BAB 4
(Translater : Hikari)
Bagian 1
—
Little Garden, Area Stage Gerbang Luar Nomor 54545, pintu masuk ke Koridor yang
menunjukkan [Tablet Lautan Bintang].
"—Baiklah.
Rin, apa yang akan kalian lakukan?"
"Apha?"
Rin,
yang sedang duduk di pojok café, dengan pipi yang penuh dengan Golden Yam Egg Tart menghentikan
tangannya yang sedang memegangi salah satu tart tersebut saat dia mendengar
pertanyaan itu. Melihat wajahnya dalam kondisi seperti itu, Percher yang ingin menyelidik
masalah tersebut dengan serius malah hanya bisa menghela napas.
Saat
ini, Percher dan Rin sedang dalam tugas lain yang membuat mereka harus berpisah
dari Jin dan yang lainnya.
Jin,
Sandra dan Yang Mulia sedang pergi ke tempat Koridor Pajangan untuk melakukan
penyelidikan mereka sementara Percher dan Rin menunggu perintah di area pintu
masuk.
Tapi
karena mereka memiliki banyak waktu senggang, mereka memutuskan untuk pergi
mencicipi makanan khas lokal [Salamandra] — kue tart Golden Yam Egg. Sementara dia masuk belum begitu jelas mengenai
motif dari dua orang yang kelihatannya tidak begitu menganggap hal ini serius,
Percher mengumpulkan keberanian untuk mengajukan pertanyaan sekali lagi:
"Aku
sudah mengetahui alasanmu pergi datang ke Kota ini. Jadi katakan padaku. Berapa
lama lagi kau akan bersikap seperti itu?"
"Hoho,
kedengarannya menarik sekali mendengar hal itu darimu. Percher tahu rencana
kami?"
*Wow,
sangat menyeramkan~ Aku benar-benar terkejut!* Rin memperlihatkan senyuman
seperti itu di bibirnya.
Gaya
berbicara itu setelah tertegun sejenak dengan suara beraksen. Itu adalah
kemampuan berbicara wanita muda ini. Melihat betapa waspada lawannya meskipun
dia sudah berusaha untuk mengguncangnya, Percher memutuskan untuk lebih
mendesaknya lagi :
"Biar
kukatakan ini lebih dulu. Semua orang dari [No Name ] akan datang ke Koridor
Pajang. Selama aku bertemu dengan salah satu dari mereka, kemungkinan untuk
diriku sukses melarikan diri bukanlah nol. Serangan licik yang kau rencanakan
untuk [Floor Master] juga akan berakhir gagal. Kemudian, kalian semua juga akan
diusir keluar dari tempat ini, kau tahu?"
Percher
menyunggingkan senyum santai yang tenang.
—
Tentu saja, semua yang dia katakan itu hanyalah informasi buatan tanpa dasar
hanya demi mengguncang Rin meski sedikit. Tapi sedikit yang Percher ketahui
bahwa kebohongannya akan menjadi sebuah kenyataan.
Rin
bersikap seakan-seakan dia sedang berpikir untuk sejenak sebelum tersenyum
jahat.
"Baiklah
kalau begitu, kalau memang sampai jadi seperti itu, kami hanya perlu mengakhiri
rencana kami saat itu."
"Bukankah
begitu? Kalau begitu, kenapa tidak berhenti se…"
"Mhm.
Kurasa sekarang waktunya untuk membunuh Percher-chan kalau begitu."
—
*Syuuut* Sebilah belati tajam sudah
menggores leher Percher.
Sepertinya
itu adalah kendali kekuatan yang luar biasa, ujungnya hanya menggores lapisan
tipis kulit yang menutupi pembuluh arteri yang berdenyut-denyut.
Gerakan
menarik belati dalam sekejap yang kini menekan lehernya ini sangatlah cepat
bahkan menangkap kelengahan Percher meskipun dia begitu waspada sejak
sebelumnya. Hanya sampai rasa perih tersampaikan di kepalanya barulah Percher
menyadari goresan di lehernya yang disebabkan oleh belati Rin.
Dan
tindakan itu menyebabkan Percher membeku dan memucat.
Sementara
itu, Rin dengan santainya mengenyahkan niat membunuh yang dia pancarkan dalam
sekejap beberapa saat yang lalu sambil tertawa nakal.
"Aku
cuma bermain-main denganmu barusan. Aku hanya ingin mengerjaimu sedikit.
Bagaimanapun, Percher-chan tidak cocok untuk negoisasi, jadi tidak perlu
memaksakan dirimu sendiri. Terlebih lagi, kalau kau memang memiliki informasi
yang bisa digunakan sebagai kartu andalan, kau seharusnya tidak
mengibas-ngibaskannya sejak tadi. Kau seharusnya menunggu semua kondisinya
terpenuhi sebelum mengeluarkannya. Kalau kau mengeluarkannya begitu saja
seperti yang kau lakukan sebelumnya, itu tidak akan terlalu berdampak, kau
tahu? … …Tapi, yah, tetap saja adalah laporan palsu darimu."
"…
…Uu‼"
Pada
titik ini, kegelisahan Percher akhirnya mulai mendekati titik kritis.
Dia
telah mempersiapkan mental untuk menciptakan situasi kacau dengan sebuah
pertarungan kalau-kalau semuanya berubah menjadi lebih buruk, tapi sepertinya
itu adalah ide yang benar-benar buruk. Pada dasarnya, dia memang memiliki opini
yang tinggi tentang kekuatan gadis yang terlihat polos ini, tapi dia sedikit
tidak menduga bahwa kekuatan lawan melampaui harapannya yang sebelumnya.
(Perbedaannya terlalu besar. Baik pertarungan
jarak dekat maupun debat… …)
Dia
sudah memasuki jalan buntu dan tidak ada cara lain untuk diambil. Sekalipun ini
adalah satu-satunya kesempatan yang dia punya saat Yang Mulia tidak ada di
sini, Percher masih tidak dapat menemukan jalan keluar dari masalah ini.
Menyadari
kesulitan Percher, Rin memberikan seulas senyuman tanpa pertahanan sambil
menggelengkan kepalanya.
"Ya
ampun, Santai saja. Setidaknya, kami tidak berniat untuk membunuhmu, Percher,
juga tidak ingin menyingkirkan Sandra dan Jin. Bisa dibilang itu akan
berlawanan dengan niat kami."
"…
…Berlawanan?"
Percher
menyipitkan mata sambil memiringkan kepala dengan ragu.
Tatapan
Rin menjadi serius saat dia terkekeh: "Aku sendiri, berharap menjadikan
kalian bertiga menjadi asset yang berharga untuk Komunitas kami."
"Ap…
…Apa?!"
Percher
keceplosan karena terkejut. itu adalah hal yang paling mustahil yang bahkan
tidak terpikir olehnya—jenderal dan bawahan terpercaya musuh ingin merekrut
orang-orang dari pihak mereka?
Tapi
Rin yang salah paham dengan reaksi Percher segera mencondongkan tubuh sampai
hanya ada sekitar tiga inci jauhnya dari hidung Percher.
"Jangan
khawatir, kita bisa diskusikan perlakuan dan keuntungan yang didapat! Kekalahan
Percher-chan juga bisa dimaafkan dan dilupakan. Kami juga akan memberimu Gift
[Si Peniup Suling Dari Hamelin] lainnya! Masa-masa perburuan penyihir juga
sangat dekat dengan masa ketika Percher-chan muncul. Kurasa kau mungkin akan
cocok dengan Orsola, kau tahu~ Kalau kau mengembalikan setengah bagian lainnya
dari [Mata Maut Balor], kami mungkin saja membiarkanmu muncul kembali sebagai
Raja Iblis Maut Hitam——"
"Tunggu.
Tunggu sebentar! Mengatakan semua itu di tempat umum… Kau sudah gila ya?!"
Mata
Percher bergerak cepat mengamati sekeliling café ruang terbuka itu dan para
pejalan kaki di luar saat dia buru-buru menutupi mulut Rin. Begitu blak-blakannya
berbicara soal itu di tempat terbuka, benar-benar gadis yang apa adanya. Tapi
Rin terus melanjutkan dengan pandangan biasa saja.
"Itu
tidak masalah sama sekali, kau tahu? Karena suara kita tidak akan dapat sampai
ke telinga orang lain di sekitar kita."
"…
…Maaf, maksudmu?"
"Cobalah
berteriak sekeras mungkin kalau kau mau. Tidak akan ada yang bisa
mendengarmu."
Berbicara
dengan begitu percaya dirinya saat memberitahu hal mengerikan semacam itu. Tapi
itu adalah sesuau yang seharusnya Percher sadari sejak awal. Kalau dia
memikirkannya lagi, dia seharusnya sudah bahwa hal semacam itu adalah hal yang
mungkin dengan Gift milik Rin.
Mengenai
Gift Rin, Percher telah mendengarnya sedikit—Gift misterius yang disebut
[Achilles High] yang merupakan Gift jenis konseptual yang mengendalikan
"jarak" spasial antar objek.
Dan
selain potongan informasi tersebut, kondisi penggunaannya, jarak efektif, dan
nama asli dari Gift itu tidaklah diketahui.
Satu-satunya
yang dapat dipastikan adalah bahwa itu benar-benar Gift yang 'tak tertandingi'
dan Percher hanya dua eksistensi yang bisa mengalahkan Gift semacam ini.
Selama
ini digunakan untuk menciptakan [Dinding Jarak] antara mereka dan orang-orang
di sekitar mereka, secara alamiah akan menciptakan kondisi kedap suara yang
memerangkap gelombang suara untuk pergi. Tidak, bukan hanya itu saja. Itu juga
mencegah tindakan melarikan diri ataupun teriakan minta tolong.
(… …Dengan kata lain, tidak
ada kemungkinan untukku menciptakan keributan yang bisa menarik perhatian orang
lain pada kekacauan itu sejak awal?)
Pemikiran
semacam itu membuat gadis tersebut semakin takut.
Sebagai
tambahan, kondisi [No Name] saat ini tidak memiliki seorang pun yang dapat
menyudutkan Rin dan satu-satunya kemungkinan adalah mempertaruhkan segalanya pada
Izayoi untuk membuat keributan dalam situasi sebisa mungkin.
Benar-benar
situasi yang menjepit. Dia mengeluh
dalam hati.
"…
…Bagaimanapun, maaf soal itu. Aku tidak ada niatan untuk bergabung dengan grup
kalian. Terlebih lagi, tuanku adalah Jin, jadi silakan bujuk dia terlebih
dulu."
"Oh,
begitukah? Kalau kami mendapatkan Jin, kami juga akan bebas mendapatkan Percher
… … Kedengarannya benar-benar sebuah penawaran yang bagus."
Rin
bergumam sendiri seperti seorang gadis yang sedang memutuskan untuk membeli
sebuah permen yang menjanjikan hadiah gratis saat pembayaran.
Dan
meskipun dia mungkin tidak senang dengan nada bicara seperti itu, Percher
memilih untuk diam demi menghindari percakapan yang tidak diperlukan.
"Yah,
mari kesampingkan masalah itu untuk saat ini karena aku juga ingin memastikan
apa yang kau pikirkan tentang ini. Percher, apa kau ada rasa tidak puas tentang
hubungan kontrak tuan dan pelayannya saat ini?"
"Aku
tidak bisa bilang kalau aku puas… …tapi hal itu tidak sampai ke titik di mana
aku mau memutuskan kontrak ini."
Sebuah
jawaban yang sama sekali tidak ada kebohongan. Itu tidak diragukan lagi adalah
pendapat jujur Percher.
[No
Name] adalah Komunitas yang memiliki potensi untuk meningkat lebih tinggi lagi
dari antara level lebih rendah karena mereka memiliki beragam bakat dan
sekumpulan para elit yang dapat bertarung secara sebanding dengan Raja-Raja
Iblis.
Kalau
mereka mendapatkan Bendera Aliansi, mungkin saja bagi mereka untuk menanjak
lebih cepat lagi menjadi Lima Digit juga.
Tapi
Rin menyipitkan matanya.
"…
…Benarkah? Tapi kau tentunya tahu kalau dia tidak memiliki kekuatan yang
dibutuhkan untuk menolongmu, Percher, untuk mencapai mimpimu, 'kan?"
"Uu…Itu…"
Perkataan
Rin memang benar sampai menancap begitu dalam ke dalam hatinya. Meskipun sifat
kekanakannya barusan membuat Percher kebingungan dan karena itu menurunkan
kewaspadaannya, Rin sama sekali tidak melepaskan kesempatan tersebut. Dan gadis
ini memiliki lidah yang tajam yang memiliki tingkat keakuratan untuk mengenai
targetnya setiap kali berdebat.
Perkataan
itu sepertinya menancap begitu dalam di hati Percher sampai membuat sebuah
ilusi bahwa semua percakapan tadi diciptakan hanya untuk kalimat tersebut
menjadi serangan penentuan.
"…
… …"
—
Untuk memenuji harapan Percher, anak laki-laki bernama Jin Russel tidak cukup
kuat pada saat ini.
Dia
sudah tahu fakta tersebut.
Tidak
peduli betapa luar biasanya rekan-rekan [No Name], orang yang paling penting
—Jin, sang pemimpinnya masih benar-benar belum dewasa. Masalah yang Rin
ditunjukkan Rin tidak akan akan menjadi masalah kalau harapan itu adalah
harapan yang biasa. Tapi harapan Percher—adalah harapan yang akan menjadi beban
berat yang menjadikan para dewa yang sebenarnya menjadi musuh.
Jika
harapan rahasia yang dia pendam dalam hatinya ini terbongkar……tidak akan
terlalu mengejutkan kalau Jin Russel membatalkan kontraknya atau bahkan
menyegel Percher selama-lamanya. Rasa tidak aman semacam itu menyebabkan
Percher tidak dapat memberitahu [No Name] hal yang sangat dia harapkan.
Dan
tidak diperlukan banyak usaha bagi Rin untuk melihat rasa tidak aman dalam
diirnya itu.
Rin
memperlihatkan senyum menawan sambil menyilangkan lengan di depan dadanya.
"Tapi
tidak akan demikian bagi kami. Meskipun kami mungkin telah dikalahkan dalam
permainan kami sendiri oleh Komunitas Jin dan yang lainnya sebelumnya,
pertempuran kali ini adalah sebuah Game dengan skala yang lebih besar daripada
sebelumnya. Dan kalau semuanya berjalan mulus sesuai rencana……dunia Little
Garden mungkin akan benar-benar berada dalam kekacauan."
Menempatkan
tangan di dadanya yang membusung, dia terus menatap Percher dengan rasa percaya
diri di matanya.
Kemauan
kuat dalam tatapannya benar-benar pekat dan sepertinya bersinar dalam sudut
pandang Percher. Sebagai salah satu sosok berkuasa dalam sebuah organisasi yang
memiliki tujuan yang jelas dan tekad serta sikap untuk menarik para rekannya
ikut dalam jalan yang dipilih, membuat kesetiaan Percher goyah.
"Tapi……Hak
kepemilikanku masih ada pada Jin……"
"Bukannya
itu mudah saja? Kita hanya perlu mengajak Jin untuk ikut dengan kita dan
semuanya beres, 'kan?"
"Ap…..?!"
"Aku
telah mendiskusikannya dengan Aura dan Graiya Oji-san sebelum ini dan kami
merasa bahwa kami masih memerlukan seorang anak laki-laki lainnya yang
sepantaran dengan Yang Mulia untuk dipasangkan sebagai temannya. Menurutku otak
Jin sangat bagus dan dia akan sangat cocok untuk membantu Yang Mulia kami yang
kurang dalam pengetahuan umum mengenai keterampilan hidup sehari-hari. Lebih
penting lagi, kami juga bisa mempersiapkan banyak Raja Iblis yang cocok untuk
[Genier Contractor]—Sejak awal, Giftnya itu hanya bisa difungsikan sampai
tingkat potensi yang sesungguhnya saat dia datang ke pihak kami."
Rin
menambahkan dengan senangnya.
Kekuatan
Jin memang sebuah Gift yang merupakan salah satu Gift khusus untuk memperkuat
Raja Iblis yang disegel dan berada dalam kendalinya. Leticia juga berkata bahwa
Giftt semacam itu sangatlah terkenal. Bahkan di Little Garden di mana banyak
Setengah Dewa dan Dewa berkeliaran, Gift ini adalah salah satu Gift paling
unik.
Legenda
mengatakan bahwa [Genier Contractor] adalah Gift yang dianugerahkan pada
[Solomon, Sang Raja Roh] yang duduk di Empat Digit karena mencapai prestasi
menyegel tujuh puluh dua Raja Iblis.
Kalau
dia mengalahkan ketujuh puluh dua iblis itu semua sendirian, itu akan
membuatnya berada di posisi kedua dalam peringkat karena mengalahkan para Raja
Iblis.
Dan
leluhur Jin Russel telah menyelesaikan salah satu dari ujian yang disiapkan
oleh [Solomon, Sang Raja Roh]—yaitu yang memiliki bagian
di mana Gift tersebut sebagai hadiahnya.
Rin
yang tahu semua hal itu juga melihat nilai sesungguhnya dari Jin Russel
sekalipun dia masih mengembangkan Giftnya.
"Ujian-ujian
yang disiapkan oleh [Solomon, Sang Raja Roh] telah diselesaikan tanpa
meninggalkan satu ujian pun yang belum diselesaikan. Yang tersisa hanyalah
mengalahkan ketujuh puluh dua Raja Iblis yang bisa diserahkan penanganannya
oleh orang lain. Itulah yang membuat Gift milik Jin luar biasa
diinginkan—bahkan sekalipun pengukuran kasar perlu dilakukan, mungkin saja itu
setimpal."
"……"
Sebuah
binar tajam dapat terlihat di matanya yang seperti anak kecil, tapi suasana
tersebut menghilang hampir segera.
Itu
karena Rin mendadak berdiri, bersiap-siap pergi dari café ruang terbuka.
"Bagaimanapun,
kurasa ini adalah akhir bujukan hari ini. Percher-chan juga perlu waktu, 'kan?
Aku akan pergi dulu, dan akan kupercayakan Yang Mulia padamu hari ini.
Makasih."
"Hei,
tung…tunggu!"
"Tidak~
Aku tidak akan menunggu♪
Tapi jangan khawatir. Aku akan kembali untuk menggoyahkanmu untuk berpihak
kepada kami karena aku merasa bahwa itulah hal terbaik untuk kedua pihak. Ah~
dan jangan lupa untuk merahasiakan identitas sebenarnya dari Yang Mulia—ini
juga adalah hal yang terbaik untuk kita berdua."
Rin
berputar, membuat rok pendeknya berkibar, saat dia berblik untuk menghilang ke
dalam keramaian. Sementara di sisi lain meja café ruang terbuka, hanya ada
secangkir minuman yang belum selesai diminum yang ditinggalkan begitu saja.
Si
gadis yang muncul mendadak bagaikan badai telah pergi setelah merasa puas
dengan kehancurannya.
(……kembali ke Aliansi Raja
Iblis?)
Percher
menekankan tangannya ke dada saat dia merasa begitu resah tentang itu.
Dia
yang merupakan perwakilan dari delapan juta roh pendendam—kumpulan dari arwah-arwah
yang dibunuh oleh wabah Maut Hitam.
Dan
tubuh ini ada demi memenuhi tujuan harapan pada roh-roh itu yang telah mati
dengan begitu banyak kebencian di dalam hati mereka.
Apa
lagi yang harus dia putuskan kalau begitu?
Si
gadis kesepian yang tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaan itu hanya
duduk tempatnya semula.
(Aku…apa yang harus kupilih
sekaran…?)
Bagian
2
—
[Kouen, Kota Api Benderang], Distrik Komersial di Sisi Utara.
Mengunci
matanya pada pria dengan huruf "æ··" di punggungnya, Izayoi dengan
senangnya hanyut dalam pengejaran tanpa henti ini selagi dia berlari di atas
atap-atap bangunan.
Kelebatan bayangan Izayoi dapat terlihat melayang
di atas kepala kerumunan orang-orang saat dia melesat menuju gang-gang dalam
sekejap mata dan dengan mudah melampaui para pasukan polisi militer yang
dipencar untuk mengamankan area.
Menyadari keributan tersebut, para pejalan
kaki Distrik Komesial menjerit terkejut:
"Wuooooh?! Apa yang barusan
itu?"
"Sepertinya sosok seorang manusia
yang terbang begitu saja di atas kepala kita!"
"Juga ada pasukan polisi militer yang
dapat pengejaran. Mungkinkah itu 'Kamikakushi' yang digosipkan?"
Angin kencang yang menyapu Distrik
Komersial menyebabkan orang-orang berspekulasi mengenai apa yang baru saja
mereka lihat. Karena mereka hanya bisa melihat Izayoi meskipun mereka tidak
dapat melihat pria dengan huruf 'æ··'.
Dan
meskipun pasukan polisi militer telah mengejar dari belakang, mereka tidak
dapat menebarkan jala ke sekeliling lawan yang tak terlihat, jadi karena itulah
mereka memutuskan untuk mengejar punggung Izayoi.
(Seandainya Mandra, orang
itu bisa melebarkan jala dari anak buahnya untuk mengeliling area ini, semuanya
akan lebih mudah…)
Tapi
itu adalah hal sulit bagi mereka capai saat menyamakan langkah dengan musuh yang
tak terlihat. Terlebih lagi, gerakan kaki lawan tidak lebih buruk dari Izayoi.
Bagaimanapun lawan masihlah seorang Raja Iblis, meskipun peringkat tiga.
Walaupun
begitu, tetap saja adalah hal yang mungkin bagi Izayoi untuk menyusulnya kalau
dia mengerahkan segenap kemampuannya dalam pengejaran ini.
Akan
tetapi, kalau Izayoi mengerahkan seluruh kekuatannya di setiap langkahnya,
struktur pemukiman yang tidak cukup stabil kemungkinan besar akan terhempas.
Dia sebelumnya pernah menghancurkan sebuah bangunan tinggi dengan cara itu saat
dia menggunakannya sebagai pijakan kaki untuk mengerahkan segenap kekuatannya.
Pada
dasarnya, semua struktur di Little Garden dibangun dengan Gift pertahanan untuk
memperkuat kekokohannya, tapi kalau Izayoi menggunakan seluruh kekuatannya pada
struktur-struktur tersebut, itu semua akan menjadi hal yang berbeda.
(Meski demikian, melanjutkan
pengejaran tanpa henti sama sekali tidak akan menyelesaikan masalahnya juga.)
Sejak
awal merasa antusias dengan pengejaran ini, Izayoi sekarang kembali sadar
sepenuhnya.
Dia
berpikir bahwa permainan kejar-kejaran ini akan dilengkapi dengan penggunaan
Gift yang mirip dengan "虚度光阴" (TL Note : Melewati waktu dengan sikap diam. Penerjemahan
langsung dari skill yang menyebabkan waktu berhenti untuk lawan). Akan tetapi,
hal menarik semacam itu sepertinya terbatas hanya untuk satu waktu dan sisa
dari pengejaran murni sebuah permainan kejar-kejaran dengan dirinya yang harus
menahan kekuatannya.
Dilihat
dari sudut pandang Izayoi yang tidak suka pengulangan kerja keras, situasi
semacam ini hanya bisa digambarkan olehnya sebagai sesuatu yang sangat
membosankan.
Memang
terlintas di pikirannya untuk menendang sebuah bangunan untuk menembakkan
puing-puing seperti peluru shotgun...
...tapi dia sudah pernah menggunakan trik ini pada Kuro Usagi sebelumnya dan
tidak akan menarik menggunakannya untuk kedua kalinya. Karena itu, hanya ada
satu pilihan yang tersisa—
(Oh, ya sudahlah, kurasa tidak ada cara
selain ini. Aku akan minta maaf pada Mandra nanti.)
Izayoi
menepukkan tangannya saat dia meminta maaf dalam diam sebelum mengerahkan
kekuatannya ke kaki-kakinya sambil terus melesat ke depan.
Lari
sepenuh tenaga dapat menyebabkan bangunan-bangunan atau jalanan yang digunakan
sebagai pijakannya jadi hancur.
Tapi
kalau itu adalah lompatan sekuat tenaga—Hal terburuk yang bisa terjadi hanyalah
hancurlah sebuah bangunan.
Meskipun
itu masih bisa terhitung sebagai kerusakan parah, tapi harga yang diperlukan
untuk menangkan "Kamikakushi", hal semacam itu adalah sebuah pengorbanan
kecil, jadi korban pastinya akan mengerti tentang kerusakannya.
Di sisi
lain, Raja Iblis Kekacauan tidak menyadari pemikiran berbahaya yang telah
terbentuk dalam pikiran lawannya saat dia basah kuyup oleh keringat fokus untuk
lari. Dia begitu sibuk melayang dari dinding-dinding gang sempit dan
meloncat-loncat kecil di puncak-puncak pohon. Dia bahkan berani menggunakan
lentera-lentera yang bergelantungan dan kabel-kabel listrik sebagai pijakan
kakinya karena kemampuannya membuat tubuhnya seringan bulu sama hebatnya dengan
para acrobat.
Tapi
menjadi orang yang dianugerahi dengan berbagai tekhnik serbaguna, hanya dialah
yang mengerti dengan jelas betapa suramnya situasi saat ini bagi dirinya karena
si pengejar luar biasa gigih tanpa henti di belakangnya.
(Tidak masuk akal, ini sama sekali tidak
masuk di akal! Si bocah kecil bau itu benar-benar tidak masuk akal! Kalau ini
terus berlanjut, aku bahkan tidak akan bisa mengerti dengan ide tentang bertemu
Kouryuu untuk menantangnya duel!)
Dibandingkan
dengan kebencian terhadap musuh bebuyutannya, jauh lebih penting untuk
mempertahankan nyawanya. Dan Raja Iblis Kekacauan terus berlari dengan jubah
yang dihiasi huruf "æ··"
berkibar di belakangnya.
Dia,
yang telah datang jauh-jauh ke [Kota Kouen] demi kesempatan untuk menyerang
Raja Iblis Saurian, [Guru Agung yang Menghancurkan Lautan], memiliki masa lalu
yang tragis juga.
---Akan
jadi hal yang menarik untuk mengetahui berapa banyak orang yang ternyata
mengingat hal tersebut. Karena Raja Iblis Kekacauan ini adalah salah satu Raja
Iblis yang paling berani hingga tercatat dalam .
Pada saat yang sama, dia juga merupakan korban pertama yang dikalahkan setelah
Sun Wu Kong, yang telah mengumpulkan banyak sekali pencapaian dalam
pertempuran, karena dia yang membunyikan gong pertama tanda penyerangan.
(Sial……! Aku datang ke pemukiman manusia semacam
ini hanya karena berita bahwa pemuda itu, Kouryuu, telah menemapit kantor
seorang Master......Kenapa aku begitu sial?!)
Menekan
seutas kabel yang terhubung ke sebuah lampu, dia memanfaatkan kekuatan
lentingan ke atas untuk melompat.
Raja
Iblis Kekacauan yang memutar tubuhnya di tengah udara, berhasil menangkap sosok
Izayoi dari sudut matanya.
(......Kurasa ini membuatku tidak punya
pilihan lain. Meskipun aku benar-benar tidak ingin menggunakannya sebelum ke
pemuda itu, Kouryuu, tiba——)
Atmosfir
di sekitar Raja Iblis Kekacauan mendadak mengalami perubahan dramatis. Izayoi
mendecakkan lidahnya karena frustrasi saat menyadari hal itu juga dan memarahi
dirinya sendiri karena kesalahan perhitungan dirinya.
Saat
kekuatan spiritual yang tersembunyi oleh
huruf "æ··"
di jubah itu mulai melebar, sebuah hembusan angin jahat mulai bertiup di
Distrik Komersial.
([Authority of Host
Master]……)
Otoritas
itu secara paksa memunculkan sebuah Ujian yang diberikan kepada Manusia
Setengah Dewa, Para Makhluk Ilahi dan Dewa-Dewa Terkuat.
Kalau
ini hanyalah hari yang biasanya, Izayoi pasti akan menyambut tantangan ini,
tapi sekarang bukanlah hari yang bagus untuk situasi semacam ini.
Pada
saat ini, [Will-O'-Wisp] seharusnya sedang menyerahkan Gift baru pada Asuka.
Kalau ini adalah Gift Game yang sebenarnya, semuanya akan berbeda tapi dia
tidak ingin mengambil resiko untuk pertarungan yang tidak diperlukan dengan
seorang Raja Iblis tanpa persiapan apapun.
Dan
tanah mullah bersuara *Zraaak* akibat tekanan kakinya yang berlari di
jalan-jalan berbata.
"Tidak
akan kubiarkan kau…!"
Melampaui
kecepatan suara, dia melompat dengan kekuatan yang cukup untuk menggetarkan
atmosfir di sekelilingnya.
Batu-batu
bata di bawah kakinya dengan segera hancur dengan pecahan-pecahan puing yang
bertebaran ke sekitar.
Dan
saat itu juga saat tangannya yang terulur nyaris menyambar pria dengan huruf
"æ··"—Mandra
berteriak lantang dari belakangnya.
"Belakangmu! Awas!"
Dia baru merasakan ancaman di belakangnya
saat itu juga, tapi sudah terlalu terlambat baginya untuk bereaksi.
Izayoi baru saja akan menolehkan kepalanya
saat dia diserang—oleh hembusan kuat angin yang begitu dingin yang tersapu ke
distrik yang luar biasa panas.
(Apa——?!)
Hembusan keras angin yang luar biasa
dingin yang bahkan berhasil membekukan bahkan lidah-lidah api lampu-lampu telah
menyapu seluruh Distrik Komersial. Menggunakan puing yang terhempas ke atas
oleh angin tersebut sebagai pijakannya, dia berhasil menghindari serangan dari
belakang itu.
Tapi dia tetap saja sedikit terlambat.
Seakan-akan musuh telah menunggu Izayoi
untuk melompat kedua kalinya sebelum dengan sempurna melakukan serangan yang
dilancarkan langsung saat itu juga.
"……‼"
Angin dingin yang menggigit tulang
dilepaskan pada Izayoi sementara puing-puing dari struktur terdekat juga
dipertajam oleh angin dingin itu untuk membentuk belati-belati es yang terbang
ke arahnya. Meskipun Izayoi menggunakan kedua tangannya untuk menangkis semua
pecahan-pecahan es itu, dia masih tidak dapat menghinar dari udara dingin
membekukan yang meledak padanya.
Hembusan angin itu begitu dingin sampai
sepertinya memadatkan atmosfir itu sendiri dan retakan-retakan mulai
bermunculan di kulitnya begitu bersentuhan dengan udara yang luar biasa dingin
itu.
Izayoi berhasil memperbaiki postur
tubuhnya di tengah udara setelah terpukul oleh udara yang amat sangat dingin
itu dan mendarat pada terpal yang menutupi sebuah kios dan mengurangi dampak
dari kejatuhannya. Tapi satu-satunya kesalahan perhitungannya adalah fakta
bahwa kios tersebut menjual buah-buahan.
"Sial……Aku sudah biasa basah oleh air
tapi tidak perlu jus buah kali ini."
*Kraukk* Izayoi membenamkan gigi-giginya
pada sebutir apel.
Dan karena menjadi dingin, rasanya juga
jadi cukup enak, tapi itu semakin membuatnya kesal.
Pemilik kios itu terpana memandangi Izayoi
dan kiosnya yang hancur saat sebuah teriakan muncul dari Mandra yang akhirnya
berhasil menyusul.
"Hei, kau tidak apa-apa?"
"Ah, aku baik-baik saja. Tapi maaf
karena membiarkan targetnya kabur, dan juga karena mengambil tindakan sendiri
tanpa meminta bantuan. Karena aku tidak punya alasan untuk tindakan-tindakan
itu."
"Tidak, tidak, itu bukan sesuatu yang
perlu dikhawatirkan. Kami juga tidak bisa melihatnya dan hasilnya akan sama……
Daripada itu, ke mana orang itu pergi? Aku
masih perlu informasi untuk pembaruan berita mengenai situasi ini pada
publik."
"Aku minta maaf untuk itu juga karena
aku benar-benar kehilangan dia sepenuhnya."
Izayoi menjawab dengan canggung dan Mandra
tidak memarahinya untuk hal itu tapi hanya menatapi tanah dan merenungi
kegagalan tugas yang dia serahkan pada pemuda itu[1].
"……Aku
mengerti. Tapi dengan banyak hal yang terjadi sekarang, aku akan dengan tegas
meminta kerja samamu untuk menyelesaikan kasus ini sekalipun kau tidak
ingin."
"Aku
tidak merasa keberatan dengan itu. Bagaimanapun bukanlah kebiasaanku untuk
membiarkan masalah di tengah jalan. Tapi hal yang paling penting adalah——"
Kata-kata
Izayoi terputus saat dia mendongka melihat langit.
Dibandingkan
dengan Raja Iblis Kekacauan, dia lebih penasaran dengan angin yang luar biasa
dingin itu.
Melepaskan
serangan pada saat-saat yang paling menguntungkan. Itu adalah sebuah prestasi
yang tidak bisa dicapai siapapun dan itu adalah serangan yang dilancarkan
dengan hebatnya yang mengincar saat-saat rentan.
(Apakah ada kaki tangan
sejak awal? Aku yakin tidak merasakan orang lain. Terlebih lagi kalau memang
ada banyak orang yang terlibat dalam kasus ini, apakah pria itu akan
mengeluarkan kartu [Authority of Host Master] dengan begitu tergesa-gesanya?)
Kalau
begitu, siapa sebenarnya orang itu?
Itu
bukanlah polisi militer maupun anak buah Raja Iblis Kekacauan.
Mungkinkah
pihak ketiga yang tidak dikenal mendadak muncul untuk melancarkan serangan pada
Izayoi? Atau mungkin itu hanyalah tindakan untuk menyelamatkan Raja Iblis
Kekacauan?
Dan
pertanyaan terbesar adalah ke mana dia, Raja Iblis Kekacauan, menghilang.
(Kalau aku tidak salah,
keberadaan Raja Iblis Kekacauan telah menghilang bersamaan dengan hembusan
angin sedingin es—)
—itu
benar, dia menghilang.
Meskipun
Izayoi telah diserang dengan serangan diam-diam, Raja Iblis Kekacauan telah
menarik seluruh perhatiannya dan meski begitu targetnya mendadak menghilang
bagaikan asap yang lenyap ditiup angin.
Tepat
seperti 'Kamikakushi' yang sebenarnya.
"'Kamikakushi'
telah di'Kamikakushi'……? Sepertinya sebuah masalah telah muncul bahkan sebelum
masalah lainnya selesai."
"Apa?"
"Ada
banyak hal yang harus dilakukan. Tapi pertama-tama kita harus menginformasikan
Sandra bahwa musuh adalah Raja Iblis 'Kamikakushi' dan aku takut hanya anak
kecil yang bisa melihat dia."
Mendengar
perkataan Izayoi, wajah Mandra mendadak memucat untuk alasan yang tidak
diketahui dan menarik napas tajam.
"Hanya…Hanya
anak-anak yang bisa melihatnya?"
"Yep.
Nama orang itu adalah Raja Iblis Kekacauan. Identitas sebenarnya mungkin Iblis
atau monster yang bisa bersembunyi di dalam hati anak-anak kecil sambil
berkeliaran dengan bebas—tidak, hal ini bisa dikatakan nanti. Saudarimu akan
menjadi kandidat terbaik untuk melawan Raja Iblis ini, jadi hubungi sekarang
juga."
"A…Aku
mengerti."
Mandra
membalas dengan gigi terkatup.
Izayoi
merasakan respon yang aneh itu dan dia melemparkan tatapan penasaran ke arah
Mandra.
"……apa
ada masalah? Apa ada hal yang menyulitkan untuk melakukan itu?"
Wajah
Mandra memperlihatkan ekspresi mengejek diri sendiri saat bergumam,
"Bukan, bukan begitu. Aku hanya merasa sedikit malu dengan tindakanku
sendiri." Rasa penasaran Izayoi tergelitik oleh ekspresi tersebut tapi
seorang anggota polisi militer dengan panik bergegas mendekat dengan sebuah
laporan tepat saat itu dan dia hanya bisa menelan pertanyaan tersebut untuk
saat ini.
"Man…Mandra-sama!
Ini gawat! Menurut laporan, Sandra-sama telah menyelinap keluar dari
Istana!"
"Apa
katamu?"
"Untungnya
ada banyak saksi mata di kota dan dia seharusnya ada di Koridor Pajang berada
sebelum [Tablet Lautan Bintang]!"
"Cih!
Di saat seperti ini? Apa yang gadis itu pikirkan…"
Mandra
ingin mengatakan lebih banyak lagi namun mendadak dia menahan lidahnya.
Dan
ekspresi getir yang sama dengan yang sebelumnya muncul kembali di wajahnya saat
dia menolehkan kepalanya untuk menghadap Izayoi.
"Aku
minta maaf tapi bisakah kau menemaniku pergi ke [Tablet Lautan Bintang]?"
"Oke.
Yah, aku belum cukup melihat Koridor Pajang itu, jadi dengan tawaran biaya
masuk gratis, tentu saja aku akan dengan senang hati menerima kesempatan
itu."
Mereka
berdua mengangguk satu sama lain dan akan beranjak pergi ke Koridor Pajang.
Tepat
saat itu, seseorang menyambar Izayoi. Penasaran siapakah orangnya, Izayoi
menolehkan kepalanya—hanya untuk melihat si pemilik kios buah yang sama-sama
basah kuyup dengan sari buah tersenyum dengan urat-urat yang muncul di
keningnya.
"……Tuan,
terima kasih untuk biaya perbaikan dan kerusakannya."
"……Mandra-sama,
sang pengatur taktik, kau sudah mendengarnya, 'kan?"
Si
pengusaha menatapi Izayoi sementara wajah Izayoi menyunggingkan senyum nakal
saat menatapi Mandra.
Sebagai
pemimpin pasukan polisi militer dan pengatur taktik, Mandra telah menduga
sejauh itu bahkan sebelum Izayoi berkata begitu dan dia dalam diam mengeluarkan
kantung koinnya untuk ditaruh di atas konter.
Setelah
itu, Mandra meninggalkan tempat itu dengan ekspresi yang seratus kali lebih
getir daripada sebelumnya.
Bagian 3
—[Ruby
Cave], Kanal Bawah Tanah.
*Plonk*
Raja Iblis Kekacauan diturunkan bersama dengan sapuan udara panas dan dia
terjatuh dari posisinya di tengah-tengah udara.
"Sakit!"
Dia
mencengkeram kepalanya saat berguling beberapa kali. Karena situasi yang
mendadak, dia yang tidak dapat menanggapi situasi telah mendarat di tanah.
Dengan kepalanya lebih dulu.
Untuk
mencegah kanal tersebut diguncang benturan keras, batu yang membentuk kanal
secara sepenuhnya dihiasi dengan banyak Gift. Di antaranya beberapa Gift untuk
mencegah penyusup juga telah dipasang di beberapa titik untuk menjebak dan
menyingkirkan.
Bisa
dibilang adalah sebuah keberuntungan bahwa kesialannya hanyalah menyakiti
kepalanya saja.
"Kenapa
aku ada di kanal bawah tanah? Siapa yang membawaku ke tempat ini?"
Raja
Iblis Kekacauan memegangi kepalanya saat mengamati sekitarnya.
Kanal
bawah tanah yang sama rumitnya dengan labirin bawah tanah hanya memiliki
beberapa pintu keluar tertentu dan bukanlah sesuatu yang bisa diakses dari mana
saja. Atau setidaknya tidak ada pintu masuk dari jalan-jalan Distrik Komersial
yang akan menuju ke jalan terusan ini.
Kalau
begitu, siapa yang telah membawanya ke tempat ini? Kalau dia dapat mengetahui
jawabannya beberapa detik sebelumnya—takdir Raja Iblis Kekacauan mungkin akan
sedikit berbeda.
"Tahan—!"
"!?"
Suara
tajam itu terdengar lantang dan sepertinya memiliki tekanan tinggi karena hanya
dengan mendengar katanya saja telah memberinya ilusi diserang oleh sebuah
kapak.
Karena
gema di lorong bawah tanah ini, sumber suara ini tidak dapat ditentukan dengan
tepat tapi bisa dipastikan bahwa orang tersebut pasti bersembunyi di titik buta
jangkauan pandangannya.
Di
bawah penerangan temaram, Raja Iblis Kekacauan segera menghentikan gerakannya.
Ini bukan karena dia tidak dapat menentukan lokasi lawannya tapi karena insting
alamiahnya untuk mempertahankan diri yang berteriak memperingatkan dirinya
dengan volume tertinggi.
(……Ini gawat……Ini
benar-benar gawat. Indera-inderaku benar lambat.)
Raja
Iblis yang telah lama hidup dalam pengasingan kini merasa malu dengan
kekurangannya yang diperlihatkan cukup sering hari ini.
Saat
dia pertama kali menemukan dirinya berada dalam situasi ini, dia seharusnya
sudah menyadarinya.
Jumlah
Gift yang dapat membawa dia dari Distrik yang tidak memiliki pintu masuk ke
lorong ini seharusnya sangat terbatas. Karena itu mungkin adalah sebuah Gift
yang memungkinan untuk 'menembus'—atau sebuah Gift skala besar yang dapat
mengendalikan 'Portal'.
(Pemindaha objek secara
instan?.......Meskipun aku pernah mendengarnya di masa lalu, tapi ini pertama
kalinya aku mengaalaminya sendiri.)
Raja
Iblis Kekacauan merasa panik saat keringat dingin mulai membasahi punggungnya.
Kalau
dia mengaktifkan Gift "虚度光阴‖"[2], dia mungkin saja dapat
melarikan diri tapi harus mengincar saat di mana musuh mengendurkan
penjagaannya.
Karena
perintahnya adalah 'Tahan', itu juga berarti bahwa begitu dia bergerak, musuh
juga akan memperlihatkan taringnya.
Mendengarkan
suara napas musuhnya, Raja Iblis Kekacauan kemudian menyamakan detak jantungnya
dengan itu sambil menunggu kesempatan.
Tepat
saat dia bersiap untuk bergerak—suara garing terdengar dari dalam kegelapan.
"Yang
benar saja, Maxwell-san! Menggunakan ancaman hanya akan menyebabkan orang lain
salah paham dengan niat kita! Kita di sini untuk membuat kesepakatan, jangan
menakut-nakuti orang seperti itu!"
Mendengar
suara seorang muda yang sangat kontras dengan suasananya, Raja Iblis Kekacauan
mau tidak mau ambruk ke tanah.
Tapi
itu bisa dimengerti. Dia telah menyiapkan pikirannya untuk mengaktifkan Giftnya
dalam sebuah pertaruhan dengan nyawa sebagai taruhannya tapi dihentikan saat
itu juga oleh keluhan kekanakan seorang gadis kecil yang kelihatan mencoba
untuk mengatasi situasi ini.
Kehilangan
niat untuk bertarung, Raja Iblis Kekacauan memutuskan untuk mengabaikan
perintah tersebut untuk melihat orang yang barusan bicara—ke arah Rin.
"Oi
Oi, bukankah kau pikir perlakuan semacam ini untuk negoisasi rasanya sedikit
memaksa? Ikuti permintaan klienmu lain kali ya, Raja Iblis Termodinamika yang
cerdas?"
"……Hmph.
Saat berurusan dengan orang kelas tiga yang hanya tahu bagaimana caranya
menculik anak-anak, perlakuan barusan seharusnya sudah cukup sesuai, bukan
begitu?"
Yang
lain menjawab dengan nada angkuh dan menghina dan Raja Iblis Kekacauan baru
saja akan membalas cemoohan itu seratus kali lipat saat Rin dengan panik
menempatkan dirinya di antara mereka.
"Ba-ba-bagaimanapun,
Maxwell-san, tolong mundurlah untuk saat ini! Kau tidak perlu mengacaukan
situasinya setiap waktu!"
"Meskipun
aku tidak begitu bersedia, tapi aku akan menurut saja. Tapi kalau kau begitu
marah, kau akan melanggar arahan pengendali Game, kau tahu?"
*URIA!* Rin berteriak ke arah saluran air
yang suram di ujung yang berlawanan. Dan setelah itu, pria yang tadinya berada
di ujung saluran air itu……keberadaan [Raja Iblis Maxwell] langsung menghilang
dalam sekejap.
Rin
menghela napas kecil sebelum berbalik menghadapi Raja Iblis Kekacauan dengan
tampang letih di wajahnya.
"Maaf
soal barusan. Orang itu jelas kuat tapi kualitas karakternya tidak
diinginkan."
"HehHeh,
pasti sangat membuat sakit kepala……Baiklah kalau begitu ojou-chan, apa kau
mencariku karena mengetahui bahwa aku adalah Raja Iblis Kekacauan dan situasi
yang kumiliki?"
"Ya.
Alasanku datang kemari adalah untuk bertemu dengan [Bencana dari Utara] yang
terkenal, Raja Iblis Kekacauan. Kalau kau bisa memaafkan sikap tidak sopan
tadi, aku akan sangat merasa bersyukur dengan kehormatan itu."
"……Oh?"
Raja Iblis Kekacauan menghela napas panjang kagum.
Meskipun
banyak orang yang mungkin pernah mendengar julukannya sebagai Raja Iblis,
julukan lain sebagai [Bencana dari Utara] bukanlah gelar yang diketahui secara
umum. Karena nama lain itu hanya pernah dikatakan pada mereka yang pernah
mengalami Ujian yang diadakan olehnya.
"Mengejutkan.
Seharusnya tidak ada lagi orang yang mendengar nama lainku itu dan berhasil
selamat……Oh sudahlah, lupakan saja. Apa yang kau ingin aku lakukan? Akan
kuanggap aku berhutang budi padamu untuk yang barusan itu dan tidak peduli
betapa sulitnya tugas yang kau siapkan untukku, aku akan bersedia dengan senang
hati menerima permintaan tersebut."
Raja
Iblis Kekacauan tertawa di bawah lipatan jubah panjangnya.
Dia
telah menduga dari organisasi manakah Rin berasal karena peringatan yang
diberikan oleh Shiroyasha saat wanita itu turun dari posnya sebagai [Floor
Master] telah menyebar bagai api liar dan bahkan dirinya yang hidup di tempat
terpencil pun mendengar berita tersebut.
—[Raja
Iblis Maxwell] telah bergabung dengan Aliansi Raja Iblis.
Kemudian
dia yang dipanggil sebagai "komandan" [Pengendali Game], hanya bisa
muncul dari organisasi itu.
Jadi
Raja Iblis Kekacauan merasa penuh dengan antisipasi saat dia diminta secara
provokatif.
"Baiklah
kalau begitu ojou-chan, apa yang kau harapkan untuk di'Kamikakushi'? Kau pasti
sangat ingin menyambar seorang atau dua orang individu berbakat sampai kau
harus mencariku, 'kan?" Dia merentangkan lengannya, menegaskan
keberadaannya.
Permainan
kejar-kejaran sebelumnya hanya sebagian dari kekuatannya yang sebenarnya.
Mengadakan Ujian yang mengesampingkan kecerdasan Umat Manusia adalah lambang
sejati dari seorang Raja Iblis. Dan jika seseorang melihatnya dari sudut
pandang itu, berarti dia bahkan belum memperlihatkan sepersepuluh dari
kekuatannya yang sebenarnya. Oleh karena itu, Raja Iblis Kekacauan dapat mencela
Rin sambil membangga-banggakan nilai dirinya sendiri.
Rin
menempatkan satu jari pada bibirnya saat dia membalas dengan tatapan penuh
kegembiraan di wajahnya:
"—segalanya."
"Apa?!"
"Kubilang,
aku ingin segalanya."
—Untuk
sesaat, Raja Iblis Kekacauan meragukan telinganya dan bertanya kembali secara
refleks.
Tapi
Rin tidak mempedulikannya saat dia menjulurkan lengannya sambil mengayunkan
rambut hitam indahnya yang berkilau saat dia menari berputar-putar. Dan
sementara dia melakukan tindakan imut seperti seorang anak gadis begitu, dia
mengerjapkan matanya yang indah pada pria itu saat melanjutkan:
"Itu
benar, itu bukanlah kiasan. Setiap individu berbakat, material, wilayah
kekuasaan, posisi sosial, Bendera, Nama, dan Gift yang telah dianugerahkan pada
sebidang lahan ini. Merebutnya. Semuanya itu. Tidak membiarkan satu orang pun
lepas dari tanganmu, merampas kekayaan mereka—Demi alasan itu, kami memerlukan
'Kamikakushi'mu, wahai Raja Iblis Kekacauan."
Itu
adalah kata-kata yang dia nyatakan dengan suara mirip lonceng yang
menginspirasi tersebut.
Itu
bukanlah sebuah kiasan—Ya, mereka ingin merebut segalanya.
Ini
adalah tempat di mana Masetr dari Utara, Selatan dan Timur berkumpul untuk
bersiap-siap menghadapi Aliansi Raja Iblis tapi mereka ternyata telah
memikirkan rencana ini dengan mengetahui fakta tersebut. Seakan-akan
mengolok-olok musuh secara terang-terangan. Dan di mata orang yang mengucapkan
kata-kata penghinaan itu—gadis bernama Rin sama sekali tidak memperlihatkan
sedikit pun kekhawatiran atau jejak rasa takut bahwa kemungkinan rencana
tersebut gagal. Hanya ada kegirangan yang muncul di wajah tersenyum gadis itu
yang merasa senang dengan rencana perampasan yang dalam waktu dekat akan
dilaksanakan.
Oleh
karena itu Raja Iblis Kekacauan mengubah cara pandang pada gadis ini.
Dibandingkan
dengan dirinya sendiri, gadis ini menunjukkan inti yang sesungguhnya dari
istilah 'Raja Iblis' dari semua orang yang pernah dia temui sejauh ini.
"―……Ha,
Haha…….HehHehHehSiaHahahaha!!!!!! Ini gawat, gawat, benar-benar gawat,
sunguh-sungguh karma tugas yang gawat! Di masa di mana bahkan Raja Iblis yang
kuat menyembunyikan nama dan julukannya untuk bertahan hidup, ternyata ada
bocah kecil yang lebih gila daripadaku, si hantu gila dan lapar yang mengembara
di Bumi?‼‼ Kelihatannya bahkan setelah seribu tahun, dosa tetaplah mengakar
begitu dalam di dunia ini……"
Raja
Iblis Kekacauan tertawa lantang sambil memegangi perutnya, tertawa begitu keras
sampai air matanya mengalir keluar juga.
Tapi
setelah tawanya menghilang, Raja Iblis Kekacauan terengah-engah saat dia
bangkit berdiri dengan tatapan membara oleh api semangat bertarungnya.
"—Baiklah,
aku akan mengikuti ojou-chan untuk perjalanan itu kalau begitu. Keluarkanlah
buku perekrutan Aliansimu dan aku, Raja Iblis Kekacauan akan mulai saat ini
juga untuk berdiri di belakang Bendera Aliansi Raja Iblis di bawah langit
ini."
Dia
membuka rahanya yang semerah darah saat dia menertawakan kata-kata yang keluar
itu.
Mengeluarkan
buku perekrutan Aliansi dan sebuah Bendera, Rin merasa cukup puas dengan tawa
jahat dan tanpa takutnya. Dan di bawah Bendera yang mulai berkibar—dia
mengumumkan.
Ini
adalah Bendera Aliansi yang telah mengumpulkan banyak Raja-Raja Iblis kuar di
bawah perjanjiannya dan di permukannya ada sebuah 'Ular Berkepala Tiga yang
menggigit ekor yang menghiasi di atasnya dengan mata yang memancarkan cahaya
aneh seperti pancaran cahaya yang memantul dari mahkota seorang raja.
"Dengan
ini aku menyambutmu, Raja Iblis Kekacauan. Kami dari [Ouroboros] menyambutmu ke
antara kami."
[1] Kalau
menurut raw englishnya sih "buah pahit yang diserahkan padanya
(Izayoi)". Berhubung rasanya agak-agak gimana gitu, jadi kusesuain dengan
situasi :P
[2] Kalimat
ini berarti Gift yang digunakan untuk menghentikan waktu
0 Comments
Posting Komentar