JAWABAN DAN DOA
Bagian 1
Minggu,
24 Januari
Lampu
pentas yang kuat menyinari Harumi dan Koutarou.
Harumi
sedang mengenakan gaun putih polos dan tiara perak. Wajahna penuh dengan kasih
sayang ketika dia menatap Koutarou. Karena lampu lain sudah dimatikan, tubuh
Harumi kelihatan seperti bercahaya di kegelapan.
“...Saya
memintamu tidak datang, berulang-ulang kali.”
Senyuman
Harumi menghilang selama sekejap seraya mengkritik Koutarou.
“Maaf,
tapi bagiku itu terdengar seperti teriakan minta tolong.”
Koutarou
malah membalas dengan senyuman.
Dengan
mengenakan baju besi logam, Koutarou sedang berhadapan dengan Harumi. Baju yang
dia kenakan adalah replika baju besi yang mengendalikan kapal perang Theia,
Ksatria Biru. Baju besi berwarna biru itu berukuran besar dan membuat tubuh
Koutarou, yang dari awal memang besar, kelihatan semakin besar dan kuat.
“Terimakasih
sudah datang, Tuan Veltlion.”
Harumi
tersenyum sekali lagi. berbeda dari sebelumnya, senyumannya kali ini adalah senyuman
yang hanya akan dia tunjukkan pada seseorang yang spesial.
“Nyawa
dan pedangku ada untuk yang mulia.”
Koutarou
tersenyum kecil dan mengangguk pada Harumi. Dia mengayunkan pedang di tangannya
sebelum pelan-pelan menaruhnya kembali di sarung pedangnya.
Ujung
pedangnya melukis sebuah lingkaran yang elegan. Di mata para penonton, itu
kelihatan seperti bulan perak.
Sekarang
hari minggu, tanggal 24 Januari, hari dimana drama itu akan dipentaskan.
Untungnya,
meskipun dramanya dipentaskan di akhir pekan, ada banyak pelajar, keluarga
mereka dan penduduk setempat yang datang beramai-ramai untuk menonton. Karena
itu, semua kursi yang sudah disiapkan telah diduduki dan ada orang-orang yang
berdiri untuk menonton. Karena drama sebelumnya begitu populer, ekspektasi
untuk drama ini sungguh besar.
Dan
memenuhi ekspektasi tersebut, pentasnya berjalan mulus. Mulai dari akting,
adegan aksi yang mengesankan sampai perlengkapan berskala besar, semuanya
diterima dengan baik. Para penontong telah beberapa kali terombang-ambing.
Adegan
yang khususnya membuat para penontong paling heboh adalah adegan dimana Kaisar
Naga Api, Alunaya, terbang di atas panggung. Yurika, yang sedang menikmati
momen dirinya menjadi pusat perhatian, malah terlalu sombong dan mulai mengamuk
di pinggir panggung, hal itu menyebabkan anak kecil yang sedang menonton mulai
menangis.
Dengan
demikian, tanpa masalah berarti, ceritanya mencapai bagian akhir. Hanya ada dua
adegan yang tersisa: adegan upacara kenaikan tahta dimana Putri Perak
dinobatkan sebagai kaisar, dan adegan terakhir, dimana Putri Perak dan Ksatria
Biru berpisah.
Setelah
adegan mereka selesai, Koutarou dan Harumi kembali ke belakang panggung,
melewati latar medan pertempuran. Perlengkapan panggung yang sudah digunakan
memenuhi area tersebut dan banyak orang-orang lalu lalang.
“Turunkan
tirainya sekarang! Kita mengganti latarnya!”
“Lampu
A-4 mati!”
“Ganti
dengan yang mana?”
“Pakaian!
Dimana baju ganti Sakuraba-san!?”
“Ganti
dengan adegan upacara kenaikan tahta! Cepatlah!”
“Tutupi
dengan lampu B-4 di sebelahnya, tapi hati-hati karena sudutnya berbeda!”
“Apa
semua bangsawan sudah hadir!?”
“Sudah!”
“Aku
tidak tahu!”
“Sudah
atau belum?”
“Aku
bilang sudah!”
Meskipun
prosedur mengenai cara menangani perubahan adegan sudah dipersiapkan,
situasinya tidak berjalan sesuai rencana saat pementasan yang sebenarnya.
Berdasarkan jadwal aslinya, mereka tidak perlu terburu-buru seperti ini, tapi
pada akhirnya tetap saja itu terjadi. Namun, karena dramanya berjalan dengan
baik, mereka cukup bagus meskipun amatir.
“Saaa~tomi-saaa~n,
Saaa~kuraba-senpaaa~i.”
Ketika
bagian belakang panggung membuat Harumi dan Koutarou bingung, Yurika lewat
disana sambil masih digantung dengan kawat. Dia masih mengenakan kostum Alunaya
dan menggerakkan anggota tubuh serta ekornya untuk memanggil mereka berdua.
Dia
tidak punya adegan lagi di drama ini, tapi rasanya hampir mustahil bagi Yurika
yang mengenakan kostum raksasa Alunaya untuk bergerak-gerak di belakang
panggung. Karena itulah, Yurika, yang masih digantung dengan kawat, dibawa
keluar ke bagian belakang gedung olahraga, tempat barang-barang dikumpulkan.
“Semuanya
kelihatan sedang kesulitan...”
Setelah
melihat Yurika pergi, Harumi melihat-lihat di sekitar belakang panggung lagi
dan menghela napasnya. Hanya dengan melihat keadaan belakang panggung ini,
siapa saja bisa melihat seberapa besar kesulitan yang dihadapi para staf.
Harumi merasa kalau kerja keras semuanya benar-benar luar biasa.
“Sekarang
bukan waktunya bertingkah seolah ini bukan masalahmu.”
“Eh?”
Saat
Koutarou tersenyum kecut ke arah Harumi yang keheranan, entah darimana manajer
panggung datang dan memegangi lengan Harumi dengan santai.
“Kya!?”
“Ketemu,
Sakuraba-san, cepatlah! Kita harus mengganti kostummu!”
“B-Benar!
Sampai nanti, Satomi-kun.”
“Simpan
itu untuk nanti, kita harus cepat-cepat Sakuraba-san!”
Harumi
dipaksa pergi oleh manajer panggung.
“Ahaha,
kelihatannya kau juga kesulitan yang, Sakuraba-senpai...”
Koutarou
tertawa sambil menatap punggung Harumi. Berbeda dari Koutarou yang tidak muncul
di adegan selanjutnya, Harumi muncul di adegan tersebut. Karena adegannya
mengenai Putri Perak yang dinobatkan sebagai kaisar, dia harus mengenakan
sebuah mahkota, jubah dan tongkat kerajaan. Sama seperti staf lainnya, Harumi
tidak punya banyak waktu. Dia tidak berada dalam posisi dimana dia bisa
bersantai.
Theia
dan Ruth juga ada di tempat yang sedang dituju Harumi. Karena Theia berperan
sebagai adik Putri Perak, Putri Emas, dia muncul di adegan upacara kenaikan
tahta. Jadi Theia sedang menunggu di sebelah Ruth, dia mengenakan gaun formal
yang berbeda dari biasanya.
“Awas,
Satomi! Minggir!”
“Ups,
maaf!”
Tim
perlengkapan panggung yang sedang membawa perlengkapan mau lewat. Karena
Kouarou menghalangi jalan mereka, dia buru-buru minggir.
“Minggir,
Satomi-kun, aku sedang buru-buru!”
“M-Maaf!”
Namun,
anggota staf lain mau lewat ke tempat dia minggir tadi. Koutarou segera minggir
lagi, namun kejadian serupa kembali terjadi selama beberapa kali. Tidak ada
tempat di belakang panggung yang bisa dipakai istirahat oleh Koutarou saat dia
tidak punya kerjaan.
“Ya
ampun.”
“Apa
yang mau kau lakukan, Koutarou?”
“Kayaknya
kita tidak punya pilihan, kita pergi ke belakang gedung olahraga bersama
Yurika.”
“Siap.”
Koutarou
mengikuti Yurika bersama Sanae yang sudah membantunya selama pentas.
Koutarou
tampil lagi di panggung sekitar sepuluh menit lagi, jadi dia pikir kalau lebih
baik menghafal dialognya di belakang gedung olahraga daripada berdiri disana
dan menghalangi jalan para staf.
“Ah,
Satomi-kun, jika kau pergi ke tempat barang-barang, bawa Yurika ya.”
“*aum*”
“Baiklah.”
“Kau
hanya perlu menarik tali ini.”
Saat
dia berjalan kesana, Koutarou menerima tali dari seorang gadis anggota tim
spesial efek. Tali itu tersambung ke kostum Turika.
“Makasih,
Satomi-kun. Sampai nanti.”
“Ya.”
Gadis
yang memberikan tali itu pada Koutarou berjalan kembali ke tempat dia datang.
Gadis itu tidak punya waktu untuk istirahat, tugas selanjutnya sudah
menunggunya.
“Semuanya
benar-benar bekerja keras...”
“Ya.”
“*aum**aum*”
Melihat
gadis tadi pergi, Koutarou memberitahu dirinya sendiri untuk melakukan yang
terbaik dan menyemangati dirinya sendiri. Penampilan selanjutnya Koutarou
adalah adegan terakhir yang paling penting. Kualitas adegan itu dapat mempengaruhi
hasil dari seluruh drama.
“Ayo,
Yurika.”
“*aum*”
“Tapi,
penampilan yang cukup memalukan...”
“*aum**aum*”
Koutarou
dan Sanae menarik tali Yurika dan pergi dari belakang panggung. Pemandangan
yang aneh karena mereka kelihatan seperti sedang mengajak seekor naga raksasa
jalan-jalan.
Bagian 2
“Aku
akan menurunkanmu.”
“Ahhh,
tunggu, tunggu sebentar!”
“Ei.”
“Kyaaaaaaaaaa!!”
Yurika
menjerit. Ketika Koutarou mendongak ke atas, dia melihat Yurika melayang dan
jatuh ke tanah bersama dengan kostum Alunaya yang Yurika kenakan.
“Owowowow...”
“M-Maaf.”
“Jangan
bilang kalau kau menyesal! Harusnya kau menurunkanku dengan lebih lembut!”
“Aku
tidak mengira kau akan jatuh begitu cepat.”
Koutarou
menyerahkan Yurika pada Sanae dan membaca kembali dialognya sebelum adegan
terakhir. Tapi kelihatannya pilihannya itu salah karena Yurika tergeletak tak
berdaya di tanah.
Setelah
sampai di belakang gedung olahraga, Sanae menekan tombil untuk melepaskan tali
yang menggantung Yurika. Tapi karena Sanae menekan tombil tersebut sebelum dia
menurunkan Yurika ke tanah, Yurika malah jatuh ke tanah dari ketinggian sekitar
satu meter. Meskipun itu tidak terlalu berbahaya, kostum yang dikenakan Yurika
lumayan berat, dan luka yang dialami Yurika tidak bisa disebut luka kecil.
“Mereka
itu sedang apa sih...”
Koutarou
menghela napasnya dan meletakkan pembatas buku Kabutonga di naskah miliknya dan
menutup naskah tersebut sebelum melompat dari perlengkapan panggung yang dia
duduki.
Ketika
Koutarou mendarat, baju besinya bersuara keras dan memberi kesan kalau baju
besi itu lumayan berat. Namun, Koutarou berjalan seolah-olah dia tidak
merasakan berat baju besi tersebut. Karena baju besi canggih, baju besi itu
tidak menghambat pergerakan Koutarou. Kontras dari tampilan klasiknya, baju
besi itu adalah hasil dari sains Forthorte yang canggih.
“Hei,
kau baik-baik saja, Yurika?”
Koutarou
menaruh naskahnya di baju besinya dan mengulurkan tangan kirinya pada Yurika.
“Tidaaa~k.”
Yurika
mencoba meraih tangan Koutarou, tapi rasa sakitnya lebih besar dari yang dia
kira. Tangannya kehilangan momentum sebelum meraih tangan Koutarou, lalu jatuh
ke tanah. Yurika lalu mulai menangis sambil tergeletak tak berdaya.
“Hei...”
Koutarou
saat itu merasa heran oleh Yurika, tapi mengingat apa yang akan terjadi
selanjutnya, tidak meraih tangan Koutarou adalah pilihan yang teepat.
“Awas,
Koutarou!!”
Ketika
Sanae memperingatkannya, partikel logam berat yang ditembakkan melalui
elektromagnet telah meluncur ke arah Koutarou. Pancaran sinar yang mengandung
energi tepat sebelum hilang kendali menggores lengan Koutarou yang terulur ke
arah Yurika.
“Uwah!?”
“Kyaaaaaaa!?”
Koutarou
dan Yurika dibutakan oleh pancaran sinar yang mendadak tersebut dan ledakan
kecil setelahnya. Namun, satu-satunya kerusakan yang dia alami adalah baju besi
di sekitar tangan kiri Koutarou. Untungnya, baik lengan Koutarou maupun Yurika
yang ada di dekatnya tidak terluka. Jika Yurika tadi meraih tangannya, tangan
Yurika mungkin akan terkena serangan bersama dengan baju besinya. Dengan kata
lain, Yurika selamat berkat nyalinya yang kurang. Satu-satunya yang Koutarou
rasakan adalah rasa panas membara di lengannya, bisa dibilang kalau dia
benar-benar beruntung.
“Ah,
panas panas panas!”
“Koutarou,
dia pelakunya! Gadis yang menyerang Theia di pentas sebelumnya―”
“Benar
sekali, akulah pelakunya!”
Baik
suara Sanae dan suara pelaku yang menembakkan sinar tersebut terdengar dari
atas Koutarou. Ketika Koutarou mendongak, asap dari ledakan tadi telah
menghilang dan dia bisa melihat seseorang di langit biru yang cerah.
“Bersiaplah,
Ksatria Biru palsu! Bulan Schweiger yang terpantul di permukaan air akan
merenggut nyawamu!!”
“Dia
kan-!?”
Koutarou
pernah melihat gadis itu sebelumnya.
Dia
mengenakan gaun putih dan hitam yang mewah dan kacamata antik di wajahnya. Dia
memegang sebuah beam rifle sederhana
di tangannya sambil melayang di langit.
“Namaku
Clariossa! Clariossa Dawra Schweiger Meltsfen Forthorthe! Ukir nama kehormatan
ini di pikiranmu saat kau masuk ke gerbang neraka, Ksatria Biru palsu!!”
Dia
adalah rival Theia, Clan, tuan putri kedua Forthorthe.
Ada
dua alasan kenapa Clan menyerang Koutaroy saat ini.
Alasan
pertama adalah karena Koutarou telah terpisah dari Theia dan Harumi.
Selama
adegan upacara kenaikan tahta, Putri Emas dan Putri Perak akan ada di panggung.
Namun, Ksatria Biru tidak muncul disana, jadi tentu saja Koutarou akan terpisah
dari keduanya. Memisahkan Koutarou dari Theia yang punya kekuatan tempur luar
biasa dan Harumi yang merupakan musuh tidak dikenal adalah titik penting yang
akan mempengaruhi hasil dari serangan Clan.
Alasan
kedua adalah jika dia membunuh Koutarou sekarang, itu akan membuat Theia merasa
sangat berduka.
Adegan
selanjutnya setelah upacara kenaikan tahta adalah adegan perpisahan antara
Ksatria Biru dan Putri Perak. Jika dia bisa menghabisi Koutarou sebelum adegan
tersebut, Ksatria Biru jadi tidak muncul di adegan paling penting drama ini.
Karena Clan tahu betul kalau Theia sangat menyukai Ksatria Biru, dia mengatur
serangannya supaya dia bisa memberikan kerusakan paling fatal terhadap drama
ini.
Dan
dengan terpenuhinya kedua persyaratan tersebut, Koutarou datang ke belakang
gedung oalahraga yang lumayan sepi. Tentu saja, Clan tidak akan melewatkan
kesempatan emas tersebut.
Di
saat yang sama ketika Koutarou melihat Clan, Koutarou meletakkan tangannya di
pedang yang ada di pinggangnya.
Pedang
berharga, Saguratin, yang telah diberikan Theia pada Koutarou telah melindungi
mereka beberapa kali.
“Kau
lagi! Mau mengincar Theia lagi!?”
Koutarou
menarik pedangnya dari sarungnya dan, mengikuti ajaran aliran berpedang kuno Forthorthe,
dia menggambar sebuah lingkaran besar dengan ujung pedangnya.
Rasanya
sedikit aneh.
Saat
Koutarou memegang pedang tersebut dengan kedua tangannya, dia menyesuaikan
pegangan tangan kirinya. Koutarou selalu berlatih menggunakan pedang sambil
mengenakan baju besi, jadi dia merasa sedikit tidak nyaman saat menghunuskan
pedang dengan lengan kirinya yang tidak dilindungi baju besi.
“Mengincar
Theiamillis-san!? Salah, Ksatria Biru palsu!!”
Clan
tersenyum lebar dan memegang beam riflenya
dengan kedua tangannya. Meskipun dia melayang di udara, Clan kelihatan tidak
bergerak dari posisinya; dia tidak bergeming maupun terbang sedikitpun. Dari
beberapa meter di langit, Clan membidik kepala Koutarou dengan akurat.
“Mangsaku
hari ini adalah kau! Aku akan mengalahkanmu sebelum mengincar
Theiamillis-san!!”
“Aku!?”
“Tentu
saja! Membiarkanmu hidup dan berdiri di depanku adalah noda yang mengotori
kehidupanku!”
Ketika
Koutarou terkejut, Clan menekan pelatuk senapannya.
Ketika
dia menekan pelatuknya, sebuah pancaran sinar keluar dari senapan yang terisi
penuh tersebut. Meskipun efek serangan dari sinar tersebut berkurang drastis
saat ditembakkan di udara, dalam jarak seperti ini, kelemahan itu seolah tidak
berarti. Sinar tersebut mendekati Koutarou dengan energi hampir sebesar ketika
sinar itu ditembakkan.
Cepat!
Koutarou
tentu saja tercengang, sinar itu memancar jauh lebih cepat dari apa yang dia
perkirakan. Jauh lebih cepat dari sinar yang ditembakkan Clan dulu. Hal ini
berkat Clan yang merombak senapan tersebut.
“Tsk!”
Karena
itu, meskipun Koutarou mencoba menghindar, dia tidak akan sempat.
“Serahkan
padaku!”
Namun,
saat itulah sesuatu yang aneh terjadi. Setelah melompat untuk menghindar, tubuh
Koutarou tiba-tiba menjadi lebih cepat. Seolah-olah ada sesuatu yang tidak
terlihat telah mendorongnya sekuat tenaga. Berkat hal itu, Koutarou terhindar
dari serangan langsung sinar tadi, yang malah menghujam tanah dan membuat
lubang gosong.
“Apa
itu tadi!?”
“Koutarou!!”
“Tadi
itu kau, Sanae!? Kau menyelamatkanku!!”
Clan
merasa terkejut, tapi Koutarou tidak begitu. Dia tahu kalau Sanae telah
menggunakan kekuatan spiritualnya untuk membuatnya terlempar dan menyelamatkannya.
Koutarou mendarat dengan tenang, dan memanfaatkan momentum tersebut, mulai
berlari dengan kecepatan penuh. Meskipun Clan berhasil melancarkan tembakan
pertama karena Koutarou teralihkan oleh percakapan mereka, Koutarou tidak
berniat membiarkan Clan mendikte situasinya. Dia mulai berlari untuk membuat
Clan kesulitan membidik ke arahnya dan mengurangi jarak diantara mereka berdua.
“Brengsek,
berhenti berlari kesana kemari!”
Dua
sinar tambahan keluar dari senapan Clan. Karena Koutarou telah mengantisipasi
serangan itu, dia dengan lincah melenturkan badannya dan mengelak dari sinar
tersebut. Karena itu, Koutarou berhasil menghindari dua serangan langsung,
namun salah satu sinar tersebut menggores baju besinya.
“Whoa!?”
Meskipun
sinar tadi hanya menggores tubuhnya, Koutarou bisa merasakan pengaruh yang
besar. Bukan hanya kecepatan sinarnya saja yang meningkat, kekuatannya juga
telah ditingkatkan.
“Sial,
senapan itu benar-benar berbeda dari sebelumnya!”
Performa
beam cannon tersebut telah meningkat
dalam segala aspek.
Kelihatannya
aku akan dalam masalah jika aku pikir situasinya sama seperti sebelumnya...
Koutarou
menjentikkan lidahnya dan semakin mendekati Clan. Mengurangi jarak diantara
mereka itu penting bagi Koutarou baik untuk bertahan maupun menyerang.
“Sudah
kubilang serahkan padaku.”
Sanae
tertawa kecil di dekat telinga Koutarou, tanpa Koutarou sadari, Sanae telah
menempel di punggungnya.
“Sanae?”
“Kekuatan
persahabatanku dan Koutarou tidak akan kalah dari orang seperti dia!”
Saat
Sanae berteriak begitu, penglihatan Koutarou berubah drastis.
“Ini...”
Saling
tumpang tindih dengan apa yang bisa dia lihat normalnya, Koutarou melihat
cahaya putih di sekeliling makhluk hidup manapun. Dan dengan berkonsentrasi
pada cahaya tersebut, dia bisa sedikit tahu apa yang sedang makhluk itu lakukan
dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Itu
adalah kekuatan yang diberikan Sanae pada Koutarou. Melakukan hal yang terbalik
dari ketika Sanae bisa merasakan apa yang dimakan Koutarou, dia memberikan
indra spiritualnya pada Koutarou. Berkat hal itu, Koutarou bisa sedikit tahu
arah bidikan Clan dan kapan dia akan menembak. Tidak ada hal yang lebih berguna
daripada ini saat dalam pertarungan.
“Ehehehe~,
bukan itu saja lho♪”
“Makan
ini!!”
Di
saat yang sama dengan tawa riang Sanae, Clan menembak secara beruntun. Meskipun
tembakan itu lebih sulit dihindari karena jumlah tembakannya, Koutarou berhasil
menghindari semua sinar tersebut dengan menggunakan langkah cepat.
Apa
ini?
Koutarou
merasa bingung karena dia menghindari sinar-sinar tadi dengan mudah.
Di
mata Koutarou, sinar-sinar tersebut rasanya seperti tiba-tiba melambat dan
tubuhnya terasa sangat ringan. Dia merasa seperti waktu berjalan 50% lebih
lambat.
“Sanae,
apa ini juga perbuatanmu?”
“Benar♪
Jangan lupa memujiku setelah ini selesai ya♪”
Sanae
merespons pertanyaan Koutarou dengan senyuman cerah. Karena senang melihat
Koutarou merasa terkejut, Sanae mempererat pegangannya di sekitar leher
Koutarou.
“Ikatan
kuat kita berdua telah menciptakan sebuah keajaiban!”
Kekuatan
spiritual Sanae adalah penyebab di balik meningkatnya kecepatan Koutarou.
Normalnya, Sanae menggunakan kekuatan ini untuk memijat Koutarou, tapi dengan
membuka pembuluh darah Koutarou, dan mengirimkan energi miliknya ke tubuh
Koutarou, dia bisa menajamkan indra Koutarou dan meningkatkan kecepatan
refleksnya. Dan karena Sanae yang sedang menempel di punggung Koutarou telah
menyingkirkan masalah mental yang tidak diperlukan, pergerakan Koutarou menjadi
jauh lebih akurat.
Karena
Koutarou bisa tahu kapan dan dimana Clan akan menembak, menghindari sinar yang
ditembakkan Clan tidak menjadi masalah baginya. Itu sudah jelas karena dia
sudah mulai menghindar bahkan sebelum Clan menembak.
“Kau
belum sepenuhnya merasukiku, kan?”
“Hmm~,
kurasa kau bisa bilang begitu.”
Perintah
dari otak Koutarou dikirim ke seluruh tubuhnya melalui Sanae. Situasi saat ini
bisa digambarkan sebagai Sanae mengambil alih tubuh Koutarou, tapi dia bergerak
seperti yang dia inginkan.
“Kayaknya
aku harus sedikit berkorban untuk bertahan hidup, tapi rasanya menyeramkan...”
“Tidak
apa-apa. Lagipula aku mencintaimu♪”
Koutarou
melompat sekuat tenaga ke arah Clan yang ada di atas tubuhnya. Dia berencana
untuk memukul jatuh Clan dengan pedang yang dia genggam dengan kedua tangannya.
Posisi Clan cukup tinggi sehingga normalnya posisi Clan tidak bisa dicapai
Koutarou, tapi berkat kekuatan yang diberikan oleh baju besi dan Sanae, dia
bisa dengan mudah mencapai posisi Clan.
“Bagus
sekali! Tapi-!”
Clan
melayang semakin tinggi ke langit, dia mencoba menjaga jarak dari Koutarou.
Karena hal itu, pedang Koutarou hanya mengenai angina kosong.
“Meleset!?”
Koutarou
lalu terus melayang ke tanah dan mendarat. Namun, tepat saar dia mendarat, Clan
menghujaninya dengan tembakan sinar.
“Koutarou!”
“Aku
tahu!”
Mantel
yang Koutarou kenakan di atas baju besinya untuk adegan terakhir telah terbakan
dan baju besi itu melaporkan kerusakan kecil. Clan mengincar momen ketika dia
mendarat, jadi Koutarou tidak bisa menghindari dari serangan tersebut, bahkan
dengan bantuan Sanae sekalipun.
“Koutarou,
kita tebang juga! Baju besi ini, bisa terbang, kan!?”
“Kudengar
sih iya, tapi aku tidak tahu caranya!”
“Kau
bercanda!!”
Baju
besi yang dikenakan Koutarou berfungsi untuk mengendalikan kapal perang Ksatria
Biru. Karena baju tersebut biasa dipakai pilot kapal perang, baju besi tersebut
tentunya memiliki semua fungsi yang dimiliki baju luar angkasa. Terbang di
udara adalah salah saru dari fungsi tersebut, tapi karena Koutarou hanya
menggunakan baju besi itu untuk drama, dia tidak tahu hal lain yang tidak
berhubungan dengan itu. Ksatria Biru legendaris dikatakan bisa terbang di
udara, tapi mereka tidak bisa menggunakan kekuatan baju besi itu dalam pentas
drama ini.
Karena
hal itu, saat ini Koutarou tidak punya cara untuk balas menyerang. Karena Clan
melancarkan serangan dari luar jangkauannya, Koutarou mati kutu. Sambil
menghindari tembakan sinar, Koutarou memutar otaknya, dia mencoba mencari
solusi dari masalah ini.
“Brengsek!
Apa kau punya mata di belakang kepalamu atau semacamnya!?”
Menanggapi
hal itu, Clan menjadi semakin frustasi. Meskipun Koutarou tidak bisa lagi balas
menyerang karena posisi Clan jauh lebih tinggi lagi, tembakan sinarnya tidak
bisa lagi mengenai Koutarou yang bergerak dengan cepat. Senapannya jauh lebih
mudah untuk digunakan daripada beam cannon
sebelumnya, tapi Koutarou bergerak jauh lebih cepat dari data yang dia
miliki dari pertarungan sebelumnya, jadi meskipun bidikannya dibantu dengan
komputer, dia masih tidak bisa melancarkan serangan yang efektif pada Koutarou.
Jarak antara dirinya dan Koutarou serta Sanae yang menjaga titik buta Koutarou
adalah alasan utama di balik kurangnya serangan Clan yang mengenai Koutarou.
“Kalau
begitu!”
Clan
menyentuh tombol yang menempel di tubuh senapannya karena jengkel. Ketika dia
menyentuh tombol tersebut, informasi yang mengalir dari senapannya ke gelangnya
terputus sebentar sebelum datanya mendadak terkirim lagi. dia telah mengubah
mode serang senapannya dan merestart komputer penargetannya.
“Kau
pun tidak akan bisa menghindari hal ini!”
Clan
tersenyum sambil kembali mengarahkan moncong senapannya ke arah Koutarou.
Senyumannya adalah senyuman senang seperti seekor kucing yang sudah menyudutkan
seekor tikus. Jika Koutarou melihat hal itu, dia pasti akan teringat kembali
ketika dia pertama kali bertemu dengan Theia. Clan merasa sangat yakin pada
serangannya yang selanjutnya sampai-sampai dia tersenyum seperti itu.
“Koutarou,
kalau begitu, aku akan melawannya langsung― Awas, lari, Koutarou!!”
Sanae
adalah yang pertama menyadari hal itu, dan dia buru-buru memperingati Koutarou.
Sampai
saat ini, setiap kali Clan menyerang, Koutarou dan Sanae bisa merasakan kebenciannya,
yang digambarkan oleh lingkaran-lingkaran kecil dengan diameter beberapa
sentimeter. Lingkaran tersebut berhubungan dengan diameter tembakan yang
diperkirakan dan bidikan Clan, jadi dengan menjauhkan tubuhnya dari
lingkaran-lingkaran tersebut, tembakan sinar Clan akan meleset.
“Apa!?
Itu kan―”
“Berhenti
bicara dan lari! Kau tidak bisa menghindari serangan ini―”
“Terlalu
lambat, Ksatria Biru palsu!!”
Sebelum
Koutarou bisa mengambil langkah untuk menghindar, Clan menarik pelatuk
senapannya.
Begitu
ya, jadi ini yang dia maksud!!
Koutarou
merasakan kebencian Clan sesaat setelah Sanae merasakannya. Apa yang muncul
adalah lingkaran besar dengan diameter beberapa meter.
“MAAAAKAAAAN
INIIIII!!”
Sinar
kerucut raksasa keluar dari laras senapan Clan. Sinar tersebut tercipta dengan
menghamburkan sinar tersebut; bisa dibilang tembakan itu adalah sebuah beam shotgun.
Meskipun
lebar sinar tersebut jadi lebih besar saat dihamburkan, jumlah energi yang
dibutuhkan untuk menembak sekali menjadi meningkat dan efek sinar tersebut jadi
berkurang. Tembakan itu adalah cara menyerang yang berguna ketika dikelilingi
oleh banyak musuh.
“Koutarou!”
Sanae
menutup matanya dan berpegangan erat pada Koutarou, seolah-olah dia sedang
mencoba melindunginya. Tapi sebagai seorang hantu, Sanae tidak bisa melakukan
hal itu. Sinar itu akan menembus tubuhnya dan membakar Koutarou. Sanae
menyadari seberapa tidak berdayanya dia saat ini saat mengetahui hal itu.
“Sial!”
Koutarou
melompat sekuat tenaga, mencoba keluar dari jangkauan sinar tersebut. Namun,
sepenuhnya menhindari serangan tersebut kelihatannya sia-sia saja. Jika sinar
biasa digambarkan seperti kran, maka hamburan sinar ini mirip seperti sebuah shower. Meskipun jumlah airnya sama,
jangkauannya benar-benar berbeda. Meskipun kekuatannya menurun, Koutarou
bukanlah orang optimis yang akan mengira kalau dirinya akan selamat tanpa
tergores.
Sinar
itu kelihatan hampir mengenai Koutarou. Namun, di momen itu, suara dua orang
gadis terdengar.
“Karama,
Korama! Medan energi spiritual kekuatan penuh!”
“Ksatria
Biru! Maneuver suit, aktifkan mode pertarungan! Batalkan input dan atur booster darurat di punggung dan kaki
pada dorongan penuh!”
Dua
orang gadis tersebut adalah Kiriha dan Ruth, yang masih mengenakan kostum
mereka untuk pentas drama. Kiriha sedang berteriak sambil menghadap Koutarou
dan Sanae sedangkan Ruth sedang memberikan perintah pada gelangnya.
“Serahkan
pada kami Ho-!”
“Karama-chan,
Korama-chan!”
“Ho-,
Sanae-chan, semuanya akan baik-baik saja sekarang Ho-!”
Serempak
dengan kemunculan dua gadis itu, dua haniwa muncul di dekat Koutarou dan Sanae.
Menanggapi perintah Kiriha, kedua haniwa itu mengerahkan perisai untuk
melindungi Koutarou, Sanae dan diri mereka sendiri.
“Sesuai
yang anda inginkan, nyonya.”
Masih
ada satu perubahan lagi. setelah gelang Ruth merespons seperti biasanya, bagian
punggung dan kaki baju besi Koutarou mulai menyemburkan api.
Api
itu adalah api dari booster yang dipasang
di baju besi tersebut. Normalnya, baju besi itu akan memanipulasi gravitasi,
sama seperti penghalang yang dikerahkannya, untuk terbang. Namun, ketika
penggunanya perlu dorongan yang besar dalam situasi darurat, booster yang menggunakan bahan bakar
konvensional digunakan untuk membantu. Booster
di punggung dan kaki Koutarou menyemburkan banyak api dan mempercepat
gerakan tubuh Koutarou dengan pesat.
“Uooooo!?
A-Apa!?”
“Kyaaaaaaa!!”
Setelah
dipercepat oleh tolakan luar biasa dari booster tersebut, 90% tubuh Koutarou
telah keluar dari area serangan sinar tadi sementara Karama dan Korama memblok
sisa 10% tubuhnya dengan penghalang mereka. Normalnya, penghalang mereka
ditujukan untuk membendung serangan energi spiritual, jadi penghalang tersebut
tidak terlalu cocok untuk membendung serangan seperti beam cannon. Jika serangannya berupa sinar terkonsentrasi seperti
biasanya, kedua haniwa tersebut mungkin tidak akan bisa memblok serangan
tersebut. Namun, penghalang kedua haniwa tersebut sudah cukup untuk memblok
sinar terhambur seperti yang satu ini.
“Ada
lagi!? Pardomshiha and... gadis itu!!”
Clan
lebih merasa jengkel karena kemunculan Ruth dan Kiriha daripada serangannya
yang diblok. Dia ingat kalau dia menderita kekalahan di tangan Kiriha
sebelumnya, jadi dia memendam kebencian yang kuat terhadap gadis itu, di bawah Koutarou
dan Theia.
“Koutarou!”
“Satomi-sama,
apa anda baik-baik saja!?”
Kiriha
dan Ruth berlari ke arah Koutarou, yang jatuh terjerembab di tanah. Clan merasa
waspada karena kemunculan kedua gadis itu, dia memberikan tatapan benci ke arah
Koutarou dan yang lain, tapi dia tidak bisa langsung menyerang begitu saja.
Sementara itu, kedua haniwa bersiaga diantara Clan dan Koutarou serta yang
lainnya, berusaha melindungi mereka.
“Kau
menyelamatkanku.”
“Saya
senang anda baik-baik saja, Satomi-sama.”
“Timing
yang bagus!”
“Saya
terkejut ketika saya menerima peringatan tentang lengan kiri baju besi ini
rusak tepat setelah saya turun dari panggung, Satomi-sama.”
Kiriha
dan Ruth datang ke belakang gedung olahraga hanya karena alarm yang menyala di
gelang Ruth. Karena baju besi yang dikenakan Koutarou adalah perlengkapan yang
dimiliki Ksatria Biru, tentu saja peringatan kerusakannya akan mencapai
operator Ksatria Biru, Ruth. Setelah mendapat peringatan mengenai situasi tidak
normal ini, Ruth dan Kiriha, yang adegannya sudah selesai di waktu bersamaan,
buru-buru lari ke tempat Koutarou.
“Koutarou,
gunakan ini.”
Berbeda
dari Ruth, ekspresi Kiriha tetap tidak berubah dan dia memberi Koutarou sebuah
sarung tangan biru ketika Clan memelototi mereka.
“Ini
kan benda yang kau gunakan―”
Koutarou
merasa pernah melihat sarung tangan di tangannya ini sebelumnya. Berbeda dari
baju besi yang Koutarou kenakan, entah kenapa sarung tangan ini berbau Jepang.
Sarung tangan ini adalah senjata pribadi yang Kiriha gunakan untuk melawan
sekutunya yang tidak bisa dikendalikan.
“Benar.
Saat menghadapi seseorang seperti itu, kau perlu senjata jarak jauh, kan?”
Melihat
Clan yang melayang di langit, Kiriha merasa kalau Koutarou tidak akan menang
hanya dengan pedangnya saja, jadi dia berencana memberi sarung tangannya pada
Koutarou untuk menambal kelemahannya ini. Entah nasib baik atau buruk, baju
besi di lengan kiri Koutarou telah lepas, jadi sarung tangan ini juga berguna
untuk pertahanan. Dan karena Koutarou merasa tidak nyaman menggenggam pedangnya
dengan tangan kosong, sarung tangan ini juga berguna dalam aspek tersebut.
Ada
juga cara lain, yaitu Kiriha menggunakan sarung tangan ini untuk membantunya
dari tanah, tapi membidik seseorang yang terbang di langit dari tanah itu
sulit. Jadi Kiriha merasa cara terbaik adalah Koutarou yang menggunakan senjata
ini.
“Makasih,
tapi bagaimana cara menggunakannya?”
“Jangan
khawatir. Sanae tahu caranya.”
“Nggak.
Aku belum pernah menyentuh― sebenarnya, kayaknya aku bisa, Koutarou!”
Sanae
memasang senyuman lebar ketika Koutarou memasang sarung tangan tadi di tangan
kirinya. Senyumannya adalah senyuman yang pas dari seorang anak kecil yang baru
saja menemukan mainan baru. Tepat ketika Koutarou menyentuh sarung tangan
tersebut, Sanae mengenali strukturnya dan sepenuhnya paham cara menggunakannya.
Senjata ini mudah dipahami oleh orang yang menggunakan energi spiritual,
seperti Sanae.
“Baiklah,
saatnya serangan balik!”
Sambil
menyesuaikan tangan kirinya, Koutarou memegang pedangnya dengan tangan kanannya.
“Lalu
begini!”
Bola
api yang bersinar merah muncul di tangan kiri Koutarou, bola tersebut membuat
medan elektromagentik yang kuat di sekelilingnya. Medan elektromagnetik
tersebut melepaskan kilatan petir dari waktu ke waktu dan api merah tersebut
terus menguat.
Api
dan medan itu disebabkan oleh Sanae. Menggunakan sarung tangan yang mengubah
energi spiritual menjadi elemen, energi spiritual luar biasa milik Sanae
menciptakan stok api dan petir yang hampir tidak terbatas. Bola api itu cukup
panas untuk menghanguskan baju besi kapal luar angkasa, sedangkan petirnya
membuat elektromagnetik yang mampu mengalahkan pertahanan elektromagnetik baju
besi yang sama dan menyebabkan error pada sistem utamanya.
“Sanae-sama,
tolong kecilkan api dan petirnya sedikit. Kalau terus begini, Satomi-sama akan
hangus duluan.”
“Ah,
maaf.”
“Satomi-sama,
saya akan tetap disini dan memberi bantuan dukungan.”
“Aku
mengandalkanmu.”
“Karama,
Korama, ikuti Koutarou. Aku akan memberikan perintah lanjutan jika diperlukan.”
“Dimengerti
Ho-!”
“Baik,
Nee-san!
Kedua
gadis itu diam di tempat untuk menyokong Koutarou dan Sanae, dan di sisi
Koutarou ada Karama dan Korama. Koutarou dan Sanae berada di garis depan,
Kiriha akan membantu mereka dengan haniwanya dan Ruth akan menyokong Koutarou.
“...Ah,
kelihatannya mereka serius...”
Ada
satu orang lagi yang membantu Koutarou dari baying-bayang. Orang itu adalah
Yurika, yang masih tergeletak di dalam Alunaya.
Ada
banyak ruang kosong di dalam kostum naga raksasa tersebut. Yurika sudah
memanggil tongkat sihirnya dan diam-diam membantu Koutarou. Contohnya, dia
sudah memasang penangkal untuk mencegah orang lain datang, meningkatkan
kekuatan pertahanan baju besi Koutarou, dan meningkatkan densitas udara
diantara Koutarou dan Clan untuk menghalangi tembakan sinar Clan dan lain-lain.
“Baiklah,
adegan terakhir sudah menunggu, jadi sebaiknya kita cepat-cepat mengalahkan
penjahatnya dan mencapai akhir yang bahagia!!”
Koutarou
meraung sambil melotot ke arah Clan yang melayang di udara. Tidak mungkin dia
akan kalah. Koutarou yakin akan hal itu setelah dia mendapat beberapa kekuatan.
Pertarungan
jarak dekat, pertarungan jarak jauh, informasi, dan sihir. Meskipun tim itu
dibentuk dengan ala kadarnya, mereka punya keseimbangan yang sangat bagus
antara penyerangan dan pertahanan.
Sembilan
bulan telah berlalu sejak para penjajah muncul di kamar 106 Rumah Corona.
Kekuatan yang membuatnya takut saat itu telah digunakan untuk melindunginya.
Bagian 3
Meskipun
Ruth belum punya kesempatan untuk menunjukkan kelihaiannya dalam pertarungan
jarak dekat, kemampuannya yang sebenarnya terlihat ketika dia mulai mendukung
Koutarou dari belakang.
“Kiriha-sama,
saya sudah selesai menganalisis pola elektromagnetis sebelum Clan-sama menembak!”
“Apa
kamu bisa memberitahukan waktunya pada Karama dan Korama!?”
Menggunakan
sensor yang diluncurkan dari Ksatria Biru, Ruth mengumpulkan segala jenis data
dan menganalisisnya. Dia kemudian memilah data tersebut untuk mencari informasi
yang akan berguna bagi Koutarou. Informasi yang dia miliki berkisar dari
performa senjata dan pertahanan sampai ke ciri-ciri geografis area sekeliling.
Dia bahkan punya informasi mengenai berbagai macam kebiasaan Koutarou dan Clan.
“Saya
bisa menggunakan komunikasi laser yang terletak di area bahu baju besi Satomi-sama!”
“Kalau
begitu, kita tidak perlu khawatir mengenai gangguan apapun!! Lakukan sekarang
juga, Ruth!! Kalian dengar, kan, Karama, Korama!?”
“Baik!
Mengatur salah satu pemicu dari medan energi spiritual untuk menerimanya Ho-!”
“Ruth-chan,
kau sangat membantu Ho-!”
Infortmasi
yang sudah dipilah itu lalu diproses oleh Kiriha dan dia mengambil keputusan
yang sesuai. Pengaturan baju besi Koutarou telah diubah untuk beradaptasi
dengan gaya bertarungnya, efek negatif dari medan elektromagnetik yang
dipancarkan oleh Sanae yang menggunakan sarung tangan Kiriha telah diubah,
pancarang penghalang Karama dan korama telah disinkronisasikan untuk bereaksi
terhadap tembakan Clan. Instruksi Kiriha yang terus menerus cepat dan tepat
mengubah situasi pertarungan ini menjadi semakin menguntungkan Koutarou.
Seperti
yang diharapkan dari Kiriha-sama... tidak ada yang bisa menandingi pemikiran
tajamnya...
Ruth
diam-diam merasa lega, sambil memproses informasi yang berjumlah banyak. Dia
tidak bisa mencegah perasaan itu saat melihat kecerdasan luar biasa Kiriha.
Jika dipikir-pikir, hal yang aneh bahwa mereka tidak dikalahkan olehnya sesaat
setelah mereka bertemu.
Di
momen itu, di atas kedua gadis tersebut, Karama dan Korama menangkis tembakan
hamburan sinar Clan dengan penghalang mereka.
Berkat
hal itu, Koutarou tidak terluka sama sekali.
“Benda
itu lagi!? Mereka terus bergerak kesana kemari!!”
Karena
kesal, Clan mengubah pengaturan senapannya supaya tembakan sinarnya kembali
terfokus dan dia menembakkan senapannya berkali-kali ke arah Koutarou dan yang
lainnya.
“Koutarou,
dia menembakkan banyak sinar lagi!”
“Tidak
masalah, aku bisa melihat semuanya!!”
“Ho-,
HoHo-!”
“Lamban
Ho-!”
Namun,
serangan mati-matian Clan tidak bisa melukai Koutarou yang berada dalam efek
kekuatan spiritual Sanae, bahkan juga tidak melukai kedua haniwa tersebut.
Informasi
Ruth benar-benar akurat... apakah sifat cermatnya telah muncul sendiri ke
permukaan...?
Kiriha
sedikit tersenyum sambil melihat ke arah haniwa. Senyumannya adalah senyuman
yang terbuat dari campuran rasa senang dan kagum. Kedua haniwa tersebut dapat
menghindari tembakan Clan berkat informasi akurat Ruth. Jika Ruth tidak
menyelesaikan analisisnya, kedua haniwa itu mungkin akan hancur atau
menghabiskan banyak energi untuk memblok serangan Clan. Jadi, ketika Kiriha
merasa berterimakasih atas akurasi data Ruth, dia tersenyum melihat sifat
cermat Ruth.
“Ayo,
Sanae!”
“Yeah!”
Koutarou
mendekati Clan sambil menghindari hujan sinar yang ditembakkannya. Kemampuan
terbang baju besi ini membuat baju besi ini terasa ringan, berbeda dari
penampilannya. Sambil memanipulasi gravitasi untuk terbang, dengan menyalakan booster darurat dan pendorong untuk
mengendalikan postur tubuh, hal itu membuat Koutarou bisa terbang bebas,
seperti Sanae. Clan juga terbang menggunakan manipulasi gravitasi, tapi
Koutarou yang punya alat penggerak tambahan bisa bergerak lebih cepat.
“Koutarou!!”
“Tolong
ya!”
Koutarou
mengayunkan pedang di tangan kanannya, dan di saat yang sama Sanae memanipulasi
tangan kirinya untuk menembakkan bola api dan kilatan petir.
“Tangan
kiri itu sungguh menyebalkan! Tapi itu cuma mainan anak-anak bila dibandingkan
dengan sarung tangan Ksatria Biru!”
Clan
mengalihkan semua energi yang dia gunakan untuk terbang ke penghalangnya.
Saat
dia terbang, penghalangnya menjadi lemah dan tidak bisa memblok bola api maupun
petir dari Sanae. Ditambah lagi, bola api dan kilatan petir itu mengejarnya
seperti sebuah peluru kendali. Sanae menggunakan kekuatan spiritualnya untuk
mengubah lintasan bola api dan petir tersebut. Clan mungkin bisa menghindari
keduanya dengan mobilitasnya, tapi itu bukanlah pilihan yang bijak.
Jadi
Clan berhenti terbang untuk sesaat, lalu, sambil jatuh bebas, dia menaruh semua
energi yang tidak dia gunakan ke penghalangnya. Dia harus memblok bola api dan
petir tersebut sebelum dia melanjutkan serangannya.
Sekian
banyak segienam putih dan tembus pandang muncul di sekitar Clan. Segienam
tersebut adalah penghalang repulsi yang diciptakan oleh alat yang ditempelkan
di bagian belakang pinggangnya. Ketika bola api dan petir menabrak penghalang
tersebut, penghalang itu melenyapkan serangan tersebut dengan suara yang tidak
mengenakkan.
“Selanjutnya-!!”
Tapi
Clan tidak punya waktu untuk bersantai. Dia mengarahkan beam riflenya pada Koutarou yang sedang melayang ke arahnya. Ketika
Clan memperkuat penghalangnya, Koutarou telah menutup jarak diantara mereka
berdua.
“Makan
iniiiii!!”
“Memangnya
aku akan kalah semudah itu!!”
Koutarou
mengayunkan pedangnya sekuat tenaga, dia mencoba menembus penghalang Clan.
Untuk mencegahnya, Clan menarik pelatuk senapannya.
“Kau
tidak akan berhasil Koutarou!”
“Tidak,
aku akan baik-baik saja!!”
Sanae
memperingatkan Koutarou mengenai bahayanya, tapi Koutarou mengayunkan pedangnya
tanpa ragu.
Aku
bisa melakukannya! Aku bisa menang! Tidak akan kubiarkan dia merusak drama kami!!
Koutarou
benar-benar marah. Clan telah mencoba menghalangi drama mereka sebanyak dua
kali demi alasan egoisnya sendiri, belum lagi dia mencoba membunuh Theia.
Kemarahan membabi buta mendorong Koutarou maju. Dan merespons keinginan yang
kuat ini, pedang berharga, pedang Saguratin mulai bercahaya putih bersih.
Apa
yang terjadi selanjutnya membuat Clan tidak bisa berkata-kata.
“Uoooooooooooooo!!”
Ketika
sinar yang ditembakkan senapan Clan bersentuhan dengan pedang Koutarou, pedang
itu terus melaju dan membelah sinar tadi. Sinar yang terbelah itu bergetar dan
memancar ke samping.
“Apa,
itu kan!?”
Clan
tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat.
Mustahil,
bagaimana bisa dia melakukan hal semacam itu!?
Sama
seperti Saguratinnya Theia, Clan juga diberi pedang berharga saat dia lahir.
Tapi pedang itu tidak punya kekuatan khusus. Pedang itu hanyalah hadiah
peringatan untuk merayakan kelahirannya; baik pedang Clan maupun pedang Theia
harusnya adalah pedang biasa.
Meskipun
baju besi Koutarou mensuplai pedang itu dengan kekuatan, Clan tidak bisa
membayangkan kalau energinya akan cukup untuk membelah sinar. Itu bukanlah hal
yang bisa dihasilkan oleh generator baju tempur pribadi.
Karena
Clan sangat berpengalaman dalam hal sains, dia paham kalau kekuatan Koutarou
itu tidak normal, dan mau tidak mau, dia merasa terkejut dan takut.
“Oh tidak!”
Di momen
itu, mata pedang yang bercahaya putih itu mendekati Clan. Penghalangnya sudah
menghabiskan cukup banyak energi untuk memblok bola api dan petir tadi, jadi
pedang Koutarou menebas penghalang Clan seperti sebuah kertas.
Koutarou
lalu mengincar Clan dengan ayunan selanjutnya. Dengan penghalang yang lenyap
sepenuhnya karena serangan sebelumnya, Clan tidak punya pertahanan sama sekali.
Aku
akan kena serangan!?
Menyadari
hal itu, Clan tanpa ragu melempar senapannya. Dia tidak mungkin bisa mengelak
dari serangan Koutarou sambil membawa senapan yang besar dan berat itu. Dia
menendang senapan itu dan menjaga jaraknya dari Koutarou.
Sesaat
kemudian, pedang Koutarou membelah senapan tadi. Senapan itu sedikit meledak dan jatuh
berserakan ke bagian belakang gedung olahraga. Ketika penglihatan Koutarou
terhalangi oleh ledakan tersebut, Clan semakin menjauh dari Koutarou.
“Hampir
saja!”
“Tapi,
dengan begini, dia tidak punya senjata!”
Ketika
asap ledakannya menipis, Koutarou memegang pedangnya dengan kedua tangan dan
mengarahkan ujung pedangnya pada Clan.
“Jika
kau mau menyerah, sekaranglah saatnya.”
“Kau
mau aku menyerah pada orang primitif dari planet terbelakang!? Jangan bercanda
dong!!”
Meskipun
tidak bersenjata, Clan dengan berani menolak untuk menyerah. Karena dia juga
punya harga diri yang tinggi seperti Theia, Clan hanya tidak bisa terima kalau
dia harus menyerah.
Kurasa
seorang tuan putri memang begitu... Tapi apa yang akan Theia lakukan di
situasinya?
Sambil
menatap Clan, Koutarou memikirkan Theia. Dulu, Theia mungkin juga tidak akan
terima kalau dia harus menyerah, sama seperti Clan sekarang. Tapi Koutarou
merasa kalau Theia yang sekarang kalah meskipun sudah berusaha sekuat tenaga,
dia akan menerima kekalahannya dan memuji pihak yang menang.
Kurasa
kau bisa bilang kalau itu adalah ketenangan seorang tuan putri, bukan,
ketenangan seorang penguasa...
Itulah
perbedaan mendasar diantara Theia dan Clan. Dan dapat menyadari hal itu adalah
bukti bahwa Koutarou telah menerima Theia.
Meskipun
aku bilang begitu, saat dia bermain games denganku, dia mungkin tidak akan
pernah mengakui kekalahannya...
Sisi
dirinya yang seorang tuan putri, dan sisi kekanak-kanakan dari seorang gadis
sebayanya; saat ini, Koutarou menerima kedua sisi Theia itu.
“Aku
tidak bisa menerima lelucon seperti menyerah... tapi...”
Ketika
Koutarou sedang memikirkan Theia, Clan sedang memeras otaknya mengenai situasi
saat ini.
Tidak
kusangkan Ksatria Biru palsu punya kekuatan sebanyak ini...
Clan
tidak hanya menyerang begitu saja. Dia telah memulangkan kapal perang
pribadinya, Bulan Berkabut, ke Forthorthe menggunakan pilot otomatis dan
menyerang Koutarou saat dia terpisah dari Harumi dan Theia.
Tentu
saja, Clan tidak meremehkan Koutarou. Dia sudah menganalisis data dari pertarungan
mereka sebelumnya dan menyiapkan perlengkapannya supaya dia bisa menang melawan
itu. Beam rifle, cara dia terbang dan
penghalangnya sudah lebih dari cukup untuk menang melawan Koutarou dua bulan
lalu.
Namun,
setelah dipraktekkan, hasilnya kelihatan jelas. Serangan Clan tidak efektif
sama sekali dan dia tidak bisa memblok serangan Koutarou. Semuanya telah
benar-benar melampaui dugaannya.
Tanpa
senjataku, aku pasti akan kalah. Karena mereka lebih cepat, aku juga sulit
untuk kabur. Tapi aku masih punya itu!
Clan
tersenyum lebar meskipun situasinya sedang sangat buruk.
Ada
apa dengan Clan...?
Ketika
Koutarou punya firasat buruk mengenai ekspresi Clan, Clan berteriak.
“Datanglah,
Cradle! Bersiaplah untuk menembakkan peluru repulsi super ruang dan waktu!”
Itu
adalah pilihan terakhir yang sudah disiapkan Clan.
Apa
yang dipanggil Cradle oleh Clan adalah kapal luar angkasa kecil yang dia
gunakan.
Dalam
rangka membuat Theia dan Koutarou lengah, Clan telah mengirimkan kapal luar
angkasa pribadinya, Bulan Berkabut, kembali ke Forthorthe. Cradle adalah salah
satu dari kapal luar angkasa dalam Bulan Berkabut yang dia gunakan sebagai
pusat operasinya.
Cradle
berfungsi sebagai kapal penyelamat dan punya perlengkapan yang cukup untuk
berfungsi sebagai pangkalan operasi darurat. Dia telah menyembunyikan kapal ini
di gunung terdekat dan menggunakannya sebagai pangkalan sambil mengamati Theia
dan Koutarou serta membuat senjatanya. Beam
rifle dan alat penerbangannya adalah contoh dari senjata yang telah dia
buat. Dia juga telah menciptakan peluru repulsi yang baru saja dia sebut.
“Ksatria
Biru palsu, kekuatanmu tidak ada artinya saat berhadapan dengan peluru repulsi
super ruang dan waktu Cradle!!”
Clan
meletakkan tangannya di pinggang dan sesumbar dengan penuh kemenangan. Sebuah
keinginan yang kuat bisa dilihat di matanya yang ada di balik kacamata dan
wajahnya dipenuhi kepercayaan diri.
Di
belakang Clan adalah kapal luar angkasa, Cradle. Kapal luar angkasa berbentuk
telur ini muncul menggunakan cara yang sama seperti ketika Clan dan Theia
memanggil senjata mereka. Meskipun ukurannya kecil, Cradle masih berukuran
beberapa lusin meter. Figurnya yang megah bahkan melampaui figur Clan sendiri,
dan kapal tersebut menunjukkan keberadaan yang luar biasa terhadap sekelilingnya.
Jika bukan karena kemampuan siluman kapal tersebut yang mengesankan dan sihir
Yurika, orang-orang di sekitar sini pasti sudah jatuh dalam kepanikan.
“Peluru
repulsi super ruang dan waktu...?”
Koutarou
menatap kemegahan Cradle dengan pandangan kosong. Karena dia tidak terlalu
paham soal sains, dia kesulitan memahami apa efek senjata tersebut dari namanya
saja.
“Fufufufu,
kau tidak perlu mengerti.”
Clan
tertawa ketika Koutarou memiringkan kepalanya karena bingung.
Di
saat yang sama, badan Cradle terbuka dan memperlihatkan dua buah peluru
kendali, yang berukuran sama seperti Clan. Cradle berbentuk seperti telur yang
terbaring menyamping. Bagian paling tebal dari telur itu adalah haluan kapal
dan bagian paling tipisnya adalah buritan. Jika dibandingkan dengan kapalnya
yang berukuran besar, peluru kendali itu kelihatan kecil, dan di mata Koutarou,
peluru kendali itu kelihatan tidak bisa diandalkan.
“Itu
karena kau akan segera merasakan apa efek peluru kendali ini dengan tubuhmu!!”
Namun,
Clan sangat yakin dengan bom buatannya yang baru, peluru repulsi yang dibawa
peluru kendali tersebut. Secara teori, tidak ada yang tidak bisa dikalahkan
peluru repulsi tersebut, memang bom sepert itulah peluru repulsi buatan Clan.
Peluru
repulsi super ruang dan waktu adalah sesuatu yang telah Clan kembangkan sejak
lama. Keistimewaan dari senjata ini adalah, seperti yang dikesankan oleh
namanya, peluru ini dapat memanipulasi ruang dan waktu. Ketika hulu ledak ini
diaktifkan, peluru ini akan membuat medan energi raksasa yang menghapus semua
hal dalam ruang tersebut secara paksa dari alam semesta ini. Terlepas dari
seberapa cepat musuh bergerak atau seberapa kuat penghalang yang mereka miliki,
mereka tidak dapat meloloskan diri maupun memblok serangan yang akan melempar
mereka keluar dari alam semesta.
Serangan
ini mirip seperti lubang cacing, tapi ketika melakukan warp, tempat tujuannya
masih ada di alam semesta yang sama, jadi pelakunya dapat kembali ke tempat
asalnya. Dan dengan peluru kendali sebesar ini, ada batasan seberapa jauh
mereka dapat melakukan warp, tapi setelah dilempar keluar dari alam
semesta, mereka tidak dapat kembali. Orang perlu mengembangkan teknologi yang
sama untuk kembali, yang cukup sulit dilakukan ketika terkurung di luar alam
semesta.
Peluru
ini hampir tidak mungkin dihindari. Jika terkena, tidak ada jalan untuk
kembali. Dari situlah keyakinan Clan berasal.
Bom
ini selesai beberapa hari yang lalu. Clan sudah menyiapkan prototipenya dua
bulan lalu ketika dia menyerang Theia, tapi Yurika membuatnya pingsan sebelum
dia dapat menggunakannya. Karena dia ingin kemenangan telak, Clan menunggu
senjata ini siap sebelum menyerang Koutarou. Dia ingin mengalahkan Koutarou
dengan cara apapun; peluru repulsi ini adalah bukti kegigihannya.
Tentu
saja, Koutarou tidak tahu hal itu. Sehingga kalau terus begini, Koutarou pasti
akan terkena peluru kendali tersebut, tapi di saat itulah Koutarou mendengar
suara yang memberitahukan bahaya tersebut.
“Koutarou-sama,
anda tidak boleh membiarkan Clan-sama menggunakan senjata itu...”
Suara
itu tidak merambat melalui udara seperti bunyi, tapi suara tersebut masuk
langsung ke dalam kepalanya. Itu adalah suara yang tidak mungkin bisa dia
dengar jika Sanae tidak menajamkan indra miliknya.
“Siapa!?
Apa katamu!?”
“Ada
apa, Koutarou!?”
“Senjata
itu akan membawa kehancuran yang luar biasa...”
Ketika
Koutarou masih kebingungan dengan suara misterius tersebut, sebuah bayangan
muncul di dalam kepalanya. Itu adalah pemandangan dari peluru repulsi super
ruang dan waktu yang ditembakkan di suatu tempat.
Koutarou
melihat orang-orang yang kelihatannya memiliki status tinggi dan mengenakan
pakaian yang mirip dengan apa yang dikenakan para bangsawan dalam drama yang
mereka mainkan, dan orang-orang yang memegang tongkat serta mengenakan jubah
panjang. Di sekeliling mereka ada berbagai macam monster. Monster-monster
tersebut sedang memegang sebuah botol yang diisi dengan sesuatu berwarna hitam,
mereka membentangkan sayap mereka dan mencoba terbang ke langit.
Peluru
repulsi itu meluncur ke arah mereka. Sesaat kemudian ada cahaya yang hebat, dan
sebuah kubus raksasa bercahaya tercipta. Semua orang yang terkurung di dalamnya
terhapus bersama dengan tanah. Satu-satunya yang tersisa hanyalah lubang
raksasa dan gempa bumi yang bisa mengguncang planet.
Ketika
bayangan mengerikan tersebut dikirim ke dalam kepalanya, Koutarou tiba-tiba
melihat ke bawah kakinya. Dia melihat SMA Kitsushouharukaze dan gedung
olahraga; kubus yang diciptakan oleh peluru repulsi super ruang dan waktu itu
dapat memuat keduanya dengan mudah.
“Tidak
akan kubiarkan!!”
“Koutarou!?”
Sesaat
kemudian, Koutarou bergegas maju. Sanae mencoba sekuat tenaga untuk berpegangan
pada Koutarou saat dia tiba-tiba beraksi.
Jika
peluru repulsi itu ditembakkan, akan ada banyak kehancuran. Hal itu harus
dihindari dengan cara apapun; hanya itu yang dipikirkan Koutarou.
Satu-satunya
alasan yang dua punya adalah suara dan bayangan yang telah dia dengar dan
lihat, tapi dia merasa kalau dia bisa percaya hal itu. Bayangan itu terlihat
nyata dan dia bisa merasakan kebaikan yang polos dari suara tadi, dia tidak
bisa membayangkan kalau suara itu berbohong.
“Ada
apa mendadak begini, Koutarou!?”
“Aku
perlu menghancurkan peluru-peluru kendali itu! Kita tidak bisa membiarkannya
menggunakan peluru itu!”
Koutarou
menjawab pertanyaan Sanae sambil mengatur boosternya
ke kekuatan penuh. Koutarou terbang di udara seperti sebuah meteor. Angina yang
intens berputar-putar di sekeliling mereka dan mengeluarkan suara keras, jadi
Sanae perlu berteriak supaya Koutarou bisa mendengarnya.
“Apa?
Maksudmu peluru itu bom jamur!?”
“Semacamnya!”
Apa
yang Sanae maksud dengan bom jamur adalah senjata nuklir. Koutarou mengangguk
untuk menjawab pertanyaan Sanae dan dia semakin meningkatkan kecepatannya.
“Karena
itulah aku perlu menghancurkannya sebelum dia bisa menembakkannya!”
Sistem
komputer baju besi itu memekik ketika Koutarou semakin meningkatkan
kecepatannya melebihi batasan baju besi tersebut. Tapi saat ini, Koutarou tidak
punya waktu untuk mengkhawatirkan hal tersebut.
“Apa
kau tidak akan kenapa-napa, Koutarou!?”
“...Karena
itulah, selamat tinggal, Sanae.”
“Kyaaaaaaa!?”
Sanae
tiba-tiba terhempas dari tubuh Koutarou. Dia bukan terlempar dai Koutarou, tapi
dia tidak bisa berpegangan pada tubuh Koutarou karena dia merasa sesuatu
seperti energi listrik mengalir ke dalam tubuhnya.
“T-Tunggu,
Koutarou!!”
Sanae
segera mencoba mengejar Koutarou, tapi sesuatu seperti dinding tak terlihat
menghentikannya dan dia tidak bisa mengikuti Koutarou.
“Kenapa!?”
Itu
adalah kali pertama dia merasakan Koutarou menolaknya sejak ia mulai menempel
di punggungnya sehari-hari.
Bagian 4
Setelah
menyelesaikan bagiannya dalam adegan upacara kenaikan tahta, Theia sampai di
bagian belakang gedung olahraga di saat yang sama dengan Sanae yang terhempas
dari Koutarou. Yang tersisa di panggung hanyalah Harumi dan beberapa figuran.
Putri Perak sedang berpidato setelah dinobatkan menjadi kaisar wanita yang baru.
“Yang
Mulia!!”
“Ruth,
bagaimana situasinya!?”
Meskipun
informasi yang detail sudah dikirim ke gelang Theia, ada penangguhan yang tidak
bisa dihindari ketika informasi tersebut dikirim. Jadi Theia segera bertanya
pada Ruth mengenai informasi terbaru.
“Beberapa
saat yang lalu, Satomi-sama membuat Clan-sama terdesak, tapi beliau memanggil
kapal luar angkasanya dan kelihatannya akan melancarkan serangan besar-besaran.”
“Suruh
Ksatria Biru membom kapalnya!”
“Mustahil!
Baru saja terjadi gangguan yang berarti pada komunikasi radio dan hyperspace[1], dan saya tidak bisa menghubungi Ksatria
Biru!”
“Apa!?”
Penyebab
gangguan tersebut adaalh peluru repulsi super ruang dan waktu. Untuk melempar
targetnya keluar dari alam semesta, peluru ini perlu menyerap banyak energi.
Ketika menyerap energi, peluru ini menciptakan distorsi yang besar di ruang
sekelilingnya, dan akibatnya, komunikasi menjadi terhalang.
“Ini
memalukan, tapi kita tidak bisa melakukan apa-apa selain menyerahkannya pada
Koutarou.”
“Koutarou!”
Theia
melangkah maju dan mendongak ke langit sambil menggertakkan giginya bersama Kiriha.
Nun di langit sana ada seorang ksatria yang mengenakan baju besi biru dan
sebuah kapal luar angkasa yang besar.
Koutarou...
Melihat
Koutarou melaju jauh dari jangkauannya, Theia merasa cemas, dia seperti punya
firasat kalau hal yang buruk akan terjadi. Sesaat kemudian, kata-kata Sanae
membuktikan kalau perasaannya memang benar.
“Semuanya,
lakukan sesuatu! Hentikan Koutarou!”
“Ada
apa!?”
“Koutarou
sedang melakukan misi bunuh diri!”
Ketika
Theia mendengar perkataan Sanae, dia merasa kalau dunia telah berhenti berputar.
Sadar kalau Koutarou sedang mendekat, Clan memerintah Cradle untuk balas menyerang. Untuk menembakkan peluru repulsi, hulu ledaknya memerlukan waktu lebih untuk pengisian. Selama waktu tersebut, dia tidak bisa membiarkan Koutarou mendekat.
“Kau
akhirnya muncul, Theiamillis-san! Tapi sudah terlambat. Dramamu tidak akan
berakhir bahagia!”
“Clan,
aku tidak akan membiarkanmu mengganggu drama ini!”
Sambil
menghindar dari rentetan tembakan Cradle, Koutarou mendekati peluru repulsi yang
ada di bagian bawah lambung kapal. Karena dia tidak punya waktu, Koutarou tidak
mendekat tanpa luka. Tembakan sinar dan laser telah berulang kali menggoresnya,
dan wajah serta tubuhnya diepnuhi luka-luka, sama seperti baju besinya.
Namun,
Koutarou tidak mundur. Apa yang menyokong keberaniannya adalah janjinya saat
Hari Natal. Pada hari itu, Koutarou telah bersumpah untuk membuat drama ini
sukses pada banyak orang. Dia tidak bisa membiarkan Clan menghancurkan hal itu
demi alasan egoisnya sendiri.
“Drama
ini adalah mimpi kecil yang dilihat oleh seekor burung yang dikurung!”
Koutarou
tahu bagaimana perasaan Theia mengenai drama ini. Drama ini adalah keinginannya
yang melibatkan kekagumannya pada Ksatria Biru dan hasratnya untuk melindungi
ibunya. Dan keinginan itu menjelma dalam drama ini; itu adalah keinginan kecil
Theia yang tidak bisa hidup sesuai yang dia inginkan. Koutarou tidak bisa
mengizinkan Clan menginjak-injak mimpi tersebut.
“Bisakah
kau melindungi semuanya!? Kau bahkan tidak bisa melindungi temanmu dengan pedan
itu saja!!”
“Akan
kuperlihatkan kalau aku bisa melindungi mereka!! Itu karena mereka semua harus berhasil dalam
invasi mereka!!”
Itulah
jawaban yang akhirnya didapat Koutarou selama pertarungan sengit ini.
Koutarou
ingin invasi semua gadis itu berhasil. Dia ingin membiarkan Sanae menunggu
orang tuanya di kamar itu. Dia ingin Theia menyelesaikan ujiannya, untuk
memperoleh hak menjadi kaisar wanita dan melindungi ibunya. Dia ingin sukunya
Kiriha, Orang-Orang Bumi, bermigrasi ke permukaan dengan selamat. Dia ingin
Yurika hidup seperti teman sekelas normal.
Dia
ingin mereka semua menang. Dia ingin mereka semua meraih masa depan yang mereka
inginkan. Mengabulkan semua keinginan mereka itu mungkin sulit, tapi dia tidak
bisa membiarkan semua keinginan mereka diinjak-injak sekarang.
“Ooooooooo!!”
Oleh
karena itu, Koutaru tidak akan berhenti.
Meskipun
dia bakar oleh tembakan sinar maupun ditembus laser.
“Hentikan
Koutarou!! Patuhi perintahku!!”
Meskipun
dia membuat tuan putri bercahaya emas itu menangis.
“Kau
itu ksatriaku, kan!?”
“...Maaf,
Theia.”
Koutarou
membiarkan pedangnya bercahaya putih begitu saja. Dia tidak peduli dari mana
cahaya putih itu berasal, atau kenapa cahaya putih itu ada disana. Selama
cahaya itu bersinar, dia bisa melindungi semuanya.
Itu
saja sudah cukup bagi Koutarou.
“Carilah...
ksatria pengganti secepatnya.”
“Tunggu,
Koutarou tunggu!!”
Dan
akhirnya Theia menyadari perasaannya sendiri.
“Meskipun
aku menemukan ksatria pengganti, tidak ada pengganti bagi dirimu!!”
Itulah
jawaban Theia. Theia benar-benar menginginkan Koutarou.
Namun,
tepat ketika dia memperoleh jawabannya, pedang Koutarou telah membelah peluru
repulsi super ruang dan waktu.
Di
momen tersebut, sebuah kubus raksasa bercahaya muncul di ata SMA
Kitsushouharukaze.
Dari
atas panggung, Harumi tahu apa yang sedang terjadi. Lambang berbentuk pedang di
dahinya memberitahunya kalau keberadaan Koutarou telah menghilang.
Koutarou-sama...
Sambil
memikirkan Koutarou, Harumi berlari di panggung sesuai naskahnya. Menyadari
kalau Ksatria Biru tidak kelihatan, Sang Putri Perak berlari mencarinya.
Selamat
jalan, Koutarou-sama...
Semuanya
sampai saat ini telah berjalan sesuai dengan apa yang telah diberitahukan
padanya, tapi dia tidak tahu apa yang akan terjadi mulai saat ini. Meskipun dia
punya banyak kekuatan, dia bukanlah orang yang Maha Mengetahui.
Dan
saya mohon, tetaplah selamat...
Oleh
karena itu, Harumi, sama seperti Putri Perak yang dia perankan, berdoa.
Dia
berdoa semoga dia akan bertemu dengan orang berharganya yang telah menghilang
sekali lagi.
1 Comments
otsukaresama
BalasHapusPosting Komentar