CERMINAN GADIS GUILD
(Translater : Zerard; Editor : Hamdi)
“Tolong! Kalian harus menolong kami! Para goblin datang ke desa kami!”
“Memasang quest? Silahkan mengisi formulir ini pak.”
Sang petani menggengam kertas itu dengan sangat erat sehingga kertas itu menjadi lecek, dan gadis guild mengeluarkan kertas formulir baru. Ini adalah hal yang biasa di guild petualang, gadis guild berhadapan dengan setengah lusin orang-orang seperti ini bahkan sebelum sarapan pagi.
Para petualang biasanya sibuk di siang hari, oleh karena itu mereka biasa mendatangi aula guild pada pagi atau sore hari. Sedangkan untuk permohonan quest tidak bisa di prediksi.
Pertarungan antar dewa sudah sangat lama berlangsung, membuat monster menjadi bagian normal pada dunia. Ketika sebuah desa di serang, sebuah sarang monster yang mengerikan akan di temukan pada sebuah reruntuhan atau semacamnya. Petani yang ada di hadapannya hanyalah salah satu dari puluhan orang yang sudah berada di ujung tanduk.
“Jika ini terus terjadi, hanya dewa yang tau apa yang akan terjadi pada sapi kami! Dan lahan kami? Tolong bakar habis goblin ini....”
Tangan petani bergetar di saat dia menulis, setiap kali dia membuat kesalahan, gadis guild sudah menyiapkan formulir baru.
Ya setiap kali— setiap kali monster muncul, setiap kali mereka menyerang, petualang akan datang. Mau itu naga, demon dengan mata yang besar atau para bandit yang tidak punya rasa prikemanusiaan.
Mereka semua yang berhadapan dengan musuh bebuyutan sejak dahulu kala, mereka yang dapat berbahasa : The Unpraying (TL note : saya sedikit kesulitan translate 1 kalimat ini, jadi mohon maaf jika agak sulit di mengerti)
Memang benar ini adalah istilah yang meragukan, karena juga termasuk pendeta yang menyembah the dark god. Dan the unpraying yang paling banyak adalah— kamu sudah tau itu— goblin.
“Kami bahkan nggak punya wanita lagi untuk mereka culik!”
Gadis guild menyimpitkan matanya mencoba membaca tulisan yang seperti cacing merayap di keseluruhan formulir. Tulisan itu hampir tidak bisa di baca, apa benar dia penulis terbaik yang ada di desanya?
Entah mengapa, desa para petani lah yang selalu di serang oleh goblin. Apa para goblin memang sengaja mengincar desa petani? Atau karena jumlah desa yang banyak— atau, jumlah goblin yang banyak? Namun pemikiran seperti itu bukanlah bagian dari tugas gadis guild.
“Sepertinya untuk dokumennya sudah selesai, apa anda membawa hadiahnya?”
“Tentu saja. Tapi, apa benar gadis yang di culik para goblin, diperkosa dan dimakan mereka?”
“Ada beberapa kasus seperti itu yang sudah terjadi pak”
Sang petani terlihat semakin pucat seraya dia mengeluarkan sebuah kantong. Gadis guild menerimanya dengan terus tersenyum. Kantong itu sangat berat...
Kantong tersebut berisi kebanyakan dengan koin tembaga, dan beberapa koin silver yang bersinar di antaranya. Tidak ada satu koin emaspun di dalamnya.
Gadis guild mengambil sebuah timbangan dari bawah meja counter, dan menimbang berat nilai dari kantong tersebut.
“Baiklah, saya sudah memastikan jumlah hadiahnya.” Kata dia beberapa saat “Quest anda sudah siap.”
Gadis guild sesungguhnya ragu akan jumlah koin tersebut yang tidak mencapai 10 koin emas, jumlah yang hampir tidak cukup bahkan untuk menyewa petualang porselain pada standar guild, dan juga biaya tambahan administrasi pemasangan quest guild. Sang petani benar-benar dalam keadaan genting.
Akan tetapi tumpukan koin itu— beberapa kotor oleh tanah, beberapa sudah berkarat, dan beberapa yang sudah usang—mempunyai arti.
Seseorang yang tidak mengerti akan arti itu, tidak akan pernah bisa menjadi resepsionis pada guild.
“Jangan khawatir pak, dalam beberapa hari akan ada petualang yang datang untuk membasmi para goblin itu.” Tidak peduli apapun yang dia rasakan, senyumnya tak pernah hilang dari wajahnya. Sang petani mengangguk lega.
Petani mungkin sedang membayangkan seseorang ksatria dengan armor yang keren dan membasmi goblin dengan gagah berani. Tapi gadis guild lebih tau. Gadis guild tau bahwa bukanlah petualang seperti itu yang akan datang. Petualang yang akan datang ke desa itu adalah petualang porselain. Seorang pemula.
Kebanyakan dari mereka akan terluka dalam pertarungan, jika rencana mereka berakhir buruk, mereka akan mati. Bahkan ada kemungkinan –skenario paling buruk—desa mereka akan hancur.
Jadi, walaupun hanya untuk membuat semua orang merasa lebih baik. Semua hadiah akan di bayarkan pada akhir quest.
Goblin tidak pernah berakhir. Ada pepatah yang mengatakan. “Setiap kali seseorang gagal, seekor goblin akan lahir.” Mereka hanya memiliki keuntungan dalam jumlah, mereka adalah monster paling lemah yang akan menyerang sebuah desa.
Goblin hanya memiliki akal, kekuatan, dan ukuran tubuh seperti anak kecil. Namun itu juga dapat di artikkan sebagai goblin sama pintarnya, kuatnya, dan lincahnya anak kecil.
Hadiah dari pembasmian goblin sangatlah kecil, petualang yang sudah berpengalaman menghindarinya layaknya sebuah wabah.
Petualang pemula lah yang hanya dapat mereka kirimkan.
Mereka mungkin akan terluka, atau bahkan mati, tapi mereka tetap akan membunuh para goblin. Walaupun party pertama terbantai, party kedua atau ketiga akan berhasil membasmi mereka.
Ya, jika goblin telah di basmi, maka negara tidak perlu turun tangan. Negara memiliki masalah yang lebih besar untuk di khawatirkan tentang demon, dan kekacauan lainnya.
“Baiklah bu, aku berharap, sangat berharap kamu bisa membantu kami.”
Prosedur pemasangan quest telah selesai, petani pergi meninggalkan bangunan guild, menundukkan kepala berterima kasih berkali-kali. Gadis guild melihatnya pergi dengan senyuman, menahan rasa ingin menghembuskan nafas.
“Ini sudah yang ketiga hari ini....”
Mengirim tiga petualang yang masih hijau ke lubang kubur mereka, atau membiarkan sebuah desa hancur? Memikirkan hal itu membuat perutnya sakit.
Tentu saja, gadis guild sudah berusaha untuk mengingatkan petualang pemula akan bahayanya. Bahkan menyarankan quest lain untuk mereka ambil.
Tapi tidak orang yang ingin “Petualangannya” membunuh tikus di selokan.
Bagi para petualang profesional, mereka cukup senang untuk berburu makhluk yang hidup di gunung, jauh dari habitat manusia.
Hanya sedikit sekali petualang yang mengambil quest goblin dapat kembali tanpa terluka.
Kebanyakkan dari mereka yang mengambil quest goblin adalah mereka yang baru saja menjadi petualang dengan mata mereka yang bersinar, yang hanya mempunyai sedikit pengalaman. Guild kesulitan untuk menciptakan petualang utama mereka untuk membasmi goblin. Dan tidak ada petualang profesional yang ingin mengambil quest goblin.
“Yah.” Dia berkata sendiri sambil merebahkah tubuhnya di meja counter. “Itu nggak benar juga sih.” Meja counter yang bersih dan halus, terasa nyaman ketika bersentuhan dengan dahi dan pipinya. Dia menyadari bahwa ini bukanlah tindakkan yang pantas di lakukan oleh anak perempuan dari keluarga yang cukup terhormat, ataupun sebagai resepsionis guild. Tapi bahkan dia pun perlu untuk rileks, dan tidak ada pengunjung yang datang untuk melihatnya juga.
Aku harap dia cepat datang...
Dan tepat pada saat itu, lonceng pada pintu guild berbunyi, menandakan pintu terbuka.Gadis guild dengan cepat membenarkan posisinya.
“Hadis guild sayang, aku sudah mengalahkan para penjahat!”
Spearman telah datang dan berjalan menuju meja resepsionis, ekspresi wajahnya terlihat cukup senang, di belakangnya seorang witch mengikuti dengan langkahnya yang seksi dan pinggulnya yang bergoyang seirama langkahnya. Witch melihat mata gadis guild.
Witch mengkedipkan matanya memohon maaf, gadis guild kembali mengenakan senyum abadinya di wajahnya.
“Oh, sepertinya itu sangat melelahkan, bisakah anda membuat laporannya?”
“Yah, biar ku ceritakan, ini nggak mudah, mereka berkemah tepat di jalan utama!”
“Oh, sepertinya itu sangat melelahkan, tolong ceritakan kisah anda pada laporan tertulis.”
“Setidaknya ada dua puluh, dua puluh satu bandit yang berkemah di sana, dan aku membasmi mereka semua!”
“Oh, sepertinya itu sangat melelahkan, mungkin anda perlu mencoba stamina potion.”
“........Ya, baiklah.”
“Ini dia, terima kasih sudah berbelanja bersama kami!”
Item yang di jual gadis guild adalah barang-barang para pedagang yang sering berkunjung ke guild yang mempunyai kualitas menengah dengan harga yang sesuai. Sebagai contohnya stamina potion bukanlah item magic, melainkan campuran dari beberapa rempah-rempah,
Dan itu bekerja, tidak ada salahnya menyimpan satu ataupun meminumnya. Dan profit dari penjualan guild dapat di saluran untuk hal-hal yang berguna lainnya.
Aku tidak akan menyentuhkan wajahku di tempat itu lagi. Sumpah gadis guild, dengan tersenyum ketika dia melihat spear bersandar di tempat gadis guild sebelumnya berbaring.
Dan lonceng kedua berbunyi.
“Oh!”
“Ugh....”
Sosok yang muncul di pintu, membuat wajah gadis guild menjadi ceria. Tanpa di sadari spearman menjentikkan lidahnya.
Langkahnya berani, dan tidak peduli, entah bagaimana terlihat berbahaya.
Dia menggunakan pelindung kulit dan helm kotor. Perlengkapannya murah— menyedihkan bahkan.
Tidak satupun orang di aula guild yang perlu melihat plat silvernya untuk mengetahui siapa dia.
Goblin slayer.
“Selamat datang! Kamu nggak apa-apa? Ada luka?”
“Nggak ada.”
Senyum yang dibuat-buatnya sebelumnya berubah menjadi tawa layaknya bunga yang mekar. Spearman yang berdiri disana memiliki ekspresi jengkel. Goblin slayer mengangguk dan berkata.
“Itu sebuah sarang kecil, ada hob disana. Menyusahkan.”
“Oh, aku pingin mendengarnya, silahkan duduk, beristirahat.... Ohh aku akan bikin teh juga!” Gadis guild berlari layaknya seekor anak anjing yang kegirangan, kepangnya bergoyang-goyang.
Goblin slayer duduk pada kursi terdekat, dan dia melihat spearman, dan menyadari bahwa spearman menatapnya dengan tatapan dingin. Dan dengan “Hmmph” pelan, goblin slayer berkata “Aku mohon maaf jika menganggu sesuatu.”
Ada jeda waktu yang cukup lama sebelum spearman membalas. “Nggak, kamu nggak menganggu apa-apa. Aku sudah selesai membuat laporanku.”
“Aku mengerti.”
Dengan dengusan jengkel spearman menendang sebuah kursi. Pada sebuah bangku yang berhadapan dengannya, witch yang melihat semua kejadiannya, duduk dengan senyum menyeringai di wajahnya.
“Bandit katamu.... jika kita tidak mangambil quest itu, kita tidak akan menghasilkan uang hari ini.”
“Oh, maaf saja ya, memangnya kenapa kalau aku mau pamer sedikit? ”
“Walaupun anda berkata demikian...” kata gadis guild...
“Jadi begitu saja? Aku rasa mantraku cukup berguna deh...?”
“....Ya kamu benar.”
Spearman melipat tangannya dengan cemberut, witch memperhatikannya dengan menggoda, tertawa merdu.
Gadis guild mendengus ketika dia mendengar percakapn mereka.
Tentu saja, dia tau persis bahwa membasmi para bandit adalah pekerjaan yang mulia, dan dia juga tau bahwa petualang tingkat silver spearman di juluki “Pasukan perbatasan terkuat”
Oleh karena itu, gadis guild tidak menganggap remeh dia. Dan tentunya gadis guild tidak bermaksud untuk mengusirnya. Dia benar-benar tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja— yah, ada petualang yang ingin meraih ketenaran hanya bermodalkan dengan kekuatan, dan kemudian ada mereka yang mempertaruhkan nyawa mereka dengan mengambil pekerjaan yang tidak di inginkan orang lain.
Apakah salah memperlakukan mereka secara berbeda?
Ini bukanlah masalah preferensi pribadi. Mungkin.
*****
Gadis guild meletakkan sebuah cangkir cantik, uap panas mengepul dari dalam teh coklat itu.
Ketika dia meminumnya, goblin slayer terlihat seperti menumpahkan minuman itu ke dalam helmnya. dia tidak mempedulikan rasa dan aroma teh itu, atau kenyataan bahwa daun teh tersebut berasal dari milik pribadi gadis guild, yang dia dapatkan dari ibu kota dan di campur dengan sedikit stamina potion untuk menciptakan racikan yang khas.
“Um, selamat datang kembali!” Gadis guild berkata semanis yang dia bisa. Seperti itulah sikap goblin slayer setiap harinya, jadi gadis guild mencoba untuk tidak mempermasalahkannya. “Aku tau kamu sudah memiliki party dengan seseorang akhir-akhir ini, petualangan solo kamu di jaman dulu pasti sangatlah sulit.”
“Aku selalu bekerja sendirian sebelumnya, aku sanggup.” Dia meletakkan cangkirnya di iringi dengan anggukkan. Gadis guild senang melihat bahwa cangkir tersebut kosong tak tersisa.
Walaupun dia begitu, dia tidak pernah menolak teh ku.
“Aku mengerti.” Jawabnya dengan penuh semangat.
Yah... itu bukan berarti tidak ada keluhan sama sekali.
Gadis guild benar-benar senang bahwa goblin slayer mendidik priestess itu, yang telah di cap gadis guild sebagai tidak punya harapan, dan gadis guild merasa lebih baik mengetahui bahwa goblin slayer memiliki rekan seperjuangan.
Tapi, hanya dia dan seorang gadis sendirian di dalam dungeon...? Aku tidak tau...
Satu hal yang memberikannya harapan adalah, goblin slayer selalu mementingkan perkerjaan dari pada wanita, dan gadis itu adalah pendeta yang taat.
Itu jika asumsiku tentang mereka tidak salah.
Yah, sudah sedikit terlambat untuk mengkhawatirkan itu. Ngomong-ngomong, sudah berapa lama dia tinggal di kebun itu?
Dan, priestess sudah pergi ke kuil selama tiga hari, dia mengatakan ada kewajiban agama yang perlu di lakukan, seharusnya dia sudah kembali hari ini, atau besok...
Gadis guild tersenyum sendiri, ini memang sifatnya dia, selalu menjalani quest sendiri walaupun rekannya sedang tidak ada.
“Ada yang salah?”
“Oh, nggak. Cuma.... jangan sampai terlibat masalah ya, oke?”
“Jika dengan terlibat masalah, aku bisa membunuh goblin, maka aku aku akan melakukkannya dengan senang hati.”
Jawabannya selalu tenang seperti biasanya, selalu fokus untuk membasmi para goblin.
Selagi gadis guild mengisi sebuah catatan, dia mencuri pandang helm kotor goblin slayer dengan berpura-pura sedang melihat dokumennya. Tentu saja, dia tidak bisa melihat ekspresi goblin slayer, tapi...
Sudah berapa lama gadis guild bertemu dengannya? Lima tahun mungkin? Dia baru saja menyelesaikan latihannya di ibukota, dan secara resmi di tempatkan disini.
Goblin slayer yang muncul tiba-tiba di guild, masih seorang pemula saat itu. Gadis guild yakin pada waktu itu, dia tidak memiliki pemikiran yang istimewa tentang dia.
Dan di saat gadis guild kebingungan tentang banyaknya quest goblin, di situlah dia muncul.
Dia selalu kembali dari quest yang di ambilnya, dan selalu menyelesaikannya. Setiap saat.
Dia tidak pernah menunjukkan kekuatannya ataupun pamer akan pencapaiannya, dia hanya melakukan apa yang harus di lakukan, lagi dan lagi, hingga akhirnya dia mencapai tingkat silver.
Dia tidak pernah mengambil sebuah resiko yang tidak di perlukan, dia sangatlah baik hati, walaupun pendiam. Penantian yang panjang penuh kekhawatiran menunggu dia kembali sangatlah sepadan.
Dia tidak pernah mengganti perlengkapannya sejak kami bertemu, tapi itu sama saja dengan mengatakan bahwa dia sangat familiar disini.
Gadis guild menyadari bahwa semua kenangan itu membuat sebuah senyum di bibirnya, tapi dia tidak berusaha untuk menyembunyikannya.
“Oh, keberadaanmu benar-benar sangat membantu.”
“Apa benar?”
“Ya!”
Ada jeda sebelum dia menjawab. “Aku mengerti.”
Gadis guild menjilat jempolnya, dan membalikkan halaman demi halaman dokumennya, mencari suatu quest yang melibatkan goblin.
Kemarin dia membunuh goblin, hari ini dia membunuh goblin, dan ada beberapa party pemula yang bekerja dengan baik juga, tapi quest pembasmian goblin tidak pernah habis. Setiap hari setidaknya mereka mendapatkan satu permohonan quest goblin. Mungkin dengan bertambahnya para petualang, begitu juga dengan sarang goblin. Atau sebaliknya.
“Kenapa goblin selalu menyerang desa-desa kita?” Gadis guild bertanya. Akan lebih mudah jika itu lizarmen tau? Paling tidak satu-satunya perbedaan adalah budaya. “Mungkin goblin memang senang menyerang orang.” Gadis guild mengira bahwa gadis guild sedang membuat percakapan. Dan sebenarnya dia mengatakan itu setengah bercanda.
“Alasannya?” dia berkata sederhana. Setelah jeda, dia melanjutkan. “Bayangkan suatu hari, rumahmu di serang gerombolan monster.”
Gadis guild membenarkan posisinya, dan meletakkan tangannya pada lututnya, dia memfokuskan telinganya untuk mendengar. Itu karena keinginan dia untuk berbicara adalah sesuatu yang jarang.
“Bayangkan suatu hari, rumahmu di serang gerombolan monster.“
“Mereka merampok isi desamu layaknya itu hak milik mereka, mereka membunuh temanmu, mereka membunuh keluargamu, mereka menjarah rumahmu.“
“Bayangkan, mereka menyerang kakak perempuanmu, mereka menyiksanya, mereka memperkosanya, mereka membunuhnya. Mereka memutilasi tubuh keluargamu, mereka melakukan apapun yang mereka mau, dan sambil tertawa kegirangan.“
“Dan kamu menyaksikkan semua itu dari tempat kamu bersembunyi, mencoba untuk tidak bernafas.“
“Bagaimana kamu bisa melupakan itu? “
“Karena itu kamu mengambil senjata, kamu melatih dirimu sendiri, kamu belajar, kamu tumbuh. Segalanya yang kamu lakukan untuk membalas dendam. “
“Kamu mencari mereka, kamu memburu mereka, kamu bertarung, kamu menyerang, dan kamu bunuh mereka, bunuh mereka, bunuh mereka, bunuh mereka. “
“Terkadang semua berjalan dengan baik, tapi terkadang juga tidak. Tapi setiap kali kamu akan bertanya— bagaimana cara aku membunuh mereka berikutnya? Apa cara terbaik untuk membunuh mereka? Hari demi hari, bulan demi bulan, hanya itu yang kamu pikirkan. “
“Di kala kamu punya kesempatan, tentu saja kamu mencoba setiap ide yang kamu punya. “
“Dan ketika kamu sudah melakukan semua itu dengan cukup lama.... “
“....Kamu mulai menikmatinya.”
Gadis guild menelan liurnya
“Um, apa itu...? Apa kamu...?”
Apa dia masih bicara tentang goblin? Gadis guild tidak yakin.
Mungkin—sebuah pemikiran terlintas—dia sedang membicarakan tentang dirinya sendiri.
Namun sebelum gadis guild dapat menyuarakan pendapatnya, goblin slayer menambahkan. “Beberapa orang bodoh yang merasa dirinya baik hati mengatakan kita harus mengampuni anak kecil mereka.” Apa mereka tidak sadar, bahwa goblin mencuri persediaan makan mereka untuk memberi makan anaknya?
Sedikit merinding, gadis guild mengangguk, dia paham sekali maksud dari goblin slayer.
Tingkat porselain dan orang-orang muda yang ingin menjadi petualang selalu datang dengan penuh percaya diri. “Aku pernah bertarung melawan goblin waktu mereka menyerang desaku, mereka nggak ada apa-apanya. Aku akan baik-baik saja.”
Kata “Bertarung” yang di ucapkan orang-orang desa sok kuat ini, hanyalah beberapa ekor goblin yang mudah di gertak dan melarikan diri. Lakukan itu sekali atau dua kali, membuat orang-orang berpikir bahwa mereka pantas menjadi petualang.
Di sisi lain, goblin yang berhasil selamat dari pertarungan itu akan dapat belajar dan tumbuh. Mereka akan di dikenal sebagai wanderers (TL Note : Wanderers = Pengelana). Banyak dari mereka pada akhirnya akan menetap pada sebuah sarang baru sebagai pemimpin atau penjaga.
Setelah itu, pertarungan dengan mereka kembali, akan di tentukan oleh kekuatan di banding keberuntungan.
“Seperti itulah yang biasanya selalu terjadi.” Kata goblin slayer. “Dengan kata lain, aku adalah goblin bagi mereka, layaknya mereka adalah goblin bagi kita.”
Gadis guild menahan napasnya, tidak dapat berkata-kata. Apa yang bisa dia lakukan dengan semua lautan emosi ini? Tidak, pertama.... pertama, dia.
Ya ampun. Dia menghembuskan napas. Ya, maaf saja ya, tapi....”
“Ya?”
Sebelum kasihan, sebelum kesedihan, sebelum simpati : “Kami adalah orang yang memberikanmu quest-quest itu, jadi dengan logika seperti itu, menurutmu kami ini apa?”
“Erm.”
Kenapa aku merasa marah?
Dia mengenakan wajah tersenyumnya lagi, dan mengetukkan jarinya di meja counter.
“Apa kamu membandingkan kami dengan dark gods? Tega sekali. Apa aku kelihatannya punya tanduk?”
“....Bukan itu maksudku.”
“Seperti itulah kedengarannya!”
Kata gadis guild sambil menghajar meja counter lagi, dan mengeluarkan dengusan intimidasi.
“Bagaimana guild bisa menjaga reputasinya jika pembicaraan seperti itu tersebar?”
Dengusan lagi.
“Aku nggak mau itu terjadi. Mungkin lebih baik aku nggak akan kasi kamu quest lagi kedepannya.”
Jeda panjang. “Itu akan jadi masalah buatku.”
“Iya kan?”
Entah mengapa pengucapan kata masalah terdengar kekanak-kanakkan.
Senyum gadis guild serasa akan luntur.
“Seseorang harus mengerjakan quest ini, dan kamu melakukannya. Kamu harusnya bangga.”
Dia memainkan jarinya seakan-akan ingin mengatakan. Jika tidak, ini akan berdampak pada guild.... dan aku.
Dan itu memang benar, karena dia bertanggung jawab atas goblin slayer sebagai petualang dan yang lain-lain...
“Kamu petualang tingkat silver.”
Kali ini, giliran goblin slayer yang terdiam.
Benar, dia tidak bisa melihat ekspresi di balik helm itu. Tapi dalam lima tahun ini, bukan berarti dia tidak bisa menebak apa yang di rasakan goblin slayer.
Akhirnya dia berkata. “Jadi.... ada di mana goblin hari ini? Seberapa besar sarangnya?”
“Baik, baik.”
Aku rasa, aku akan membiarkannya... kali ini . Sambil tertawa kecil, jari gadis guild menyusuri tumpukan dokumen. dan menarik tiga lembar kertas, dan memilih salah satunya. Kertas itu sudah duduk manis dalam beberapa hari disana—quest membasmi goblin, pastinya.
“Yang satu ini ada di daerah pegunungan utara, dekat dengan desa disana ada—yah, sebuah kastil, semacam benteng gunung.”
“Mereka membuat sarang disana?”
“Ya, dan kita sudah kejatuhan korban juga, kakak perempuan dari pemohon quest di culik, dan...” Gadis guild menghembuskan napas seraya membalik kertas quest.
“Beberapa petualang yang berniat baik, pergi menolong dia, tapi mereka belum kembali.”
“.... Sudah terlambat” Kata goblin slayer dingin. “Mengingat berapa lama perjalanan kesana akan memakan waktu, mereka akan kalah sebelum aku sampai kesana.”
Tidak ada keraguan dalam dirinya.
“Kita nggak bisa membiarkannya. Jika kita hancurkan sarang itu sekarang, mungkin nggak akan ada korban jatuh lagi.”
“....Benar.”
Benar, inilah dia, inilah dia alasan mengapa goblin slayer adalah orang paling berharga di perbatasan.
Ada mereka yang sanggup melawan monster ganas yang kuat.
Tapi, berapa banyak yang ingin kembali bertarung melawan monster itu berulang-ulang?
Banyak yang sudah terselamatkan olehnya. Dia sudah banyak membantu dunia.
Karena itu, gadis guild akan melakukan apa yang harus dia lakukan, apa yang dapat dia lakukan.
“Baiklah, selamat berjuang goblin slayer ku!”
Dia akan membantunya berjalan dengan kepala menghadap kedepan.
0 Comments
Posting Komentar