”
Pemandangan
yang misterius, areanya sekitar 10 meter ke seluruh arah.
Areanya
dipenuhi lempeng datar yang terkubur, membentuk lantai yang kokoh.
Beberapa
pilar dengan tinggi sekitar tinggi seseorang berdiri di atas lantai.
Di
atas setiap pilar ada sebuah bola bercahaya.
Cahaya
di ruangan ini datang dari cahaya lemah bola tersebut.
Dan
seakan dikelilingi oleh pilar-pilar itu, ada sebuah podium.
Di
atas podium tersebut ada sebuah patung manusia yang memandang ke arah Koutarou.
“Apa
ini reruntuhan bangunan religious yang harusnya terkubur di sekitar sini?”
Patung
di atas podium itu terlihat seperti dewa, ditambah lagi pilar sekelilingnya
menyinari patung itu.
Apabila
seseorang bilang kalau tempat ini adalah kuil, siapapun akan mempercayainya,
begitulah tempat semacam tempat mistis ini.
“Koutarou...”
Suara
yang tadi memanggil Koutarou memenuhi area ini.
“Suara
itu lagi... Hei, ada orang disini!? Kenapa kau memanggil namaku!?”
Koutarou
yang terkejut mulai melihat-lihat ke sekeliling ruangan, namun dia tidak
melihat apapun yang bergerak.
Hanya
Koutarou sendiri yang bergerak...
“Koutarou,
aku sudah menunggumu selama ini...”
“Menunggu?
Dimana kau!? Siapa kau!?”
Bahkan
Koutarou pun tidak bisa percaya kalau ini adalah salah satu keusilan Kenji.
Koutarou
merasa ragu mengenai suara misterius ini, tapi dia tidak mengatakan keraguan
itu.
“Uwah,
A-apa!?”
Tiba-tiba
saja patung di atas podium mulai bercahaya, tapi itu bukan karena cahaya dari
pilar-pilar itu.
Patungnya
sendiri yang mulai bercahaya.
Cahayanya
lemah pada awalnya, hampir tidak terlihat tapi dengan cepat patung itu
bercahaya terang”
“Hari
dan malam yang tak terhitung berlalu. Selalu mengulangi pagi dan malam. Sudah
berapa kali aku memimpikan momen ini...”
“Patungnya?
Apa kau yang berbicara?”
Cahaya
melesat dari patung itu. Pada awalnya cahaya itu terlihat seperti cahaya biasa,
tapi pelan-pelan cahaya itu mulai mengambil bentuk sesuatu secara bertahap.
“Aku
bukanlah patung ini. Ini adalah salah satu doa yang diberikan padaku. Walaupun
kemurniannya membuatku dapat menggunakannya sebagai titik fokus kekuatanku,
patung ini bukanlah diriku”
Pada
akhirnya cahaya itu mengambil bentuk seseorang. Patungnya seakan terlihat
berubah menjadi seseorang.
“...
Koutarou, akhirnya kita bertemu ...”
“Seorang gadis... ?”
Cahaya
berbentuk itu saling tumpang tindih dengan patung tersebut, menunjukkan figur
seorang gadis dengan mata tenang dan lemah lembut.
Catatan Penerjemah dan Referensi
1. Para gadis biasanya
memberi coklat pada laki-laki yang mereka sukai saat valentin. Ada juga coklat obligasi,
diberikan pada teman dan keluarga. Dan sebulan kemudian pada 14 Maret, para laki-laki biasanya akan membalas hadiahnya, biasanya dalam bentuk kue.
2. Zaman besi Jepang
yang berlangsung antara 300 SM sampai 300 M.
3. Jepang prasejarah,
dimulai kira kira dari 12.000 SM sampai 300 SM.
1 Comments
gokuro-sama desu
BalasHapusPosting Komentar