BOKU WA TOMODACHI GA SUKUNAI
JILID 10 BAB 1
CAPAI
"Tolong
beri aku kesempatan untuk menyelamatkan Yozora."
Aku
menatap mata Hinata-san secara langsung, sembari aku perkeras tekadku.
Pada
saat itu, kata-kata yang pernah Pegasus-san ucapkan padaku melayang-layang di
benakku:
--Mungkin
memikirkan hal-hal seperti: “Aku ingin melindunginya, ingin menyelamatkannya, ingin
membuatnya bahagia”..... adalah suatu kebodohan.
......
Pria sehebat Kashiwazaki Pegasus mengatakan bahwa menyelamatkan seseorang
adalah suatu kebodohan.
Aku
bertanya-tanya pada diriku sendiri: “lantas apa yang orang seperti aku bisa
lakukan?” Aku adalah orang yang paling mengerti tentang kelemahanku sendiri.
Meskipun
begitu, aku tidak bisa memendamnya lagi.
Bahkan
jika aku tidak menolong apapun, aku harus bisa mengulurkan tanganku pada
Mikadzuki Yozora.
Dengan
cara yang sama, Shiguma Rika juga melakukan itu terhadapku tempo hari.
Atau
mungkin, dengan cara yang sama pula, Sora melakukan itu terhadap Taka.
Hinata-san
memberikan suatu tatapan bingung kepadaku.
"......
Menyelamatkan? Kodaka akan menyelamatkan Yozora?”
"Ya."
"Ha
ha. Aku dengan senang hati akan menerima perasaanmu itu, tapi tidak untuk yang
lain.”
Hinata-san
memberiku senyum ironis dan mulai menjauh ketika aku berkata:
"Aku
serius!"
"......
Memangnya Yozora itu siapamu?"
Sambil
mengerutkan kening, Hinata-san bertanya.
"Yozora
adalah..."
Kata-kata
itu menyangkut di tenggorokanku.
Aku
benar-benar tidak tahu bagaimana cara Yozora memandangku.........
.....karena
aku juga tak tahu bagaimana caraku memandang Yozora.
"Yozora
adalah ...... Mungkin aku bukanlah apa-apa baginya. Selama ini, seperti itulah
yang terjadi.”
Selama
ini, seperti itulah yang terjadi.
Atau
mungkin, belum.
Yozora
jelas-jelas mengatakan kepadaku bahwa, 'kita bukan lagi teman'.
Tetapi
bahkan Sora dan Taka bukanlah teman sejak awal.
Ketika
waktu itu aku di-bully oleh beberapa teman sekelas, Sora, si orang asing yang
tidak memiliki hubungan apa pun denganku, melemparkan dirinya sendiri ke medan
pertempuran, walaupun dia tidak punya bala bantuan.
Semuanya
berawal dari insiden itu.
Sejak
awal, kita berdua hanyalah orang asing.
Jadi--
"Jika
kau bukanlah apa-apa baginya, maka menjauhlah darinya."
Kata
Hinata-san, dengan nada bicara yang tenang namun kuat.
Itu
adalah pertama kalinya aku mendengar orang yang menyenangkan tersebut berkata
demikian. Namun meski begitu ...
"Tidak
mungkin."
"Apa?"
Aku
memberi jawabanku tanpa suatu keragu-raguan. Hinata-san pun menjadi bingung.
Pada
awalnya, semua insan di dunia ini tidaklah memiliki hubungan.
Tapi
itulah sebabnya mengapa terdapat suatu makna, ketika kau menjulurkan tanganmu
untuk membuat koneksi dengan orang lain.
Jadi,
hanya karena kau mengatakan bahwa aku bukanlah apa-apa baginya, aku bukanlah
temannya dan aku tidak terkait dengannya?
"Walaupun
aku bukan apa-apa baginya, bukan berarti aku harus berdiri dan tidak melakukan
suatu hal pun."
Beberapa
saat kami lalui dengan saling pandang.
"......
Kau ini pria yang cukup suka mencampuri urusan orang lain, ya?"
Wajah
Hinata-san menunjukkan bahwa seakan-akan dia menyerah. Kemudian, dari jarak
yang cukup jauh dia berkata:
"-
aku mempercayakan dia padamu."
Ya.
Aku pun mengangguk.
Mungkin
aku memang suka mencampuri urusan orang lain, mungkin itu hanyalah suatu omong
kosong, mungkin itu adalah suatu kebaikan yang tidak beralasan, mungkin itu
adalah suatu hal yang menjengkelkan atau bahkan merendahkan.
Tapi.
Ketika
ini melibatkan suatu ikatan antar sesama, aku tidak mau kalah.
☺
Aku
akan menyelamatkan Yozora!
............
Aku menggertakkan gigiku dan memikirkan itu sekali lagi. Tapi aku tidak bisa
dengan
jelas
memikirkan tentang alasan apa yang mendasariku untuk melakukan ini.
Pertama-tama,
aku bahkan tidak tahu apa yang Yozora pertimbangkan sebagai pengampunan untuk
dirinya sendiri.
Walaupun
aku yakin bahwa 'ada masalah' di sini, aku masih tidak sanggup melihat masalah
itu dengan nyata. Dan itu membuat aku tidak bisa menentukan jalan keluar untuk
memecahkan masalah tersebut.
Keadaan
keluarga Mikadzuki Yozora, dilihat dari sisi manapun, itu bukanlah suatu
masalah yang pantas dipecahkan oleh seorang siswi SMA.
Yozora
sendiri tidak pernah meminta bantuan tentang hal itu -- dia sudah menyerah.
Meskipun
berada di dalam situasi tanpa harapan, entah kenapa aku merasa bahwa hatiku
terbebas dari keputusasaan itu.
Berbeda
dengan dinasti Joseon [1] yang diperburuk dengan isolasi, yaitu mengubahnya menjadi
harimau. Aku pernah berada pada suatu situasi di mana aku tidak bisa melakukan
apa-apa, namun kali ini aku mendapatkan jawaban tentang jalan keluar untuk
mengatasi situasi tersebut.
*
Desir desir *
Ketika
aku menunggu sendirian di halaman penginapan, ia pun datang.
Shiguma
Rika -- satu-satunya temanku.
Aku
mengingat bahwa beberapa saat yang lalu dia sempat mengatakan, “Aku punya
masalah, dan aku perlu membicarakannya denganmu."
Kartu
As yang bernama: 'menyuruh teman mendengarkan masalahmu', sekarang tersedia
untuk aku.
Walaupun
aku mengesampingkan --
"H-Halo
Kodaka- san. Shiguma Rika di sini.”
"Y-Ya."
Anehnya,
pipi Rika memerah, dan dia tampak cukup nyaman ...
Aku
sendiri tidak mengerti, tapi wajahku seakan-akan berekspresi dengan paksa.
Sudah
lebih dari setengah jam sejak Rika dan aku bertemu di pemandian campuran secara
tidak sengaja.
Ketika
aku melihat Rika yang begitu memaksakan tubuhnya, aku hanya bisa marah dan
membuang setiap ekspresi kemerahan yang terlukis di wajahku. Aku harus akui
bahwa dia begitu imut...... aku agak ragu-ragu untuk menggunakan ekspresi yang
sering digunakan oleh Sena, seperti : "kunka kunka" atau "pero
pero".[2]
Jadi,
Rika mengatakan sesuatu tentang keinginan untuk 'berterimakasih' padaku, kemudian
menunjukkan -- I-ini buruk, hanya memikirkannya saja, wajahku sudah memerah.
"T-Tentang
apa yang terjadi barusan ...... itu hanya karena aku kegirangan lho! Sekarang Rika
berpikir tentang hal itu. Membiarkan punggungmu menyentuh payudaraku adalah
suatu perbuatan yang keterlaluan, dan aku sudah merenungkan tentang hal itu ...”
"Y-Ya,
kau benar. Bahkan jika kita adalah teman, melakukan hal itu benar-benar sesuatu
yang keterlaluan.”
"Ya
...... A-aku akan berhati-hati mulai sekarang!"
"Tentu!
Aku akan berhati-hati juga!”
Rika
dan aku berteman.
Menyentuh
payudara temanmu adalah suatu kesalahan, kan? Ya ...
"O-Omong-omong,
ada apa? Adakah hal yang ingin kau konsultasikan padaku?”
Seolah
mencoba untuk menghapus suasana aneh tersebut, Rika mengubah topik pembicaraan.
"Ah,
benar! Masalahnya adalah ...... ini tentang Yozora.”
"Tentang
Yozora-senpai?"
"Ya.
Gimana ya ...... Yozora, dia sedang berada pada posisi yang tidak baik.”
Ternyata
sedikit ambigu, tapi sepertinya Rika mengerti apa yang aku maksudkan.
"......
Memang, dia mungkin telah kembali ke Neighbors Club, tapi sepertinya dia
terpaksa, bukan? Siapa tahu bahwa suatu saat nanti tiba-tiba dia pergi lagi......
dan tidaklah aneh jika dia benar-benar melakukan itu suatu saat nanti.”
"Ya
..."
Aku
mengangguk, dan setelah menimbang-nimbang apakah ini baik untuk dikatakan
ataukah tidak, aku pun mengatakan ini:
"......
Yozora ...... tidak berhubungan baik dengan orang tuanya."
"Uh
huh..."
"'Uh-huh
...' katamu?"
Secara
mengejutkan, aku mendapatkan reaksi hampa dari Rika, dan itu sedikit membuatku
kebingungan.
"......
Masalah seperti tidak berhubungan baik dengan orang tua, terkadang itu adalah
suatu hal yang selalu terjadi dalam kehidupan nyata.”
Rika
menjawab dengan nada dingin, seolah dia menyemburkan kata-kata tersebut.
Mood-nya
berubah dengan tiba-tiba, dan aku menyadari bahwa aku mengepalkan tanganku sembari
melotot ke wajah Rika.
Hal
ini menyebabkan Rika tersentak, dan dia memberikan senyuman kecil yang kecut.
"Ahh
tidak seperti itu, hanya saja, Rika juga tidak terlalu akur dengan
keluarganya."
"......Apakah
begitu?"
"Y-Yah,
masalah keluarga Rika tidaklah penting sekarang, iya kan?"
Rika
dengan paksa mengingkari hal tersebut.
Itu
jelas-jelas adalah suatu hal yang 'tidak penting'. Namun karena prioritas saat
ini adalah permasalahan Yozora, aku pun memutuskan untuk mengabaikannya sekarang.
"Dalam
kasus apapun, aku menolak untuk mencampuri masalah keluarganya tanpa persetujuan
darinya terlebih dahulu."
“Aku
paham……"
Aku
tidak menyangka bahwa dia akan menolaknya lebih dari itu, dan aku merasa
seperti angin meninggalkan layar kapalku.
"Tapi
kau tahu, pasti tidak akan begitu buruk jika kita membantunya agar bisa bergaul
baik dengan kakaknya?”
Hinata-san
ingin menjalin hubungan yang lebih baik dengan Yozora.
Dan
pendapat pribadiku sebagai seorang kakak, jika semisal Kobato menolak diriku
seperti Yozora menolak Hinata-san.... itu pasti akan membuatku begitu tertekan.
Bahkan
selama aku meninggalkan klub, aku dan Kobato masihlah saling sapa setiap hari.
Selama waktu itu, ia tidak pernah marah padaku atau menyalahkan diriku.
Malahan, kami bergaul seperti biasa.
Betul
juga, aku sungguh bersyukur bahwa Kobato memperlakukan aku seperti itu.
Itu
juga berlaku untuk Yozora. Memiliki keluarga yang peduli padanya pasti akan
sangat membantu dirinya. Aku ingin mempercayai hal itu.
Aku
memikirkan hal-hal itu sembari aku memeriksa reaksi Rika.
"......?
Yozora-senpai ...... memiliki seorang kakak?”
Rika
mengatakan itu dengan terkejut.
"Ya,
kau belum pernah mendengar tentang hal itu dari Hinata-san?"
Karena
Rika dan Hinata-san tinggal satu kamar, aku menganggap bahwa dia sudah
menceritakan hal ini.
“Aku
tidak berbicara terlalu banyak dengan orang itu ...... tunggu, jangan-jangan?!"
"Yap."
Aku
menjelaskan kepada Rika bahwa Yozora dan Hinata-san adalah bersaudara. Melihat
fakta bahwa Yozora dan juga Hinata-san tidak menutup-nutupi hal ini, aku berasumsi
bahwa tidaklah masalah bila aku menyampaikan kenyataan ini pada Rika.
"......
aku paham ...... jadi, aku yakin bahwa merekalah yang sering disebut dengan
nama 'saudari cantik', iya kan?...... Tsk- "
Rika
sedikit mendecakkan lidahnya. Tampaknya, ekspresi kompleks di wajahnya masih
belum sepenuhnya hilang ...... meskipun demikian, dia masihlah tampak imut.
"......
Nah, jika Hinata-senpai ingin berhubungan lebih baik dengan Yozora-senpai, maka
aku pikir tidaklah masalah jika kita mengulurkan tangan.”
"Itu
benar."
Aku
mengangguk untuk menyetujui Rika.
"......
Oke, jadi tujuan pertama kita untuk saat ini sudah terbentuk."
"Dalam
kasus ini, tidakkah membiarkan mereka melakukan suatu hal bersama-sama adalah jalan
keluar standar……? Misalnya, bermain game atau menonton film bersama.”
"Tidak
ada jaminan bahwa melakukan hal-hal seperti itu akan membuat mereka lebih dekat
... ... itu adalah perkataan dari seseorang yang sudah memiliki pengalaman
serupa.”
Rika
tersenyum pahit.
Itu
mungkin karena dia tahu bahwa Yukimura tidak melihatnya sebagai seorang teman.
"Jika
ada cara pasti untuk membuat orang bergaul lebih baik, maka tidak ada orang
yang perlu khawatir dengan hubungan sesama manusia ...... Untuk saat ini, mari
kita mencoba rencana untuk membuat mereka bermain bersama-sama.”
"Y-Ya,
kau benar." Aku mengangguk, "...... Kalau begitu, akan lebih baik
untuk mengeksekusi rencana tersebut dalam momen liburan ini. Tidaklah mungkin
jika kita membuat mereka berdua bermain bersama-sama secara tiba-tiba, jadi aku
percaya bahwa kita harus memulainya dengan pertandingan bersama antara anggota
OSIS dan Neighbors Club. Dengan begitu, Yozora mungkin akan setuju untuk
berpartisipasi.”
"M-Memang
..."
Entah
kenapa, Rika tidak tampak begitu antusias.
"Apakah
ada yang salah?"
"......
Tidak, hanya saja, ide anggota OSIS tentang 'ikatan' agaknya terlalu kuat.
Terutama Hidaka-senpai ...... aku mengerti bahwa dia mungkin adalah orang yang
baik hati, tapi ...... sejak awal, dia terlalu terbuka...... 'sosialisasi telanjang'
yang mereka paksakan terhadap kita adalah sesuatu yang mengerikan, Yozora-senpai
membiarkan orang itu untuk melakukan tindakan yang menjijikkan padanya tanpa
persetujuan darinya ...... Rika tidak akan pernah melakukan aktifitas seperti:
pergi ke mandi bersama dengan seseorang, kecuali orang tersebut bisa percaya, dan
ia tidak memiliki firasat buruk tentang mereka tapi-- "
Rika
sedikit tersipu.
Begitupun
denganku, aku bisa merasakan wajahku sudah mulai memanas.
"......
Y-Yah, Rika menahannya demi Yozora-senpai."
Rika
mencoba untuk menutup-nutupi kesalahan berbicaranya dengan menambahkan kalimat
tersebut.
"A-Aku
paham. Setelah insiden seperti itu ...... apa yang harusnya kita lakukan
sekarang?”
Tampaknya,
aku harus menyatukan anggota OSIS dan Neighbors Club bersama-sama: kami
ber-sebelas.
Meskipun
begitu, aku tidak tahu caranya menjadi playmaker pada kesebelasan ini, tanpa
suatu persiapan pun.
-------------------------------------------------------------------------
Catatan
Kaki
[1]
Suatu kerajaan Korea yang berlangsung sekitar 500 tahun (1392-1897)
[2]
Cara yang sangat menyimpang untuk menggambarkan “mengendus” dan “menjilat”. Onomatopoeia.
0 Comments
Posting Komentar