KEADAAN SHIA HAULIA
(Translater : Hikari)
"Kumohon,
tolong bantulah sukuku!"
Suara
Shia si gadis bertelinga kelinci itu bergema di dalam ngarai. Kelihatannya
kelinci ini tidak sendirian dan kawan-kawannya juga berada dalam bahaya yang
sama. Dia sangat putus asa dan meskipun Yue terus meningkatkan kekuatan
tendangannya, tidak ada tanda-tanda dia akan melepaskannya meskipun ada bekas
jejak sepatu di pipinya.
Karena
dia begitu putus asa, Hajime mau tidak mau……menggunakan Lightning-cladnya.
"ABABABABABABABABABABAABABABA!?"
Setelah
menyesuaikan voltase dan tegangannya supaya tidak mematikan, dia mungkin tidak
akan dapat bergerak untuk sementara waktu. Telinga kelinci Shia menjadi kaku
dan rambutnya mengeluarkan asap. Saat Lightning-clad berhenti, dia ambruk sambil
kejang-kejang.
"Ya
ampun, benar-benar kelinci yang tidak tahu malu. Ayo kita pergi, Yue."
"N…"
Karena
tidak ada lagi yang bisa dilakukan, Hajime mulai menuangkan sihir ke dalam
sepeda motor.
Tapi…
"Ti,
tidak akan kubiarkan pergi~"
Shia
bangkit seperti seorang zombie dan bergelantung di kaki Hajime. Terkejut,
Hajime segera berhenti memasukkan sihir ke dalam motor.
"K,
kau seperti zombie. Meskipun itu tidak mematikan…bagaimana bisa kau bangun? Itu
menakutkanku untuk sesaat…"
"….menyeramkan.'
"Uu~
Apa yang kalian katakan! Aku juga punya sesuatu untuk dikatakan! Menendang dan
menyetrumku, itu kejam sekali! Aku akan menuntut kalian! Sebagai permintaan
maaf, tolong bantu klanku!"
Dalam
kemarahan, Shia mengajukan tuntutannya dengan penguasaan diri yang tidak
terduga. Meskipun Hajime berpikir untuk menyeretnya saja seperti ini, saat dia
memikirkan gadis itu tidak akan melepaskannya dalam waktu dekat dan
membayangkan seorang gadis bertelinga kelinci yang berdarah-darah dan terus
bergelantung padanya…itu membuatnya merinding.
"Ya
ampun, ada apa? Untuk saat ini aku akan mendengarkannya, jadi lepaskan aku. Eh,
jangan seenaknya mengelap wajahmu dengan mantelku!"
Saat
dia mendengar bahwa Hajime akan mendengarkannya, wajah Shia mulai menjadi cerah
dengan seulas senyuman dan dia dengan santainya mengelap wajah kotornya dengan
mantel Hajime. Benar-benar etiket yang bagus. Kesal, Hajime menjitaknya dan
gadis itu memekik "Hagyun!" sambil meringkuk.
"A-aku
dipukul lagi! Bahkan Ayah pun tidak pernah memukulku sebelumnya! Lihat
baik-baik kecantikanku ini, dan proporsi tubuh ini…jangan-jangan menyukai
pria…jadi karena itulah kau menolak rayuanku sebelumnya! Al, afunn!?"
Karena
dia mendengar pernyataan yang tidak pantas, dengan Shia dalam posisi meringkuk,
Hajime memberinya sebuah serangan tumit ke kepalanya. Pembuluh darah dapat
terlihat di dahi Hajime.
"Siapa
yang homo, dasar kelinci menyebalkan. Ngomong-ngomong, bagaimana kau tahu soal
referensi itu? Yue dan kau, darimana kalian belajar itu…? Yah, kesampingkan itu
untuk saat ini. Meskipun aku tidak tahu darimana lelucon rayuan itu berasal,
alasan aku menolak rayuanmu adalah karena ada gadis cantik dengan level yang
lebih tinggi di sampingku. Coba lihatlah sosok bermartabat Yue dan aku tidak
dapat mengerti darimana kau mendapatkan nyali untuk merayu."
Sambil berkata demikian, Hajime mencuri
pandang pada Yue. Mendengar perkataannya, Yue menutupi pipinya yang memerah
dengan tangan sambil mengguncang tubuhnya. Rambutnya memantulkan cahaya
matahari dengan cahaya seperti bintang. Kulitnya yang seperti boneka porselen
kini berwarna kemerahan, mampu memikat siapapun tanpa terkecuali.
Penampilannya
berbeda daripada saat pertama kali mereka bertemu. Mengenakan pakaian putih
bersih dan rok mini hitam berumbai, sehelai mantel panjang dengan garis biru
yang membentang dari bagian atas. Juga, sepatu bot pendek dan kaus kaki
selutut. Semuanya dibuat dari pakaian Oscar dan material demonic beast oleh Yue
sendiri. Pakaian ini juga memiliki daya tahan yang tinggi untuk melindungi
pemakainya.
Sementara
itu, Hajime mengenakan pakaian yang mirip yang terdiri dari warna hitam dan
merah dengan mantel garis hitam dan merah. Ini juga dibuat oleh Yue. Awalnya
Yue membuatkan dia sepasang sarung tangan putih untuk membuat kesan pakaian
pasangan, tentu saja ini sangatlah memalukan karena rambut putihnya membuatnya
serba putih. Hajime merasa tidak senang dengan itu maka memutuskan dengan gaya
saat ini.
Shia
hanya bisa tersentak dengan bersuara "Uu" saat dia melihat kecantikan
Yue. Tapi ada satu hal yang perlu diralat oleh Hajime, karena itu adalah
pandangan subjektifnya tanpa mengikutsertakan proporsi juga. Dengan kata lain,
saat dinilai secara objektif, Shia tidak akan kalah untuk disebut gadis cantik.
Rambut
panjang dan lurus berwarna kelabu kebiruan dan mata yang biru terang. Alis dan
bulu mata putih serta kulitnya yang putih membuat sosoknya terasa misterius.
Tangan dan kakinya juga panjang dan ramping. Telinga dan ekor kelinci
menambahkan kesan manisnya. Saat dilihat, pecinta makhluk berbulu sudah pasti
akan tanpa sadar meneteskan air mata rasa syukur.
Di
atas semuanya itu…ada satu hal yang kurang dari Yue. Itu adalah Shia memiliki
dada yang besar dan itu juga dipertegas oleh pakaian compang-campingnya,
benar-benar sebuah senjata yang tidak bisa didiamkan. Bagian tubuh itu
berguncang hebat setiap kali dia bergerak. Dengan hebat itu tidak sekedar
melambung-lambung, untuk konfirmasi.
Singkatnya,
kepercayaan dirinya pada bentuk tubuh dan gayanya bukanlah hal yang aneh. Bisa
dibilang Hajimelah yang aneh. Sebelumnya, dia pasti akan "Telinga
kelinci!" dan Ru*ndaibu…
Meski
begitu, bagi Shia yang kebanggaan dirinya dilukai, kata-kata terlarang itu
terucap…
"Ta-tapi!
Dalam hal dada, aku yang menang! Apa kau tidak melihat gadis itu berdada
rata!"
"Dada
rata."
"Dada
rata."
"Pettanko."
Seruannya
bergema di lembah itu. Yue yang gemetar karena malu mendadak bangkit dari
sepeda motor dengan ekspresi yang tersembunyi di balik poninya.
Hajime
hanya bisa bergumam "A~a" sambil menatap langit dan diam-diam membuat
gerakan berdoa. Telinga kelinci, istirahatlah dalam damai…
Pada
saat itu, dapat terlihat dari Yue. Sebuah jurang yang lebih dalam daripada
Ngarai Besar Raisen.
Suara
sepert bisikan Yue dapat terdengar oleh telinga kelinci Shia yang gemetar.
—…Kau
sudah selesai mengucapkan doamu?
—…Seakan-akan
permintaan maaf bisa menyelesaikannya.
—…
…
—…Mati
saja kau! Mati saja kau!
"
"Storm Emperor" "
—
A—‼
Tiba-tiba
sebuah angin puting beliung muncu dan menelan Shia kemudian meluncurkannya ke
angkasa. Jeritannya bergema di ngarai itu. Setelah sepuluh detik, Bamm! dia pun terjatuh di hadapan Hajime
dan Yue.
Kejang-kejangnya
dengan tubuh tertimbun benar-benar mirip dengan karakter Inuoie. Benar-benar
seperti adegan komedi. Meskipun sosoknya luar biasa, benar-benar anak yang
bermasalah. Hanya mengenakan pakaian compang-camping dan ditambah dengan
sikapnya ini, dia hanya bisa disebut sebagai sampah. Sesuatu yang seharusnya
tidak dilihat jadi terlihat karena sosoknya yang jungkir balik. Sesuatu seperti
ini dapat membangkitkan cinta seratus tahun.
Yue
sepertinya mengekspresikan "Kerja bagus!" sambil menyeka keringatnya
dan berjalan menuju Hajime. Dengan Hajime yang duduk di atas sepeda motor,
gadis itu menatapinya dalam diam.
"…Apa
kau suka yang besar?"
Ini
benar-benar pertanyaan yang menyulitkan. Kalau Hajime berkata "YA!",
maka dia akan menderita nasib yang sama dengan kelinci menyedihkan yang masih
kejang-kejang sampai sekarang. Itu harus dihindari.
"…Yue,
ini bukan tentang ukurannya. Siapa rekannya adalah yang paling terpenting."
"…"
Untuk
saat ini, alih-alih memilih YA atau TIDAK, Hajime menjawab dengan sesuatu yang
ambigu. Sama sekali tidak tegas. Yue menyipitkan mata menanggapinya dan
kemudian dalam diam duduk di bagian belakang.
Secara
diam-diam, Hajime dengan berkeringat dingin mencoba menemukan sebuah topik
pembicaraan untuk mengenyahkan kesunyian, tapi tidak ada satu pun yang muncul
di benaknya. Kartu Rai* Hajime sama sekali tidak berguna.
Akan
tetapi, segera sesudah itu matanya melirik Shia yang mencoba untuk membebaskan
kepalanya sementara tubuhnya gemetar dengan kedua tangan mencengkeram tanah. Dalam
pikiran Hajime, dia mencoba untuk membuatnya menjadi topik pembicaraan mereka.
"Dia
bergerak…benar-benar seorang zombie. Level daya tahannya benar-benar di atas
rata-rata…"
"..Nn."
Setelah
kesunyian panjang, Yue menjawab dan membuat Hajime merasa lega dan pada saat
yang bersamaan suara "Plop" muncul saat Shia menarik keluar kepalanya
yang berlumur lumpur.
"Uu~
Aku ditatap dengan mata yang kejam. Padahal aku tidak ingin dilihat seperti
ini."
Dengan
mata berkaca-kaca, Shia menepuk pakaian compang-campingnya dan menggumamkan
sesuatu yang tidak diketahui sambil merangkak mendekati Hajime. Ini benar-benar
seperti sebuah film horror.
"Haa~,
seberapa tinggi tingkat daya tahanmu? Itu tidak normal, kau tahu… Kau ini
apa?"
Dengan
kecurigaan Hajime, Shia duduk dan akhirnya menceritakan masalahnya. Dia membuat
ekspresi serius sambil duduk di depan Hajime dan Shia yang berada di atas
sepeda motor. Yah, memang sudah terlambat untuk banyak hal, tapi…
"Biar
kuperkenalkan diriku kembali. Aku adalah Shia dari suku Manusia Kelinci Haulia.
Sebenarnya…"
Akhirnya
Shia mulai merangkum ceritanya.
Shia
dan sukunya, suku Manusia Kelinci Haulia, dulunya selama ratusan tahun hidup
damai di "Lautan Pohon Haltina". Suku Manusia Kelinci memiliki
pendengaran dan kemampuan menyelinap yang luar biasa, tapi spesifikasi mereka
rendah jika dibandingkan dengan demi-human lainnya. Karena itulah mereka berada
di tingkat lebih rendah dibandingkan dengan demi-human lainnya. Mereka lemah
lembut dan tidak menyukai keributan, serta memperlakukan seluruh suku sebagai
satu keluarga. Sebagai tambahan, mereka memiliki sosok yang sangat bagus secara
keseluruhan, berbeda dari kecantikan ras elf. Karena mereka imut, mereka
ditangkap oleh kerajaan untuk diperbudak dan menjadi produk yang populer.
Suatu
hari di suku Haulia, seseorang di suku Manusia Kelinci, seorang gadis
dilahirkan dengan kelainan. Bahkan meskipun Manusia Kelinci pada dasarnya
memiliki rambut biru gelap, rambut anak ini berwarna kelabu kebiruan. Terlebih
lagi, dia memiliki sihir yang tidak dimiliki demi-human, yaitu memanipulasi
sihir secara langsung. Dapat menggunakan sihir aneh tertentu.
Tentu
saja suku ini sangat kebingungan. Seorang anak yang mustahil terlahir di suku
Manusia Kelinci, tidak, bahkan demi-human. Dia yang memiliki kekuatan yang
mirip dengan demonic beast, biasanya akan didiskriminasikan. Akan tetapi, dia
terlahir di dalam suku Manusia Kelinci yang memiliki hubungan yang dapat dengan
satu sama lain sebagai sebuah keluarga besar. Suku Haulia pun memutuskan untuk
membesarkan anak itu.
Akan
tetapi, jika keberadaannya diketahui negara demi-human "Faea
Belgaen", dia pasti akan dieksekusi. Sejauh itulah mereka membenci demonic
beast. Aturan negara ini adalah begitu sesosok demonic beast ditemukan, dia
harus segera dimusnahkan. Ada sebuah catatan tentang seseorang yang diusir
karena membiarkan demonic beast melarikan diri. Sebagai tambahan, ada
diskriminasi untuk suku tersebut. Bagi suku yang menggunakan sihir, mereka akan
dianiaya oleh manusia dan demi-human. Ras lain yang menggunakan sihir sudah
memasuki lautan pohon, tapi segera membunuh mereka sudah menjadi kebiasaan.
Karena
itulah, suku Haulia menyembunyikan gadis itu dan membesarkannya secara
diam-diam selama enam belas tahun. Akan tetapi, keberadaannya diketahui. Karena
itulah, suku Haulia melarikan diri ke Lautan Pohon sebelum tertangkap di Faea
Belgaen.
Ada
juga yang lainnya yang memutuskan untuk pergi ke area gunung Utara untuk
sementara waktu karena ada produk-produk gunung di sana. Meskipun tempat itu
kejam, tapi itu lebih baik daripada tertangkap oleh kerajaan atau seorang
pedagang budak.
Namun
usaha mereka digagalkan oleh kerajaan. Walaupun mereka tiba di Lautan Pohon,
mereka dengan segera ditemukan oleh tentara kerajaan. Tidak diketahui kenapa
para tentara berada di sana, tapi menghadapi 1 skuadron, suku Haulia tidak
punya pilihan lain selain melarikan diri ke selatan.
Meskipun
para pria mencoba menghalangi untuk membiarkan para wanita dan anak-anak pergi,
tapi ada perbedaan dalam potensi tempur antara tentara kerajaan yang terlatih
yang dapat menggunakan sihir dengan suku Manusia Kelinci yang lemah lembut dan
damai. Saat mereka menyadarinya, sudah setengah dari mereka yang ditangkap.
Mereka
terus mati-matian melarikan diri untuk menghindari pembasmian dan tiba di
Ngarai Besar Raisen sebagai usaha terakhir. Tentu, pasukan kerajaan tidak akan
datang kemari di mana sihir tidak bisa digunakan. Sampai semuanya selesai, suku
ini akan menunggu di sini. Suku ini bertaruh antara diserang oleh demonic beast
atau tentara kerajaanlah yang mundur terlebih dahulu.
Akan
tetapi, tentara kerajaan sama sekali tidak mencoba untuk menarik diri. Mereka
memutuskan untuk menunggu di pintu masuk ngarai di mana satu peleton pasukan
memposisikan diri mereka (di tangga). Mereka menunggu suku Manusia Kelinci
untuk keluar saat diserang demonic beast.
Dan
itulah yang terjadi. Demonic beast menyerang mereka. Setelah apa yang terjadi,
mereka tidak lagi dapat menyerah pada kerajaan. Antara meloloskan diri dari
ngarai atau lari dari demonic beast, satu-satunya pilihan suku Haulia adalah
melarikan diri ke dalam ngarai. Karena itulah, mereka bisa melompat ke bagian
terdalamnya.
"…Saat
mereka datang, dari 60 orang, hanya 40 yang tersisa. Mereka akan dimusnahkan
kalau terus seperti ini. Entah bagaimana, tolonglah kami!"
Sejak
awal, Shia mencoba membujuk dengan ekspresi sedih dan getir di wajahnya.
Kelihatannya, Shia sama dengan Yue dan Hajime, sebuah pengecualian di dunia
ini. Dia sama dengan Yue secara khusus dalam atavismenya.
Setelah
selesai mendengarkan kisahnya, Hajime menjawab secara blak-blakan tanpa ada
perubahan apapun dalam ekspresinya.
"Aku
menolak."
0 Comments
Posting Komentar