BAB 10
NEIGHBORS CLUB SAGA
Setelah Yozora-san mengatakan itu, dia tidak lagi
tidak lagi khawatir akan kekalahannya, dia duduk di depan TV bersama Kobato dan
mulai bermain game tadi malam, 'KuroNecro', dan Maria pun ikut bergabung.
Sena memohon pada Kobato, 'Biarkan aku ikut
bergabung juga! Aku sudah cukup banyak berlatih game, lho!' Tapi dia ditembak
jatuh oleh 'TIDAK!' dari Kobato. Namun, dia tidak menyerah dan terus
melakukannya, sampai dia akhirnya diizinkan untuk ikut bermain, dan dalam
pertarungan itu dia menyerang Kobato dengan pergerakan yang sangat kompleks.
Sena memaksakan stunlock-nya sampai
Kobato tidak bisa kabur lagi dan akhirnya mati. Dengan demikian, Sena memperoleh
kemenangan sempurna.
Melawan Yozora, yang menantang dia untuk membalaskan
dendam Kobato, dia menggunakan stunlock
combo yang berbeda dari sebelumnya dan mendapatkan kemenangan total lagi.
Sena berkata pada Yozora yang masih tertegun,
"Kau tak tahu apa-apa tentang estetika bertempur, dasar binatang
sialan...”
"Fufun, pecundang menyedihkan harus tetap
tenang! Bagaimana Kobato-chan, aku kuat kan?! Itulah mengapa kau harus pergi
denganku, bukannya dengan Yozora, dan—"
"... Jika aku bermain denganmu, aku hanya akan
bosan."
"(• Ω •`) "
Benar-benar merusak suasana hati Kobato, Sena ditendang
keluar.
"Uu Kobato-chan milikku di-NTR oleh Yozora
..."
"Dari awal Kobato tidak pernah menjadi
milikmu."
Aku turut berduka pada Sena yang berlinang air
mata.
Dalam suasana hati seperti itu, semua orang
menghabiskan waktu begitu lama dengan berbagai hal.
"H-Hei!"
Rika, yang sedang membaca buku, memecahkan suasana
setelah Yozora dan Kobato menyelesaikan pertempuran yang tak terhitung
jumlahnya.
"Sudah cukup lama sejak terakhir kali kita
semua berkumpul di sini, jadi mengapa kita tidak melakukan sesuatu
bersama-sama?"
"Itu ide bagus! Setuju, setuju!"
Karena dia telah diusir dari permainan, Sena adalah
yang pertama kali menyetujuinya.
"Hmph... Yah, aku sih tidak keberatan, tapi,
kita akan melakukan apa?"
Menanggapi pertanyaan Yozora, Rika mengatakan:
"Aku sedang berpikir tentang permainan 'Romancing Saga' yang pernah kita
mainkan sebelumnya. Aku baru saja mendapatkan edisi utama kemarin. Apa yang
kamu pikirkan?"
Romancing Saga-Dikembangkan oleh suatu perusahaan
yang berlokasi di Prefecture Saga. Suatu game RPG fantasi dengan menggunakan
layar head mount yang akan membuatmu
terbenam dalam petualangan realistis dan menyenangkan.
Sekitar lima bulan yang lalu, Neighbor’s Club telah
memainkan versi percobaan dari game
tersebut. Rika pun telah membantu untuk mengembangkan itu.
Kembali pada waktu itu, Rika menyatakan secara
antusias, "Aku kebetulan punya suatu game
yang begitu sempurna," dan dia pun memamerkannya. Tapi sebenarnya, dia
telah menyiapkan semua model karakter yang kita telah gunakan sebelumnya dan kami
semua sudah memainkan game itu secara
sekilas.
Dengan adanya Rika, yang telah menjadi temanku, dan
Yozora, yang sudah kembali, game ini
adalah pilihan sempurna untuk sesuatu seperti : awal yang baru bagi Neighbor’s
Club.
"Aku menyetujuinya. Jika aku tidak salah ingat,
game itu cukup menakjubkan."
"RomaSaga... Jadi versi akhir sudah ada di
sini, aku paham. Baiklah, tunjukkan padaku."
Entah kenapa, Yukimura bergumam dengan ekspresi
tegang.
Kobato, yang belum menjadi anggota pada saat
memainkan game itu dulu, berkata, ‘Saga...?' dengan ekspresi agak penasaran di
wajahnya.
"Jika ada sesuatu yang tidak kau mengerti, aku
akan mengajarkanmu, oke, Kobato-chan?! Aku akan melindungimu dari semua monster
yang menakutkan!"
Menanggapi Sena, yang membungkuk dengan kegirangan,
Kobato merasa takut dan bergerak mendekati Yozora.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku akan
pastikan untuk melindungi Sumeragi. "
"...! Yep! "
Kobato tersipu di depan Yozora setelah dia
mengatakan itu, dan kemudian, dengan tampilan senang di wajahnya, dia pun
mengangguk, sementara Sena hanya menanggapi dengan, ‘Uuh Mengapa selalu Yozora...'
sambil berlinang air mata.
☺
Rika dan aku mengambil layar head mount 'Virtual Boy', yang belakangan ini jarang dipakai, dan
juga game dari ruang science, kemudian menghubungkannya ke
komputer, setelah itu semua orang mengenakan head mount-nya masing-masing.
Mirip dengan ketika kami mainkan di waktu itu,
tepat setelah logo perusahaan Largehard, pegunungan indah, sungai, dan padang
rumput muncul di depan mata kami.
Sembari kami mendengarkan BGM mengesankan yang
muncul dari headphone, narasi yang tak asing pun juga terdengar.
Saga - Terletak di Perbatasan Terakhir.
"Apa apaan ini?!"
Kobato baru kali ini melihat pembukaan tersebut dan
mencibirnya. Ini mirip seperti apa yang aku lakukan dulu.
"... Aku kira, narasinya masih sama seperti
dulu."
"Munculnya dunia dan hal-hal lain seharusnya
tidak berubah dari versi beta. Kalau begitu, aku akan melewati pembukaan
ini."
Rika mengatakannya disela pembukaan, dan langsung
men-skip sampai ke layar pemilihan
karakter.
Suatu cermin muncul di depan mataku, dan sosokku
tercermin di situ.
Berdiri di ruang hitam legam yang mirip sekali
dengan model CG. Sekali lagi, aku benar-benar ditunjukkan betapa hebat
keterampilan Rika. Dia telah mengalahkan permasalahan pribadinya sendiri dan
melalui semua itu, sehingga dia bisa membuat sesuatu sehebat ini... Meskipun
aku percaya bahwa dia, entah bagaimana caranya, berhasil menyelipkan gambar kita
untuk melakukan semua ini.
"Model karakternya sama seperti terakhir kali
kita main. Aku juga sudah menyiapkan milik Kobato-san. Di sana, harusnya tidak
ada masalah jika kau pergi ke depan dan menekan tombol konfirmasi begitu saja,
tetapi juga ada fungsi untuk menyesuaikan tinggi dan ukuran tubuh, jadi jika
kau tumbuh lebih tinggi atau payudaramu mengembang selama 5 bulan terakhir,
silakan mengubah pengaturannya sendiri. "
Jadi, bahkan benda ini memiliki fungsi seperti itu ...
Sekarang aku baru sadar, terakhir kali aku mengukur tinggi badanku
adalah saat dipindahkan ke akademi ini, jadi aku agak penasaran berapa tinggiku
sekarang. Akan sangat baik jika aku tumbuh...
Setidaknya, aku meninggalkannya begitu saja dan
menekan tombol konfirmasi untuk berpindah ke layar pemilihan pekerjaan.
Daftar pekerjaan ditampilkan dalam barisan di
layar. Ada sekitar seratus pekerjaan berbeda yang bisa dipilih, dan aku
benar-benar bingung apa yang harus kupilih.
"Pekerjaan apa yang akan kalian pilih?"
Anggota lain tampaknya tidak mengalami kesulitan
dalam memilih kelas mereka, jadi aku mengajukan pertanyaan pada mereka.
"Aku memilih Paladin,” kata Sena, yang pertama
menjawab pertanyaanku. Jika aku menanyainya, aku bisa bilang bahwa dia tidak
'memilih' Paladin, tetapi sepertinya dia sudah menetapkan hal tersebut dari
awal.
"Aku akan menjadi seorang kesatria
kegelapan."
"Kukuk... Baiklah, aku pikir, aku akan naik tahta
menjadi putri kegelapan."
"Rika akan jadi biksu. Terakhir kali kita
bermain, kita tidak punya penyembuh dan itu menyebabkan kita mendapat banyak
masalah."
Yozora, Kobato, dan Rika menjawab.
"Aku akan memilih penari."
"Penari?!"
Pada jawaban tak terduga tersebut, semua anggota
lain dan aku tersentak dengan kaget.
"Kau tidak memilih samurai?"
"Itu benar."
"... Yah, kita sudah memiliki dua petarung
jarak dekat, sehingga kelas pendukung mungkin akan lebih baik," Kata Rika.
Dan yang paling terakhir, Maria angkat bicara.
"Aku menjadi penyihir, ahahaha!”
"Eh ..."
Terakhir kali kami bermain, aku memilih penyihir,
tapi itu adalah kelas tidak berguna yang sama sekali tidak mempunyai
keterampilan diperlukan.
Omong-omong, terakhir kali kami main, Maria jatuh
tertidur setelah dia meletakkan virtual boy, sehingga pada dasarnya, dia tidak
berpartisipasi sama sekali.
"Ahahaha! Aku adalah seorang jenius jadi aku
pasti bisa melakukan beberapa sihir yang menakjubkan!"
"... Maria,
kalau begitu, kau benar-benar memilih itu?"
"Yap! Mari kita melakukan yang terbaik
bersama-sama Onii-chan!"
Melihat Maria yang begitu polos bahagia, aku hanya
bisa merasakan kehangatan dalam diriku.
"Mari kita lihat... Aku pikir aku akan memilih
kelas pertapa."
Aku berpikir, akan lebih baik untuk memilih kelas
yang mampu menggunakan sihir, jadi aku memutuskan untuk memilih pertapa.
Setelah aku selesai memilih kelasku, cermin di
depanku melebar di seluruh layar dan berubah menjadi padang rumput besar.
Dan kemudian, aku bisa melihat sosok keenam
rekanku.
Sena, Paladin, mengenakan baju besi yang begitu
cocok dengan image-nya, dan armornya
dicat putih. Itu sangat cocok dengan rambut pirang dan mata biru miliknya, dan
tampak benar-benar keren, tapi penampilannya begitu tertutup, jadi, yaaahh, aku
cukup menyayangkannya, betapa memalukan diriku.
Yozora mengenakan armor hitam yang terlihat begitu
sesuai dengan kesan kesatria kegelapan. Paha dan lengannya sedikit lebih
terekspose daripada kostum milik Sena.
"Uuuu An-chan..."
Melihat sosok Kobato, aku membuka mata lebar-lebar.
Pilihan Kobato adalah kelas... putri kegelapan,
bukankah begitu?
... Namun, yang kulihat adalah, suatu puding hitam
gelap melahap tubuh kecilnya, sesuatu yang tampak seperti jelly rasa kopi.
Wajahnya, lengan, dan kaki terlihat menjulur keluar dari benda itu.
"Ke mana perginya pudi... eh... putri itu..."
"Sepertinya kau berakhir dengan memilih kelas
lain seperti rose girl dan penyihir, yaitu kelas yang telah dimasukkan oleh
para pengembang dengan tujuan hanya untuk nge-troll. Sama seperti rose girl,
itu adalah penyerang jarak-menengah dan kemampuan bertahannya adalah yang
terbaik diantara kelas-kelas lainnya. Namun kemampuan menyerangnya juga tak
kalah tinggi, jadi menurutku itu adalah pilihan yang tak buruk."
"Ti-Tidak apa-apa, Kobato-chan! Bahkan
jika kau menjadi jelly kopi, kau
tetaplah imut! "
"..."
Kobato bersikap tak acuh ketika Sena menghiburnya,
tapi...
"... Kebetulan, aku suka kopi jelly,
lho?"
"... T-Tentu saja... Kukuku, jika kesatriaku
mengatakan demikian, maka aku akan menjadi dark matter..."
Mendengar komentar dari Yozora, suasana hati Kobato
kembali membaik.
Berikutnya, aku menoleh ke arah Rika.
Kelasnya adalah biksu... Tidak hanya jubah biarawan
yang dia miliki, tetapi juga kepala yang benar-benar botak.
Pada dasarnya, dia adalah seorang biarawan Buddha.
"... Aku tahu bahwa ini adalah hal yang paling
dekat dengan 'biksu' di Jepang, tapi tetap saja..."
"Ya ... Itu adalah kelas pendukung seperti
penyembuh dan biarawati, tapi Rika begitu ceroboh untuk memilihnya, Rika pikir,
Rika akan menjadi seorang biarawati seperti yang pernah dilihatnya pada
DragonCrest... Rika telah mencoba berbagai macam gaya rambut yang berbeda, tapi
Rika tidak pernah menyangka melihat Rika dengan kepala yang sepenuhnya botak..."
Dia mengatakan itu dengan suara tertekan.
"T-Tapi itu masih bagus! Bahkan gaya rambut
itu sesuai denganmu, lho. "
"... Terima kasih banyak."
Tampaknya dia begitu tidak mempercayai perkataanku,
tapi sejujurnya, aku pikir, kepala yang dicukur botak itu tampak bagus karena
wajah kekanak-kanakan Rika jadi terlihat jelas. Dia tampak lucu dengan segala
jenis gaya rambut, bukan?
Dan yang berikutnya, Yukimura...
"Eh...?!"
Melihat sosoknya, aku tercengang.
Penari—seharusnya itulah kelas yang dipilih oleh
Yukimura. Saat aku sedang memikirkan bakal terlihat seperti apa kostumnya, dan
aku pun tahu permainan lempar bola seperti apa yang ada di game ini, maka aku hanya bisa berpikir bahwa kostumnya memiliki
bentuk yang begitu bervariasi. Tapi yang aku lihat di depan mataku adalah suatu
kostum penari yang begitu sexy... seakan-akan, dia hanya menggunakan pakaian
dalam. Itu adalah suatu kostum yang sangat terbuka.
Di samping itu semua, ada fakta bahwa sekarang
Yukimura memiliki ukuran Double D Cup.
"Yukimura,
kau..."
"Ada apa?"
Yukimura memiringkan kepalanya sedikit.
Itu adalah Yukimura, tapi Yukimura dengan dua bukit
yang tumbuh di dadanya. Itu adalah Yukimura, tapi setiap kali dia bergerak,
benda itu bergoyang-goyang. Kedua tonjolan itu terlihat begitu tidak sesuai.
"Yukimura-kun, kau bermain-main dengan ukuran
cup-mu, bukan?"
"Ohh ya ampun, ini suatu kesalahan, aku pasti
tadi membuat kesalahan ketika mengatur ukurannya"
Yukimura berlagak bodoh sambil berlagak seakan-akan
dia baru menyadarinya sekarang.
"... Terahir kali aku tahu, kau tidak sebodoh
itu dalam permainan game komputer,
Yukimura-kun."
Dengan pandangan berat, Rika menatap dada Yukimura
(pada kenyataannya, karakternya memang begitu menarik perhatian, seni dalam
game memang luar biasa).
"Jadi yang seperti itu bisa saja terjadi
...!" gumam Yozora dalam penyesalan.
Memiliki payudara yang bisa bersaing dengan ukuran
Sena di dunia nyata dan melihat bahwa Sena mengenakan baju besi, situasi saat
ini berubah menjadi aneh, dimana sekarang Yukimuralah yang paling seksi di
Neighbor’s Club.
"Yukimura, mengapa kau membuat karakter yang
begitu seksi? Akhir-akhir ini, kau bahkan berhenti memakai seragam pelayan dan
mulai mengenakan seragam sekolah seorang gadis. Aku juga mendengar kau
berbicara dengan Aoi tentang 'kekuatan kewanitaan' ... Apa yang terjadi dengan:
menjadi seorang pria sejati?"
Aku menggunakan kesempatan ini untuk bertanya
tentang sesuatu yang cukup membuatku penasaran selama ini. Dan jawabannya
adalah?
"Aku sudah berubah pikiran."
Yukimura menjawab dengan acuh tak acuh.
"............"
"............"
"Hah? Begitukah? "
"Iya."
Balasan acuh tak acuh begitu cocok dengan dirinya,
dan pada saat yang sama, dia terlihat begitu jantan karena menjawab tanpa
basa-basi.
"Ummm, aku berharap kau akan memberi
penjelasan tentang 'perubahan pikiran'-mu, dengan rincian yang lebih spesifik,
kau tahu...?"
"Aku paham, jadi begitu ya."
Sepertinya Yukimura benar-benar tidak memahaminya,
dan dia berkata dengan agak takut:
"Jika kau mengizinkan aku untuk berbicara jujur,
aku yakin bahwa Yozora-Anego tidak layak dipercaya. "
"Gifu!"
Yukimura mengatakannya tanpa sedikit pun
keragu-raguan.
Yozora tersedak setelah mendengar Yukimura
mengatakan itu, karena sesungguhnya, hal seperti itu adalah sesuatu yang begitu
sulit dikatakan tepat di depan orang yang bersangkutan.
Yukimura berbalik dan membungkuk serendah-rendahnya
pada Yozora (seperti biasa).
"Yozora-Anego, terima kasih karena telah
mendukungku selama ini. Aku percaya bahwa sudah waktunya bagiku untuk
mendapatkan tujuanku dengan caraku sendiri. "
"Aku paham... Rupanya kamu sudah dewasa,
Yukimura..."
Yozora tertawa dengan hampa dan bahkan tidak
mencoba untuk memberikan alasan penyanggahan.
"Aku akan mengembalikan pakaian pelayan
setelah dicuci dari binatu."
"Yah, jangan khawatir tentang hal itu. Aku
memberimu seragam pelayan sebagai hadiah perpisahan... "
"Aku harus menolak, karena itu akan
menggangguku, jika tetap berada di rumahku..."
"A-A-Aku paham... Di-Di-Dimengerti."
Yozora melemaskan bahunya dengan kecewa, bahkan dalam
dunia nyata (atau setidaknya seperti itulah menurutku) setelah mendengar
Yukimura, yang terbiasa berbicara dengan sopan, lembut dan tidak pernah mengungkapkan
sesuatu yang pedas.
Dia mengatakan bahwa, dari awal dia tidak suka
seragam pelayan itu, jadi sekarang dia tidak mengikuti Yozora lagi, perintah
untuk mengenakan seragam jadi tidak berarti...
Mengesampingkan Yukimura dan Yozora, aku
mengalihkan pandanganku pada Maria.
Dia mengenakan jubah hitam dan topi runcing
penyihir, di tangannya, dia memegang tongkat yang ujungnya dilengkapi dengan
permata—memang seorang penyihir yang imut.
"... Hah...? Ini penyihir, kan...? "
Maria mengangguk dengan penuh semangat dan
mengatakan "Ya!" sebagai jawaban untuk pertanyaanku.
"Ah, kelas penyihir sungguh jelek ketika
seorang pria memilihnya. Jika pemain wanita memilihnya, itu berfungsi dengan
agak normal. "
Rika memberikan jawaban atas kebingunganku.
"Ada apa dengan perbedaan perlakuan itu..."
Itu pun bukan jawaban yang memuaskan, tetapi jika
Maria memiliki sesuatu yang dia senangi, jadi aku kira itu itu tidak masalah.
Akhirnya, aku membuka menu permainan untuk melihat bagaimana
penampilanku sendiri.
Di bagian atas ada suatu T-shirt yang keriput, di
bagian bawah ada celana pendek... Apa?
"Apa-apaan ini?!"
Itu sungguh berbeda dari penyihir (versi laki-laki)
yang biasanya dilihat oleh para otaku
cewek. Kasus ini begitu menyedihkan dan aku pun tidak bisa keluar lagi. Aku
sekarang hanya menjadi seorang pria yang menyedihkan...
"A-aku memilih pertapa, jadi apa-apaan ini
?!"
"Ah.
Rika baru sadar
sekarang ... Kodaka-senpai mendapatkan
dua kali kelas
guyonan sekaligus ... Menariknya,
keadaan jiwa seseorang setelah masturbasi mirip dengan pikiran seorang pertapa
– inilah yang kumaksud dengan guyonan."
"Bagian mananya yang kau lihat sebagai kelas
dari kostum ini?!"
Ketika aku membuka daftar kemampuan, hal pertama
yang aku dapati adalah 'Lepaskan celanamu'.
Dan deskripsinya adalah: 'Lepaskan celanamu.
Bagian-bagian pribadimu akan didetailkan, tidak ada alasan untuk sungkan (lol)
'... (lol) itu sungguh membuatku jengkel.
"Ada terlalu banyak kelas tak berharga dalam
game ini ..."
"Ini menunjukkan bahwa pencipta game ini melihat para pemain sebagai
orang-orang yang menjijikkan. Aku benar-benar tidak tahu apakah ini benar-benar
suatu pembebasan ataukah tidak. "
"Game
ini pasti akan mendapatkan banyak celaan, jadi aku pikir, akan lebih baik jika
game ini tidak dirilis," kataku dengan lesu.
"Huff ... 'waktu pertapa', eh ... Akan sudah
lebih pas jika aku yang memilih kelas itu ..."
Yozora mengatakannya dengan menyesal.
Karena beberapa jam lalu Yozora mengatakan bahwa
dia melakukan hal itu di kamar mandi rumahku, semua orang terdiam, dan menunggu
situasi tidak nyaman ini berakhir.
"P-Pokoknya mari kita bertualang!" Rika
mengatakannya seolah-olah untuk menyingkirkan atmosfer canggung tersebut,
"Sama seperti pada versi beta, tutorial berlangsung sampai kita
mengalahkan raja iblis di dalam Valhalla Castle, jadi mari kita menyelesaikan
dengan mengalahkan raja iblis hari ini! "
"Ini akan menjadi balas dendam untuk waktu
itu. Yozora, jangan menghalang-halangi jalanku kali ini," kata Sena.
"... Baiklah. Aku mengerti. Kupikir, akan
lebih baik jika aku meringkuk di pojok dan melakukan masturbasi lagi, jadi aku
tidak akan mengganggu jalanmu..."
"Aku bilang, berhenti mengatakan itu! Ayo,
mari kita pergi!"
Sena berteriak pada Yozora, yang telah benar-benar
memasuki mode penyiksaan diri, dan mulai berjalan pergi.
Dengan dipimpin oleh Sena, semua orang mulai
bergerak maju, meskipun lambat.
Kesatria Kudus, kesatria hitam, puding hitam,
penyihir, biarawati, penari, dan pertapa.
Anehnya, kecakapan perang kami tampak begitu
seimbang (terlepas dari aku).
☺
Beberapa saat setelah kami maju ke arah Valhalla Castle,
kediaman raja iblis...
GYAAAAAAAAAAAAAAA———!
... Monster keluar dari tanah dengan beberapa
teriakan yang menyeramkan.
Tiga prajurit warasubo1
menampakan wujudnya di depan kami.
"HYOU- ?!" "GYAA- ?!"
Maria dan Kobato melihat makhluk-makhluk tersebut
untuk pertama kalinya dan berteriak.
"A-AN-CHAN, M-M-MEREKA ADALAH WARASUBO!"
"Ya, tampaknya kau juga mengingat
mereka."
Ketika kami tinggal di Kyushu, Kobato pernah sekali
menyaksikan bagaimana warasubo dimasak. Adegan itu membuatnya takut sehingga
dia mulai menangis.
"Kukuku... k-karena makhluk itu begitu aneh,
mungkin aku juga akan bertemu dengan naga jahat waraboros di sini... Aku harus membalas budi dari waktu itu ...!
"
"Majulah, bayangkan kita bisa mencoba dan
memakannya lagi suatu saat nanti?"
"BAGAIMANA MUNGKIN AKU MEMAKAN BENDA SEPERTI
ITU!"
Dia menolak dengan sepenuh hati. Meskipun itu
begitu lezat... warasubo...
"Jadi musuh kita benar-benar belum berubah..."
Karena aku cukup bersimpati pada warasubo, aku merasa sedikit sedih.
"Kita akan berikan pukulan pada
monster-monster itu, Yozora!"
"Fu ... Aku akan menggunakan gagang pedang
terkutuk milikku padamu..." kata Yozora, meskipun dia memegang pedang yang
sama persis seperti milik Sena. (Kami masih memegang peralatan pemula, jadi ini
hanyalah pedang seukuran gilingan.)
Kebetulan, sistem pertempuran dalam game ini tidak
berbasis pada giliran, melainkan pertempuran asli, sehingga kau harus mengatur
waktu antara serangan atau keterampilan pendukung.
Setelah seseorang mengambil tindakan, ada jeda
waktu yang bisa digunakan para pemain untuk lari atau bertahan.
"Terima ini ...!"
"Fu ..."
Kedua ksatria menyerang prajurit warasubo #1 secara berturut-turut.
"GYAAAAAAAAA!"
Namun, monster itu melemparkan tombaknya secara
horizontal dan menangkis kedua serangan si kesatria.
"Eh ?!" "Apa- ?!"
Baik Sena dan Yozora mengeluarkan suara dengan nada
terkejut.
Melihat kesempatan yang diciptakan oleh serangan
mereka gagal, prajurit warasubo #2
dan #3 juga menyerang.
Sena dan Yozora masing-masing mendapatkan 5 damage dari warasubo yang menyerang mereka.
Serangan tambahan dari warasubo #1 pada Sena menyebabkan 6 damage.
"Beraninya kau melakukan itu padaku, dasar kau
alien menjijikkan!"
"Tolong hati-hati. Berbeda dengan versi
sebelumnya, sekarang mereka bisa menyerang balik. "
Rika mengatakan itu dan mentransferkan beberapa
sihir penyembuhan pada Sena.
Sekarang aku baru menyadarinya, waktu kami
memainkan game ini tempo hari, pola serangan musuh masih berada dalam tahap
pengembangan, jadi akhirnya kami bisa membantai mereka dalam suatu pertempuran
yang berat sebelah... Aku hanya bisa menghindar ketika menghadapi para warasubo yang kini bisa menyerang dengan
layak.
Belum lagi, tampaknya AI2 yang mereka punyai cukup cerdas. Para tentara saling
bekerja sama. Serangan Sena dan Yozora ditahan dengan terampil, sehingga damage
yang mereka terima sangat minim. Dan tentara lainnya melakukan serangan balasan
ketika ada celah.
Masih pertempuran pertama, tapi aku tahu dari
seberapa buruk kerja sama kami bahwa ini akan menjadi game yang tidak mudah
diselesaikan.
"Aku juga akan melawan mereka! Apa yang harus
aku lakukan ?! "
Maria mengatakan itu saat dia melihat Sena dan
Yozora sedang berkelahi, dan Rika mulai memberikan instruksi.
"Kalau begitu, tolong gunakan mantra bola api
pada tentara #1. Setelah mereka sempoyongan karena serangan tersebut,
Yukimura-kun dan Kobato-chan bisa menyerbu! "
"Dimengerti."
"Kukuku ... Baiklah."
Yukimura dan Kobato memberikan persetujuan mereka.
"Mari kita lihaaaaatt, bola api yang satu ini,
kan? Terbakarlah sampai mati, alien menyebalkan! "
Maria melemparkan bola api ke prajurit warasubo #1.
Karena ia tidak tahan terhadap sihir, prajurit warasubo terbakar oleh bola api dan
bergerak sempoyongan, melihat itu, Kobato melepaskan tentakel hitam dari
tubuhnya dan menyerangnya.
Sebagai tambahan, Yukimura memangkas prajurit itu
dengan pisau yang dia pegang dengan kedua tangannya, sembari
menggoyang-goyangkan payudaranya ke kiri dan ke kanan.
... 'Yukimura dengan payudara yang bergoyang' ...
Ada perasaan aneh yang merasuki pikiranku dan ini bukan bahan tertawaan, tetapi
lupakan saja itu ...
"Gyaaaaaaaah!"
Prajurit warasubo
#1 menjerit di akhir hayatnya, roboh ke tanah, dan menghilang.
"Baik, berikutnya, mari kita tumbangkan
prajurit #2."
Yozora dan Kobato mendekati prajurit #2.
Prajurit #2 menyerang Yozora dengan menggunakan
tombak, tapi Yozora memblokirnya.
Kemudian Kobato menggunakan tentakel hitamnya untuk
menyerang monster tersebut.
"Ahahaha! Aku juga akan menyerang! "
Maria menciptakan bola api sambil tertawa.
Namun bola apinya hanya melewati si prajurit—dan
mengenai Kobato, dan dia pun menerima damage.
"FUNGYA! APA YANG KAU LAKUKAN, IDIOT ?! "
"I-Itu tidak sengaja! Salamu! Kenapa
bengong!"
Melihat Kobato marah, Maria jadi bingung.
"Hei! Kenapa sekarang damage bisa terjadi antar sesama teman ?! "
"Sepertinya mereka mengubah itu dari versi
beta untuk menekankan pentingnya kerja sama. Tolong berhati-hati agar tidak
mengenai teman saat menyerang. "
Rika memperingatkan semuanya untuk berhati-hati
sembari dia menyembuhkan Kobato, tapi...
"Heee, jadi serangan juga dapat melukai
teman-teman satu tim. Kalau begitu, kita harus extra hati-hati, bukankah
demikian? "
Tanpa keraguan, aku bisa bilang bahwa Sena yang ada
di dunia nyata sedang tersenyum dengan jahat, dan itu sepenuhnya bertentangan
dengan peringatannya tadi.
Namun, Yozora tetap terdiam, jadi aku tidak tahu
apa yang sedang dia pikirkan.
Kemudian, dua prajurit di sebelah kiri menyerang
lagi.
"Perlawanan yang percuma."
Prajurit #2 ditumbangkan oleh serangan combo
dahsyat dari Yukimura (dengan payudara yang bergoyang), sehingga satu-satunya
yang tersisa sekarang adalah prajurit #3.
"GYAAAAAAAAAA!"
Dalam versi beta, para prajurit warasubo mengungkapkan berbagai hal
menyedihkan tentang keluarga mereka ketika mereka berada dalam keadaan darurat,
sehingga pemain yang hendak membunuhnya akan merasa bersalah, tapi sepertinya
versi itu telah dihapus, dan mereka terus menyerang kami bahkan dalam keadaan
sekarat, jadi tak ada rasa apa-apa. Prajurit #3 hanya terus menyerang kami
seolah-olah tidak ada yang terjadi.
"HAA!"
Yukimura dengan lincah menghindari serangan
prajurit #3 dan membuat jarak antara dia dan musuh.
"Sekarang, Yozora! Majulah! "
"Ya."
Yozora menyerang prajurit warasubo #3 dan Sena segera mengikutinya.
"Ayo! Cross
Slash! "
Sena memberikan ayunan besar dengan pedang di
tangannya, dan mengarahkan jurus pamungkasnya pada... Yozora.
Ah... Sudah kuduga... Aku pun hanya mendesah.
Kekuatan pertahanan tingkat tinggi dari kesatria
kegelapan menyebabkan Yozora tetap hidup bahkan setelah menerima Cross Slash secara langsung, dan giliran
dia balas dendam pada Sena.
"Lebih berhati-hati, ya."
Yozora mengatakan itu dengan acuh tak acuh. Dia
bahkan tidak menyalahkan Sena atas perbuatannya tersebut, melihat reaksi
seperti itu, Sena jadi bingung dan hanya bisa menjawab, "Ah, eh, ya ...
Maaf." Dia pun meminta maaf.
Prajurit #3 bersiap untuk serangan berikutnya dan
sekarang menyerbu ke arah Yozora, itu adalah suatu serangan yang bisa dia tahan
dengan begitu mudah.
"Sumeragi!"
"Kukuku ..."
Kobato menggunakan tentakelnya untuk menyerang
musuh, yang diikuti oleh serangan Yozora untuk melancarkan pukulan terakhir.
Maka, semua musuh sudah tersingkir dan pertempuran
berakhir dengan kemenangan kami.
"Kukuku... kesatriaku memang luar biasa, itu
adalah pertunjukan kekuatan yang spektakuler..."
Kata puding kegelapan... maksudku, putri kegelapan.
Kesatria kegelapan pun bereaksi dengan meletakkan tangannya di depannya dada
dengan gerakan elegan, mirip seorang pelayan : "Fu... Aku merasa
terhormat"
"Muu..."
Sena terus berdiri di sana diam sambil melihat
mereka berdua.
☺
Setelah pertempuran pertama, petualangan kami terus
berlangsung dengan lancar.
Mungkin, itu karena kelompok kami memiliki
keseimbangan yang bagus. Tapi aku akan mengatakan bahwa ini lebih dikarenakan
kami tidak saling serang satu sama lain dengan sengaja (padahal itu sangat
mungkin terjadi, jadi aku cukup penasaran.)
Pertama, ada Yukimura yang dengan cerdik
melancarkan serangan sebagai DD utama di kelompok kami meskipun dia lemah dalam
bertahan, dia menyembuhkan sekutu dengan tarian dan goyangan payudaranya, dan
meningkatkan statistik mereka – lagi-lagi dengan goyangan payudara.
Lalu ada Sena, sebagai barisan depan, yang akan
mengamuk pada segala sesuatu yang mengganggu jalannya, seolah-olah dia mencoba
untuk melampiaskan rasa frustrasinya karena diabaikan oleh Kobato dan Yozora.
Karena tidak ada kekhawatiran monster datang dari
arah belakang atau pusat, ditambah lagi, Kobato dan Maria mendukung serangan
dari garis depan, Rika mampu berkonsentrasi pada penyembuhan lini penyerang
(terutama Sena), dia memasang perisai untuk membatalkan sihir lawan dan
mendukung kelompok ini.
Berikutnya adalah Yozora, yang terus memperhatikan
setiap kesempatan untuk menyerang monster-monster, sementara dia dijaga oleh
Maria dan Kobato.
Dan terakhir, seorang pria yang pada dasarnya tidak
melakukan apa pun, yaitu aku.
Setelah mengalahkan banyak monster warasubo sepanjang jalan, kami akhirnya
tiba di Valhalla Castle, yaitu rumah dari raja para warasubo.
Pastinya, dia tampak seperti suatu bos yang kuat,
dengan ukuran sekitar 10 kali lebih besar daripada monster warasubo biasa, dilengkapi dengan baju zirah besi dan kapak raksasa
yang terlihat begitu buruk.
"Jadi,
kalian akhirnya tiba di sini, wahai para manusia sialan."
Terakhir kali kami bertemu, makhluk ini menyerang
tanpa peringatan, tapi sekarang dia benar-benar berbicara.
"... Tapi, keberuntunganmu berakhir di sini.
Hari ini aku akan mandi dengan guyuran darahmu, dan kemudian kami, orang-orang
pilihan dari prefektur Saga, akan menaklukkan dunia ini dan memerintah sebagai
ras paling unggul! "
Raja berkata dengan suara bergairah yang lebay.
Jadi mereka dulunya adalah orang-orang dari prefektur Saga...
"Aku akan membayar hutang yang kemarin dengan
bunga!"
"Hmph ... Darahmu akan kutumpahkan di lantai
hari ini."
"Kukuku ... Kau harus merasakan kekuatan
sejati kami ..."
"Seorang raja iblis sepertimu hanya akan kami
hajar!"
Sena, Yozora, Kobato, dan Maria mulai mempersiapkan
diri untuk pertempuran, Yukimura mulai menari dan meningkatkan kekuatan serang
kelompok kami, sementara Rika menggunakan tekniknya untuk mendukung kekuatan
pertahanan kelompok kami.
"GUOOOOOOO!"
Raja Iblis menyerang ke arah kami sambil
mengayunkan kapaknya dan pertempuran akhirnya dimulai.
Serangan Raja Iblis sangatlah kuat, tapi pola
serangannya tidak banyak berubah ketika kami terakhir kali bermain, sehingga
semua orang, dengan pengecualian Kobato dan Maria yang baru kali ini
melihatnya, mampu bertarung dengan baik dan semuanya berjalan dengan
terkendali.
Terakhir kali kami bermain, Yozora meninggalkan
Sena, dan Sena menggelitik Yozora di dunia nyata untuk menghalang-halanginya
bermain–tapi saat ini tidak ada hal seperti itu.
Setiap kali aku melihat, bar point dari Raja Iblis berkurang sedikit demi sedikit. Aku
berpikir bahwa kemenangan sudah berada di genggaman kami.
... Kemenangan kami? Itu sangat salah ...
Aku hanya berlindung di pinggir agar tidak menjadi
pengganggu dalam pertempuran tersebut.
Meskipun begitu, aku telah belajar kemampuan baru
seperti Level Up, tapi itu hanya mirip seperti, 'Bersiaplah untuk FAP',
'Siapkan tisu', atau 'Kunci pintu', itu hanyalah hal-hal yang cocok dilakukan
sendirian untuk bersenang-senang, aku bahkan tidak bisa masuk ke 'waktu
pertapa'.
Sekarang, aku bahkan bukan seorang pertapa... Aku
hanyalah seorang NEET.
"Haaa ... Ah"
*Dorong*
Aku mendesah ketika aku memeriksa daftar
keterampilan tak berguna yang aku miliki dan secara tidak sengaja menekan
tombol 'Turunkan celanamu'.
Kemudian aku (atau lebih tepatnya karakterku) mulai
melepas celana dengan terburu-buru.
"Apa- UWAAA, TUNGGU, AKU!"
Aku bingung dan mencoba untuk membatalkannya
secepat mungkin, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya.
"Eh, tunggu, Kodaka? Apa-apaan itu ?!"
Yang pertama melihatku adalah Rika.
"Aniki ... Betapa berani dirimu..."
Yukimura berkata sambil menatap ke arahku.
"J-jangan lihat!"
Bahkan jika bagian itunya disensor, bagi seseorang
dengan kepribadian sepertiku, memperlihatkan tubuh bagian bawah adalah suatu
hal yang sangat memalukan, sampai-sampai aku mau mati.
"B-bagaimana cara memasang kembali
celananya?!"
"Umm, sekali kau melepas celanamu, tidak
mungkin kau bisa memasangnya kembali sampai pertempuran berakhir."
"Hei, Rika! Kau mematikan perisai
pertahanannya! Apa yang kau-?"
Yozora sedang terlibat dalam pertempuran jarak dekat
dengan raja iblis, dan ketika dia melihat ke belakang, dia pun kehabisan
kata-kata.
"K-Kodaka ?! A-Apa yang sedang kau lakukan ?!
"
Gerakan Yozora berhenti, dan pada saat itu, suatu
hantaman kuat dari Raja Iblis mengenai tepat di punggungnya.
"Shi-"
Serangan yang mendarat di punggungnya adalah suatu
serangan fatal yang bisa memperburuk keadaan, itu berarti, Yozora mati
seketika.
Tubuh Yozora tumbang ke tanah dan menumpahkan darah
ke mana-mana.
"Onee- K-Kesatriaku!"
Kobato berteriak dengan kaget.
... Tidakkah dia mencoba untuk mengatakan
'Onee-chan' tadi? Aku tidak tahu bahwa dia sudah sedekat itu dengan Yozora ...
Setelah membunuh Yozora, Raja Iblis mengarahkan
tatapan matanya pada Kobato dan menyerangnya.
"Aku akan melindungimu, Kobato-chan! Cepat bersembunyi
di balik punggungku sekarang! "
"TIDAK!"
"(• Ω •`) "
Kemudian, setelah dia menolak bantuan Sena, Kobato
mencoba lari ke arah yang berbeda, tapi dia hanya berakhir dengan terpojok di
depan dinding, dan menerima pukulan langsung.
Sebagai puding hitam yang memiliki pertahanan kuat,
bahkan serangan langsung pun belum cukup untuk menumbangkannya. Tapi karena dia
terus melarikan diri ke arah yang berlawanan dengan kelompok kami, kemudian
terpojok lagi, dia akhirnya menerima beberapa pukulan telak dari Raja Iblis.
Sihir penyembuhan dari Rika pun tidak dapat mencapainya karena jaraknya cukup
jauh Dan dengan demikian, Kobato mati tanpa banyak perlawanan.
"Kau berani melakukan itu pada Kobato-chan,
dasar bajingan!"
Sena mengayunkan pedangnya ke arah Raja Iblis dan
melempar kemampuan apapun yang dia miliki. Ketika melakukannya, Sena
mendapatkan banyak damage, namun Raja
Iblis memanfaatkan celah pada serangannya dan memberikan pukulan telak. Sena
pun mati.
Kelompok ini telah kehilangan petarung utama dan
sekarang kami adalah mangsa yang empuk bagi Raja Iblis. Akibatnya, Yukimura,
Maria, dan Rika diringkus olehnya secara berurutan. Yang tersisa hanyalah
seorang pria yang tidak memakai celana dan alat kelaminnya bergantungan. Dan
aku pun terbunuh dengan cepat.
Dan setelah pertempuran ini, tidak ada seorang pun
yang pernah melihat pahlawan kita lagi.
Dan persis seperti terakhir kali kami memainkan
game ini, narasi terdengar dengan suara muram dan layarnya berubah menjadi
hitam. Hanya ada kalimat 'GAME OVER' yang muncul dengan berlumuran darah.
☺
Hal bodoh aku (lebih tepatnya karakterku) lakukan,
menurunkan moral kelompok. Dan sekarang sudah cukup terlambat, kami bersumpah
untuk mengalahkan Raja Iblis dengan pasti lain kali dan kami pun keluar dari
permainan.
"Ya ampun, itu semua karena Kodaka mulai
melakukan suatu hal yang cabul ..."
"Tepat. Mengapa kau menelanjangi dirimu
sendiri saat itu, apakah kau seorang idiot? "
Yozora dan Sena terus mengeluh padaku sembari
wajahnya memerah sedikit.
"Ini memalukan, bahkan itumu disensor."
"Kau ingin membuat game ini menjadi genre 18+,
Yukimura-kun ...?"
Rika membalas Yukimura, yang mengatakan itu dengan
kekecewaan terlihat di wajahnya.
"Hei, hei. Mengapa tempat di sekitar batang
milik onii-chan terlihat aneh? Saat itu, aku juga merasakan hal yang sama pada peepee punya Onii-chan, sehingga aku
ingin melihatnya lagi. "
"M-Maria, mohon Aku mohon agar kau berhenti
berbicara tentang bendaku..."
"... Hee... Jadi Kodaka memiliki semacam
perasaan itu..."
Rika mengatakannya dengan nada tertarik dan wajahku
terasa semakin memanas.
"T-Tapi jujur, sudah cukup lama sejak kita
terakhir kali melakukan kegiatan Neighbor’s Club seperti ini."
"Menurutmu, salah siapa sehingga kita hiatus
dari aktivitas klub begitu lama?"
Aku menegang setelah dimarahi oleh Sena, tapi
kemudian Kobato berkata, "Ini semua salahmu juga...", dengan suara
kecil, itu menyebabkan wajah Sena juga jadi menegang.
"A-Apapun itu, untuk menebus kekalahan kita,
mari kita banyak-banyak bermain, jadi camkan itu pada pikiran kalian!"
"Ah, ya! kau benar! "
Sena mengatakan itu untuk menyembunyikan rasa
gugupnya dan aku mengikutinya dengan segera.
"Kalau begitu mari kita juga melakukan sesuatu
minggu depan!"
"Tidak perlu menunggu sampai minggu depan,
mungkin besok atau lusa. Bagaimanapun juga, kita akan punya waktu kosong karena
liburan... Kita harus pergi berkaraoke lagi atau sesuatu sejenisnya."
"Itu adalah ide yang cukup bagus dari
seseorang seperti Yozora! Aku akan membuat kalian semua menggigil dengan
suaraku yang bak malaikat! "
"Kau nyanyi saja sendirian."
"Kukuku, kesatriaku ... Jika ini adalah
keinginanmu, maka aku akan meminjamkan CD lagu karakter 'KuroNecro"...
Kami akan bernyanyi duet antara Reisis dan Shen-fa. "
"Hooo, jadi ada juga yang seperti itu? Aku
akan mengatur agar kita berdua bisa menyanyikannya. "
"K-Kobato-chan, berduetlah
denganku-gyapo!"
Lagi-lagi, Sena mendapat tepisan pemukul lalat
ketika dia mencoba mendekati Kobato.
"Kemudian lusa... Pada hari Minggu kami pergi
berkarao—"
"Ah, maaf teman-teman, besok lusa aku sudah
punya acara yang harus aku lakukan."
Setelah aku menyela Yozora, semuanya melihat ke
arahku sekaligus.
"Kau punya rencana di akhir pekan...? Apakah
kau sudah menjadi orang yang normal ...!? "
"Aku tetaplah seorang Kodaka, namun sesuatu
yang sangat berani sudah terjadi!"
"Kukuku ... Aku yakin, kau harus memasak ramen tonkotsu, bukan?"
"Bukan begitu! Kadang-kadang, bahkan orang
sepertiku juga merencanakan sesuatu di akhir pekan, dasar idiot ... Namun ini
memanglah suatu hal yang begitu langka... "
Setelah aku selesai mengatakan itu sambil mencibir,
Rika mengatakan:
"Aku ingin tahu, rencana apa yang
menyibukkanmu di akhir pekan?"
"Itu, umm..."
Tak ada alasan aku menyembunyikannya, tapi aku
punya perasaan bahwa jika aku mengatakannya tanpa pikir panjang, orang-orang
ini akan marah padaku. Tapi, aku kira jika aku menipu mereka, itu tidaklah
jujur, jadi aku akan mengatakan kebenaran...
Monolog ini berjalan melintasi kepalaku.
"Aku pernah mendengar bahwa, anggota dewa osis
berencana pergi dengannya dalam suatu tour ke pemandian air panas. "
Yang mengatakan itu secara tiba-tiba bukanlah aku,
tapi Yukimura.
"" "" "" PEMANDIAN
AIR PANAS ?! "" "" ""
Suara terkejut dari enam orang bergema di ruangan.
Enam orang—Jika kau bertanya mengapa aku juga ikut
menjerit. Jawabannya sederhana. Karena aku baru tahu bahwa aku akan diajak ke
suatu pemandian air panas.
"APA MAKSUDNYA?!"
"APA MAKSUDNYA?!"
Sena dan Yozora mendekat ke arahku.
"Yang aku dengar hanyalah, aku akan diajak
pada suatu tour untuk memeriksa penginapan yang akan dipakai oleh para pelajar
pada saat kursus pelatihan ski. "
"Mengapa harus Kodaka?!"
Sena dan yang lainnya terus menghujani aku dengan
pertanyaan tanpa henti. Tentu saja, aku tidak punya pilihan selain menjelaskan.
"Yah, kami hanya akan tinggal di sana selama
satu malam dan kembali keesokan harinya. Sepertinya ini bukanlah suatu
permasalahan yang besar. "
Dan sebagai balasan terhadap perkataanku, seseorang
yang dengan tenang melihat wajah masam semua anggota, Rika mengatakan,
"Aku ingin tahu, apakah klub kita baru saja kedatangan seorang pelepas
nafsu birahi yang beruntung atau semacamnya...," dalam erangan yang amat
kesal.
"... Aku bertaruh, kau akan 'tanpa sengaja'
menyerang ke dalam bak mandi perempuan atau mengelupasi yukata milik salah
seorang gadis dan mengekspose tubuh telanjang gadis malang itu. "
Anggota lain mengangguk dalam-dalam.
"Tidak begitu... Aku akan memastikan bahwa itu
tidak akan terjadi!"
Aku tidak bisa mengatakan bahwa itu benar-benar
tidak akan terjadi.
"Sekarang nasi sudah menjadi bubur, kami tidak
punya pilihan selain melakukan itu, bukan ...?" Kata Sena.
"Itu?"
"Ya ...
kau benar ..." Yozora mengangguk.
"Memang."
"Ya."
Sepertinya Yukimura dan Rika juga memahami maksud
Sena.
Yozora mulai menarik napas dalam-dalam dan
menyatakan aktivitas klub berikutnya,
"Kita juga akan ikut tour!"
... Secara bombastis, mirip seperti seorang
presiden klub.
0 Comments
Posting Komentar