RAKUDAI KISHI
NO EIYUUTAN
JILID 1 BAB 4
PERTARUNGAN
PERTAMA
Bagian 6-10
BAGIAN 6
"Ikki Kurogane Kelas 1-1? Identitas Anda sudah
dikonfirmasi. Ini datapad siswa Anda."
Resepsionis wanita di depan ruang tunggu menyelesaikan
formalitas pertandingan dengan komputernya.
"Karena pertandingan pertama akan segera berakhir, aku
akan menjelaskan peraturan babak penyisihan. Pertandingan ini menggunakan
format pertarungan-sungguhan seperti Seven Stars Sword-Art Festival:
pertandingan duel satu lawan satu. Tak ada batasan waktu. Peserta diizinkan
menyerah. Karena ini pertarungan sungguhan, device berwujud ilusi tidak
digunakan, jadi ada kemungkinan nyawa peserta dalam bahaya. Berbagai macam
personil staff ada di arena mencegah kejadian seperti itu, dan tergantung situasinya
wasit bisa menghentikan pertandingan, tetapi tetap, tidak ada jaminan keamanan
seratus persen. Dengan memperhitungkan risiko itu, kalau Anda memutuskan untuk
berpartisipasi, tekan tombol ‘Ya’ di layar datapad. Kalau tidak, harap tekan
tombol ‘Tidak’. Bagaimana pun, setelah Anda menekan ‘Tidak’, Anda tidak lagi
bisa mengikuti undian babak penyisihan, jadi harap pilih dengan cermat."
Ikki menekan “Ya” tanpa ragu-ragu.
"Wahaha, seorang pemuda yang membuat keputusan dengan
cepat, kulihat―♪"
Suara yang bermain-main membuat Ikki membalikkan badan, dan
berdiri di sana seorang perempuan kecil dengan kimono putih berpola bunga-bunga
dan haori[1] merah yang menarik perhatian. Penampilan seorang gadis
polos dengan kimono longgar yang tidak sesuai dengan tingginya―kombinasi ini
memberikan kesan yang benar-benar kekanak-kanakan, tetapi Ikki tahu dia bukan
murid.
"Nene Saikyou-san... apa aku benar?"
"Ohh? Kamu tahu namaku?"
"Semua orang di sekolah ini tahu perwakilan Olimpiade
Jepang dan petarung KOK kelas atas, sang 'Putri Yaksha'[2]."
"KOK" adalah "King of Knights", ajang
pertarungan langsung antara Blazer. Itu adalah olahraga paling populer di
dunia, dikatakan membuat keuntungan tiga triliun yen[3] dalam
penyiarannya selama setahun. Semua ksatria-sihir mengetahui orang ini, dia
adalah bintang setingkat itu dan atlet terkenal yang masih aktif disebut
sebagai yang terkuat di Asia Pasifik. Lebih jauh lagi, dia menjadi topik di
banyak talk-shows karena dia mempunyai kehidupan pribadi yang tidak terpuji.
Yah, hal itu bukan sesuatu yang seharusnya Ikki katakan di hadapannya, tetapi….
"Tetapi mengapa seorang profesional yang masih aktif
berada di tempat seperti ini?"
"Tentu saja, aku datang untuk menemuimu, Ikki
Kurogane...-kun."
"Saya?"
"Ya, ya. Karena Kuu-chan... ah, maksudku Shinguuji.
Aku penasaran Rank F macam apa yang menarik perhatian Kuu-chan, dan datang
untuk melihatnya."
"Ohh… tetapi aku pikir akademi dengan ketat melarang
orang luar masuk."
"Bukan masalah. Setelah Kuu-chan memecat guru-guru
yang tidak berguna, dia kekurangan tenaga, jadi aku datang untuk menolong di
waktu senggangku karena kami dari generasi yang sama. Aku menerima jabatan
mengajar secara resmi."
"Aku mengerti, jadi begitu?"
Ikki segera mengerti, karena dia juga tahu staf pengajar
dewan direktur sebelumnya disusun ulang secara besar-besaran ketika Kurono
menempati posisinya. Saikyou mengangguk.
"Setelah itu, yah, aku mau mengambil kesempatan untuk
mencicipi laki-laki muda yang terlihat lezat… tunggu, mungkin aku seharusnya
tidak mengatakannya seperti itu? Abaikan apa yang baru saja kukatakan."
"A-Aku tidak mendengar apa pun."
"Wahaha. Aku suka laki-laki bijaksana, anak muda. Aku
suka laki-laki pemberani juga. Seorang yang kuat, mengambil keputusan dengan
cepat sangat menarik. Semua pertandingan sebelum SMA menggunakan wujud ilusi,
jadi banyak anak panik ketika sekolah mereka berubah menjadi arena eksekusi
yang luar biasa, kan?"
Pertarungan sungguhan selalu disertai dengan pertumpahan
darah. Bahkan di liga pertarungan KOK, tidak jarang dilihat tangan dan kaki
dipotong dan terlempar. Cedera seperti itu bisa dipulihkan dengan penggunaan
kapsul iPS, tetapi pemandangan organ tubuh terpotong tetap menjijikkan.
Murid-murid baru secara natural menjadi takut dengan bayangan itu. Tetapi Ikki
menggelengkan kepalanya.
"Aku sudah tahu semua itu sejak aku memutuskan untuk
menjadi ksatria sihir."
"Sudah menjadi sifat manusia untuk takut walaupun kamu
mengetahuinya. Tetap, keberanianmu pantas sebagai orang yang diperhatikan Kuu-chan,
kan? Dan dilihat dari dekat, kamu mempunyai wajah yang benar-benar imut. Bukan
kah begitu, anak muda?"
Pada saat itu, jarak di antara Ikki dan Saikyou menghilang.
"Eh―"
Ikki terkejut seseorang mendadak berada di dekatnya, sangat
dekat. Saikyou dengan anggun menempelkan dirinya di dada Ikki, dan sekarang
mengarahkan matanya ke atas ke arah Ikki dengan menggoda.
"Bagaimana pelajaran spesial malam ini di
kamarku―"
"Dasar brengsek, apa yang kamu lakukan dengan
muridku?"
Suara mengancam datang dari atas kepala Saikyou. Pemilik
suara itu adalah wanita melotot dengan mengenakan jas, dewan direktur Kurono
Shinguuji.
"Woah, kejutan! Hentikan itu, Kuu-chan, tiba-tiba
muncul di belakangku. Aku bisa saja membunuhmu sebelum aku sadar itu
kamu."
"Bisakah kamu membunuhku kalau kamu mencoba? Selain
itu, apa yang kamu lakukan di sini? Kamu seharusnya memberikan komentar dan
mengawasi di arena latihan 4, bukan?"
"Oh, iya, tetapi pertandingan tersebut membosankan
jadi aku punya waktu kosong. Aku baru saja datang untuk mengecek favorit
Kuu-chan, dan mungkin mengambil kesempatan untuk memetik bunga."
"Di-Dia bukan favoritku!"
Kurono terlihat sedikit malu sambil memukul Saikyou yang
lebih pendek di pusaran rambutnya dengan berbunyi “duk” pelan, dan Ikki
mengalihkan pandangannya dari ekspresi tidak biasa yang dibuat Kurono.
"Maaf, Kurogane. Aku mengganggu konsentrasimu dengan
keributan yang aneh."
"Ti-Tidak. Aku sedikit kaget, tetapi tidak
apa-apa."
"Dia akan kembali sekarang, jadi tidak usah khawatir
dengan omong kosongnya. Hey, kembali ke posisimu, kamu kemesuman publik
berjalan!"
"Ya ya, aku paham, aku paham, jadi jangan tarik
bajuku! Aku mengerti maksudmu!"
Kurono menarik Saikyou menjauh, tindakannya membuat suara
seretan di lantai. Sambil Ikki melihat mereka pergi, Kurono memberi satu pesan
terakhir melalui bahunya.
"Aku mengatakan ini beberapa waktu lalu, tetapi jangan
berlebihan, karena malam ini adalah pesta perayaan dengan semuanya."
Kata-katanya menunjukkan bahwa Ikki akan menang.
"Wahaha. Apa boleh buat kalau rencananya sudah dibuat,
‘kan? Sayang sekali, sayang sekali. Kalau begitu, tunjukkan pertandingan yang
menarik. Pertandinganmu adalah pertandingan yang aku awasi."
Jari telunjuk yang ramping keluar dari lengan pakaian
Saikyou yang panjang dan menunjuk Iikki. Saikyou terkekeh dan pergi bersama
Kurono, geta[4] bergigi satunya mengetuk lantai.
Seserius apa tadi
itu…? Orang yang benar-benar tidak bisa dibaca.
Bagaimana pun, tubuhnya hanya merasakan kekuatan Saikyou.
Beberapa saat
lalu, dia menyandarkan dirinya kepadaku sebelum aku menyadarinya.
Ikki tidak pernah merasakan itu sebelumnya, pengalaman
tidak nyaman seseorang mendekatinya sementara dia tidak bisa merespon. Mungkin
sejenis bela diri klasik, mungkin sejenis gerakan kaki dari bela diri kuno
Jepang. Dia tidak tahu persisnya trik seperti apa itu, tetapi―
"…Uh, tidak baik kalau aku tidak berkonsentrasi kepada
pertandingan di depan mataku sekarang."
Gerakan kaki singkat menggunakan kontak mata dengan lawan
agar lawan sulit menentukan jarak. Teknik yang menarik, tetapi tidak mungkin
mempelajarinya sekarang, jadi dia harus menahan rasa penasarannya untuk
sekarang dan melanjutkan persiapan pertandingan pentingnya.
Memfokuskan diri pada persiapan dirinya, Ikki melangkah
menuju ruang tunggu. Di sana ada beberapa loker dan bangku, dan cermin setinggi
badan menempel di dinding, selebihnya hanya area kosong yang memancarkan aura
muram. Tetapi, di dalam ruangan tersebut ada pintu kecil yang melepaskan rasa
tertekan yang tidak biasa. Di balik pintu itu, panggung pertandingan pertamanya
menunggu.
Akhirnya aku tiba
di sini, ya?
Seven Stars Sword King. Jalan menuju puncak murid ksatria.
Langkah pertama. Dalam perjalanan ke sini… banyak hal yang telah terjadi.
Keluarga, waktu, teman… dia telah kehilangan banyak hal. Meskipun begitu, dia
terus maju tanpa menyerah, dan tiba pada momen ini. Di balik pintu ini,
pertarungannya dengan Kirihara menunggunya. Apakah penderitaan dan
pengorbanannya berarti? Sekarang waktunya mendapatkan jawabannya, tetapi―
*Deg deg*
"Eh―"
Tiba-tiba jantuknya melonjak.
A-apa… ini?
Penglihatannya berguncang. Warna-warna menjadi kabur
seperti cat di dalam air, dan dia merasa mual. Apakah sesuatu terjadi pada
tubuhnya? Dia tidak tahu, tetapi kerongkongannya terasa sangat haus. Air. Kalau
dia tidak minum air―berpikir seperti itu, Ikki membuka tutup botol plastik yang
dia bawa. Namun tangannya tidak bergerak seperti yang dia harapkan, dan botol
tersebut jatuh ke atas bangku. Tutupnya berguling. Airnya tumpah. Sepatunya
basah. Kalau dia tidak melapnya. Dengan apa? Dengan apa? Tidak, sebelum itu,
kerongkongannya―
「Kelas satu
Ikki Kurogane-kun. Kelas dua Shizuya Kirihara-kun. Pertandingan kalian akan
segera dimulai, jadi harap menuju pintu masuk.」
Penyiar tersebut menarik kesadaran Ikki kembali ke
permukaan pikirannya yang terguncang. Ketika dia melihat jam dalam kebingungan,
waktu menunjukkan pukul 1.30. Walaupun dia datang lebih awal―
Apa-apaan, berapa lama aku berdiri di sini.
"Ugh…."
Tidak mungkin, apa aku segugup itu…?
Tenang. Tenang. Ikki mengendalikan perasaannya, menjadi
sadar akan dirinya. Dia sudah mengetahui trik lawannya di video. Dia telah
menganalisa kekuatan yang digunakan lawannya untuk menembak, sudut tembakan,
dan manuver yang akan dilakukan sesudahnya. Dia telah mengembangkan cara untuk
menembus Noble Art Kirihara, Area Invisible. Dia telah melatih strategi untuk
melawannya melalui banyak simulasi.
Tidak apa untuk gugup, dan tidak apa-apa untuk menang juga.
Kalau dia menang, perjuangan yang telah dia jalani sejauh ini akan terbayar,
karena semua itu tidak akan sia-sia―!
Memikirkan itu dengan kuat, Ikki menundukkan detak
jantungnya yang cepat dan pergi membuka pintu menuju ring.
¨
BAGIAN 7
「Oke,
pertandingan ketiga telah selesai! Akhirnya pertandingan keempat hari ini, dan
orang-orang luar biasa telah masuk! Hey, bukankah ada banyak orang yang
menonton pertandingan ini!? Melanjutkan ulasan secara langsung saya sendiri,
Tsukuyomi dari klub penyiaran, dan komentator kita Nene Saikyou-sensei!
Sekarang, mari saya perkenalkan para petarung! Dimulai dari murid baru nomor
satu tahun lalu dan tampil di Seven Stars Sword-Art Festival tahun lalu. Dia
meraih prestasi mengalahkan perwakilan kelas tiga Bunkyoku Academy, yang
dianggap akan memenangkan kejuaraan, dalam pertandingan putaran pertama!
Menyatakan dia akan menang melawan lawan yang dapat dia kalahkan, dia
mendapatkan kemenangan secara sempurna dalam pertandingan umum dan antar
sekolah, membuat dia dipanggil “Pemburu”! Dia penantang tertinggi terdepan
untuk posisi perwakilan Sword-Art Festival, kelas dua, petarung Shizuya
Kirihara!」
Kirihara, yang berdiri di atas ring, mengangkat satu
tangan. Akibatnya, banyak jeritan dukungan dari bangku penonton.
「Seperti
yang diharapkan dari wajah tampan dan tubuh bagus petarung Kirihara, dia
memiliki ketenaran yang luar biasa di antara para perempuan!」
「Aku, ya,
seleraku lebih cocok dengan yang sedikit lebih liar―」
「Aku tidak
menanyakan selera Saikyou-sensei.」
「Gitu?」
Mendendam kepada Saikyou karena kabur dan mengabaikan
pekerjaannya, Tsukuyomi mengabaikan Saikyou sambil mengenalkan lawan Kirihara.
「Sekarang,
melawan sang Pemburu adalah ksatria rank F! Tetapi jangan remehkan dia, karena
dia bukan Rank F biasa! Hampir semua orang di sini tahu bahwa petarung ini
entah bagaimana menang dalam pertandingan pura-pura dengan ksatria Rank A,
“Crimson Princess” Stella Vermillion, sebagai lawannya! Apakah kekuatan yang
ditunjukkan di rekaman itu benar!? Atau dia, seperti yang kita pikir, hanya
“Worst One” biasa!? Sekarang waktunya menguak kekuatan misterius ini! Kelas
satu, petarung Ikki Kurogane!!」
Ikki memberi hormat pelan kepada penonton.
Jumlah orang yang
luar biasa.
Pertama kali bertarung di hadapan penonton sebanyak ini
entah mengapa sangat menggelisahkan, dan Ikki merasa ada jarak di antara tubuh
dan jiwanya seperti orang lain yang berjalan memasuki ring. Kesadarannya
terjebak dalam kabut putih, dan dia tidak mampu berpikir dengan benar. Ketika
Ikki berdiri kebingungan, Kirihara memanggilnya.
"Aku tidak percaya kamu benar-benar keluar. Walaupun
kamu melakukan hal yang pintar di masa lalu dan kabur dari tantanganku."
"…Itu cerita lama."
"Benarkah? Yah, terserah. Tetapi sekarang kamu ada di
atas panggung ini… apa kamu sudah mempersiapkan dirimu?"
"Kita sudah berdiri di atas sini. Apa perlu
ditanyakan?"
"Ha, bagus."
Setelah sedikit bergurau, kedua petarung mengambil posisi
mereka.
"Datanglah, Intetsu."
"Waktunya berburu, Oborotsuki."
Kedua pihak memanggil Device mereka, Ikki memanggil pedang
katana hitam di tangan kanannya, dan Kirihara memanggil busur hijau.
「Dan
sekarang, pertandingan keempat hari ini. Mulai!」
Sinyal memulai pertandingan berbunyi. Dan pada saat yang
sama, tubuh Kirihara menghilang dari panggung.
「Ooh!
Langsung keluar, Area Invisible! Dengan ini, petarung Kirihara tidak dapat
dilihat mata telanjang!」
「Kemampuan
yang merepotkan~. Teknik itu tidak bisa dihadapi kecuali dengan serangan yang
memiliki area luas.」
「Ya! Dalam
pertandingan pertama Sword-Art Festival tahun lalu, murid kelas tiga dari
Bunkyoku Academy yang bertarung dengan petarung Kirihara spesialis
sekali-serang-mati jarak dekat, tetapi karena dia tidak memiliki kemampuan area
luas, dia dikalahkan dengan mudah. Apakah petarung Kurogane mempunyai serangan
area luas!? Kita tidak mengada-ada ketika mengatakan hal ini, tahu!」
Sang pemburu menyembunyikan dirinya di hutan lebat, dan
dari persembunyiannya menarik busurnya ke arah mangsanya. Melihat pemburu
tersebut sudah mustahil, jadi tidak ada orang yang bisa menghentikan tembakan
tersebut, dan dari tempat yang seharusnya udara kosong, panah sihir mendadak
terlihat dan meluncur ke punggung Ikki dari titik butanya!
Seharusnya seperti itu.
"Di sana!"
「Ditangkis!
Petarung Kurogane menggunakan katananya untuk menjatuhkan panah lawan yang
tidak terlihat!」
「Tidak,
belum selesai~. Lihat!」
Seperti yang dikatakan Saikyou, Ikki bukan hanya menangkis
panah yang datang dari titik butanya. Dengan cepat dia memutar tubuhnya ke
belakang seperti gasing, dan lari ke arah panah itu berasal.
Kirihara memang mustahil dilihat. Namun, panahnya berbeda.
Lokasi dari tangan
yang melepaskan panah-panah tersebut bisa diprediksi dari mana panah tersebut
meluncur. Itu kelemahan Area Invisible!
Kalau kita dengan hati-hati menemukan posisi panah tersebut
di saat panah tersebut terlihat, kita bisa menemukan lokasi Kirihara. Strategi
Ikki melawan Area Invisible adalah memperhitungkan arah lawan dan jaraknya dari
kekuatan dan sudut panah tersebut.
"Terima ini!"
Ikki mengayunkan bilah Intetsu,
mengincar tempat di mana musuh berada. Tetapi ujung pedangnya memotong udara
kosong, dan dari udara kosong, robekan seragam terjatuh pelan.
"Ha, nyaris saja. Bukan hanya menangkis serangan dari
titik buta tetapi menebak posisiku setelah aku menghilang? Itu benar-benar
membutuhkan konsentrasi. Apa ini yang mereka sebut melihat tanpa
penglihatan?"
"Ini tidak sehebat itu."
Ikki membalas dengan rendah hati kepada suara yang arah dan
jaraknya tidak jelas. Namun, tidak seperti kata-katanya yang rendah hati, Ikki
merasa cukup percaya diri.
Bagus!
Sebelum pertandingan, konsentrasinya kacau, tetapi strategi
yang dia rencanakan sebelumnya untuk menghadapi Area Invisible bekerja dengan
baik sekali. Dia yakin berikutnya dia akan menangkap Kirihara. Berpegang pada
semangat tersebut, Ikki berkonsentrasi pada persiapan tembakan kedua.
"Ooh, mata yang mengerikan. Membuat mata tersebut
kepada mantan teman sekelas itu sangat kejam, bukan?"
"Itu bukannya tidak masuk akal dalam sebuah
pertandingan."
"Hmph. Dengan kata lain, kamu mencoba untuk
mengalahkanku?"
"Kalau tidak, aku tidak akan datang kemari."
"…Haha, hahaha! Ini memang seperti dirimu. Aku pikir
mengulang setahun mungkin membuatmu memahami posisimu, tetapi seperti
sebelumnya sepertinya tidak mungkin memperbaiki kebodohan. Kamu tidak berubah
sama sekali, tetapi bertindak seperti sebelumnya. Benar-benar tidak baik."
Nafsu membunuh mengisi suara Kirihara, dan Ikki tahu ini
waktunya berkonsentrasi untuk tembakan kedua. Menajamkan konsentrasinya untuk
menerima tembakan dari semua sudut, dia membentangkan seluruh daya persepsinya
dan memancing serangan.
"Kalau kamu pikir itu tidak baik, kamu seharusnya
menarik panah ke busur itu dan menembak untuk membunuh. Aku akan menyingkirkan
seluruhnya."
Dia akan menggunakan Ittou Shura pada saat dia merasakan
panah berikutnya, sebelum Kirihara bisa lari. Kemenangan akan ditentukan di
sini!
"Heh… muka dengan semangat bertarung. Tentu pedangmu
menakutkan. Itu sesuatu yang bahkan aku akui. Tetapi sedih sekali, hanya sejauh
yang bisa dicapai orang rendahan. Bagi Blazers, ras baru manusia yang terpilih,
pertarungan adalah mengenai kemampuan! Aku penasaran apabila seorang Rank F
yang tidak lebih dari sampah bisa menembus Area Invisible-ku?"
"Kita tidak akan tahu kecuali kita coba."
"Benar juga. Kalau begitu dari sekarang, aku akan
melakukan ini."
Pada saat itu, darah muncrat dari lubang di paha kanan
Ikki.
"―Apa?"
Rasa sakit logam panas berpacu melalui paha Ikki dan
menusuk otaknya.
"Guaaah!"
Ikki berseru kaget. Tetapi kekagetannya mengalahkan rasa
sakit.
Apa yang terjadi!?
Walaupun menajamkan konsentrasinya dan mengecek arah yang
mungkin untuk setiap serangan, bagaimana dia bisa terluka? Dengan sekuat tenaga
mengumpulkan kesadarannya yang kacau, Ikki melihat ke bawah ke lubang yang
mendadak terbuka di pahanya. Di tempat dia melihat, ada semburan darah
menggantung secara tidak alami di tengah udara, seperti darah tersebut
mengitari sesuatu yang transparan. Meraih dengan tangannya, dia memegang sesuatu
yang padat di sana.
"Tidak mungkin…."
Ini adalah skenario terburuk bagi Ikki.
"Tepat. Tahun ini, panah yang aku tembakkan juga bisa
disembunyikan. Apa kamu paham? Dengan kata lain, seranganku tidak akan
terlihat!"
¨
BAGIAN 8
Arisuin mengernyit sambil menyaksikan pertandingan dari
bangku penonton.
"Ini buruk, bukankah begitu?"
"Ya. Onii-sama memperhatikan jalur panah, dan
memikirkan cara untuk melawan Kirihara. Tetapi… sekarang, rencana tersebut
sudah dihancurkan. Kalau dia tidak bisa melihat panahnya, maka lupakan
melakukan serangan balasan, dia bahkan tidak bisa bertahan atau
menghindar…."
"Seperti yang diharapkan dari perwakilan Festival
tahun lalu, bukan? Kemampuan yang luar biasa."
Mendadak, Stella memotong kata-kata Arisuin.
"Tidak!"
"Stella-chan?"
"Area Invisible memang curang bahkan aku terkejut,
tetapi bukan itu masalahnya! Lebih dari itu… sejak awal Ikki bertindak
aneh!"
"Onii-sama bertindak aneh?"
"Benar! Bagaimana pun, mengapa dia tidak segera
menyerang setelah pertandingan dimulai!? Dia seharusnya tahu lawannya akan
menghilang! Maka bukankah saat pertandingan dimulai menjadi saat
penentuan!?"
Mendengar itu, Shizuku yang terkejut menjawab.
"Kamu, bukankah kamu mempelajari sesuatu dari serangan
teroris terakhir? Bukankah kamu pikir maju menyerang lawan Blazer dengan
ceroboh bisa berarti bunuh diri? Taktik Onii-sama berdasarkan membaca trik
lawan dan mencuri ciri khas lawan. Dia melakukan ini padamu juga, bukan?"
Tetapi Stella menggelengkan kepalanya.
"Bukan begitu. Memang, Ikki mengamati lawannya dan
membuat rencana untuk menang, tetapi… lawannya kali ini menghilang, tahu? Dia
akan terus-terusan menghadapi serangan dari lawan yang tidak terlihat. Kamu
pikir separah apa dia akan tertekan oleh itu!?"
Shizuku juga menyadari ini ketika diberitahu. Tekanan
mental karena tidak mengetahui dari mana panah datang, tekanan untuk tetap
waspada terus menerus, tekanan seperti itu tidak normal. Bagi pertandingan yang
berlarut-larut ini, rencana yang biasa digunakan Ikki sangat buruk. Dibanding
itu, menangkap posisi lawan dengan serangan cepat dari awal dari awal sekilas
terlihat terburu-buru. tetapi itu sebenarnya pilihan terbaik.
"Meskipun begitu, mengapa…?"
Kepada Stella yang menggertakkan giginya, Arisuin menjawab
alasan mengapa Ikki melewatkan serangan cepat untuk pembukaan.
"Bukannya dia tidak melakukan itu. Dia tidak bisa
melakukan itu."
"Susah bukan alasan untuk tidak mencoba! Bukankah
jelas-jelas Ikki bukan tipe ksatria yang tidak akan menyerah!?"
"Itu karena dia tidak menyerah maka Ikki sekarang
kewalahan."
"Tidak mungkin! Hal itu sama sekali…."
Tidak seperti dia. Stella mau mengatakan itu, tetapi
kata-katanya berhenti dimulutnya. Apa dia benar-benar mempercayai kata-kata
itu?
「Aku pasti
akan menang.」
Ikki sudah bertindak sedikit aneh kemarin. Apakah dia tipe
orang yang menggunakan kata-kata kuat seperti “pasti menang” sebelum
pertarungan? Setidaknya duelnya dengan Stella berbeda.
「Tetapi
kamu tahu, hasilnya tidak akan jelas jika kita tidak bertarung.」
Meskipun menuju kemenangan, dia paham bahaya dari sebuah
pertandingan dengan cukup baik. Apa mungkin kata-kata kuat Ikki hanya usaha
sekuat tenaga untuk menyangkal tekanan yang dia rasakan dari kemungkinan kalah?
Arisuin mengangguk.
"Kelihatannya kamu tahu apa yang kumaksud. Tetapi
jangan salahkan dirimu karena tidak menyadarinya, Stella-chan. Itu bukan
tanggung jawabmu ketika dirinya sendiri tidak menyadarinya."
"Dirinya sendiri?"
"Ya, Ikki terlalu terbiasa disakiti. Dia tidak bisa
mendengarkan jeritan dari hatinya. Kalau kita perhitungkan perjuangannya menuju
kompteisi ini, memang tidak normal berjuang seperti itu selama yang dia
lakukan."
Perjuangan Ikki sampai ke sini. Memikirkan itu, Stella
kehilangan kata-katanya untuk menyangkal. Tidak ada yang memahaminya, tidak ada
yang menolongnya. Kesempatannya disangkal untuk satu tahun yang gila-gilaan…
tidak, bertahan berbulan-bulan dan bertahun-tahun sebelum itu. Dia percaya
sebuah kesempatan pada akhirnya akan datang, tetapi pada saat yang sama,
kesempatan itu juga akan mempertaruhkan segala yang dia lewati. Kalau dia kalah
di sini, segala pengalaman pahit itu akan menjadi sia-sia. Dan dalam tes
penentuan semacam itu, dia menghadapi lawan tangguh yang menjadi musuh
alaminya―
Pikirannya pasti
terbebani oleh situasi seperti itu….
Bersikap normal sudah mustahil dengan banyak tekanan
menyelimutinya. Semua itu pasti tidak tertahankan.
Mengapa aku tidak
menyadari itu? Walaupun aku paling dekat kepada Ikki…?
Sekarang semua sudah terlambat, dia menyesali kebodohannya.
Dan seperti yang dipikirkan Arisuin, Ikki mengumpulkan stres yang meluap pada
saat terburuk.
"bagaimana pun… sekarang panah-panah tersebut tidak
terlihat, taring Ikki tidak akan mencapai Pemburu ini yang tersembunyi di dalam
hutan lebat. Kalian berdua sebaiknya mempersiapkan diri. Apa yang akan dimulai
di sini bukan pertandingan, tetapi perburuan."
¨
BAGIAN 9
「…Kejam….」
Sepuluh menit setelah pertandingan dimulai, dan suara
Tsukuyomi, yang menyiarkan secara langsung, terguncang. Di ring, Ikki kesulitan
mengangkat pedang dengan kedua tangannya yang berlumuran darah. Dia dibuat
seperti ini setelah panah tidak terlihat Kirihara menghancurkan strateginya.
Tetapi pertarungan masih berlanjut, karena panahnya mengenai setiap bagian
tangan dan kakinya, tidak ada yang mengenai titik vitalnya. Apa itu belas
kasihan? Bukan, karena semua yang menonton tahu bahwa itu bukan belas kasihan.
Pemandangan ini menunjukkan seorang Pemburu menyiksa mangsanya.
Melihat pertandingan yang terlalu berat sebelah, Tsukuyomi
mencoba memohon Saikyou yang duduk di sebelahnya.
"Saikyou-sensei! Pertarungan ini tidak ada artinya!
Aku mohon, tolong hentikan pertandingannya! Kita tidak bisa melanjutkan melihat
kekejaman ini!"
Tetapi Saikyou tidak merespon. Menyembunyikan sikap
santainya sejak beberapa waktu lalu, dia melihat ring dengan muka yang sangat
sungguh-sungguh, jadi Tsukuyomi yang tidak berdaya melanjutkan siaran.
「…Petarung
Kurogane dengan mengagumkan menangkis tembakan pertama Kirihara, tetapi sejak
panah kedua yang tidak terlihat, dia sama sekali tidak bisa bereaksi, dan
pertandingan berlanjut tanpa harapan. Tetapi petarung Kurogane masih belum
menyerah. Mungkin dia mempunyai rencana?」
Ikki tertawa masam mendengar pengumuman Tsukuyomi.
Aku tidak bisa
bilang ada rencana. Strategiku dangkal….
Kalau dia pikirkan lagi, Kirihara tahun ini tentu berbeda
dengan tahun lalu, jadi saat pembuka ketika menghilang belum efektif adalah
titik dimana kemenangan paling mungkin berpihak pada dirinya. Menyadari sesuatu
yang begitu jelas selama ini, Ikki semakin menyadari beban mental dan
penguasaan dirinya yang rapuh.
Seperti yang
dikatakan Alice, ya?
Berpikir ke belakang, mimpi yang dia lihat pagi ini mungkin
jeritan dari hatinya yang dikatakan Arisuin, tetapi Ikki belum menyadarinya
saat itu. Dia terlalu terbiasa bersikap tangguh, dan ini hasilnya yang
menyedihkan.
…Tidak, aku tidak
bisa mencemaskan itu sekarang.
Nah sekarang, apa pilihan terbaik? Apa yang harus dia
lakukan mulai sekarang? Bagaimana dia menangkap lawannya yang tidak terlihat?
"Heh heh heh. Tidak menyerah bahkan ketika
pertandingan selama ini… ini lebih dari luar biasa."
"…Menyerah hanya karena seperti ini… lebih buruk dari
pada mengulang satu tahun."
"Ya, ya, itu sangat seperti dirimu. Baiklah, untuk
menunjukkan sedikit rasa hormat, aku akan memberikan keringanan. Aku akan
memberitahumu tempat yang akan aku tembak berikutnya. Coba hindari. Sekarang,
aku mulai. Dimulai dengan, paha kiri."
"Agh!"
"Ada apa? Reaksimu lambat. Sekarang, pundak
kanan!"
"Ugh…!"
"Ayo, coba hindari! Berikutnya telinga kananmu!"
"Uwa!"
"Gerakanmu lambat, Kurogane-kun! Bukankah kamu
mempunyai motivasi? Lebih semangat dan berlari! Sekarang, pundak kiri! Paha
kanan, telapak tangan kanan, betis, lutut kanan, usus halus, perut! Hati!
Ginjal! Usus besar! Kamu akan mati, mati! Kalau kamu tidak menghindar dengan
benar, sama saja dengan mati!"
"Guaaaaaaah!"
Lutut Ikki akhirnya terjatuh ketika panah Kirihara mulai
menyerang organ dalam badannya.
"Hehehe, ahahahaha! Memalukan dan menjijikkan! Mukamu
menyedihkan, bukan Kurogane-kun? Wah wah, terus bertarung, terus bertarung
sambil tersenyum. Kamu harusnya punya alasan untuk terus bertarung, bukankah
begitu? Bagaimana pun, Kurogane-kun, kamu ada di pertandingan ini karena kamu
mau lulus."
「Eh…?」
Mendengar kata-kata Kirihara yang tidak terduga, para
penonton menahan napas.
「H-Hey, apa
yang dia katakan mengenai kelulusan?」
「Mereka
bilang tidak ikut pertandingan penyisihan tidak mempengaruhi nilai, kan?」
「Tunggu dulu!
Aku menolak karena tidak ada penalti untuk….」
"Ah, maaf, maaf semuanya. Kelihatannya ada sedikit
kesalahpahaman. Tenang. Satu-satunya yang mau lulus adalah orang ini. Ksatria
Rank F ini, Ikki Kurogane-kun, punya kemampuan begitu rendah dan biasa, sehingga
kelihatannya dia tidak bisa lulus. Karena itu, direktur yang baru membuat
pengecualian kalau dia mengikuti Seven Stars Sword-Art Festival, dan menjadi
Seven Stars Sword King, dia bisa lulus."
Kebenaran diumumkan kepada para penonton. Keributan mereka
mendadak berhenti, dan―
"…Bu-AHAHA HAHA HAHAHAHAHAHA!!!"
Gelombang tawa meledak hampir serentak di bangku penonton,
dan mengisi arena latihan nomor empat.
「Dia akan
lulus dengan menjadi Seven Stars Sword King!? Hey hey, kamu pasti bercanda!」
「Tidak mungkin
hal itu terjadi bagi Rank F! Direktur yang baru pasti bercanda!」
「Pff, dan
idiot itu menerima janji itu!?」
「Hahaha,
melupakan tempatnya dan datang ke sini itu menyedihkan, bukan!?」
「Tidak
mungkin orang yang kalah di pertandingan pertama bisa menjadi Sword King, kan!?
Hahahahahaha!」
The Seven Stars Sword King adalah puncak bagi seluruh murid
ksatria di Jepang. Di antara beberapa generasi sebelumnya dari para pemenang,
hampir semuanya Rank B, dengan sisanya Rank C dan sangat sedikit ksatria Rank
A. Seorang Rank F, murid gagal di bawah rata-rata merangkak di atas tanah,
tidak mungkin mencapai puncak. Umumnya, itu hanya gurauan.
Tetapi ada beberapa orang yang mengangkat suara melawan
cemoohan yang terdengar. Mereka teman-teman sekelas Ikki.
「Itu tidak
benar! Kurogane-san benar-benar luar biasa!」
「Benar!
Kami melihatnya! Kami melihat Kurogane-san mengalahkan lima orang yang
menggunakan Device dengan tangan kosong!」
「Lebih dari
semua itu, bukankah Kurogane-kun menang melawan Vermillion-san yang Rank A?
Rank A yang jarang muncul bahkan di antara para Seven Stars Sword King? Dan dia
mempunyai kemampuan sungguhan yang bisa dia pakai untuk menang!」
「Bo~doh.
Tidak kah kalian tahu? Rekaman itu dianggap hal yang meragukan dari internet.」
「Kalian
idiot. Bagaimana bisa seorang putri berpartisipasi dalam sesuatu yang
meragukan? Mustahil, kalau kalian pikirkan.」
「Apa yang
kalian tahu? Apa kalian tahu Rank F kalian anak dari keluarga Kurogane,
keturunan ksatria sihir yang kaya dan terkenal di dunia?」
「Benar,
benar. Keluarga Kurogane mengirim uang ke Kekaisaran Vermillion dan mengatur
pertandingan yang sudah ditetapkan untuk mendukung anaknya. Mungkin untuk
mengenalkan anaknya dengan membuatnya menang melawan jenius yang digosipkan.」
「Ap… tidak
mungkin!」
「Bahkan
kalau kamu bilang tidak mungkin, makan Rank F menang melawan Rank A lebih
mustahil lagi. Kita tidak tahu bagaimana dia mendukung orang itu, tetapi
bukankah seharusnya kalian berpikir secara logis?」
Mendengar argumen itu, teman-teman sekelas pendukung Ikki
menelan kata-kata mereka, membuat arena diisi hanya cemoohan.
「Orang yang
membeli kemenangan dengan pengaruh orang tuanya, menjadi Seven Stars Sword
King? Jangan membuatku tertawa, idiot!」
「Kamu
sampah, aib bagi kami para ksatria!」
「Bukankah
kamu mengejar sesuatu yang di luar kemampuanmu meski seorang Rank F!? Penipu!」
Keluarga Kurogane mengatur pertandingan untuk mendukung
anaknya? Itu adalah kebohongan berdasar gosip yang tidak berdasar, mungkin
fantasi seseorang yang tidak bertanggung jawab di sebuah forum online, dilempar
kepada umum di mana itu tersebar luas. Tidak mungkin keluarga Kurogane yang
terus-menerus menyiksa Ikki mau melakukan hal seperti itu, dan bahkan sebagai
lelucon itu juga luar biasa gila-gilaan di mana keluarga Kekaisaran Vermillion
mau menerima sogokan dari sesuatu yang tidak lebih dari sebuah keluarga
ksatria.
Namun, fantasi tersebut dianggap sebagai kebenaran di sini,
karena hal itu memberi rasa nyaman. Mayoritas murid ksatria adalah Rank E dan
D, orang-orang iri yang selalu melihat ke atas kepada para ‘jenius’ yang ada di
atas mereka. Bagi para Rank E dan D tersebut, orang yang dilabeli Rank F hanya
sedikit dan lebih rendah dari mereka sendiri, orang yang aman untuk dipandang
rendah dan dihina. Mereka butuh orang yang lebih kecil yang bisa mereka lewati,
yang akan memanggil mereka jenius dan menganggap mereka beruntung. Karena
mereka pasrah tidak akan bisa mengejar prestasi seperti mengalahkan seorang
Rank A, mereka hanya punya sedikit hal yang mereka rasa bagus, jadi mereka menerima
fantasi yang sesuai sebagai kenyataan dan mengangkat suara mereka untuk
menghina.
Mendengar kata-kata tersebut, Ikki menggertakkan giginya.
Mengesalkan, bukan….
Ikki tidak benar-benar mau penilaian orang lain, tidak
benar-benar mau penerimaan siapa pun. Dia tidak peduli siapa mau melakukan apa
sekarang. Tetapi… yang menyiksanya adalah hal-hal buruk yang dikatakan mengenai
Stella, jadi tentu dirinya yang tidak berharga membuat dia kesal.
"Oh, oh, kelihatannya kamu benar-benar dibicarakan.
Tetapi apa yang bisa kita lakukan? Semua orang melihatmu bermimpi melebihi
kemampuanmu, dan itu membuat mereka marah."
Kirihara melanjutkan hinaannya tanpa henti, sementara Ikki
menggantungkan kepalanya dan beristirahat di atas lututnya.
"Bagaimana kalau aku membuatmu menerima fakta? Orang
tidak berguna dengan kemampuan menguatkan badan, melanjutkan pertarungan di
tempat ini? Karena Area Invisible milikku, kamu tidak punya tangan atau kaki
untuk digunakan. Ini fakta, tahu? Status seseorang ditentukan sejak lahir. Pada
akhirnya, tidak ada yang yang namanya usaha keras mengalahkan bakat. Tidak
peduli seberani apa tindakanmu, itu hanya terlihat buruk. Hey, bukankah
semuanya berpikir seperti itu juga!?"
「Seperti
yang dikatakan Kirihara-kun!」
「Kamu
benar-benar mengganggu pemandangan! Bukankah Shizuya-kun jadi terlihat
mem-bully-mu!?」
「Menyerah
lah dari pada bergantung pada nepotisme, bangsat!」
「Kamu
lancang walaupun kamu hanya orang yang terbuang! Berapa lama kamu mau
menunjukkan keburukan ini!」
Para penonton bergerak bersama sesuai petunjuk Kirihara,
suara mereka menjadi tekanan berat yang menyerang Ikki. Rasa sakit di tubuhnya
yang rapuh mengembalikan rasa tidak berdaya kepada Ikki.
Buruk, ya?
Memang, mungkin terlihat seperti itu. Sekarang dia tidak
memiliki strategi efektif melawan Area Invisible, persembunyian yang
menyembunyikan suara, petunjuk, bau, dan bentuk. Dia bahkan tidak tahu bila
serangan datang sampai sudah terlambat. Apa yang harus dia lakukan melawan
lawan seperti ini? Dia sama sekali tidak punya ide, dan pada titik ini dia
masih berdiri hanya karena tekat. Tekadnya yang tidak akan menyerah sudah
mencapai batas. Kalau dia menyerah, tanda kelam dikalahkan di babak penyisihan
tidak akan bisa hilang, tetapi bukankah hal itu masih lebih baik dari
penyiksaan ini? Pada saat hati Ikki mulai melemah―
"TUTUP MULUT KALIAAAAAANNNNNNN!!!"
Sebuah teriakan menyapu semua cemoohan seperti sebuah
tsunami, dan semua orang berpaling ke arah suara itu. Di sana―
…Stella.
―Crimson Princess berdiri, dengan mata merah membara dalam
kemarahan dan bermandikan bara api yang mengitari tubuhnya.
¨
BAGIAN 10
Shizuku dan Arisuin memandang takjub, tetapi mengapa Stella
harus peduli? Dia tidak bisa menahannya. Mengutuk para penonton dengan mata
marahnya yang membara, dia menyerang dengan kata-kata seperti mengeluarkan
napas api.
"Ksatria Rank F tidak mungkin menang melawan Rank A?
Bukankah itu sesuatu yang kalian putuskan sendiri!? Membatasi diri kalian tidak
bisa melewati orang jenius, kalian hanya mencari pembenaran atas kepasrahan
kalian! Kalian menyerah seperti itu karena mudah, tahu. Tetapi jangan gunakan
kepasrahan kalian untuk menyangkal kekuatan Ikki!"
Tidak bisa dimaafkan, sama sekali tak termaafkan, karena
walaupun Ikki lebih lemah dari semua orang di sini, dia tetap tidak menyerah!
Kalau Ikki, dia dapat bertahan dicibir, dihina sebagai sampah, dan dikatakan
bahwa bakat itu tidak bisa dilewati. Dia tetap maju mempercayai dirinya. Dan
meskipun diperlakukan secara gila-gilaan seperti itu, dia mendapat satu menit
yang paling kuat yang tidak akan kalah pada bakat apa pun. Kehebatan Ikki yang
dia lihat pada hari itu masih membara di mata Stella sampai hari ini. Dia tidak
pernah memiliki kesan kepada orang lain sekuat ini sebelumnya. Dia tidak pernah
mengagumi orang lain seperti ini sebelumnya. Karena Stella tahu setinggi apa
rasa bangga pada dirinya sendiri―
"Dia tidak punya bakat, tetapi kalian semua yang
berpegang erat pada hal sekecil itu, tidak mungkin memahami kekuatan Ikki!
Tidak mungkin kalian bisa melihatnya! Kalian orang-orang bodoh yang mengatakan
tahu segalanya, jangan menghina ksatria
yang aku suka!!!"
"Stella…."
Merasakan emosi yang memancar keluar, mendengar kata-kata
yang menusuknya, Ikki mengangkat mukanya, dan dada Stella berdenyut sakit
melihat emosi yang dia lihat di sana.
"Mengapa kamu membuat muka yang menyedihkan…!?"
Ekspresi Ikki begitu rapuh seperti akan hancur kapan pun.
Stella paham, karena Ikki belum sedewasa dirinya. Sebaliknya, dia masih begitu
muda sampai bisa dibilang masih anak-anak. Tidak peduli bagaimana dia mencoba
kuat, tidak peduli bagaimana dia membawa tekad yang sekuat baja―tidak mungkin
dia sama sekali tidak merasa apa-apa. Dia akan terluka oleh cemoohan, dan
hatinya akan terluka oleh hinaan seperti itu. Dibanding penderitaan yang terus
menerus, mungkin obat untuk meringankan beban orang bernama Ikki Kurogane adalah kalah dan gagal di sini. Tetapi
tetap―tetap saja…!
"Ikki, kamu bilang padaku, bukan? Apapun yang
dikatakan orang lain, kamu tidak akan menyerah…! Aku pikir kalau kamu seperti
itu, aku akan mengikutimu ke mana pun kamu pergi! Jadi untuk orang-orang yang
mengatakan apapun yang mereka mau, jangan buat muka seperti kamu akan menyerah!
Aku tidak mau kalah ke orang yang selemah itu! Karena… orang yang aku kagumi,
orang yang aku sukai, orang yang selalu aku pandang, adalah ksatria yang terus
aku banggakan bernama Ikkir Kurogane! ―Jadi…
"KALAU KAMU
ADA DI DEPANKU, JADILAH SEKEREN YANG AKU TAHU, IDIIIOOOOOTTTTT!!!"
Ada tempat yang mau dia raih bersama Ikki―itulah sebabnya
Stella menggunakan seluruh perasaannya ke dalam teriakannya. Bukan hanya Ikki
sendiri yang percaya pada nilai Ikki Kurogane sekarang. Pada saat itu―
*Bug!* Ikki meninju
pipinya dengan cukup tenaga sampai bisa terdengar dari jauh.
「Apa!?」
Semua orang di sana berseru kaget melihat tindakan mendadak
yang aneh ini. Apa yang dia lakukan? Di bawah pandangan yang bertanya-tanya,
Ikki―
"Terima kasih, Stella. Dukungan yang bagus."
―pelan, tapi pasti, berdiri
kembali.
Catatan Penerjemah
2.
Yaksha: Sejenis spirit alam di Hindu,
Jainisme, dan Buddisme. Mereka mempunyai kepribadian ganda: satu tidak
mengganggu, satu mengganggu. Ada kemungkinan di terjemahan berikutnya di
terjemahkan jadi Yaksha Princess.
3.
Tiga triliun yen setara tiga miliar US
dolar. Kalau dengan kurs US$1 = Rp 13500 (pada saat terjemahan ditulis sekitar
Rp 13700) setara Rp 40.500.000.000.000,00 (empat puluh triliun lima ratus
miliar rupiah. Sebagai perbandingan, London Olimpic games menghasilkan sekitar
tiga miliar dolar amerika dari penyiarannya.
0 Comments
Posting Komentar