RAKUDAI
KISHI NO EIYUU-TAN
JILID 1 BAB
1
KSATRIA
JENIUS DAN KSATRIA GAGAL
Bagian 5
「Selesai!?」
「Serangannya kena. Seharusnay sudah
selesai.」
「Tidak mungkin, Stella-san yang Rank A
dikalahkan seperti ini….」
「Bukankah dia hanya tidak siap? Kalau
tidak, ini mustahil….」
「…Tidak, tunggu! Lihat itu!」
Penonton yang kebingungan mengalihkan
pandangan mereka ke pundak kanan Stella. Intetsu
memang telah mendarat di sana, tetapi pedang itu berhenti di sana. Serangan
terkuat Ikki tidak bisa melukai Stella sama sekali.
"…Jadi pada akhirnya, seperti
ini."
Mengesampingkan kejengkelannya, sekali
lagi Ikki mundur untuk menghindari panas yang membara, menciptakan jarak di
antara mereka. Lawannya menggunakan sihir sebagai pelindung, dan serangan tanpa
kekuatan sihir yang seimbang tidak bisa melukai Blazer yang terlindung. Sihir
Ikki terlalu terbatas, terlalu lemah. Sehebat apa pun tekniknya, tidak memiliki
cukup sifat Blazer berarti dia tidak bisa menembus kekuatan sihir yang
dikeluarkan tanpa sadar oleh Stella.
Kapasitas aura―jumlah energi spiritual
yang dapat dipakai Blazer untuk menggunakan kemampuannya. Sifat itu tidak dapat
ditingkatkan dengan usaha. Sifat itu sudah ditentukan saat lahir, terikat oleh
takdir… nilai seorang manusia yang sudah ditentukan.
Orang besar diberikan kebesaran untuk
mencapai pencapaian besar. Sejak mereka lahir, semua orang memiliki tempat di
hirarki yang tak terbantahkan. Dengan kata lain, bakat yang dimiliki Stella
sejak lahir menjadi tembok yang berdiri tegak dan menghentikan pedang Ikki.
"Rasanya tidak enak, menang seperti
ini…."
"Sesuai dugaanku, Stella-san segera
mengerti. Intetsu milikku sama sekali tidak bisa melukaimu."
"Tentu saja. Dan karena aku
mengerti, aku menantangmu di duel ini bukan hanya di sihir, tetapi juga
keahlian pedang, untuk menunjukkan bahwa kekuatanku ada bukan hanya dari bakat.
Tetapi tidak seperti yang kuharapkan… Aku akui. Pertarungan ini, aku menang
karena bakat itu."
Ikki memang kuat. Kata-kata usaha yang
dia katakan memiliki bobot lebih dari pada lawan-lawannya sebelum ini. Dengan
bakat Blazer normal, atau bahkan sedikit di bawah, dia sudah bisa mengalahkan
Stella di pertandingan ini. Ini memang menjengkelkan, tetapi Ikki tidak
memiliki itu. Jika dia mengatakan “aku kalah oleh bakat Stella” sebagai alasan
kekalahannya, Stella tidak akan menyangkalnya. Dia punya hak untuk mengatakan
itu.
Dia… memang sekuat itu. Karena itu―
"Aku akan menyelesaikan ini dengan
penuh hormat."
Seketika, Stella loncat ke belakang. Dia
mundur ke garis batas arena yang berbentuk lingkaran, di tembok yang memisahkan
arena dari bangku penonton.
Dengan penuh hormat. Ikki merasa gelisah
karena Stella mundur sejauh itu setelah mengatakan kata-kata itu―tetapi
kegelisahan itu segera digantikan oleh sensasi yang lebih berat.
"Tembus langit biru, api
purgatory." (cek notes) [Pierce the blue sky, blaze of purgatory]
Pada saat mengarahkan Lævateinn ke atas, api yang melapisi
pedangnya terbakar lebih liar dan panas―dan segera pedang itu tidak terlihat
sosoknya, di tempat yang seharusnya ada bilang pedang terdapat pilar cahaya
yang melelehkan atap kubah arena.
「A-apa iniiiii!!!」
「Ini gila! Apa dia masih manusia!?」
Bilah pedang yang mencapai seratus meter
ke atas bersinar seperti matahari, lautan api yang tanpa tanding. Bagi ksatria
Rank A, Crimson Princess, ini adalah Noble Art miliknya yang terkuat. Stella
sudah tidak lagi berniat bertarung dengan pedang. Dia tidak lagi sombong. Ikki
adalah ahli pedang yang jauh melebihinya, dan karena dia mengakui itu, dia
memilih mengakhiri pertarungan ini dengan menghancurkan arena dengan bakatnya
yang tidak adil.
"Sudah selesai. Terima kekalahanmu.
Lebih mudah bagimu juga."
Sebelum dia melepaskan serangannya, dia
mengatakan itu tanpa perasaan. Stella percaya jika ada orang yang mampu
melampauinya seperti ini maka dia akan menang di tempat lain tak peduli sesulit
apa pun, tetapi dia belum pernah bertemu orang yang kekurangan bakat seperti
Ikki yang terpaksa mengambil jalan Ksatria Gagal. Karena itu Stella akan
mengalahkan Ikki untuk dirinya juga, menggunakan kekuatan mutlak dari bakatnya!
Pedang cahaya yang mengayun turun hanya
tahu menghancurkan, membakar seluruh arena.
「Uh, uwaaa!」
「Lari! Kita akan ikut terbakar―!」
"Hey hey…. Apa ini serangan untuk
pertarungan satu lawan satu?"
Karena arena mulai ambruk, murid yang
menonton mulai lari bergerombol sambil berteriak, dan Kurono menyaksikannya
dengan muka masam.
Tetapi berdiri di hadapan kerusakan ini,
Ikki Kurogane tersenyum.
"Adik perempuanku sering berkata,
‘Kakak bisa menjadi apapun selain ksatria-sihir, jadi dia seharusnya mengejarnya
apapun itu.' Mungkin dia benar, karena aku tidak berbakat."
Kalau Ikki Kurogane mau menjadi
ksatria-sihir, minimal dia harus menang di Seven Stars Sword-Art Festival,
tetapi mencoba menang di sana senekat memanjat air terjun dengan perahu bambu.
Ikki mungkin mengetahui itu lebih dari siapapun.
"Tetapi aku tidak bisa mundur
sekarang, karena menjadi seorang ksatria adalah mimpiku. Kalau aku menyerah,
aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri karena tidak menepati janji yang
mengikat kita."
Jadi―
"Jadi aku berpikir, bagaimana orang
yang paling lemah mengalahkan yang paling kuat? Bagaimana aku bisa melampaui
diriku yang lemah? Di sini dan sekarang, aku akan menunjukkan jawabannya."
Ikku mengarahkan ujung Intetsu kepada Stella dan berkata,
"Di sini, dengan kelemahanku yang
paling besar, akan kukalahkan kekuatanmu yang paling besar―!"
Pada saat itu, seluruh tubuh Ikki dan Intetsu mulai bersinar.
Cahaya biru yang berkelip kecil seperti
api―apa itu kekuatan elemen seperti kekuatannya? Stella berpikir begitu sesaat
tetapi kemudian menyangkalnya. Tidak, itu adalah sinar dari kekuatan sihir
sendiri yang memancar sampai terlihat mata.
Kekuatan
sihirnya… meningkat…!?
Mustahil. Kekuatan sihir tidak bisa
meningkat atau berkurang sejak lahir. Kalau begitu apa yang terjadi? Stella
tidak mengerti. Dia tidak pernah mendengar kemampuan yang meningkatkan kekuatan
sihir. Tetapi dia paham satu hal: sekarang Intetsu
yang memancarkan sinar biru memiliki kekuatan untuk melukainya.
―Terus mengapa!? Tidak peduli kekuatan
macam apa yang dia miliki, semua hal di langit dan bumi terbakar menjadi abu di
hadapan matahari!
Tebas dia! Aku
bisa menang hanya dengan melakukan itu!
Jarak di antara mereka lebih dari enam
puluh meter. Tidak peduli apa yang lawannya lakukan, karena pedang cahanya akan
mencapai Ikki terlebih dahulu.
Tetapi orang ini―dia bilang dia akan
menembus pemikiran itu!
"Apa!?"
Dalam sekejap ketika pedang cahaya itu
jatuh di tempat Ikki, dia menghilang. Bukan, dia hanya melompat dengan cepat
sambil menghindari cahaya itu sehingga terlihat menghilang.
Stella terkejut setelah meleset.
Apa itu,
barusan!?
Meskipun dia terkejut, dia segera
menyerang Ikki dengan ayunan kedua. Katharterio Salamandra menciptakan pedang
dari panas dan tidak memiliki wujud fisik, dan dapat mencapai target lebih dari
seratus meter. Manusia yang terdiri dari daging dan darah tidak dapat
menghindari itu begitu saja.
Tetapi Ikki melakukannya.
Serangan kedua, dan kemudian ketiga. Di
sini dan di sana di arena pertarungan, Ikki terus bergerak seperti angin di
antara serangan Stella yang bercahaya, menghindari setiap serangan dengan
sempurna. Gerakannya mustahil diikuti. Lupakan pedang Stella, bahkan matanya
hampir tidak bisa mengikuti kecepatan Ikki. Pada akhirnya Stella tidak lagi
bisa melihat posisinya.
"Kuh, apa-apaan kekuatan itu!?
Bagaimana mungkin kamu bisa mendadak bergerak seperti itu!?"
"Karena itu kemampuanku. Seperti
Stella-san bisa mengendalikan api, aku juga punya kemampuan sebagai
Blazer."
Kemampuan Ikki adalah… melipatgandakan
kemampuan fisik.
Ini disebut kemampuan terburuk di antara
semua kemampuan yang mungkin dimiliki seorang Blazer, karena bahkan tanpa
meningkatkan kekuatan fisik, seorang Blazer mampu mencapai kekuatan dan
kecepatan yang lebih besar dengan menggunakan sihir. Memang, Stella sudah
menggunakan sihir seperti itu di pertarungan ini, dan kemampuannya meningkat
lima sampai enam kali lipat, bukan hanya dua kali lipat. Dengan kata lain,
kemampuan Ikki adalah versi lebih rendah dari apa yang dapat digunakan setiap
Blazer dengan menggunakan sihir.
Bisa dibilang ini sangat cocok untuk
seorang Rank F.
"Bohong! Gerakan itu, jauh lebih
dari dua kali lipat! Lagi pula, aku tidak pernah dengar kekuatan sihir juga
meningkat bersamaan dengan kekuatan fisik!"
Sambil mengayunkan pedang cahaya
miliknya, Stella memprotes. Pelepasan kekuatan sihir yang bahkan dapat dilihat
dengan mata telanjang, dan gerakan yang tidak bisa dilihat? Hal semacam itu
bukan hanya karena melipatgandakan kemampuan fisik. Bahkan kalau dia berbicara
mengenai kempuan fisik, Ikki jelas melampaui sepuluh kali lipat.
Ikki, masih bergerak seperti angin ribut
sambil menghindari pedang Stella, tertawa kecil yang sedikit sombong pada apa
yang ditekankan Stella.
"Benar, tetapi aku tidak menggunakan
kemampuanku dengan cara normal. Sebagai gantinya, aku menggunakannya dengan
kekuatan penuh."
"Hah!? Tidak mungkin kamu berkembang
sejauh ini hanya karena antusiasme!"
"Bukan… Aku bukan berbicara mengenai
antusiasme, tetapi arti sebenarnya."
"Eh…?"
"Aku sudah memikirkan ini untuk
waktu yang cukup lama. Mari katakan kamu lari sprint seratus meter setelah
mengatakan kamu akan melakukan itu dengan kekuatan penuh. Bahkan kalau kamu
melakukan sesuai yang kamu maksud, kamu masih mempunyai sisa tenaga setelahnya.
Aku pikir itu aneh. Kalau kamu lari sambil menggunakan seluruh kekuatanmu,
bukankah seharusnya aneh untuk tetap sadar setelahnya?"
Bagaimana mungkin itu terjadi? Jawabannya
karena manusia hidup, dan makhluk hidup memiliki naluri untuk menjaga hidupnya,
nalurinya memberi prioritas penuh untuk bertahan hidup. Tidak peduli bagaimana
mungkin seseorang bersumpah menggunakan kekuatan penuh, alam bawah sadarnya
tidak akan mengizinkannya. Bahkan kalau dia menggunakan seluruh energi,
sejumlah energi akan tersisa jadi badannya akan terus bekerja. Batasan ini
tertanam ke pikiran makhluk hidup.
Karena batasan itu, manusia biasanya
tidak menggunakan bahkan setengah dari stamina, kekuatan, atau kekuatan sihir.
Itu adalah hukum mutlak.
Tetapi bagaimana jika seseorang melanggar
hukum itu? Bagaimana jika seseorang, menggunakan kekuatan tekadnya, mampu
melepaskan batasan yang menjaganya dari penggunaan kemampuan penuh?
"Maksud… maksudmu―!"
"Ya. Kekuatan sihirku tidak
bertambah. Aku hanya membuka kekuatan yang tidak aku pakai sebelumnya, setelah
dengan sepenuh hati melewati batasanku."
Ikki tidak memiliki bakat seperti orang
lain, dan dia paham fakta itu lebih dari siapa pun. Dia tidak bisa mengurangi
jarak antara dirinya dan seorang jenius
hanya dengan bekerja keras, karena orang jenius juga bekerja keras, dan adalah
sebuah penghinaan mengatakan mereka menang hanya dengan bakat. Usaha yang tidak
cukup hanya memperbesar jarak itu, tetapi berusaha keras tidak bisa
memperkecilnya dengan mudah. Perbedaan di bakat adalah faktor yang penting,
biasanya.
Kalau dia mau memperkecil jaraknya
bagaimanapun caranya, dia tidak bisa memakai cara normal. Dia tidak mempunya
cara lain kecuali menjadi Shura[9]. Ikki tidak mengalihkan pandangannya dari
kenyataan itu. Fokus pada penemuan itu, dia menemukan cara. Untuk melewati
bakat, dia tidak bisa menyisakan kekuatan sedikitpun.
Satu menit sudah cukup. Tidak apa-apa
mengabaikan apa yang terjadi setelahnya, tetapi satu menit dia akan menjadi
cukup kuat untuk mengalahkan siapa pun.
Itulah jawaban yang ditemukan Ikki
Kurogane, jadi kelemahannya yang terbesar mampu mengalahkan kekuatan terbesar
orang lain. Dengan sengaja menggunakan seluruh kekuatan dan stamina setelah
menembus batasnya, itu adalah Noble Art yang menggunakan seluruh kekuatannya
yang sedikit selama satu menit dan meningkatkannya berkali-kali lipat.
Mendadak Ikki, yang bergerak berkeliling
arena dengan kecepatan yang tidak bisa ditangkap mata, menggunakan kecepatannya
ke titik buta Stella, dan menyelesaikan segalanya.
Dengan satu tebasan.
Dengan kecepatan yang tidak bisa
dihindari atau ditangkis, bahkan tanpa kesempatan untuk berteriak, Stella
menerima serangan langsung dari Intetsu.
"Ah―"
Dia merasakan tanah di bawah kakinya
menghilang, dan kemudian pikiran Stella jatuh dalam kegelapan. Ini adalah
ketidaksadaran yang hadir karena luka ilusi yang fatal. Seperti yang dijelaskan
namanya, Ittou Shura mengalahkan
Crimson Princess dalam satu serangan, dan Stella jatuh pingsan tanpa tenaga.
"Cukup! Pemenangnya, Ikki
Kurogane!"
Meskipun Kurono menyatakan kemenangan
Ikki, dan hasil yang mengejutkan ada di depan mata mereka, murid di arena masih
belum memahami apa yang telah terjadi. Yang dapat mereka lakukan adalah
memandang sosok dari Ksatria Gagal yang berdiri diam di sana.
0 Comments
Posting Komentar