JEBAKAN
Saat ini, Hajime dan teman-temannya sedang
berkumpul di sekitar lapangan tepat di depan pintu masuk Orcus Dungeon.
Bagi Hajime, dia membayangkan pintu masuk yang
kelam dan suram, tapi pintu masuknya terlihat seperti pintu masuk ke museum,
bahkan sampai ada meja penerima di pintu masuknya. Ada seorang kakak yang
tersenyum dalam balutan seragam yang memeriksa orang-orang yang masuk dan
keluar dari dungeon. Kelihatannya, ini adalah tempat di mana orang masuk dengan
Plat Status mereka. Menggunakan benda tersebut, mereka dapat mencatat siapa
yang gagal di dalam dungeon. Dengan perang yang mendekat, mereka tidak ingin
terlalu banyak korban jiwa.
Sepanjang jalan menuju pintu
masuk, ada banyak toko yang
berbaris. Toko-toko tersebut sedang berkompetisi satu sama lain. Tempat ini ada
area yang pouler untuk mendapatkan penghasilan yang bagus karena orang-orang
pada umumnya berkumpul di sini. Level yang dangkal dari Dungeon ini sangat
terkenal. Ada banyak orang yang ingin menantang Dungeon ini, beberapa menganggapnya
serius sementara yang lain hanya bermain-main dengan nyawa mereka. Kelihatannya
adalah banyak aktivitas kriminal di gang belakang dekat Dungeon. Negeri ini,
dengan bantuan dari guild petualang, telah membentuk kerjasama dan fasilitas
untuk membatasi kriminalitas yang diakibatkan perang yang akan datang. Ini
sangat berguna karena kau bisa membeli dan menjual material di sini, dan
tempatnya dekat dengan Dungeon.
Sementara teman-teman Hajime melihat-lihat sekitar seperti
orang yang tersesat,
mereka berbaris mengikuti tunggangan seperti bebek di belakang Meld.
* * *
Bagian dalam Dungeon sangat berbeda dengan
keributan di luar. Tidak ada begitu banyak cahaya menerangi sekitar, tapi di
depan ada sebuah lintasan yang memancarkan sinar. Lintasan tersebut tinggi dan
lebarnya sekitar 5m, adalah hal yang mungkin untuk melihat sampai ke titik
tertentu bahkan tanpa cahaya sihir apapun atau obor. Batu hijau khusus, yang
terbenam di dinding, mengeluarkan cahaya untuk menerangi dungeon. Orcus Dungeon
terlihat seperti memiliki sebuah lorong besar dari batu-batu hijau ini.
Kelompok tersebut terbagi menjadi beberapa
tingkatan dan terus maju. Untuk sementara, tidak ada hal menarik yang terjadi
sampai mereka menuju ke aula. Aula tersebut berbentuk kubah dan langit-langitnya
sepertinya sekitar 7-8m
tingginya. Bola-bola halus berwarna kelabu melompat keluar dari celah-celah di
dinding.
“Baiklah,
Kouki dan grupnya maju ke depan. Yang lainnya mundur! Kita akan bergantian
untuk ke garis depan. Bersiaplah! Monster-monster ini disebut Ratman. Mereka sama kuat dan berbahayanya, dan juga mereka cukup cepat. Serang dengan hati-hati.”
Seperti yang dia katakan, Ratman melompat ke arah mereka dengan cepat. Mata merah menyala
mereka bersinar menakutkan di antara rambut kelabu mereka. Namanya sesuai
dengan dirinya. Ratman berkaki dua
dan memiliki bagian tubuh atas yang berotot, dan mereka memiliki ciri-ciri
seperti tikus.
Hanya dada dan abdomen mereka, yang memiliki 8
pak, yang ditutupi rambut. Ini seakan-akan mereka sedang memamerkan otot-otot
daerah perut mereka.
Garis depan terdiri dari Kouki dan
teman-temannya. Saat Shizuku, yang berada di depan, melihat musuh, wajahnya
menjadi kaku. Ratman memberikan
perasaan menakutkan. Kouki, Shizuku, dan Ryutaro menghalangi serbuan Ratman. Sementara itu, dua gadis yang
berada dekat dengan Kaori mulai merapalkan mantera. Gadis-gadis ini adalah
Nakamura Eri si kacamata, dan Taniguchi Suzu si loli energetik. Mereka
bersiap-siap melancarkan sihir mereka. Mereka bertahan di dalam formasi yang
diajarkan pada mereka.
Kouki mengayunkan pedang besarnya yang
bercahaya putih dengan begitu cepat sampai sulit untuk melihat gerakannya, dia
dengan cepat menyerang beberapa lawan. Pedangnya adalah salah satu artifak yang dia terima dari Kerajaan, “Holly Sword”
(Pedang
Suci). Pedang tersebut memiliki
atribut cahaya. Setiap musuh yang terkena cahayanya, akan terkena efek dari pedang tersebut, lemahkan musuhnya dan juga secara otomatis
memperkuat si pemegangnya. Bahkan sekalipun ini “Suci”,
pedang ini memiliki kemampuan “Kotor”
Class Ryutaro adalah “Fist Fighter”, jadi dia menggunakan sarung tangan dan
pelindung kaki sebagai perlengkapannya. Ini juga adalah artifak, dan senjata itu bisa menghasilkan gelombang
kejut kepada musuhnya. Senjata-senjata itu juga di yakini tidak dapat dihancurkan. Ryutaro
mengambil kuda-kuda menyerang dan sama sekali tidak membiarkan musuh
melewatinya dengan secara teliti mengirimkan tendangan dan pukulan. Meskipun
dia sama sekali tidak ada tameng, dia beraksi seakan dia tank bersenjata berat.
Shizuku, yang seperti gadis Samurai, dengan
class “Swordswoman”nya dan pedang yang seperti gabungan dari
sebatang Shamsir dan sebatang Katana. Mengambil kuda-kuda jurus pedang dan
menarik keluar pedangnya. Semua musuh ditebas dalam sekejap. Tarikan pedangnya
begitu mulus, bahkan para ksatria terpukau karenanya.
Sementara murid yang lain terkagum-kagum dengan
pertarungan kelompok Kouki, sebuah mantera terdengar.
“””Pusaran
Api Kegelapan, Bakarlah Musuhku, Kembalikan Mereka Ke Bumi sebagai Abu, ―Spiral
Flame”””
Tiga orang secara bersamaan melancarkannya serangannya, dan tiga pusaran api melahap
para Ratman. Ratman tersebut mengeluarkan jeritan kematian saat lidah-lidah api
mengubah mereka menjadi abu.
Mereka menyadari bahwa semua Ratman telah ditumpas. Para murid
lainnya tidak mendapatkan giliran. Kelihatannya musuh di level pertama terlalu
lemah untuk kelompok Kouki.
“Ya,
kerja bagus! Kali berikutnya kalian harus
mencobanya, jangan sampai menurunkan kewaspadaan!”
Meld
mengingatkan untuk tidak lengah, tapi dia tersenyum karena kemajuan yang
ditunjukkan murid-muridnya. Akan tetapi, ketegangan dari pengalaman pertama
mereka bertemu dengan monster-monster di dalam dungeon tidak dapat dihentikan. Wajah para murid berubah
menjadi senyuman. Meld hanya mengangkat bahunya atas reaksi mereka.
“Meskipun ini adalah latihan praktek, jangan
lupa untuk ingat tentang Batu Sihir. Karena ini benar-benar pembunuhan dalam
sekejap mata.”
Mendengar
perkataan Meld, orang-orang di grup Kaori yang melancarkan mantera, wajahnya menjadi
merona tersipu-sipu.
Tidak
ada masalah besar dari sini, mereka mengulangi pertempuran dengan cara yang
sama. Segalanya berjalan baik di level terendah.
Dan pada akhirnya, mereka sampai pada lantai
ke-20, yang adalah tanda sebagai petualang kelas atas. Level tertinggi yang
pernah dijelajahi adalah lantai ke-65 Orcus Dungeon. Pencapaian tersebut
dilakukan oleh para petualang sekitar lebih dari 100 tahun yang lalu. Mencapai
level 40 dianggap elit kelas atas. Mereka yang melewati level 20 dianggap
sebagai kelas atas. Karena semua murid-murid
ini “curang”, mereka dengan mudah melewati level 20, bahkan
sekalipun mereka tidak memiliki banyak pengalaman.
Jebakan
adalah fitur yang paling mengerikan dari Dungeon. Dalam beberapa kasus, jebakan
bersifat mematikan. Ada sesuatu yang disebut Fair Scope untuk level
lebih rendah. Ini adalah alat untuk mendeteksi jebakan dengan merasakan aliran
sihir. Karena kebanyakan jebakan di dungeon menggunakan sihir, Fair Scope dapat
mendeteksi lebih dari 80% jebakan. Jangkauan deteksinya cukup sempit, jadi
pengalaman atau informasi dibutuhkan untuk melanjutkan prosesnya dengan lancar.
Walau
begitu, mereka dapat dengan cepat melewati setiap lantai. Ini sebagian besar
berkat betapa sungguh-sungguhnya para kstaria yang memandu mereka. Meld
terutama menjelaskan kepada mereka bahwa kalau mereka tidak mengetahui tata ruangnya,
periksa adanya jebakan. Kalau mereka tidak yakin apakah ada jebakan di
sekitarnya, bergeraklah dengan waspada.
“Baiklah, kalian semua. Mulai dari sini, tidak
hanya akan ada iblis ataupun monster tipe lainnya, dan juga mereka akan bekerja sama untuk
menyerang kita. Jangan lengah hanya karena segalanya lancar selama ini! Setelah kita menyelesaikan level 20, maka
cukup untuk hari ini! Bersemangatlah!”
Nada
rendah Meld dalam pesannya bergema di semua orang. Sampai titik ini, Hajime
tidak pernah melakukan apa pun yang penting. Sesekali, dia mempraktekkannya apa yang sudah dia pada monster yang dilemahkan oleh para ksatria. Dia menciptakan sebuah
lubang jebakan supaya para monster itu terjatuh,
dan menusuknya dengan sebuah pedang. Sampai saat ini, dia hanya mengalahkan satu monster yang
seperti seekor anjing.
Tidak
ada yang menginginkannya dalam kelompok mereka. Pada dasarnya, dia hanya
berdiri di belakang perlindungan yang diberikan oleh para ksatria. Ini benar-benar
menyedihkan. Akan tetapi, dengan berulang kali menggunakan skill Sinerginya
dalam pertempuran, dia dapat meningkatkan kekuatan sihirnya. Kekuatan sihirnya
naik 2 poin, kelihatannya pertempuran yang sesungguhnya benar-benar berguna.
(Tetap
saja, aku aku benar-benar seorang parasit…)
Dan lagi, seekor monster yang dilemahkan
dilemparkan ke Hajime oleh ksatria yang melemahkannya. Ketika monster itu
mendekat, Hajime mengubah bentuk tanah dan menghela nafas. Dengan terkekangnya
monster itu, Hajime mengayunkan pedangnya untuk menghabisi monster tersebut.
(Yah,
sepertinya ketepatanku dengan transmutasi sudah meningkat. Ayo lakukan yang
terbaik secara bertahap.)
Dia
memakan pil pemulih sihir, saat dia menyeka keringat dari alisnya. Hajime tidak
menyadarinya, tapi ada beberapa ksatria yang terkesan dengannya.
Ksatria
tersebut tidak mengharapkan apapun darinya sejak awal. Akan tetapi dalam
pertempuran, dia berani bertarung melawan para iblis dan tidak hanya berdiam
diri. Tentunya, dengan
monster yang telah dilemahkan.
Bagi
para ksatria, mereka tadinya berpikir Hajime akan bertarung hanya dengan
menggunakan pedangnya. Hajime memilih untuk menggunakan transmutasinya untuk
mengunci pergerakan monster-monster tersebut. Dia melancarkan serangan
mematikan pada monster-monster itu dengan strategi yang bisa diandalkan yang
tidak pernah dilihat para ksatria itu sebelumnya. Sinergis dianggap sebagai
class pengrajin. Mereka tidak pernah memikirkan untuk menggunakan skill
transmutasi seperti itu dalam pertempuran.
Karena
dia tidak memiliki hal lain, Hajime berpikir untuk menggunakan transmutasi
sebagai senjatanya. Dia berpikir kalau dia dapat memanipulasi mineral, kenapa
dia tidak bisa memanipulasi tanah? Karena dia dikelilingi begitu banyak
orang-orang yang kuat, dan dia hanya mengalahkan beberapa saja, dia merasa tidak berguna. Ini adalah
pertunjukkan taktiknya yang pertama di hadapan publik. Ketika ketidakmampuannya
diperlihatkan saat latih tempur di ibukota, dia mendapat ide taktik ini.
Mereka
berhenti untuk istirahat singkat. Dia melihat ke depan dan bertemu mata dengan
Kaori. Gadis itu melihat ke arah Hajime dan tersenyum padanya. Kaori sepertinya
mengawasinya setelah deklarasinya semalam untuk “melindungi”nya. Ini membuat Hajime menjadi malu dan
memutuskan kontak matanya. Ekspresinya menjadi sedikit merengut karenanya.
Shizuku yang telah mengamati apa yang sedang terjadi dengan senyum simpul di
wajahnya, bertanya dengan suara kecil.
“Kaori, kenapa kalian berdua terus-menerus
menatap satu sama lain? Kau tidak bisa mengharapkan komedi romantis di dalam
sebuah dungeon, tidak ada waktu untuk hal
itu.”
Kaori
tersipu malu
karena godaan itu. Dia menyangkal Shizuku dengan kesal
“Uuh, Shizuku-chan. Jangan katakan hal yang
aneh-aneh. Aku hanya penasaran apakah Nagumo-kun baik-baik saja. Hanya itu saja!”
Shizuku
tahu bahwa bukan itu sebenarnya, tapi dia menutup mulutnya. Dia tidak ingin
mengatakan apapun yang mungkin dapat menyinggungnya lebih jauh. Meskipun dia
tidak dapat menyembunyikan tawa di matanya. Kaori melihatnya dan wajahnya menjadi cemberut.
Hajime
hanya melirik keadaan mereka, saat tiba-tiba dia merasakan sebuah tatapan.
Tatapan tidak menyenangkan yang penuh dengan emosi negatif dan kelihatannya
tertuju penuh padanya. Hajime bukannya tidak terbiasa dengan tatapan semacam
itu di ruang kelas, tapi perasaan kali ini tidak bisa dibandingkan dangan hal itu, ini begitu mendalam.
Ini bukan pertama kalinya dia merasakan tatapan
itu. Sejak pagi hari dia merasakan tatapan tersebut. Saat dia berusaha
mencari-cari sumbernya, perasaan
tersebut selalu saja menghilang. Hajime muak dengan hal tersebut,
setelah ia merasakannya
beberapa kali.
(Aku
penasaran apa itu… apakah aku melakukan sesuatu? Kupikir aku sudah melakukan
yang terbaik sekalipun aku tidak berguna. Aku bertanya-tanya apakah itu yang menjadi penyebabnya? Tetapi aku tidak menyombongkan diri! Akankah aku menjadi target seseorang?)
Hajime
menghela nafas dalam-dalam. Dia mulai merasakan firasat buruk mengenai pembicaraan Kaori yang semalam.
Kelompok
tersebut menyelidiki level 20. Setiap level Dungeon luasnya beberapa kilometer
ke setiap arah. Memerlukan beberapa lusin orang dan beberapa bulan untuk
memetakan level yang tidak diketahui. Pada
level 47
telah dipetakan dengan baik, jadi tidak
semudah itu untuk tersesat. Tidak ada kekhawatiran besar untuk terkena
perangkap.
Ruangan
terdalam dari level 20 memiliki kondisi geografis yang sangat rumit. Dindingnya
mencuat seperti goa stalaktit dan tetesan air beku terbentuk di sekeliling
ruangan. Tangga yang menuju lantai 21 berada di depan dari ruangan ini. Kalau mereka mencapai titik
tersebut, latihannya akan selesai untuk hari ini. Di masa lalu, mereka dapat
menggunakan sihir tipe transportasi, tapi pada masa sekarang hal tersebut
mustahil. Mereka harus kembali ke cara yang lama. Kelompok tersebut menghela
nafas lega, karena dinding-dindingnya menonjol, mereka harus bergerak maju
dalam bentuk satu barisan.
Setelah
beberapa saat, kelompok Kouki dan Meld yang berada di bagian depan berhenti.
Teman-teman sekelas yang waspada, segera mengambil pose siaga.
“Mereka berkamuflase! Pastikan untuk
memperhatikan area
sekeliling kalian!”
Meld memperingatkan
mereka.
Dindingnya tiba-tiba naik dan berubah warna sedikit. Tubuh yang berkamuflase
sekarang berubah menjadi coklat gelap, dan mereka berdiri pada dua kaki. Sosok
itu mengangkat dada dan mulai memukulinya seperti sebuah drum. Saat mereka
mengamati dengan baik, monster tersebut adalah iblis yang seperti gorila dengan
kemampuan menyamar.
“Rockmount!
Berhati-hatilah dengan lengannya, mereka kuat!”
Seruan
Meld bergema di ruangan yang seperti goa tersebut. Kelompok Kouki muncul
menghadapi mereka. Ryutaro dapat memantulkan serangan yang datang dari seekor Rockmount. Kouki dan Shizuku mencoba
mengepung makhluk buas itu. Mereka tidak dapat memposisikan dirinya karena
kondisi ruangan yang terlalu menghalangi.
Saat Rockmount merasa tidak dapat melewati
Ryutaro, dia menarik dirinnya
sedikit dan menarik napas dalam-dalam.
“GuGaGaGaaaaa——‼”
Raungan
menegangkan bergetar di seluruh ruangan.
“Ugh!?”
“Uwa!?”
“Kya!?”
Sebuah
gelombang kejut merambati tubuh mereka,
serangan itu tidak melukai mereka, tetapi membekukan mereka. Ini adalah Sihir Khusus
“Intimidating Roar” Rockmount.
Raungan tersebut mengandung sihir yang menyebabkan kelumpuhan sementara.
Penyerang
garis depan Kouki menerima dampak raungan tersebut hampir seluruhnya, ini
menyebabkan mereka membeku sementara. Rockmount
mengambil celah pertahanan ini untuk menyerang, dia mengangkat sebongkah
batu besar dan melemparkannya ke penyerang garis belakang Kaori. Sebentuk jalur
serangan terbentuk karenanya. Batu tersebut melayang menuju Kaori, dan
penyerang garis depan yang membeku karna
tidak
dapat bergerak untuk menghentikannya.
Kaori
dan rekan-rekannya menyiapkan diri dengan tongkat sihir yang mereka punya,
untuk menghalanginya. Tidak ada cukup ruang untuk menghindar. Akan tetapi, saat
mereka akan mengaktifkan sihirnya, mereka mau tidak mau terpaku pada
pemandangan di hadapan mereka.
Bongkahan
batu yang dilemparkan tersebut adalah Rockmount
yang lain. Mendekati grup Kaori, monster tersebut melakukan putaran mencolok
dan melebarkan lengannya. Penampilannya seperti seorang Rune Driver. Sebuah suara yang berkata “Ka-o-ri-chan~!” hampir dapat terdengar. Anehnya, mata monster
itu semerah darah dan napasnya terdengar kasar. Kaori, Eri, dan Suzu tanpa
sadar berteriak dan menghentikan sihir mereka
“Hei! Apa yang kalian lakukan dalam pertempuran?!”
Dengan
cepat, Meld menebas Rockmount yang
masih menukik. Para gadis itu meminta maaf, tapi perasaan buruk masih ada di
sana. Wajah mereka memucat.
Ada
seseorang yang marah pada situasi tersebut. Si pembela keadilan, Amanokawa
Kouki.
“Brengsek… Beraninya kalian memperlakukan mereka
seperti itu… Tidak akan kumaafkan!”
Kouki
kelihatannya telah salah tentang mengapa para gadis tersebut memucat dan merasa
buruk, dia berpikir bahwa mereka takut karena nyaris tewas. Menakut-nakuti para
gadis seperti itu! Tak terbayangkan, tanda kecil kemarahan muncul di wajah
Kouki. “Pedang
Suci”-nya kelihatan bersinar
merespon perasaannya.
“Ribuan Sayap Melambung Tinggi, Mencapai Langit,
“Soaring Flash”!”
“Ah, si bodoh ini!”
Mengabaikan
suara Meld, Kouki mengacungkan pedangnya ke atas kepala dan mengayunkannya ke
bawah dalam satu gerakan. Rapalannya telah membuat pedang tersebut memancarkan
cahaya yang kuat, dan ayunannya melepaskan cahaya tersebut. Membentuk
lengkungan, cahaya itu membelah dua Rockmount
tersebut tanpa menemui hambatan. Bilah cahaya itu terus berlanjut hingga
menghancurkan tembok yang berapa di
belakang monter itu.
Puing-puing
berjatuhan dari dinding yang hancur. Kouki menghela nafas dan menyunggingkan
senyuman berkilauan. Dia telah mengalahkan monster yang menakuti mereka.
Sekarang aman! Hampir memberikan pujian, dia didekati oleh Meld yang tersenyum
dan kemudian menjitaknya.
“Aw?!”
“Dasar bodoh. Aku mengerti apa yang kau rasakan, tapi kau
seharusnya tidak menggunakan tekhnik semacam itu di tempat sesempit ini. Kalau
tempat ini rubuh, apa yang bisa kau
lakukan?”
Diomeli
Meld, dia tercekat. Kouki mencoba untuk meminta maaf. Para gadis tersebut
mendekatinya dan memberikan seulas senyuman kaku untuk menghiburnya.
Pada
saat itu, dinding yang roboh menangkap perhatian Kaori.
“Apa itu? Terlihat berkilauan.”
Semuanya
melihat ke dinding yang Kaori maksudkan. Yang merekah dari dinding tersebut
adalah mineral yang memancarkan cahaya pucat. Itu adalah kristal yang ditutupi tourmaline.
Para gadis terpesona oleh pemandangan indah dari kristal-kristal tersebut.
“Oh, itu adalah Kristal Grantz. Dan ukuran
sebesar ini langka.”
Saat
membicarakan tentang Kristal Grantz, itu adalah semacam bijih logam yang
seperti permata. Kristal tersebut tidak memiliki efek khusus, tapi
penampilannya yang indah dan berkilauan membuatnya terkenal di kalangan wanita.
Cincin, anting-anting, kalung, dan perhiasan lainnya bertatahkan benda tersebut
dan sangat disenangi. Permata ini adalah salah satu tiga batu teratas yang
dipilih sebagai
cincin untuk melamar
seseorang.
“Cantiknya...”
Terpesona,
pipi Kaori bersemu merah. Hanya Hajime dan Shizuku yang menyadari hal ini.
“Kalau
begitu, akan kuambilkan itu untukmu”
Yang
mengatakan hal tersebut dan bergegas menuju benda itu adalah Hiyama. Dia
mendekati dinding dan dengan cepat meraih kristal tersebut. Meld menjadi panik
karenanya.
“Hei! Jangan lakukan sesukamu! Kita belum
memastikan itu aman!”
Hiyama
berpura-pura tidak mendengarnya dan akhirnya sampai di depan kristal itu. Meld
mengejar Hiyama untuk menghentikannya. Pada saat itulah, salah satu ksatria
selesai menganalisis dengan Fair Scope. Dia memucat karena hasilnya.
“Ketua, i.. itu adalah sebuah jebakan!”
“A..apa!?”
Akan
tetapi, peringatannya datang terlambat. Begitu Hiyama menyentuh Kristal Grantz,
sihir mulai menyebar dari kristal itu. Jebakan tersebut dipasang untuk orang
yang begitu terpesona pada kristal tersebut sampai mereka akan menyentuhnya
dengan sembrono. Ada sebuah cerita bagus tentang ini. Itu adalah cara dari
dunia ini.
Dalam
sekejap mata, lingkaran sihir menyebar ke seluruh ruangan, dan perlahan-lahan
bersinar semakin terang. Itu sepertu tiruan dari sihir yang memanggil mereka.
“Semuanya
mundur! Keluar dari ruangan ini sekarang juga!!!”
Begitu
Meld menegaskan, semuanya mulai mengosongkan ruangan tersebut dengan
tergesa-gesa, tapi mereka tidak cukup cepat. Saat cahaya itu memenuhi ruangan,
semuanya untuk sesaat merasakan sensasi melayang. Para murid merasakan perubahan
atmosfirnya. Mereka terhempas ke tanah dengan suara *gedebuk*.
Dengan
rasa nyeri yang mendera bokongnya karena
hempasan tadi, Hajime melihat ke
sekeliling. Sama seperti Hajime, teman-teman sekelasnya jatuh pada bagian
belakang mereka. Meld, para ksatria, dan kelompok Kouki dengan cepat berdiri
dan mengamati sekelilingnya. Sepertinya sihir yang tadi adalah sihir tipe
transportasi. Karena sihir semacam itu tidak mungkin dengan sihir saat ini,
kemungkinan hal ini adalah sihir kuno.
Mereka
semua dikirim ke atas sebuah jembatan batu yang sangat besar. Kira-kira
panjangnya 100m. langit-langitnya terlihat sekitar 20m. Tidak ada sungai yang mengalir di bawah jembatan itu, karena
kegelapan pekat, tidak ada apapun yang terlihat. Ini terasa seakan berada di sebuah
jurang ngarai yang begitu curam.
Lebar
jembatan itu sekitar 10m, tapi tidak terdapat pagar pengaman. Kalau kau
terpeleset jatuh, tidak ada yang bisa dipegang, dan kau akan jatuh dengan
kepalamu terlebih dahulu. Kelompok itu berada tepat di tengah-tengah jembatan.
Di kedua sisi jembatan, mereka dapat melihat jalur yang menuju tangga naik ke
lantai atas.
Ketika
dia memastikannya, Meld memberi perintah dengan ekspresi suram.
“Kalian semua, ke ke tangga itu, tepatnya ke lantai atas. Cepat!”
Dengan
cepat para murid bergerak. Akan tetapi, sebuah jebakan di dungeon bukanlah
sesuatu yang sederhana, untuk mundur bukanlah hal yang mudah. Monster
bermunculan dari lingkaran sihir yang muncul dari kedua sisi jembatan. Di satu
sisi adalah seekor monster raksasa. Yang lainnya adalah sejumlah besar monster.
Meld
menatap monster raksasa tersebut dan hanya berbisik…
“Tidak mungkin… seekor Behemoth.”
3 Comments
good job lanjut min
BalasHapusLanjut,..slalu setia.
BalasHapusNama-namanya keren banget
BalasHapusPosting Komentar