AFTER BETA
(Author : Rafli Sydyq)
Pada musim dingin, tepatnya di awal
bulan Juli tahun 3475, sebuah game VRMMORPG bertema Fantasy bernama Another
Soul Online atau biasa disingkat sebagai A.S.O telah selesai melakukan uji BETA
selama tiga bulan dan akhirnya melakukan perilisan resminya.
Sebanyak
lebih dari 50.000.000 orang dari seluruh dunia bersemangat tentang hal ini dan
mulai bergabung bersama para Pemain lainnya di dunia pedang dan sihir yang
bernama Allard.
Dari
banyaknya para pemain yang baru bergabung, aku sebagai salah satu Pemain yang
telah bermain sejak uji BETA, tidak kalah semangat dan mulai proses Log In.
Dengan
jantung berdebar, aku segera berbaring di mesin Full Dive. Seluruh tubuhku
segera ditutupi oleh berbagai macam mesin VR dan mesin penyokong hidup. Setelah
dipastikan sudah terpasang semua, mesin segera menyala dan membawaku kesebuah
ruang putih polos yang sangat menyilaukan.
“Selamat datang di
game Another Soul Online”
Terdengar
suara seorang wanita yang terdengar sedikit mekanik. Kemudian, muncul sebuah
layar transparan dihadapanku.
“Anda terdaftar
sebagai pemain BETA. Apakah anda ingin menggunakan Karakter yang sudah ada atau
membuat yang baru?”
Sudah
jelas, tanpa bimbang sedikitpun, aku segera menekan opsi untuk menggunakan
karakter lamaku.
“Baiklah, pemain
dengan nama akun Rafael M. Dragnier selamat kembali ke Benua Allard dan semoga
Petualangganmu diberkahi oleh Goddes of Light”
Ruangan
memancarkan cahaya yang menyilaukan dan kesadaranku memudar. Tubuhku terasa
seperti melayang untuk sementara waktu, sampai akhirnya aku merasakan kalau
kakiku sedang menginjak tempat yang kokoh.
Saat
tersadar aku sudah berada di tengah hutan yang lebat, hembusan angin dingin
yang menyejukkan membelai permukaan kulitku, tercium aroma hutan yang khas dan
sinar matahari yang menembus celah dedaunan menyilaukan mataku.
Setelah
menikmati sensasi alam yang tidak pernah kurasakan di dunia nyata, aku menyebut
kata “Status” untuk memunculkan sebuah layar transparan tepat dihadapanku.
Name : Rafael Marvelia Dragnier Age : 22
Race : Human (Male) Job
: Priest, Ronin
MP : 700 (210)
STR : 300 (220)
DEX : 220 (50)
VIT : 150 (270)
AGI : 200 (70)
MND : 500 (300)
Equipment
:
(Weapon-Katana)
Katana of Forgoten Ronin
ATK : 120 SPD : 30 Durability : 70
(Weapon-Gauntlet)
Wild Bear Arms
ATK : 200 DEF : 120 Durability : 120
(Armor-Outwear)
Lone Wanderer Outfit
DEF : 100 SWF : 50 Durability : 200
(Armor-Glove)
Swordman Glove
DEF: 50 Durability : 80
(Armor-Boots)
Wanderer Boots
SPD : 40 Durability : 100
(Accessory-Neklace)
Rafael Rosario
INT : 300 MP: 210 Durability : -
Special Ability : {Self Growth}
Skill
:
[Apprasial] [Identify]
[Detection] [See-throught] [Mana Manipulation] [Mana Presence]
[Magic
Knowledge] [Weapon Mastery:
Katana] [Weapon Mastery: Gauntlet]
[Danger
Presence] [Aerodynamic] [Light Magic] [Sword Skill] [Martial Skill]
Aku
mengangguk puas setelah mengetahui kalau status dan peralatanku masih sama
seperti saat BETA.
Karakterku
di dalam game bernama Rafael M. Dragnier. Menurut latar belakang yang terkadang muncul saat aku bermain dulu, Rafael adalah
anak dari seorang petinggi di Gereja Cahaya di kerajaan Tristen.
Rafael
pergi dari rumah karena menolak untuk meneruskan posisi ayahnya dan memilih
untuk menjadi seorang Petualang dan pergi mengelilingi dunia.
Meskipun
aku sempat merasa risih saat kilas balik Rafael masuk kedalam kepalaku baik
saat aku sedang tertidur atau sedang bertarung, sekarang aku sudah terbiasa dan
munculnya kilas balik tersebut juga semakin jarang.
“Baiklah,
sekarang kemana aku akan pergi?”
Setelah
memastikan tidak ada yang salah, aku segera melihat sekeliling untuk mencari
kemana arah aku akan menuju.
Karena
semua yang kulihat hanyalah pohon, aku memilih untuk berjalan lurus kedepan.
Tidak butuh waktu lama sampai akhirnya aku menemukan sebuah jalan raya.
Meskipun
aku bilang jalan raya, jalan itu tidak lebih dari sekedar jalan dari tanah yang
tidak diaspal. Tapi, jalan itu cukup lebar dan kau bisa melihat bekas roda
kereta yang melewati jalan ini.
Karena
tidak memiliki peta, aku hanya mengikuti insting dan berjalan menyusuri
pinggiran jalan sambil berharap aku bisa dengan segera sampai ke kota.
Ditengah
perjalanan, aku bisa mendengar suara semak bergemerisik dan muncullah sesosok
Makhluk Buas seperti kelinci dengan bulu lebat dan terdapat sebuah tanduk putih
berbentuk seperti pisau menempel dikepalanya.
Aku
sudah sering menjumpai kelinci ini saat BETA. Makhluk Buas ini disebut sebagai
Horn Rabbit. Mereka sebenarnya adalah Makhluk lemah, tapi bila kau tidak
waspada, dia memiliki kekuatan yang cukup untuk mengalahkan Pemula yang tidak
waspada.
Mata
kemerahan menatap lurus padaku, dia segera mengambil postur berancang-ancang
dan melompat lurus kepadaku.
Aku
hanya menghindar sedikit kesamping lalu menebas lehernya hingga putus dan
Kelinci itupun terjatuh dengan keadaan sudah tidak bernyawa.
Aku
segera mengeluarkan ‘Survival Knife’ dari ‘Dimension Bag’ milikku dan segera
menguliti Kelinci itu untuk mengambil material darinya.
‘Survival
Knife’ adalah sebuah pisau sederhana yang kau dapatkan diawal permainan yang
sangat berguna untuk menguliti buruanmu, meskipun daya serangnya kecil, tapi
masih bisa digunakan seabgai senjata disaat darurat.
Sedangkan
‘Dimension Bag’ adalah item pemula yang berupa tas kulit kecil yang tergantung
di pinggang yang memiliki fungsi untuk menyimpan semua material yang didapat.
Kapasitas penyimpanan tergantung pada kualitas tas itu sendiri. Tas pemula
memiliki kapasitas penyimpanan sebesar ruangan 2x2 meter. Sedangkan tas yang
kumiliki adalah tingkat lanjut yang memiliki kapasitas penyimpanan sebesar
ruangan 10x10 meter.
Hal
yang merepotkan dari A.S.O adalah tidak adanya barang drop. Para Pemain
diharuskan untuk menguliti hasil buruan mereka sendiri untuk mengambil material
darinya.
Pada
awalnya banyak orang yang protes tentang hal ini. Alasannya adalah selain tidak
efisien dalam berburu, ada beberapa orang yang tidak tahan dengan penampilan
hewan yang dikuliti langsung diahadapan mereka.
Tapi,
tampaknya pihak pengembang sama sekali tidak berniat untuk mengubah sistem ini
dan para Petualang terpaksa untuk terbiasa. Lagipula menurutku ini jauh lebih
bagus, karena dengan ini aku bisa mengambil Material sebanyak apapun yang
kuinginkan tanpa perlu mengandalkan drop rate yang selalu membuatku frustrasi.
Hal
merepotkan lainnya dari A.S.O adalah tidak adanya sistem HP. Kematian Pemain
tergantung pada seberapa parah luka yang mereka alami. Dan bila seorang Pemain
kehilangan nyawanya, dia akan dibangkitkan kembali di Altar of Light yang ada
di setiap kota. Dengan hukuman berupa penurunan status dasar untuk sementara
waktu dan beberapa peralatan akan hilang.
Tanpa
sadar aku sudah selesai menguliti Horn Rabbit tersebut. Material yang kudapat
berupa (Rabbit Hide), (Rabbit Meat), dan (Rabbit Horn). Sedangkan untuk
material sisa, aku melemparnya jauh kedalam hutan agar menjadi makanan Makhluk
Buas lainnya dan kembali melanjutkan perjalananku.
Dan
inilah hal yang paling merepotkan dari A.S.O yaitu tidak adanya sistem level.
Hal ini membuat para Pemain yang ingin bertambah kuat, harus melatih tubuh
mereka secara manual dan bagi para pengguna sihir, mereka diharuskan membaca
‘Magic Book’ atau berguru kepada seseorang.
Ditengah
perjalanan, aku kembali berjumpa dengan seekor Makhluk Buas. Kali ini dia
adalah seekor anjing kotor yang menampilkan deretan gigi kuning yang tampak
tajam dan kau bisa melihat air liur menetes dari mulunya.
Nama
dari Makhluk Buas ini adalah Wild Dog. Tentu saja, aku bisa mengalahkannya
dengan mudah. Material yang kudapat dari Wild Dog berupa (Dog Hide), (Dog
Claws), dan (Dog Tooth). Meskipun tidak banyak, tapi masih bisa dijadikan uang.
...
Hari sudah menjelang malam dan aku masih
belum menemukan adanya penampakan sebuah pemukiman manusia.
Karena
berbahaya bila terus melanjutkan perjalanan saat malam, aku memutuskan untuk
berkemah.
Saat
ini aku sedang memasak [Rabbit Meat] yang tadi aku dapatkan. Meskipun aku
bilang memasak, yang kulakukan hanyalah menaruhnya diatas api dan menaburinya
dengan garam sebagai perasa.
Jujur,
aku kurang pandai memasak. Tapi, aku orangnya tidak pilih-pilih makanan. Selama
kenyang, makanan apapun tidak masalah.
Di
A.S.O juga terdapat sistem Hunger, yang mengharuskan Pemain untuk mengkonsumsi
makanan dan minuman dalam jangka waktu tertentu atau mereka akan terkena status
buruk atau bahkan mati kelaparan.
Setelah
menghabiskan makan malam aku segera naik keatas pohon dan beristirahat di salah
satu dahannya yang cukup besar untuk menompang tubuhku. Aku melakukan ini agar
terhindar dari para Makhluk Buas yang biasa berkeliaran di tanah saat dimalam
hari.
Jika
kalian bertanya kenapa aku tidak Log Out, itu karena mesin Full Dive sekarang
mempunyai fitur yang membuat pemain bisa Log In selama sebulan penuh. Kalau
soal pekerjaan aku sudah menyerahkannya pada bawahanku jadi aku bukan
pengangguran dan soal makanan aku menerimanya dari selang nutrisi yang
terpasang di mesin Full Dive jadi aku bisa tenang dan bermain sepuasnya.
Aku
menyandarkan tubuhku pada batang pohon dan memejamkan mata berusaha untuk
tidur.
Seperti
biasa, aku kembali melihat kilas masa lalu Rafael. Kali ini tentang saat dia
belajar sebuah sihir langka di perpustakaan.
Disaat
aku sedang menikmati kenangan Rafael, tiba-tiba saja [Danger Presence]
berteriak dengan keras menandakan adanya bahaya.
Aku
yang terbangun dari alam mimpi melihat sekeliling untuk menemukan sumber bahaya
yang menganggu tidurku.
Disana
aku melihat seekor beruang coklat raksasa yang memiliki enam buah lengan sedang
mendekat.
Dia
melihat sekeliling sampai akhirnya mendongak keatas dan mata kami bertemu.
Beruang itu yang telah mengetahui keberadaanku langsung berdiri tegak. Dia
sangat besar, kuperkirakan Beruang ini setinggi tiga setengah meter dan
kepalanya hampir menjangkau dahan tempat aku beristirahat.
Beruang
itu bergerak maju tampak hendak merobohkan pohon dimana aku sekarang berada.
Tidak tinggal diam, aku langsung melompat turun sambil melakukan gerakan
akrobatik dan menebas leher bagian belakan Beruang tersebut.
Tidak
disangka kulit Beruang itu sangat keras dan pedangku hanya mampu menggali
dangkal pada dagingnya. Masih membelakangi Beruang, aku tidak membuang waktu
dan kembali menyerangnya dengan [Sword
Skill-Heavy Slash], aku mengincar lengan kirinya dan seranganku kali ini
berhasil memutuskan salah satu lengan kirinya.
Marah
karena kehilangan salah satu lengannya, Beruang itu langsung mengayunkan lengannya
yang tersisa secara membabi buta.
Serangan
itu mampu merobek tanah dan menghancurkan batang pohon dengan sekali serang. Aku
berhasil menghindar dan membalasnya dengan [Light Magic-Radiance Cutter] sebuah
pisau cahaya muncul dan kali ini berhasil memotong salah satu lengan kanannya.
Setelah
kehilangan dua lengannya amukan Beruang itu semakin menjadi, kali ini dia
menerjang langsung kearahku. Aku berhasil menghindar dengan melompat keatas dan
langsung memukul kepalanya dengan [Martial Skill-Gravity Strike] yang membuat
Beruang itu langsung tersungkur di tanah dan tanpa banyak penundaan aku segera
menusukkan pedangku di leher Beruang tersebut.
Beruang
itu berteriak kesakitan sampai akhirnya dia terdiam dan kehilangan nyawanya.
Setelah mengalahkan Beruang itu aku langsung mengulitinya dan mendapatkan
banyak sekali material berharga.
Aku
baru teringat kalau aku belum menggunakan [Identify] padanya, dengan segera aku
menggunakan [Identify] pada tubuh Beruang yang sudah kaku dan mengetahui kalau
dia adalah Great Grizzly Bear.
...
Sekarang matahari sudah terbit
sepenuhnya. Aku yang tidak bisa tidur sejak bertarung melawan Great Grizzly
Bear memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan.
Ditengah
perjalanan aku kembali mengalahkan beberapa Horn Rabbit dan Wild Dog yang
kutemui. Sambil berharap agar terhindar dari masalah seperti pagi tadi aku
melanjutkan perjalananku dengan santai.
Tapi,
sepertinya Tuhan tidak mau mengabulkan harapanku, sekarang terdapat sekelompok
orang seperti pedagang kaya yang keretanya sedang diserang oleh empat orang
yang tampak seperti bandit, meskipun bagiku mereka tampak terlalu bagus untuk
menjadi sekedar bandit.
Sambil
menunjukkan senyum yang menjijikan salah seorang bandit tertawa dengan penuh
ekstasi “Hahaha... jika kalian masih sayang nyawa cepat serahkan semua barang
berharga dan juga wanita cantik itu kepada kami!”.
“Wah
klise sekali!”, jujur karena sikap bandit itu terlalu klise seperti penjahat
kacangan yang biasa ada di TV aku tidak sengaja membocorkan pikiranku dengan
keras dan tampaknya para bandit itu mendengarnya.
“Hei,
tampaknya kita punya sa-“ belum sempat bandit itu menyelesaikan kalimatnya aku
langsung melompat kearahnya dan menebas lehernya. Terkejut karena momentum yang
tiba-tiba bandit itu tidak sempat menangkis dan pedangku dengan rapi berhasil
memisahkan kepala bandit itu dari tubuhnya, sekarang tinggal tiga bandit lagi
tersisa.
“Apa-apaan”,
karena panik bandit kedua terlambat menghunuskan pedangnya dan harus rela
lehernya ditebas oleh pedangku, dua bandit lagi tersisa.
“Dasar
Baji-“ sambil mengumpat bandit ketiga mengayunkan pedangnya kearahku, tapi
pedang itu hanya mengenai udara kosong dan seketika bandit itu terlempar
kebelakang setelah menerima pukulan telak didadanya yang membuat beberapa
tulang rusuknya patah, sekarang hanya tersisa satu bandit lagi.
Bandit
terakhir jauh berbeda dari tiga lainnya karena tanpa kehilangan ketenangan
meski telah melihat semua rekannya dikalahkan dengan mudah, dia mengayunkan
pedangnya tepat kearah leherku, tapi kutangkis dengan mengangkat tangan
kananku, suara benturan besi terdengar keras. Aku segera memutar tubuhku dan
mencoba menebasnya, tapi dia berhasil menghindar.
Setelah
mundur beberapa langkah bandit itu melompat tinggi diudara. Dia mengangkat
pedangnya setinggi mungkin sambil mengeluarkan teriakan yang sangat gagah, dia
tampaknya akan menggunakan [Sword Skill-Savage Drop] karena aku tidak mau
menunggu serangannya dan tidak mau repot-repot menghindar aku langsung
menyerangnya dengan [Light Magic-Radiance Lance] sebuah tombak cahaya muncul
dari telapak tanganku yang menembus dada bandit itu dan meninggalkan sebuah
lubang yang terbuka lebar, kehilangan momentum dia terjatuh dari udara dalam
keadaan sudah tidak bernafas lagi.
1 Comments
Bagus
BalasHapusPosting Komentar