PERASAAN SHIA DAN LAUTAN POHON HALTINA
(Translater
: Hikari)
Salah satu dari 7 Dungeon Besar, "Lautan
Pohon Haltina" adalah negara tempat demi-human Faea Belagen bermukim.
Berkat kendaraan roda dua bertenaga sihir yang menarik dua kereta kayu dan
lusinan kuda, Hajime dan kelompoknya dapat bergerak maju dengan cukup cepat.
Di kendaraan roda dua, Hajime duduk di
belakang Yue, sementara Shia duduk di belakangnya. Awalnya, Shia diminta untuk
duduk di kereta, tapi dia berkeras untuk duduk di kendaraan beroda dua itu.
Meskipun Yue terus menghajarnya, tapi Shia tetap menempel seperti zombie dan
akhirnya Yue menyerah. Shia yang akhirnya bertemu dengan dua orang yang
"sama" dengan dirinya, kelihatannya ingin berbicara tentang banyak
hal. Dia terus memeluk Hajime. Sepertinya Shia suka duduk di belakang Hajime di
kendaraan roda dua itu…dan kadang-kadang dia melambai-lambaikan kaki dan
tangannya! Itulah yang Yue pikirkan.
Hajime yang diapit di antara Yue yang kesal
dan Shia yang riang, hanya bisa merasa bingung sambil mengendarai kendaraan
beroda dua itu.
Dalam keadaan itu, Hajime mendengar suara
Yue.
"… …Hajime, kenapa kau bertarung
sendirian?"
"Hm?"
Yue sedang membicarakan pertarungan dengan
tentara Kerajaan. Pada saat itu, setelah menghentikan gadis menggunakan sihir,
Hajime menghadapi mereka sendirian. Sekalipun tidak ada perbedaan besar selain
dari "Pembunuhan Secara Instan" para tentara oleh Yue, gadis itu
berpikir Hajime terlalu ingin bertarung sendirian, dan itu membuat Yue gelisah.
"Hm~, yah, aku hanya ingin memastikan…"
"…memastikan?"
Yue bertanya dengan wajah ragu-ragu. Shia
juga mulai merasa ingin tahu dari balik bahunya.
"Ahh, itu…"
Apa yang Hajime katakan pada dasarnya adalah
ini.
Pertama, Hajime menghentikan Yue karena dia
ingin menghadapi tentara Kerajaan sebagai sebuah "eksperimen".
Meskipun kelihatannya dia langsung menembak kepala mereka semua, sebenarnya dia
juga menembak armor mereka. Kenapa dia melakukan itu, karena untuk menghadapi
manusia, menggunakan railgun sudah jelas kematian dalam sekejap. Akan terlalu
berbahaya untuk digunakan di dalam kota atau tempat manapun mereka berada
karena kekuatan menembusnya. Meskipun tidak ada masalah untuk mengubah para
penjahat menjadi debu, itu akan menembus rumah penduduk dan membunuh siapapun
di dalamnya! Sesuatu seperti itu, benar-benar brengsek. Bagi Hajime, dia tidak
ingin menjadi seseorang yang tanpa pandang bulu membunuh orang-orang yang tidak
berhubungan. Jadi, adalah hal yang penting untuk mengukur jumlah kekuatan yang
seharusnya. Setelah melihat hasil dari eksperimen ini, dia akan bisa
menyesuaikannya dengan baik.
Alasan lainnya adalah untuk memastikan apakah
dia akan merasa ragu-ragu untuk membunuh manusia. Sekalipun dia sudah berubah,
dia belum berpengalaman membunuh manusia. Karena itulah, dia mencoba untuk
melihat reaksi sebelum dan sesudah membunuh para Tentara itu. Hasilnya adalah,
"dia merasakan apapun soal itu". Seperti yang diduga, kalau mereka
musuh maka dia bisa membunuh mereka tanpa ampun.
"Dan yah, sekalipun itu adalah
pembunuhanku yang pertama, saat kupikir aku telah berubah karena aku tidak
merasakan apapun soal itu, hal tersebut membuatku cukup sentimental…"
"… …itu…Apa kau tidak apa-apa?"
"Aah, tidak ada masalah. Ini adalah
diriku yang sekarang. Aku senang bahwa aku akan bisa bertarung dengan baik
mulai dari sekarang."
Mendengar cerita Hajime, Shia merasa terkejut
bahwa ini adalah pembunuhannya yang pertama. Pada saat yang sama, dia mengagumi
Yue yang bisa menyadari perubahan Hajime yang sedikit itu (mungkin terbatas
hanya untuk Hajime). Dan sekali lagi, dia merasa sedikit kesepian karena dia
masih belum mengetahui apapun tentang mereka.
"Un, itu! Bisakah aku mendengar lebih
banyak tentang Hajime-san dan Yue-san?"
"? Bukannya kita sedang membicarakan itu
sekarang?"
"Ah, apa yang ingin kuketahui bukanlaha
tentang kemampuan kalian, tapi sesuatu tentang kenapa kau berada di dalam
Jurang? Atau apakah tujuanmu? Atau apakah yang kalian lakukan sampai sekarang?
Aku ingin tahu lebih banyak lagi tentang kalian berdua."
"… …Setelah kau mendengarnya, lalu
apa?"
"Sekalipun kau menanyakan itu, aku hanya
ingin tahu… … Aku, karena keadaanku, aku telah membawa banyak masalah untuk
keluargaku. Aku sangat tidak menyukainya saat aku masih anak kecil……tapi tentu
saja semua orang mengatakan padaku untuk tidak memikkirkannya dan sekarang aku
tidak membenci diriku sendiri lagi…… meski begitu, aku masih merasa bahwa aku
adalah orang aneh di dunia ini… … Karena itu, aku merasa senang. Saat aku
bertemu dengan kalian berdua, menemukan seseorang dengan keberadaan yang mirip
denganku dan tahu bahwa aku tidak sendirian, perasaan yang meluap ini…
….meskipun ini adalah keegoisanku, a-aku i-ingin menjadi kawan kalian… …karena
itulah, itu, bisakah kalian menceritakan lebih banyak lagi tentang kalian
berdua… …apapun yang bisa kalian katakan padaku… …"
Sepertinya Shia merasa malu karena
kata-katanya sendiri. Suaranya menjadi semakin kecil dan dia mencoba untuk
bersembunyi di balik punggung Hajime. Saat Hajime dan Yue memikirkan kembali
saat mereka bertemu Shia untuk pertama kalinya, mereka ingat betapa luar biasa
senangnya dia. Pada saat itu, Yue sedang dalam perasaan yang rumit. Mereka
segera mencoba menyelamatkan suku Haulia dari serangan demon beast dan gadis
itu menemukan betapa mampunya mereka berdua menggunakan sihir di dalam ngarai.
Tentu saja, Shia pastinya merasa gelisah sejak saat itu.
Tentunya, di dunia ini, mereka yang memiliki
konstitusi yang sama dengan demonic beast tidak akan diterima. Bukan hal yang
mustahil untuk mendapatkan rasa senasib sepenanggungan. Meskipun begitu, bagi
Hajime dan Yue, tidak ada rasa senasib sepenanggungan. Tapi…karena akan memakan
waktu cukup banyak sampai mereka tiba di Lautan Pohon, juga karena tidak ada
sesuatu yang harus disembunyikan dan saat mereka memikirkan bahwa itu hal yang
bagus untuk membunuh waktu, Hajime dan Yue mulai menceritakan kisah mereka.
Dan hasilnya adalah…
"Ue, hiks….kejam, kejam sekali~.
Hajime-san dan Yue-san mengalami saat-saat yang berat~. Di-dibandingkan itu,
aku beruntung… Uu~, aku tidak kekurangan apapun sama sekali~."
Dia menangis. Sambil menangis dan sesekali
berkata "Aku terlalu naïf" atau "Aku tidak akan mengeluh
lagi" bisa terdengar. Kemudian, tentu saja, dia menyeka wajahnya dengan
menggunakan mantel Hajime. Kelihatannya, dia tadinya memikirkan keadaannya
adalah yang terburuk, tapi dibandingkan keadaan Yue, sepertinya dia merasa
sangat buruk tentang dirinya yang berpikir seperti itu.
Setelah menangis beberapa lama, tiba-tiba
Shia mengepalkan tinjunya dan dengan ekspresi penuh tekad, dia memutuskan.
"Hajime-san! Yue-san! Aku sudah
memutuskan! Aku akan ikut dalam perjalanan kalian! Mulai sekarang, Shia Haulia
berjanji di bawah matahari untuk membantu kalian berdua! Tidak perlu merasa
sungkan. Ketiga bertiga adalah kawan. Mari mengatasi kesulitan ini dan
menemukan harapan bersama-sama!"
Mendengar deklarasi mendadak Shia, Hajime dan
Yue hanya menatapnya dingin.
"Apa yang baru saja si kelinci lemah dan
butuh perlindungan ini katakan? Kau hanya akan menjadi penghamabt."
"…..seenaknya mengganti dari "Aku
ingin menjadi kawan" menjadi "kawan"… … Kelinci yang tidak tahu
malu."
"Ke-kenapa menatapku dingin? … …tidakkah
kalian merasa tersentuh…ngomong-ngomong soal itu, tolong panggil aku dengan
namaku."
Shia gemetar karena keinginannya berakhir
dengan tatapan dingin mereka. Dan kemudian serangan tambahannya.
"… …kau, bukankah kau hanya ingin
seseorang menjadi kawan seperjalanmu?"
"!?"
Shia terguncang oleh perkataan pemuda itu.
"Begitu sukumu sudah aman, kau ingin
menjauh dari mereka, 'kan? Dan begitu situasi di mana kami yang "sama"
dengamu pun muncul, kau memutuskan untuk pergi dengan kami? Yah, tentu saja
dengan warna rambut yang tidak biasa untuk Manusia Kelinci itu akan sulit untuk
berpergian sendiri."
"… …ummm, itu, meskipun kau bilang
begitu… …aku hanya ingin untuk… …"
Mungkin karena itu tepat sasaran, Shia pun
tergagap. Sebenarnya dia sudah memutuskan bahwa begitu dia mendapatkan kerja
sama Hajime dan sukunya aman, dia akan meninggakan mereka. Karena selama dia
ada di sini, sukunya akan selalu berada dalam bahaya. Bahkan sekarang banyak
dari anggota sukunya yang hilang. Siapa yang tahu, berikutnya mereka akan
dimusnahkan. Shia tidak dapat menanggungnya. Tentu saja, sukunya tidak berpikir
demikian dan hanya akan terlihat seakan dia mengkhianati sukunya. Tapi,
"meskipun begitu" , dia sudah memutuskannya.
Yang paling buruk, dia akan pergi sendirian.
Tapi itu akan membuat sukunya semakin khawatir. Di sisi lain, kalau dia bilang
dia akan membalas kebaikan Hajime dan Yue yang memiliki kekuatan luar biasa,
maka itu akan jadi lebih mudah untuk meyakinkan sukunya membiarkan dia pergi.
"Keputusasaan" dapat terlihat dalam tindak-tanduk dan cara bicara
Shia saat ini.
Tentu saja, memang benar Shia merasa tertarik
terhadap Hajime dan Yue. Seperti yang Hajime katakan saat Shia mengetahui Hajime
dan Yue "sama" dengan dirinya, gadis itu merasakan perasaan senasib
yang kuat dengan mereka. Bahkan saat dia memikirkan keadaan sukunya, itu seakan
adalah "takdir" bagi Shia untuk bertemu dengan Hajime dan Yue.
"Yah, aku bukannya menyalahkanmu yang
berpikir begitu. Meskipun begitu, jangan mengharapkan apapun. Tujuan kami
adalah Tujuh Dungeon Besar. Kemungkinan besar bagian dalam dungeonnya dipenuhi
oleh monster yang mirip dengan Jurang. Kau akan langsung terbunuh dan itulah
akhirnya. Karena itulah, aku tidak akan mengijinkanmu untuk ikut pergi dengan
kami."
"… …."
Kata-kata tajam Hajime membuat Shia terdiam.
Hajime dan Yue yang tidak peduli tentang hal itu, melanjutkan serangan mereka.
Mulai dari situ, Shia duduk dalam diam di
kendaraan beroda dua itu dengan ekspresi yang sulit untuk dibaca.
Setelah beberapa jam, kelompok mereka
akhirnya tiba di perbatasan "Lautan Pohon Haltina". Dari luar Lautan
Pohon, mereka tidak hanya melihat hutan yang lebat, tapi sepertinya begitu
mereka memasukinya, mereka akan diselimuti kabut.
"Baiklah kalau begitu, Hajime-dono,
Yue-dono. Tolong jangan pernah memisahkan diri dari kami. Sekalipun
kelihatannya mungkin saja bagi kalian berdua untuk bergerak maju sendirian,
akan jadi masalah kalau kalian tersesat di sini. Juga, tujuan kita berada jauh
di dalam hutan ini, di bawah Pohon Besar, 'kan?"
"Aah, aku hanya pernah mendengarnya.
Sepertinya ada sebuah jalan menuju dungeon yang sesungguhnya di sana."
Kam memastikan tujuan Hajime di Lautan Pohon.
Yang Kam sebut sebagai Pohon Besar adalah pohon berukuran sangat besar yang ada
di kedalaman "Lautan Pohon Haltina", yang juga disebut "Pohon
Besar Ua Alt" oleh demi-human, dan sepertinya itu menjadi sebuah tempat
suci di mana tidak ada seorang pun yang berani untuk mendekat. Itu adalah cerita
yang mereka dengar dari Kam saat mereka meloloskan diri dari ngarai.
Awalnya, Hajime berpikir "Lautan Pohon
Haltina" adalah satu dungeon besar, tapi saat dia memikirkan jika itu
memang benar, maka demonic beast yang berkeliaran akan sekuat yang ada di dalam
Jurang dan mustahil bagi demi-human untuk hidup di situ. Bahkan untuk
"Dungeon Besar Orcus", mereka hanya bisa menebak di mana pintu masuk
yang sebenarnya. Jadi, dia merasa curiga saat mendengar tentang "Pohon
Besar" dari Kam.
Kam yang mengangguk menanggapi perkataan
Hajime, memberi sinyal pada anggota suku yang lainnya untuk membuat formasi
dengan Hajime di pusatnya.
"Hajime-dono, kalau bisa, tolong
hilangkanlah keberadaanmu. Pohon Besar adalah tempat suci jadi tidak ada satu
pun orang dan terlarang untuk didekati, Meski begitu, mungkin saja untuk
bertemu dengan seseorang dari Faea Belgaen atau penduduk (desa) yang lain. Kami
adalah orang yang diburu bagaimanapun juga, jadi akan jadi masalah kalau mereka
menemukan kita."
"Aah, aku akan melakukannya. Yue dan
aku, hingga tingkat tertentu, bisa melakukannya jadi tidak masalah."
Hajime menggunakan skill "Hide
Presence". Yue juga menipiskan keberadaannya menggunakan metode yang dia
ciptakan di Jurang.
"-!? Ini… …Hajime-dono, kalau
memungkinkan, bisakah kau menyesuaikannya seperti Yue-dono?"
"N? … …seperti ini?"
"Ya, itu cukup. Kalau kau bersembunyi
sebanyak yang sebelumnya, bahkan kami pun akan kehilanganmu. Tidak, ah, seperti
yang diharapkan darimu!"
Sejak awal, meskipun spesifikasi mereka
rendah, suku Manusia Kelinci unggul dalam operasi penyelinapan dan pencarian
menggunakan suara. Dan sepertinya, kemampuan Yue menyembunyikan keberadaan yang
dia ciptakan di dalam Jurang sangat luar biasa untuk digunakan di permukaan.
Akan tetapi, kemampuan "Hide Presence" Hajime lebih kuat. Kalau
berada di tempat tertentu, mereka akan dapat menemukan dia, tapi di dalam
Lautan Pohon, bahkan kemampuan khusus suku Manusia Kelinci mungkin tidak akan
dapat menemukan dia.
Dengan kemampuan khusus sukunya yang
dilampaui manusia, Kam hanya bisa tersenyum miris. Di sampingnya, Yue dengan
bangga membusungkan dada. Perasaan Shia menjadi rumit. Mungkin karena perbedaan
kemampuan yang Hajime baru saja perlihatkan.
"Kalau begitu, ayo kita pergi?"
Dengan perkaan Kam tersebut, kelompok mereka
mulai bergerak maju. Kam dan Shia menuju Lautan Pohon dengan perasaan rumit
(depresi).
Setelah beberapa saat, mereka tidak dapat
melihat jalanan lagi. Segera, kabut tebal mengelilingi mereka dan penglihatan
mereka terbatas. Akan tetapi, tidak ada keraguan dalam langkah-langkah Kam. Dia
sepertinya benar-benar memahami lokasi mereka dan arah yang harus diambil.
Meskipun tidak tahu kenapa, hanya demi-human yang dapat mengetahui lokasi
mereka saat ini dan dengan akurat bergerak di sekitar Lautan Pohon.
Saat bergerak maju, mendadak Kam dan sukunya
berhenti dan mulai melihat ke sekitar mereka. Ada tanda-tanda keberadaan
demonic beast. Secara alamiah, Hajime dan Yue juga bisa merasakannya.
Kelihatannya mereka dikepung oleh demonic beast. Suku Manusia Kelinci mengambil
pisau yang diberikan Hajime saat mereka memasuki Lautan Pohon. Biasanya dalam
keadaan normal, mereka hanya akan langsung melarikan diri dengan kemampuan
mereka, tapi mereka tidak bisa melakukannya sekarang. ekspresi tegang muncul di
semua anggota suku.
Dan, tiba-tiba Hajime dengan cepat
menggerakkan tangan kirinya. Suara sesuatu yang samar melayang (Pshuu) bergema secara berturut-turut.
Segera,
ZRAAK-,
ZRAAK-, ZRAAK-
" " "Kliiiii!?" "
"
Jeritan dapat terdengar bersamaan dengan tiga
suara berdebam jatuh. Dan, kepanikan bisa dirasakan muncul dari area berkabut.
Tiga makhluk mirip monyet dengan tinggi sekitar 60 cm dan masing-masing
berlengan empat, dapat terlihat sedang bergerak di sekeliling.
Yue mengangkat tangan dan membidik salah satu
dari mereka kemudian bergumam dengan suara yang mirip bisikan.
""Wind Blade""
Mengucapkan nama sihirnya, bilah angin muncul
dan menyerbu ke depan. Tanpa hambatan, makhluk-mirip-monyet itu terbelah di
udara. Tanpa kesempatan sedikit pun untuk berteriak, makhluk-mirip-monyet itu
terjatuh ke tanah.
Dua makhluk lainnya bergerak secara terpisah.
Salah satu dari mereka mendekati seorang anak kecil, sementara yang lain mengarahkan
keempat lengannya yang diperlengkapi cakar tajam kepada Shia. Shia dan anak
kecil tersebut secara insting membeku di tempat dan tidak dapat bergerak.
Sementara itu, orang-orang dewasa di sekelilingnya menjerit… …tapi itu adalah
rasa cemas yang tidak berdasar.
Sekali lagi, Hajime menggerakkan lengan kirinya
dan suara PSHUuu! dapat terdengar,
kemudian kepala makhluk-mirip-monyet itu yang mencoba untuk mendekati Shia dan
si anak kecil diserang jarum-jarum sepanjang 10 cm yang tidak terhitung
banyaknya.
Apa yang Hajime baru saja gunakan adalah
Needlegun yang dipasang di lengat kiri buatannya. Dia mendapatkan ide ini dari
"makhluk-mirip-kalajengking" yang dia lawan sebelumnya, kemudian
menciptakan Needlegun. Untuk menembakkannya, dia menggunakan
"Lightning-clad". Meskipun tidak sekuat Donner-Schlag, tapi ini memiliki
cukup kekuatan. Meskipun hanya memiliki jangkauan 10 m, senjata ini tanpa
suara, dan ditambah dengan racun, ini praktis digunakan. Bisa dibilang ini
adalah salah satu senjata-gelap. Karena mereka berada di dalam Lautan Pohon dan
mereka tidak ingin menarik perhatian, Donner-Schlag tidak bisa digunakan.
"Te-terima kasih, Hajime-san."
"Onii-chan, terima kasih!"
Shia dan bocah laki-laki itu berterima kasih
padanya. Hajime memberi tanda untuk tidak mengkhawatirkan itu. Bocah laki-laki
tersebut menatapnya dengan mata berbinar-binar, sementara Shia memerosotkan
bahunya karena dia tidak bisa melakukan apapun selain membeku di tempat di saat
seperti itu.
Kam hanya tersenyum miris padanya. Mereka
kembali memandu pemuda itu setelah didesak Hajime.
Setelahnya, meskipun beberapa demonic beast
datang menyerang mereka, Hajime dan Yue dengan tenang menghadapi mereka. Para
demonic beast dari Lautan Pohon, yang dianggap merepotkan oleh banyak pihak,
bukanlah masalah bagi mereka.
Akan tetapi, setelah beberapa jam berlalu
sejak mereka memasuki Lautan Pohon, keberadaan yang tak terhitung jumlahnya
yang tidak bisa dibandingkan dengan yang sebelumnya dapat dirasakan. Hajime dan
rombongannya berhenti maju. Niat membunuh dan kerjasama tim mereka tidak
dibandingkan dengan para demonic beast yang mereka temui sebelum ini. Kam dan
sukunya mulai dengan gelisah mencari-cari lokasi mereka.
Dan kemudian, ekspresi kekhawatiran dan kalah
muncul di wajah mereka sementara mereka mengepalkan tangan. Sementara itu Shia,
wajahnya memucat.
Hajime dan Yue yang menyadari identitas
kelompok lain itu, merasa bahwa ini akan merepotkan.
Kelompok yang lain itu adalah,
"Kalian… …kenapa kalian bersama dengan
manusia! Katakan pada kami berasal dari suku mana kalian!"
Makhluk itu adalah demi-human dengan telinga
dan ekor yang mirip dengan macan.
1 Comments
nice
BalasHapusPosting Komentar