ENCOUNTER WITH CLOWNS
(Author : Rafli Sydyq)
Matahari telah terbit saat aku
selesai menguliti para Serigala dan mengambil material berharga dari mereka.
Dengan
keadaan lelah, aku berjalan dengan pelan untuk mencapai kota Pruistine sambil
menghindari pertempuran sebisa mungkin.
Saat
ditengah perjalanan aku memperhatikan kalau pakaianku yang sudah lusuh menjadi
jauh lebih lusuh lagi, juga sekarang terdapat retakan pada gauntletku dan mata
pedangku juga sudah mulai terkikis.
Mustahil
aku akan melanjutkan petualangan dengan keadaan seperti ini. Menilai dari semua
material yang kudapat, kurasa aku akan mendapatkan peralatan yang bagus jika
aku menyerahkannya pada pandai besi berpengalaman.
Butuh
waktu beberapa jam sampai akhirnya aku sampai di kota. Meskipun baru pagi, tapi
kota penuh dengan kehidupan.
Banyak
orang berlalu-lalang, ada yang berjalan dengan santai, ada juga yang tampak
sedang terburu-buru. Para pedagang meneriakkan nama dagangan mereka demi
memancing pembeli.
Mengesampingkan
itu semua , aku terus berjalan dengan rasa lelah yang sangat besar sampai
akhirnya aku tiba di Guild dan segera masuk kedalam.
Apa
yang kulihat pertama kali adalah pemandangan yang cukup luar biasa. Terdapat
barisan rapi para Petualang pemula sedang duduk bersujud ditengah ruangan
sambil mendengarkan ceramah dari Kenrick. Sedangkan para Petualang senior hanya
duduk dan memperhatikan sambil melakukan kegiatan mereka masing-masing.
Kenrick
dengan wajah seperti seekor singa yang mendapati mangsanya sedang meneriaki
para pemula yang sedang bersujud dengan kepala tertunduk lesu. Teriakan Kenrick
baru berhenti ketika dia melihat aku yang sedang berdiri di depan pintu Guild.
“Oi
Rafael, kau selamat yah. Jadi bagaimana? Apakah itu terlalu sulit untukmu”
Setelah
Kenrick mengatakan itu semua orang yang berada di aula Guild termasuk para
pemula langsung mengalihkan pandangannya padaku, mengabaikan mereka aku
menjawab dengan lesu.
“Daripada
dibilang sulit, lebih tepatnya merepotkan. Tapi, yah, aku entah bagaimana
berhasil menyelesaikannya”
“Hmm....
lalu, mana buktinya, tunjukkan padaku”
Aku
segera mengeluarkan material yang kudapat tepat didepan Kenrick, aku tetap
menyimpan beberapa yang nantinya ingin kugunakan sebagai bahan untuk membuat
peralatan baru. Melihat tumpukkan material dari Makhluk Buas kelas S, seketika
aula Guild kembali menjadi ribut.
“Hei
apakah kau melihat itu?”
“Ya,
apakah dia benar-benar melakukan itu semua sendirian?”
Mengabaikan
semua kebisingan itu Kenrick menggunakan [Apprasial] kepada semua material yang
kuberikan, “Hmm... ini semua asli” mengalihkan pandangannya kepadaku Kenrick
melanjutkan “Baiklah, Aida cepat bawakan orang ini hadiahnya, lalu kalian cepat
bawa semua material ini ke gudang” Aida yang mendapatkan perintah segera
berlari kebelakang lalu kembali dengan membawa sekantong penuh uang, sementara
dua petugas Guild lainnya segera mengangkut semua material ketempat lain.
Setelah memastikan kalau jumlah bayarannya sesuai aku segera meyimpan uang
tersebut di ‘Dimension Bag’.
Setelah
itu aku juga menjual semua material yang kudapat dari Makhluk Buas yang kutemui
di sepanjang jalan. Aku juga memberitahukan kepada Kenrick kalau masih ada sisa
dari Ular Raksasa yang tidak bisa kuambil karena terlalu banyak. Spontan
setelah mendengar ini hampir semua Petualang yang berada di Guild bergegas
pergi untuk mendapatkan material.
Saat
semua urusanku sudah selesai dan berniat untuk meninggalkan Guild, tiba-tiba
sebuah hal yang merepotkan terjadi.
“Tolong
tunggu!”
Orang
yang memanggilku adalah seorang pemuda dengan rambut pirang yang sudah tidak
asing lagi, yup dia adalah Lonel. Dengan ekspresi seperti anak kecil yang penuh
harap menatapku dengan mata penuh keinginan.
“Perkenalkan
namaku Lonel Myrddin, tolong jadikan aku muridmu” Seketika Lonel menundukkan
kepalanya dan membuat sebuah permohonan yang sangat merepotkan.
“Hah?
Apa maksudmu?”
“Kumohon,
ajari aku supaya aku bisa memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi semua
orang”
Serius?
Anak ini sepertinya kebanyakan membaca cerita tentang pahlawan yang baik hati.
“Kalau
begitu berlatihlah sendiri, aku sibuk”
Tentu
saja, aku menolaknya. Tapi, saat aku hendak pergi Lonel langsung berlari dan
menghadangku lalu kembali bersujud.
“Kumohon,
aku ingin segera menjadi kuat agar bisa melindungi banyak orang dan membuat
dunia menjadi damai”
Sungguh?
Apa yang dilakukan orang tua anak ini hingga dia bisa menjadi seperti ini
diusianya yang sekarang.
“Mustahil
kau bisa menjadi kuat sehari! Setidaknya kau butuh waktu berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun untuk menjadi kuat”
“Tapi
setidaknya pasti ada senjata atau sihir legendaris yang bisa-“
“Jangan
mengandalkan senjata! Jika kau kuat hanya saat menggunaka senjata tertentu itu
hanya berarti kau lemah. Lihatlah aku, meskipun hanya menggunakan ini aku bisa
mengalahkan semua lawanku!”
“Tapi-“
“Tidak
ada tapi-tapian, jika kau ingin kuat maka berlatihlah. Tidak ada yang namanya
kuat dalam sehari!”
“---“
Tidak
sanggup berbicara lagi Lonel hanya bisa terdiam, karena tidak tahan lagi aku
segera pergi meninggalkan Guild dan menyerahkan para Pemula dalam asuhan
Kenrick seperti seharusnya.
...
Saat ini aku sedang berjalan-jalan
santai disekitar kota, dimana-mana kau bisa melihat banyak orang dari berbagai
ras sedang berlalu-lalang seperti hal itu adalah wajar. Sebuah pemandangan fantasi yang tidak mungkin
kau saksikan di dunia nyata bisa kau lihat dengan mudah disini.
Butuh
waktu beberapa saat ketika akhirnya aku mencapai tujuanku. Itu adalah sebuah
bengkel pandai besi dan toko senjata yang bernama Maynard. Aku mengetahui toko
ini dari rekomendasi Kenrick.
Karena
ini adalah rekomendasi langsung dari GuildMaster aku berharap peralatan yang
kudapat memang sebaik iklannya.
Didalam
toko aku bisa melihat deretan senjata terpajang dengan rapi di dinding, dan
dibelakang konter aku bisa melihat seorang Dwarf dengan jenggot tebal yang
berwarna abu-abu dan ujungnya dikepal tiga dan diikat dengan pita hitam sedang
duduk dan memperhatikanku dengan matanya yang tajam seolah sedang menilaiku.
Tanpa
keraguan aku segera mendekatinya.
“Apakah
kau yang bernama Melvin O’Neil?”
“Kalau
iya memangnya kenapa!”
“Aku
disini atas rekomendasi dari Kenrick, dia bilang kau cukup ahli dalam membuat
senjata”
“Ho
ho... rekomendasi dari orang itu yah, baiklah senjata apa yang kau inginkan?”
Aku
segera mengeluarkan (Great Grizzly Hide) dan (Great Grizzly Bone) dari Great
Grizzly Bear, (Black Python Scale) dan (Black Python Fang) dari Great Black
Phyton, serta (Black Leader Hide),
(Black Leader Claws) dan (Black Magic Gems) dari Black Wolf Leader dan
masih banyak bahan lainnya.
“Aku
ingin kau membuat peralatan yang mirip dengan yang aku pakai sekarang dengan
semua bahan ini”
Melihat
semua material yang ada dihadapannya Melvin berpikir dengan serius sambil
membelai jenggot panjangnya, setelah dia mengetahui apa yang akan dia buat
Melvin kembali menatap padaku dengan matanya yang tajam.
“Baiklah
kalau begitu pinjamkan aku senjata yang kau gunakan, aku ingin menggunakannya
sebagai contoh serta aku ingin mengukur tubuhmu”
Mendengar
itu aku segera memberikan padanya katana dan gauntlet milikku.
“Astaga
apa yang sebenarnya kau lawan sehingga mereka menjadi seperti ini!”
“Bukannya
aku sudah menyerahkan mereka padamu”
Setelah
melihat kondisi senjataku Melvin secara refleks menyuarakan pendapatnya,
setelah itu dia segera mengukur tubuhku dan mengatakan kalau peralatanku akan
selesai dalam waktu lima hari. Aku juga membeli katana dan gauntlets sebagai
pengganti sementara dari senjataku yang hampir rusak dan sedang dipinjam oleh
Melvin.
Setelah
mengunjungi toko Melvin aku kembali berjalan disekitar kota untuk mencari
pengganti sementara dari pakaianku yang sudah lusuh ini. Tidak lama aku
menemukan sebuah tempat yang bernama toko peralatan Rozita, saat aku masuk
terdengar suara dentingan lonceng yang terpasang di atas pintu masuk yang
memberitahukan kalau ada pelanggan yang datang.
Aku
disambut oleh seorang gadis dengan rambut dan mata berwarna biru langit, dia
mengenakan pakaian sederhana tapi tetap elegan yang bagian atasnya adalah baju
lengan panjang berwarna putih dengan rok panjang biru muda yang serasi, serta
rambutnya yang dibuat ponytail memberikan dia kesan imut.
“Selamat
datang di toko Rozita, jika anda mencari pakaian baru anda bisa menemukannya di
bagian sana”
Setelah
memperhatikan penampilanku dia segera memberitahukan dimana aku bisa menemukan
pakaian baru. Aku segera menuju kesana dan mengambil pakaian yang kurasa cocok
dan menuju konter untuk membayarnya.
“kau
tau meskipun aku memang sedang mencari pakaian baru tapi jika kau melakukan hal
yang sama pada pelanggan lain mereka bisa saja marah kau tau” kataku berusaha
menasehati gadis itu.
“Oh
benarkah, kalau begitu saya minta maaf akan tindakan kasar yang saya lakukan”,
gadis itu menundukkan kepalanya dan meminta maaf.
“Nama
saya adalah Azura, dan sekali lagi saya minta maaf akan kekasaran yang saya
lakukan”
“Namaku
Rafael, dan tidak apa-apa itu bukan masalah besar tapi jangan diulangi lagi”
Aku
langsung pergi dari toko dan kembali berjalan-jalan disekitar kota. “Peralatanku baru akan selesai lima hari
lagi, jadi sekarang apa yang harus aku lakukan?”, sambil memandang langit
yang mendung aku kembali berjalan menuju penginapanku.
0 Comments
Posting Komentar