MILEDI RAISEN I
(Translater : Hikari)
Dungeon
Besar Raisen lebih menyusahkan daripada yang mereka duga.
Pertama,
sihir tidak bisa digunakan sama sekali. Itu semua karena kekuatan pemecah sihir
yang jauh lebih kuat daripada yang ada di dalam ngarai. Bagi Yue yang
spesialisasinya adalah sihir, tempat ini sangat membebaninya. Dia tidak dapat
menggunakan sihir tingkat tinggi dan jangkauan sihir yang dapat dia gunakan
jadi diperpendek sampai ke batasnya di sini. Jarak terjauh yang dapat dia
gunakan hanyalah lima meter. Entah bagaimana, level sihir saat ini yang dia
gunakan cukup untuk pertarungan. Akan tetapi, saat ini dia tidak mampu untuk
menggunakan sihir yang cukup kuat untuk melancarkan serangan sekali bunuh.
Sebagai
tambahan, meskipun jumlah sihir yang tersimpan di dalam magic crystallization series tidak banyak berkurang, itu tidak
dapat digunakan. Tingkat konsumsinya terlalu parah bagaimanapun juga. Yue hanya
dapat menggunakan sihir tingkat menengah karena dia adalah seorang jenius, di
mana kebanyakan orang tidak akan dapat berbuat apa-apa.
Bahkan
Hajime sangat terpengaruh oleh hal tersebut. Sihir khusus yang bekerja dengan
memancarkan sihir ke luar tubuh, seperti "Aerodynamic" dan "Wind
Claw" tidak dapat digunakan. Bahkan dampak serangan "Lightning
Clad" berkurang amat sangat banyak. Kekuatan Donner-Schlag juga merosot di
bawah setengah yang biasanya, sementar kekuatan maksimal Schlagen berada di
level normal Donner-Schlag.
Dengan
demikian, penguatan tubuh menjadi sihir paling penting di Dungeon Besar ini. Di
dalam grup Hajime, Shia menjadi bintang utama di tempat ini.
Jadi,
si telinga kelinci yang bisa diandalkan di grup Hajime…
"Au
akan melakukannya, kau tahu… …pasti, saat aku mencapai tempat persemayaman, aku
akan mengobrak-abriknya sampai-sampai seakan badai baru saja lewat."
Dengan
Doryukken di bahu, dia memeriksa sekitar seakan dia sedang mencoba menemukan
mangsanya. Kemarahannya terlihat jelas. Dia benar-benar amat murka. Bahkan
intonasi kata-katanya terdengar aneh. Penyebabnya adalah, bisa kau bayangkan
berasala dari kejahilan Miledi Raisen.
Karena
mereka memahami perasaan Shia, Hajime dan Yue tidak berkata apapun mengenai hal
itu. Karena jika ada seseorang yang benar-benar marah, di sisinya pasti
sebaliknya ada yang bersikap tenang. Itu karena kondisi psikologis Hajime dan
Yue saat ini. Sekarang, sementara Hajime dan grupnya melanjutkan perjalanan, mereka
menemui berbagai jebakan dan ukiran kata-kata menyebalkan. Karena itulah, Shia
yang benar-benar murka karena hal tersebut, Hajime dan Yue juga merasa jengkel.
Akhirnya,
"Fuhihi", sebuah suara tawa aneh muncul dari samping Shia, dan Hajime
mengingat kembali hal-hal jahat yang mereka temui untuk sampai di sini.
* * *
Setelah
Shia menghancurkan litograf menyebalkan itu, Hajime dan grupnya melanjutkan
perjalanan mereka ke dalam terowongan itu dan sampai di sebuah tempat yang
sangat luas.
Di
dalam, terdapat tangga dan lorong-lorong. Terowongan yang berlanjut dari pintu
masuk adalah sebuah kekacauan total, seakan-akan tempat ini dibuat dengan
menggabungkan blok-blok legi begitu saja. Tangga dari lantai pertama terhubung
ke sebuah lorong di lantai tiga yang perlahan menjadi sebuah turunan yang
tersambung ke lorong lantai pertama. Sementara tangga yang muncul dari lantai
kedua tidak terhubung ke mana pun selain dinding. Ini benar-benar berantakan.
"Sekali
lagi, dalam artian lain, ini benar-benar tempat yang mirip dungeon"
"…
…Nn, ini membingungkan."
"Menyenangkan,
seperti yang diduga dari dungeon yang
dibuat oleh orang yang busuk. Kekacauan ini adalah ekspresi dari isi
pikirannya."
"…
…karena kami mengerti apa yang kau rasakan, sekarang sudah waktunya bagimu
untuk tenang."
Shia
merasa murka bahkan saat ini. Hajime, setengah bersimpati dan setengah
terpukau, berkata, "Baiklah kalau begitu, bagaimana sebaiknya kita
melanjutkannya sekarang", sambil memikirkan tentang itu.
"…
…Hajime. Sekalipun kau memikirkannya, tidak ada metode lain."
"Nn~,
yah, kau benar. Untuk sekarang, ayo maju sambil memberi tanda dan membuat
petanya."
"Nn…"
Hajime
mengangguk pada perkataan Yue. Memetakan adalah hal dasar dalam penjelajahan dungeon. Akan tetapi, Hajime secara
tidak sadar mengerutkan alis saat dia memikirkan betapa merepotkannya membuat
peta yang akurat dari dungeon rumit
seperti ini.
Juga,
yang Hajime maksudkan dengan "memberi tanda" adalah menggunakan sihir
khusus yang disebut "Tracking". Ini adalah sihir khusus yang bekerja
dengan meninggalkan sebuah "tanda" yang dibuat dari kekuatan magis di
tempat-tempat yang dia sentuh. Saat "tanda" tersebut digunakan pada
makhluk hidup, Hajime dapat mengikuti jejak ke mana mereka bergerak. Untuk
tempat ini, Hajime menaruh "tanda"nya di dinding. Karena
"tanda" dapat dibuat agar dapat terlihat, Yue dan Shia dapat
memahaminya. Mungkin karena kekuatan sihir dipasangkan secara langsung,
sepertinya pemecahan sihirnya tidak berefek.
Hajime
segera menaruh sebuah "tanda" di samping lorong pada tempat yang
terdekat dari pintu masuk dan terus maju.
Lorong
tersebut dua meter lebarnya dan terbuat dari tak terhitung banyaknya blok-blok
yang terlihat seperti batu-bata. Karena dinding-dindingnya memancarkan cahaya redup,
tidak ada masalah dengan penglihatan mereka. Mungkin itu dibuat dari bahan yang
berbeda dari batu berwarna hijau terang karena memancarkan cahaya kebiruan.
Saat
Hajime mencoba melihatnya dengan menggunakan "Mineral Appraisal", dia
menemukan bahwa batu itu disebut "phosphorus ore". Kelihatannya batu
itu memancarkan cahaya saat bersentuhan dengan udara. Ruangan pertama tidak
memperlihatkan cahaya mungkin karena itu adalah ruangan pertama. Bayangan yang
muncul dari gua tersebut adalah lapu (TL : ora mudeng mksdnya apa. Malah yg ada
kepikirannya Lapo :v) di mana batu mengapung muncul. Ada suara seorang pria
tua yang muncul dari batu. Bagaimanapun, phosphorous ore akan tetap memancarkan
cahaya selama bersentuhan dengan udara.
Itu
adalah anime mahakarya Jepang yang Hajime tanpa sengaja terpikir sementara
terus berjalan di lorong yang panjang itu. Dan tiba-tiba,
GAKONn
Suara
itu muncul dari salah satu blok yang Hajime injak. Blok tersebut tenggelam ke
dalam lantai karena berat badan Hajime. Hajime dan grupnya secara naluriah
bersuara "Eh?" dan melihat ke kaki mereka.
Pada
saat itu,
Shaaaaa‼
Suara
bilah-bilah pedang yang meluncur terdengar dan di tempat di antara blok di
dinding, pedang-pedang raksasa bergerigi muncul berputar dengan kecepatan
tinggi sambil bergetar. Pedang tersebut mendekati mereka dengan ketinggian
seleher dari sebelah kanan, sedangkan yang satu lagi dari dinding sebelah kiri
dengan ketinggian sepinggang.
"Menghindar!"
Hajime
langsung berteriak dan menghindarinya dengan mencondongkan tubuhnya ke belakang
seperti protagonist dari film The Matr**,
sementara dua yang lainnya yang ada di belakangnya juga mencoba menghindar. Yue
sejak awal bertubuh kecil jadi dia hanya perlu berjongkok untuk menghindar.
Shia juga sepertinya bisa menghindarinya. Dari belakang Hajime, sebuah suara
bergetar "Hawawa, hawawawa" dapat terdengar. Karena tidak ada
tanda-tanda rasa sakit di suara gadis itu, Hajime menduga gadis itu tidak
terluka. Meskipun benar-benar nyaris bahwa ujung-ujung rambut dari telinga
kelinci gadis itu yang terpotong… …itu sama sekali tidak masalah.
Kedua
pedang yang dipenuhi dengan niat jahat dan hawa membunuh itu tidak dapat
melakukan apapun pada Hajime dan grupnya, lalu menghilang ke dalam dinding.
Bersikap waspada terhadap kemungkinan serangan kedua, untuk sementara waktu
Hajime mengamati sekitarnya dengan hati-hati. Akan tetapi, sepertinya itu
adalah akhirnya. Merasa lega, Hajime menghela napas kemudian melihat ke
belakang hanya untuk merasa merinding.
Dia
melesat menjauh secara insting, bergerak mundur dan memanfaatkan momentum untuk
menyambar Yue dan Shia. Segera, tak terhitung banyaknya pedang yang berjatuhan
ke tempat di mana Hajime dan grupnya barusan berada seperti bilah-bilah guillotine dan memotong tanah
seakan-akan itu adalah mentega. Seperti yang diduga, benda tersebut berotasi
dalam kecepatan tinggi dan bergetar sama seperti pisau yang sebelumnya.
Hajime
melihat bilah-bilah pedang yang berjatuhan beberapa senti di depannya dengan
keringat dingin. Yue dan Shia juga menjadi kaku karenanya.
"..
…itu benar-benar jebakan fisik. Aku sama sekali tidak bisa merasakannya dengan
Magic Eye-ku."
Sampai
saat ini, Hajime dapat menghindari perangkap dengan sempurna karena itu semua
adalah perangkap magis. Dari semua jebakan yang ada di Dungeon Besar yang
pernah dia lihat, semuanya mengandung sihir. Karena itulah, kalau perangkap
tersebut adalah jebakan sihir, Magic Eye Hajime dapat melihatnya. Dengan
demikian, dia menduga bahwa tidak ada masalah selama Magic Eye tidak bereaksi
terhadap sesuatu. pendeknya, dia terlalu menggangap tinggi kekuatannya sendiri.
"Hau~
Ku-kupikir aku sudah mati~. Ngomong-ngomong, Hajime-san! Tolong hentikan itu
kalau hanya seperti itu saja!: bukannya karena itu kau punya lengan
buatan?"
"Yah,
bukankah menurutmu pedang-pedang itu tajam? Sekalipun tidak dapat memotong
lenganku, nantinya akan ada goresan. Bagaimanapun, aku tidak bisa menggunakan
Vajra saat ini."
"G-goresan…
…antara perlengkapanmu dan aku, mana yang lebih penting?"
"…
…yah, kau 'kan selamat. Bukannya itu bagus?"
"Wa—,
apa-apaan dengan pengalihan topik seperti itu! Itu bohong 'kan? Aku yang lebih
penting, 'kan? Benar 'kan?"
Shia
mencoba menanyai Hajime, yang mempermainkan dia seperti orang bodoh, dan Yue
menambahkan perkataan yang melecehkan pada Shia yang seperti ini..
"…
…kelinci tukang ngompol. Kau sekarat karena kekurangan pengalamanmu
sendiri."
"Ngo-ngompol?!
Tolong tarik itu, Yue-san! Tidak peduli apa yang terjadi, itu adalah aib
bagiku!"
Sebuah
julukan memalukan ditambahkan pada deretan julukan Shia, sementara gadis itu
menahan diri sambil memprotes. Setela memasuki dungeon ini, meskipun dia hampir mati dua kali dalam selang waktu
yang pendek, Shia tidak disangka-sangka sangat bersemangat. Seperti yang
diduga, kelebihan Shia adalah menerima pukulan. Walaupun orangnya sendiria
tidak akan mengakuinya.
Seperti
yang Shia keluhkan, ada pilihan lain untuk menghindari serangan kejutan
tersebut. Bagaimanapun, Hajime seharusnya dapat menghentikan pedang-pedang itu
sejak tadi dengan lengan buatannya. Mantelnya juga terbuat dari kulit demonic
beast yang dibangga-banggakan kekuatan pertahanannya, dan juga ada
pelindung-pelindung yang dipasang pada titik-titik vital. Benar, dia tidak akan
mati karena hal-hal semacam itu.
Namun,
perangkap barusan sudah jelas kematian mutlak jika melawan manusia normal.
Kalau hanya pelindung biasa, itu akan dengan mudahnya terbelah menjadi dua.
Bagaimanapun, kalau kau tidak memiliki perlengkapan yang Hajime buat dari
bahan-bahan yang dia dapatkan dari Jurang, tidak ada cara lain untuk selamat
selain menghindarinya.
"Yah,
tidak ada masalah kalau hanya sejauh itu."
Sambil
menyaksikan Yue dan Shia bertengkar dengan tatapan skeptic, Hajime berkata
demikian pada dirinya sendiri. Tidak peduli seberapa kuatnya, kalau hanya
jebakan fisik, maka itu tidak akan bisa membunuh Hajime. Yue juga memiliki
"Auto Regeneration". Dia tidak akan mati karena sebuah perangkap. Di
sisi lain… …Shia adalah satu-satunya yang berada dalam bahaya. Walaupun dia
tidak tahu apakah Shia menyadari hal itu, mungkin saja itu dikarenakan tingkat
stress Shia yang sudah mencapai puncaknya.
"Huh?
Hajime-san, apa maksudnya tatapan mengasihani itu…"
"Tolong,
berjuanglah untuk hidup, Shia… …"
"Eh,
ee? Apa yang tiba-tiba kau katakan itu? Meskipun aku dapat merasakan sesuatu
yang sangat tidak menyenangkan dari kata-kata itu… "
* * *
Hajime
dan grupnya bergerak maju sambil bersikap waspada terhadap jebakan.
Bahkan
saat ini, mereka sama sekali belum melihat satu pun demonic beast. Meskipun
mereka memikirkan kemungkinan bahwa dungeon
ini tidak memiliki demonic beast di dalamnya, itu hanyalah sekedar optimism.
Tidak akan aneh jika makhluk-makhluk itu mendadak muncul, karena itu juga
sebuah bentuk jebakan.
Hajime
dan grupnya mencapai sebuah ruang terbuka setelah keluar dari lorong.
Jalan-jalannya bercabang menjadi tiga di dalam ruangan tersebut. Untuk saat
ini, Hajime menaruh "tanda", kemudian Hajime dan grupnya memilih
jalur yang paling kiri yang menuju ke sebuah tangga menurun.
"Uu~,
entah kenapa aku punya firasat buruk tentang ini. Lihat, telinga kelinciku
bergerak-gerak gelisah dari kanan ke kiri."
Bergerak
maju beberapa langkah di tangga, mendadak Shia keceplosan berbicara begitu.
Seperti yang dia katakan, telinga kelinci Shia berdiri tegak, kemudian mulai
bergerak ke kiri dan ke kanan.
"Kau,
jangan mengatakan pertanda yang aneh-aneh sekarang. Kalau kau mengatakan hal
semacam itu, biasanya, sesuatu akan segera *GAKON"
… 'tuh 'kan!"
"I-itu
bukan salahku!?"
"…
…Kelinci pertanda buruk!"
Sementara
Hajime dan Shia bicara, sebuah suara tak menyenangkan pun terdengar lalu mendadak
anak-anak tangganya menghilang. Ini adalah tangga yang cukup curam, dan dengan
menghilangnya anak-anak tangga itu menjadi landai. Terlebih lagi, cairan licin
mirip aspal mulai mengalir dari lubang-lubang kecil yang tak terhitung
banyaknya di permukaan.
"Ugh,
ini——!"
Saat
anak-anak tangga itu menjadi landaian, Hajime segera mengubah mineral di bawah
sepatunya menjadi paku-paku, jari jemari lengan buatannya juga dibuat paku-paku
runcing supaya tidak tergelincir. Yue segera melompat ke Hajime sebelum dia
mulai terpeleset. Hajime yang sudah menduganya juga menyiapkan diri. Seperti
yang diduga, gerakan mereka harmonis bahkan di tempat seperti ini.
Akan
tetapi, masih ada satu orang yang tidak dapat melakukan kerja sama semacam itu.
Tidak perlu dikatakan lagi itu adalah Shia.
"Ukyaaa!?"
Saat
menjadi landaian curam, Shia menjerit ketika bagian belakang kepalanya
membentur permukaan keras, "Nuaaa!", saat dia merintih kesakitan,
kemudian ikut tergelincir sambil berlumuran cairan tersebut. Dalam keadaan
seperti itu, dengan kaki yang terbuka dalam bentuk M, dia menabrak wajah
Hajime.
"Bu!?"
Paku-paku
di lengan buatannya terlepas akibat tubrukan tersebut, membuat Hajime terjengkang
ke belakang dengan lengan kiri memeluk Yue. Kemudian, paku-paku di kakinya ikut
terlepas. Dia tergelincir di landaian itu dengan kepalanya terlebih dulu. Shia
berada di atas Hajime dalam posisi terbalik.
"Kau!
Kelinci ceroboh! Minggir sekarang!"
"Maaf,
tapi untuk minggir…"
Sambil
tergelincir, kecepatan mereka pun meningkat. Hajime mati-matian mencoba untuk
menusukkan paku-paku di lengan buatan dan sepatunya ke tanah, tapi mereka
terlalu cepat jadi tidak bisa berjalan lancar. Kemudian, dia mencoba
mentransmutasi tangga itu, tapi dengan kekuatan pemecah sihir yang kuat di
dalam dungeon ini, itu juga tidak
berjalan dengan baik.
Shia,
berjuang sebisa mungkin dan akhirnya bisa bangun. Sekarang, dia seakan-akan
sedang mengendarai Hajime.
"Gunakan
pasak Doryukken!"
Hajime
memberi perintah kepada Shia. Sledgehammer Doryukken yang Shia bawa memiliki
beberapa alat khusus yang disiapkan di dalamnya. Salah satunya adalah membentuk
pasak dengan bagian kepala palu. Itu adalah mekanisme untuk meningkatkan
kekuatan penetrasi dengan memfokuskannya pada satu titik. Kalau itu dihujamkan
pada permukaan tanah, seharusnya mereka dapat berhenti.
"Y-ya,
serahkan padaku!? Hajime-san! Jalannya—!"
Shia
mencoba melepaskan Doryukken dari alat pengikatnya di punggungnya. Kemudian,
Shia yang melihat ke depan segera bersuara cemas.
Hajime
dapat menyadari apa yang telah terjadi. Saat Shia terpeleset sebelumnya,
kemungkinan besar itu terjatuh.
"Kh!
Yue!"
"Nn!"
Hajime
segera memanggil nama Yue. Bahkan hanya dengan itu, Yue dapat membaca niat
Hajime.
"Shia,
berpegangan yang erat!"
"Y-ya!"
Masih
sambil mengendarai Hajime, Shia berpelukan erat-erat padanya.
Akhirnya,
mereka mencapai ujung dari landaian dan mereka terlempar di udara. Melayang
untuk sejenak. Pada kesempatan itu, Yue menggunakan sihirnya.
"
"Soar"!"
Itu
adalah sebuah sihir angin tingkat dasar dari sistem angin. Sihir ini
menciptakan hembusan angin vertikal kuat dan menambahkan kekuatan lompatan.
Seorang ahli akan dapat seakan-akan terbang dengan menggunakan sihir ini. Akan
tetapi, di tempat ini kekuatan sihir sulit untuk dipertahankan. Karena itulah,
sihir Yue hanya berlangsung beberapa detik dan efeknya hanya membuat Hajime dan
grupnya mengapung.
"Cukup."
Suara
Hajime yang bercampur dengan pujian pun terdengar. Itu benar. Bagi Hajime,
sudah cukup kalau dia memiliki waktu untuk memastikan sekitar mereka. Yue
benar-benar dengan luar biasanya memenuhi harapan pemuda itu.
Hajime,
dengan Yue di lengan kiri dan Shia yang bergelantungan di lehernya, menjulurkan
lengan buatannya ke langit-langit. Kemudian, dia mengerahkan kekuatan sihirnya…
PASHU!
Sebuah
suara muncul bersamaan dengan kawat tipis dengan sebuah jangkar terpasang dan
melesat dari lengan buatan itu, menembus dinding langit-langit. Kemudian,
karena jangkar itu, mereka tetap berada di tempatnya.
Hajime
dan grupnya saat ini sedang bergelantungan dengan seutas kawat yang menancap di
langit-langit. Mereka merasa lega setelah memastikan jangkar tersebut tidak
terlepas.
Kemudian,
mereka merasa menyesal saat mereka melihat apa yang ada di bawah mereka.
Kasakasakasa,
washawashawasha, kiikii, kasakasakasa.
Suara
itu muncul dari banyak kalajengking yang menggeliat-geliat. Panjangnya sekitar
10 cm. Meskipun tidak memberikan kesan yang sama dengan
makhluk-mirip-kalajengking, hewan ini berdampak secara psikologis membuat
mereka merasa jijik. Kalau mereka tidak menghentikan kejatuhan mereka dengan
jangkar, mereka akan terjun ke dalam lautan kalajengking itu dan pikiran
semacam itu membuat mereka merinding habis-habisan.
"""…
…"""
Ketiga
orang itu terdiam. Karena mereka tidak ingin melihat ke bawah, mereka menatap ke
langit-langit. Kemudian, entah bagaimana mereka menyadari cahaya yang memancar
menjadi rangkaian huruf. Sudah sangat terlambat, Hajime dan grupnya mau tidak
mau membacanya.
"Mereka
itu tidak memiliki racun yang mematikan."
"Tapi
kalian pasti akan lumpuh."
"Silakan
memuaskan diri dengan berbaring bersama anak-anak yang imut ini, pugya—‼"
Mungkin
dia dengan sengaja memasang phosphorus ore di situ, huruf-hurufnya menarik
perhatian di tempat yang redup. Mereka yang jatuh ke bawah sudah pasti, dengan kalajengking-kalajengking
yang menggeliat di sekitar tubuh mereka, mati-matian mencoba untuk bergerak,
dan mencoba untuk meraih ke surga (langit-langit). Kemudian, mereka akan
menemukan itu. Kata-kata candaan itu.
"""…
…"
Sekali
lagi, Hajime dan grupnya terdiam, tapi karena hal lainnya. "Abaikan,
abaikan", itulah yang mereka katakan pada diri mereka sendiri, dan entah
bagaimana mereka dapat mengamati sekeliling mereka.
"…Hajime,
di situ."
"Nn?"
Karena
Yue menyadari sesuatu, dia menudingkan jarinya ke sebuah tempat di bawah. Di
situ ada sebuah terowongan kosong.
"Sebuah
terowongan… …apa yang harus kita lakukan? Apa kita akan memanjat ke atas ke
lokasi kita sebelumnya atau kita akan ke situ?"
"A-aku
akan mengikuti keputusan Hajime-san. Aku cuma beban bagaimanapun juga…"
"Tidak
perlu. Hukumannya akan datang dari dungeon,
jadi tidak perlu dipikirkan."
"Itu
hanya membuatku semakin cemas! Bukannya lebih baik kau hanya katakan
"jangan dipikirkan"~"
"…
…tidak sopan. Hukumannya akan jadi dua kali lipat."
"A-apa,
Yue-san juga ikut-ikutan dengannya? Uu, sekalipun dungeonnya ditaklukkan, masa depan sepertinya kelihatan
gelap."
Hajime
dan Yue memaafkan Shia yang meratap.
"Haa,
bagaimanapun juga, akan jadi hal yang berguna kalau kita bisa menggunakan
kemampuan "memilih masa depan"mu~"
"Uu,
itu masih sama saja. Padahal aku sudah berlatih…"
"Memilih
masa depan" adalah sihir spesial Shia. Itu dapat melihat kelebatan masa
depan berdasarkan asumsi tertentu. Akan tetapi, itu hanya bisa digunakan sekali
sehari. Hal tersebut tidak praktis karena sihir spesial ini memerlukan sejumlah
besar kekuatan sihir untuk menggunakannya. Meskipun Shia spesialisasi dalam
penguatan tubuh, kalau kekuatan sihirnya terkuras, dia hanya akan menjadi
kelinci yang tidak tahu malu. walaupun jumlah penggunaan sihirnya berkurang
karena latihan harian… …masih sangat lama untuk menguasainya.
"Yah,
mau bagaimana lagi kalau kita tidak bisa menggunakannya. Daripada kembali,
sepertinya lebih baik untuk maju, jadi ayo pergi ke terowongan itu."
"…
…Nn."
"Ya."
Hajime
menembakkan jangkar lainnya kemudian bergerak seperti Tarzan sampai mereka
dengan selamat mencapai terowongan tersebut.
Hajime
dan grupnya bergerak maju di jalur tersebut yang diterangi oleh phosphorus ore
sambil bersikap waspada dengan jebakan tidak menyenangkan apapun yang mungkin
muncul.
0 Comments
Posting Komentar