BAB 2
BIMBINGAN HIDUP HASEGAWA
KODAKA
Begitu aku berdiri, Rika
segera berkata:
"Maaf, tapi Rika perlu
beristirahat sedikit lebih lama," dan dia pun duduk bersandar ke pagar.
Pada saat itu, aku juga
sedang lelah berdiri, jadi aku duduk di samping Rika dan kami berdua pun duduk
bersebelahan.
"Jadi, ini pertemuan
kita yang pertama seperti ini, ya?"
Rika berkata dengan suara
aneh.
"Ada apa dengan yang
penamaan yang tepat itu1?"
"Kalau begitu, bagaimana
dengan 'Meeting of the Wise Men'?
Atau 'Human Instrumentality Project2?
'"
Aku kembali menjadi tsukkomi3, dan Rika
mengusulkan segala macam nama baru yang aneh dan menyenangkan.
"Kau sungguh suka
menggunakan nama-nama yang terdengar berlebihan dan keren, bukan? Seperti tokoh
dari manga dan anime. "
"... Mhm."
Rika tampak malu dan mulai
memerah.
"Seperti kamarmu yang
disebut 'Sigma Sect'."
"Kenapa kau tidak
memberitahu Rika sebelumnya, ketika kau memasuki tempat itu!"
"Atau 'Nine Lives Breaker'."
"Uuuh... kau membuat
Rika tampak begitu kekanak-kanakan."
Mengatakan itu sambil
mendongkol, Rika memang tampak sangat imut.
"Daripada
kekanak-kanakan, tidakkah itu lebih seperti chuunibyou4?"
"Ap—"
Mata Rika terbuka lebar
setelah mendengar kata-kata memalukan tersebut.
"Secara mengejutkan, kau
dan Kobato terlihat rukun, ya?"
"T-Tentu Rika mencintai
seri 'Iron Necromancer' dan Rika
sungguh percaya bahwa Rika ingin berbincang-bincangdengan Kobato-san, tapi ...
"
Pada saat itu, dia
mengalihkan matanya, seolah-olah dia seperti akan dihukum.
"... Maksud Rika, karena
ketegangan tadi, kau sekarang mengatakan hal-hal yang jahat, bukan?"
"Tadi aku kalah darimu
dengan cukup telak. Setidaknya, biarkan aku membalas budi. "
Kata-kataku semakin tajam dan
aku pun terus mengkritik Rika. Itu membuatku tertawa.
"... Tapi, Kodaka-senpai, kau
mengatakan beberapa kata yang sangat mencurigakan sebelumnya, bukan?"
"Eh!"
Ketika Rika mengatakan itu,
wajahku mengejang sedikit.
Melihat aku mengingat
beberapa argumen dari pertarungan tadi, dan keringat dingin mulai bercucuran
dari dahiku, Rika pun menanggapinya dengan cekikikan:
"Haha ..."
Aku pun hanyut dalam suasana
dan tertawa dengan tegang.
Meskipun kami saling
mencurahkan emosi selama pertarungan sebelumnya, seperti yang kau lihat,
secepat itulah mereka kembali ke keadaan biasa dan begitu memalukan.
Maksudku, bagaimanapun juga,
jika aku melihat seseorang yang tidak kukenal sedang bertarung di bantaran
sungai yang kering, aku akan mengatakan sesuatu seperti, 'Ah, betapa enak
menjadi anak muda', dan aku pun akan menutup mata untuk itu.
Tapi di sini, segera setelah
kami menyelesaikannya, kami berdua kembali ke keadaan seperti biasa, yaitu
saling malu-malu.
Kami, yang tidak punya banyak
teman, yang bersalah karena sudah menjadi bodoh, yang berpikir bahwa kita tidak
bisa menjadi teman.
Kami bersalah karena hal-hal
itu.
Tidaklah mengapa jika ada
orang yang menertawakan hal itu. Bagaimanapun juga, itu tidak lebih dari suatu
kebanggaan.
Kami telah mengesampingkan
kebanggaan ini dan terus maju.
"... Kalau begitu,
konsultasi kehidupan."
Kembali ke wajah tegang, aku
mengatakan:
"... Apa yang harus
dilakukan."
Aku langsung saja pada
intinya.
"... Apa yang harus
dilakukan, ya?"
Rika menjawab 'tolong bantu
aku' dariku dengan balasan yang terdengar santai tetapi dapat diandalkan,
'yakin', tapi entah kenapa rasanya seperti, suaranyanya sekarang terdengar
tidak yakin.
"... Hah?"
Memandangku dengan tatapan
penuh tanda tanya di wajahnya, Rika mengatakan:
"... Tolong pikirkan itu,
Kodaka-senpai. Rika belum punya teman sampai sekarang. "
"Oh."
"Beberapa waktu yang
lalu, Senpai mengatakan pada Rika, 'ketika bersosialisasi dengan atasan, kau
memiliki kompetensi komunikatif '. Ketika terlibat dalam urusan dengan bertatap
muka, seperti bersosialisasi dengan teman sejawat, jika Rika mengungkapkan
pikirannya, bahkan tanpa komunikatif kompetensi sepertiku, kau bisa
melakukannya. Sumber: Rika ".
"O-Oh."
"Ketika menjadi orang
dewasa, bahkan jika mereka hanya memiliki sedikit kompetensi komunikatif,
mereka dengan terampil mampu menutupinya dalam berbagai situasi. Sebagai
contoh, ketika ketua dewan mengundang aku untuk mendaftar ke akademi ini, itu
adalah kasus hebat sepanjang waktu di mana dia mengarahkan aku."
"Be-begitukah ..."
Aku secara pribadi bahkan
tidak bisa membayangkan bagaimana ketua dewan kita menggunakan kata-katanya dengan
terampil seperti itu, tapi..., bukan hanya 'seorang pria tua aneh yang pernah
berteman dengan ayahku', ia juga 'seorang ahli yang merupakan ketua dewan St.
Chronical Academy '. Aku tidak berpikir bahwa aku sudah mengenal betul sisi
spesifik Kashiwazaki Pegasasu-san pada saat itu.
Tentu saja, seseorang tidak
akan dapat mengetahui semua aspek orang lain, yang memiliki berbagai sisi untuk
dirinya sendiri.
"Dan juga, Rika
setidaknya sanggup membaca suasana dalam berbagai hal, tapi... Senpai juga
berada dalam posisi yang sama denganku ketika dihadapkan dengan situasi serupa,
kan? "
"... Ya, aku kira
begitu."
Aku bisa membaca suasana,
tapi untuk mengarahkan berbagai hal dalam atmosfir seperti itu, aku benar-benar
berbeda dari dirinya.
Jujur, jika hanya tentang
membaca suasana, bahkan anjing atau kucing juga bisa melakukannya.
Setelah itu, jika kau tidak
tahu tindakan tepat apa yang seharusnya diambil, maka seolah-olah itu semua
akan menjadi sia-sia.
Dan juga, sampai sekarang aku
belum bisa mengambil tindakan.
Untuk menjaga suasananya
tetap kondusif, aku pernah menjadi penonton yang mengatakan hal-hal seperti,
'Hah? Apa itu? ", untuk mencoba dan menghindari pertanyaan, dan
mengatakan, 'Berhenti!', secara paksa untuk memecahkan suasana.
Aku telah melakukan hal-hal
seperti itu lagi dan lagi.
Tentu saja, itu bukanlah hal
yang aku inginkan untuk berperilaku tidak jujur.
Meskipun aku tahu bahwa itu
adalah hal yang salah untuk dilakukan, aku masihlah tidak tahu hal benar apa
yang seharusnya kulakukan.
Tentang perkara itu, Rika
berbeda dari aku—atau mungkin saja seperti itu.
"Dengan itu, berarti
..."
Rika mengambil napas
dalam-dalam, kemudian:
"Pertanyaan tentang
bagaimana memahami kedalaman hubungan manusia, mengapa Rika dapat diandalkan
dalam hal seperti itu?! "
"Jadi kau hanya
sok-sokan!"
Aku kembali membentak Rika,
yang dengan bangga membusungkan dadanya dan mengatakan hal-hal seperti itu.
"'Jika kau mengalami
masalah besar yang tidak bisa kau pecahkan sendiri, mintalah bantuan pada Rika,
Rika dapat membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin', apa yang terjadi
dengan kata-kata terpercaya yang pernah kau katakan itu?!"
"Tehehe... Rika hanya
akan mengikuti arus (• ω <)"
"Mengapa kau!"
Aku sangat terganggu dengan
'tehepero' imutnya.
"P-Pertama-tama, mari
kita mencari tahu situasinya."
Sembari mengatakan itu, Rika
menghindari pertanyaan tersebut.
"Seminggu yang lalu,
Sena-senpai menyatakan cinta pada Kodaka-senpai."
"Ah...."
"Dan, karena tidak tahu
apa yang harus dilakukan, Kodaka-senpai pergi begitu saja dari tempat itu.
Senpai melarikan diri dari kenyataan dengan bepergian bersama Dewan OSIS.
Senpai tidak menunjukkan wajah sedikit pun di ruang klub setelah kejadian itu.
Seperti itulah situasi kita sekarang. "
"... I-Itu benar."
Mendengar lagi hal itu
sungguhlah memalukan.
"... Untuk mengalahkan
Kodaka-senpai, Rika menghabiskan beberapa hari di 'Nine Lives Breaker' untuk mengembangkan sesuatu, dan tidak datang
ke kegiatan klub. Namun, Rika mendengar keadaan ruang klub dari Yukimura-kun.
Yukimura-kun datang ke ruang klub seperti biasa sejak saat itu, dan melakukan
kegiatannya seperti biasa. Sena-senpai juga datang untuk bermain game seperti
biasa sejak saat itu ... Tidak terjadi apa-apa pada dua orang itu. "
Aku menganggukan kepalaku
ketika mendengar kata-kata serius dari Rika.
"Itu benar ... Aku juga
pernah mendengar itu semua dari Yukimura."
Kashiwazaki Sena dan Kusunoki
Yukimura.
Keduanya adalah pribadi yang
kuat.
Sungguh kuat, keren, dan
mempesona.
Aku tidak percaya bahwa aku
sanggup menjadi begitu menakjubkan seperti mereka berdua.
"Kodaka-senpai tidak
lagi datang, jadi Kobato-san tidak datang juga. Maria-san datang sesekali untuk
makan makanan ringan. "
Tentu saja, aku tahu bahwa
Kobato tidak pergi ke ruang klub. Dan sebelumnya, aku juga mendengar dari
Yukimura tentang Maria, sebelum aku datang ke lantai atap.
"Sekarang, tentang
Yozora-senpai. Setelah Kodaka-senpai berlari, Sena-senpai berbicara tentang
kapan dia pertama kali jatuh cinta pada Kodaka-senpai. Yaitu ketika berada di
kolam renang, ketika menginap di rumah Sena-senpai, ketika hanya kalian berdua
belajar kelompok. Dan Yozora-senpai sama sekali tidak tahu tentang semua hal
itu. "
Rika tampak tak acuh di saat
mengatakan itu, tapi matanya tampak tidak senang, itu sungguh menakutkan.
"... Ketika Sena-senpai
selesai berbicara, Yozora-senpai meninggalkannya dan tidak pernah kembali
sekalipun ke klub sejak saat itu. "
"Untuk saat ini,
setidaknya dia datang ke sekolah seperti biasa, kan...?"
Dari awal, Yozora dan aku
tidak saling berbicara di dalam kelas, tapi sejak hari itu, kami begitu sulit
memandang satu sama lain dan mencoba untuk saling menghindari.
Itulah sebabnya aku tidak
benar-benar tahu apa yang Yozora sedang pikirkan saat ini.
"Hari ketika
Yozora-senpai meninggalkan ruang klub, dia berbalik, bagaimana ya Rika
mengatakan hal itu..., benar-benar seperti seekor anjing dengan ekor di antara
kedua kakinya..., Dia juga tidak mengatakan sepatah kata pun pada Sena-senpai.
Dia juga tidak menangis atau marah, hanya meninggalkan ruang klub, dan tampak
begitu putus asa. Rika bertanya-tanya, apakah itu sudah terlambat baginya.
"
"Tidak mungkin...."
Bagiku, yaitu seorang pria
yang menunjukkan suasana hati tanpa harapan, Rika mengungkapkan suatu senyum
yang pahit.
"Sepertinya kau tidak
punya pilihan selain berusaha maksimal untuk yang satu ini."
"Berusaha maksimal...,
Itu begitu sembrono...."
Jika karena suatu alasan aku
tidak bisa pulih, maka.....
Melihat adanya rasa takut di
dalam diriku, Rika dengan jelas mengungkap kebenaran di depanku:
"Jika kau tidak dapat
pulih dari itu, kita akan memikirkannya ketika kita menghadapinya, kan? Rika
berpikir semuanya akan berubah dengan lancar. Rika tidak memikirkan hal-hal tak
terduga yang mungkin terjadi. Rika sudah memikirkan itu sejak beberapa saat
yang lalu, ketika dia mengalahkan Senpai. "
Itu adalah kata-kata yang
cukup meyakinkan.
"Pokoknya, kau adalah
seorang bajingan nakal yang tidak..., mempunyai sedikit teman. Hal-hal seperti
'tidak menyakiti siapa pun', atau 'tidak melakukan apa pun yang akan membuat
mustahil kembali ke keadaan semula', itu adalah idealisme yang besar. Jika kau
adalah seseorang yang bisa dengan terampil memecahkan situasi yang kompleks,
sejak awal seharusnya kau tidak perlu masuk Neighbor’s Club, kan?"
Aku juga mengerti betul akan
hal itu, tapi...
"... kau tahu..., kau
cukup kasar, kan?"
"K-kasar... ?!"
Entah kenapa, Rika
menunjukkan wajah penuh penyesalan.
"Setidaknya, mohon
katakan bahwa Rika memiliki ketegasan...."
"Maaf, maaf."
Aku tidak bisa membayangkan
berapa lama Rika menetapkan hatinya untuk mengalahkanku, tapi dia tidak bodoh.
Bukannya si dungu, si kasar,
ataupun si pemberani. Sebagai seseorang yang lebih peka terhadap orang lain
daripada kebanyakan manusia, aku mengucapkan kata-kata yang paling cocok untuk
wanita seperti dia:
"Kau—punya
keberanian."
"Itukah caramu memuji
aku?"
Pipi Rika memerah dan
kemudian dia berkata,
"Apa pun itu, mari kita
kembali ke pokok bahasan utama tadi."
"Oh."
Rika menatap lurus ke mataku
dan melanjutkan perkataannya,
"—Kodaka-senpai, apa
pendapatmu tentang Sena-senpai?"
Sekitar sebulan yang lalu—suatu
hari pada festival atletik, di tempat yang sama, di masa lalu, aku menghindari
pertanyaan yang sama persis.
Namun kali ini, aku akan
menjawab dengan jujur tanpa berusaha untuk menghindarinya.
"Aku suka Sena."
Anehnya, kata-kata itu
terselip dari mulutku dengan begitu lancar.
"Jika itu yang terjadi
...,” Rika tersenyum dan kemudian melanjutkan perkataannya,
"Kau sudah memutuskan
apa yang hendak kau lakukan, kan?"
"... Ya, itu
benar."
Sambil mengangguk-anggukan
kepalanya dengan perlahan kepadaku, Rika mendesah kecil.
"Meskipun kau memintaku
untuk membantu, aku tidak dapat menawarkan banyak bantuan. Maaf, Senpai. "
"Jangan katakan itu,
idiot. Kau benar-benar sudah banyak membantuku. "
Perkataan Rika tercampur
dengan sedikit ejekan terhadap dirinya sendiri, dan aku pun bisa melihat
segalanya dengan jelas.
Apapun yang akan terjadi kali
ini, aku punya teman yang berdiri di sisiku.
Hari ini, untuk pertama kalinya, aku menyadari betapa
menentramkannya suatu hal.
Catatan Penerjemah:
1. Mengacu
pada bagaimana Rika menggunakan kata normal (namun dia tidak normal).
2. Human
Instrumentality Project‘: referensi Neon Genesis Evangelion.
3. 'tsukkomi':
Bagian dari dua orang komedi-aksi Jepang. Kata "tsukkomi" mengacu
pada peran yang memainkan peran "mengganggu" dan memperbaiki
kesalahan boke (orang lainnya).
4. Chuunibyou
: Anak berada di fase di mana mereka berpikir untuk hidup di dunia gelap atau
delusi. Sering terjadi di sekitar kelas 8. Dan juga mungkin berasal dari LN
'Chuunibyou demo Koi ga Shitai!'.
2 Comments
tolong buatin pdfnya min biar bisa di download
BalasHapussaya baca di warnet jadinya makan wakt lama, tapi kalau ada pdf dan bisa di download bisa dibaca di HP tanpa kuota
BalasHapusPosting Komentar