DI SAAT KETIADAAN SANG IBLIS
‘Dia
Ichinose Guren-sama’
Ini
terdengar dalam salah satu kelas tahun pertama SMA Shibuya.
Terakhir
kali, semua orang disini seharusnya adalah musuh.
Sambutan
mereka yang semula hanya menghardik, mengabaikan dan melempar botol cola entah
dari mana –
Membuka
pintu kelas, disana ada beberapa sisawa berbisik di koridor.
“Aku
dengar Ia terpilih sebagai pelayan langsung Kureto-sama”
“Mereka
bilang dia menyembunyikan kekuatannya yang sebenarnya, tapi diketahui oleh
Kureto-sama”
“Dia
memiliki hubungan baik dengan Shinya-sama juga, dan kekuatannya setara dan
diakui oleh dua orang dari keluarga Juujo dan keluarga Goshi.”
“Jadi
idiot mana yang mengatakan ia tikus dari keluarga yang buruk?!”
“Kau
sendiri yang mengatakannya”
“Tidak
! Jangan bercanda”
Guren
sendiri, meskipun, mengabaikan percakapan mereka yang membingungkan. Ia duduk
di tempat duduknya, menopang wajahnya dengan tangannyadan melamun. Rupanya, ia
kekurangan tidur.
Semalam,
ia berada di kursi belakang dari mobilnya di jalan Tol Tomei, menuju Tokyo melalui
Aichi dalam kecepatan 150km/jam. Pada waktu itu, pikirannya bercampur aduk
tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan, dan akibatnya ia tidak bisa
tidur.
“……”
Guren
mengkedipkan matanya, setengah tertidur, dan menatap ke luar jendela.
Meskipun
itu tidak terasa di kelas ini terpasang AC luar biasa, di luar sangatlah panas
, yang terlihat adalah pemandangan yang dibungkus oleh hawa panas.
Hari
ini adalah 20 Agustus.
Bagi
sekolah normal, harusnya ini adalah liburan musim panas, tapi di sekolah ini
tidak ada yang seperti itu.
Menurut
berita, suhu beberapa hari terakhir berada dalam temperature yang sangat
tinggi. Mengapa itu bisa sangat panas? Jika suhu tetap seperti ini, mungkin
saja bisa mengurangi
persediaan makanan, tapi sejak dunia menuju kehancuran pada Natal, bagaimanapun
khawatir tentang makanan yang memburuk sungguh akan sangat sia-sia.
“……
Guren. Guren!”
Seseorang
memanggil namanya.
Tapi
Guren mengabaikannya dan melanjutkan menatap keluar jendela.
Pemilik
suara itu menjadi marah dan dengan keras menggebrak meja.
[Color Page 1]
“Hey, Ichinose Guren! Mengapa kau mengabaikan pertanyaanku?”
Dengan tidak sabar, Guren melirik
kearah asal keributan. Disana berdiri perempuan dari kelasnya.
Karakteristiknya yang paling mencolok
adalah rambut merah terang, tatapan kuat dan kulit putih pucat.”
Dia adalah putri keluarga prestisius
Juujo – Juujo Mito.
Ia melanjutkan perkataanya.
“Setiap hari, kau tidak berlatih dan
kau selalu bengong seperti ini, bersikap buruk….. apa memperoleh kehormatan
dipilih oleh Kureto-sama membuatmu jadi sangat sombong?”
“….. Siapa yang sombong ?”
Guren menjawab, dan Mito dengan marah
membalas.
“Aku berbicara tentang kau! Ichinose
Guren. Di kelas kau tidak menggunakan kekuatanmu yang sebenarnya. Apa yang sebenarnya yang kau mau
?!”
Dihadapkan pada pertanyaan ini, Guren
kesulitan bagaimana menjawabnya. Pertama, isi yang tercakup dalam kelas ini
telah berada di bawah kemampuannya. Singkatnya tidak ada gunanya dipelajari.
Bagaimanapun, semua orang disini
adalah musuhnya, jadi tidak perlu membiarkan semua musuhnya melihat kakuatannya
yang sebenarnya.
Dan juga, setiap hari, Guren berlagak
malas dan berpura pura menjadi orang payah— tetapi, meski Ia menjelaskan semuanya Dia
tentunya masih tidak akan mengerti.
Di keluarga Hiiragi, untuk mendapat
nilai atau menjadi terkenal— dimata orang-orang disini, ini adalah suatu yang
patut dirayakan.
Karena itu, Guren menjadi sombong atau
bangga tidaklah mengejutkan, karena hal seperti itu maka wajar jika merasa bangga berlebihan.
Jadi apa lebih baik untuk menunjukan
kebahagiaan? Meskipun begitu, bersikap buruk atau menyembunyikan kekuatannya,
keduanya telah diketahui oleh Kureto, jadi masih perlukah untuk menyembunyikan
semuanya seperti itu ?
Di tengah semua pertimbangan itu, tak
disangka—
“……Uwaah~”
Guren menguap.
Ini membuat membuat Mito semakin
marah.
“Sikap macam apa itu?!”
“Teriakanmu membuat telingaku sakit.”
“Pertama, sampai sekarang selama
latihan fisik, aku lihat kalau kau kalah dari teman sekelas seketika…. Bagaimana
itu bisa terjadi? Kekuatanmu tidak seharusnya selemah itu!.”
Guren mengangkat bahu.
“Tidak, Aku benar-benar hanya
mempunyai kekuatan segitu”
Mito menjadi semakin marah.
“Dan itu tepatnya sikap yang membuat
orang lain sakit kepala!”
“Sakit kepala? Mengapa? Kau tidak
punya alasan menderita sakit kepala ?”
Mito berkata dengan sungguh-sungguh.
“Tentu saja Aku punya! Jika kau malas,
mereka dari keluarga prestisius yang berkumpul denganmu juga akan ditertawakan
dan dipermalukan, apa kau tidak sadar?”
Tidak heran dia sangat marah.
Dengan kata lain, menjadi pelayan
Kureto, Guren sekarang dikumpulkan dengan Juujo dan Goshi, jadi jika sikap
buruknya terlihat, Dia juga menjatuhkan reputasi yang lain.
Guren tersenyum dan berkata.
“Mengapa Aku harus prihatin tentang
reputasimu juga?”
“Itu karena…. Kita semua adalah
pelayan Kureto-sama, di masa depan kita juga akan menjadi rekankerja bersama,
jadi…..”
Tetapi, Guren sudah tidak
mendengarkan.
Rekan.
Mereka adalah rekan?
Pelayan Kureto-sama, rekan?
Ini pasti sebuah keuntungan, menjadi
seseorang yang dipilih oleh Kureto-sama untuk menjadi bawahanya.
Pikiran ini muncul dalam pikirannya.
“…Haha”
Guren tertawa miris, sebelum menguap
dan melanjutkan menopang kepalanya dengan tangannya.
“Hey Guren!”
Mito memanggilnya.
Laki-laki yang duduk di dekatnya mulai
tertawa.
Hiiragi Shinya.
“Ayolah, Mito-chan, jangan memarahinya
lagi. Bukankah kemalasan dan sikap mengecewakannya itu bukan hal baru kan~”
Mito menunjukan wajah penuh hormat
pada keluarga Hiiragi.
“Ah, Shinya-sama. Tapi….
“Bagaimanapun, untuk seseorang
sepertinya, kurikulum pengajaran di sekolah ini pasti tidak berguna kan? Guren?
Kau setuju kan?
“……”
Guren mengabaikan Shinya, Mito menjadi
marah lagi.
“Hey, kau! Beraninya kau mengabaikan
kata-kata Shinya-sama!
Mendengar teriakan keras, orang-orang
diluar mulai berbisik lagi.
“Hey, sepertinya rumornya benar. Ia
benar-benar berhubungan baik dengan Shinya-sama dan perempuan dari keluarga
Juujo”
“Jadi, itu artinya bahwa pemberontak,
keluarga cabang Ichinose telah bersumpah setia pada keluarga Hiiragi… pada
Kureto-sama?”
Mendengar suara itu,
“……”
Guren sekali lagi menatap keluar
jendela dan menggigit bibirnya.
Di masa lalu. Keluarga Ichinose adalah
keluarga yang paling loyal pada keluarga Hiiragi, dan diantara keluarga cabang
adalah yang paling prestisius dan kuat.
Tapi 500 tahun lalu— mereka memisahkan
diri dari keluarga Hiiragi, dan membentuk sekte keagamaan ‘Mikado no Tsuki”.
Berdasarkan situasi saat itu, tidak
ada laporan yang jelas, tapi alasannya adalah sesuatu yang semua orang tahu
betul.
Satu-satunya alasan, adalah kisah
cinta sederhana.
Kisah cinta yang menyayat hati.
Dahulu ada seorang gadis cantik dari
keluarga Ichinose, anak tertua dan anak kedua keluarga Hiiragi berlomba
mendapatkan hatinya.
Setelah rangkaian peristiwa yang
berbelit-belit, rasa cinta si gadis diperoleh oleh sang putra kedua.
Berdasarkan legenda, putra tertua
tidak bisa menerima kenyataan.
Hingga suatu malam, putra tertua
memperk— si gadis, membuatnya hamil dan mengkebirisi
putra kedua.
Setelah itu, putra tertua mempunnyai
putranya sendiri, si gadis dan putra kedua diusir dari keluarganya.
Si putra kedua yang dibuang, bersama
dengan gadis Ichinose, kemudian membangun sekte keagamaan ‘Mikado no Tsuki’.
Tetapi, kekalahan mereka masih
terlihat jelas.
Setelah semua itu, ketika semua
berkata sudah usai, putra tertua masihlah ahli waris keluarga Hiiragi.
Satu-satunya yang memimpin ‘Mikado no
Oni’, adalah pewaris keluarga Hiiragi.
Tetapi, si putra tertua tidak
menghancurkan organisasi yang dibentuk oleh si putra kedua dan gadis Ichinose.
Alasannya adalah, untuk menghina
mereka.
Dengan demikian gadis Ichinose yang
tidak memilihnya, dan saudara laki-lakinya yang mengkhianatinya, akan
ditertawakan dan dicaci-maki selamanya.
Dia membiarkan mereka hidup dalam
penghinaan.
Mengizinkan anak cucu mereka selalu
lahir dalam penghinaan orang lain.
Tentu saja, si putra kedua tidak bisa
memperoleh keturunan dengan si gadis.
Oleh karena itu, anak yang lahir dari perlakuan si putra tertua— anak
laki-laki Hiiragi menjadi anak angkat dan pewaris dari ‘Mikado no Tsuki’
Si anak kedua selalu dicemooh.
Si gadis selalu dicemooh
Keduanya melanjutkan kisah cinta
mereka. Namun semuanya harus dibayar dengan hilangnya segalanya.
Semua orang di keluarga-keluarga lain
mencemooh mereka.
Menghina mereka.
Inilah harga dari pengkhianatan.
Harga yang harus dibayar jika
mengkhianati keluarga Hiiragi.
Dan juga, semua orang di
keluarga-keluarga lain digunakan untuk mencemooh keluarga Ichinose.
Itulah mengapa Ichinose selalu menjadi
tikus.
Sejak mereka lahir, mereka adalah
tikus yang kotor dan busuk.
Hanya, setelah waktu yang panjang,
semuanya menjadi legenda kota.
Bagi generasi baru yaitu bagi Guren
dan mereka di keluarga Hiiragi, ini bukanlah hal yang penting lagi.
Itulah mengapa Kureto dapat dengan
tenang memberi perintah pada Guren. Putra tertua keluarga Hiiragi, memberi
pengampunan kepada keluarga Ichinose.
Walaupun ini terlihat seperti merusak
tradisi, itu masih menjadi suatu yang beralasan untuk dilakukan. Bagaimanapun,
sesuatu seperti kisah cinta leluhur, tidak ada satu pun yang benar-benar peduli
tentang itu.
Sendirian diantara sepuluh keluarga yang berisikan,
Ichinose, Nii, Sanguu, Shijin, Goshi, Rikudou, Shicikai, Hakke, Kuki, dan
Juujo, keluarga Ichinose seharusnya yang terkuat.
Jika keluarga itu mengikuti Kureto-sama
sekarang— ini cukup penting untuk menjadi topik penting dalam diskusi.
Itu juga dapat menjadi hak kuasanya
yang mana mengambil Guren dibawah kendalinya.
Waktu istirahat telah berakhir, kelas
akan dimulai kembali segera.
Oleh karena itu, Mito kembali ke
tempat duduknya dengan rasa marah.
Sementara ia marah-marah, Goshi malah
menggodanya.
“Kau benar-benar nggak belajar, huh.
Mengapa menghiraukan Guren? Atau jangan-jangan kau menyukainy—
“Diam!”
Goshi belum selesai bicara sebelum ia
ditampar.
Goshi tertawa.
Tetapi, seisi kelas tidak ada yang
berani tertawa. Mereka takut akan balasan jika tertawa pada anggota keluarga
elit.
Dan juga, semua orang hanya menunjukan
keramahan, senyum ramah.
Pada akhirnya, apa itu Juujo atau Goshi,
keduanya dimuliakan oleh yang lainnya.
Guru pun telah berdiri di tempat
berdirinya. Jam keempat hari ini dimulai.
Kelas ini sedang membahas dan
menguraikan tentang Sihir barat. Bahasan yang membuat Guren agak tertarik.
Shinya, duduk disebelahnya, menepuk
bahunya pelan.
“Hey Guren”
“……”
“Hey”
“Berisik sekali”
“Sip, ini di kelas. Jadi cobalah
bicara lebih pelan, oke?”
“Maksudku bukan begitu”
Tetapi Shinya menarik kursinya
mendekat, memiringkan badannya pada Guren dan berbisik ke telinganya.
“…… Jika aku bicara sangat pelan,
apakah guru akan marah?”
Guren melirik dengan wajah jengkel.
Shinya masih tersenyum lebar. Di
sekolah ini, , tidak ada seorang pun guru yang berani menunjukan kemarahan pada
orang sekaliber Hiiragi. Shinya mengatakan ini hanya untuk bersenang-senang.
Guren tidak berkata apapun. Shinya
mengganggunya juga adalah sesuatu yang biasa, tidak perlu menanggapinya.
Tapi Shinya tidak kelihatan peduli dan
lanjut berbisik ke telinganya.
“Malam ini, ‘Gereja Hyakuya’ akan
datang. Jadi dimana seharusnya kita bertemu?”
Seketika, Guren terbelalak.
Tatapannya mengarah pada Shinya.
Ini bukan sesuatu yang seharusnya
dikatakan di sekolah yang dijalankan
oleh ‘Mikado no Oni’
Jika mereka sampai mendengar, mereka
akan langsung ditangkap dan disiksa.
Tetapi, Shinya masih menunjukan
senyuman yang biasanya. Rupanya, sebelum mengatakan hal ini ia telah membuat
persiapan yang tak terduga.
Jika begitu.
“…… Jangan menakutiku seperti itu.”
Ucap Guren. Shinya menyeringai lagi.
“Itu karena tidak baik bagimu selalu
mengabaikan orang-orang dan membuat Mito-chan marah.”
“Berhenti bercanda. Aku tidak tertarik
bermain-main denganmu.”
Guren berkata, sambil mengarahkan
tatapan jahat pada Shinya
“Aku tidak bercanda. Aku juga tidak
tertarik dengan permainan lucu.”
Guren memandang Shinya.
Shinya hanya tersenyum dan membiarkan
Guren menatap.
Guren tidak memiliki kecenderungan
untuk mempercayai Shinya.
Shinya memberikannya potongan chimera
yang disebut ‘Empat Penunggang Kuda’yang tertinggal oleh Mahiru, jadi untuk
beberapa alasan ia bisa percaya padanya, tapi jika ia menurunkan kewaspadaan,
Shinya mungkin mengambil keuntungan darinya.
Oleh karena itu, bertindak hati-hati
sangat diperlukan.
“…….”
Guren tidak menjawab.
Mengambil inisiatif, Shinya meletakan
secarik kertas di atas meja. Di kertas itu tertulis alamat untuk pertemuan pada
malam itu.
Shinya meninggalkan sidik jarinya di
kertas itu. Jika Guren memberikan ini pada Kureto, tempat pertemuan mereka
dengan ‘Gereja Hyakuya’ akan disergap oleh keluarga Hiiragi, dan Shinya juga
akan dibunuh hari itu juga.
Dengan kata lain, Shinya menunjukan
kelemahannya pada lawannya.
Dengan ekspresi terkejut, Guren
bertanya.
“……Mengapa kau mempercayaiku?”
Shinya tersenyum.
“Mengapa kau tidak berkata kalau kau
takjub pada kewaspadaanku?”
“Karena wajahmu menggangguku”
“Ahahah. Walaupun Aku terlihat
bersahabat?”
“Diam.”
“…..Ngomong-ngomong, kau mungkin tidak
tahu apa-apa tentangku, tapi aku selalu mendengar tentangmu.”
“……”
“Sejak aku kecil. Saat pertama Aku bertemu
Mahiru…. Karena, dia selalu berbicara tentangmu.”
Shinya mengatakannya.
Guren tersenyum dingin.
“Lalu, Kau menjadi marah karena iri?
Kau benar-benar menyukai Mahiru, benar?”
Meresponnya, Shinya tersenyum ringan.
“Tepatnya, Aku punya perasaan bagus pada
Hiiragi, tapi Aku tidak menyukainya seperti itu”
“….Huumphh.”
“Tapi, Aku benar-benar iri padamu.”
“Huh? Mengapa?”
“Aku selalu membayangkan seperti apa
kau. Aku penasaran tentang jika kau muncul sebelum Aku, siapa diantara kita
yang lebih kuat, dan terlihat seperti apa kau, dan sebagainya.
Ini membuat Guren teringat.
Ketika pertama kali masuk sekolah,
Shinya memberi serangan kejutan padanya.
Tentu saja, sampai sekarang ia tidak
bisa memastikan kebenaran dari kata-katanya, tapi mungkin sebagian kata-katanya
dapat dipercaya.
Akan tetapi.
Guren mengambil kertas yang shinya tinggalkan di mejanya dan
memasukannya kedalam sakunya, dengan hati-hati menjaga sidik jari Shinya
dipermukaannya.
Tindakan yang dimaksudkan menjaga
sidik jari itu disadari oleh Shinya, yang tersenyum.
“Hati-hati sekali.”
“Untuk menghindari nasib buruk dari
sampah yang ceroboh.”
Mendengar ia mengatakan itu, Shinya
sedikit terganggu, dan
berkata.
“….. Omonganmu itu seperti mangasihani
diri sendiri saja…. Jika itu Mahiru dia pasti merasa kesal, mengapa dia bisa
menyukaimu?”
“Mungkin wajahku terlihat bersahabat?”
Ketika Guren mengatakan ini, Shinya
melihat Guren, dia telihat terkejut.
“……Ha,hahaha.’
Ia tertawa
Guren melempar pandangannya keluar
jendela.
Lapangan sekolah, sesuai dugaan, diisi
oleh udara panas.
Ini sudah musim panas.
Musim panas
Jika dunia ini berakhir saat Natal,
ini akan menjadi musim panas terakhir.
———————————————————
Setelah kegiatan kelas dan aktivitas
klub berakhir, telepon berbunyi.
Identtitas penelepon dibaca ‘Hiiragi
Kureto’
Kandidat utama pewaris Hiiragi, ketua
Osis yang tidak seorang pun di sekolah tidak tunduk padanya.
Setelah menekan tombol ‘jawab’. Ia
mendengar suara lain.
“Apa?”
“Tidak. Apakah ada yang anda perlukan
Kureto-sama— itu seharusnya yang kau ucapakan.”
“Apa kau senang sekali menindas
pelayan-pelayanmu?”
“Nah, Hanya bercanda.”
“Leluconmu benar-benar jelek. Apa kau
sangat dimanja sehingga otakmu jadi rusak juga ?”
“Hahaha, apa kau ingin mati?”
“Aku tantang kau mencobanya. Apa kau
pikir itu sesuatu yang mudah?”
“…… Tidak. Tapi kau tahu, aku
benar-benar suka sikapmu yang seperti ini.”
“Sigh~ Sikap apa yang kau suka?”
“Walaupun cara bicaramu sangat tajam,
ketika kau tidak bisa menang melawanku kau dengan jelas mengenal statusmu,
sikap itu.”
“……”
Guren tidak merespon. Karen inilah
faktanya. Sampai sekarang, ia tidak mampu menganggap sekelilingnya adalah
musuh.
‘Mikado no Tsuki’ tidak bisa
menganggap ‘Mikado no Oni’ sebagai musuh.
Ini bukan perkelahian sepele anak
kecil. Meskipun ia mencapai kemenangan dengan pedangnya, itu akan jadi sia-sia
Jika orang yang dihormati dan dihargai
dilabeli sebagai kriminal, tentunya itu tidak akan bisa bertahan lama.
Sama halnya seperti 500 tahun lalu.
Situastinya sama sekali tidak berubah.
Mito dan Goshi, yang selesai berkemas
dan bersiap pulang ke rumah, berjalan mendekat.
Goshi melihat Guren dan terkekeh.
“Menerima telepon setelah pulang
sekolah, jangan-jangan itu pacarmu yaa”
Mito sontak menoleh, dan—
“….. Apa?!”
Untuk beberapa alasan ia menatap
Guren.
Guren mengabaikannya dan melanjutkan
pembicaraannya.
“Jadi, apa yang kau mau?”
“Saat istirahat makan siang besok,
datanglah ke ruang Osis.”
“Tidak.”
“Haha, kau tidak diizinkan untuk
menolak. Sampai jumpa besok.”
“Bleh.”
Sebelum mendengar suara Guren
menjulurkan lidahnya, Kureto mengakhiri panggilannya.
Shinya, yang duduk disampingnya,
mengangkat kepalanya lalu bertanya.
“Kureto-nii?”
“Pacarku.”
Mendengar ini, Mito terburu-buru
mendekat.
“…..Tunggu, tunggu sebentar! Kau masih
berlatih, bagaimana bisa kau menggunakan banyak waktu luangmu untuk aktivitas
seperti berkencan?”
Apa yang dikatakan gadis ini.
Guren menatap padanya dengan ekspresi
jengkel, sebelum mendesah dan mengabaikannya. Mito seketika dibuatnya marah dan
membelalak penuh kemarahan, Goshi mengeluarkan tawa untuk alasan tertentu.
Guren tidak mempedulikannya dan malah mengambil tasnya dan pergi dari tempat
duduknya.
Disampingnya, Mito terlihat
marah-marah.
“Mengapa ia mengabaikan kesibukannya
hanya karena seorang gadis meneleponnya? Dasar sampah.”
Menyembunyikan senyum, Shinya memberi
tahu Mito.
“Telepon tadi dari Kureto-nii.”
“Eh? Apa, benarkah?”
Shinya menoleh.
“Apa kau akan pergi ke ruang Osis
sekarang?”
Guren menggelengkan kepalanya.
“Tidak, besok, saat istirahat makan
siang.
Tapi mendengar ia berkata begitu, Mito
malah lebih terganggu.
“Tunggu, tunggu, kau benar-benar
bicara pada Kureto-sama seperti itu? Pertanyaan itu yang….”
“Mengganggu sekali”
“Apanya yang mengganggu! Tunggu….”
Mengabaikan amukan Mito, Guren
meninggalkan ruang kelas. Kelihatannya Mito belum selesai berteriak, jadi Guren
dengan keras menutup pintu.
Di koridor, Sayuri dan Shigure telah
menunggunya. Mereka sekarang di kelas sebelah.
“Ah,ah Guren-sama. Kami telah menunggu
anda!”
Shigure lalu berbicara dengan dingin.
“Apakah orang-orang rendahan dari
keluarga Hiiragi melakukan sesuatau pada anda hari ini?”
Dibelakangnya Mito yang mengeluh ‘Dia
yang tidak menghormati Kureto-sama akan bla
bla bla”, sekarang didepannya pelayannya yang memanggil keluarga Hiiragi
rendahan.
Setengah ingin mengeluarkan tawa. Guren menahannya dan
menjawab.
“Tidak ada apapun. Seperti biasanya.”
Sayuri masih menunjukan ekspresi
khawatir.
“Apa yang anda maksud, seperti biasa?
Apa seseorang melempar botol cola pada anda?.”
Wajah Shigure seketika berubah dingin.
“Jika begitu, kami harus membunuh
semua orang di keluarga Hiiragi”
Dari rok seragamnya, ia menarik keluar
sebuah pisau. Dia serius.
Tapi Sayuri tidak memperhatikan ini
dan berbicara riang seperti biasanya.
“Oh iya. Guren-sama! Apa yang ingin
anda makan? Apapun yang Guren-sama ingin, Saya akan membuatkannya…”
“Kari.”
“Eh. Lagi~
Pada saat itu, pintu ruang kelas
terbuka. Mito berjalan keluar dan menyadari tatapan dingin Shigure.
“Ah, Yukimi-san…. Ekspresi yang
menakutkan, apa terjadi sesuatu?.”
“Tidak. Bukan apa-apa.”
“Meskipun begitu, lebih baik bicara
tentang sesuatu yang menyenangkan disini. Tapi ada sesuatu yang juga harus
Yukimi-san beritahu pada Guren. Dengan ketidaksopannya pada Kureto-sama, sampai
saat ini posisi Guren benar-benar buruk.”
Tetapi, Shigure mengarahkan tatapan
dinginnya pada Mito dan menjawab.
“Guren-sama tidak melakukan kesalahan
apapun.”
“Menjadi pelayannya, kau selalu melindunginya….”
“Orang luar tidak punya hak mengkritik
tuan dari keluargaku. Suaramu begitu tajam, bisakah kau menurunkannya
sedikit?.”
“…..Uh.”
Dan lalu Mito dengan malu terdiam,
melemparkan pemintaan tolong bisu pada Guren.
“Mengapa kau melihat ke arahku?”
Guren berkata, yang membuat wajahnya
memerah entah mengapa.
“….. Aku, aku hanya , aku hanya
berpikir untuk kepentinganmu…”’
“Jangan mencampuri urusan orang lain
dong”
Goshi muncul dari belakang Mito.
“Baiklah, berhenti menggoda Mito-chan.
Hari ini harinya kan? Hari yang bagus untuk semuanya bermain dan pergi ke rumah
Guren untuk bermain, benarkan? Jadi mari semuanya ikut.”
Tapi ini pertama kali Guren mendengar
tentang hal ini.
“Huh? Ada apa dengan itu?”
Guren kontan bertanya. Menyeringai,
Goshi menjelaskan.
“Baiklah~ kau lihat, kita semua adalah
kesatuan pelayan Kureto-sama, jadi terkadang kita harus lebih dekat bukan?.”
“Tidak, aku tidak pernah dengar tentang hal itu.”
“Ya. Okay. Sejak aku datang dengan ide
brilian, ayo semuanya kita pergi ke tempatnya Guren.”
“Berhenti bercanda. Itu jelas tidak
akan pernah terjadi.”
Sialnya, gangguan lainnya muncul dari
dalam kelas, sekarang Shinya yang muncul.
“Apa,apa? Ide yang sangat menarik. Aku
juga ingin pergi~”
Ekspresinya diselimuti kejengkelan,
Guren mendera sekelilingnya lalu pergi.
“Dasar idiot. Ayo pergi.”
Dan lalu ia pun pergi, dengan Shigure
dan Sayuri mengikutinya.
Tetapi, Sayuri kadang-kadang menoleh
ke belakangnya.
Mendengar suara langkah kaki, Guren
bertanya.
“…Apa mereka bertiga mengikuti?.
“Iya”
“…. Haa, idiot itu benar-benar
menganggap ini serius.”
Shigure mengangkat kepalanya lalu
bertanya.
“Haruskah saya hancurkan mereka?”
“Jika kau bisa mengalahkan Mito, ini
tidak akan seburuk ini.”
“….. Itu benar…. Uuum…. Saya tidak
cukup kuat, Saya sangat menyesal…”
“Tidak, lupakan itu, Aku tidak marah
atau semacamnya.”
Guren dengan lembut mengelus kepala
Shigure, menyebabkannya menatap Guren terkejut. Di wajahnya yang biasanya tanpa
emosi, ekspresi gugup kelihatannya muncul.
Dibandingkan dengan ini, reaksi dari
sampingnya lebih jelas. Wajah Sayuri diselimuti kepanikan.
“Ah! Ah! Apa yang terjadi barusan!
Shigure curang. Aku juga. Aku juga ingin dielus oleh Guren-sama!”
Tapi Shigure menangkap dan menahan
lengan Sayuri, dan berkata.
“…… Tidak. Terakhir kali Sayuri
mengaku salah pada Guren-sama dan dielus, kali ini adalah giliranku.”
“Eh~ Yuki-chan curang. Aku juga ingin
dielus.”
“Tidak.”
“Tapi, tapi…”
Mereka berdebat, tapi kedua pelayannya
menunjukan ekspresi mengerti.
Ketika mengelus kepala Shigure lebih
dulu, Guren telah menyelipkan kertas yang Shinya berikan padanya di belakang
telinga Shigure. Di dalamnya tertulis waktu dan lokasi pertemuan.
02.00
Taman Hikarigaoka.
Di depan lapangan latihan.
Ini adalah pertemuan dengan ‘Gereja
Hyakuya’. Tentu saja, nama ‘Gereja Hyakuya’ tidak tertulis di kertas ini, tapi
disitu pastinya ada persiapan yang dibuat.
Shigure bicara.
“Disamping itu, hari ini saya harus
pergi ke laundry, jadi saya undur diri.
Bagaimana denganmu, Sayuri?”
“Saya harus pergi ke supermarket. Hari
ini, semuanya….”
Ia menoleh ke belakang. Guren
menegaskan.
Sepertinya begitu. Orang-orang itu
sangat mengganggu, sulit menyingkirkannya.”
“Saya mengerti. Hanya perlu bersikap
biasa, Saya akan menyiapkan bagian mereka juga.”
Tapi saat Sayuri berkata demikian,
Goshi berkata.
“Ah, bisa memakan masakan rumah
Sayuri-chan? Aku benar-benar tidak sabar untuk itu.”
Sayuri menjawab senyumnya dengan aura
dingin, sebelum berkata.
“Maka saya akan menyiapkan kari,
Guren-sama.”
Setelah mengatakan itu, ia berbalik
dan dengan cepat berjalan menjauh dengan Shigure.”
Melihat mereka pergi, Goshi dengan
cepat berjalan bersebelahan dengan Guren.
“……Guren kau benar-benar curang~
mempunyai dua orang gadis cantik sebagai pelayanmu.”
Shinya juga berjalan bersebalahan
dengan Guren.
“Kau juga bisa minta hal yang sama
pada keluargamu.”
“Ah, Shinya-sama… Nah, aku tak sehebat
adik laki-lakiku. Sejujurnya, mereka tidak terlalu memikirkanku…”
“Tapi sekarang kau pelayan
Kureto-nii.”
“Oh iya, itu benar. Setelah itu
perlakuan terhadap ku berubah, tapi itu berubah terlalu cepat dan terkesan menjijikkan… Rasanya seperti adikku juga jadi
semakin gugup….”
Dua orang di samping Guren berbincang
saat mereka berjalan.
“Kau benar-benar berpikir untuk datang
ke rumahku?”
Guren bertanya, Goshi mengangguk.
“Yeah. Bolehkan?”
Shinya lalu tersenyum.
“Ah. Jangan-jangan? Kau menyembunyikan
banyak buku porno di rumahmu, makanya kau tidak ingin kami berkunjung, kan?”
Sebenarnya,bukan karena menyembunyikan
majalah porno ia merasa terpojok. Meskipun orang-orang dari keluarga Hiiragi
datang untuk memeriksa, mereka masih tidak akan menemukan sesuatu yang penting.
Mengapa Goshi tiba-tiba ingin mengunjungi
rumah Guren? Shinya juga menaruh perhatian di persoalan ini.
Bagaimanapun itu, hari ini adaalah
hari pertemuan dengan ‘Gereja Hyakuya’.
Mungkin saja Kureto telah
mengetahuinya.
Pertemuan besok siang di ruang osis
mungkin hanya alasan, dan sebenarnya dia
sudah tahu jika mereka akan bertemu dengan ‘Gereja Hyakuya’ hari ini.
Guren langsung menginterogasi Goshi.
“…… Apa kau diperintah Kureto untuk
mengawasiku?”
Shinya menatap pada Guren dan Goshi.
Ternyata, dia juga berpikir begitu.
Goshi mengangkat bahu.
“Tidak. Aku tidak mendapat instruksi
apapun dari Kureto-sama.”
“Lalu kenapa kau tiba-tiba ingin
datang ke rumahku?”
“Karena kita ini teman”
“Huh?”
“Kita juga sekelas, jika ini adalah
sekolah normal, seharusnya sekarang itu liburan musim panas.”
“Jadi?.”
“Ini waktunya bermain bersama.
Iyakan?”
Tetapi, ekspresi Guren kelihatan
benar-benar bingung dan menggelengkan kepalanya.
“Aku benar-benar tidak mengerti kau
bicara apa.”
Gsohi tertawa.
“Benarkah? Baiklah, yang sebenarnya
adalah~ aku dimarahi oleh orang tuaku kemarin.”
Orang tuamu? Apa mereka berkata, kalau
kau harus mendukung Kureto seperti Ichinose?.”
“Tidak,tidak, malah sebaliknya. Mereka
bilang kalau Ichinose tetaplah pengkhianat dan akan segera mengelak lagi, jadi
aku tidak seharusnya berhubungan terlalu banyak dengan mereka.”
Orang tuanya pastinya memiliki
pandangan jauh ke masa depan, pikir Guren. Tetapi, kelihatannya Goshi bermaksud
mengabaikan ucapan orang tuanya.
“Kau harus mendengarkan orang tuamu,
atau kau akan menjadi anak nakal.”
“Lalu apa jika aku nakal.”
“Kau bajingan yang durhaka.
“Haha, seperti mereka yang mencuri
sepeda motor untuk kesenangan berkendara? Kelihatannya itu kegiatan musim panas
yang menyenangkan.”
“Mati sana.”
“Hahaha.”
Goshi tertawa.
Dari samping, Shinya bertanya.
“Apa Goshi punya SIM?.”
“Ah, tidak. Bagaimana dengan
Shinya-sama.”
“Aku juga. Tapi aku bisa berkendara
saat latihan.”.
“Ah. Saya juga~ tapi lebih asyik jika
mengambil milik publik? Aku juga ingin mengendarai sepeda motor.”
Selama mereka bicara, mereka berjalan
terus mengikuti Guren. Nyatanya, mereka berencana mengikuti Guren pulang.
Ditengah percakapan Shinya dan Goshi
tentang sepeda motor, Mito bicara.
“….. Apa aku, um, boleh bertanya
sesuatu?”
Nampaknya ia juga bermaksud mengikuti
Guren pulang.
“….. Umm, tadi, kau mengelus kepala
Yukimi-san?.”
“Yeah.”
“Ah, i….. itu…”
“Ada apa?”
Mito kesulitan dalam mengeluarkan
kata-kata.
“….. Apa kalian berdua, uh, ‘pergi
keluar’.”
“Ah?.”
“Uh, atau meskipun kau tidak resmi
berkencan kau bisa menyentuh pelayan-pelayanmu dengan lembut? Atau jangan,
jangan, setiap malam….”
“Apa yang kau katakan?.”
“Menyentuh pelayan-pelayanmu yang
tidak bisa menentangmu, orang macam apa kau ini….”
“Kau berisik sekali.”
Guren mengeluarkan desahan dan
berhenti mendengarkan.
Grup bodoh ini, apa yang mereka
pikirkan sejak tadi? Obrolan bodoh seperti anak sekolah normal. Awalnya,
bermain dengan teman-teman, pikiran ini adalah sesuatu yang tidak bisa Guren
mengerti. Berkumpul di rumahnya, apa yang mereka inginkan ?”
Bermain poker?.
“…. Turut berduka cita.”
Mereka berjalan keluar sekolah.
Cuaca seperti biasa sangat panas.
Masih ada siswa-siswa yang berlatih di
sekolah. Seperti inilah sekolah ini. Walaupun ‘Gereja Hyakuya’ menyerang dan
menurunkan populasi sekolah, tidak ada seorang pun berhenti untuk istirahat.
Perintah untuk menyembunyikan semua
informasi masih belum dicabut. Hanya beberapa petinggi yang mengetahui
pernyataan perang merekadengan ‘Gereja Hyakuya’.
Meski begitu, konflik-konflik kecil
memperebutkan kekuasaan terus menerus muncul. Tidak hanya di Jepang, tapi
seluruh cabang organisasi di seluruh dunia, bertarung memulai berebut
kekuasaan.
Karena itu, mengatakan markas pusat
dari ‘Mikado no Oni’ di Shibuya sebagai tempat paling damai di dunia yang
tersisa mungkin bukanlah kebohongan.
‘Gereja Hyakuya’ pun tidak akan dengan
mudah melancarkan serangan ke Shibuya.
Tapi, sekolah ini dengan penghkhianat
terselubung lain lagi ceritanya.
Sementara Guren memandang ke sekitar
sekolah, ia berpikir tentang hal-hal yang telah dilakukan Mahiru.
Yang berniat melumuri sekolah merah
tua ini dengan darah para siswa, juga hal-hal lain yang telah Ia lakukan di
masa mudanya.
Mito menyadari tatapan tak ramahnya.
“….. Waktu berjalan sangat cepat,
huh.”
Apa Mito juga membandingkan
pemandangan lapangan sekolah sebelum peristiwa pada hari itu?.
Pemandangan dari darah dan mayat yang
berada dimana-mana.
“Yeah. Itu benar.”
Sepertinya ia tidak membuat kemajuan sama
sekali, tapi waktu telah berlalu.
Mito berkata.
“Dalam waktu singkat, aku telah
diselamatkan olehmu dua kali.”
“Itu hanya beruntung.”
Mito tertawa sedikit dan mengangkat
kepalanya untuk menatap Guren.
“…..
Kau berkata itu hanya beruntung, tapi bukankah karenanya kau berakhir
dengan luka yang parah dan koma selama satu bulan?.”
“Aku hanya ceroboh. Lagipula, tidur
adalah hobiku.”
“Kau selalu mengeluarkan lelucon untuk
mengubah subjek… tapi Guren.”
Berkata begitu, ia menggenggam sedikit
punggung baju Guren.
“…..Aku benar-benar ingin menunjukan
rasa terima kasihku. Jadi. Aku ingin membalas budi.”
Balas budi,huh. Seperti apa?”
“….. Seperti, sampai saat Kureto-sama
secara resmi mengakuimu, dan memberikanmu posisi kehormatan yang pantas di
“Mikado no Oni’, aku akan selalu mendukungmu.”
Ikut campur pada urusan yang tidak ada
hubungan dengannya— ini yang Guren pikirkan, tapi tidak dikatakannya.
“….. Lagipula, untuk Guren yang
sekarang, ayah tidak akan pernahmenyetujui.”’
“Huh?.”
“Tidak ada apa-apa, hanya berbicara
sendiri.”
Untuk beberapa alasan Mito melangkah
mundur dengan malu-malu.
Guren benar-benar tidak bisa mengerti
perasaan Mito.
Ia pun juga tidak bisa mengerti
perasaan Goshi.
Mengapa peduli pada sampah Ichinose?
Mengapa mendukungnya? Di Aichi, penelitian ‘Kiju’, yang jika ditemukan oleh
keluarga Hiiragi akan dihukum dengan sangat berat, telah dimulai.
Tetapi kumpulan orang-orang ini
mempercayainya dengan sangat mudah.
Rekan? Teman? Untuk mengangkat posisi
dibawah Kureto? Kata-kata semacam ini sangat bodoh.
Seperti yang orang tua Goshi katakan,
keluarga Ichinose adalah
pengkhianat yang sangat busuk, terlalu berbahaya dekat-dekat dengannya.
Tapi meskipun mereka berkata mereka
ingin berteman. Mereka berkata bahwa mereka ingin memperdalam pertemanan mereka
sebagai pelayan Kureto. Nampaknya mereka tidak mencurigainya, dan masih dengan
polos dan bahagia dalam kedudukan mereka sebagai Tuan dan Nona yang dibanggakan
oleh keluarga mereka.
“……”
Bisakah ia membunuh mereka berdua
dengan tangannya
sendiri?.
Guren mempertimbangkannya di dalam
kepalanya.
Karena mereka adalah musuh, musuh dari
keluarga Ichinose, akanada saatnya ketika itu harus berakhir. Ketika waktunya
tiba, bisakah ia melakukannya dengan kedua tanganya?.
Di Ueno, ia tidak membunuh mereka. Mestinya
itulah saatnya melakukannya, tapi ia tidak bisa. Mau tidak mau ini adalah
tindakan yang tepat, dia tidak punya pemikiran lain. Itu bukan masalah
pendirian. Pendirian yang mesti ia lakukan, tapi ia tidak bisa.
—
Aku
tidak bisa melakukannya.
“……”
Lagi-lagi ia teringat kata-kata Kureto
padanya.
“Walaupun cara bicaramu sangat tajam,
ketika kau tidak bisa menang melawanku kau benar-benar menyadari posisimu.”
Kureto telah mengatakannya sebelumnya.
Tapi itukah kebenarannya?
Ambisinya pada akhirnya hanyalah omong
kosong, jika Shigure dan Sayuri ditangkap dan ditahan sebagai sandera, akankah ambisinya
dengan mudah hilang?.
Atau apakah ia masih menyimpan cara
berpikir polos bahwa ia tidak akan bisa membunuh Mito dan Goshi?.
Jika begitu, ia hanya harus membuang
ambisinya. Untuknya yang telah menyeret rekan-rekannya di keluarga Ichinose.
Perang sudah dimulai.
Perang telah dimulai sejak lama.
Walaupun begitu, Goshi terlihat tidak
gelisah sama sekali, dan bertanya dengan wajah yang dipenuhi ekspektasi.
“Hey, apa tempatmu jauh?.”
“Jika aku berkata itu jauh apa kau
akan pulang ?.”
“Tidak juga.”
Guren menghela napas.
“Itu tidak jauh….” Ia menjawab dengan
penat.
Note:
Haihai Guren balik lagi dengan pasukan ‘Harem’ nya (lol), terima kasih
dukungannya buat Mesato-kaichou dan editor-san juga para readers sekalian,
bagaimana tentang chapter 2 ini ? Tolong kritik dan sarannya supaya saya bisa
jadi lebih baik lagi yah (hehe).
Pokoknya doain semoga saya bisa nyelesain chapter selanjutnya tepat
waktu meskipun bulan ini saya bakal cukup sibuk . Jangan lupa support terus Kiminovel
yah agar bisa lebih memajukan dunia Fantranslation di dunia maya :3 Jaa ne~. -Fuu
5 Comments
mantap
BalasHapuskereeeen chapter 2 nya
BalasHapusKejadian na benar2 mengejutkan dan tidak terduga.. Penelitian itu berbahaya untuk banyak orang..
BalasHapuslanjut..
BalasHapusSukaaaa, walaupun rada jengkel sama Guren yang bleehhh,,,
BalasHapusmohon lanjut dan semangat yaaa kakak...
terimakasih
Posting Komentar