OBAT PEMALSU UMUR DAN DEMON
(Translater : Hikari)
Aku
beristirahat sejenak dan melakukan pengecekan pada equipmentku dan situasi.
Thorn
Token ketiga, Blade Lizard, sudah jelas lebih kuat daripada Arachne yang adalah
Thorn Token pertama dan Moor Frog yang kedua. Dan, di atas semuanya itu,
monster itu menggunakan dinding duri untuk memastikan tidak memberi keleluasaan
pada para player.
Sementara
itu, si Peri Nakal memperlihatkan reaksi yang tidak biasa seakan dia menyadari
sesuatu.
"Ah‼
Ada keberaadaan yang keempat di dekat sini!"
"Aku
pulang dulu. Kenapa aku harus menghadapi pertempuran secara beruntun?"
"Ehhh,
kerja sama kita adalah yang terkuat! Ayo, ayo, ayo pergi!"
Si
Peri Angin mengguncang bahuku dengan tubuh kecilnya.
Setelah
kemenangan luar biasa melawan Blade Lizard, si Peri Nakal jadi terbawa suasana
dan mencoba mengajakku ke arah di mana Thorn Token terakhir berada.
Aku
pun terbujuk, mengangkat pinggulku dan mulai berjalan. Saat kami mendekati
perbatasan area, si anak babi mulai menguik.
"Buu
buu!"
"Oh?
Ada apa?"
"Buu
buu!"
"Monster
ini tidak bisa keluar dari sini, jadi sepertinya hanya sejauh ini dia mengikuti
kita."
Si
anak babi tetap berdiri di perbatasan area. Meskipun aku lupa karena kami
berjalan bersama dengan Ryui dan Zakuro, tapi young beast Big Boar bukanlah monster jinakku.
Aku
tidak menambahkannya menjadi rekanku, tapi aku tetap merasa sedikit sedih
meskipun waktu kami singkat. Walau begitu, aku tidak bisa terus-terusan tetap
tinggal di tempat ini.
"Maaf.
Tapi, maukah kau bermain dengan kami saat kami datang lagi?"
"Buu!"
Si
anak babi mengeluarkan suara bersemangat dan mulai berlari ke kedalaman hutan.
Si Peri Nakal yang sedang duduk di bahuku merespon dengan "Aku akan
menantikannya" menggantikan si anak babi.
Baiklah
kalau begitu, ayo kembali ke sini kapan-kapan. Ketika aku memutuskan begitu,
pada saat yang sama aku dikejutkan dengan fakta bahwa si Peri Nakal ternyata
bisa menerjemahkan ucapan young beast.
Bukankah spesifikasi kemampuannya sedikit terlalu tinggi?
Sementara
misteri para peri semakin mendalam, di tempat ke mana aku diarahkan oleh si
Peri Nakal yang sangat senang dan mendahuluiku——
『"FUUU…KOoH…"』
"…se-sepertinya…sesuatu
seperti keberadaan yang amat sangat berbahaya berdiri di hadapan kita."
"Yup.
Benar-benar yang terburuk. Aku juga tidak bisa berbuat apa-apa soal itu."
"A-apa
itu! Dia memuntahkan sesuatu dari mulutnya!"
Uap
muncul dari mulutnya dan kabut panas memercik dari antara taring tajamnya.
Lawan
sepertinya adalah Hobgoblin yang memparasiti Hobgoblin.
Sebagai
hasilnya, tubuhnya menjadi lebih besar dan berubah menjadi Demon berotot. Di
antara kedua tanduknya terdapat tanduk berulir yang mengeluarkan sengatan
listrik putih dan hitam. Siluetnya yang begitu menyeramkan membara ke dalam
mataku.
"Jumlah
mawarnya empat, ya."
Di
salah satu matanya yang putih sepenuhnya, terdapat sekuntum mawar yang mekar,
dua lagi di pundak kanan dan leher, yang terakhir di dada kirinya.
Gada
yang Hobgoblin itu miliki sebelumnya telah berpadu dan berubah menjadi sebuah
tongkat pemukul hijau berduri.
"Yaaaah,
ini benar-benar sial. Kalau urutan kita mengatalahkan mereka itu berbeda,
mungkin itu akan lebih mudah."
"Ini
yang terburuk. Aku ingin lebih menikmati penyelesaian quest."
"Baiklah,
anggap saja ini nasib buruk dan cobalah!"
Dengan
kata lain, ini adalah jenis Thorn Token terkuat dan aku harus menghadapi saat
dia mungkin saja berada dalam keadaan terkuatnya.
Tidak,
belum, aku masih bisa melakukannya. Dari pertempuran-pertempuran selama ini,
aku menemukan kelemahan mereka adalah di bunga-bunganya. Aku akan
mengalahkannya sekarang juga!
"AYOOOOooo!"
"Ayo,
berjuanglah!"
Aku
mengangkat busurku dan membidikkannya pada mawar kelemahannya yang ada di
matanya.
Tembakkan
yang kulepaskan langsung mengarah pada si Demon Thorn Token, tapi sebuah
dinding duri yang muncul dari dalam tanah menahannya.
*pshh*, anak panah yang dihalangi itu
jatuh ke tanah. Dan, Demon yang menyadari seranganku, perlahan membuka dinding
duri itu dan mulai berjalan ke arahku. Sementara itu, anak panah yang
diinjaknya patah seperti ranting.
"AAhhh!
Aku masih bisa menggunakan panah itu kalau
aku memungutnya lagi!"
"Apa
itu yang paling kau khawatirkan saat ini? Hei, dia datang! Dia di sini!"
『"GUOOOOOOOOOOOO——"』
Membuka
bagian mata putihnya, Demon tersebut meraung. Saat dia melangkah maju, setiap
kali dia menjejak, tanah seperti remuk di bawah kakinya lagi dan lagi. Apa yang
terlihat adalah gunungan dari sesuatu yang terlihat seperti buah kenari, lebih
besar dari tinju Demon. (TL :Serius, aq sndiri sakit kepala baca bagian ini
-_-)
Demon
itu menggenggamnya dengan satu tangan dan kemudian mengayunkan tongkat pemukul
hijau berdurinya, memukulnya.
Dari
suaranya, itu sepertinya adalah sesuatu dengan buah di dalam cangkang yang
keras.
"Haa?
HAAaAAa?! Serangan jarak jauh?!"
"Menghindar!
Hindari itu!"
Segera
setelah dia memukul buah kenari tersebut dengan tongkat pemukul, buah tersebut
melayang langsung menuju ke langit. Akan tetapi, cangkangnya meledak di udara
beberapa detik kemudian dan biji-biji kecil tercurah di atasku seperti tembakan
peluru.
Tidak
dapat menghindarinya, aku terbarik telentang.
"Khh,
oww. Apa-apaan itu? Jadi dia punya serangan jarak jauh?"
Jangkauannya
lebih luas daripada yang kutembakkan pada Moor Frog. Aku berniat untuk
menghadapinya dengan menyerang dari jarak jauh yang aman, tapi itu pun dalam
jangkauan musuh juga.
"Ugh,
aku harus memfokuskan diriku la——"
Saat
itulah aku menyadari identitas dari biji-biji kecil itu yang diterima tubuhku.
Semua itu langsung bertunas dan bertumbuh dengan cepatnya. Duri-duri kecil
mengikat tangan dan kakiku, menahanku ke tanah.
"Kau
harus cepat-cepat lari! Thorn Token itu datang!"
"Aku
tahu! Khh, 《Enchant》
——Attack!"
Seperti
yang kuduga, biji-bijian itu tidak mengikis tubuhku. Tapi dengan tingkat
pertumbuhan yang abnormal, mereka membatasi tubuhku. Aku menarik pisau dapur
dari sabuk di pinggangku untuk menebasnya, tapi jumlah mereka tidak berkurang
juga.
"Cepat,
cepat!"
"Sial,
baiklah, mereka lepas!"
Sementara
aku memotong duri-duri itu dengan satu tangan, dari pinggang hingga bagian
bawah ditutupi oleh duri-duri hijau. Dan, saat aku mengangkat kepalaku untuk
melihat bayangan hitam di atasku, aku bertemu dengan mata putih Demon.
"Ah——"
Segera
setelah itu, aku mendapatkan sebuah serangan dari ayunan langsung tongkat
pemukul berduri itu dan tubuhku pun remuk.
Pandanganku
menggelap dan sebuah layar menu
memunculkan sebuah pilihan untuk menggunakan Obat Kebangkitan. Kalau sudah
begitu, aku mungkin akan segera dikalahkan saat itu juga, jadi aku dengan patuh
memilih untuk kembali ke titik awal setelah mati. Tubuhku perlahan berubah
menjadi partikel-partikel cahaya,
",,,hei,
apa yang harus kita lakukan?"
"Apa
maksudmu dengan 'apa yang harus kita lakukan'?"
Kami
berdua duduk di lantai bengkel kerja 【Atelier】
yang berpenerangan redup dan mulai berpikir.
Tidak
peduli bagaimana aku mencobanya, kurasa aku tidak punya kesempatan menang
melawan Thorn Token itu.
Kalau
sudah begini, ada tiga metode yang bisa digunakan.
Pertama,
mengumpulkan teman-teman untuk melawannya. Pertarungan party.
Kedua,
memperkuat equipment dan meningkatkan
efisiensi serangan.
Ketiga,
peningkatan diri dengan menaikkan level.
"Kalau
begitu, yang bisa kita lakukan saat ini adalah membentuk sebuah party! Ayo segera temukan
seseorang!"
"Sebelum
itu…tali busurku putus, jadi itu mustahil."
Sambil
berkata demikian, aku menunjukkan tali busur Black Maiden's Longbow pada si
Peri Nakal.
Setelah
pertempuran terus-menerus dan serangan terakhir itu, hal pertama yang rusak
adalah talinya.
"Yah,
aku akan menunjukkan ini pada Lyly."
"Grr, kok bisa, sih. Padahal aku ingin
membebaskan Desa Peri secepat mungkin."
"Mau
bagaimana lagi, 'kan? Yah, kita lakukan saja yang bisa kita lakukan."
Aku
mengangkat pinggulku dengan berat dan segera menghubungi Lyly. Dia ternyata ada
di toko saat ini, jadi aku membuat janji temu dengannya.
"Nah
sekarang, aku harus memeriksa Ryui dan Zakuro."
Aku
memanggil kembali Ryui dan Zakuro yang dikembalikan paksa pada saat aku tewas
dan pulang.
Kemungkinan
besar mengkhawatirkanku yang kembali setelah mati, hal pertama yang Zakuro
lakukan adalah melompat ke dadaku dan memekik berulang-ulang, sementara Ryui
terus menyundulku dengan tidak puas. Dan, entah kenapa si Peri Nakal melihat ke
arah kami dengan cengiran lebar.
"Ada
apa?"
"Tidak,
aku hanya berpikir kalau kau benar-benar disayangi."
Mendengarnya,
"itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan" pikirku dan setelah
menenangkan mereka berdua, kami pergi untuk mengunjungi 【Lyly's
Woodworking Shop】.
"Selamat
datang, Yuuncchi. Kau bilang tali busurmu putus, tapi bisakah kau segera
memperlihatkannya padaku?"
"Ya,
jadi seperti ini…"
Lyly
terus memeriksa busur yang kuulurkan untuk sesaat dan segera mengetahui alasan
kerusakannya.
"Kelihatannya
daya tahan dari busur ini juga turun. Hanya mengganti tali busurnya saja
mungkin tidak akan cukup. Apa kau menerima serangan dari pertarungan jarak
dekat atau semacamnya?"
"Uhh,
yah, begitulah. Beberapa kali."
Beberapa
kali aku menerima serangan yang cukup kuat untuk membuatku menggunakan Obat
Kebangkitan. Tapi aku tidak bisa memberitahukan soal itu.
"Ehh,
padahal kita sudah hampir sampai di Desa Peri…"
Aku
membekap mulut si Peri Nakal, membuatnya bungkam. Jangan membuatnya
terburu-buru seperti itu, aku ingin menukasnya, tapi Lyly sudah berkonsentrasi
dengan pekerjaannya dan tidak mendengar apa yang si peri katakan.
Setelah
mengeluarkan material-material untuk tali busur, Lyly mengerang dan menatapku.
"Hei,
Yuncchi. Kalau aku tidak salah, kau punya Benang Logam dan Serat Bambu,
'kan?"
"Yep.
Aku punya beberapa yang kubuat dengan 【Synthesis】
dan material untuk sintesis."
Tentu
saja, aku punya Benang Logam yang kubuat dengan 【Synthesis】
bersama Emily-san dan Serat Bambu yang kubuat dari Bambu Magis.
"Bisakah
kau menyerahkannya padaku? Aku ingin mencoba untuk melihat manakah yang lebih
baik, menggunakan tali yang sama atau salah satu dari itu."
"Kalau
begitu, aku akan memberikanmu apa yang kupunya sekarang."
Berkata
demikian, aku mengeluarkan Benang Logam tembaga, besi dan perak, juga Serat
Bambu lalu memberikan semuanya padanya.
Lyly
menjejerkan beberapa dari barang-barang itu, mengangkatnya untuk memastikan
mereka tidak tersebar dan kemudian membuat seutas tali.
Dan
kemudian, dengan ekspresi serius, dia memasangkan tali itu pada busur untuk
kucoba dan menyerahkannya padaku.
"Yuncchi,
ini."
"Y-yeah."
Aku
menarik talinya sekali. Dengan tali yang terbuat dari Benang Logam Tembaga, aku
merasa yang sebelumnya lebih bagus.
Saat
aku maupun Lyly tidak merasa puas, kami mencoba sekali lagi setelah melepaskan
talinya.
Kami
mengulanginya beberapa kali dan begitu kami melewatkan tali yang dibuat dari
Benang Logam mahal, untuk yang terakhir, aku menarik tali yang terbuat dari
Serat Bambu.
"?‼
Ini!"
"Yup,
ini dia. Suara dan semuanya berbeda."
Benang
Logam Perak juga tidak buruk. Tapi, dibandingkan dengan kekuatan suara dan
tegangan Serat Bambu, itu beberapa level di bawahnya.
"Aku
akan menegangkannya ulang. Berhati-hatilah kali ini."
Setelah
berkata begitu, Lyly menegangkan kembali Serat Bambu pada Black Maiden's
Longbow.
"Jadi
perbedaannya begitu besar. Serat Bambu sulit untuk dibuat, tapi bukanlah
material yang mahal. Kurasa ini memiliki kecocokan tinggi dengan busur."
"Kau
benar. Benang Logam terlalu kuat, jadi membuat daya tahan busur berkurang lebih
cepat sebagai gantinya, jadi tidak cocok untuk Longbow atau Strongbow. Untuk
kedua jenis busur itu, yang terbaik adalah menggunakan sesuatu seperti serat
yang dibuat dari tendon monster besar."
Setelah
berkata demikian, Lyly menyetel tali itu sesuai levelku dan melepaskannya lagi.
"Aku
akan menyesuaikan bagian utama dari busur ini nanti. Juga, aku tidak tahu kau
tadinya kalah melawan apa, tapi jangan terlalu gegabah."
"Yah,
aku mengerti. Aku akan mencoba menaikkan levelku sedikit, membentuk party dan kemudian melawannya.'
Aku
membayar Lyly agar menggantikan tali busur itu dan kemudian meninggalkan toko.
·
Duduk
di atas kepalaku, dia mengintip ke dalam panci yang sama. Di sampingku, sebuah
buku terbuka.
"Hei,
bukankah kau akan bertambah kuat?"
"Aku
akan bertambah kuat dengan ini."
"Normalnya,
bukankah menjadi lebih kuat itu berarti mengalahkan musuh dan bertarung?"
"…
…"
"Heei,
katakan sesuatu. jawab pertanyaanku~"
Setelah
berpindah ke bahuku, si peri mulai menampar-nampar pipiku dengan tangannya yang
kecil.
Karena
aku tetap diam, dia menjadi bosan dan terbang menuju Ryui dan Zakuro yang
sedang berbaring di tempat yang sejuk di bengkel ini, kemudian menyelusup di
antara ekor Zakuro.
Sejak
awal, dengan adanya penalti kematian setelah tewas dan kembali, tidak mungkin
aku bisa melakukan perburuan yang seharusnya, jadi aku dengan tenang melakukan crafting di 【Atelier】.
Akhirnya
suara berisik pun menghilang. Aku menghela napas lega dan melihat ke arah buku
resep.
"Rumput
Pengubah Myurel, Buah Pohon Vitalitas, Mandragora jantan dan betina menjadi
katalisnya, sekarang—"
Aku
menelusuri resep di buku itu dengan jariku, memeriksa bahan-bahannya.
Resep
yang kubuat adalah salah satu resep yang termasuk dalam buku dari hadiah raid quest yang disebut 【Private
Pharmacopoeia】, salah satu dari beberapa
resep untuk membuat obat dalam cerita.
Cerita
dalam buku ini mengatakan bahwa ada obat sihir untuk menangani kebotakan, dan
ada resep untuk membuat 【Obat
Penumbuh Rambut】 dan
【Obat Pemendek Rambut】.
Rumput
Pengubah Myurel adalah salah satu bahan yang kuterima dari Making Box yang
kudapatkan saat acara perkemahan musim panas dan kotak itu memberikannya secara
acak. Setelah banyak kegagalan saat replikasi, aku meningkatkan jumlah
materialnya.
Buah
Pohon Vitalitas tumbuh di ladangku. Dan, Mandragora jantan serta betina adalah item drop dari Mandragora dan menjadi
katalis sihirnya.
Selain
itu, ada banyak sekali resep yang menggunakan sejumlah besar bahan-bahan yang
ada.
Meskipun
aku memilihnya karena tingkat kesulitan yang sesuai, juga ada alasan lainnya
yang mengharuskanku untuk membuatnya.
"Untuk
membuat orang-orang berhenti memperlakukanku sebagai wanita, aku harus
memendekkan rambutku."
Berkata
demikian, aku meraup dengan ringan rambut panjang hitamku.
Karena
aku mendapat koreksi tubuh yang membuatku menjadi lebih feminine, aku salah
dikira sebagai wanita lagi dan lagi. Untuk bisa menjadi lebih gagah, meskipun
hanya sedikit, aku akan memendekkan rambutku.
"Aku
pasti akan menyelesaikan 【Obat
Pemendek Rambut】.'
Sebenarnya,
【Obat Pemendek Rambut】
hanyalan resep tambahan, tapi aku membutuhkannya.
【Obat Penumbuh Rambut】
menggunakan Mandragora Jantan dan 【Obat
Pemendek Rambut】
menggunakan Mandragora Betina, tapi prosedurnya hampir sama.
Pertama-tama,
Mandragora jantan atau betina diiris, diparut dan dihancurkan.
Setelah
melumatkannya dengan penumbuk, aku kemudian semakin melumatkannya dengan
mortar. Dan, begitu aku menyelesaikan pembuatan katalis yang memakan waktu
lama, aku menyisihkannya.
Bagian
berikutnya dari pekerjaan ini adalah mencampurkan High Potion dan MP Potion
dalam rasio yang sama lalu menghangatkannya dan mendidihkannya secara hati-hati
agar tidak sampai mongering.
"Sampai
obat ini mendidih dengan panas rendah, aku perlu memproses Rumput Pengubah
Myurel."
Aku
harus menghaluskan Rumput Pengubah Myurel dan mencampurkannya dengan sari Buah
Pohon Vitalitas.
Aku
memotongnya menjadi beberapa potong dengan pisau dapur dan melumatkannya dengan
mortar sampai sarinya keluar. Setelah itu, aku menambahkan sari Buah Pohon
Vitalitas, mengubah warnanya menjadi kuning.
Rumput
Pengubah Myurel telah berubah menjadi pasta di dalam mortar. Aku akan menaruh
dan mencampurkannya dengan cairan yang mendidih dalam panas rendah itu. Begitu
digabungkan, aku akan menambahkan katalis yang kusiapkan sebelumnya dan
mengambil cairan hasil pengendapannya.
"Tanaman
obat sebanyak ini digunakan dan hasilnya hanya beberapa botol saja, jadi ini
tidak menguntungkan."
Inilah
salah satu alasannya aku tidak mencoba resep ini sebelumnya. Kalau aku
menggunakan bahan-bahan ini dalah jumlah yang sama, aku sebaiknya membuat obat
yang berbeda. Tapi sekarang, aku lebih menikmati pengalamannya daripada
efisiensi, karena itulah aku membuat obat ini.
"Sekarang,
aku akan memasukkan campuran Rumput Pengubah Myurel dan sari Buah Pohon
Vitalitas dalam dua ketel. Begitu aku memasukkan katalis Mandragora jantan dan
betina, keduanya selesai. Nah, ini dia."
Dalam
dua ketel, aku mendidihkan secara perlahan 【Obat
Penumbuh Rumbut】 dan
【Obat Pemendek Rambut】.
Aku mencampurkan mereka dengan berhati-hati. Begitu cairannya mengental, sebuah
gelembung udara yang sedikit besar mulai terbentuk dan meletus.
"Ini
akan memakan waktu lebih dari dua puluh menit sampai aku bisa memasukkan
katalis ke dalamnya. Sementara itu, aku akan mengisi ulang item yang telah kugunakan."
Anak-anak
panah yang kupakai saat bertempur, Highpot dan MP Potion, juga Obat Kebangkitan
harus diisi ulang atau aku tidak akan bisa ikut serta dalam pertempuran
berikutnya.
Aku
harus mengalihkan perhatianku dari obat tersebut sementara ini, tapi equipment tingka tinggiku memiliki
fungsi yang mencegahnya mongering, jadi tidak ada masalah.
"Pertama,
aku harus membuat beberapa Obat Kebangkitan. Setelah itu, mensintesis anak
panah. Juga, membuat Boost Tablet peningkat stats."
Aku
membuat daftar obat-obat yang harus kubuat dan segera mempersiapkan bahan-bahan
untuk mixing. Karena Obat Kebangkitan
memiliki kemungkinan gagal saat membuatnya lewat skill, aku menciptakannya secara manual. Untuk item sisanya, aku meraciknya dengan menggunakan skill crafting dan MP,
Karena
aku menyiapkan bahan tingkat menengah untuk Obat Kebangkitan, aku hanya
mencampur jumlah optimal dan tidak ada masalah berarti. Malahan, aku memeriksa 【Obat
Penumbuh Rambut】 dan
【Obat Pemendek Rambut】dan
masih ada waktu tersisa.
"Hmm.
Ayo susun item-item ini kalau
begitu."
Gumamku
dalam bengkel.
Aku
menyusun material-material yang kudapatkan akhir-akhir ini dan item yang kadang-kadang kupakai. Juga,
aku memilah equipment yang kudapatkan
selama quest dan di dungeon.
"Ini
【Dark Wolf's Armor】,ya.
Tidak ada tempat untuk menaruhnya di 【Atelier】.
Muungkin aku sebaiknya menjualnya saja nanti. Tapi itu akan sayang
sekali."
Aku
mengeluarkan equipment unik seluruh tubuh
【Dark Wolf's Armor】
dan memeriksanya. Selain itu, ada Pedang Besi dan Belati. Mungkin aku sebaiknya
mengubahnya menjadi batangan logam atau menjualnya langsung ke NPC. Menjejerkan
equipment-equipment itu, aku
mengerang.
Saat
aku melakukannya, pergerakan sesuatu menarik tatapanku.
"Ushishishi,
tidak mungkin aku menyerah untuk membuat keisengan dalam situasi menyenangkan
ini."
Si
Peri Nakal mengintip dari antara ekor Zakuro. Tatapannya langsung terarah pada
ketel otomatis anti-terbakar dan buku resep di sebelahnya.
"Oh-ho.
Rumput Pengubah Myurel dan sari Buah Pohon Vitalitas. Kemudian…Antidote Potion
yang kuambil diam-diam, sebuah Jamur Kering, setelah itu 【Confusion
Grass】 pembuat bingung dan 【Charm
Weed】 pemikat di tiap ketel, dan akhirnya 【Fairy
Scales】ku sebagai penutupnya."
Si
Peri Nakal diam-diam memasukkan ke dalam ketel tersebut berbagai item yang dia selinapkan atau hanya
bergerak ke sana ke mari dari tempat lain. Dan pada akhirnya, dia membuat
sayapnya sedikit bergetar saat dia menumpahkan bubuk dari sayapnya itu yang
kemudian bercampur dengan 【Obat
Pemendek Rambut】,
"Dan
yang terakhir, katalis Mandragora betina——"Hei, apa yang sedang kau
lakukan!"——sial, aku ketahuan! Tapi sudah terlambat sekarang!"
Saat
aku lengah, si Peri Nakal memasukkan katalis Mandragora ke dalam setiap ketel.
Dengan
pencengkeram besi di tanganku, aku segera menuju ketel-ketel tersebut.
Katalis-katalisnya
telah masuk dan kekuatan api di bawah ketel itu meningkat dalam sekejap,
diperkuat oleh angin si Peri Nakal.
Cairan
kental di dalam ketel itu mengeluarkan bau menjijikkan saat mulai menggelegak
dan cairan dalam ketel tersebut berubah warnanya menjadi jingga cerah, warna
yang berbeda dari yang dideskripsikan dalam resep.
"Apa,
ini adal——"
Sebelum
aku sempat selesai bicara, isi dari ketel itu meledak.
*puffun*, aku terkena dampak langsung
dari ledakan yang sangat kocak itu dan terjatuh pada bokongku di lantai.
Seluruh tubuhku bermandikan cairan jingga juga asap merah dan merah muda.
Bereaksi
terhadap ledakan di bengkel, Ryui dan Zakuro buru-buru berdiridan menjauh dari
ketel.
"*uhuk* *uhuk*…sial, aku lupa soal Peri
Nakal. Gagal deh, Obat Pemendek Rambutku yang berharga."
Aku
terbatuk-batuk beberapa kali dan melihat cairan jingga yang sedang mendidih
itu. Aku tahu bahwa sesuatu yang lain sedang dibuat dari apa yang semula
kuniatkan. Dengan ledakan itu, apinya menghilang dan proses mendidih kedua
ketel itu mereda.
"Dasar,
bahan-bahan yang mahal itu jadi hancur…hmmm?!"
Apa
yang harus kulakukan adalah membersihkan ini. Aku mencoba menggaruk kepalaku
dan menyadarinya. Tidak, tidak mungkin, pikirku, tapi aku bangkit berdiri.
"Baiklah.
Entah kenapa, pandanganku jadi merendah, atau tepatnya, kaki tanganku
memendek…"
Aku
menyadari sesuatu yang tidak ingin kusadari dan wajahku pun memucat.
"A-APA
INIIIIIII?!:
Saat
itulah si pelakunya, si Peri nakal, muncul di hadapanku.
"Fufufu!
Bagaimana! Efek dari obat mujarab rahasia yang diturunkan pada para Peri
Nakal."
"O-obat
rahasia?!"
"Ya,
semua orang pernah memikirkannya setidaknya sekali. 'Aku tidak ingin menjadi
orang dewasa', 'Aku ingin menjadi anak-anak selamanya'. Inilah Eliksir
Neverland yang memenuhi semua keinginan tersebut! Ini adalah 【Obat
Pemalsu Umur】!"
"A-apa
katamuu!"
Aku
memastikannya dengan menyentuh sekujur tubuhku. Tinggi badanku kembali ke usia
sepuluh tahun, penampilanku juga sepertinya menjadi lebih muda.
Seandainya
rambutku pun ikut memendek, tapi itu tetap panjang.
"Hei!
Apa ada caranya untuk kembali?! Ada tidak?!"
Aku
menyambar si peri yang berekspresi puas dengan dirinya sendiri itu dengan
tangan kecilku dan mencoba memaksanya untuk memberitahukanku cara untuk kembali
menjadi normal.
"
Ber〜hen〜ti, aku
mual〜"
"Ah,
maaf."
Karena
aku begitu cemas, aku mengguncang kuat-kuat si Peri Nakal. Matanya
berputar-putar dan dia terkulai lemas di telapak tanganku.
"Kau
akan kembali normal setelah efek obatnya menghilang, jadi tunggu saja sampai
saat itu."
"Benar-benar
tidak masalah? Atau mungkin ada resep untuk mengembalikanku——"
Saat
aku membuka menu dan memeriksa
resepnya, memang ada tambahan resep 【Obat
Pemalsu Umur】, tapi tidak ada resep
dengan efek sebaliknya.
"Aku
ingin obat kebalikannya! Resep yang mengubahmu menjadi orang dewasa!"
"Memang
ada, tapi kau tidak punya cukup Rumput Pengubah Myurel, 'kan?"
Dikatakan
begitu, aku memastikan bahan yang tersimpan dalam kotak. Meskipun ada sedikit
yang tersisa, tidaklah cukup untuk membuat ulang obat.
"…Aku
kehabisan ide."
Saat
aku duduk di lantai dengan perasaan tertekan, Zakuro mendatangiku dan menjilati
ujung-ujung jariku seakan sedang menyemangati untuk menghiburku.
Setelah
menatap linglung sekeliling, aku teringat bahwa aku harus bersih-bersih setelah
ledakan barusan dan perlahan berdiri.
Cairan
hasil endapan yang tersisa di ketel——awalnya itu adalah 【Obat
Pemendek Rambut】,
sekarang berubah menjadi 【Obat
Pemalsu Umur】 yang berwarna merah. Di
sisi lain, 【Obat Pemanjang Rambut】
yang menggunakan Mandragora jantan sebagai katalisnya tidak diutak-atik, jadi
meskipun tumpah, obat ini selesai.
Pada
akhirnya, aku mendapat tiga 【Obat
Pemalsu Umur】 dan lima 【Obat
Penumbuh Rambut】.
Setelah
aku selesai berbenah, aku menghela napas dan menyadari.
Bahkan
setelah waktu penalti kematian telah lewat, mungkin karena aku berubah menjadi
anak kecil, semua statsku menurun. Kaki tanganku memendek, pandanganku menjadi
lebih rendah dan aku kadang-kadang tersandung.
Karena
aku menjadi tidak berdaya, tidak ada yang bisa kulakukan.
"Apa
yang kulakukan? Apa yang harus kulakukan?"
"Yun-oneechan!
Aku datang, apa kau di sini?"
"Geh,
Myu."
Aku
dengan takut-takut membuka sedikit pintu yang terhubung dengan toko dan
memastikan apa yang sedang terjadi.
"Myu-san,
kau akan membuat masalah kalau bicara terlalu keras."
"Maaf,
Luka-chan."
"Hei,
aku sama Rirei mau ngisi ulang MP Potion. Kalian mau beli apa, Hino,
Toutobi?"
"Hmm,
aku akan membeli High Potion dan roti lapis. Juga, Boost Tablet dan Enchant
Stone."
"…sama."
"Oke,
udah diputusin, ya."
Party Myu
datang berkunjung dan semua orang membeli apapun yang mereka perlukan dari
Kyouko-san si NPC.
Aku
membayangkan apa yang akan terjadi kalau aku ketahuan saat ini dan memutuskan
untuk berpura-pura tidak ada di sini.
"Tidak
apa-apa. Selama aku tetap diam, mereka akan per——"Ya, aku di sini! Masuk
saja." …"
Aku
melihat ke arah suara tersebut muncul. Si Peri Nakal menyengir lebar melihat
kenakalannya berhasil. Dia memanipulasi angin untuk meniru suaraku, memanggil
Myu datang.
Kenapa,
dia benar-benar tingkat keterampilan yang tinggi, jadi kenapa dia malah
menggunakan untuk melakukan kenakalan! Peri sialan ini!
"Baiklah!
Kita dapat izin dari Onee-chan! Ayo masuk!"
"Dasar,
Myu-san, kau ini…"
"Ini
gawat, benar-benar gawat! Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan kalau
menemukanku!"
"Mhh,
mhhhh!"
Aku
menangkap si peri supaya dia tidak melakukan kejahilan lainnya dan menutup
mulutnya dengan tanganku.
Ryu
menyadari Myu dan yang lainnya datang dan menyembunyikan dirinya dengan ilusi.
Zakuro dan si Peri Nakal memasuki lenganku.
"Aku
harus bersembunyi di suatu tempat! Tempat untuk sembunyi!"
Di
bengkel yang tertata rapi ini, tidak ada tempat untuk bersembunyi selain di
bawah meja.
"Aku
akan kabur lewat jendela! Sial, sedikit terlalu tinggi?!"
Karena
aku menyusut, aku tidak bisa melarikan diri lewat jendela yang berguna sebagai
sumber penerangan dan ventilasi. Terlalu terlambat untuk kabur menggunakan
kursi atau meja.
"Apa
tidak ada sesuatu, sesuatu…itu dia!"
Aku
memanfaatkan benda yang menarik perhatianku untuk bersembunyi.
Segera
setelah aku selesai bersembunyi, Myu membuka pintu dan memasuki bengkel.
Sepertinya aku benar-benar nyaris tepat waktu untuk bersembunyi.
"Eh?
Aneeeh. Aku yakin mendengar suara Onee-chan barusan."
"Ya,
aku mendengarnya juga."
Myu
menelengkan kepalanya, kebingungan, dan melihat Lucato.
Kemudian,
Kohaku dan Rirei dengan yang lainnya mengintip ke dalam bengkel.
"Eh,
apa? Yun-san nggak ada di sini? Apa dia balik ke dunia nyata atau semacamnya,
gitu?"
"Fufufu,
kalau begitu, bukankah dia akan kembali kalau kita menunggunya sebentar?"
Saat
Rirei berujar begitu, yang lainnya berkata "itu benar" menyetujuinya
dan duduk di dalam.
Karena
mampir di bengkel seorang crafter
adalah hal yang tidak biasa, semua orang melihat-lihat dengan penuh minat.
Aku
terus bersembunyi sementara berdoa semoga mereka pergi secepatnya dari bengkel.
"Mhhh!
MMmhhh?!"
"Di-diam."
Meskipun
si Peri Nakal mencoba mengeleng-gelengkan kepalanya dan meloloskan diri dari
tanganku, tapi kalau aku membiarkannya berbuat begitu maka aku akan ketahuan.
Kemudian,
Myu dan yang lainnya yang melihat-lihat segala sesuatu di dalam bengkel tanpa menyentuhnya,
perlahan mendekati tempatku berada.
"Jadi
equipmentnya ditaruh di sini."
"…kau
benar. Karena Yun-san tidak mempunyai Sense 【Smithing】,
itu pasti item drop dari para player."
"Bukannya
itu hanya dipersiapkan untuk menjadi batangan logam? Juga, beberapa mungkin
untuk menghias toko. Yang satu ini equipment
unik dari raid quest bagaimanapun
juga."
Sambil
berkata begitu, Myu menatap lekat-lekat tempatku bersembunyi.
Tempatku
persembunyianku adalah di dalam armor yang kukeluarkan untuk dirapikan. Aku
meraih Zakuro dan si Peri Nakal ke dalam, menutupi tubuh menyusutku dengan itu
untuk bersembunyi.
"Hmm.
Sepertinya Onee-chan tidak kembali, ayo pergi saja untuk hari ini."
Myu
berkata begitu dan mulai berjalan menuju pintu bengkel. Yess! Aku tidak
ketahuan. Begitu aku berpikir demikian——*hachuu*.
Sebuah suara dapat terdengar.
"Hm?
Bersin?"
Di
saat genting, tak diduga Zakuro malah bersin. Serangan yang mustahil dari
keberadaan yang berbeda membuat pikiranku kosong.
Myu
dengan akurat menentukan sumber suara tersebut dan bergerak ke depan armor,
lalu melepaskan pengikatnya.
Saat
armor tersebut roboh ke lantai, sosok kami pun tersingkap.
"…ah."
Seseorang
bergumam begitu. Tidak, mungkin sebenarnya aku. Begitu mataku bertemu dengan
tatapan Myu, aku menyerah untuk kabur.
"Kyahhhhhh
Onee-chan, apa-apaan penampilanmu itu?!"
Myu
yang menatapiku bersuara melengking dan memelukku erat-erat dari depan. Dia
menghimpit Zakuro dan si Peri Nakal di antara kami dan dengan cepat menyadari
bahwa kami kesakitan lalu menjauh sedikit, tapi kedua tangannya yang ada di
bahuku sama sekali tidak pergi.
"Kenapa?!
Kenapa ini?! Kenapa kau jadi kecil sekali?! Imutnya! Yun-oneechan!"
"UWahh?!
Hentikaaaann!"
Dengan
begitu hebohnya, Myu meletakkan tangannya di pinggangku dan dengan ringannya
mengangkat tubuhku yang menyusut, menarikku keluar dari tumpukan armor. Bahkan
dengan tubuhnya yang meyusut, equipment
dasarku secara otomatis menyesuaikan ukurannya dengan ukuran tubuhku, jadi aku
tidak perlu cemas celana pendekku merosot, tapi diangkat seperti ini amat
sangat menakutkan.
"Myu-san,
Yun-san ketakutan."
"Haa,
oh benar! Kenapa kau mencoba menyembunyikan sesuatu yang semenarik ini?!
Onee-chan!"
"Kaulah
alasannya!"
Aku
memekik, menukasnya.
·
Setelah
itu, Myu dan yang lainnya ingin penjelasan yang lebih mendetil, jadi aku
didudukkan pada sebuah kursi di mana kakiku tidak mencapai lantai.
Pada
saat yang sama, Myu memelukku dari belakang, benar-benar memperlakukan aku
seperti anak kecil.
Si
Peri Nakal telah terlepas dan dia duduk di meja, mengayun-ayunkan kakinya
dengan bebas dan Zakuro berdiam di lenganku. Dia menjadi kaku karena tegang
melihat orang sebanyak ini. Dan Ryui masih menggunakan ilusinya untuk
bersembunyi.
Sudah
jelas, dilihat dari depan, Myu, aku dan Zakuro pasti terlihat seperti susunan
dari ukuran besar, sedang dan kecil.
"Huwaaaah, pelukan yang membuat nyaman.
Kekenyalan kulit anak kecil, aroma susu yang manis, rambut yang halus. Kenapa
kau membuatku begitu terpesona, Onee-chan! Bukan, Yun-chan!"
"Kenapa
kau malah mengganti kalimatmu? Lagipula, aku tidak mempesonamu! Lepaskan,
Myu!"
"Tidak!
Kau manis sekali. Aku adalah anak yang paling bungsu, jadi aku ingin punya adik
laki-laki atau adik perempuan, kau tahu~. Pipi seempuk ini, menyebarkan status 【Charm】
ke mana-mana, dasar anak nakal!"
"Berhenti
mempermainkanku!"
Aku
mencoba mendorong wajah Myu menjauh, dan meskipun aku menolaknya, semua orang
menatapku seakan ekspresi menentangku pastinya dianggap sebagai amukan gadis
kecil yang nakal.
Tetap
saja, mungkin karena perbedaan besar dalam fisik dan stats, aku bahkan tidak
bisa menolaknya dengan baik.
"Umm…jadi
ini Yun-san, ya. Sepertinya begitu dilihat dari pakaiannya, tapi, kenapa ini
bisa terjadi?"
"Memang
benar ini aku. Peri Nakalku telah mengubah obat yang sedang kubuat menjadi
sesuatu yang lain karena iseng."
Mendengar
kata-kata Lucato, aku menghela napas dan menatapi rambut panjang hitamku.
Seharusnya, saat ini rambutku seharusnya memendek karena 【Obat
Pemendek Rambut】.
Pelakunya, si Peri Nakal, sekarang sedang terbang ke sana ke mari, tertawa.
"Yun-oneechan,
kau jadi imut sekali."
"Aku
tidak imut!"
Aku
mencoba meliukkan tubuhku untuk meloloskan diri dari Myu yang sedang mengelus
kepalaku, tapi karena tangannya memelukku di perut, aku tidak bisa kabur.
Melihatku yang tidak bisa sekuat tenaga menolaknya saat dia menatapku dengan
senyum menyebalkan, aku menyadari bahwa aku benar-benar memanjakan adikku.
"Ini
tidak bagus. Sangat tidak bagus."
"…Rirei?"
Rirei
bergumam pelan. Dia gemetar marah terhadap gadis yang berwajah tenang karena
perubahanku menjadi seorang gadis kecil. Melihatnya mengucapkan kata-kata
mengasihaniku dalam situasi ini, aku merasa ingin menangis kalah.
"Memang
benar, Yun-san itu cantik. Karena itu, pakaiannya sesuai dengannya. Tapi
sekarang, dia adalah gadis kecil yang imut! Dengan begitu, dia tidak bagus
dalam pakaian berwarna gelap. Jadi, ganti."
"Kamu
ini, ngomong apa sih di depan kesialan orang lain. Tapi, emang nggak cocok,
sih. Kita pakein pita aja?"
Kohaku
menukas dengan tercengang, tapi dia dengan santainya bergabung dengan Rirei,
mengeluarkan sehelai pita dan sisir. Myu yang menerimanya mulai memuntir-muntir
rambutku dengan senang.
"Haa,
lakukan saja sesukamu."
"Kalau
begitu, aku akan mendandanimu karena kamu sudah bilang setuju."
Saat
aku mendongak, dia telah mengganti gaya rambutku menjadi berbagai macam gaya
dengan senyum lebar.
Kuncir
kuda, kepang, dicepol, disisir ke atas lalu dililit kepangan. Menaruh rambutku
ke dahi, mengikatnya dengan pita di atas kepalaku, mengubah posisi jatuhnya
rambutku. Dia benar-benar menikmati menata rambutku dengan ide yang terpikir
olehnya. Sementara itu, semangatku sudah terkikis habis dan aku pun dengan hal
tersebut.
"Hei,
hei."
"…apa?"
Karena
aku tidak bisa menyembunyikan suasana hatiku yang jengkel, Myu pun meminta
sesuatu.
"Jangan
terlalu marah. Seperti ini, tersenyumlah."
"Haa,
lepaskan saja aku."
"Ehh~,
tidak masalah 'kan. Sebentar saja."
"Dasar…"
Aku
menghela napas, menurunkan wajahku dan menenangkan diri.
Dan,
saat aku mengangkat kepalaku lagi, aku menyunggingkan senyum sempurna dan
menelengkan kepalaku sebagai bonus.
Kemudian,
setelah keheningan sesaat——
"…bhaa?!"
"R-Rirei!"
Mendadak,
Rirei ambruk dan Kohaku menopangnya dengan terburu-buru.
"Fufufu,
menggodaku? Atau mungkin mengundangku? Mendapatkan senyuman lebar seorang gadis
polos yang ditujukan padaku adalah sebuah hadiah yang besar, ya 'kan."
Ditopang
Kohaku, Rirei memperlihatkan ekspresi gembira luar biasa.
"Aww,
seperti yang kuduga, Yun-oneechan. Aku akan membawamu pulang ke rumah seperti
ini!"
"Ditolak!"
"Kyuu~"
Aku
berhenti tersenyum dan bersama-sama dengan Zakuro di lenganku, kami memprotes.
Karena Rirei dan Myu menghancurkan suasana di tempat ini, keadaannya jadi
sedikit membuat canggung.
Untuk
mengubahnya, aku mengalihkan pembicaraan.
"Hei,
ngomong-ngomong, kenapa semuanya datang ke 【Atelier】?"
"Eh,
ooh, itu benar."
Awalnya
tidak dapat mengerti maksud perkataanku, kebingungan, Lucato pun panik. Kupikir
itu sedikit manis, pada saat yang sama aku memastikan itu, dia lupa segalanya
dalam situasi ini.
"Kami
hanya mengisi ulang item di
pertengahan Quest Peri."
"A-aku
mengerti."
Terhadap
jawaban yang tidak diduga biasa saja ini, aku kekurangan kata-kata untuk
meresponnya.
Itu
benar. Sebuah party yang ahli tidak
akan terbantai sebelah pihak sepertiku. Aku bergumam dalam hati dan mengelus
Zakuro di lenganku.
"Mereka
semua lemah dan membosankan! Aku ingin melawan musuh yang lebih kuat! Aku
penasaran apakah ada orang yang mendapatkan lawan seperti itu."
"…tidak
masalah menyelesaikan quest ini
dengan mudah, tapi memang rasanya sedikit kecewa."
Itulah
yang Myu katakan, sambil menaruh dagunya di atas kepalaku, dan Lucato yang
berhadap mendapatkan tantangan yang lebih tangguh selama quest.
"Yah,
aku tidak masalah kalau ini mudah. Meskipun monsternya jadi lebih kuat, karena
kecocokan mereka normal, mereka tidak sekuat itu."
Hino
sendiri merasa senang karena ini mudah dan berbicara sambil merenggangkan
tubuhnya.
"Kalau
begitu, aku jadi yakin untuk meminta bantuan kalian dengan bagianku."
"Seberapa
jauh kemajuanmu, Onee-chan?"
"Aku
token yang keempat, Hobgoblin."
Saat
aku menjawab begitu, warna di mata party
Myur berubah.
"Onee-chan!
Kami akan membantu! Semakin kuat musuhnya, semakin bagus EXP-nya! Aku ingin
lawan yang tangguh!"
Myu
mengayunkan tinjunya sambil berkata demikian.
"Kalau
begitu aku akan keluar dari party kali
ini. Tidak masalah, 'kan?"
Karena
party memiliki batas paling banyak
enam orang, untuk membantuku dalam quest
ini berarti satu orang harus meninggalkan party
Myu. Kali ini, Hino mengajukan diri untuk melakukannya.
"Nah,
kalau aku menyerang musuh, aku akan mengumpulkan terlalu banyak kebencian jadi
akan sulit untuk mengendalikannya. Karena itulah, aku hanya akan mengawasi dari
belakang."
"Baiklah!
Kalau begitu, sudah cukup bicaranya!"
Myu
dan yang lainnya mengabaikanku dan melanjutkan pembicaraan.
Segera
sesudah itu, aku menerima undangan untuk masuk party dari Myu dan pada saat yang sama aku menerimanya, dia
membawaku keluar dari 【Atelier】
sambil berkata "Ini dia!"
"Myu!
Tunggu sampai efek obatnya habis!"
"Tidak
akan! Sekarang, ayo pergi perinya Yun-oneechan. Pandu kami."
"Serahkan
padaku! Ke sini!"
"Da-dasar
pengkhianat! H-hei, uwahh?! Berhenti, turunkan aku!"
Aku
didudukkan di bahu Myu.
Aku
mencoba untuk berkutat melepaskan diri, tapi pahaku ditahan kuat-kuat. Aku
hanya bisa menggerakkan lutut dan kaki bagian bawahku. Aku juga mencoba menolak
dengan memukul punggung Myu dengan satu tanganku, tapi dia bergeming karena
stats-ku yang direndahkan.
"Turunkan
aku! Orang-orang melihat! Jangan menggendongku seperti ini!"
"Haa
haa, pemandangan seorang gadis kecil memukul-mukulkan kaki dan tangannya."
"Udah,
ah. Kita bakalan bertarung ngelawan Thorn Token yang katanya kuat."
Rirei
diperingatkan Kohaku. Tapi daripada begitu, aku lebih suka dia melakukan
sesuatu tentang Myu yang menggendongku dengan cara yang memalukan ini.
"…itu
cukup…imut."
"Bagaimana
mengatakannya, ya? Ini pemandangan yang menyenangkan."
Wahai
Toutobi dan Lucato. Ini hanya menyenangkan bagi orang-orang yang melihat,
orangnya sendiri harus menahan diri di hadapan orang banyak di sini!
Aku
memeluk Zakuro lebih erat dan menunduk.
Aku
penasaran apakah ini semenarik itu, karena semua peri party Myu muncul bersamaan.
Dalam
sebuah party yang penuh dengan para
gadis, salah satu dari mereka menggendongku dengan riangnya. Di sekelilingnya,
bisa terlihat bahwa para peri menari dengan senangnya.
Penyebaran
berita kejadian ini dan meningkatnya para orang mesum di message board tertentu, adalah sebuah kisah untuk lain waktu.
·
Pada
akhirnya, 【Obat Pemalsu Umur】
tidak menunjukkan tanda-tanda akan habis dan dengan diriku yang masih seperti
gadis kecil, kami telah sampai di tempat Hobgoblin Thorn berada.
"Kau
siap?"
"Tidak
juga. Aku tidak membawa apapun."
Saat
Lucato bicara padaku untuk memastikan, aku hanya bisa menanggapi begitu.
Senjata
yang kugunakan saat menghadapinya beberapa jam yang lalu sedang ditinggalkan di
Lyly dan diperbaiki. Aku tidak ada cara untuk menyerang, jadi untuk
menghindarkan diri dari rasa gelisah, aku pergi ke bagian belakang bersama Ryui
dan Zakuro.
"Oohhhh,
jadi itu Hobgoblin yang berubah menjadi monster super. Kelihatannya kuat."
Di
depan kami, Demon tersebut berdiri dengan penuh semangat. Seperti yang diduga,
tentu saja dia akan menyadari kehadiran kami kalau kami mendatanginya dari
depan.
"Baiklah
kalau begitu, Luka-chan, Tobi-chan! Ayo!"
"Ya.
Serahkan bagian depan padaku."
"Ayo
selesaikan dengan serangan cepat."
Berpencar!
Dengan instruksi dari Lucato, Myu dan Toutobi menuju ke sebelah kiri dan kanan,
meninggalkan Lucato yang mengangkat bastard
swordnya di depan.
Tongkat
pemukul berduri Demon dan bastard sword
berbenturan, kemudian memanfaatkan hentakan serangan mereka, keduanya
melancarkan serangan berikutnya.
Sebuah
tebasan setengah melingkar. Alih-alih menahan hentakan balik, Lucato
memanfaatkannya untuk mengirimkan serangan beruntung dengan menebas sambil
bertumpu pada kakinya sebagai poros dan memutar tubuhnya.
Itu
adalah sebuah aksi yang membuatnya dalam keadaan terbuka tanpa pertahanan dalam
PVP, tapi cara yang efektid dalam bertarung melawan monster yang lamban.
Saat
dia secara paksa mengubah arah lintasan tongkat pemukul berduri Demon, Myu dan
Toutobi secara bergantian datang mendekati monster tersebut dan melancarkan
sejumlah kecil luka.
"Ini
adalah Thorn Token terakhir jadi memiliki pertahanan yang cukup tinggi."
"Kamu
bener. Yah, titik kelemahannya lumayan tinggi jadi bakalan susah untuk
kena."
Kohaku
setuju dengan gumamanku.
Dan
anggota garis pertahanan belakang yang lain——
"Haa, haa, fufufu, bersama-sama dengan
seorang gadis kecil. Dengan gadis kecil?"
Saat
Rirei perlahan mendekatiku, Hino yang berada di luar party kali ini menahannya pada bagian tengkuk leher.
Aku
merasakan krisis yang sebenarnya mendekat dan berdoa ini segera berakhir dan
Myu kembali sesegera mungkin.
"Kalau
begitu, ayo lakukan supaya ini cepat selesai. 《Zone
Enchant》 ——Attack!"
Menggabungkan
enchant dengan skill 【Sky
Eyes】 tipe zona, aku memasangkan zone enchant pada tiga orang di saat
yang bersamaan.
"Demi
bermesraan dengan seorang gadis kecil setelah ini—— 《Fire Shot》!"
"Ya
udah deh, aku juga nyoba nyerang. —— 《Quick
Blast》!"
Bersamaan
dengan kata-kata yang mengganggu, meskipun sihir api Rirei dan sihir angin
Kohaku diarahkan melewati bagian atas kepala Lucato, sebuah dinding duri muncul
memisahkan penyerang garis depan dari garis belakang dengan memblokade sihir
tersebut.
"Seperti
yang kupikirkan, musuh semakin diperkuat di setiap tahapan. Dalam berbagai cara
juga."
Tidak
terkejut dengan kemunculan dinding duri tersebut, melepaskan sihir dengan acuh
tak acuh, Kohaku menyesuaikan posisi kacamatanya.
Karena
mereka terus menembakkan sihir tanpa henti, MP Rirei dan Kohaku berkurang
dengan sangat cepat, jadi aku mengisi ulang MP mereka dengan potion sementara mereka lanjut
menghancurkan dinding itu.
"Peri-peri,
sekarang giliran kalian! Dinding itu, lakukan sesuatu dengan itu!"
"
" "Semuanya, seraaanng‼" " "
Menanggapi
perkataan Kohaku, peri Myu dan yang lainnya muncul dengan serempak dan mulai
menyerang bersamaan, tumpang tindih dan menambahkan serangan Rirei dan Kohaku.
Dibandingkan
dengan Peri Nakalku, peri-peri ini memiliki kekuatan serangan yang lumayan.
Kekuatan serangan mereka yang cukup kuat untuk membuatku berpikir dapat
mengalahkan seekor Thorn Token lemah, terus menghancurkan dinding duri
tersebut.
Dan,
akhirnya kami dapat melihat penyerang garis depan melewati dinding duri itu,
tapi tidak ada cedera fatal yang diderita Demon tersebut.
Kedua
sisi——berada dalam kondisi terkunci.
"Hei,
Kohaku. Kalau aku tidak salah, Myu dan Toutobi mengenai makhluk itu dengan
serangan mereka. Tapi lawan hampir-hampir tidak mendapatkan cedera
apapun."
"Kamu
bener. Setelah dinding duri, sekarang penyembuhan otomatis. Ya ampun, Myu
bakalan bersenang-senang, nih."
Kenapa
kau santai sekali? Aku menelan kata-kata tersebut dan melihat ke depan. Dampak
serangan yang Myu dan lainnya berikan pada Thorn Token, bahkan dengan attack enchant, semuanya disembuhkan
dengan kemampuan penyembuhan otomatis.
"Bukankah
ini malah jadi semakin memburuk?"
Meskipun
Bastard Sword telah terhempas oleh
tongkat berduri, getaran yang dihantarkan lewat pedang itu perlahan mengikis HP
Lucato.
"Luka-chan,
aku akan menyembuhkanmu sekarang. —— 《Large
Heal》!"
Myu
mundur jauh ke belakang dan memulihkan HP Lucato. Kalau begini, semuanya akan berakhir
di jalan buntu. Kemudian, Demon tersebut terlihat mulai beraksi.
"UGOOOoOOooo‼"
Meraung
dan menonjolkan otot-ototnya, Demon tersebut membuat tegangan listrik hitam dan
putih di antara tanduk melengkungnya berkilau terang benderang, membuat
pandangan kami memutih.
"Sial‼
Mataku…"
"Rirei,
pertahanan. —— 《Wind
Seal》."
"Fufufu,
aku tahu—— 《Flame Wall》"
Kelebihan
dari 【Sky Eyes】-ku,
penglihatan luar biasaku itu menyebabkan bencana, membuatku tidak dapat melihat
setelah cahaya menyilaukan tersebut. Juga, rasa sakit yang tumpul membuatku
berjongkok di tempat, tapi seseorang telah menopangku dari belakang.
"Yun-chan,
kau tidak apa-apa?"
"Suara
ini? Hino? Bagaimana situasinya? Ngomong-ngomong, jangan seenaknya menambahkan –chan!"
Tehee,
aku mendengar tawa Hino, tapi kemudian dia menjelaskan padaku yang saat ini
sedang buta.
"Sekarang,
Rirei dan Kohaku, juga Ryui sedang bertahan dari serangan."
Dinding
api Rirei dan pelindung dari Kohaku. Juga, sepertinya perisai bundar air Ryui
telah melindungi kami, penyerang garis belakang.
Saat
aku mencoba untuk melihat ke depan dengan penglihatanku yang buram, tongkat
berduri Demon menembakkan serangan biji-biji yang menghujani kami. Mereka
bertiga telah melindungi kami dari serangan itu dengan sempurna.
Aku
perlahan memulihkan penglihatanku, dan di antara biji-biji yang menghujani
kami, aku melihat sosok Myu dan Lucato.
"Yun-san,
seperti yang diduga, terus melancarkan sihir pertahanan tidaklah bagus pada MP.
Tolong potion-nya."
"Ba-baik."
Sekali
lagi aku menggunakan MP Potion pada Kohaku dan Rirei, kemudian melihat ke
sekitar.
Lucato
berdiri di depan, Myu menggunakan sihir dari belakang.
Meskipun
perisai cahaya Myu menahan biji-biji itu, karena ada beberapa yang menembus
pertahanan, Lucato memblokirnya dengan Bastard
Sword.
Sementara
Myu dan Lucato meminimalisir dampak serangan sebisa mungkin, aku tidak bisa
melihat sosok Toutobi.
"Tidak
mungkin, apa dia kalah?"
Mungkin,
saat aku buta, Toutobi mendapat serangan tembakan dari jarak dekat ataua
serangan langsung dari tongkat berduri itu dan kalah. Kalau begitu, aku harus
segera menemukan sosoknya secepat mungkin dan menggunakan Obat Pembangkit.
Sementara pikiran tersebut melintas di benakku, Myu berteriak.
"Kita
sudah mendapatkan semua informasi tentang monster kuat ini! Kita juga
mendapatkan tindakan balasan untuk serangan ini! Tobi-chan!"
"…Aku
pergi! ——《Shadow Dive》
lepaskan"!
Selama
masa jeda badai biji-bijian, Myu memberi sebuah tanda dan kemudian suara
Toutobi menggema.
Aku
melihat sekeliling untuk menemukannya. Dia bersembunyi di tempat yang tidak
terduga.
"——
《Neck Hunt》!"
Mendadak,
Toutobi yang muncul di belakang Demon pun menebas, menghamburkan bunga mawar di
leher Demon. Mendapat cedera setelah terkena serangan di titik kelemahannya,
monster tersebut berbalik dan mengayunkan tongkat pemukul berduri pada Toutobi.
Menanggapi, dia——
"——《Misdirection》 《Backstab》!"
Tongkat
berduri yang diayunkan itu menggores pinggang Toutobi dan dalam sekejap, dia
bergerak ke belakang Demon. Dia menyayat bagian belakang lutut Demon dengan
belati dan membuatnya terjatuh berlutut.
"Fufufu,
ikat dia —— 《Flare Band》."
Seutas
api yang diciptakan Rirei melilit tubuh Demon. Meskipun makhluk itu mencoba
untuk melepaskan diri dari belitan ikatan api yang longgar, semakin dia mencoba
untuk bergerak, semakin tali itu membakarnya dan perlahan mengikatnya dengan
erat.
"Pertama-tama,
potong tanduk-tanduk yang mengganggu! ——《Shock
Impact》!"
Tebasan
Lucato mengenai tanduk-tanduk Demon sementara makhluk itu terikat dan
mematahkan keduanya.
"UGAAaaaaaaaa‼"
Meskipun
Demon itu meraung karena tanduknya dipatahkan, tapi semakin dia mengamuk maka
tali api itu semakin kencang. Dan sementara tali api tersebut menahan
pergerakannya, para rekanku terus menyerang si Demon.
"Aku
akan memberimu hadiah balasan juga. —— 《Sol
Ray》!"
Myu
yang melancarkan sihir pertahanan dari belakang Lucato melepaskan seberkas
cahaya terang, yang menembus bahu kanan Demon dan bunga mawar di atasnya,
membuatnya berlubang.
Dengan
menghancurkan kelemahan dan bagian-bagian ciri khasnya, dampak serangan yang
diberikan pada Demon pun meningkat saat itu juga.
"Kohaku,
sudah hampir waktunya ikatanku berakhir."
"Kalau
gitu, serahkan padaku! Yun-chan, enchant."
"Kohaku
juga menambahkan –chan?! 《Enchant》 ——
Intelligence!"
Sekalipun
aku menukas, aku memberikan enchant
peningkat serangan sihir pada Kohaku.
Menerima
enchant INT, Kohaku mengangguk sambil
tersenyum. Aku tidak tahu apakah dia berterima kasih karena aku merespon
candaannya atau karena enchantnya.
"Akan
kuhancurin mukamu itu sebisa mungkin! —— 《Aero
Canon》!"
Kohaku
mengembangkan kipasnya dan seakan sedang mengipas, dia menembakkan sebuah
peluru tak terlihat.
Pada
saat yang sama, ikatan Rirei menghilang saat serangan itu mendarat tepat di wajah
Demon.
Tubuh
tinggi berotot Demon melengkung ke belakang dan terjatuh. Dia mendapat cedera
parah di wajah dan kepalanya. Mawar yang ada di mata kiri Demon berserakan saat
terkena peluru tak terlihat itu. Dan yang terakhir adalah mawar yang mekar di dada
kirinya.
"…inilah
akhirnya. —— 《Heart Piercer》!"
Toutobi
berdiri di bagian tubuh atas Demon yang tumbang dan memicu sebuah art. Art
pada jarak yang hampir nol itu menikam dada kirinya.
Pergelangan
tangan gadis itu berputar saat dia menghujamkannya seakan melubanginya. Bereaksi
terhadap hal itu, mawar di dada Demon bertebaran dan jantung yang berada di
baliknya pun tertusuk dan hancur.
Serangan
itu telah menjadi faktor penentu. Tubuh Demon menjadi kaku untuk sejenak,
kemudian melengkung dan kehilangan kekuatan.
·
Pada
saat yang sama ketika Thorn Token keempat kalah, para peri memekik kegirangan.
"Kalian
berhasil! Kita sekarang selangkah lebih dekat ke Desa Peri!"
Si
Peri Nakal menempel ke wajahku, tapi ada sesuatu yang membuatku penasaran dan
mengalihkan perhatianku.
"Yun-chan,
ada apa?"
"Jadi
kau masih menambahkan –chan. Hentikan
itu. Dan lebih penting lagi, kenapa Toutobi tidak terluka sedikit pun?"
Aku
ingin tahu alasannya. Di tengah-tengah serangan tembakan beruntun yang luar
biasa sulit untuk dihindari itu, dia muncul dari balik Demon sama sekali tanpa
luka.
"Ah,
itu. Hmm, Toutobi? Apakah kau akan menjelaskannya pada Yun-chan?"
Kemungkinan
besar itu adalah salah satu jurus rahasianya. Kohaku tidak bisa menjelaskannya
tanpa izin, jadi dia menanyakannya pada Toutobi begitu dia kembali.
"…karena
ini Yun-san, kau tidak akan menyebarkan informasinya. Itu adalah efek dari skill
menghindar darurat Sense【Concealment】-ku,
《Shadow Dive》."
""《Shadow Dive》?
Maksudmu kau menyelam ke dalam bayangan?!"
Sebuah
skill yang memampukan diri untuk masuk ke dalam ruang bayangan sudah pasti
memiliki tingkat kegunaan tinggi yang tidak hanya untuk menghindar.
"…memang
benar ini hebat, tapi memiliki batasan. Selama dalam 《Shadow Dive》,
sejumlah besar MP dihabiskan. Dan, di atas semuanya itu, skill ini tidak bisa
digunakan di tempat yang tidak ada bayangannya.'
Normalnya,
bayangan kebanyakan ada di dalam gua-gua dan hutan, begitu juga di bawah
monster-monster bertubuh besar. Ada juga kombinasi dengan sihir kegelapan.
Kali
ini dia bersembunyi di dalam bayangan Demon begitu makhluk itu melepaskan
cahaya terang benderang dan terus bersembunyi.
"Hee,
ada banyak skill yang tidak kutahu."
Selain
itu, skill yang membuat tongkat berduri kehilangan arah targetnya, 《Misdirection》
adalah sebuah skill menghindar yang mengubah target serangan lawan. 《Neck Hunt》 dan
《Heart Piercer》
adalah Art tipe belati yang mendapat
tingkat koreksi tinggi terhadap serangan dan tingkat kritikal saat digunakan
pada lokasi tertentu.
Dalam
sebuah build yang menggunakan beragam
skill dan art, combo adalah pesona
sejatinya.
"Seperti
yang kupikirkan, aku sebaiknya memeriksa karakteristik dari berbagai skill dan art , ya."
Untuk
art dan skill khusus, aku membaca
tentang kedua hal itu saat aku menaikkan Sense 【Linguistic】-ku
dari buku-buku yang ada di perpustakaan, tapi untuk Sense yang lebih tinggi, semua
informasi yang bisa kupelajari berasal dari orang-orang yang menggunakannya.
"Fufufu,
kalau begitu, mau kuajari? Aku akan melakukannya dengan perlahan dan
sabar."
"Tidak!
Aku baik-baik saja!"
Sebelum
aku menyadarinya, Rirei berdiri di belakangku dan berbisik dengan suara
mendesah. Aku mengambil jarak dan menolak dengan kekuatan penuh.
Akan
tetapi, di tempat ke mana aku mengarah, Myu sedang bersiap menunggu dan
menangkapku.
"Hei,
Yun-oneechan. Kami sudah membantu quest-mu,
jadi kami ingin hadiah."
"Haa,
a-apa yang kau inginkan…"
"Coba
lihat, apa ya bagusnya?"
Dengan
binar-binar di matanya, Myu berpikir meminta apa padaku.
Sementara
itu, tubuhku yang dirangkul lengan Myu mulai mengeluarkan asap putih.
"Eh?‼
Ini…"
"Yess,
aku kembali normal."
Efek
dari 【Obat Pemalsu Umur】
yang ada padaku pun menghilang dan aku kembali ke penampilanku yang sebenarnya.
Aku memastikan dengan memeriksa wajah dan anggota tubuhku. Sepertinya aku
kembali normal dengan baik.
"Bagus.
Aku benar-benar kembali."
"Cih, padahal aku ingin kau memakai baju
yang imut untuk gadis kecil."
Myu
mengerucutkan bibirnya dan mengeluh. Dia dengan santai mencoba untuk membuat
permintaan yang mengerikan. Benar-benar bagus bahwa aku kembali normal. Aku merasa
lega dari dalam lubuk hatiku.
"Yah,
kali ini kita bisa menaikkan level dengan monster kuat ini, jadi kita anggap
saja kau berhutan satu pada kami?"
Karena
Myu tidak punya permintaan tertentu untukku, maka diputuskan bahwa masalah
hadiah akan ditunda. Semua anggota party-nya
sepakat mengenai hal itu.
Kalau
sampai diketahui bahwa masih ada 【Obat
Pemalsu Umur】 yang tersisa, aku bisa
bayangkan diriku dipaksa memakainya dan dipermainkan, jadi aku tetap diam tentang
sejumlah obat yang tersisa dan resepnya.
——【Quest Terbatas: Selamatkan Desa
Peri 2/4】——
Lewati
Lingkaran Peri dan menuju ke Desa Peri.
Akhirnya
aku mencapai tahapan di mana aku bisa memasuki Desa Peri.
Saat
aku memikirkan bahwa ada bos monster kuat yang lebih hebat daripada Thorn
Token, aku merasa bahwa jelas mustahil melakukannya sendirian.
1 Comments
Ada lagi bossnya?
BalasHapusAdakah obat penumbuh umur? Pengen liat Yun versi dewasa
Posting Komentar