KAISAR
NAGA API DAN PUTRI PERAK
Bagian 1
Minggu, 10 Januari
“Ayo,
Yurika.”
Penerangan
yang kuat di panggung membuat mata pedang Koutarou bersinar putih. Pedang ini
adalah pedang berharga Saguratin yang Theia pinjamkan pada Koutarou bersama
dengan baju besi yang dia kenakan. Theia sudah bilang pada actor lain yang ikut
dalam drama ini kalau pedang itu adalah replika yang dipesan secara khusus,
tapi kenyataannya, pedang itu sungguhan. Meski begitu, berkat baju besi yang
menciptakan penghalang untuk menahan pedang tersebut, Koutarou tidak merasa
takut kalau dia akan menebas siapapun.
“Tidak
mau!”
Namun,
Yurika yang berperan sebagai lawan Koutarou merasa takut. Meskipun dia sudah
dibujuk kalau pedang Koutarou akan ditahan oleh penghalang yang diciptakan oleh
baju besi Koutarou, Yurika tidak bisa santai begitu saja ketika dia melihat
mata pedangnya memantulkan cahaya.
Aku akan ditebas! Satomi-san pasti akan menebasku!!
Yurika
menangis di dalam kostum besar yang dia kenakan. Saat ini Yurika sedang
mengenakan kostum naga raksasa seraya berhadapan melawan Koutarou. Nama naga
itu adalah Kaisar Naga Api, Alunaya. Naga ini adalah musuh terkuat yang akan
dilawan Ksatria Biru pada klimaks drama ini.
Ketika
diskusi mengenai siapa yang akan memainkan peran ini, nama Yurika muncul karena
dia dikenal sebagai orang yang akan memerankan hewan. Ketika dia berakting
sebagai bagian bokong kuda, kekuatan aktingnya luar biasa, dan tidak ada
manusia lain yang bisa menandinginya. Yurika merasa sangat bahagia ketika dia
mengira kalau waktunya untuk bersinar telah tiba, tapi kebahagiaan itu hanya
berlangsung sampai mereka mulai berlatih drama.
“Jangan
egois, Yurika! Ada orang yang menunggu buat menggunakan panggungnya!”
“Biarpun
kau bilang begitu!”
Bukan
hanya pedangnya yang kelihatan tajam, tapi Koutarou yang sedang menghunuskannya
juga kelihatan seperti ksatria yang kuat. Latihan Koutarou bersama Theia selama
liburan musim dingin bukan sekedar penampilan belaka.
“Aku
pasti akan dibelah jadi dua!”
Yurika,
dengan air mata yang masih mengalir di pipinya, membayangkan dirinya dibelah
jadi dua bersama dengan kostumnya. Ketakutan Theia menjadi semakin kuat ketika
dia menonton film dari Forthorthe bersama Koutarou dan Theia untuk persiapan
drama. Ksatria Forthorthe yang muncul di film tersebut memotong musuhnya
menjadi dua. Bayangan itu melekat erat dalam pikiran Yurika, dan membuatnya
takut.
“Yurika,
kaisar naga macam apa yang bertingkah seperti itu!! Lakukan dengan benar
dong!!”
“Uwaaaah,
itu mustahil! Paling tidak ganti pedangnya!”
“Itu
mustahil!
“Tidaaaak!”
Theia
berteriak ke arah Yurika dengan marah dari bagian bawah panggung, tapi teriakan
itu tidak cukup untuk melenyapkan ketakutan Yurika. Sang Kaisar Naga Api,
Alunaya menggelengkan kepalanya dan kabur dari panggung.
Jika dia memerankan naga yang ketakutan sih aktingnya
akan sempurna, tapi...
Melihat
hal itu, Theia merasa lebih dari heran dan malah terkesan.
“Yurika-chan,
kamu tidak boleh begitu. Malah, kamu harusnya mencoba sekuat tenaga untuk
mengalahkan Satomi-kun!”
“Ah,
mengalahkan Satomi-san!?”
Apa
yang mengubah pikiran Yurika adalah teriakan presiden klub drama yang menjadi
pengelola panggung.
Itu benar, aku hanya perlu mengalahkannya sebelum dia
mengalahkanku!! Aku hanya perlu menghabisinya sebelum dia menebasku!!
Berkat
kata-kata pengelola panggung tadi, Yurika mendapat cukup harapan untuk
mengalahkan rasa takut untuk ditebas jadi dua. Dia berniat mengalahkan Koutarou
sebelum Koutarou bisa menyerangnya. Dengan begitu, dia tidak perlu merasa
takut.
“Gufufufu,
*roar*, *roaaar*!”
Figur
raksasa Sang Kaisar Naga Api bergerak maju. Langkah sang naga benar-benar
berbeda dari sebelumnya, langkah yang pantas dengan nama Kaisar Naga Api,
Alunaya. Seolah-olah setiap langkahnya akan menyebabkan gempa.
“Ah,
Koutarou, kelihatannya Yurika jadi termotivasi.”
“Itu
cukup membantu.”
“Ya.
Tapi sepertinya keadaanya sedikit berbeda dari termotivasi...”
“Aku
akan mengalahkannya, aku akan mengalahkan Satomi-san! Dengan begitu aku tidak
perlu takut!”
Mata
Yurika berwarna semerah darah dan dia terus bergumam pada dirinya sendiri.
Bergantung pada harapan kecilnya, Yurika mengarahkan kepala Alunaya ke atas dan
meraung.
“Yurika
berjuang! Yurika berjuang!!”
Tapi
tentu saja, itu bukanlah harapan, melainkan pelarian dari kenyataan atau
keputusasaan; itu hanyalah sebuah ilusi.
Hari
ini adalah hari pertama gladiresik setelah liburan musim dingin berakhir.
Tujuan
di balik latihan ini adalah untuk menjalankan semua adegan dari awal sampai
selesai. Tapi daripada memastikan kemampuan tiap individu actor, fokus latihan
ini adalah supaya para staf untuk merasakan nuansa alur ceritanya. Ada banyak
hal yang perlu diperiksa: akting, perlengkapan, kostum, efek spesial,
penerangan, dan banyak lagi.
“*roar*
*roar*”
“Nijino-san,
lakukan dengan benar!”
“Serahkan
padaku, Sakuraba-senpa― kyaaaaaa!!”
“Hei,
jangan lari, Yurika!!”
Kostum
Sang Kaisar Naga Api, Alunaya yang dikenakan Yurika merupakan salah satu hal
penting yang perlu dicek. Penampilan luarnya masih perlu banyak diperbaiki,
tapi mereka perlu memastikan apakah alat peraga didalamnya bisa berfungsi.
Karena pertunjukannya dijadwalkan tampil pada akhir bulan, mereka harus
buru-buru dan menyelesaikan semua hal mekanis.
“S-Satomi-san,
kau tadi hampir menebasku jadi dua, kan!?”
“Tentu
saja. Itulah yang harus kulakukan di adegan ini.”
“Karena
kau ini penjahat, terima saja takdirmu lalu ditebas.”
“Satomi,
selanjutnya potong ekornya.”
“Dimengerti.”
Di
dalam kostum Alunaya ada alat-alat yang membuat ekornya terpotong maupun
menyemburkan api dari mulutnya. Memanfaatkan kabel-kabel, kostum itu dapat
terbang di udara. Tim alat peraga telah memasukkan bermacam-macam alat ke dalam
kostum tersebut untuk membuat hal-hal itu bisa dilakukan dengan gabungan teknik
serta kerja keras. Sebesar itulah gairah yang mereka dapat dari drama ini.
“Hmm,
selain keberanian Yurika, semua alatnya berfungsi dengan benar.”
“Bagus.
Alunaya adalah alat peraga yang dibuat dengan luar biasa untuk drama SMA.”
“Kudengar
tim alat peraga menghabiskan beberapa malam mengerjakannya.”
Di
momen itu, pedang Koutarou memotong ekor kostum tersebut. Melihat alatnya
bekerja tanpa celah, Theia mengangguk puas dari bawah panggung.
“Kalian
semua sudah melakukan pekerjaan yang hebat! Izinkan aku untuk memuji kalian,
kalian boleh merasa bangga!”
“Baiklaaaah,
kostumnya sukses!!”
Tim
alat peraga yang sedang menyaksikan panggung di dekat Theia bersorak. Ini
adalah momen dimana semua darah, keringat dan air mata yang mereka habiskan
telah terbayar. Melihat wajah senang mereka, Theia sekali lagi mengangguk. Lalu
Ruth, yang ada di dekat sana, memanggil Theia.
“Kelihatannya
persiapan dramanya berjalan mulus, yang mulia.”
“Iya.
Sekarang kita hanya bisa menaruh harapan kita pada para aktor.”
Termasuk
kostum Alunaya, persiapan buat drama nanti berjalan mulus. Kali ini adalah kali
kedua para anggota ini bekerja bersama dalam sebuah drama, jadi kostum-kostum
dan perlengkapan lainnya telah disiapkan semua dan pemeriksaan penerangan buat
drama berlanjut dengan mulus.
Jadi
seperti yang sudah Theia katakan, yang tersisa hanyalah para actor saja.
Bagian 2
“T-Tadi
itu ... benar-benar seraaam~”
“Kerja
bagus, Nijino-san.”
Setelah
gilirannya selesai, Yurika menggigil sambil mendekap lututnya ketika Harumi
menghiburnya dengan lembut. Pemandangan itu terlihat seperti seekor naga
raksasa yang sedang menangis di hadapan seorang tuan putri, tapi anehnya itu
kelihatan menarik dengan Harumi yang sedang tersenyum.
“Akhir-akhir
ini aku sulit berkata tidak pada Sakuraba-senpai.”
Setelah
mengambil foto Harumi dan Yurika, Shizuka mulai bicara pada Koutarou yang ada
di dekatnya. Karena adegan yang mengarah ke klimaks dari bagian kedua, giliran
Shizuka masih sedikit lama karena dia berperan sebagai pelayan. Jadi Shizuka
diberi tugas untuk mengambil foto untuk laporan kegiatan.
“Benarkah?”
“Kurasa
bisa dibilang kalau dia jadi terbiasa menjadi seorang tuan putri ... yah,
mungkin saja dia jadi terbiasa berakting di depan orang-orang.”
“Yah,
aku setuju kalau kelihatannya dia jadi terbiasa dengan hal itu.”
Koutarou
selalu berlatih dengan Harumi, jadi dia tidak terlalu menyadari perubahan
Harumi. Karena Harumi telah pelan-pelan berubah di hadapannya, dia tidak
terlalu merasakan hal itu. Tapi karena Shizuka ridak melihat akting Harumi
selama beberapa waktu, perubahan itu kelihatan jelas di matanya.
Tapi
bila dibandingkan dengan Harumi di musim semi kemarin, Harumi menjadi jauh
lebih baik dalam hal berurusan dengan orang lain. Dia berhenti merasa gugup
saat bicara dengan orang asing, dan dia bahkan kadang-kadang tersenyum. Jelas
terlihat kalau Harumi telah jauh berkembang sejak dia naik ke atas panggung.
“Hei,
Theia.”
“Apa?”
“Karena
Sakuraba-senpai sudah lebih terbiasa dengan hal ini, apa kita perlu
mengembalikan peran Ksatria Biru pada Mackenzie?”
Pada
awalnya, Koutarou hanya mendapat peran sebagai Ksatria Biru karena Harumi tidak
bisa berakting dengan orang lain. Tapi saat ini, Koutarou merasa kalau hal itu
tidak perlu dikhawatirkan lagi. Jadi dia mengusulkan untuk mengembalikan
perannya ke pemeran aslinya, dimana Kenjilah yang menjadi Ksatria Biru.
“T-Tentu
saja tidak, kau cocok sebagai Ksatria Biru!”
Namun,
Theia menggelengkan kepalanya dengan wajah yang sangat terkejut.
“Kenapa?
Mackenzie kelihatan lebih cocok.”
“Kenapa,
y-yah...”
Theia
tidak bisa langsung menjawab. Tapi dia sudah punya jawabannya.
Ksatriaku hanya kau dan Ruth...
Bayangan
tentang melatih seorang ksatria selain Koutarou tidak pernah terlintas di
pikiran Theia. Ksatrianya hanyalah Koutarou dan Ruth. Itulah pikiran teguh yang
dia simpan di dalam dirinya.
Tapi
Theia tidak bisa mengatakan hal itu keras-keras. Jika dia melakukannya,
Koutarou harus memberikan jawabannya, dan itu membuat Theia takut. Jadi lirikan
Theia tentu saja bergeser ke arah Harumi yang ada di belakang Koutarou.
“Mungkin
saja itu benar, tapi sekarang sudah terlambat, Satomi-sama.”
Melihat
tuannya sedang kesusahan, Ruth menjawab sebagai gantinya.
“Kita
sudah mulai memasang iklan. Selain itu, jika kita tiba-tiba mengganti perannya,
saya pikir Mackenzie-sama tidak akan bisa memerankan Ksatria Biru dalam waktu
sempit seperti ini.”
Iklan
untuk drama ini sudah dimulai. Selebaran sudah disebar di sekitar daerah ini
beberapa hari yang lalu dan ditempel di papan-papan pengumuman. Tentu saja,
para pemerannya ditulis di selebaran tersebut. Jika mereka mengubah pemerannya
sekarang, mereka harus mengkoreksi semua selebaran tersebut.
Dan
karena dramanya dimainkan di akhir bulan ini, Kenji hanya punya dua pekan untuk
mempelajari semua adegan Ksatria Biru supaya dia bisa memerankannya tepat
waktu.
Ruth
sedang mengatakan kalau perubahan pemeran drama ini sudah tidak mungkin karena
dua alasan tersebut.
“Aku
mengerti ... padahal kupikir aku bisa malas-malasan...”
“Berhenti
memikirkan hal-hal bodoh dan kembali ke panggung! Adegan selanjutnya adalah
pertarunganmu dengan perdana menteri dan penyihir istana!”
“Iya,
iya. Sesuai yang anda inginkan, tuan putri.”
Koutarou
memasang senyuman pahit yang tipis dan naik kembali ke panggung dengan langkah
yang ringan.
“‘Sesuai
yang anda ingin, tuan putri’ ya...”
“Aku
hanya berharap kalau kata-kata itu bukan hanya candaan...”
Namun,
perasaan kedua orang yang Koutarou tinggalkan bukanlah hal yang enteng.
Bagian 3
Suara
Koutarou dan yang lainnya memenuhi gedung olahraga tempat mereka berlatih.
“Bajingan,
apa kau mencoba menghancurkan Forthorthe!?”
“Hahaha,
sudah jelas, aku kan ingin merebut negara ini.”
Latihannya
sampai di adegan klimaks, dan Koutarou sedang bicara dengan perdana menteri,
yang merupakan dalang kejahatan dalam drama ini.
Sebuah
sensor kompleks yang disembunyikan dengan cermat merekam adegan itu dan mengubah
datanya menjadi rekaman tiga dimensi sebelum mengirim rekaman itu ke suatu
tempat.
“Brengsek
kau, Ksatria Biru.”
Orang
yang sedang melihat rekaman tiga dimensi itu adalah putri kedua Forthorthe,
Clan.
Dia
sedang bersembunyi di dalam gudang peralatan di dekat gedung olahraga sambil
menatap gelang di tangannya, gelang itu sangat mirip dengan gelang milik Theia.
Sensor kompleks tadi sedang menayangkan rekaman tiga dimensi dari gedung
olahraga melalui gelang tersebut.
“Sekarang
malah lebih menjengkelkan sejak aktingnya semakin mirip dengan Ksatria Biru...”
Lirikan
tajam dan gelap Clan terpusat pada Koutarou. Dia sedang merencanakan balas
dendam pada Koutarou setelah Koutarou menghalangi serangan Clan yang
sebelumnya. Dan perasaan itu bahkan melebihi perasaannya pada Theia. Clan
percaya kalau selama dia menghalangi ujian Theia, dia tidak perlu mengalahkan
Theia, tapi dia merasa kalau dia harus mengalahkan Koutarou bagaimanapun
caranya.
Clan
punya harga diri yang tinggi, sama seperti Theia, dan sebagai seorang wanita
dari Forthorthe, dia punya perasaan yang kuat terhadap Ksatria Biru. Jadi
setelah seorang rakyat jelata dari planet belum berkembang menghunuskan pedang
padanya, mengenakan kostum Ksatria Biru, dan yang lebih buruk, mengalahkannya,
adalah hal yang benar-benar tidak bisa diterima.
“Tapi
tetap saja, kelihatannya aku tidak bisa menemukan sebuah peluang. Menjengkelkan
sekali!”
Jadi
Clan sedang mengamati Koutarou untuk menemukan sebuah peluang. Tapi dia tidak
bisa menemukan peluang yang dia inginkan. Itu karena Koutarou hampir tidak
pernah sendirian, tapi peluang yang Clan inginkan memiliki beberapa syarat yang
lumayan sulit.
Clan
ingin Koutarou tahu kalau dia sudah kalah ketika dia jatuh ambruk, dan menyesal
telah menghunuskan pedangnya kepada Clan. Jadi dia ingin mengalahkan Koutarou
setelah menunjukkan dirinya di hadapan Koutarou. Jika tidak begitu, harga
dirinya yang terluka tidak akan pernah pulih.
Karena
itu, satu-satunya waktu dimana dia bisa melancarkan serangan adalah ketika
Koutarou telah terpisah dari Theia dan yang lainnya dan ketika hanya ada
sedikit orang yang melihat hal itu. Tentu saja, situasi itu jarang terjadi.
Karena itu, Clan terus menunggu peluang tersebut dari tadi.
“Hm?”
Di
saat itulah Clan melihat Koutarou sedang turun dari panggung dan berjalan
menuju belakang gedung olahraga sendirian. Berdasarkan rekaman gedung olahraga
yang bisa dia lihat, kelihatannya mereka sedang rehat sejenak sebelum adegan
terakhir.
“Ini
dia, sekarang adalah peluang sempurna untuk mengirim salamku!”
Di
belakang kacamatanya, matanya sedang membara.
Bagian
belakang gedung olahraga adalah tempat sepi dan tertutup, dan satu-satunya
orang lain yang berada disana hanyalah Harumi. Mungkin sekali bagi Clan untuk
menunjukkan dirinya degan cara yang hanya bisa dipahami Koutarou, dan mungkin
juga mengalahkannya saat ini juga.
“Peluangku
akhirnya datang!”
Clan
menjalankan gelangnya dengan lincah dan mematikan rekamannya. Lalu dia melompat
keluar dari gudang peralatan yang gelap dan berlari menuju Koutarou. Dia
melangkah dengan ringan, hampir seperti langkah seorang penari. Clan merasa
girang karena peluangnya untuk membalas dendam akhirnya datang.
“Tunggu
saja, Ksatria Biru palsu! Aku akan segera sampai!”
Clan
hampir kelihatan seperti seorang gadis yang berlari menuju kencan pertamanya
bersama pacarnya yang pertama.
Setelah
berlari sejauh beberapa meter, dia menendang tanah dengan lembut. Ketika dia
menendang tanah, sayap seolah-olah tumbuh di punggungnya dan Clan terbang ke
langit. Clan kelihatan tidak terkejut sama sekali seraya terus naik ke langit.
Kecepatan naiknya jauh lebih tinggi daripada saat dia berlari, dan dia terbang
melewati atap gedung olahraga dalam sekejap.
Itu
adalah kemampuan dari alat terbaru yang dia ciptakan. Penghalang defensif yang
digunakan Clan dan Theia bekerja dengan mengendalikan gravitasi untuk
membelokkan serangan menggunakan repulse
yang diciptakan dari hal tersebut. Karena gelang itu bisa mengendalikan
gravitasi, gelang itu bisa diatur untuk terbang di langit daripada menciptakan
penghalang repulse. Itulah yang saat
ini digunakan Clan. Dia telah mengubah penghalangnya sendiri untuk membuatnya
bisa terbang di langit.
Meskipun
begitu, apa yang dilakukan Clan itu tidak semuanya bernilai positif; setiap
kali dia terbang, penggunaan energinya meningkat drastis, dan kekuatan defensif
penghalangnya jauh menurun. Kekuatan defensif saat ini barangkali kurang dari
setengah dari kekuatannya yang sebelumnya. Tapi Clan tidak keberatan dengan
penurunan kekuatan defensif tersebut. Karena penghalangnya tidak bisa
menghentikan pedang Koutarou saat mereka bertarung dulu, dia percaya kalau akan
lebih baik baginya untuk meningkatkan mobilitas dirinya sendiri. Pada
kenyataannya, pergerakan Clan di udara memang mengesankan ketika dia mengubah
posturnya dengan anggun dan bergerak hampir seperti seorang peri yang bisa
dilihat dalam film atau kartun. Cara terbangnya itu pada dasarnya berbeda dari
cara terbang Yurika yang menggunakan kabel.
“Ketemu!”
Di
saat yang sama dengan dia menemukan Koutarou dan Harumi, Clan menyentuh
gelangnya dengan lembut. Ketika dia menyentuh gelangnya, penampilannya membaur
dengan langit biru dan tubuhnya menghilang. Apa yang dilakukan Clan kali ini
juga merupakan tindakan penanggulangan buat Koutarou; dengan memasang sebuah
medan yang membiarkan cahaya di sekitarnya menembus tubuhnya, dia akan menjadi
tidak terlihat. Baik dia suka maupun tidak, ketika dia sedang terbang di langit
dia pasti akan mencolok, jadi ini adalah perlengkapan Clan yang sangat penting
lainnya.
Selain
itu, Clan mengeluarkan sebuah senapan yang berukuran besar dan didesain secara
mekanis dengan aneh dari sebuah lubang ruang dan waktu. Senapan ini adalah
senapan yang sudah Clan tingkatkan dari senapan yang dia pakai sebelumnya.
Karena senapan itu dibuat untuk digunakan di langit tanpa pijakan, ukurannya
lebih kecil dan akurasinya telah meningkat. Sebagai gantinya, jumlah peluru
yang bisa ditembakkan menjadi jauh berkurang, tapi ketika mengingat manfaatnya,
desain ini sesuai dengan kebutuhan Clan. Dulu, senapannya terlalu besar untuk
mengimbangi kecepatan Koutarou.
“Kita
mulai dengan mengujinya dulu!”
Clan
memegang beam rifle itu dengan kedua
tangannya serta mengarahkan larasnya ke arah Koutarou. Ketika dia mengincar
Koutarou, scope senapannya yang diselaraskan
dengan gelangnya membidik Koutarou secara otomatis. Meskipun menembak dari
langit itu tidak stabil, scope tersebut
tidak goyah sama sekali. Clan menyiapkan semuanya dengan sempurna.
“Jika
kau bisa melakukan sesuatu dalam situasi ini, tolong tunjukkan padaku, Ksatria
Biru palsu!”
Senyuman
muncul di bibir Clan ketika dia menarik pelatuk senapannya.
Clan
tidak berniat mengalahkan Koutarou dengan serangan kejutan ini. Jika Koutarou
mati tanpa tahu siapa yang mengalahkan dirinya, Clan tidak akan pernah merasa
lebih baik. Jadi tujuan serangan ini adalah lengan kanan Koutarou sehingga
Koutarou tidak bisa menggunakan pedangnya.
Mustahil kau bisa menghindari ini! Terima serangan kejutanku
ini, Ksatria Biru palsu!”
Sebuah
partikel logam-logam berat yang sangat panas keluar dari moncong senapan Clan.
Pancaran sinar yang terbuat dari logam berat yang sudah dipanaskan dengan
elektromagnet di dalam larasnya, mendekati Koutarou dengan kecepatan
menakutkan. Karena sinar itu ditembakkan melalui senjata api genggam,
kecepatannya tidak setinggi sinar yang ditembakkan dari kapal luar angkasa,
tapi kecepatannya jauh lebih tinggi daripada senapan yang menggunakan mesiu. Di
titik ini, Clan yakin kalau dia akan menang.
Koutarou
sedang membelakangi Clan dan bicara dengan Harumi; dia benar-benar dalam
keadaan lengah. Dalam keadaan lengah tersebut, dia akan ditembak oleh Clan yang
sedang terbang di udara dan tidak terlihat. Selain itu, jarak diantara keduanya
begitu dekat sampai-sampai tembakan itu tidak mungkin meleset. Koutarou juga
tidak menunjukkan tanda-tanda mengaktifkan penghalang dari baju besi.
Bagaimanapun
cara melihatnya, Clan harusnya bisa menembak ke arah lengan kanan Koutarou. Dan
ketika itu terjadi, Koutarou jadi tidak bisa menggunakan pedangnya. Setelah
itu, Clan bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Seorang ksatria yang tidak
bisa menggunakan pedang bukanlah tandingannya.
Namun,
itulah saat sesuatu yang tidak terduga terjadi.
Tepat
ketika sinar itu akan mengenai Koutarou, sinar itu menabrak sebuah dinding
putih lalu tercerai berai. Koutarou tidak terluka sama sekali.
“Mustahil!?”
Melihat
tembakannya diblok, Clan buru-buru mengecek data di gelangnya.
“Itu
bukan penghalang repulse!? Lalu, apa
itu!?”
Pada
awalnya, Clan mengira kalau baju besi Koutarou bereaksi terhadap sinar tadi dan
melindungi Koutarou secara otomatis dengan penghalang. Namun, gelangnya tidak
mendeteksi distorsi apapun pada gravitasi. Dinding putih itu bukanlah penghalang
yang diciptakan Forthorthe.
“Dan
si Ksatria Biru Palsu juga belum sadar!? Kalau begitu apa― Hah!?”
Setelah
memeriksa datanya, Clan kembali menoleh ke arah Koutarou. Ada seseorang yang
sedang berhadapan dengan Koutarou, yang masih belum sadar kalau tadi dia baru
saja ditembak.
“Mungkink―”
Keringat
dingin mengucur di tubuh Clan.
Harumi,
yang sedang berhadapan dengan Koutarou, menatap lurus ke arah Clan. Seolah-olah
Harumi tahu kalau Clan ada disana.
Mungkinkah si Putri Perak palsu itu melakukan sesuatu!?
Clan
dan Harumi saling menatap. Mata Harumi terlihat tenang dan tidak menunjukkan
tanda-tanda ragu. Matanya yang bersinar diisi dengan tekad yang kuat, sama
seperti lambang pedang di keningnya. Melihat mata itu, intuisi Clan
memberitahunya kalau Harumilah yang telah memblok serangannya. Itu adalah
kesimpulan yang logis, dan ketika Clan menatap mata Harumi, hanya itu yang bisa
dia pikirkan.
“Tidak
salah lagi. gadis itu, Putri Perak palsu itu telah―”
Di
saat yang sama ketika dia menarik kesimpulan itu, Harumi mengangkat lengan
kanannya, di atas bahu Koutarou dan mengarahkan telapak tangannya kepada Clan.
“Mengumpulkan
spirit-spirit cahaya, menjadi seperti kabut panas, menari, menari―”
“Dia
balas menyerang!? Dan ini!?”
Sebuah
bola cahaya kecil muncul di telapak tangan Harumi. Tidak diragukan lagi kalau
itu adalah semacam reaksi atas serangan Clan. Bola cahaya itu dengan cepat
menjadi seukuran bola tenis dan cahayanya semakin kuat bersama dengan lambang
pedang di keningnya. Tapi bukan itu yang membuat Clan terkejut.
“Bahasa
kuno Forthorthe!? Memangnya siapa gadis ini!?”
Fungsi
penerjemahan otomatis gelang milik Clan menerjemahkan apa yang sedang dikatakan
Harumi. Bahasa yang digunakan Harumi adalah bahasa yang sudah tidak digunakan
sejak lebih dari seribu tahun yang lalu, bahasa kuno Forthorthe. Dan Harumi
sedang menggunakan kata-kata spesial yang digunakan oleh orang-orang di atas
status tertentu, kata-kata untuk mengadakan suatu ritual.
Mengesampingkan apa yang akan dia gunakan untuk
menyerang, menghadapi seseorang yang menggunakan kata-kata kunci bahasa kuno
Forthorthe untuk menyerang itu terlalu berbahaya!!
Tapi
Clan bukan hanya terkejut. Ketika dia sadar kalau dia sedang menghadapi seseorang
yang tidak diketahui, dia melarikan diri dan kabur. Clan tidak cukup bodoh
untuk mencoba melawan dua faktor tidak pasti di saat bersamaan.
“Selubung
yang berkibar―”
Ketika
Clan melarikan diri, Harumi berhenti bicara. Di saat yang sama, bola cahaya di
tangannya juga menghilang. Melihat hal itu, Clan merasa sangat lega.
Dia membiarkanku pergi...?
Ketika
Clan terbang menjauh dari Koutarou dan Harumi dengan kecepatan penuh, dia
beberapa kali menengok ke belakang. Mau tidak mau, dia ingin memastikan apakah
Harumi akan mengejarnya atau tidak. Seperti itulah rasa terkejut yang tadi
dirasakan oleh Clan.
Tapi tetap saja, apa yang terjadi tadi? Penghalang itu,
bahasa kuno ... bukan hanya Ksatria Biru, si Putri Perak itu juga orang palsu
yang tidak diketahui. Aku perlu menyusun strategi balasan secepatnya...
Clan
berhenti merasa lega dan mulai menyusun rencana untuk mengatasi musuh baru itu.
Bagian 4
Koutarou
mengangkat kepalanya setelah mengecek dialognya dan entah kenapa, dia melihat
Harumi sedang menatap dan mengulurkan tangannya ke langit. Meskipun Koutarou
menoleh ke arah yang sedang ditatap Harumi, dia tidak melihat apa-apa selain
langit musim dingin.
“...Apa
yang kau lakukan, Sakuraba-senpai?”
“Eh?”
Setelah
sadar dari lamunannya karena dipanggil Koutarou, Harumi mengejapkan matanya
berulang-ulang.
“B-Biarpun
kau bertanya begitu, aku tidak…”
Harumi
merasa sangat kebingungan karena dia sendiri tidak mengerti apa yang sedang dia
lakukan; wajahnya malah menjadi merah dan buru-buru menurunkan tangannya sebelum
menelusuri ingatannya untuk mencari tahu apa yang telah terjadi.
Uhm, kita datang ke belakang gedung olahraga untuk
memastikan dialog kami di adegan selanjutnya dan juga untuk beristirahat ...
aku sedang membaca naskahnya bersama Koutarou ... lalu ... lalu ... huh?
Harumi
memiringkan kepalanya. Hal terakhir yang dia ingat adalah dia sedang membaca
dialognya, dan hal selanjutnya adalah saat Koutarou bertanya apa yang sedang
dia lakukan. Dia benar-benar lupa kenapa dia mengangkat tangannya ke langit.
“...Apa
yang sedang kulakukan, ya?”
“Kenapa
malah balik bertanya, ahahaha!”
Koutarou
tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar jawaban Harumi yang seperti jawaban
orang pikun. Wajah Harumi semakin memerah dan dia mulai berdalih dengan salah
tingkah.
“Itu
karena perannya! A-Akhir-akhir ini aku terlalu mendalami peranku!”
“Terlalu
mendalami ... Y-Yah, kau memang sedang menggumamkan sesuatu. Kukuku.”
Koutarou
terus tertawa. Itu terdengar sangat lucu sampai-sampai air mata muncul di sudut
matanya.
“Satomi-kun,
dasar licik! Aku sedang serius!”
Harumi
menggembungkan pipinya seperti anak kecil dan menyatukan tangannya di depan
dadanya seraya menatap Koutarou dengan wajah menantang. Melihat Putri Perak
yang seharusnya mulia dan anggun bertingkah begitu, Koutarou tidak bisa menahan
tawanya.
“Wahahahahah!
Ahahahaha!!”
Koutarou
menggoyang-goyang naskah di tangannya sambil tertawa. Kartu logam yang Koutarou
gunakan sebagai pembatas buku mengkilap setiap kali dia menggoyangkan
naskahnya.
T-Tidak boleh begini. Tidak boleh sama sekali.
Tapi
Koutarou sadar kalau dia terlalu banyak tertawa, dan dia menutup mata serta
mulutnya untuk menahan perasaannya.
“Aku
hanya merasa lelah karena sudah sibuk dengan tugasku!!”
Namun,
kata-kata Harumi selanjutnya mendorong Koutarou melewati batasnya dengan mudah.
“Guhah!!
S-Senpai, tugas...? K-kau terdengar seperti tuan putri sungguhan! Wahahaha!!”
“Duh,
Satomi-kun!”
Harumi
mati-matian mencoba mencari alasan, tapi usaha Harumi hanya menjadi bahan
tertawaan Koutarou.
“Kuku,
kukukuku, s-senpai, t-ternyata kau punya sisi yang menarik juga, gufufufufu!!”
“Tolong
lupakan semua itu!”
Pikiran
Harumi berubah menjadi kosong. Dia benar-benar malu dan merasa sedikit kesal
pada Koutarou.
Dia
telah melupakan hal-hal lainnya.
“Jika
kau tertawa lagi, biarpun itu kau, aku akan marah!”
“T-Tolong!!
Marahlah!!”
“Hei!!”
Namun, Harumi
mungkin akan sadar ketika dia pergi tidur malam ini.
Sudah berapa lama
dia menunggu momen seperti ini, dan betapa bahagianya dia di waktu seperti ini.
1 Comments
otsukaresama
BalasHapusPosting Komentar