MONDAIJI-TACHI GA ISEKAI
KARA KURU SOU DESU YO
JILID 3 BAB 7
Bagian 1
Saat Leticia
mendengarkan cerita Izayoi, dia merasakan hawa dingin menyebar di seluruh
tubuhnya.
Pikirannya
fokus sepenuhnya, benar-benar fokus sepenuhnya pada sebuah doa atas satu harapan.
Seandainya itu
dapat mengubah fakta.
Seandainya itu
dapat cukup untuk mengubah lintasan bintang-bintang.
Dia telah
mempersiapkan dirinya mempertahankan tekad untuk berdoa berjuta-juta
milyar kali.
—Kuharap ini
adalah sebuah kesalahan.
—Kuharap ini
adalah orang yang salah.
—Kumohon,
kumohon biarlah itu adalah orang lain yang memiliki nama yang sama secara
kebetulan.
Kalau
tidak……Akan ada seorang gadis yang telah berusaha keras sejak tiga tahun yang
lalu hingga sekarang tanpa ada jalan untuk mendapatkan balasannya.
Bagian 2
Saat Izayoi
menyelesaikan sembilan dari sepuluh bagian tumpukan itu, hujan telah mulai
turun di luar.
Awalnya
berpikir bahwa itu akan menjadi hujan yang singkat, dia tidak menyadari bahwa
intensitasnya telah berubah menjadi hujan yang begitu lebat dan deras.
Angin yang
bertiup ke arah bingkai jendela yang longgar menyebabkan suara yang mengganggu
dan membuat tetesan hujan beralih haluan secara horizontal mengenai kaca
jendela.
Izayoi mulai
berbicara pada dirinya sendiri sambil memandang ke halama yang mendapat
pengairan langsung dari hujan yang lebat itu.
“……Kalau
diingat-ingat lagi, hari saat Canaria dan aku bertemu juga hujan seperti ini.”
Izayoi tertawa
serak saat dia mengingat kembali peristiwa di masa lalu.
Izayoi bukanlah
tipe yang akan membenci suara dari tetes air hujan yang mengenai bingkai
jendela dan dia selalu toleran dengan perbedaan suara air yang mengenai
permukaan yang berbeda. Karena itulah dia memutuskan untuk bersandar pada salah
satu jendela untuk melanjutkan membedah isi dari ‘surat wasiat terakhir’ itu
dengan suara percikan tetesan hujan sebagai suara latar belakang.
[Ibu Bodoh
itu……Malah meninggalkan tumpukan kertas wasiat semacam ini dan isinya hampir
lengkap dengan kenangan-kenangan! Aku bahkan tidak peduli apakah dia harus
membuat satu atau dua kebohongan, tapi dia benar-benar tidak peduli tentang
menarik perhatian pembaca?]
Izayoi
menggelengkan kepalanya tidak setuju.
Isi dari wasiat
Canaria benar-benar hanya kenangannya yang tidak berbeda dari menulis sebuah
autobiografi.
Dari hari
berbadai hebat yang mereka alami sampai ke pengalaman yang mereka dapat saat
dia membawa Izayoi berkeliling dunia.
Mereka telah
pergi ke setiap 3 Air Terjun Terbesar Dunia untuk menantang legenda-legenda
urban [Iblis yang bersembunyi di dalam Air Terjun].
Dan pernah
meragukan apakah benar Bumi itu bulat? Ataukah hanya permukaannya datar yang
melebar keluarkah yang disebut dunia? Karena itulah menggunakan perahu mereka
sendiri untuk memastikan pelayaran mereka.
Kenangan antara
mereka hampir menghabiskan 600 halaman.
……Untuk
mengatakan perasaan timbul dengan cara yang terus terang, kau bisa katakan
bahwa Canaria sudah jelas jenis orang tua yang serius memanjakan anak-anaknya.
[……Lupakan.
Kurasa ini masih tidak masalah karena aku benar-benar bersenang-senang saat
itu.]
Hujannya
semakin lebat. Mungkin ini efek samping karena mendapat cuacat bagus selama beberapa hari berturut-turut, hujan
deras tidak menunjukkan tanda-tanda melemah dalam waktu dekat. Izayoi sedang memandangi
pemandangan di luar jendela saat dia menyadari satu kenangan yang belum
dituliskan.
[Benar……Saat
kami pergi untuk melihat medan pertempuran. Itu sama sekali tidak disebutkan
olehnya.]
Izayoi
menyentuh embun yang terbentuk di jendela saat dia ternyum masam.
Selama itu
adalah lokasi yang Izayoi ingin tuju, Canaria pasti akan membawanya ke sana.
Sama sepertinya
keinginannya untuk melihat pemandangan tepi sungai yang indah, Canaria telah
membawanya untuk melihat 3 Air Terjun Terbesar di Dunia dan Kota Air1.
Ingin melihat
pemandangan yang, seperti Gunung Kilimanjaro, Gunung Everest, Gunung Fuji atau tempat
yang lainnya, Canaria akan selalu membawanya serta.
Sedangkan saat
ketika Izayoi meminta untuk melihat medan pertempuran—Canaria telah membawanya
ke tempat yang paling menyedihkan di dunia untuk dia lihat dengan mata
kepalanya sendiri.
Pada akhir
perjalanan, Canaria telah menginformasikan Izayoi bahwa dia tidak akan pernah
membawa Izayoi ke tempat semacam itu lagi.
Kalau Izayoi
ingin melihat medan pertempuran, dia harus bergantung pada kedua kakinya
sendiri dan ketetapan hatinya. Dan itulah pertama kalinya Canaria meninggalkan
dia dalam keadaan marah. Karena itu, Izayoi juga telah bersumpah untuk tidak
menginjakkan kaki di medan perang selama Canaria masih hidup.
……Itulah
tingkat kepercayaan yang mereka bagi antara mereka berdua. Izayoi yang baru
saja menyadarinya sekarang, mau tidak mau tersenyum miris.
[……]
Tujuh tahun
yang dia habiskan bersama Canaria saat dibandingkan dengan sepuluh tahun
sebelumnya, perbedaan antara rasa kepuasan diri dari kedua masa kehidupan itu
bahkan tidak perlu dibandingkan.
Itu adalah
sebuah masa di mana Izayoi dapat dengan bangga membusungkan dadanya dan
mengatakan [Hari-hariku menyenangkan] untuk dengan jelas menggambarkan saat
yang dia habiskan.
Akan tetapi,
sekalipun begitu…… Kalau kau tanya apakah celah di hati Izayoi telah terisi
atau belum? Jawabannya adalah tidak.
Izayoi telah
menghadapi iblis yang berdiam di Air Terjun Iguazu2 dan kembali
dengan selamat untuk menceritakannya, yang merupakan sebuah pencapaian bagi
umat manusia.
—Akan tetapi,
iblis yang dibicarakan itu tidak ada.
Saat usia
mudanya sekitar 10 tahun, dia telah berjalan melewati selurug Gunung
Kilimanjaro yang dikatakan dihuni oleh seorang dewa. Dan pemandangan gunung
yang dia lihat benar-benar misterius.
—Tapi, dewa
tersebut tidak ada juga.
Apakah Bumi
benar-benar bundar? Dunia tidak melebar seperti sebuah pesawat? Izayoi telah
mengungkap seluruhnya tentang misteri dari ketujuh samudera.
—Akan tetapi,
itu adalah kenyataan yang sudah diketahui.
Setelah
mengalami banyak hal dalam perjalannya, Izayoi akhirnya mengerti.
Keajaiban dunia
terhebat yang ada tidak lain adalah Izayoi sendiri.
—Setelah itu,
rasa ingin tahu Izayoi dan rasa hausnya akan kesenangan mulai menyusut menjadi ketenangan.
Dan setelah dia diberikan tempat beristirahat di Panti Asuhan CANARIA, Izayoi
tidak pernah melakukan pelanggaran hukum serius apapun.
Mudahnya,
manusia normal adalah jenis makhluk hidup yang dapat dengan mudah dihancurkan
atau ditembak mati.
Dan kenyataan
itu menjadi belenggu dalam diri Izayoi, sebagai tambahan untuk hati nurani dan
akal sehatnya.
Kalau Izayoi
ingin melanjutkan hidup dengan masyarakat sosial, dia harus bisa mencocokkan
diri dengan standar orang lain.
—[Langit tidak
menciptakan orang lain yang melebihiku].
Itu bukanlah
sebuah metafora. Izayoi mengetahuinya sebagai fakta yang sangat tidak menarik.
Setelah Canaria
wafat, senyuman Izayoi yang tersisa hanyalah senyum yang mengejek dunia yang
membosankan tempatnya hidup.
[……Kurasa aku
sebaiknya melanjutkan untuk menyelesaikan sisanya.]
Jika dia mulai
berfilsafat, dia benar-benar akan bergerak ke tahap usia tua, Izayoi berpikiran
demikian saat dia berjalan kembali ke meja.
Dan ternyata
masih ada enam puluh halaman lagi. Itu benar-benar menjengkelkan.
Walau kesal,
aku mungkin sebaiknya membaca dengan sangat cermat sampai pada setiap kata dan
baris untuk menemukan tata bahasa atau ejaan yang salah! Izayoi yang berpikir
demikian menangkap sekilas baris terakhir dari sisi lain halaman yang dia
pegang.
“—Ah, benar.
Itu benar. Aku hampir lupa. Kau pasti sedang mengenakan jam tangan digital juga
hari ini, ‘kan? Kalau begitu, kurasa kali berikutnya kau melihat jam tanganmu,
tanggal dan waktunya pastilah 5/5 15:49 48.27 detik.”
“Apa?”
Izayoi mau
tidak mau terkejut sendiri saat dia melihat jam tangannya karena refleks.
Angka yang
tertera di jam tangan digitalnya adalah 5/5 15:49 48.27 detik.
“……Oh? Apa
ini?”
Suara Izayoi
terdengar begitu senang.
Tidak perlu
dikatakan, halaman-halaman sebelumnya adalah bagian dari wasiat dan keinginan
terakhir. Terlebih lagi, Izayoi tidak mengatakan pada siapa pun tentang
rencananya untuk datang hari ini. Malahan, dia memilih hari ini hanya karena
dia merasa menginginkannya.
Dapat
memprediksi dengan tepat tindakan Izayoi sampai ke detiknya, itu bukanlah hal
normal yang bisa dilakukan.
“Ha! Apa itu!
Sampai bisa meninggalkan trik semacam ini. Benar-benar seorang Itsuki! Aku
sepertinya tidak bisa membayangkan trik di baliknya juga! Nenek bau itu!”
Meskipun dia
mendengus mengumpat seperti itu, Izayoi sebenarnya sangat senang dan perasaan
ini adalah hal yang sudah lama dia tunggu.
—Itu benar.
Harusnya seperti ini.
Membuat kontrak
denganku, wasiat dari wanita yang berjanji untuk membiarkanku bermain sepuasnya
sepanjang hidupku, seharusnya tidak hanya menulis tentang kenangannya dan
berakhir begitu saja.
Izayoi yakin
bahwa sisa enam puluh halamannya berisi dengan dengan kejutan terakhir Canaria
untuknya saat dia lanjut membacanya.
“Bukankah sudah
kubilang sebelumnya, jangan memanggilku Nenek bau, ‘kan?”
“—Huh—!”
Izayoi berdiri
dengan penuh antusias. Dan mulai mengamati sekelilingnya, memastikan bahwa
tidak ada kamera pengintai atau alat mencurigakan lainnya.
Tentu saja, dia
tidak menemukan satu pun. Membicarakan benda mencurigakan di ruangan ini, itu
pastilah hanya si pria berjas buntut yang bersembunyi di sudut.
Izayoi
menyunggingkan senyumannya saat dia kembali menyadarinya. Perkenalan di dua
halaman ini benar-benar aneh dan kelihatan seakan baru ditulis setelah
mendengar perkataan Izayoi pada dirinya sendiri.
“Ha…… Ini
benar-benar menarik! Seperti yang diduga dari kejutan terakhir buatan Canaria,
ini sepadan dengan waktuku!”
Izayoi mengendalikan
debar jantungnya yang bersemangat saat dia memastikan tulisan tangan di wasiat
itu pertama-tama.
Akan tetapi,
tidak diragukan lagi itu adalah tulisan tangan Canaria sendiri.
……apakah itu
ditulisnya saat dalam kondisi setelah mendapat ramalan masa depan sebelum
kematiannya? Meskipun itu adalah hipotesis yang sangat bagus, sayangnya Izayoi
telah lulus dari imajinasinya lima tahun lalu. Jadi meskipun dia terkejut, dia
tetap terus membaca wasiat itu
“Baiklah,
kurasa kau seharusnya sudah menebaknya secara kasar. Ini adalah permainan
terakhirku. [Penyelenggara]nya adalah ‘aku yang tidak ada’, lawannya juga
adalah ‘aku yang tidak ada’, persyaratan tantanganya juga adalah aku. Karena
itu, hanya ada satu kondisi kemenangan untuk Izayoi-chan! Syaratnya adalah
untuk menemukan ‘aku’ dan ‘kau’ yang tidak ada dan menyerahkannya ke pintu
masuk—!]
*Swish!* Dalam situasi yang tidak ada
peringatan terlebih dahulu, seluruh tumpukan wasiat dan keinginan terakhir
mulai bertebaran ke atas dan ke seluruh ruangan sebelum keluar untuk mendarat
di berbagai tempat di panti asuhan CANARIA.
Atap, halaman,
koridor, area penerima tamu, ruangan-ruangan dan kamar tamu.
Wasiatnya
bahkan menuju ke lusinan tempat lainnya. Ini adalah fenomena tidak biasa dari
wasiat tersebut yang membuat Izayoi untuk sesaat tercengang, tapi pada saat
ini, selembar wasiat melayang ke tangannya yang terulur, dan isinya membuatnya
segera terhenyak saat dia berhasil melihatnya dengan jelas.
“Sebagai
tambahan, kalau kau masih belum bisa menebaknya dalam waktu 1800 jam—aku akan
membawa semua orang bersamaku sebagai hadiahnya.”
“……Apa?!”
Izayoi
merasakan firasat yang sangat buruk. Mengenalnya lebih dari siapa pun, Canaria
tidak pernah menulis peraturan yang keliru saat dia adalah [Penyelenggara]
game. Dengan segera terburu-buru keluar dari kamar, Izayoi menuju ke area
penerima tamu di pintu masuk.
Dia kemudian
memeriksa kamar Homura dan Suzuka serta yang lainnya juga, memastikan ruangan
lainnya. Akan tetapi, tidak peduli ke mana dia pergi, semuanya sama.
Tidak ada siapa
pun.
Izayoi sangat
terkejut dengan perkembangan sampai saat ini, secara alamiah memeriksa waktunya.
Waktu saat ini
adalah 16.00.
Dan itu adalah
waktu yang sama dengan menghilangnya semua orang di panti asuhan Canaria.
Bagian 3
—[Kota Bawah
Tanah Underground], di depan reruntuhan yang tadinya adalah Asrama.
Setelah
pertempuran melawan invasi suku Titan, Yō mengarah ke area sebelum asrama.
Meskipun itu ditahan dengan bantuan dari akar pohon, bagian dalamnya tetaplah
asrama biasa.
Jika ada sebuah
lubang terbentuk di lantainya, pastilah akan runtuh; jika pilarnya terbelah
dua, strukturnya juga akan akan hancur.
Tidak perlu
dikatakan lagi, bagian dalamnya hancur karena lengan tebal dan kuat dari Titan
yang pastinya membentuk tumpukan puing yang sepertinya hancur menabrak
permukaan tanah yang datar.
Dan Yō sedang
menggunakan angin untuk meniup menjauh potongan-potongan puing untuk mencari
headphone Izayoi.
[Kumohon
tetaplah selamat…..Kalau headphonenya rusak……]
Yō terus berdoa
dalam hatinya yang bersedih. Hatinya kini benar-benar sepenuhnya kalut dengan
banyaknya kejadian yang terus muncul silih berganti.
Di antara semua
hal yang memberatkan hatinya, yang paling memberikan tekanan adalah—
[Bahkan setelah
datang ke Sisi Selatan……Aku……masih belum bisa membuat perkembangan apapun!]
Saat dialah
yang bertekad kuat sejak awal.
Dan itu melalui
pengorbanan hak temannya yang membuatnya dapat melakukan perjalanan ini.
Tentu. Dia
berpatisipasi dalam pertempuran juga. Tapi itu meninggalkannya dengan rasa
kekalahan yang buruk pada saat yang paling krusial dan tidak menguntungkan. Dia
merasa dia akan kehilangan rumahnya saat ini kalau headphone itu juga rusak.
Doa
sungguh-sungguh yang diulang-ulangnya tidak terjawab saat headphonenya
ditemukan di bawah tumpukan puing……
“……AH……”
Benda itu sudah
rusak dan terlihat seperti kepingan hancur yang jika seseorang melihatnya
dengan sungguh-sungguh, sebuah logo lidah api dapat terbentuk dari
sisa-sisanya.
Kalau hanya
sebuah retakan di permukaan luarnya, mungkin masih ada kesempatan itu bisa
diperbaiki dengan sebuah keajaiban dari Little Garden.
Akan tetapi,
headphonenya rusak terlalu parah. Hancur menjadi kepingan-kepingan kecil.
Begitu hancur sampai Yō menyerah untuk berpikir memperbaikinya pada tatapan
pertama. Menyerah begitu saja akan pecahan-pecahan dari sisa-sisa benda
tersebut.
[Apa yang bisa
kulakukan sekarang……Karena headphone yang begitu disayangi Izayoi……]
Itu benar. Ini
adalah headphone yang bahkan dapat menyebabkan Izayoi mengesampingkan
keinginannya untuk berpatisipasi di Festival Panen tidak peduli bagaimanapun
caranya, hanya untuk mencari benda berharganya ini. Hanya untuk mencari ini,
Izayoi memilih untuk tetap tinggal di Community Ground dan memintaku untuk
menggantikannya datang kemari dan menyemangatiku untuk berjuang……dan pada
akhirnya……kalau benda berharga ini dikenali sebagai sesuai yang kucuri……semua
hal berharga yang sudah kudapat setelah tiba di Little Garden akan runtuh.
“……Kasukabe-san?
Ada apa?”
Tubuh Yō
sedikit tersentak. Derap langkah teman-temannya yang semakin datang mendekat,
sekarang terdengar seperti suara dari Dewa Kematin yang menghampiri. Debar
jantungnya begitu cepat dan liar, sampai hampir meledak.
“Ka……Kasukabe-san?
Kau……Wajahmu pucat sekali! Kau baik-baik saja?”
“A……Asuka……”
Merengkuh logo
lidah api di tangannya, Yō berdiri dengan goyah.
Tepat saat
indera Kasukabe dikuasai oleh pemikiran lemah [Melarikan diri]—sebatang akar
pohon yang patah dari Pohon Besar jatuh ke atas kepalanya.
Bagian 4
—[Underwood]
Markas Festival Panen
Kuro Usagi dan
Jin diminta untuk bertemu dengan Sala setelah percobaan invasi ke Underwood.
Selama invasi suku Titan, Jin yang sudah diminta dan berada di Markas
bersembunyi di bagian dalam Pohon Besar.
Sekalipun dia
sangat malu akan dirinya yang tidak bisa bergabung di dalam pertempuran, dia
tahu bahwa ini bukan waktunya untuk mengkhawatirkan hal semacam itu saat ini.
Jin dan anggota
[Will-O'-Wisp] yang dipanggil ke Markas seperti [No Name], mengajukan
pertanyaan mereka pada Sala.
“Sala-sama, apa
yang terjadi? Bukankah Raja Iblis yang menyerang [Underwood] 10 tahun lalu
sudah dihancurkan?”
Mendengar
pertanyaan Jin, Sala bersandar pada kursinya dan memiringkan dagunya ke atas
meregangkan ke belakang dengan kepala menghadap ke langit-langit.
“……Maaf. Aku
sebenarnya tadinya berpikir untuk mengatakan pada kalian mengenai detailnya
malam ini. Tapi aku sama sekali tidak mengira mereka untuk bertindak secepat
itu. Malahan, aku punya alasan lain mengundang Komunitas kalian untuk datang ke
[Underwood]……Maukah kalian mendengarkanku?”
“Ya.”
“Yahoho……Nn.
Jika hanya mendengarkanmu, tidak perlu kami menolaknya.”
Jin membalasnya
dengan cepat sementara Jack tersenyum mengelak.
Sala
menyandarkan tubuhnya maju saat dia memulai penjelasannya.
“Kurasa kalian
sudah mendengar bahwa [Underwood] sebelumnya diserang oleh seorang Raja Iblis,
‘kan?”
“Ya. Kudengar
itu adalah peristiwa yang terjadi sepuluh tahun yang lalu.”
“Itu benar.
Sekalipun kami berhasil mengalahkan Raja Iblis, kami mengalami luka serius.
Terlebih lagi, Grup Tersisa dari Raja Iblis kelihatannya cenderung untuk
menujukan pembalasan mereka pada [Underwood].”
“……Grup Tersisa
yang kau sebut sebelumnya adalah suku Titan yang tadi?”
“Itu benar.
Akan tetapi, itu mungkin bukan hanya suku Titan. Setelah memeriksa lapangan
sebelum ini, situasi dari sekeliling sangat aneh seperti yang kutakutkan.
Bahkan para Peryton yang memimpin Eudemon Man Killer juga mulai berkumpul. Para
Gryphon yang tidak merespon pada intimidasi tersebut, kelihatannya sangat
mungkin karena sebuah mantera tertentu yang mengendalikan mereka.”
“Aku
mengerti……Tapi suku Titan tadi berasal dari suku mana? Kuro Usagi sepertinya
sama sekali tidak ingat pernah melihat topeng semacam itu.”
Sala merespon
dengan sebuah “Nn” sebelum terdiam sesaat. Sepertinya menemui kesulitan untuk
mengekspresikan pikirannya dalam kata-kata, dia melanjutkan dengan perlahan :
“Sisa-sisa dari
grup Raja Iblis itu……adalah keturunan dari pada Titan yang telah melarikan diri
ke dalam Little Garden dan menjadi keturunan campuran.”
“Jadi begitu,”
Kuro Usagi menganggukkan kepalanya.
“Banyak dari
suku Titan di Little Garden adalah sisa-sisa pasukan yang lari dari dunia lain
setelah kalah dalam pertempuran mereka. Salah satu yang paling penting adalah
para Formorian dan Mitos Celtic, bahkan ada mereka yang datang dari daratan
Nordik. Dan karena mereka telah mengalami derita kekalahan dan melarikan diri,
karakter mereka sekarang lebih damai, tidak haus akan peperangan tetapi menjadi
sebuah suku yang mengkhususkan diri dalam kerajinan tangan……Namun, ada sekelompok
kecil yang mendapatkan Grimoire yang disebut <The Book of Invasion> lima
puluh tahun lalu dan mulai menggunakan <Authority of a Host Master> untuk
mendominasi suku Titan. Itulah asa mulanya.”
Telinga kelinci
Kuro Usagi terjatuh seperti berpikir keras.
“<The Book
of Invasion>? Apakah itu game yang disebut ‘Labor Gabala’?”
“Apakah kau thu
apa itu ?”
“Ya. Sekalipun
aku tidak bisa mengatakan bahwa aku benar-benar mengethauinya, tapi aku
sebelumnya mendengar informasinya secara singkat. Kudengar bahwa [Authority of
Host Master] ini didapatkan dari buku berbeda yang disebut <Erin
Grimoire> dan benda itu dapat secara paksa memulai sebuah Game yang
meletakkan wilayah sebagai taruhan.”
“Itu benar. Di
antara [Authority of Host Master], ini bisa dikatakan sebuah kemampuan yang
sangat normal. Dan dengan kemampuan inilah orang-orang itu dapat secara
perlahan memperluas dan mengembangkan Komunitas mereka menjadi lebih kuat.”
—Akan tetapi,
grup Raja Iblis tersebut telah dikalahkan di dalam pertempuran.
Para suku Titan
telah kembali menjadi sebuah grup yang tidak terorganisir yang kehilangan
pasukannya.
Dan karena Sala
telah menggambarkan mereka sebagai sebuah ras yang damai, kalau begitu kenapa
mereka melanjutkan serangan mereka ke [Underwood]?
Pada saat ini,
Sala bangkit berdiri dari kursinya dan menggulung bendera Aliansi yang
tergantung di dinding.
Mengambil
sebuah batu yang seukuran tengkorak manusia dari penyimpanan rahasia di balik
bendera, dia memperlihatkannya pada yang lainnya.
“’Mata’ ini
adalah target mereka.”
“……’mata’?
Maksudmu potongan batu itu?”
“Nn. Sekalipun
saat ini disegel…..tapi jika ini dilepaskan, dikatakan bahwa ini dapat menyapu
seratus Divine Spirit dalam sekali tarikan napas.”
Ruang VIP itu
tiba-tiba dipenuhi dengan suara keras menarik napas mereka.
Kuro Usagi dan
yang lainnya baru saja bertempur melawan Raja Iblis dari level Divine Spirit
sebulan yang lalu dan mereka mengerti kekuatan dari dari Divine Spirit. Akan
tetapi, Sala saat ini memiliki sebuah benda yang dikatakan memiliki sebuah kekuatan
yang dapat dengan mudahnya menyapu seratus dari level Divine Spirit itu. Kuro
Usagi merasakan hawa dingin yang menuruni tulang punggungnya saat dia bertanya
dengan sangat hati-hati:
“Gift apakah
itu?”
“……Ini adalah
‘The Death Eye of Balor’3.”
*Braak!* Jin dan Kuro Usagi berdiri
terkejut.
“De…De...Death
Eye Balor!”
“Kau…Kau sedang
bercanda, ‘kan?! Berbicara tentang [The Death Eye of Balor], itu adalah Death
Eye terkuat dan paling mengerikan dalam mitos Celt! Itu adalah mata Raja Iblis
yang dapat membunuh hanya satu tatapan Gift itu!”
Wajah Kuro
Usagi memucat dan sikapnya menjadi berlebihan. Akan tetapi, melihat bagaimana
brutalnya benda itu, reaksinya adalah sesuatu yang sangat normal yang orang
bisa perkirakan.
—[The Death Eye
of Balor] adalah Gift Godly Eye yang dapat mengakibatkan kematian pada yang
lainnya.
Itu juga dapat ditelusuri
kembali di Mitos Celt pada abad 5 SM, Mystic Eye tersebut tercatat dimiliki
oleh Raja Balor dari ras Titan. Legenda mengatakan bahwa jika mata itu terbuka,
maka dia akan bersinar seterang matahari dan mengakibatkan kematian pada saat
yang sama.
Jika angin
adalah medium penyebab kematian untuk [Black Death Demon Lord]—
Maka, mata
magis [The Death Eye of Balor] yang disertai dengan cahaya dapat dengan kuat
mengakibatkan kematian.
“Tapi [The
Death Eye of Balor] seharusnya sudah musnah bersamaan dengan kematian Balor.
Kenapa itu masih…”
“Tidak ada hal
yang aneh tentang ini. Setelah beberapa penelitian, aku mempelajari bahwa
dewa-dewa Celt kebanyakan adalah mereka yang telah menerima Divine spirit. Dan
karena itu, tidak akan begitu mengejutkan untuk melihat hari di mana Balor
kedua muncul.”
—Seperti yang
Sala katakan. Dengan mengumpulkan kecakapan, memang benar bahwa seseorang bisa
mendapatkan jumlah yang dibutuhkan untuk naik ke level Divine spirit.
Contoh yang
sangat bagus adalah [Black Death Demon Lord].
Selain 80 juta
jiwa, dia juga telah menyerap rasa hormat dan takut yang disebabkan oleh [Piper
of Hamelin], dan naik ke level Divine spirit dengan cara itu.
Kenaikan ke
Divine Spirit adalah dengan melewati tes [kumpulkan pengikut lebih dari jumlah
tertentu] untuk menerima Gift tersebut.
“Um… Seperti
yang kau katakan, itu benar……Lebih dari setengah dewa-dewa Celt bisa
mendapatkan pengikut mereka dari kekuatan negara mereka. Dikatakan alasan di
balik itu adalah karena kepercayaan kepada kelompok Druid yang memiliki
kekuatanya sendiri, mendedikasikan diri mereka untuk memuja leluhur dan alam
sebagai aliran utama kepercayaan mereka…”
“Itu benar.
Selama ada sekumpulan besar pemercaya dari umat manusia, seseorang dapat
menjadi seorand dewa. Mitos Celt adalah contoh yang jelas tentang itu. Dan
justru karena itu berada di dalam Little Garden, jumlah Titan yang kebetulan
terbangun karena [The Death Eye of Balor] tidaklah selangka itu. Cara lain
untuk menjelaskannya adalah mungkin karena efek dari <The Book of
Invasion> yang mengakibatkan replikasinya.”
Saat
kata-katanya berakhir, Sala mengalihkan tatapannya ke bawah.
Melihat mata
yang dijiwai oleh kekuatan seorang Raja Iblis.
“Kurasa orang-orang
itu ingin untuk mengambil mata dewa ini bahkan sekalipun mereka harus
menggunakan cara-cara yang tak bermoral. Sekalipun kekuatan sebenarnya benda
ini tidak dapat dilepaskan tanpa kecocokan elemen, ini masihlah Gift yang
sangat kuat. Kurasa mereka akan terus memanfaatkan kesempatan saat kita sibuk
mengadakan Festival Panen dan tidak dapat mengalihkan perhatian kita untuk
melancarkan serangan kita yang selanjutnya.”
“Yahoho…… Jadi,
maksudmu adalah supaya kami memberikan bantuan dan melindungi Kota dari kehancuran?”
Jack dan Ayesha
bahkan tidak repot-repot menyembunyikan ekspresi jijik mereka. Sekalipun mereka
berdua memiliki kemampuan tempur, Komunitas [Will-O'-Wisp] mereka tidak
beorientasi untuk bertarung tidak peduli bagaimana kau melihat mereka, mereka
masihlah sebuah Komunitas yang berfokus pada Kerajinan Tangan.
Jika ini sama
dengan situasi sebelumnya di mana mereka secara paksa terlibat, itu akan
menjadi persoalan yang berbeda. Tapi untuk berada di sisi yang memulai perang
akan mendesak moto mereka sedikit terlalu jauh.
Menggoyangkan
kuncir duanya, ekspresi Ayesha terlihat kebingungan.
“Memang benar
kalau Willa Onee-san itu kuat, tapi karakternya sama sekali tidak cocok untuk
pertempuran. Karena itu, kecuali ada sebuah situasi khusus yang muncul, dia
bahkan tidak akan berkeinginan untuk berpatisipasi dalam Gift Game normal.
Terlebih lagi untuk masalah jenis ini, bukankah prosedur yang tepat
pertama-tama adalah menemui [Floor Master] untuk mendiskusikannya? Pihak yang
lain adalah sebuah Komunitas yang bahkan tidak mengikuti aturan Gift Games dan
mengabaikan hukumnya sama sekali bukan?”
Mendengar tudingan
Ayesha, Sala tetap terus terdiam karena tuduhan tersebut tidak keliru.
Mengenai
hukuman yang seharusnya dijatuhkan pada kriminal yang melanggar hukum kali ini,
pada dasarnya adalah tugas dari [Floor Master]. Tidak perlu dikatakan lagi,
orang-orang tersebut adalah grup pelanggar hukum yang bahkan tidak memiliki
[Authority of Host Master]. Sekalipun itu adalah pembantaian satu pihak
terhadap mereka, mereka tidak akan memiliki suara untuk memprotesnya.
Akan tetapi,
Sala hanya menunjukkan tatapan yang terlihat sangat gelisah saat menggelengkan
kepalanya.
“Sayangnya……
Tidak ada [Floor Master] untuk Sisi Selatan saat ini.”
“……apa?”
“Ini adalah
sesuatu yang terjadi sebulan yang lalu, saat [Black Death Demon Lord] muncul.
Seorang Raja Iblis yang hidup di Gerbang Luar 7000000 telah mengalahkan [Floor
Master] dan keselamatannya dan atau keberadaannya saat ini tidak diketahui. Dan
kudengar bahwa identitas sebenarnya dari Raja Iblis tersebut juga adalah sebuah
misteri.”
“APA?!”
Pengungkapan
mengejutkan ini menyebabkan Ayesha melongo dan tak dapat berkata-kata. Yang
lainnya juga sama. Mereka semua tidak mengira posisi dari [Floor Master] berada
dalam status kosong.
Sala menutup
matanya dan mengangkat kepala saat dia mulai menceritakan detail dari situasi
di Sisi Selatan.
“Titan telah
mulai menjadi aktif sejak kejadian itu. Rekan-rekanku dari [One Horn]—kawanan
unicorn yang seharusnya bermigrasi ke [Underwood] juga telah diserang oleh para
Titan dan menderita jatuh korban secara serius yang hampir menyapu habis
mereka. Kami belum dapat melakukan kontak sejak saat itu.”
“Bagaimana….bagaimana
bisa……”
Wajah Kuro
Usagi terlihat pucat. Kalau ini keadaannya, unicorn yang dia temui sebelumnya
di dekat Air Terjun Tritonis akan sangat tidak mungkin selamat.
“Aku menunggu
untuk bertanya pada Shiroyasha-sama agar mengambil tugas dari posisiku dan
berharap untuk memilih [Floor Master] yang baru untuk Sisi Selatan juga. Akan
tetapi, itu bukan tugas yang mudah bagi Komunitas manapun mengambil posisi
[Floor Master] karena mereka akan bertugas untuk menjaga kedamaian di wilayah
ini. Karena itulah Shiroyasha-sama telah menyarankan……membentuk Aliansi [Draco
Greif] untuk naik ke level lima digit sebelum dia dapat menunjuk kami sebagai
[Floor Master].”
Kuro Usagi dan
Jin menarik napas mereka dengan tajam saat mereka menyadari apa maksud semua
itu.
“Kalau
begitu……Festival Panen kali ini adalah ujian untuk Aliansi [Draco Greif] untuk
melihat apakah aliansi ini memiliki kualifikasi untuk naik ke level lima digit
dan mengambil tanggung jawab sebagai [Floor Master] dengan memanfaatkan Game?”
“Itu benar.
Asalkan kami sukses menjadi [Floor Master], kami akan bisa mendapatkan
[Authority of Host Master] dan sebuah Gift yang lebih kuat. Untuk menghancurkan
suku Titan sepenuhnya, kami hanya dapat berharap bergantung pada Gift Game yang
diadakan dengan [Authority of Host Master] untuk menyatakan perang terhadap
mereka. Demi Sisi Selatan, kami harus berhasil menjadi tuan rumah Festival
Panen ini tidak peduli apapun yang terjadi.”
Sala
menyatakannya dengan tekad yang bulat. Mendengar kenyataan tersebut untuk
pertama kalinya, yang lain untuk sesaat kehilangan kata-kata namun di saat yang
sama, Kuro Usagi dapat mengerti perasaan itu.
—Aliansi [Draco
Greif] adalah sebuah Aliansi yang berada di peringkat atas level rendah dan
dalam pengaruhnya.
Bahkan di
Gerbang Luar yang jauh di mana [No Name] berada, terdapat pula sebuah cabang
dari [Six Scars]. Sama halnya dengan jangkauan mereka dalam pengaruh, mereka
juga memiliki sejarah panjang dalam aktivitas mereka.
Untuk sebuah
Aliansi yang namanya terkenal seperti itu, tanggung jawab dari perwakilannya
kebetulan dipegang oleh pendatang baru, Sala Doltrake. Sekalipun penghuni dari
Sisi Selatan sangat terbuka dan ramah, itu tidak akan bisa terpikirkan karena
mereka begitu saja menyerahkan posisi perwakilan yang sama pentingnya dengan posisi
pemimpin kawanan. Terutama bagi para Eudemon yang sangat menjaga wilayahnya di
alam, itu akan memiliki makna penting bagi mereka.
Akan tetapi,
Sala pada dasarnya adalah penerus dari [Floor Master] [Salamandra].
Itu mungkin
karena menilai pengalamannya di wilayah tersebut, sehingga mereka menominasikan
dia untuk posisi sebagai perwakilan dalam kurun waktu yang pendek selama tiga
tahun.
[Sala-sama
seharusnya telah mempelajari bidang pekerjaannya [Floor Master] dari ayahnya.
Mempertimbangkan masa depan dari Aliansi [Draco Greif], adalah hal yang masuk
akal untuk mencalonkan dia sebagai seorang perwakilan.]
Kuro Usagi
mungkin tidak begitu mengerti dengan jelas permasalahan di sekitar Sala. Tapi
[Salamandra] adalah sebuah Komunitas yang tadinya berada dalam Aliansi dengan
mereka. Dan tepatnya karena Sala adalah penerus dari [Salamandra], dia telah
mendengar beberapa rumor mengenai dirinya adalah seseorang yang sangat cakap
dan berbakat. Bahkan ada rumor yang berspekulasi bahwa Sala dapat membawa
[Salamandra] ke tingkatan yang lebih tinggi kalau dia mewarisi Tanduk Raja Naga
dari Bintang-bintang dan Lautan.
Akan tetapi,
Sala sendiri menyentuh rambut merahnya yang sepertinya merupakan sebuah
kebiasaan saat dia kebingungan dan menyunggingkan senyuman miris di wajahnya.
“Melepaskan
posisiku sebagai penerus dari [Floor Master], diriku yang sekarang di Aliansi
[Draco Greif] saat ini berencana untuk menjadi [Floor Master] di Sisi Selatan…
Kurasa itu akan menjadi hal yang sangat konyol bagi semua orang… Akan tetapi,
ini bukanlah waktunya untukku terganggu dengan hal semacam itu. Demi menjaga
kedamaian di Sisi Selatan, maukan Komunitas kalian meminjamkan kekuatan?”
“Sekalipun kau
mungkin berkata seperti ini……”
Bahkan setelah
mendengar seluruh ceritanya, Jack masih tetap sangat enggan.
Akan tetapi,
Sala juga tidak akan menyerah. Menempatkan [The Death Eye of Balor] di telapak
tangannya, dia berbicara :
“Tentu saja,
itu bukannya tanpa hadiah. Aku berniat untuk memberikan [The Death Eye of
Balor] ini pada Komunita yang memberikan paling banyak kontribusi dalam
peperangan.”
“Ah?”
“Kudengar Willa
the Ignis Fatuus memiliki kekuatan untuk melewati portal antara kematian dan
kehidupan, dan benda ini [The Death Eye of Balor] akan sangat cocok dengan
kekuataannya, benar bukan? Daripada membiarkan benda semacam ini terkubur debu
di tangan kami, akan sangat menguntungkan jika diberikan padanya untuk
menggunakan potensinya secara penuh……bagaimana menurutmu, Jack?”
“Mengenai
itu……yah, kurasa seperti yang kau katakan. Kecocokan elemental Willa akan
sangat cocok dengan [The Death Eye of Balor]. Tapi apa yang terjadi jika itu sampai
ke tangan Komunitas selain Komunitasku? Kurasa orang-orang selain Willa yang
dapat menggunakan potensi [The Death Eye of Balor] sepenuhnya di level lebih
rendah…seharusnya tidak ada ‘kan?”
—Jack melihat
Kuro Usagi dan yang lainnya.
Sekalipun dia
berkata demikian, dia pastilah merasa bahwa [No Name] adalah persoalan yang
lain.
Sala juga
menyadari pandangan Jack dan mengangguk sebagai balasannya.
“Tenanglah. Aku
berniat membatasi hak untuk mendapatkan [The Death Eye of Balor] hanya pada
salah satu dari kalian dari [Will-O'-Wisp] atau [No Name].”
“Kami…Kami juga
kandidat untuk itu?”
“Ta…tapi
Sala-sama. Seharusnya tidak ada siapapun dari antara rekan di sisi kami yang
memiliki kecocokan elemental untuk itu, ‘kan?”
Melihat betapa
kebingungannya tampang mereka, kali ini giliran Sala yang terkejut. Kemudian
dia sepertinya tiba-tiba menyadari hal lain.
“Oh, salahku,
maaf karena lupa hal tersebut. Sebenarnya, Shiroyasha-sama telah menitipkan
padaku sebuah Gift batu yang ingin dia hadiahkan pada [No Name].”
“Eh?”
“Kurasa kalian
sudah pernah mendengarnya, ‘kan? Itu adalah hadiah karena telah menyelesaikan
[THE PIED PIPER of HAMELIN]. Dan dengan benda itu, kurasa kalian dapat
menggunakan [The Death Eye of Balor] secara sepenuhnya juga.”
*PakPak!* Sala menepukkan tangannya untuk
memanggil seorang pelayan.
Seorang pelayan
kemudian membawa sebuah kotak kecil yang dipegang dengan kedua tangannya dan
memiliki tutup yang terukit dengan lambang [Dua dewi yang saling menghadap satu
sama lain].
Menerima kotak
kecil tersebut yang berukiran dengan segel bendera [Thousand Eyes], Jim
terlihat sedikit bingung…
“Apakah ini
‘Gift’ barunya?”
“Itu benar.
Menghadapi game [The PIED PIPPER of HAMELIN] yang diadakan oleh [Black Death
Demon Lord], kau telah memenuhi semua persyaratan kemenangannya. Benda ini
adalah hadiah spesial untuk game tersebut. Kau dapat membukanya untuk
melihatnya,”
Jin dengan
sungguh-sungguh menganggukkan kepalanya saat membuka kotak kecil itu.
Tersimpan di
dalam kotak kecil tersebut adalah sebuah cincin yang berukiran seorang badut
yang meniup sebuah seruling—Cincin dengan bendera [Grim Grimoire Hamelin].
Bagian 5
[…Ini… di
mana?]
Saat Yō sadar,
dia menemukan dirinya berada di area yang dibuat menjadi tempat darurat
berkumpulnya korban-korban luka. Pasien lainnya yang dibawa ke sini adalah
mereka yang mengalami ceder dalam pertempuran.
Yō merasa
sedikit malu bahwa kenyataan dia dibawa ke sini bukanlah karena akibat
pertempuran dan meringkuk seperti sebuah bola di tempat tidur.
……Dia kemudian
menyadari alasan kehilangan kesadarannya sebelum dibawa ke sini.
Rasa sakit
samar yang datang dari belakang kepalanya pastilah diakibatkan terbentuknya
luka memar. Dia dapat merasakan bengkaknya dari sentuhan jarinya. Akan tetapi,
untuk mengalami luka seringan itu saat puing-puing dan akar-akar pohon yang
seharusnya menghancurkannya… itu adalah kenyataan yang seharusnya menjadi fokus
pertanyaan.
[……Aku……]
“Oh, kau
bangun?”
Pada saat
itulah, Asuka muncul dari balik tirai di tempat tidur pasien terdekat.
Melihat tangan
yang dibalut perban, Yō mau tidak mau menarik napas tajam.
“Asuka!
Tanganmu……”
“Oh, ini? Ini
hanya luka gores ringan. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya.”
Asuka dengan
santainya duduk di kursi sebelah tempat tidurnya. Sementara Yō berhasil
menghubungkan petunjuknya.
Itu adalah
Asuka yang telah melemparkan dirinya untuk menyelamatkan dirinya.
“……Asuka.”
“Kasukabe-san,
ada hal lain yang lebih penting. Tentang ini bisakah kau menjelaskannya
padaku?”
Benda yang
Asuka serahkan dengan cepat padanya adalah logo lidah api.
Yang
menunjukkan tanda dari headphone Izayoi. Karena Asuka memegangi benda semacam
itu di tangannya, tidak diragukan lagi bahwa dia akan tahu tentang headphone
yang hancur itu juga.
Yō menyimpulkan
bahwa dia akan mendapat omelan dan membenamkan dirinya di bawah seprai,
meringkukkan badannya menjadi lebih kecil.
“Kasukabe-san……Apakah
kaulah orang yang mengambil headphone ini?”
“……”
“Atau itu bukan
kau?”
“……Tidak.”
Yō
sungguh-sungguh menjawabnya saat dia menyembulkan kepalanya keluar dari seprai.
Asuka melipat
lengannya bersilangan di depan dadanya saat dia sepertinya merenungkan sesuatu
yang mengganggu.
“Kalau
begitu……Bisakah aku menyimpulkan bahwa ini tidak ada kaitannya dengan
Kasukabe-san?”
“……Aku tidak
tahu. Tapi itu ditemukan di dalam tasku.”
“Apakah kau
yang menaruhnya?”
“Tidak.”
Yō menjawabnya
dengan cepat. Itu adalah kebenaran karena dia tidak melihatnya di dalam tasnya
saat dia mempersiapkan bawaannya untuk perjalanan.
Lalu, siapa
yang telah menaruhnya di dalam tasnya?
“Nn……dengan
mengumpulkan semua kenyaataan yang kita punya sekarang, seharusnya seperti ini
bukan? Setelah Kasukabe-san mengemas bawaannya, si pelaku mencuri headphone
Izayoi dan menyembunyikannya di dalam tas Kasukabe……siapa yang bisa melakukan
hal-hal tersebut?”
“……Aku?”
“MAKSUDKU PIHAK
LAIN SELAIN KASUKABE-SAN!”
Asuka
menyunggingkan senyuman miris setelah menambahkan keterangan tersebut.
Mendengar
bagaimana temannya mempercayai ketidakbersalahannya, Yō sedikit mendapatkan
kembali dirinya dan duduk di tempat tidurnya.
“Walau…Walaupun
kau bilang seperti itu… Aku tidak bisa memikirkan orang lain yang bisa
melakukan hal itu—“
Pada saat itu,
Yō tiba-tiba menelan perkataannya dan mulai berpikir.
Diikuti hal
tersebut, dia memperlihatkan sebuah ekspresi seakan dia telah menelan sebuah
teratai kuning4 saat berkata:
“……Asuka,
pinjamkan aku logo tersebut sebentar.”
“Eh? Kenapa kau
tiba-tiba menginginkannya?”
“Mungkin……masih
ada aroma dari si pelakunya.”
Asuka
menepukkan tangannya tanda mengerti. Dia hampir lup bahwa Yō memiliki indera
yang setajam anjing pengendus.
Kelihatannya
mereka berdua telah begitu terkejut sampai mereka melupakan sebuah tindakan
sederhana. Gitf Yō adalah yang terbaik untuk dimanfaatkan potensinya sepenuhnya
dalam situasi seperti ini.
“……”
“Bagaimana?”
“……Nn. Itu
masih ada seperti yang kupikirkan.”
Akan
tetapi……ekspresi Yō menjadi semakin rumit dan kebingungan. Dia tidak dapat
mengerti kenapa si pelaku melakukan hal semacam itu saat dia tidak pernah
bertingkah yang bisa membuat Yō kesulitan hingga hari ini.
Mungkin ada sesuatu
yang terjadi di balik semua ini…… Tepat saat Yō mengkhawatirkannya, suara di
luar tirai menyebabkan kepalanya menoleh tajam.
“Nn……Kasukabe-san
dari [No Name]……Ya, dapat! Apakah tidak apa-apa aku hanya membawamu sampai ke
sini, Kucing Calico Oji-san?”
“Terima kasih
miaw, Onee-san berekor Kirin. Sudah sangat cukup kau membawaku kemari.”
“Tidak, tidak,
menyadari situasinya yang menyusahkan, kalau aku hanya diam dan menyaksikan
tanpa melakukan apapun, itu akan tidak menghormati Komunitas [Six Scar]ku. Sekalipun
aku mengerti bahwa aku mungkin tidak akan begitu membantu di sini, aku bersedia
membantu menjadi penengah antara kalian berdua.”
“Senang melihat
kalian berdua pelangganku yang biasa~! Aku sudah membawa Kucing Calico Oji-san
yang merasa sedih selama ini!”
“Meowwwwwww!
Tidak perlu mengatakan semua itu juga!”
“Eh~? Tapi
Oji-san benar-benar terlihat seperti seseorang yang sedang memikirkan akhir
dunia yang sedang menghampirinya dan sangat cemas di pojokkan.”
“Onee, itu…itu
karena berbagai alasan……”
“……Kucing
Calico.”
Meow! Kucing Calico
yang dipeluk oleh pelayan bertelinga kucing melompat ketakutan.
Kasukabe
mengambil Kucing Calico dari tangan si pelayan dan menanyainya dengan tatapan
sedih:
“Kenapa?”
“Itu……Itu……karena
hatiku sakit melihat Oujo merasa begitu sedih……jadi aku memutuskan untuk
membalas dendam……”
“……”
Karena itu
diakibatkan oleh alasan semacam itu—pikiran-pikiran untuk memarahi Kucing
Calico yang tadinya memuncak kini menghilang.
Yō menenangkan
dirinya sendiri saat menutup matanya untuk mempertimbangkan dengan hati-hati.
—Jika dia
begitu saja menyerahkan pelakunya, Kucing Calico, pada Izayoi, itu akan terlalu
mudah.
Aka tetapi,
apakah kesalahan tersebut sama sekali tidak jatuh pada dirinya juga?
Menelusuri akar
permasalahannya, bukankah masalah sebenarnya adalah dirinya sendiri yang kurang
kuat?
Terlebih lagi,
sebagai majikan Kucing Calico, dia juga harus menerima sejumlah tanggung jawab
tersebut. Kalau dia menyerahkan semuanya begitu saja untuk ditangani Izayoi,
itu akan benar-benar menjadi akhir dari hubungan mereka.
“……Asuka.”
“Ada apa?”
“Seperti yang
kupikirkan, hanya mengetahui siapa pelakunya tidaklah cukup. Aku harus
menemukan cara memperbaiki headphone tersebut…… Maukah kau membantuku?”
“Nn. Dengan
senang hati.”
Yō bangkit dari
tempat tidur dan merasakan suasana hati yang baru.
Di dunia Little
Garden, pasti ada sebuah cara ajaib untuk melakukannya. Kedua orang itu
bergegas kembali ke asrama untuk mencari rencana.
Note
1.
Kota Air : sebuah istilah untuk menyebut kota
Venice. Karena tertulis seperti itu di novelnya, maka tidak diterjemahkan
sebagai Venice.
2.
Air Terjun Iguazu : tidak ada iblis di cerita
sebenarnya walau begitu……itu hanyalah seorang dewa yang mengutuk seorang
manusia wanita yang dicintainya untuk selamanya berada di bawah air terjun
bersama kekasih manusianya yang diajaknya untuk sama-sama melarikan diri (http://en.wikipedia.org/wiki/Iguazu_Falls)
3.
The Death Eye of Balor : http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_one-eyed_creatures_in_mythology_and_fiction
4.
Menelan teratai kuning : menelan sebuah
teratai kuning adalah sebuah perumpamaan untuk menggambarkan seseorang yang
tidak dapat menyuarakan kesedihannya karena seakan tersumbat sesuatu. Menderita
dalam keheningan. Kuncup Teratai Kuning sebelum mekar sangat besar dan karena
itulah kau bisa tercekik kalau kau benar-benar mencoba sesuatu seperti itu.
0 Comments
Posting Komentar