UNTUK APA NAIK LEVEL?
Aku
berada di dalam ruangan berwarna putih dengan permukaan samar-samar.
Aku
sudah berjuang mati-matian. Tadi pertarungan yang sengit, berbeda dengan dua
pertarungan sebelumnya.
Sampai
saat ini baru aku menyadari, tadi adalah pertarungan hidup dan mati.
Aku
baru memahaminya sekarang.
Tangan
dan kakiku mulai gemetar lagi. Aku jongkok di atas lantai, mengatur nafasku.
Oke.
Aku berdiri. Selama aku berada di dalam ruangan ini, aku punya waktu tak
terbatas untuk digunakan. Karena itu, aku harus menggunakan sebaik-baiknya
keuntungan ini sepenuhnya.
Itu
benar, aku punya banyak hal yang dipikirkan.
Juga
ada banyak hal yang aku perlu tahu.
Pertama,
aku bisa memastikan satu hal.
Yaitu
aku tidak punya kesempatan menggunakan pedang untuk bertarung.
Itu
sangat mengerikan. Selama pertarungan, karena aku terlalu fokus pada hal itu
dan tidak dapat berpikir jernih, tapi sekarang pun, aku tidak bisa apa-apa
selain menggigil dalam ketakutan. Aku seperti seorang penyendiri saja.
Kekuatan
orc sangat lah kuat. Musuh jelas-jelas tidak bersenjata dan aku memegang sebuah
senjata. Tapi aku sama sekali tidak merasa situasinya menguntungkanku. Hanya
saja fisik orc terlalu kuat.
Tapi
itu jelas karena kekuatanku yang terlalu lemah dan tidak bisa menembus daging
orc yang tebal dan memberi luka yang serius.
Pada
dua pertarungan sebelumnya yang menggunakan jebakan, aku sudah menemukan alasan
mengapa aku bisa menang, itu karena aku menggunakan serangan kejutan, mencuri
senjata mereka, menggunakan summon magic untuk menganggu mereka, dan bahkan
menggunakan support magic untuk meningkatkan kemampuan dasarku.
Jika
aku kehilangan salah satu dari hal-hal tadi, maka diriku saat ini mungkin sudah
menjadi mayat di atas tanah.
Aku
tidak cocok dengan pertarungan fisik dan lebih jauhnya bisa berakibat fatal.
Aku
selalu samar-samar merasakannya, bahkan ketika berlatih Kendo atau Judo pada
kelas kebugaran, setelah beberapa saat aku akan kewalahan dengan tekanan musuh.
Bahkan jika aku berhasil mengatasinya untuk melawan musuh, tindakanku juga akan
menjadi sangat mudah dan langsung, dan dengan cepat bisa dihindari oleh musuh.
Tapi,
saat menonton sebuah pertandingan, seperti orang lain, aku tetap saja masih
berkomentar tidak bertanggungjawab seperti "Lakukan seperti itu!",
"Lakukan seperti ini!"....
Aku
benar-benar tidak cocok untuk kegiatan seperti itu.
Tapi,
mengetahui apa yang tidak cocok untukku merupakan hal yang bagus pula. Dengan
begitu, aku tidak perlu menyia-nyiakan poin sedikitpun untuk weapon skill.
Skill point sangatlah berharga, bahkan 1 poin pun tidak bisa disia-siakan.
Aku
perlu memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Aku
perlu berpikir sebuah cara untuk mengalahkan orc dimana tidak mengandalkan
pertarungan jarak dekat. Cara yang paling ideal adalah menggunakan summon magic
untuk memanggil sesuatu selain gagak....
Gagak
dari skill rank 1 mungkin memiliki efek penahan, namun mereka tidak bisa
bertindak sebagai tameng, untuk menangkis serangan musuh.
Aku
duduk di dekat laptop dan memasukkan pertanyaan: Apa yang bisa aku panggil
dengan summon magic pada skill rank 2?
"Puppet
Golem"
Oh!
Dalam hatiku, aku langsung dipenuhi harapan.
Memfokuskan
itu, aku mengajukan beberapa pertanyaan lagi dan akhirnya mendapatkan informasi
berikut:
Puppet
Golem adalah sebuah familiar manusia kayu dan dipersenjatai dengan lembing.
Tingginya sekitar 150 cm. Kombinasai kekuatan 2 Puppet Golem kira-kira sama
dengan 1 orc.
Setelah
mengajukan pertanyaan beruntut, satu hal yang berhasil aku pahami.
Jadi,
makhluk yang dipanggil oleh summon magic disebut "familiar".
Aku
seharusnya sudah memastikan hal ini sebelumnya.
Bicara
tentang hal yang seharusnya dipastikan terlebih dahulu, sebenarnya masih banyak
yang perlu ditanyakan-
Berdasarkan
durasi magic, jika itu support magic skill rank 1, itu kira-kira bisa aktif
selama 25 menit ditambah/kurang 5 menit.
Jadi
itu hanya hitungan perkiraan, sepertinya untuk aman, aku harus merapalkan ulang
magic setiap 20 menit.
Tidak,
tunggu dulu. Jika level seseorang atau skill rank naik, lalu apa yang akan
terjadi?
Aku
memasukkan pertanyaan kembali.
Dan
kemudian memahami hal berikut:
Naiknya
level seseorang tidak ada pengaruhnya terhadap durasi magic.
Hanya
pada saat skill rank magic tertentu naik, maka durasinya juga akan naik.
Jika
<<Mighty Arm>>, <<Physical Up>>, dan <<Keen
Weapon>> ranknya dinaikkan ke skill rank 2, maka durasi magicnya akan
berubah menjadi 50 menit ditambah/kurang 10 menit.
Aku
mengerti, sepanjang aku menaikkan skill rank support magic, durasinya akan
meningkat dari 40 menit sampai dengan 1 jam. Ini akan sangat penting berkaitan
dengan mengurangi konsumsi MP.
Selanjutnya,
aku menanyakan beberapa pertanyaan terkait familiar
Familiar
dari summon magic dengan magic lain itu berbeda, konsumsi MP yang dibutuhkan ditentukan
oleh skill rank, jadi bisa dikatakan, saat skill rank 2, MP yang dikonsumsi 4;
saat skill rank 3, MP yang dikonsumsi 9; saat skill rank 4, MP yang dikonsumsi
16.
Pada
dasarnya, familiar akan selalu menuruti perintah masternya sampai si pemanggil
mengembalikannya atau lenyap karena dikalahkan. Pada saat itu, nilai maksimum
MP akan bertahan pada kondisi setelah pengurangan MP. Tidak ada batasan jumlah
familiar yang dipanggil pada setiap pemanggilan, tapi pengurangan nilai
maksimum MP akan diakumulasikan.
Hal
ini sangat penting. Jadi aku bisa memanggil dua gagak dalam sekali panggil!
Tapi
aku tidak akan melakukannya.
Tak
peduli seberapa banyak gagak yang kau punya, mereka pada akhirnya hanya kawanan
yang berbulu sama.
Karena
mereka gagak, makanya bulu mereka sama. Itu bagus. Mengatakan hal tadi sangat
bagus.
...kohon.
(TL Note: Ini candaan garing dari MC. Tidak usah diperdulikan. Kohon = suara
seperti kesepian karena dia sendirian)
Tapi,
bisa memanggil dua Puppet Golem itu sangat menarik.
Meski
MP yang dikonsumsi untuk summon magic skill rank 2 adalah empat kali dari
gagak, tapi jika aku merapalkan <<Keen Weapon>>, <<Physical
Up>>, dan <<Mighty Arm>> sebelum mengirimkan mereka untuk
bertarung dengan orc, maka bila hanya melawan satu orc, maka ada kesempatan
untuk menang.
Tidak,
cara bertarung seperti ini kelihatan sangat keras....
Untuk
menaikkan level dari 1 ke 2, aku membunuh 2 orc. Selanjutnya, untuk naik level
jumlah monster yang harus aku bunuh pastinya akan bertambah.
Tapi,
skill point didapatkan setiap naik level sebanyak 2, dan untuk menaikkan
ranking skill, aku harus mengkonsumsi poin yang sama untuk naik rank.
Kemampuan
bertarungku akan mencapai kemacetan cepat atau lambat.
Lalu
bagaimana dengan musuh?
Apakah
hanya ada orc? Tidak pastinya, setidaknya mungkin ada seekor monster seperti
pemimpin orc atau semacamnya. Bisa juga mungkin monster yang lebih buruk.
Tidak, aku percaya itu ada.
Seperti
naga.
Saat
menghadapi seekor naga, haruskah aku menggunakan Puppet Golem sebagai tameng dan
bertarung? Meski aku tidak tahu bagaimana jenis keberadaan naga itu, tapi aku
akan menganggapnya seekor Tyrannosaurus.
Aku
mencoba membayangkannya.
Sebuah
boneka kayu melawan seekor Tyrannosaurus.
Dalam
imajinasiku, Puppet Golem dengan mudahnya dihancurkan.
Tidak
bisa. Pasti tidak bisa. Aku merasa bahkan dengan support magic, itu akan tetap
gagal total. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan sedikitpun kesempatan
untuk menang.
Tapi
satu hal yang pasti.
Walaupun
aku memiliki summon magic skill rank 3 atau 4, ketika mendapati pertarungan
jarak dekat, aku pastinya akan kalah dari musuh yang sword skill atau spear
skill yang sama rankingnya.
Dengan
kata lain, barisan depan yang paling ideal adalah orang yang memiliki skill
sword atau spear.
Itu
benar, mereka manusia.
"Harus
kah aku mencari seorang teman?"
Aku
bergumam sendiri.
Memercayai
orang lain dan mendapatkan teman?
Aku
menggoyangkan kepalaku, berpikir betapa bodohnya apa yang aku katakan.
Kemudian,
aku mendadak teringat tentang apa yang terjadi baru-baru ini. Dari hasilnya,
aku telah menyelamatkan gadis SMP itu.
Saat
dia mengetahui bahwa aku berencana membunuh orc dan meskipun dia ditampar, dia
lanjut menolongku dengan mengalihkan perhatian si orc. Berkat dia, aku berhasil
melakukan serangan kejutan pada waktu yang tepat.
Jika
bukan karena itu, lalu akan jadi apa hasil pertarungannya?
Mungkin
aku akan kalah. Jika aku kurang beruntung, aku bahkan mungkin tidak memiliki
kesempatan untuk kabur dan terbunuh begitu saja.
Memikirkan
hal itu, aku tidak tahu harus apa melainkan hanya berpikir bukankah itu terlalu
dini bagiku untuk menantang si orc....
Ah,
lupakan itu. Hal yang paling penting sekarang adalah gadis itu. Meski baru
pertama kali bertemu, tapi dia memercayaiku. Dia percaya aku akan menyelamatkan
dia dan bertarung sekuat tenaga untuknnya.
Bisa
kah dia menjadi partnerku?
"Lalu
kau akan dikhianati lagi?"
Aku
menggumam.
Mungkin
iya. Tapi, mungkin juga tidak.
Pertama,
aku harus memikirkan tentang kekuatan yang aku dapatkan dari ruangan ini dan
strukturnya.
Kondisi
untuk datang ke tempat ini adalah naik level.
Pertama
kali aku datang ke ruangan ini, aku membunuh seekor orc.
Itu
karena banyak keberuntunganku yang kebetulan dan dengan begitu aku berhasil
mendapatkan kemenangan.
Sementara
dari sudut pandangku, aku sudah berniat untuk membunuh temanku hinaku yang
sudah terus-menerus mem-bully-ku, tapi aku tidak mengira apa yang aku bunuh
menjadi seekor manusia babi yang memiliki darah biru. Aku sangat kaget pada
saat itu, tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
...tidak,
itu tidak penting. Aku harus mengenyampingkan hal itu terlebih dahulu....
Masalah
sekarang adalah untuk membunuh 1 orc itu pekerjaan yang sangat berat. Selain
diriku, berapa banyak orang lain yang cukup beruntung seperti diriku?
Sampai
saat ini, aku sudah bertemu dengan tiga orc dalam waktu yang singkat.
Jadi
bisa dikatakan, seharusnya ada cukup banyak orc di gunung ini.
Di
antara para orc itu, berapa banyak yang akan merangsek masuk ke sekolah?
Para
siswa dan guru di sekolah, bagaimana keadaan mereka sekarang?
"Yah,
kebanyakan orang tidak akan bisa menang."
Mungkin
siswa-siswa dari klub Kendo yang berlatih Kendo bisa bekerjasama untuk membunuh
1 atau 2 orc. Tapi itu mungkin sedikit sulit bagi siswa yang berlatih Judo.
Jika siswa dari klub Baseball menggunakan tongkat pemukul untuk bertarung.
Mungkin itu akan berguna...? Siswa di klub sepakbola.... Mungkin hanya ada di
dunia manga, maka mereka bisa bertahan dengan menendang bola sepak untuk
mengalahkan musuh. Sementara untuk klub memanah, sekolah kita tidak
memilikinya.
Siswa
SMP dan SMA memiliki total keseluruhan sekitar 2000 orang.
Dengan
tambahan ada para pegawai dan operator di sekolah, ada sekitar 200 orang
dewasa.
"Jika
mereka beruntung, maka sekitar 10 atau 20 orang akan dapat bertahan
hidup?"
Dari
sudut pandang paling optimis, jumlah orang yang bisa menaikkan level mereka
dari 1 dengan hanya mengandalkan kekuatan sendiri mungkin sekitar segitu.
Tapi,
jika aku membantu gadis itu?
Aku
masih punya jebakan yang sepenuhnya sempurna. Aku bisa meminjamkan dia tombak
bambu dan menggunakan support magic untuk meningkatkan kemampuannya dan
menyuruhnya untuk menusuk si orc di dalam jebakan sampai mati. Sepanjang dia
patuh mengikuti instruksiku, maka seharusnya dia bisa sukses mendatangi White
Room.
Dia
bisa mendapatkan skill di White Room. Ya, karena ada sebuah tombak bambu, maka
aku harus memintanya mendapatkan spear skill.
Sementara
untuk skill lain, healing magic kelihatan bagus. Di dalam game, memulihkan
kekuatan fisik itu penting; dan dalam kenyataan bahkan lebih penting. Bibir dia
terluka dan lututnya juga baret. Jika luka-luka itu dapat disembuhkan, maka itu
akan jadi hal bagus.
Tapi
ada permasalahan lain. Ada banyak masalah.
Permasalahan
pertama adalah aku membiarkan seorang gadis yang lebih muda dariku untuk
memegang senjata dan bertarung, sementara aku berada di belakang. Lebih
pentingnya lagi, aku tidak tahu jika dia akan mematuhi perkataanku dan jika dia
bakal memercayaiku.
Pada
saat dia mendapatkan skill, dia akan membunuhku--- ada resiko itu juga.
Walaupun
tidak, saat dia mendapatkan senjata, akankah dia menjadi angkuh dan balik
memerintahku?
Atau
mungkin dia tidak akan mendengarkan perintahku dan bertindak sendirian.
Tidak,
ada kemungkinan dia akan mendapatkan skill lain sejak awal dan membiarkan
rencanaku gagal total....
Banyaknya
pemikiran negatif memenuhi pikiranku.
Aku
dengan hati-hati merenungkan resiko dan keuntungan dari kemungkina-kemungkinan
yang bakal terjadi.
Hal
pertama yang perlu diperhatikan adalah apakah hadis itu memiliki kepribadian
yang tenang?
Jadi
bagaimana cara aku mengetahuinya? Dan seberapa tenang dia?
Saat
gadis itu hampir diperkosa, dia tetap berniat untuk memercayaiku dan
membantuku.
Orang
seperti itu dalam kondisi yang seperti itu ---- meski aku tidak tahu mengapa,
tapi dalam kondisi seperti itu dimana ada monster seperti orc yang berkeliaran
di sekitar, adakah kemungkinan untuk dirinya untuk mengambil tindakan menjadi
musuh melawanku?
Tidak,
jika dia seperti orang yang munafik dan berpikiran pendek, pada saat ini juga
saat mata kami bertemu, dia seharusnya sudah mengkhianatiku.
...munafik
ya?
Dalam
kondisi seperti itu, aku percaya kebanyakan orang akan berteriak meminta
pertolongan. Jika itu aku, aku tidak akan dengan sengaja berteriak. Meski ini
bukan hal yang bagus untuk dibicarakan, tapi aku benar-benar orang yang kikuk.
Jadi bisa dikatakan, otaknya lebih supel dibanding orang kebanyakan.
Ada
kemungkinan dia lebih pintar dariku dan dengan begitu dia akan memerintahkanku
balik? Yah untuk hal itu, jika perintah dia tepat, maka itu tidak masalah.
Kenyataannya aku tidak sepenuhnya menolak untuk diperintah, tapi hanya saja aku
benci situasi dimana aku harus menuruti perintah yang tak masuk akal.
Sebenarnya
dalam kondisi darurat, umur orang lain bukanlah masalah. Sepanjang dirinya bisa
membuat keputusan yang tepat dibanding diriku, maka aku juga akan senang untuk
menuruti perintahnya.
Bisakah
dia memercayaiku?
Barusan,
dia sudah bertindak sebagai sebuah umpan untukku. Apakah itu bukti bahwa dia
memercayaiku?
Tidak,
itu pasti hanya pemikiran penuh harap dari diriku.
Pada
saat itu, bisa dibilang kita hanya saling memanfaatkan satu sama lain, untuk
menghancurkan status quo.
Itu
mungkin tidak akan sama nantinya, atau mungkin dia memang tidak membutuhkan
sama sekali bantuanku.
Atau
mungkin dia hanya ingin memanfaatkanku.
Untuk
memanfaatkan party lain---- Meskipun menjengkelkan, tapi ada orang sepeti itu.
Diriku di masa lalu juga menjadi target perlakuan seperti itu dan dengan begitu
aku sangat yakin bahwa saat mereka menemukan mereka sendiri dalam bahaya,
setiap orang di dunia ini akan dengan mudah cenderung meninggalkan orang lain.
Tunggu
sebentar. Jadi, bagaimana kalau kita bisa mempertahankan situasi dimana kita
saling berguna dan menguntungkan satu sama lain?
Jika
situasi seperti itu terus ada, maka apa yang akan terjadi?
Hmm,
aku harus berpikir dengan cara itu.
Aku
harus membiarkan si gadis tahu, keuntungan apa yang dia dapatkan jika dia
bekerja sama denganku.
Kemungkinan
yang lainnya termasuk: dia tidak mau menjadi di barisan depan atau dia tidak
dapat membunuh makhluk yang mirip manusia bahkan jika itu seekor orc.
Mengenai
hal itu, walaupun aku memutar otak itu akan menjadi sia-sia.
Walaupun
hal itu benar-benar terjadi, maka aku hanya tinggal kembali ke rencana asliku
dan bertarung sendirian.
Ya,
rencana. Aku punya rencana jangka panjang.
Tai
aku harus memahami situasinya terlebih dahulu, lalu menaruh fondasi untuk
tindakan di masa yang akan datang.
Cuma
saat ini belum ada kebutuhan untuk bersiap-siap sepert itu. Hal yang paling
ditekankan adalah untuk berusaha sekuat tenaga sehingga aku bisa bertahan
hidup.
"...Dengan
kata lain, mari kita ajak dia bicara dulu."
Aku
merasa seperti itu, bagaimana bisa aku, kepada seorang gadis yang hampir
diperkosa oleh seekor monster mengajukan pertukaran seperti itu....
Tapi
justru sebaliknya, sebenarnya sekarang adalah waktu yang tepat. Baik bagi
dirinya atau pun diriku, ini satu-satunya kesempatan. Jadi aku harus
membantunya terlebih dahulu.
Beruntungnya,
membantu dia tidak akan membawa dampak negatif sedikit pun kepadaku.
Sekarang
aku hanya perlu melakukanya sebaik mungkin.
Jika
aku terlalu pemalu, meskipun aku bisa menang, aku akan kalah.
Nyatanya,
sebenarnya aku hanya bisa menerima pem-bully-an tiap hari.
Kalau
aku bahkan tidak menggali sebuah jebakan....
Ya,
kemungkinan itu mungkin akan menjadi perjuangan hidup mati, tapi meskipun
begitu, aku tidak melakukan apapun....
Maka
pada saat ini tidak akan terjadi situasi seperti ini.
Pada
kasus itu, prioritas utama adalah mengambil tindakan. Demi tujuanku....
Aku
mulai mengetik pada keyboard, mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Setelah
runtutan pertanyaan, aku mempelajari informasi baru yang penting.
Ada
sistem "Party".
"...Ini
mulai semakin dan semakin mirip sebuah RPG."
Sejauh
ini, sistem pary adalah element yang paling mendekati RPG.
Pemimpin
party hanya perlu melakukan kontak fisik dengan orang yang dia inginkan satu
party, dan memikirkan "Form Party" di dalam hatinya, maka party akan
dibentuk.
Saat
meninggalkan party, kelihatannya sepanjang kau memiliki pemikirannya maka kau
bisa keluar. Pemimpin bisa men-kick siapapun anggota keluar dari party.
Sebuah
party paling banyak memiliki 6 orang di dalamnya.
Ini
seperti RPG pertama di dunia dalam komputer.
Hanya
orang yang memiliki level 1 dan ke atas yang bisa membentuk party.
Jadi
bisa dibilang, semua orang harus membunuh setidaknya satu orc untuk membentuk
party.
...Itu
sangat sulit.
Orang-orang
di dalam party yang sama akan bisa mendapatkan distribusi merata dari
experience yang didapat.
Dan
pendistribusian meratanya ketat. Tidak ada experience tambahan seperti MMORPG.
Magic
tertentu hanya bisa digunakan pada anggota party.
Beberapa
efek magic meliputi seluruh party dan kelihatannya ada beberapa skill yang
hanya bisa digunakan pada anggota party. Aku tidak terlalu yakin. Mungkin, aku
harus menunggu sampai semuanya selesai lalu aku akan memastikannya satu per
satu.
Orang
yang terlalu jauh dari party tidak akan bisa mendapatkan experience.
Situasi
seperti ini kelihatannya dianggap sebagai tidak mengikuti party. Sementara
untuk jarak, tidak ada jawaban pasti diberikan, tapi sepertinya tidak masalah
sepanjang kau masih dalam jarak 100 meter.
Aku
mengerti, sistem ini sangat penting.
Saat
ini aku bermaksud untuk menggunakan gadis itu sebagai sebuah tameng dan
kemudian menggunakan Puppet Golem untuk mengalahkan monster dan mendapatkan
experience.....
Jika
begitu, maka apa yang aku butuhkan hanya lah memintanya untuk mengalahkan
monster sendirian.
Tentu
saja, aku akan menggunakan magic untuk membantunya. Sepanjang dia memiliki
support magic milikku, dia seharusnya bisa bertarung dengan orc dalam kondisi
yang sangat aman. Aku juga bisa menggunakan summon magic untuk menahan musuh.
Maka, meski tidak menggunakan jebakan sekalipun, kita bisa bertarung dengan
mudah melawan orc.
Tentu
saja, semua ini dalam asumsi bahwa dia menyetujui proposalku.....
"Haruskah
aku memercayai orang lain satu kali lagi?"
Aku
memandangi tembok putih dan mengingat matanya.
Aku
dengan mudah membayangkan saat kedua mata kami bertemu di dalam pikiranku.
Layaknya sebuah batu obsidian, matanya yang jernih seperti menyedot masuk
orang-orang ke dalamnya.
Jika
kau mengabaikan anggapan logis dan hanya berdasarkan murni perasaan....
Hal
yang aneh adalah aku benar-benar tidak berpikir dia akan mengkhianatiku.
"Biarkan
aku memercayainya terlebih dahulu."
Aku
begumam kepada diri sendiri.
Aku
menguatkan kepalanku, aku menganggukkan kepala.
Baik,
aku sudah memutuskan. Aku beralih ke keyboard dan menggunakan 2 skill point
yang baru aku dapatkan dan menaikkan skill-ku.
Untuk
menaikkan skill dari rank 1 ke rank 2, aku harus menggunakan 2 skill point.
Dengan
kata lain, aku harus menggunakan semua poin yang telah aku dapatkan.
Kazuhisa:
Level 2 Support Magic 1 → 2/Summon Magic 1 Skill Point 2 → 0
Setelah
aku menggerakkan kursor ke "Confirm" dan menekan tombol konfirmasi.
Dalam
sekejap, aku kembali ke hutan, kembali dekat gadis itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KimiNovel
Corner
Well, di bab ini menjelaskan banyak hal penting
tentang sistem dunia lain ini.
Mengingatkan kembali kalian, ada yang disebut Level,
Skill, Rank Skill, Skill Point.
Level adalah tingkatan seseorang. Level bisa naik (Level
Up) bila mengalah musuh dalam jumlah tertentu. Semakin tinggi level semakin banyak
monster yang perlu dibunuh.
Setiap Level Up kalian mendapatkan 2 skill point,
tidak berubah seberapa tinggi pun level kalian tetap 2 skill point yang kalian
dapat. Skill point berguna untuk menaikkan skill rank.
Skill adalah kemampuan yang ditambahkan ke pengguna. Ada
17 tipe skill dan dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar yaitu Weapon Attack
Skill (6 skill), Magic Skill (7 skill), dan Others (4 skill). Lengkapnya bisa
kalian baca di bab 2.
Setiap skill contohnya summon magic (dari kelompok magic skill) memiliki skill rank sendiri. Skill rank adalah tingkatan skill. Semakin tinggi rank-nya semakin kuat sihirnya. Dan skill point dibutuhkan untuk menaikannya. Jumlah skill point yang dibutuhkan sama dengan skill rank yang akan dituju. Misal skill rank dari 0 ke 1 butuh 1 skill point, 1 ke 2 butuh 2 skill pont. Dan maksimal skill rank adalah 9.
Setiap skill contohnya summon magic (dari kelompok magic skill) memiliki skill rank sendiri. Skill rank adalah tingkatan skill. Semakin tinggi rank-nya semakin kuat sihirnya. Dan skill point dibutuhkan untuk menaikannya. Jumlah skill point yang dibutuhkan sama dengan skill rank yang akan dituju. Misal skill rank dari 0 ke 1 butuh 1 skill point, 1 ke 2 butuh 2 skill pont. Dan maksimal skill rank adalah 9.
Pada akhirnya Kazu memilih menggunakan 2 skill
pointnya yang didapat dari level up ke level 2 untuk menaikkan support magic
miliknya ke skill rank 2. Berarti skill pointnya habis.
Menurutku, Kazu masih ingin memercayai orang lain.
Karena dia lebih memilih support magic dimana sebenarnya lebih cocok buat
membantu orang lain. Kenapa enggak summon magic? Dengan begitu dia bisa summon
Puppet Golem untuk bertarung bersamanya tanpa butuh teman.
Bagaimana pendapat kalian?
0 Comments
Posting Komentar