JILID 1 BAB 3 BAGIAN 7
REBELLION
Bagian Tujuh
「Lebih baik aku keluar sendiri… Cepat atau lambat aku akan ketahuan… Tidak apa-apa. Kalau mereka tahu siapa aku, mereka tidak akan langsung membunuhku… Karena itu kamu harus tetap bersembunyi dan membuat persiapan kalau diperlukan.」
Setelah menghentikan Shizuku dengan kata-kata ini, Stella membakar peluru dengan mengeluarkan api di jalur peluru tersebut, dan para prajurit Rebellion terkejut akan ancaman yang tidak terduga.
"Blazer!?"
"Sial!"
Secara reflek mereka menghadap Stella dan menembak senapan mereka secara bersamaan. Hujan peluru menuju ke arah Stella.
Gaun Stella yang berbulu api membakar semua peluru sampai menjadi uap sebelum menyentuhnya. Tetapi―
"Aiiieeeee!"
―para tawanan mulai panik karena tembakan yang mendadak. Senapan M4 tidak mempunyai keakuratan yang sempurna. Kalau begini, para sandera bisa tertembak.
"Semuanya tenang!!!"
Suara yang terdengar berkuasa terdengar di atas suara tembakan dan teriakan. Mau tidak mau menarik perhatian semua orang. Para sandera yang bersiap kabur terdiam, dan para prajurit Rebellion menegang seperti anak kecil yang dimarahi.
"Aku tidak mau melawan kalian, jadi tenang dan dengarkan apa yang akan aku katakan."
Untuk sementara mereka sudah tenang.
Stella merasa lega ketika dia berbicara. Di Jepang, dia hanya murid sekolah biasa, tetapi dia juga putri dari Kerajaan Vermillion. Dia tahu cukup banyak mengenai organisasi kriminal internasional Rebellion, termasuk bagaimana mereka mengorganisir timnya.
Meskipun Rebellion dikenal luas sebagai organisasi para Blazer, sebenarnya mayoritas anggotanya hanya orang yang disebut “pengikut” dan bukan Blazer. Di tatanan dunia baru yang mau dibuat Rebellion, ‘Uskup’, yang merupakan Blazer, sebenarnya hanya minoritas. Tim Rebellion terdiri dari grup kecil di mana Blazer memimpin orang yang bukan Blazer sebagai prajurit.
Setiap anggota Rebellion di sini adalah para “pengikut” Jadi Apostle yang memimpin mereka mungkin ada di sekitar sini.
Untuk operasi setingkat ini, seharusnya hanya ada satu Apostle. Aku benar-benar tidak mau terburu-buru sebelum dia keluar.
Menunjukkan dirinya sendiri di situasi ini sangat tidak menguntungkan. Mengingat hal itu, Stella sekali lagi melemparkan pandangan tajam ke arah para prajurit.
"Aku akan mewakili para tawanan di sini dan bernegosiasi dengan pemimpin kalian."
"A-Apa yang dikatakan anak ini!? Kamu, berani-beraninya―"
Kelihatannya para prajurit tersebut belum mengenalinya, jadi Stella melepaskan topi yang dia pinjam dari toko.
"Aku adalah―"
"Wah wah~? Kelihatannya kita punya tamu VIP tercampur di sini."
Sebuah suara menghentikan Stella sebelum dia membuka identitasnya. Melihat ke arah suara tersebut, dia melihat seorang laki-laki berdiri dikelilingi sekitar sepuluh orang prajurit bersenjata. Ketika mata mereka bertemu, laki-laki itu tersenyum, membengkokkan tato yang tergambar di wajahnya.
"Wah, bukankah kau putri kedua dari Kerajaan Vermillion. Hehehe."
"Berpakaian serba hitam dan jubah dengan dekorasi emas… jubah Apostle. Itu berarti kamu bos dari orang-orang bodoh ini, bukan?"
"Hehehe, senang bertemu dengan Anda. ya, benar sekali. Aku dipanggil Bischof[2]. Saya merasa terhormat, Tuan Putri."
Orang itu―Bischof―menunduk hormat kepada Stella, kemudian memutar tubuhnya kepada anak buahnya yang mengelilingi para sandera dan memberikan ekspresi terhina.
"Hey, apa yang kalian lakukan orang-orang bangsat? Tidak bisa menjaga orang-orang ini dengan benar?"
"Itu―"
"Bukankah aku bilang tunggu? Bukankah aku bilang untuk tidak menyentuh para sandera? Bukankah begitu?"
"Ka-Kami berusaha menghentikannya! Tetapi bajingan itu, Yakin, tidak mau mendengar!"
"Ya~kin. Apakah kamu yang menyebabkan kekacauan ini?"
"Bu-Bukan tunggu, bo-bocah itu mengotori celanaku dan―"
"Hah!? Kamu marah hanya karena… sebentar."
Bischof mengalihkan pandangan sambil berpikir.
"…Hehehe."
"Bischof-san?"
"Ahh, Yakin. Benar-benar malang. Aku bersimpati, sungguh."
Sikap Bischof mendadak berubah dan dia menepuk prajurit yang celananya kotor oleh es krim, kemudian menarik pistol dan mengarahkannya ke anak kecil yang dilindungi ibunya.
"Tenang saja. Aku akan membalasnya untukmu, rakyatku yang terhormat."
Stella terkejut, berbicara.
"A-Apa yang kamu lakukan!?"
"Apa? Bukankah sudah jelas, Tuan Putri? Aku akan membuat anak ini bertanggung jawab atas tindakannya. Tanggung jawab itu penting, bukan?"
"Bukankah kamu bilang kamu tidak akan menyentuh para sandera!?"
"Yah… benar kalau mereka diam, tetapi anak ini tidak. Ahh, dia bahkan belum dewasa jadi kita tidak bisa menghukumnya terlalu keras, tetapi… apa yang dilakukan anak ini masih tetap sebuah dosa. Dia menginjak harga diri dari warga kehormatan di sini, jadi dia harus membayarnya dengan nyawanya. Hukuman untuk dosa, dan pengampunan untuk hukuman, itu motoku. Seperti yang Anda lihat!"
Bischof mendadak menarik pelatuknya sedikit. Dia benar-benar akan menembak, jadi Stella tanpa ragu-ragu memanggil Lævateinn.
"Haaaaa!"
Dia melompat maju dan menebas Bischof. Melihat itu, Bischof tersenyum.
Pancingan!?
Tetapi tidak masalah! Dia tidak akan memberinya waktu untuk memanggil Device-nya. Bischof hanya memegang sebuah pistol. Tidak mungkin dia mampu menahan Lævateinn dengan sesuatu seperti itu!
Stella menebas orang itu bersama pistolnya, tetapi―Bischof menghentikan tebasan itu hanya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Ap―!"
"Hehehe, wah. Kamu cepat dan kuat seperti yang diberitakan tentang Rank A. Tetapi sayang, kamu tidak tahu bagaimana luas dan mengerikannya dunia ini."
Stella tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya. Sebuah tebasan sepenuh tenaga darinya telah ditahan hanya dengan jari-jari dari satu tangan. Itu bukan teknik manusia. Jarinya beserta tangannya seharusnya sudah terpotong. Bahkan kalau tebasannya entah bagaimana caranya berhasil ditahan, tangannya tetap akan terbakar oleh api Lævateinn. Tetapi Bischof sama sekali tidak terpengaruh oleh kekuatan dan panasnya, menghentikan pedangnya dengan mudah.
Bagaimana? Sebelum dia tahu jawabannya, tangan kanan Bischof memukul perut Stella.
"Guh… uh…!?"
Kekuatan serangan yang menghancurkan Empress Dress miliknya. Stella jatuh hanya dengan satu serangan.
Bagaimana? Dia tidak terlihat sekuat itu sebagai Blazer…!
Apa-apaan dengan kekuatan serangan yang gila ini? Stella hampir pingsan karena rasa sakit, tetapi dia melihat ke atas menuju Bischof dan menyadari rahasia dari serangannya.
"Ci-Cincin-cincin… itu!"
Bischof mengenakan sebuah cincin di jari tengah setiap tangan, dan cincin-cincin tersebut memancarkan cahaya merah misterius. Sekilas terlihat seperti aksesoris biasa, tetapi―
"Ini Device milikku, Judgment Ring[12]. Kelebihannya menghadapi “dosa” dan “hukuman”. Yang kiri menyerap semua serangan ke arahku, sementara yang kanan mengubahnya menjadi kekuatan sihir dan mengembalikannya ke musuhku. Hehehe, dengan kata lain, semakin kuat musuhku, semakin kuat diriku."
"…begitu, jadi aku diserang oleh kekuatanku sendiri."
Penjelasannya masuk akal karena dia tidak mampu berdiri.
"Anda seharusnya tidak boleh maju ketika Anda tidak tahu kekuatan lawan Anda, putriku sayang~."
"…Bukankah… kamu lah… yang membuatku melakukan itu?"
"Hehehe, oh, Anda benar. Menghadapi Crimson Princess, aku tidak benar-benar punya pilihan dengan taktikku. Jadi aku mohon maaf soal itu. Tetapi, aku kagum. Anda, putri kedua dari negara lain, bisa saja tetapi bersembunyi dengan manis, tetapi Anda memilih melindungi bocah itu. Benar-benar mengharukan. Apakah ini yang mereka sebut kewajiban bangsawan? Saya, Bischof, benar-benar kagum, jadi aku akan memberi tahu Tuan Putri Stella yang terhormat untuk menyelamatkan anak itu."
"Bagaimana… caranya?"
"Ada cara yang sangat sederhana, Anda tahu, ada cara bertobat yang diketahui semua orang: meminta maaf setelah melakukan sesuatu yang salah. Tetapi yang mulia, Anda harus meminta maaf menggantikan anak itu―telanjang bulat[4]! Ha ha ha ha!"
1. Jump up↑ Empress Dress: Kanjinya 妃竜の羽衣, Hiryuu no Hagoromo" ("Empress Dragon's Raiment/Pakaian Kaisar Naga Perempuan")
3. Jump up↑ Judgment Ring: Kanjinya 大法官の指輪, Daihoukan no Yubiwa" ("Ring of the High Judge/Cincin Hakim Tinggi")
4. Atas permintaan editor (yang vulgar). Tadinya saya mau tulis “tanpa pakaian” tapi dia request edit seperti itu.
0 Comments
Posting Komentar