RAKUDAI KISHI NO EIYUU-TAN
JILID 1 BAB 2 BAGIAN 4
PENGUNJUNG DARI RUMAH LAMA
Lima murid laki-laki
bermata liar mendorong lingkarang para murid perempuan di hadapan Ikki, dan
satu orang yang tingginya mencolok di antara mereka berbicara dengan suara
berkuasa sebelumnya.
"Kamu terlihat sangat
populer, tetapi bukankah menggoda semua perempuan di kelas berlebihan?"
Monopoli Ikki terhadap
semua perempuan di kelas nampaknya membuat murid laki-laki yang lain kesal,
kalau pembuluh darah di keningnya merupakan sebuah pertanda. Tetapi para murid
perempuan tidak setuju dengan sikap itu.
"Ada apa denganmu,
Manabe!? Apa kamu iri?"
"Jangan menggerutu
karena kamu tidak populer! Menjijikkan!"
Kata-kata mereka membuat
murid laki-laki yang lain kesal.
"Apa yang kamu
bilang!? Jangan menghina Ma-kun!"
Pengikut Manabe sekarang
mengancam murid perempuan, kalau mereka mau mencari ribut, Ikki pikir lebih
baik kalau hanya dia yang diserang. Dia menunduk sedikit kepada mereka, mencoba
menenangkan mereka.
"Kalau aku mengganggu
kalian, aku minta maaf. Membuat keributan setelah sekolah memang tidak pantas,
seperti yang kamu bilang."
"Apa-apaan ini? Apa
kamu mencoba berpura-pura baik, dasar penipu?"
"Penipu? Apa
maksudmu?"
"Walaupun kamu bisa
menipu para perempuan idiot ini, kamu tidak bisa menipuku. Tidak mungkin Rank F
bisa mengalahkan Rank A. Pertandingan itu mungkin palsu, untuk menjadi populer
seperti ini."
"Eh, aku tidak menipu
siapa pun. Dan kamu tidak sopan kepada Stella."
"Jadi kamu masih
mengatakan kamu mengalahkan Rank A? Tidak tahu malu. Kalau kamu memang sekuat
itu, mari bertarung sedikit sekarang dan kita lihat."
Mendengar kata-katanya,
lima laki-laki mengelilingi Ikki seperti hyena mengelilingi mangsanya, dan
mereka memanggil Device mereka. Kagami berteriak melihat itu.
"Hey tunggu! Apa
kalian serius!? Kalian akan diskors kalau menggunakan Device di sini!"
"Diam! Mundur kalau
tidak mau terluka."
Keempat pengikut Manabe
mengabaikan peringatannya dan menghunuskan senjata mereka. Melihat dari
ekspresi kejam mereka, mereka tidak menggunakan wujud ilusi. Tetapi bahkan
dalam situasi ini, Ikki tetap tenang dan berusaha mengendalikan keadaan.
"Tidak, kita tidak
bisa melakukannya di sini. Seperti yang di katakan Kusakabe-san, bertarung di
kelas melanggar peraturan sekolah. Kekuatan kita sebagai murid ksatrai dibatasi
di akademi ini, dan kita tidak diperbolehkan menggunakannya di luar area yang
diizinkan. Kalau kalian mau bertarung, mari pergi ke tempat lain. Aku akan
melayani kalian sampai malam di salah satu arena latihan."
Ikki mengatakan dia mau
bertarung di salah satu arena latihan. Dia mau menemani orang-orang ini
meskipun mereka tidak layak dilawan dan dia lebih tertarik menemukan adiknya.
Dia berlaku sebagai senior, memuaskan juniornya.
"Bangsat…."
Tetapi pembuluh darah lain
muncul di kening Manabe, karena Ikki sudah membuat kesalahan. Apa yang
diinginkan Manabe dan pengikutnya bukan pertarungan, tetapi melihat seorang
Rank F merangkak ketakutan di kaki mereka dan memohon maaf karena menggunakan
tipuan untuk menjadi terkenal di hadapan para wanita. Tetapi Rank F ini
mengatakan dia mau bertarung setelah berpindah tempat? Itu sebuah hinaan.
"Jangan besar kepala,
dasar orang tidak naik kelas! Hajar dia, teman-teman!"
Hah? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?
Sudah terlambat untuk
berpikir. Mereka sudah tidak bisa dihentikan untuk memotong Ikki, dan para
murid perempuan berteriak melihat kejadian di hadapan mereka. Ini bukan lagi
kekacauan yang dapat diselesaikan dengan damai. Ikki menghela napas. Dia harus
menggunakan kekerasan sekarang.
"Senpai! Aku akan bersaksi
kamu bertahan diri, jadi hajar mereka!"
Kagami mendesaknya untuk
bertarung dan berjanji untuk membebaskannya jika pihak berwenang sekolah
memeriksa. Tawaran yang bagus, tetapi―
"Tidak, tidak
usah."
Tidak usah, karena dia
tidak perlu menggunakan Device-nya di pergumulan ini.
Dalam sekejap, Ikki
memfokuskan pandangannya. Dia tidak perlu warna, jadi Ikki memotong detail itu,
dan melihat dunia bergerak dalam abu-abu, dia memindahkan ketajaman dari
pemahaman warnanya ke pemahaman gerakan. Setelah melakukan itu, gerakan di
sekitarnya terlihat melambat. Ini bukan kekuatan spesial, cuma peningkatan
kesadaran yang bahkan manusia biasa lakukan ketika terdesak bahaya, kecuali
Ikki melakukannya secara sadar karena, tentunya, dia tidak bisa mencapai
konsentrasi yang dibutuhkan untuk menang dalam satu menit tanpa kemampuan
semacam ini.
Dunia abu-abu di sekitarnya
menjadi pelan dan menjadi gelap seperti tenggelam ke dasar laut, dan Ikki
menganalisis sekitarnya. Ada empat musuh di kiri, kanan, depan, dan belakangk.
Yang paling cepat adalah yang menggunakan pedang Jepang dan datang
langsung dari depan.
Melihat itu, Ikki dengan
pelan menggunakan bagian belakang tangan kanannya untuk memukul bagian tengah
pedang, dan dengan gerakan yang benar-benar santai, mengubah arah ayunan pedang
itu.
"Eh―?"
Keterkejutan timbul di muka
murid yang mengayunkan pedang itu. Pedangnya berayun secara horisontal melewati
Ikki, dan pada saat yang sama, Ikki menggunakan kakinya untuk membuatnya
tersandung.
"Waaah!"
Ketika dia tersandung, dia
menabrak temannya yang datang dari belakang Ikki dengan Device berbentuk pedang
panjang, dan mereka berdua bertabrakan ke meja terdekat.
Dua jatuh.
"Bajingaaaaan!"
"Maattiiiiii!"
Dua orang datang dari kiri
dan kanannya secara bersamaan dengan kapak. Mereka berdua menyerang kepala
Ikki, jadi melawannya mudah.
"Hup―"
Ikki menekuk lututnya dan
menunduk. Sedetik kemudian, terdengar dentingan logam di atasnya. Itu adalah
suara kedua orang itu menyerang dengan sekuat tenaga.
"Aaaaaaaaah!"
Mereka berdua jatuh sambil
berteriak. Efek pukulan itu sudah membuat lengan mereka kebas.
Satu lagi.
"Si-Sial!"
Kesombongan Manabe sudah
tidak terlihat. Dia tidak dapat memahami bagaimana teman-temannya dikalahkan
dengan mudah, jadi dia memanggil Device-nya dengan dalam kebingungan. Sebuah
pistol revolver dengan kaliber besar, Device yang tidak umum bagi orang timur,
dan dia membidik moncongnya ke arah Ikki. Dia dapat menembakkan peluru sihir
hanya dengan menekan pelatuknya.
Ikki sudah bergerak. Dia
mengambil penghapus dari meja seseorang di dekatnya dan menjentikkannya ke atas
dengan jempolnya. Penghapus itu mengenai langit-langit, memantul ke bawah,
dan―mengganjal sela di bagian hammer.
Manabe menjerit tanpa suara
seperti dia melihat hantu. Ikki melumpuhkan pistol itu dengan cara yang sama
sekali tak terbayangkan.
Ikki melangkah ke sisi yang
tidak terlihat Manabe dan tidak memiliki pertahanan, dan―
*Plak!*
―menepukkan kedua telapak
tangannya di depan mata Manabe.
"Hii―"
Tetapi sudah cukup.
Walaupun Ikki hanya menepuk sekali, Manabe jatuh ke belakang dan memandang Ikki
dengan mata ketakutan. Dan mengapa tidak? Di depan matanya, Rank F tangan
kosong sudah mengalahkan lima Blazer yang membawa Device dengan mudah. Tidak
mungkin Manabe masih mempunyai semangat bertarung, jadi Ikki tidak perlu
memberikan serangan penyelesaian. Tidak ada pertarungan dengan Device terjadi.
Tidak ada pertarungan yang terjadi.
Dengan hasil itu, Ikki
melihat ke bawah sambil tersenyum yang menurut Kusakabe akan menimbulkan naluri
feminim dari seorang perempuan.
"Mohon kerja samanya,
karena kita akan menjadi teman sekelas selamat setahun penuh."
Manabe hanya bisa
menganggukan kepalanya yang bergetar. Teman sekelas di sekitar mereka juga
terkejut setelah melihat Ikki melumpuhkan lima Blazer tanpa terluka.
"E-Eh? Stella,
bukannya suasannya sedikit dingin?"
"Tentu saja! Apa yang
kamu pikir akan terjadi kalau kamu pamer kekuatan sebanyak itu?"
"Pamer? Aku pikir aku
menahan diri agar tidak melukai mereka."
"Bukankah itu apa yang
membuat semua orang terkejut?"
Stella menghela napas
takjub. Tetapi pada saat itu―
*Plok plok plok*
Tepuk tangan datang dari
pintu masuk kelas. Semuanya menoleh, penasaran siapa itu, dan melihat seorang
gadis kecil berdiri di lorong. Dia memiliki rambut perak pendek dan mata hijau
zamrud. Menunjukkan pesona yang menawan hati semua orang, dan dia tersenyum
dengan bibir merah muda seperti kuncup bunga.
"Kekuatan luar biasa
yang tidak membiarkan orang lemah mendekat. Persis seperti dirimu, Onii-sama[1]."
Suaranya halus terdengar
seperti nyanyian.
Onii-sama. Mendengar itu,
mata Ikki terbuka lebar.
"Kamu, tidak
mungkin…."
Tidak, dia tidak perlu
bertanya. Nada bicara, tubuh, model rambut, dan semua hal lain tentang dirinya
sudah berubah banyak, tetapi hanya satu orang di dunia ini yang memanggilnya
seperti itu. Dia adalah satu-satunya penghuni kediaman keluarga Kurogane yang
membuatnya tenang, satu-satunya adik perempuan yang mengikutinya dengan
langkah-langkah kecil.
"Shizu…ku?"
"Ya. Sudah lama tidak
bertemu, Onii-sama."
-----------------------------------------------
Catatan
Kaki
0 Comments
Posting Komentar