(Translater : Zerard ; Editor : Hamdi)
Hmm? Wawancara...? Membasmi goblin? Pertanyaan yang aneh sekali.
Beberapa goblin menyerang sebuah desa. Penduduk desa tersebut mendatangi kami. Kami mohon musnahkan sarang mereka. Tolong kami! Kami memohon kepadamu, O para pahlawan! Jadi kami mengambil senjata kami, Pergi kesana, bunuh beberapa goblin dan mengambil hadiah kami. Apa yang harus di bicarakan? Cerita tebas dan libas yang sederhana.
Ini pekerjaan mudah dan cepat, aku tidak akan menyangkalnya, kami juga beruntung, tapi... yah, kamu akan mendapat pengalaman dalam melacak dan bertarung, dan guild juga memberi kredit yang cukup mengejutkan karena sudah menolong. Maksudku, aku mengerti. Para goblin pernah menyerang desa ku belum lama ini. dan itu benar ada petualang yang datang membantu.
Hanya saja.... Bagaimana aku harus mengatakannya ya? Ada tiga tipe orang yang berburu goblin : Orang yang mengalahkan mereka dengan mudah. Orang yang membedah tubuh mereka dan mempelajari mereka. Dan orang yang meremehkan mereka sehingga terbantai.
Kami yang mana? Tentu saja orang yang mengalahkan mereka dengan mudah! Yah... lalu, kami pergi kesana, kami sudah melakukan semua persiapan. Kami membawa lentera, namun scout kami terjatuh dan memecahkannya. Kemudian semua menjadi gelap gulita. Kami menyadadi bahwa para goblin sudah memasang jebakan tali, goblin memasang jebakan!
Cahaya dan suara telah memberitaukan posisi kami, dan ketika semua menjadi gelap, goblin terdapat di segala penjuru.
Bocah itu—pengguna magic kami—menjadi sedikit khawatir dan berusaha membaca mantra. “Jangan lakukan!” kata ku. “Simpan buat yang lebih besar. Kamu Cuma punya satu, jangan di habiskan pada monter kecil ini.” Setelah itu, semua menjadi kacau balau.
Goblin mengelilingi kami, kami bertarung sekuat kami bisa. Tebas, tebas, tebas. Kematian. Teriakan. Kamu tidak bisa mengetahui apa kamu mengenai batu atau memotong daging. Kami juga sudah tersayat. Kamu menggunakan armor murahan. Ketika aku berusaha mengayunkan pedang besarku di terowongan sempit ini, di situlah aku berpikir akan mati.
Hey, kenapa kamu tersenyum? Kampret. Warrior terhebat mulai mempertaruhkan nyawanya melawan goblin. Kamu mau jadi paladin, jangan ketawa kamu.
Maaf soal itu. Wanita itu—Knight itu—ada dalam partyku. Tapi, aku pemimpinnya, oke?
Sampai mana tadi? Ada satu yang besar memimpin mereka. Pedangku tersangkut akan sesuatu. Dan dia mempunyai kapak, dan dia mengayunkannya ke segala arah. Aku yakin sekali bahwa aku akan mati. Kemudian, wham, sebuah firebolt membakarnya.
Knight kami mempunyai beberapa keajaiban. Kami punya uang, punya perlengkapan, anti racun dan yang lainnya. Biaya persiapan yang kami lakukan berjumlah lebih mahal daripada jumlah hadiah yang kami terima dari quest ini.... tapi itu sudah menyelamatkanku, menyelamatkan kami semua.
Itulah mengapa aku selalu mengatakan, selama kamu melakukan persiapanmu dengan benar, goblin bukanlah apa-apa.
Tapi, anggap saja kamu yakin bisa menang sembilan puluh sembilan kali dari seratus, siapa yang bisa menjamin yang berikutnya adalah yang ke seratus? Tidak ada yang menjamin. Kamu hanyalah bermain dengan kemungkinan.
Jika kamu akan mati hanya karena kemungkinan yang buruk, kamu lebih baik bertarung melawan naga.
Dan sekarang kami tingkat silver, pekerjaan kasar seperti membasmi goblin tidak akan cukup membiayai perlengkapan kami lagi.
Lagipula, goblin adalah monster yang paling lemah kan? Jadi, kenapa tidak membiarkan para pemula mengurus mereka? Yah, memang tidak semua dari mereka akan selamat, tapi... mereka mempunyai kemungkinan yang lebih bagus daripada melawan naga kan?
Tapi ingat... hanya kemungkinan.
0 Comments
Posting Komentar