ONLY SENSE ONLINE
JILID 2 BAB 5
CURSED EQUIPMENT
DAN ANAK RUBAH
Seseorang dapat menyebut perkemahan Myu sebagai 'neraka', dan
mereka tidak akan berlebihan berkata demikian.
Sebuah pilar api muncul di pusatnya, para player yang mencoba meloloskan diri dari pilar itu tertelan dalam
lautan api. Kenapa sesuatu seperti ini terjadi, baik aku maupun tiga orang yang
bersamaku mengetahuinya, kami semua terpana.
"Ayolah…tidak peduli seberapa inginnya mereka melakukan api
unggun, bukankah hari masih terang?"
"Ini bukan waktunya bercanda! Ini sudah jelas sebuah situasi
abnormal… ayo bergabung dengan Lucato dan yang lainnya. Hubungi mereka
dulu."
Aku tahu Myu tidak sedang bercanda. Tapi tidak seperti biasanya
dia bercanda, wajahnya begitu tegang, terlihat genting. Pastilah ini sangat
membuatnya terkejut.
Biasanya, untuk tidak membuat adikku lebih kesal lagi, hatiku
sebagai gantinya menjadi tenang. Aku memeriksa sekitar.
Api menyebar ke perabotan seperti tenda-tenda yang tersebar ke
sekitar. Sarana prasarana perkemahan hancur.
Keberuntungan di balik kemalangan adalah kenyataan bahwa
tenda-tenda tersebut sangat berjauhan antara satu dengan yang lainnya dan
mereka tidak menghalangi jalan di hadapan kami.
"Aku sudah menghubungi Luka-chan! Saat ini, dia sedang
memimpin orang-orang!"
"Baiklah! Kita akan bertindak bersama-sama sekarang. Ayo
temukan tempat di mana kita dapat berbagi map party kita. Toutobi, kuserahkan navigasinya padamu."
Mereka berdua mengangguk dengan ekpresi tegang. Kenyataannya
adalah kalau mereka melarikan diri, mereka akan selamat dari pembasmian, tapi
karena mereka memiliki tekad kuat untuk bergegas membantu rekan mereka yang
dalam krisis, aku tidak bisa berkata tidak.
Aku mengingat-ingat skill
yang kupunya, itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Aku memasangkan enchant MIND dan DEF pada semua orang
saat kami pergi melawan balik arus orang-orang.
"Apakah ada tanda-tanda apapun ini terjadi?"
"…tidak sama sekali! Kalau begini kita bahkan tidak bisa
memastikan apakah ini serangan sihir atau monster! Pertama-tama, adalah hal
yang mustahil bagi para monster untuk menyerang safety area!"
Bahkan Toutobi yang biasanya berbicara dengan tenang sekarang
terguncang.
"Kurasa unique item
dapat menjadi penyebabnya. Mungkin seseorang memiliki cheat weapon atau semacamnya."
"Hino-chan, kau terlalu banyak membaca webnovel! Di game yang
sebenarnya, tidak ada hal seperti cheat,
kalau ada maka orang-orang akan berhenti bermain!"
Aku tidak ingin mendengar itu darimu, cheater yang sebenarnya, suara dari tiga hati selain Myu berbunyi
serempak. Tapi detik berikutnya, kami sama sekali tidak dapat melakukan
percakapan semacam itu.
"Serangan api! Bertahan!"
Aku menaikkan suara, semuanya membeku di tempat. Aku mengeluarkan
sebuah Magic Gem Clay Shield dari inventory dan melemparkannya ke tanah.
"— «Clay Shield»!"
Serangan api yang datang bertubrukan dengan dinding tanah. Apinya
menyebar di dinding lumpur dan kami terkena hawa panas.
Aku melihat sedikit dari balik dinding. Meskipun aku melihat api
dari sisi lain, itu tetap berkobar dan sama sekali tidak mereda.
"…kalau begini kita tidak akan maju."
Kami tidak jauh dari lokasi yang ingin kami tuju, tapi melewati
api ini akan menjadi sulit.
"Onee-chan, Luka-chan dan yang lainnya tidak akan datang pada
kita. 'Saat ini, kami memusatkan diri kami untuk melindungi para player yang tertinggal di belakang',
katanya!"
"Baik, baik, itu berarti kita harus menyelamatkan mereka.
Kita tidak tahu penyebabnya… Kira-kira apa yang bisa kita lakukan?"
Kata Hino, sedang kami bertiga kebingungan. Defence-nya tidak akan dapat bertahan terhadap gelombang serangan
api seperti ini bahkan sekalipun mereka memusatkan diri mereka sendiri untuk
bertahan. Semuanya menyimpulkan bahwa yang terburuk muncul.
Sial, tepat saat aku akan mengeluarkan sumpah serapah, sesuatu
menyentuh tangan kananku.
"…Ryui…maaf, kau juga cemas, 'kan."
Ryui menyundul tangan kananku dan menatapku.
"Apinya telah melemah sedikit. Sedikit lagi dan kita akan
dapat pergi."
Ada tanda-tanda apinya melemah, sepertinya itu berputar dengan
sebuah interval. Kami sepertinya akan dapat bergerak maju. Dan kemudian bahuku
dicolek, Myu membuatku berbalik menghadapnya.
"Luka-chan ingin berbicara denganmu. Segera akan ada sebuah friend call."
"Oh, baiklah."
Segera setelah itu, komunikasi datang dari Lucato. Saat ini, dia
ingin tahu apa yang bisa kulakukan tentang situasi di lapangan.
『"Halo, Yun-san."』
"Ayo kesampingkan salamnya untuk nanti, kami akan mencoba
mengeluarkanmu. Aku akan menanyakan beberapa pertanyaan, cobalah untuk
menjawabnya. Apa penyebabnya?"
『"…seekor young beast."』
Aku teringat pada si kamaitachi
muda yang menyerang kami kemarin dan mengernyit. Apakah para monster dibuat
seperti itu?
"Apakah ada hal lain? Sesuatu yang menjadi
penyebabnya?"
『"Hewan muda itu dibawa oleh seorang player… tidak, lebih tepatnya diculik
dan dipaksa datang, itu akan lebih cocok untuk menggambarkannya."』
Diculik, sama sekali bukan cara yang lembut untuk melakukannya.
Dengan kata lain, dia dibawa secara paksa. Begitulah ceritanya.
『"Pada hari pertama ada banyak player yang menculik mereka dengan cara yang sama dan membawa para young beast ke perkemahan, itu terjadi
juga kemarin. Sebagai hasilnya, para young
beast berada di luar kendali, merobek-robek tenda dan tempat-tempat lain,
menghancurkan barang-barang dan melarikan diri. Sekalipun kami menunggu untuk
melihat apakah yang satu ini akan mengamuk dengan cara yang sama, tapi tidak
lama kemudian api mulai muncul dan menyebar."』
"…penyebabnya? Kenapa itu terjadi?"
『"Dari kejauhan aku tidak bisa mengetahuinya. Tapi dia
sepertinya memiliki sesuatu yang bercahaya. Bentuknya terlihat seperti gelang
yang aneh."』
Mendengar itu, aku menemukan sebuah hubungan aneh antara kejadian
ini dengan Kamaitachi yang kemarin.
Meskipun tidak ada bukti pasti, kasus young beast ini dan Kamaitachi ini sangat mirip.
Daripada memeriksa sebuah item
pada seorang player, benda tersebut
diujicobakan pada seekor young beast
dan mengakibatkan dia kehilangan kendali. Sebuah item merugikan seperti aksesoris yang kupungut kemarin, ada
kemungkinan bahwa young beast
tersebut memakainya.
Ya ampun, aku ingin menendang bokong si tolol yang menyebabkan
begitu masalah untuk orang lain itu.
"Terima kasih. Aku memahami situasinya. Kami akan ke sana
segera. Jangan bertindak gegabah."
『"Ya. Terima kasih banyak."』
Dengan waktu yang tepat, api tersebut melemah bersamaan dengan
waktu friend call dengan Lucato
selesai. Kami maju lebih dalam.
Saat kami maju menuju pusat
dari api, kulitku mulai terasa tersengat seperti terpanggang.
Pusatnya tidak begitu jauh, tapi jalannya tertutup oleh udara
panas dan kadang-kadang peluru-peluru api. Uap panas bergantung pada jangkauan
pandangan, bahkan dengan 【Hawk Eye】 sekalipun aku tidak dapat melihat jauh.
Bagaimana caranya aku menemukan kelemahan pada sesuatu yang
seperti itu? Saat aku tersenyum miris, ada sebuah respon di sudut pandanganku.
"Luka-chan!"
"Kelihatannya mereka selamat! Kita juga sebaiknya
pergi!"
Kami mendekati mereka dan memastikan mereka bertahan dalam
serangan lemah tersebut.
Di dalam pilar api terdapat sebuah bayangan kecil yang muncul. Dia
menghadap ke arah gadis-gadis tersebut dan dengan jelas mengetahui di mana
mereka meskipun apinya berkobar hebat dan mulai memancarkan gelombang-gelombang
api dan menembakkan api. Di antara mereka ada dua mage, Kohaku dan Rirei yang melindungi player yang tersisa. Mereka berdiri dengan melancarkan sihir
pertahanan secara bergantian.
Akan tetapi, kerapatan serangannya berada pada level yang berbeda
dengan yang kami hindari. Hanya berdua saja, mereka akan kewalahan. Itulah yang
kurasakan.
"Gawat! Aku kehabisan MP!"
"Meskipun kau bilang begitu, kita tidak punya MP Potion…ah."
Sihir pertahanan yang dilancarkan Kohaku dan Rirei diruntuhkan.
Sihir pertahanan Rirei telah dipadamkan sebelumnya, dan semua beban berada pada
sihir pertahanan Kohaku dan sihir tersebut mulai retak seperti kaca, tinggal
menunggu hitungan mundur sebelum hancur.
"Tepat waktu! —— «Clay Shield»."
Aku mengeluarkan segenggam penuh Clay Shield's Magic Gem dan melemparkannya ke antara Lucato dan si young beast.
Api tersebut menabrak dinding tanah yang terbuat dari empat magic gem yang muncul di antara mereka
berdua. Setelah itu, sihir pertahanan tersebut menghilang saat Kohaku kehabisan
MP.
"Apa yang terjadi?"
"Kami datang untuk membantu! Luka-chan, semuanya."
Lucato, Kohaku dan Rirei, begitu pula lima anggota party lainnya yang dipimpin mereka.
Total ada dua belas dari kami yang melakukan pertahanan di sini.
Orang-orang yang sepertinya kehabisan MP tidak kelihatan mereka
akan pulih tepat waktu. Aku dengan diam menggunakan MP Potion.
"Terima kasih banyak, Yun-san."
"Kesampingkan terima kasih tersebut untuk nanti. Sebelum itu,
bisakah kau meloloskan diri secepatnya?"
Aku memastikan dengan sesedikit mungkin kata-kata. Ekspresi
kebingungannya tidak membuatku senang sayangnya.
Sementara itu, aku tidak tahu berapa lama lagi dinding tanah ini
akan menahan serangannya.
"Apakah itu mustahil?"
"Ya, karena kita adalah targetnya, begitu kita membalikkan
badan, kita akan diserang. Saat kita melarikan diri, seserang harus mengulur
waktu… Tidak, jangan berbicara yang tidak pasti. Kita perlu mengorbankan
seseorang."
Mendengar perkataan itu, aku memiliki kesan bahwa aku telah
melibatkan diriku pada sesuatu yang sangat merepotkan. Jadi begitulah. Mundur
tanpa membuat makan malam hari ini tidak akan dimaafkan, ya 'kan. Tidak, aku
sama sekali tidak bisa mati.
"Ada satu jalan lagi, untuk mengalahkan hewan itu."
Itu masuk akal. Dia bukanlah monster dewasa. Statusnya secara
keseluruhan seharusnya rendah. Adalah hal yang mungkin untuk menang dengan dua
belas orang yang ada di sini.
"Semuanya, apakah kalian keberatan untuk mengalahkan
young beast itu?"
Mendengar perkataan itu, semuanya mengangguk. Baiklah, kalau
begitu kami harus memikirkan sebuah strategi. Tepat saat aku berpikir demikian,
aku dipukul dari belakang.
Saat aku terhuyung-huyung dan melihat ke belakang, aku melihat
Ryui menyundulku. Dan itu berkali-kali juga.
"Hei, sekarang bukan waktunya untuk bermain. Kau tahu itu
'kan."
Walau begitu, dia terus menubrukku lagi dan lagi. Aku merasa
curiga dan membungkuk untuk melihat matanya.
"Ada apa?"
"………"
Tanpa kata-kata sedikit pun, tidak semuanya dapat tersampaikan
padaku. Akan tetapi, emosi yang ada di mata Ryui yang sedang menatapku, itu
adalah ——sebuah permohonan.
Aku memikirkan alasan kenapa partner yang baru saja kutemui itu
berekspresi seperti itu.
Itu sama dengan peristiwa Kamaitachi
kemarin. Ryui tidak ingin sesamanya mati di hadapannya, dia ingin membantu
mereka. Ya ampun, ini hanya spekulasi, tapi aku yakin itulah masalahnya dan
berpikir untuk melakukan apapun demi memenuhi keinginan tersebut.
Terlebih lagi, aku akan mendapatkan kesulitan menghadapi diriku sendiri
setelah ini kalau tidak melakukannya. Memenuhi keinginan dari partner mereka,
adalah tugas seorang pria.
"Maaf, aku menyita waktu sedikit."
"Tidak masalah, apa yang terjadi?"
Lucato bertanya padaku dengan gelisah, aku mencoba menjawabnya
dengan jelas.
"Maaf! Aku menolak untuk melawannya!"
Sementara melihat semua orang yang berekspresi kebingungan, aku
melompat keluar dari balik dindin tanah liat bersama dengan Ryui.
"Sekarang, bisakah kita melakukan yang harus kita lakukan
hanya berdua? Partner?"
Satu orang dan satu hewan menghadapi
api besar. Aku sama sekali bukan pemain kelas atas, tapi aku memiliki prospek
untuk menang.
●
Ryui
dan aku memantau dengan tenang sambil menghindari api yang muncul dari pilar
api tersebut.
"«Enchant» ——Speed!"
Aku
meningkatkan kecepatanku lebih jauh dengan menggunakan sebuah enchant.
Sementara
Ryui menghindari api dengan memanfaatkan sepenuhnya ilusi yang menjadi
spesialisasinya, aku memastikan dengan nekad bahwa aku tidak terlihat lebih
payah.
"«Cursed» ——Intelligence!"
Aku
melancarkan sebuah kutukan pada young
beast dalam api tersebut, dan momentum dari apinya pun melemah.
Api
ini adalah sihir. Diperkirakan bahwa hal tersebut akan bergantung pada status
INT. Kalau tidak berhasil, aku akan menurunkan ATK-nya.
Aku
memasangkan enchant pada kami setelah
beberapa saat. Tipe yang kupilih adalah enchant
yang menambahkan pertahanan sihir. Alasan mengapa menunggu melancarkan enchant lainnya adalah untuk
menghilangkan jarak lebar yang diakibatkan efek yang habis masa berlakunya dan
di saat yang bersamaan supaya tidak menghabiskan MP.
Meskipun
ini adalah tekhnik yang mudah, tingkat keselamatannya meningkat dengan hal ini.
"«Enchant» ——Mind!"
Sebagai
tambahan cahaya kuning, cahaya hijau memancar dari tubuh kami. Meskipun kami
memperkuat pertahanan dengan cara seperti ini, bukan berarti kami sudah
memiliki keuntungan lebih.
Selama
dua menit aku terus menghindari serangan dari badai api tersebut. Api dari
pilar itu terganggu.
Sekali
lagi, aku mulai mengukur waktunya sejak awal dan terus menghitungnya di dalam
kepalaku.
1,
2, 3, 4, ….
Aku
mendengar suara Myu dan yang lainnya di kejauhan, tapi aku berkonsentrasi pada
pilar api yang ada di depanku. Saat ini, aku telah menyelesaikan pengaturan
ulang Sense pertarunganku. Di antaranya, aku memasukkan Sense Craftmanship.
11,
12, 13, 14…
Menggunakan
suara dari detak jantungku, aku mengukirkan jumlah detik yang telah berlalu.
Aku fokus untuk tidak kehilangan gerakan awalnya saat dia memulai kembali.
21,
22, 23, 24…
Saat
ini mustahil untuk melihat keadaan dari si young
beast dari balik gemuruh dan kilauan api tersebut. Pertama-tama aku perlu
mengatasi api itu, kalau tidak aku tidak akan dapat memeriksanya secara
langsung.
31,
32, … dia bergerak.
Aku
menghindari api yang dimuntahkan dan menjilati permukaan tanah. Tes dua menit
ketahanan tubuh dimulai sekali lagi.
Meskipun
aku mengabaikan apa yang tubuhku rasakan karena aku bahkan tidak berkeringat,
sangat tegang, aku mendengar diriku sendiri terengah-engah dari mulutku dengan
suara parau.
"Haha,
aku mendapat banyak pertarungan panjang hari ini. Pertama-tama ikan tuna,
sekarang pilar api. Benar-benar hari yang sial!"
Aku
mendengus dan terus menghindar.
Karena
waktu di antara bombardir serangan adalah sama dan monoton, timing untuk menghindarinya menjadi mudah.
Aku
bertahan selama dua menit untuk kedua kalinya. Di sudut penglihatanku, aku
melihat Myu keluar dari balik dinding tanah, tapi aku memelototinya dengan
tajam dan membuatnya mundur.
Kalau
kau keluar sekarang, kau hanya akan mengganggu, itulah yang kusampaikan padanya
dengan tatapanku.
Aku
tidak punya kemampuan kerena yang dapat membuatku menyelamatkan semuanya dengan
cara yang keren. Aku hanya dapat berusaha sebaik mungkin. Sementara berpikir
begitu, dua menit telah berlalu dan apinya berhenti. Menunggu untuk saat ini,
aku mengeluarkan sebuah Magic Gem
dari dalam inventory-ku.
"——
«Bomb»‼"
Aku
melemparkan dua Magic Gem secara
menyamping ke sisi kiri dan kanan dari pilar tersebut, menghamburkan api dengan
ledakan.
Dampak
dari sihir tanah dan api menciptakan area kosong di sekitar pusatnya.
Si
young beast itu tersingkap dari pilar
api itu. Terbungkus dalam api, dia menyerang balik setelah apa yang telah
terjadi, menunjukkan rasa marahnya.
Akan
tetapi, aku tidak merespon pada garis pandangannya. Aku sedang memeriksa benda
yang membuatku tertarik dan terlihat saat apinya menyebar.
Sense
yang berhubungan dengan aksesoris, 【Craftmanship】digunakan bersamaan dengan kapasitas
kemampuan Hawk Eyes untuk melihat
status equipment tersebut.
Dead Soldier's Bracelet [Ornament]
Weight : 5
ATK+50 INT+50 DEF-50 MIND-50
Additional Effect : 【Ultra HP ・MP Recovery】 【Release at Death】 【Berserk】 【Curse 3】 【Resistance to Dispel Curse】
Aku
terpaku oleh performa yang benar-benar parah dari aksesoris tersebut.
Kenaikan
status dan penurunan statusnya bukan main, tapi efek tambahannya sendiri juga
abnormal.
Itu
adalah aksesoris spesialisasi serangan super yang membuang semua pertahanan.
Dan walau begitu, adalah hal yang mustahil untuk mengendalikan item tersebut yang memiliki curse yang tidak mengijinkan benda
tersebut dilepas.
Ultra HP ・MP Recovery. Dengan kata lain, tiga puluh
detik saat serangan berhenti adalah saat di mana status-status ini pulih.
Release at Death, itu pasti berarti equipment terebut baru terlepas saat
mati. Item semacam itulah. Kalau
tidak, status berserk ini akan terus
berlanjut tanpa henti.
Juga, Berserk dan Curse 3. Aku mencoba mengetahui
maksudnya.
Yang terakhir, Resistance to
Dispel Curse——hanya dengan namanya saja, itu berarti benda tersebut
memiliki peningkatan kesempatan kebal terhadap pelepasan curse…
Aku
sudah menduga ini, tapi benar-benar melihatnya adalah hal yang terburuk.
Pengaturan untuk membunuh player.
Sementara
itu, jumlah api yang membungkus young
beast itu meningkat, dan pilar apinya pulih kembali.
Interval
setelahnya adalah lima detik.
Aku
memutuskan sebuah strategi. Menghindari selama dua menit, membuyarkan apinya
dengan Bomb Magic Gem saat dia
berhenti selama 30 detik dan selama 5 detik interval aku ingin melepaskan
sebuah curse dengan sebuah Curse Dispel Potion.
"Aku
hanya punya delapan Bomb's Magic Gem
yang tersisa. Kesempatannya tidak tinggi."
Sekali
lagi, aku mencurahkan perhatianku untuk menghindarinya. Kelihatannya tidak ada
masalah dengan stamina Ryui juga.
Selama
ronde ketiga daya tahan, Ryui-lah yang mendominasi. Aku telah menghindari api yang
secara berbahaya nyaris mengenaiku. Kadang-kadang api menjilati ujung-ujung
pakaianku. Meskipun berdampak pada HP-ku, hal tersebut tidak berada pada tingkatan
luka yang membahayakan.
Aku
memasang kembali enchant dan
memulihkan HP dan MP yang menurun tanpa menyisakan potion. Aku entah bagaimana bertahan selama ronde ketiga ini.
Apinya
berhenti, itu adalah waktunya untuk serangan balik. Aku melemparkan dua Magic Gem dengan tanganku pada waktu
yang bersamaan dan kemudian lari menuju pilar api.
"——
«Bomb»‼"
Aku
terlalu mendekat dan mendapatkan sedikit cedera dari ledakan Bomb, tapi dibandingkan dengan banyaknya
ledakan pada jarak yang amat sangat dekat, ini sama sekali bukanlah apa-apa.
Aku
bergerak mendekati hewan kecil itu dalam jarak seuluran tangan, dengan cepat
mengeluarkan sebuah Curse Dispel Potion
dan memukulnya dengan lenganku.
Botol
berisi cairan tersebut pecah dan isinya tumpah. Begitu aku memastikannya, aku
memutar tubuhku dan meloloskan diri dari pilar api.
Api
tersebut membayang mendekatiku dari belakang. Untuk sesaat, aku merasakan perih
dan panas di punggungku saat aku terlalu terlambat untuk meloloskan diri, tapi
aku tidak punya waktu untuk mengerang, aku melarikan diri.
"Itu
tadi… sebuah serangan langsung di punggung."
Aku
hanya dapat melihat pinggiran dari pakaian luar dekat dengan bagian leherku,
tapi itu sedikit hangus. Rasa sakit menuruni punggungku, aku mengernyit.
Sebidang luas punggungku telah terpanggang, kulit punggungku yang terbuka
menghitam.
Selama
saat interval, aku mengeluarkan sebuah potion
dan mencoba untuk memulihkannya, tapi itu tidak menyembuhkanku sepenuhnya. Efek
dari penyembuhannya lebih sedikit dan MP-ku berkurang perlahan-lahan. Saat aku
memeriksa statusku, ada sebuah 【Curse】yang tertulis.
"Aduhh…
jangan-jangan, ini adalah ras ayam dengan status abnormal. Tidak ada cukup potion."
Aku
tidak dapat menggunakan Curse Dispel
Potion padaku sendiri. Apa penyebab 【Curse】 ini awalnya? Apakah itu adalah
perambatan curse dari aksesoris itu,
atau mungkin ini adalah ciri khas dari hewan tersebut?
Saat
aku termenung, Ryui segera berlari padaku dan setelah menghasilkan air dan
mengubahnya menjadi sebuah bola air, Ryui dengan lembut membungkus punggungku
dengan air tersebut.
Rasa
sakitnya menghilang seakan larut dalam air. Yang tersisa setelah airnya
menghilang, adalah punggung mulus tanpa goresan. Status abnormalnya juga
menghilang.
"Sebagai
tambahan ilusi, kau juga dapat melakukan Healing
Arts. Thanks! Kau telah
menolongku."
Ada
20 detik tersisa sebelum saat interval. Bersama Ryui, kami memandangi pilar api
itu.
Di
dalam api tersebut, sebuah tengkorak yang terbentuk dari api hitam, menunjukkan
angka 『2』. Dengan kata lain, saat angka itu menghilang, equipmentnya akan lepas.
Pilar
api itu berwarna merah awalnya. Temperaturnya kini meningkat dan berubah
menjadi berwarna biru.
"Ya
ampun, selain status abnormal, benda itu memiliki kekebalan terhadap cure dispel… Aku mengerti, kemampuan
efek tambahannya meningkat setiap kali dispelnya
sukses. Liciknya."
Api
hewan itu menguat setiap tingkatnya. Kalau seperti ini, aku sebaiknya membuat
Myu dan yang lainnya meloloskan diri. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi
setelah ini.
"Kalian
semua! Gunakan kesempatan ini untuk pergi! Aku tidak tahu apa yang akan terjadi
selanjutnya!"
"Apa
yang kau katakan! Kami tidak bisa meninggalkan Yun-san!"
Begitu
aku menaikkan suaraku, serangan dari young
beast tersebut berlanjut. Aku terus menghindar dari api yang telah
meningkat kekuatannya dan mencoba menyakinkan Lucato dan yang lainnya.
"Pergilah
segera saat dia kehabisan MP! Kalau aku sibuk melindungi di sini, situasinya
akan memburuk!"
"Kalau
Yun-san bisa bertarung sendirian, maka kami juga bisa bertarung!"
"Kalau
begitu dengar! 【Curse Dispel】 harus digunakan pada equipment
hewan ini! Kalau kau tidak bisa melakukannya, maka mundurlah!"
Aku
telah melihat ekspresi frustrasi Lucato. Akan tetapi, maaf. Kalau hanya
mengalahkannya, maka menggunakan sihir atau rangkaian serangan akan
mengakhirinya. Tapi pertempuran kali ini adalah karena keegoisanku dan Ryui.
"Aku
bisa menggunakannya! Di dalam Recovery
Magic ada sihir «Dispel»!"
Yang
menaikkan suaranya adalah Myu. Selain dia, Lucato muncul untuk memancing serangan
api tersebut dan melindungi kami.
"Ya
ampun… kalian ini, kita bukannya menghabisinya tapi melepaskan equipmentnya. Itu perkelahian
besar."
"Tidak
masalah. Kami hanya ingin membantu Yun-san."
Lucato
membalas dengan senyum manis di wajahnya. Saat aku melihat ke sekitar, aku
menemukan Toutobi di dalam api. Dia mungkin menggunakan Sense tipe movement dan bergerak di sekitarnya
hanya dengan meninggalkan kelebatan bayangan saat dia bermain-main dengan si young beast.
Sebagai
tambahan, Hino dan Lucato berpasangan dengan mage, Kohaku dan Rirei ikut serta dalam pertahanan dan bermain-main
dengan monster tersebut.
Ryui
menempelkan dirinya sendiri pada Myu yang pusatnya, Ryui menghasilkan sebuah
pelindung dari air dan memadamkan api, melindunginya.
Momentum
dari api itu meningkat, tapi begitu pula dengan jumlah orang yang memancing
perhatiannya. Bebanku jelas berkurang. Ayo gunakan jangkauan terakhir mulai
sekarang.
"Toutobi!
Kiri!"
"Aku
tahu. ——«Sidestep»!"
Toutobi
dan aku menggunakan Sense yang memungkinkan kami bergerak dengan kecepatan
tinggi dan Sense yang memampukan kami untuk memperkirakan krisi mengelakkan
api.
Myu
hanya menunggu dengan tenang saat perannya muncul. Di sebelahnya Ryui
menciptakan pelindung dari air yang memiliki kecocokan sempurna untuk menerima
serangan api itu.
"Aku
tidak dapat menahan dinding sihirnya lebih lama lagi sendirian!"
"Tidak
apa-apa. Waktunya pas, tolong batalkan sihirnya!"
Kombinasi
Rirei dan Lucato, Kohaku dan Hino tidak bergerak untuk menghindari serangan.
Sebagai gantinya mereka menghalaunya. Akan tetapi, terbuka terhadap api yang
kekuatannya meningkat, mereka tidak dapat melewatinya tanpa terluka.
"Ayo!
… 3, 2, 1——"
Bersamaan
dengan hitungan mundur Lucato, retakan muncul pada permukaan dinding sihir. Hal
tersebut menghilang saat hitungan mundurnya berakhir dan peluru-peluru api
mendekati mereka.
"——
«Shock Impact»!"
Lucato
menjumpai api yang datang dan menghantamnya dengan pedang yag dia pegang
dengan kedua tangannya. Art-nya
ditandai dengan cahaya kuning dan menerima api tersebut. *Gkinn*, sebuah suara logam tumpul terdengar dan dengan demikian,
api itu mengarah ke langit.
"Akan
kulakukan sekarang! —— «Magic Strike»!"
Dengan
cara yang sama, Hino mengayunkan sledgehammernya
dan mengibas menjauh api tersebut.
Mereka
bertahan dengan menggunakan pertahanan sihir, dan saat daya tahan dinding itu
menghilang, mereka menggunakan Art
untuk mengirim balik sihir itu. Dan setelah itu, mereka bersembunyi di belakang
dinding sihir untuk menunggu sampai mereka dapat menggunakan kembali Art sekali lagi.
Meskipun
mereka kelihatannya berganti giliran dengan mudah, untuk menyerang dengan sihir
dan mengirimnya kembali dengan Art
memerlukan skill tingkat tinggi dari seorang player dan waktu yang tepat.
Terlebih
lagi, untuk tidak membebani senjata terlalu banyak, itu tidak bisa dilakukan
terlalu sering. Itulah yang mungkin menjadi tindakan bodoh 'bertahan hidup
selama seminggu' dalam lingkungan semacam ini. Adalah hal yang sulit untuk
memperbaiki senjata yang masih baru.
Dan
walau begitu, semuanya membantu keegoisanku. Aku harus merespon usaha terbaik
gadis-gadis ini.
"Belum,
ini belum."
Sambil
menghindari api yang bermunculan, aku kehabisan kesabaran saat menunggu.
"
«Shock Impact» ——wha!"
Begitu
pedang dan api berbenturan sekali lagi, pedang Lucato pecah. Pada saat itu,
Lucato kehilangan cara apapun untuk melindungi dirinya sendiri. Kupikir,
'datanglah lebih cepat' dan menunggu kesempatan untuk menyerang balik dan
mengakhiri ini.
"Myu!
Bersiaplah!"
"Baik!"
Aku
tidak tahu berapa banyak Magic Gem
yang kubutuhkan untuk menembus api biru yang telah meningkat ketebalannya, jadi
aku meningkatkan jumlahnya menjadi empat dan melemparkan semuanya pada saat
yang sama dan berlari menuju api tersebut.
Tubuh
bagian atasku bergetar karena ledakan yang lebih kuat daripada sebelumnya. Aku
hampir terjatuh tapi aku menaikkan pinggulku dan bergegas menuju area kosong di
mana ledakan terjadi.
Di
belakangku, Myu sedang melancarkan sebuah sihir suci berwarna putih sambil
dilindungi oleh Ryui.
"——
«Dispel»!"
Saat
aku memasuki area di mana api berada, Curse
Dispel Myu mengenai gelang young
beast tersebut dan hitungan pada tengkorak tersebut turun menjadi 『1』. Bersamaan dengan itu, api birunya
meningkat lebih jauh dan berubah menjadi api merah gelap.
Seakan
menutup luka, api hitam itu bergegas menuju tempat kosong tempatku berada.
Di
kejauhan aku mendengar sebuah jeritan, tapi aku tidak lagi dapat melarikan
diri. Sejak awal, kalau aku berniat melarikan diri, aku tidak akan terjun
masuk.
Dengan
pedang Lucato yang rusak, memperpanjang pertarungan bukan lagi pilihan tepat.
Hal
yang akan dapat sangat membantu dalam menghadapi api yang diperkuat ini sampai
aku membatalkan cursenya, dan juga
yang akan menjadi resiko terbesar adalah otot-ototku sendiri.
"——«Bomb»!"
Aku
memicu manteraku sendiri - «Bomb». Tidak seperti Magic Gem
yang memerlukan beberapa waktu sebelum benda tersebut aktif, aku dapat
meledakkan skill tersebut tepat setelah diaktifkan dalam jarak dekat.
Ledakan
dan getaran menyelimuti tubuhku. Banyak sekali HP-ku yang terpangkas. Api hitam
itu terhempas menjauh, untuk sesaat memberiku jalan ke bayi hewan tersebut.
Di
bawah efek ledakan dan api, sekujur tubuhku terluka. Aku tidak punya waktu
untuk menyembuhkan dengan potion, aku
menangkap young beast tersebut.
"Akhiri
ini!"
Aku
menaikkan suaraku dan menyiramkan potion
untuk cairan dispel. Api hitamnya
untuk sesaat melebar. Dan pada saat itu aku ——mati. Aku melihat situasi di
sekitar dan menyadari.
Apinya
berubah menjadi bewarna putih dan membengkak keluar. Aku tidak tahu kenapa aku
bergerak seperti itu, tapi mendekap bayi hewan itu meskipun sebenarnya dia
masih terbungkus dalam api.
Aku menutup mataku rapat-rapat, dan di
tengah raungan yang menggetarkan gendang telingaku dengan kasar, aku menunggu
akhirnya. Sudah pasti, saat aku membuka mataku kali berikutnya, aku akan berada
di alun-alun kota dari Kota Pertama.
●
Kupikir
begitu dan menunggu selama sepuluh, dua puluh detik. Tapi tidak hanya tidak ada
suara keriuhan dan keributan kota, aku tidak mendengar apa-apa sama sekali.
Saat
aku dengan takut-takut membuka mataku, aku masih berada di tempat yang sama.
"…Aku…hidup.
Syukurlah~"
Semua
ketegangan terlepas dan kekuatan ekstra yang ada meninggalkan tubuhku. Api yang
menyebar telah menghilang, keadaannya tenang seakan api tersebut hanyalah
sebuah ilusi. Akan tetapi, tentunya ada sesuatu yang terbakar dan kecoklatan di
permukaan tanah, itu adalah bukti dari tragedi yang terjadi sebelumnya.
Itu
sama halnya denganku, aku bukanlah sebuah pengecualian. Aku telah dilahap api
beberapa kali, terkena ledakanku sendiri, dan bahkan meskipun aku dapat
memulihkan HP, cloth armor yang
melindungiku kini sepenuhnya usang.
Di
pakaian bagian dalam dan luar terdapat sebuah lubang besar di punggung,
sabuknya penuh jelaga, dan pada celananya terdapat robekan terbuka.
Meskipun
sebagian darinya akan memperbaiki sendiri secara otomatis dengan menyerap
MP-ku, tapi meminta yang satu ini diperbaiki adalah sesuatu yang terlalu cepat
mengingat aku baru saja mendapatkannya.
"Haa~,
setidaknya adalah sebuah anugerah karena ternyata kerusakannya tidak kritis."
Aku
menghela nafas lelah seperti itu… untuk dapat memperbaiki item, aku perlu melepaskannya dulu. Saat berbicara mengenai itu,
aku tidak punya pakaian ganti.
"Onee-chan!
Kau baik-baik saja?!"
Myu
dan yang lainnya berlari mendekat secepatnya. Ahh, aku pasti telah membuat
mereka khawatir dengan terjun ke dalam api sendirian.
"Aku
tidak apa-apa… tidak juga. Aku acak-acakan. Terutama armorku, begitulah."
"Y-yah…
Aku kesulitan memfokuskan mataku."
Lucato
memalingkan wajah dengan kurang baik. Tidak, jangan berpaling atau aku akan
merasa malu malahan.
"Kalian
semua benar-benar nekad. Maaf. Jadi bagaimana dengan orang-orang lainnya?"
"Mereka
pergi lebih dulu, kelihatannya mereka akan bergabung dengan yang lainnya."
"Aku
mengerti… nah sekarang, apa yang akan kita lakukan? Tentang si kecil ini."
Kami
tidak lagi memiliki masalah apapun. Dan semuanya melihat ke arah yang menjadi
pusat dari masalah sebelumnya.
Hewan
ini berambut hitam yang terlihat sangat lembut, rambut merah yang memanjang
dari kepala sampai ke bawah. Anak rubah tersebut mengeluarkan suara berisik
yang menjadi ciri khasnya dari hidungnya.
"Apa
yang akan kita lakukan dengan anak hewan ini yang menjadi pelaku
utamanya?"
"Apa…
maksudmu dengan itu?"
"Tidak,
kita tidak bisa meninggalkannya begitu saja seperti ini. Malahan, sejujurnya,
aku ingin membawanya pulang denganku, tapi… sebagai tambahan dengan Ryui, ada
tiga hewan lagi di sana, para young beast."
"Ti-tiga
lagi?! Yun-san, memangnya seberapa sayangnya para young beast padamu?"
Anggota
lainnya mengatakan hal yang mirip. Yah, tiga yang lainnya telah meninggalkanku…
"Sekarang,
ayo coba menghubungi mereka."
Aku
menghubungkan chat dengan Magi-san.
"Apa
kau punya waktu sekarang?"
『"Yup,
ada. Ada apa?"』
"Aku
menemui sedikit masalah di perjalanan. Armorku
rusak dan aku membawa pulang lebih banyak anak hewan."
『"EH?!
Yun-kun, kau melibatkan dirimu dengan masalah lagi?! Kau seharusnya ikut dengan
kami ternyata… Aku mengerti. Bawa mereka. Juga, aku akan meminta Cloude untuk
menyiapkan pakaian ganti."』
"Ah,
satu hal lagi. Bisakah aku membawa party
adikku denganku? Untuk makan malam bersama kita."
『"Mengerti.
Kalau begitu, cepatlah kembali. Kami punya banyak perolehan untuk dibagikan
juga"』
Itu
hanyalah sebuah percakapan pendek dengan Magi-san. Akan tetapi, aku mulai
mendengar sedikit suara-suara menggerutu.
"Ada
izin untuk semuanya datang. Ayo bicara di perjalanan pulang."
Aku
melihat semua orang untuk meminta izin dan memeluk anak rubah itu dengan
hati-hati. Ryui berpindah ke sebelahku.
Ada
sesuatu yang perlu kukatakan pada Lucato dan yang lainnya.
"Um,
maafkan aku. Kalian turut serta dalam keegoisanku. Juga, alasan mengapa pedang
Lucato rusak adalah karena aku."
"Itu
benar. Itu adalah senjataku satu-satunya, itu merepotkan. Tolong ganti
kerugianku."
"Luka,
biasanya kamu nggak mempedulikannya. Kamu lagi ngambek, ya?"
Kohaku
menatapnya, tapi aku juga ingin mengganti kerugiannya. Hanya dengan niat baik,
seseorang tidak akan selamat dalam event ini.
"Kohaku
dan Rirei memiliki senjata mereka karena mereka tidak menggunakannya untuk
menyerang musuh secara langsung, tapi Luka dan aku menyingkirkan api tersebut. Durability dari senjatanya berkurang
sangat banyak. Aku masih punya sebuah tombak jadi aku masih punya peluang,
tapi…"
"…yang
terburuk, aku mungkin menggunakan pedang tumpul yang kami temukan di dalam
sebuah dungeon, tapi ada kemungkinan
akan ada sebuah curse pada pedang
itu."
Hino
dan Toutobi berbicara setelahnya. Aku benar-benar minta maaf.
"Oh,
sudahlah. Mau bagaimana lagi sampai terjadi seperti ini. Ngomong-ngomong, apa
yang terjadi dengan aksesoris yang membuatnya di luar kendali?"
"Ahh,
ini."
Sebelum
aku menyadarinya, aku menemukan sebuah aksesoris di dalam inventoryku dan kemudian membuatnya terlihat. Benda tersebut
menggelinding di tanganku.
"Itu
berlebihan. Kalau bukan karena efeknya yang merugikan, benda ini akan
sepenuhnya menjadi bagian equipment
yang rusak."
Aku
mendapatkan sebuah gelang yang terbuat dari logam hitam. Di permukaannya
terdapat ukiran rumit malaikat maut dan seorang pria yang kelihatannya sedang
menderita. Sejujurnya, aku tidak akan dapat membuat diriku mengenakan equipment jelek semacam ini.
"Uwaa,
itu equipment yang indah. Onee-chan,
ini mengagumkan."
"Benar.
Sebuah karya seni yang indah."
Hoo,
semua gadis ini menghela nafas kagum bersamaan. Eh, maksud mereka aksesoris
ini?
"Bukannya
ini jelek, sama sekali buruk rupa?"
"
" " " "Eh?? " " " " "
"Ehh?"
Tidak
mungkin adikku dan yang lainnya memiliki selera keindahan separah itu… tidak,
pasti bukan begitu.
"Hei,
seperti apa benda ini kelihatannya menurutmu?"
"Umm…
sebuah gelang berwarna putih dengan seorang malaikat wanita yang sedang berdoa…
bukankan ini gelang yang seperti itu?"
"…haa~,
berlebihan sekaliii…"
Tanpa
sebuah pemeriksaan, seseorang akan salah mengenalinya dalam sekali lihat. Benda
ini memiliki desain yang indah, tapi kenyataannya——itulah pola yang diikutinya.
Akan
tetapi, ini pasti telah berkeliling sebagai bahan percobaan orang-orang idiot
itu dengan menggunakannya dan pada akhirnya mereka mulai mencobanya pada young beast tersebut. Yah, mungkin
potensi monster lebih tinggi, atau mereka lebih cocok dengan equipment tersebut, menyebabkan bencana
semacam itu.
"Setelah
dinilai, aksesoris ini sebenarnya memiliki desain dengan selera yang buruk.
Semuanya, kalau kalian mendapatkan item
yang belum diperiksa, kurasa hal yang terbaik adalah kau memeriksanya terlebih
dulu."
"Umm…
terima kasih kasih banyak untuk sarannya?"
Lucato
berbicara dengan terlihat sedikit tidak mengerti dan kebingungan. Yah, kami
lelah dan ada ketegangan di sini, aku akan mengabaikannya.
Dan
kemudian kami menuju ke perkemahan di mana Magi-san dan yang lainnya berada. Di
sepanjang jalan, aku memberikan sebuah pelajaran tentang herb dan makanan dan kami mengumpulkannya saat perjalanan, jadi itu
memakan waktu sedikit lebih lama.
Dan
meskipun Rirei lebih dia daripada yang diperkirakan, aku merasakan tatapan
panas di punggungku.
Haa, haaa, punggung yang indah, tengkuk yang
mengagumkan, paha yang putih terlihat dari bawah celana yang robek. Setiap kali
aku mendengar pernyataan yang berbahaya tersebut, Kohaku menyelanya. Aku merasa
menanggapinya akan berarti kalah, jadi aku mencoba untuk mengabaikannya.
Kami
tiba di perkemahan kami saat hari mulai gelap. Saat kami sampai, aku bereaksi
dengan 'akhirnya sampai' dan kekuatan meninggalkan tubuhku. Rubah kecil itu
masih tertidur dengan tenang di lenganku.
"Aku
pulang, Magi-san."
"Selamat
datang kembali, Yun-kun. Masalah telah menghantuimu sejak kemarin, jangan
membuatku begitu khawatir."
"M-Magi-san?!"
Saat
aku disambut Magi-san dengan sikap yang sedikit letih, dia dengan lembut
memelukku dan aku tidak dapat memisahkan diri dengan segera. Myu dan yang
lainnya melihat kejadian itu sambil nyengir karena beberapa alasan.
"Serahkan
saja pada Magi. Walau begitu, kau dapat merusakkan armor sampai begini dalam waktu yang singkat. Bagaimana caramu
menggunakannya sampai bisa seperti itu? Aku akan menaikkan tingkatnya supaya
ini tidak berakhir seperti ini lagi dan memperbaikinya. Ini, pakaian
gantinya."
Cloude
menarik Magi-san yang menempelkan dirinya sendiri padaku dengan memeluk dan
menyerahkan padaku equipment baru di trade screen. Aku menerimanya.
Sepertinya
baik aku dan Magi-san perlu sedikit waktu untuk menenangkan diri. Dalam diam,
aku memasuki rumah kayu.
Lyly
tidak ada di sini, aku penasaran kenapa begitu. Sementara memikirkan itu, aku
mengganti equipment…
"…
baiklah, aku sudah ganti baju. Hei, apa-apaan iniiii‼"
Itu
adalah sehelai gaun one-piece yang
menutupi hanya sekitar setengah dari punggungku. Pada akhirnya, ada sebuah
celana pendek karena memikirkanku yang membenci rok, tapi keliman gaunnya
begitu panjang jadi itu tertutup seluruhnya.
"Hei,
Cloude! Apa maksudnya ini!"
"Uwaa!
Penampilan baru Yun-kun!"
Semangat
kembali pada ekspresi khawatir Magi-san, pupil mata Myu dan yang lainnya
berbinar-binar.
"Hm,
itu terlihat cocok untukmu, Yun."
Sama
sekali nggak! Aku tidak melihat pakaian tersebut karena diserahkan padaku di trade screen, dan begitu aku berpakaian
adalah sama seperti transformasi seorang pahlawan. Tapi, yang benar saja!
"Aku
tidak mau mengenakan pakaian berkibar-kibar semacam ini!"
"Apa
yang kau katakan! Tubuhmu yang ramping. Rambut hitam yang indah, mata yang
hitam. Aku tidak bisa membiarkan permata mentah seperti itu tak terasah!"
Entah
kenapa, Cloude semakin jauh menekankan dalam tanggapannya! Aku menutup
telingaku untuk tidak mendengarnya lebih jauh dan meringkuk.
"Sehelai
gaun one-piece memiliki sebuah
keindahan yang mengingatkan pada para perawan lugu yang berlarian melewati
taman-taman musim panas. Kau memiliki rambut yang berwarna hitam. Meskipun
warna hitam dan putih adalah hal yang kontras, keduanya mewakili kemurnian.
Tidak ada banyak hal yang begitu melengkapi. Aku tahu kau membenci rok, karena
itu ada celana pendek. Bahkan sekalipun rokmu terangkat, tidak akan ada yang
vulgar sama sekali. Cobalah membayangkannya, gaunmu tersingkap oleh angin, dan
sementara melindungi kemurnianmu, kau dapat menunjukkan daya tarik seksualmu
saat gaunnya terangkat. Itu tidak akan menunjukkan erotisme berlebihan!
Pengejaran keindahan bukan hanya ero!"
Orang
ini, apa yang sedang dia tekankan di depan para gadis ini?! Adik perempuanku di
sini!
Terlebih
lagi, untuk beberapa alasan dia memiliki ekspresi seseorang yang sedang berada
di tengah-tengah pekerjaan. Apa yang ingin lakukan dengan suasana ini?
Jeritan
dalam hatiku menghasilkan satu suara berkelanjutan.
Itu
adalah suara tepuk tangan. Rirei sendirian melihat Cloude dengan tatapan hormat
yang misterius.
"Tepat.
Wanita cantik seharusnya seperti itu. Sementara di depan mereka seharusnya
melindungi kemurnian mereka, tapi di saat yang sama mereka pastinya ingin
bertindak sedikit kotor. Ide yang mengagumkan, dan sikap mental itu, kau layak
untuk disebut sebagai rekanku."
"Melihat
di sini ada seseorang yang memahaminya, aku juga merasa senang. Bagaimana kalau
kita bertukar pandangan sepuasnya?"
"Fufufu.
Ya, dengan senang hati. Bagaimana dengan gothic
lolita untuk tema berikutnya?"
"Menarik."
Tidak,
mereka berdua, kenapa mereka jadi bersemangat? Kohaku-san, ini gawat tanpa
peran yang menyahuti. Tolong berfungsilah dengan benar.
"Oops,
aku lupa."
"Apa?"
Muak
dengan ini, aku memelototi Cloude.
"Serahkan
armornya. Aku akan menaikkan gradenya sambil memperbaikinya. Juga,
ini."
Aku
mengirimkan armornya lewat trade screen. Di sisi lain, aku
diberikan item yang bermaterialisasi.
"Saat
kau memasak, bagaimanapun juga, kenakan ini."
Itu
adalah sebuah apron sederhana. Dan pada pinggirannya ada anak-anak ayam imut
yang terbuat dari kain felt yang dijahitkan di situ.
"Hentikan
ini sekarang juga!"
Pada
saat yang sama aku berteriak, tinjuku menghantam perut Cloude.
Sebagai
respon terhadap hantaman tubuhku, dengan terpuntir Cloude terjatuh di tempat.
Partnernya mulai memberikannya pukulan kucing ke kepalanya, menyembuhkan
hatinya. Tentu saja, aku menyimpan sosok agung tersebut dalam sebuah screenshot.
Kemudian,
aku memperkenalkan anggota partyku
pada party adikku.
"Umm,
wanita ini adalah Magi-san. Dia adalah seorang blacksmith. Aku selalu mengirimkan potion padanya. Hei, apakah kau membeli Bluepot di toko Magi-san?"
"Aku
adalah Magi si blacksmith. Senang
bertemu denganmu. Ini adalah partnerku, Rickle si anak anjing. Sekalipun aku
berkata demikian, ada beberapa wajah akrab di sini."
Para
gadis terpaku tatapannya pada Rickle yang imut yang dinaikkan di
depan wajah mereka. Magi-san tersenyum simpul.
"Berikutnya…
yah, aku tidak ingin memperkenalkannya, tapi… Cloude. Si penjahit yang
mengkhususkan diri pada armor kain
dan kulit. Juga, partnernya Socks."
"Perkenalanku
buruk."
Cloude
bangkit seakan tidak ada yang terjadi. Aku seharusnya menaruh sejumlah besar strength di dalamnya. Untuk memastikan
dia tidak akan bangun, aku perlu menambah kekuatan di dalam tinjuku untuk kali
berikutnya.
"Tentu
saja. Seorang pria yang lepas kendali di depan adik perempuanku tidak pantas
untuk diperhatikan."
Dengan
menancapkan cakarnya pada jubah Cloude, Socks mencapai pundaknya dengan
memanjat secara vertikal. Semuanya memperhatikan kucing manis berwarna hitam
putih yang diperkenalkan pada mereka.
"Juga,
ada Lyly si woodcrafter. Magi-san, di
mana Lyly?"
"Saat
kami mendapat laporan dari Yun-kun, aku meminta Lyly untuk menemukan beberapa
bahan… tapi sepertinya dia sudah kembali."
Lyly
meninggalkan kayu-kayu di sisi berseberangan dari tempat kami muncul. Seekor
anak burung bulat kemerahan menaiki bahunya dengan mahirnya.
Lucato
mengeluarkan suara.
"Magi,
Cloude, Lyly… para crafter kelas
atas. Ini pertama kalinya aku melihat mereka mereka bertiga berkumpul di satu
tempat."
"Yah,
bukan berarti kami selalu bersama, kami punya toko kami sendiri.
Lucato-chan."
"…?!
Kenapa kau tahu namaku?"
Lucato
terkejut, dan Magi-san tersenyum seperti anak kecil yang keisengannya berhasil.
"Yah,
aku mengingat pelangganku yang biasa datang ke tokoku. Terutama, aku mendengar
banyak hal tentangmu dari Myu-chan."
Saat
Magi-san berbicara tentang hal-yang-sudah-jelas, Lucato memelototi ringan Myu.
Kelihatannya dia sedikit tidak sabar.
"T-tapi,
gadis-gadis suka bercakap-cakap dengan sesamanya, 'kan? Kalau itu Luka-chan,
maka kau akan mengerti 'kan?"
"Kau
ingin pesanan khusus terbaik, tapi kau tidak punya cukup uang. Aku tahu semua
itu."
Sesuatu
yang memalukan terbuka dan sambil bersemu merah, Lucato sangat memprotes Myu.
Melihat itu, Magi-san mengubah topik pembicaraan secepatnya.
"Jadi…
bagaimana kalau Yun-kun yang
'terlibat-dalam-masalah' memperkenalkan para young beast yang dia bawa."
Magi-san
tersenyum di wajahnya, tapi entah kenapa nada bicaranya terdengar marah. Saat
wajahku terasa kram, unicorn muda di sebelahku mengambil satu langkah maju.
"Umm,
ini adalah seekor Unicorn muda. Namanya Ryui. Sebenarya, sekalipun dia
bergabung denganku sejak kemarin… dia tadinya tidak muncul di depan orang
banyak dan aku tadinya belum memutuskan namanya. Dan anak rubah hitam ini
sedang dilindungi untuk berjaga-jaga kalau ada masalah. Maaf untuk
semuanya."
Aku
menunjukkan pada mereka si anak rubah itu. Dia tertidur pulas dan tidak ada
tanda-tanda terbangun.
"Baiklah
sekarang, ayo beristirahat sedikit dan mengobrol sedikit dengan satu sama
lain."
Kami
duduk pada sebuah meja sederhana, dan akhirnya aku dapat menghela nafas.
Myu
dan yang lainnya yang belum turut serta menjelaskan apa yang telah terjadi,
berjuang untuk menemukan tempat untuk tidur bagi mereka sendiri. Tenda mereka
terbakar api hari ini. Ada sebuah tenda cadangan yang dijatuhkan monster unik.
Kudengar Lucato akan menggunakannya.
Aku
tidak tahu apa yang harus kukatakan, jadi aku pelan-pelan berbicara dengan
suara rendah.
Dari
kemarin hingga hari ini. Aku mengatakan pada mereka segala sesuatu yang terjadi
kemarin dan yang belum kubicarakan. Sudut pandangku bercampur dengan cerita
tersebut. Aku mengatakan tentang hal-hal yang terjadi meskipun belum
mengaturnya di dalam kepalaku.
Cloude
dan Lyly yang sedang mendengarkan cerita, menyiapkan tempat tidur untuk si anak
rubah sementara itu. Saat ceritaku berakhir, ada sedikit keheningan panjang.
Magi-san mendesah dengan tampang suram di wajahnya dan akhirnya berbicara.
"Dalam
waktu sesingkat itu, kau telah benar-benar mendapatkan banyak pengalaman,
Yun-kun. Aku tertarik dengan aksesoris terkutuk itu, tapi biar kukatakan sebelumnya
——berhenti bertindak nekad."
"Ya,
maafkan aku."
"Oh,
ya. Di board, 『Fire Outbreak (Kebakaran)』diperlakukan sebagai sebuah candaan, memikirkan bahwa kau
melibatkan dirimu dalam kejadian tersebut. 'Kenekadan' Yuncchi muncul sebagai
kelas satu. Tapi… aku benar-benar senang."
Magi-san
dan Lyly melepaskan kekuatan yang terkumpul, mereka senang karena aku selamat.
Ekspresiku jadi berkaca-kaca. Sekalipun aku memiliki party yang mengkhawatirkanku, aku telah begitu sembrono. Maafkan
aku.
"Yun.
Anak rubah yang jadi masalah itu sepertinya sudah bangun."
Mungkin
menanggapi suara kami, tapi Cloude menyadari reaksi sama dari hewan itu dan
memberi tanda pada kami. Anak rubah hitam yang telah tertidur sampai sekarang,
kini terbangun.
Mungkin
karena perbedaan antara tempat dia ambruk dan dengan tempat ini, atau mungkin
karena takut terhadap tempat yang dia tidak kenal, tapi si anak rubah itu
mengumpulkan kekuatan pada tubuh kecilnya dan semakin cemas saat bangun.
Dia
berdiri dengan kaki-kaki gemetar dan sambil menaikkan ekor dan rambutnya, dia
mencoba untuk mengancam.
Tidak
peduli bagaimana kau melihatnya, sosok menyedihkan itu hanya bisa disebut
tipuan.
"Eh?
Anak itu bangun. Hei, Onee-chan. Entah kenapa, kecemasannya berada pada titik maksimal."
"Aku
tahu. Semuanya, jangan terlalu menganggunya. Kalian akan menakutinya."
Saat
Myu memanggilku setelah selesai menyiapkan tendanya, si anak rubah terkejut dan
mengambil jarak.
Si
kecil ini pastilah mulai sungguh-sungguh tidak memperayai orang karena
bagaimana orang-orang tersebut memperlakukannya… Hei, AI terbaru ini terlalu
mengagumkan. Menjadi waspada terhadap manusia karena fungsi belajar-sendiri.
Game ini mengejar kenyataan terlalu jauh.
Kalau
seseorang mencoba mendekatinya, si anak rubah itu terlihat ketakutan. Pada saat
yang sama, aku berpikir dia sangat tertekan. Aku mengelus kepala Ryui saat dia
merapatkan diri ke pinggangku dan mengingatkan diriku sendiri.
"Awasi
saja untuk saat ini. Itu seharusnya cukup."
Kami
menemui Rickle dan yang lainnya dalam keadaan yang sama sekali berbeda. Mari
mengamatinya saja dan lihat apakah kondisinya membaik. Seperti yang
diperkirakan, bahkan Myu tidak akan memaksa menyentuh seorang anak rubah yang
perasaannya merupakan campuran antara rasa takut dan terintimidasi. Yang ada,
Myu-lah yang paling kebingungan melihat penampilan seperti itu.
"Nah
sekarang, kita tidak bisa melakukan apapun meskipun kita mengawasi si anak rubah.
Bukankah sekarang waktunya kita memutuskan sebuah hadiah untuk party yang menyelamatkan Yun?"
Dengan
apa yang Cloude katakan sebagai pemicu, arah pandangan dari semua orang
berpindah dari si anak rubah. Dengan tatapan yang tadinya tertuju padanya kini
menghilang, rasa tegangnya terasa menghilang dan si anak rubah jatuh di tempat
tidurnya. Setelah memastikannya, aku memfokuskan diri pada diskusi itu lagi.
"Nah
sekarang, apa yang mungkin kalian perlukan adalah memulihkan durability dari senjata dan armor, mengganti senjata Lucato-chan
yang hancur, item tipe potion, dan makanan, apa itu tidak
masalah dengan kalian?"
Aku
memanggil Luato yang sedang bersantai setelah menempatkan tendanya.
"Ya,
aku tidak keberatan. Atau tepatnya, aku merasa terlalu banyak diberi…"
"Jangan
terlalu memikirkannya, kami haya melakukan apa yang ingin kami lakukan."
"Akan
tetapi…"
Lucato
tidak merasa dia dapat menerimanya. Kupikir itu sudah sepantasnya. Ini bisa
saja berakhir dengan semua orang terbakar dalam api dan mengundurkan diri, ini
sepertinya sangat murah jika memikirkan itu. Akan tetapi, Lucato sama sekali
tidak yakin.
"Hmm.
Kalau begitu, bagaimana dengan ini. Alih-alih mengganti senjata Luka-chan, aku
akan membuatkan pesananmu. Aku akan membuatnya sempurna untukmu nanti. Apa yang
bisa kubuatkan untukmu sekarang adalah pedang baja, bagaimana dengan itu?"
"Ehh?!
Sudah kubilang, itu terlalu banyak!"
"Sebagai
gantinya… bagaimana kalau kita bertukar item.
Bagaimana kalau begitu? Ini adalah give-and-take."
"…Hmm.
Apakah semuanya tidak masalah dengan itu?"
Lucato
menanyai anggota party lainnya
termasuk Myu. Semuanya memberi jawaban positif.
"Kalau
begitu, silakan."
"Baiklah,
haruskah aku segera membuatnya?"
"Magi.
Masih ada sesuatu yang belum kita lakukan. Kita perlu memeriksa senjata langka
yang Yun temukan."
"Itu
benar, melupakannya bukanlah hal yang bagus."
Dari
inventory aku mengeluarkan kapak
perang, sepasang belati, tongkat sihir dan sebuah long bow. Myu dan yang lainnya tertarik dengan senjata-senjata ini
dan mendekat untuk mengintip. Mereka tidak memiliki Sense yang berhubungan jadi
mereka tidak dapat memeriksa benda-benda ini sayangnya.
"Hohoo,
mereka memiliki penampilan yang membahayakan. Sebuah kapak yang bercahaya merah
cocok dengan seleraku."
"Aku
penasaran apakah belati-belati ini milikku? Magicchi, tolong periksa. Aku akan
memeriksa tongkat dan busurnya."
Sambil
berkata begitu, kedua wajah tersebut berubah saat mereka memeriksa
senjata-senjata tersebut dan tidak lagi santai, mereka menegang. Tapi itu
adalah sebuah ketegangan yang diwarnai dengan kesenangan daripada ketegangan
yang suram.
"Hei…
Magicchi, bagaimana dengan bagianmu?"
"Hmm.
Semuanya memiliki performa yang sama. Ya ampun, bagian manajemennya memiliki
hobi yang bagus."
Sambil
berkata begitu, mereka menyerahkan senjata yang berkaitan dengan pemegangnya.
Wolf Commander's Longbow 【Weapon】
Sebuah longbow yang digunakan oleh pemanah jitu berpengalaman dari beastmen, Commander Wolf
ATK+25
Hanya
ini? Pikirku. Karena untuk beberapa alasan, benda itu memiliki kemampuan yang
sama dengan pisau yang Magi-san buat. Itu adalah sebuah senjata yang lebih
rendah dari yang dibuat Lyly.
Tapi
aku terkejut dengan sebuah pesan yang mulai bermunculan berikutnya.
【Efek
tambahan dari senjata ini adalah kau dapat menambahkan 15 efek tambahan ke
dalamnya. Juga, karena ini adalah equipment
unik, ini tidak dapat dicuri, tidak dapat dihancurkan. Meskipun kau dapat
menghapus efek tambahan dengan bebas, kalau kau ingin memberikannya sekali
lagi, kau perlu menjalani proses yang sama untuk kedua kalinya. 】
"Fufufu…
memberikan crafter wadah dasar yang
bisa diatur sendiri oleh crafter.
Mereka memiliki selera yang bagus. Bagian manajemennya."
Cloude
merasa senang, dan dia mengeluarkan suara tawa yang mengerikan. Tidak, aku
mengerti apa yang ingin kau katakan, tapi suasananya jadi menakutkan.
Berikutnya
adalah Magi-san yang berkata, "Seperti yang diduga dari OSO. Memberikan
kesempatan untuk membuat satu-satunya
senjata milikku sendiri," dan dia mengelus kapak tersebut dengan ekspresi
senang.
Giliran
Lyly, "Kalau senjata cheat
semacam ini diberikan, itu akan menyangkal keberadaan para crafter," katanya.
Tentunya,
jika orang-orang yang dapat memakai senjata ini diberikan item yang melampaui apa dapat mereka buat dengan cara yang
setengah-setengah, maka itu akan benar-benar menyia-nyiakan kesenangan. Dengan
pemikiran seperti itu, maka dia benar.
Tapi
tetap saja…
"…saat
ini aku sama sekali tidak tahu bagaimana cara mengatur ini. Apa yang harus
dilakukan soal itu?"
Aku
melihat busur yang kupegang sekali lagi.
Aku
melirik ke sekitar. Myu menatapi dengan binar-binar kekaguman di matanya. Yah,
aku tahu ini adalah sesuatu yang mengagumkan, tapi kalau Myu melihatnya dengan
begitu serakah pada benda ini, aku mulai merasa risau untuk alasan yang
berbeda.
"Dengar.
Benda itu adalah benda super langka! Sebuah senjata magis yang dapat kau
gonta-ganti model seperti yang kau harapkan. Jika mungkin, aku akan menyerangmu
demi item itu. Sebesar itulah aku
menginginkannya."
"Itu
berbahaya. Oi, aku tidak ingin di-PK."
"Ahh,
ada kemungkinan untuk di-PK. Yah, walaupun itu tidak dapat dirampas, sepertinya
orang-orang akan melakukannya karena cemburu."
"Magi-san,
apa yang sedang kau katakan dengan santai begitu?"
Saat
aku menatap matanya, dia menanggapi dengan 'ahahaha, bercanda' dan
mengibas-kibaskan tangannya. Akan tetapi, aku tidak merasa itu adalah sebuah
candaan sayangnya.
"Yuncchi,
terima kasih untuk senjata terbaiknya."
"Yah,
motivasi tertinggi di dalam game adalah untuk meningkatkan equipment. Itu membuatku sangat senang."
Lyly
dan Cloude berkata dan terlihat begitu senang. Aku merasa gatal di punggungku.
"Jangan
khawatir soal itu. Dengan begitu, ceritanya sudah selesai. Juga, aku akan
mengirimkan Cloude screenshot dari
dasar danau dengan e-mail nanti. Lalu, Lucato dan yang lainnya, potion 'kan. Katakan padaku tipe yang
kau butuhkan dan jumlahnya. Aku akan mempersiapkannya sebelum besok."
"Aku
akan membuatkan Luka-chan pedang. Aku telah mencari-cari ore sepanjang hari, jadi aku memiliki cukup bahan. Yun-kun, kau
akan menggunakan batu permatanya 'kan?"
Kami
mulai bergerak untuk mulai melakukan apa yang seharusnya kami lakukan.
Magi-san
menyerahkan batu permata yang dia temukan hari ini dan mulai membuat pedang
untuk Lucato. Cloude mulai berbicara mengenai situasi saat ini sambil
memperbaiki armorku dan armor yang lainnya, tatapannya ke
mana-mana dan dia sepertinya sedang memperhatikan information board. Itu sangat terampil.
Hal
yang sama untuk Lyly, sambil melakukan pemulihan durability pada tongkat, dia berbicara dengan Kohaku dan Rirei. Aku
menyimpulkan itu mungkin memeriksa barang-barang sebagian besarnya.
Dan
aku——
"Yun-san,
ada satu item sebagai hadiah untuk
hari ini."
"Ini
adalah… Sweets Factory?"
"Ya.
Itu adalah drop item dari Sweets Tree. Juga, buku yang di-drop dari Timewasting Scissors. Kami tidak bisa membacanya."
"Kalau
begitu, aku tidak akan bisa membacanya juga… Aku ingin membacanya padahal.
Jadi, di mana buku itu?"
"Umm,
Cloude memilikinya sekarang. sepertinya dia akan membacanya nanti."
Mungkin
mendengarkan perkataan ini, Cloude melambai-lambaikan tangannya ke arah sini.
Aku
iri bahwa Cloude dapat membaca buku itu dengan mudah. Melihat buku yang
berbaris membentuk sebuah koleksi, itu mungkin adalah mahakarya. Aku ingin
membaca buku yang tidak bisa kubaca.
Kemudian,
aku ditarik kembali ke kenyataan oleh Lucato saat aku menenggelamkan diriku
sendiri dalam lamunan.
"…jadi,
Yun-san?"
"Ya?"
"Aku
memiliki harapan tinggi. Untuk kue maksudnya."
Dengan
riang, senang, gadis-gadis manis ini tersenyum padaku. Ya, demi kue, demi
camilan.
Karena
mustahil untuk bekerja di malam hari, aku memasak dan membuat cemilan. Aku
dengan tekun membuat potion dari
bahan-bahan yang kukumpulkan. Jeli buah yang berhasil kubuat akan dibiarkan
untuk sarapan besok.
Setelah
menyelesaikan pekerjaanku, aku mengalihkan tatapanku ke anak rubah yang sedang
tertidur untuk sejenak.
"Hm?
Ada apa Onee-chan?"
"Tidak,
tidak ada apa-apa. Aku capek hari ini, jadi aku akan tidur lebih dulu."
"Ah,
nn. Selamat malam."
"Selamat
malam."
Aku
memberitahukan pada semua orang di tempat itu dan setelah mengangkat sebuah
kotak berisi si anak rubah, aku menuju ke rumah kayu. Meskipun kemarin Lyly-lah
yang pertama kali pergi tidur, hari ini aku telah diserang rasa kantuk begitu
aku memutuskan untuk tidur.
Sambil
berhati-hati untuk tidak menyingkapkan gaun one-piece
yang asing bagiku, aku berbaring di tempat tidur.
Dengan
lembut, supaya tidak membangunkannya, aku menaruh anak rubah itu di sebelah
Rickle, Socks dan Neshias yang telah
tertidur.
Saat
aku menutup mataku yang lelah, kesadaranku jatuh ke dalam kegelapan dengan
segera.
Pikiran
terakhirku adalah, yah, aku sangat lelah. Kesan semacam itu. Kami dapat
bertahan hidup dengan selamat untuk hari ketiga.
0 Comments
Posting Komentar