MASALAH SAAT INI DI GURUN PASIR BESAR
(Translater : Dhien)
Dunia yang coklat.
<> adalah sebuah tempat yang kata itu gambarkan dengan sempurna.
Pasir yang coklat, terbentuk dari jutaan butiran-butiran berukuran kecil. Angin
yang berhembus dengan konstan meniup pasir dan mewarnai udara dengan warna kecoklatan,
dan dalam radius 360 derajat, hanya terdapat warna coklat yang dapat dilihat.
Terlebih lagi, terdapat beberapa bukit
pasir baik besar maupun kecil, permukaannya selalu teraduk oleh angin. Lambat
laut, pola permukaan bukit itupun berubah dengan konstan, seolah mengatakan
"Aku Hidup". Panasnya matahari dan terik yang menyengat membuat suhu
pasir dan tanah naik dengan drastis, dan dengan mudah mencapai 40 derajat
celsius. Bersamaan dengan pasir yang berterbangan, tempat itu adalah tempat
terburuk untuk berpergian.
Akan tetapi, itu hanya berlaku untuk pengembara
normal.
Saat ini, di dalam lingkungan yang buruk
itu, sebuah kendaraan hitam berbentuk kotak, sebuah kendaraan sihir beroda
empat nyatanya sedang melaju dengan santai di tengah badai debu. Meskipun tak
ada aspal ataupun jalan, hal itu dapat diselesaikan dengan kompas yang
terpasang di dalam kendaraan.
"… Di luar terlihat hebat… Aku
sangat bersyukur ini bukan gerobak biasa."
"Daku setuju. Daku tak tau kenapa
lingkungannya menjadi seperti ini… tapi memang ini bukanlah tempat yang
seseorang ingin berlama-lama di dalamnya."
Selagi duduk di jok belakang sambil
mengamati pasir yang terhmpaskan ke jendela dan nelihat coklatnya dunia, Shia
dan Tio menggumamkan itu dengan sepenuh hati. Tak peduli berapa banyak M yang
Tio pikirkan, lingkungan sekitar hanya membuatnya depresi.
"Ini benar-benar berbeda dengan
saat Myuu di sini sebelunya! Di sini dingin dan mata Myuu tidak sakit! Papa
hebat!"
"Ya benar~, Papah Hajime memang
hebat, kan~ Myuu-chan, kau ingin minum air dingin?"
"Aku mau~. Kaori-oneechan,
makasih~,"
Selagi duduk di pangkuan Kaori yang
duduk di samping jendela di kursi depan, Myuu tertarik karena ini sangat
berbeda dibanding dengan saat ia di sini saat diculik sebelumnya. Myuu
memperhatikan Hajime yang membuat ruang senyaman itu dengan mata berbinar.
Itu wajar. Itu merupakan hal yang
mengerikan bagi Myuu yang merupakan bagian dari suku penyelam laut untuk
menyeberangi gurun. Bagi anak kecil berumur 4 tahun sepertinya, bukan hal yang
aneh jika ia mati dalam kondisi tubuhnya yang lemah.Telah menahan lingkungan
yang seperti itu membuat keterkejutan Myuu semakin bertambah antara selang
waktu dahulu dan sekarang. Bagaimanapun, mobil sihir ini dilengkapi dengan AC.
Selanjutnya, orang yang setuju dengan
Myuu mengeluarkan air dingin yang normalnya tidak ada di gurun meskipun mereka
mencari sekuat tenaga, ia adalah orang yang membuat pernyataan penuh kesan
kepada Hajime dan mendeklarasikan perang kepada Yue di Hol-ad dan sebelum
Hajime sadari ia telah menjadi salah satu kawannya. Ia adalah Kaori. Kebetulan,
airnya telah diambil keluar dari lemari es yang terpasang di mobil.
"Kau tahu Shirasa-… Kaori. Tolong
berhenti memanggilku Papah-Hajime. Entah kenapa itu membuatku merasa sangat
geli."
"? Tapi, bukankah Myuu mengatakan
itu seolah itu hal yang normal?"
"Yahh aku tak mempedulikan Myuu.
Akan tetapi, untuk seorang teman sekelasku memanggilku papah itu sangat…"
Karena sifatnya yang suka menolong,
entah bagaimana Kaori menjadi orang yang menjaga Myuu dan ialah yang paling
sering memanggil Hajime sebagai Papah-Hajime ketika ia di samping Myuu. Dan
sebagai teman sekelas dan gadis yang sedang puber untuk memanggilnya papah,
Hajime merasakan sensasi penolakan yang berbeda dibanding ketika Myuu yang
memanggilnya, dan Hajime pun memasang ekspresi yang bener-bener halus.
Tanpa sengaja, bagi Hajime untuk
memanggilnya 'Kaori' adalah hasil dari permintaan Kaori. Ia beralasan 'Hajime
selalu memanggil semuanya dengan nama panggilan mereka sendiri, jadi hal yang
tidak adil bagiku untuk dipanggil dengan nama keluargaku!', kurang lebih
seperti itu.
"Seperti itukah? Kalau begitu aku
tidak akan… tapi, saat nanti aku juga sudah punya anak… saat itu…"
Kaori mengatakan itu dengan pipi yang
merona kemerahan, selagi mengintip ke arah Hajime. Lalu sebuah suasana aneh
menyelimuti semua orang yang ada di dalam mobil, kecuali Myuu. Kemudian Yue pun
menjawab Kaori menggantikan Hajime yang pura-pura tak mendengar apapun."
"… Sayangnya, aku telah membuat
perjanjian itu terlebih dahulu. Hajime menjanjikannya padaku."
"!?… Hajime-kun, apa
maksudnya?"
"… Kupikir itu bukan hal yang aneh.
Bagaimanapun, itu sesuatu yang masih akan jauh terjadi."
"…, fufu, Hajime berjanji
mengenalkanku ke orang tuanya."
"!?"
"… Dia sudah sepenuhnya membuat
rencana keluarga yang cerah."
"!?"
"… Bahkan kencan di kota asal
Hajime."
"!?"
Serangan kuat Yue tak terbendungkan!
Kalimat itu, satu persatu, menumpuk, menusuk dada Kaori. Akan tetapi, Kaori
bukanlah wanita yang dapat berakhir dengan semudah itu. Ia percaya keselamatan
Hajime bahkan dalam situasi yang begitu tanpa harapan dan ia tetap teguh
menantang Yue yang jelas-jelas sudah memiliki ikatan spesial dengan Hajime. Di
saat itu Yue menghentikan kalimatnya dan Kaori memulai serangan balik!
"Aku, Aku tahu banyak hal tentang
Hajime-kun yang tak Yue tahu! Misal, impian Hajime di masa depan, hobbinya,
bahkan genre favoritnha! Apa Yue tahu anime dan komik apa yang Hajime-kun
suka?"
"Hmph… itu… tapi, hal itu sudah tak
ada hubungannya lagi dengan kita sekarang. Hajime dapat mengajariku saat kita
datang ke Jepang."
"Naif sekali. Lihat saja Hajime-kun
yang sekarang. Bukankah dia sudah terlihat seperti karakter anime?"
"Geh?"
Itu seharusnya menjadi pertarungan
antara Kaori dan Yue akan tetapi entah kenapa Hajime juga menerima dampaknya.
"Rambut putih berpenutup mata,
terlebih lagi mata sihirnya… itu benar-benar hal yang dimiliki karakter favorit
Hajime-kun… bahkan senjatanya, Cross Bit dimodel dari … ah, tapi yang paling
Hajime-kun sukai itu 00, jadi itu adalah GN Bit bukan? Apapun itu, Hajime-kun
yang sekarang tetaplah seorang Otaku."
"GAH!? K-Kaori…"
"Mu, muu… untuk senjata Hajime
dimodelkan dari hal seperti itu."
"Yue, apa kau bisa bilang kau
menang jika kau saja tidak tau apa hal yang disukai orang yang kau suka?"
"… Kaori… berani juga kau… kalau
begitu, biar kuajarkan langsung oadamh. Tentang apa yang Hajime suka di atas…
ranjang."
"!?… A-,a-,a-, di atas ranjang, uu~
seperti dugaanku…"
"Fufufu… bagus kalau kau tahu
perbedaan kita."
Selama perjalanan mereka, Yue dan Kaori
telah membuat banyak sekali percikan-percikan api di antara mereka sampai membuat
anggota yang lainnya tak mempedulikan mereka lagi. Pada awalnya, Shia
memperhatikan mereka dengan gelisah, tapi pada akhirnya, hal itu tak menjadi
masalah yang serius, jadi iapun memutuskan untuk berhenti terlibat dengan
mereka lagi.
Selagi itu, Hajimelah yang terkena
dampak paling besar. Hajimelah sumber keributan mereka, jadi isi keributan yang
mereka buat membuatnya sakit hati. Bahkan sekarang, dia menerima kerusakan
mental karena hal yang paling dikhawatirkannya sedang dibahas.
Sekarang Yue menceritakan dengan jelas
tentang aktifitas 'malam' yang membuat Kaori menutup telinganya, tak ingin
mendengarkannya. Hajime sendiri tidak ingin hal itu diketahui oleh Myuu jadi dia mencoba menghentikan Yue.
Akan tetapi, mendahului Hajime, Myuu
tanpa diduga mencoba menghentikan perselisihan mereka.
"… u~, Yue-oneechan dan
Kaori-oneechan selalu bertengkar! Myuu benci jika kalian tidak akur!"
Mengatakan hal itu, Myuu berpindah dari
pangkuan Kaori ke pangkuan Shia di kursi belakang. Terlebih lagi, Yue dan Kaori
menjadi bingung. Itu karena gadis berusia 4 tahun mengatakan ia akan membenci
mereka.
"Geez, kalian berdua terlihat tidak
pantas di hadapan Myuu-chan. Sebaliknya, itu menjadi hal buruk dalam
pendidikannya. Aku juga mengerti berapa banyak kalian memikirkan
Hajime-san, tapi tolonglah lebih
bijaksana."
"!… Betapa gagalnya kalian sampai
dimarahi oleh Shia…"
"Ma-Maafkan aku, Myuu-chan, Shia."
Untuk sampai ditegur oleh Shia membuat
pundak mereka berdua lemas.
Bagi Yue, Shia mirip dengan teman dan
adik, dan walaupun Shia juga memiliki perasaan terhadap Hajime, Shia juga
memikirkan hal yang sama ke Yue sehingga tidak membuat Yue menganggapnya sebagai
saingan cinta. Dan tentang Tio, ia hanyalah seorang mesum. Makanya, Kaori yang
membuat deklarasi perang scara frontal kepada Yue adalah saingan cinta pertama
yang ia miliki.
Yue yakin terdapat ikatan yang absolut
antara dirinya dan Hajime. Ia memiliki keyakinan teguh bahwa ia adalah
'seseorang yang spesial' bagi Hajime. Makanya, ia begitu yakin bahwa ia akan
dapat mengalahkan dengan mudah penantangnya, Kaori, saat pernyataan dan
deklarasi perang terjadi.
Akan tetapi, meskipun kepercayaan
dirinya tidaklah berubah, Kaori terkqdang membuat bunga bermekaran di antara
dirinya dan Hajime ketika mereka mengenang tentang Jepang yang merupakan hal
tidak diketahui oleh Yue dan yang lainnya. Kepada Kaori yang mengetahui masa
lalu Hajime yang tidak dijetahuinya, Yue merasakan tunas persaingan tumbuh tak
lama kemudian.
Sebagai hasilnya, seperti anak-anak yang
memamerkan koleksinya, perselisihan dj antara mereka berubah dari hal serius ke
situasi seperti itu dan hari ini, Myuu dan Shia akhirnya marah juga kepada mereka.
Biasanya, Hajimelah yang menghentikan
Yue, tapi dialah yang menerima dampak paling besar dari perselisihan mereka.
Dan sekarang, dia hanya dapat memandang ke kejauhan, seolah hal ini tak ada
hubungannya dengannya, hal ini dilakukan untuk mengobati sakit hatinya.
"Nn? Apa itu? Master, terlihat
seperti ada keributan di arah jam 3 tepat."
Yue dan Kaori berusaha sekuat mungkin
untuk terlihat akrab untuk mengembalikan mood Myuu dan Shia yang menenangkan
Myuu dengan senyum masam. Hajime bergumam, "Aku bukan seorang chuuni"
dengan mata yang kosong. Selagi hal itu terjadi, tanpa disangka, Tio yang
memerhatikan mereka dengan rasa tertarik memanggil Hajime. Ia terlihat seperti
menemukan sesuatu di luar jendela.
Hajime melihat ke ara tempat yang Tio
tunjuk, sebuah bukit pasir besar di sebelah kanannya. Di sana ada beberapa DB (demonic
beast) yang mirip cacing, lebih tepatnya cacing tanah, sedang berkumpul. Kepala
mereka beberapa dapat terlihat ada di atas bukit.
Cacing pasir itu rata-rata memiliki
panjang 20 meter, DB berukuran besar selagi yang terbesar berukuran sekitar
100m. Mereka hidup di <> dan biasanya
menyelam ke dalam tanah dan menyerang mangsa di sekitarnya dari bawah dengan
mulutnya yang besar dan penuh taring. Mereka ahli dalam serangan kejutan karena
sulit dideteksi dan ditakuti sebagai dewa kematian oleh orang-orang yang
melintasi padang pasir.
Untungnya, para cacing itu sendiri
tidaklah terlalu tanggap, jadi selama tidak ada yang kebetulan mendekati
mereka, mereka tidak akan mengincar siapapun yang ada di kejauhan. Dengan
begitu, bisa dibilang ada orang yang cukup tidak beruntung di bukit itu,
tetapi…
"? Kenapa mereka hanya
menggeliat-geliat?"
Itu benar, Tio tidak akan membuat wajah
ragu dan memanggil Hajime jika hanya ada cacing pasir yang muncul. Dengan
kemampuan persepsi Hajime, dia dapat menyadari serangan kejutan apapun dari
para cacing, dan mereka akan dapat keluar dari jangkauan para cacing dengan
kecepatan mobil mereka. Hal yang tidak normal adalah jika para caing itu
menyerang seseorang, dibanding disebut dengan menyerang, mereka hanya
menggeliat-menggeliat di sekitaran.
"Ini seperti mereka kebingungan apa
mereka akan makan atau tidak, bukan?"
"Yahh, dari yang kulihat, bukankah
begitu?"
"Daku tidak memiliki pengetahuan
akan tempat ini. Tapi makhluk pemakan segala itu, mereka seharusnya tidak ragu
untuk memakan apapun…"
Meskipun Tio adalah si mesum masokis, ia
telah hidup jauh lebih lama dibanding Yue dan tidak seperti Yue yang
terpenjara, pengetahuannya cukuplah luas. Itulah kenapa ia memiliki informasi
yang dapat diandalkan tentang DB. Baginya untuk terlihat ragu pasti berarti
sesuatu yang tak biasa telah terjadi.
Akan tetapi, mereka tidak memiliki
alasan untuk terlibat dengan hal itu. Hajime memutuskan untuk pwegi sejauh mungkin
tanpa memastikan ataupun ikut terlibat.
Dan saat itu,
"Kh!? Semuanya, persiapkan diri
kalian!"
Hajime menyerukan hal itu dan dengan
segera mempercepat laju mobil. Lalu, dari belakang mobil, dimulai dari sebagian
kecil tubuhnya yang muncul, sebuah sosok raksasa dengan warna yang sama seperi
gurun melompat keluar. Dengan mulutnya yang terbuka, itu adalah cacing pasir.
Sepertinya, kelompok Hajime juga termasuk salah satu yang tidak beruntung.
Hajime lalu menyetirkannya ke arah kiri
dan kanan, melaju lewati pasir dengan kecepatan tinggi. Di bawah mobil yang
membentuk huruf S, cacing pasir kedua dan ketiga pun melompat keluar.
"Kyaaaa!"
"Hyu!"
"Wawawa!"
Dari urutan yang berteriak, mereka
adalah Kaori, Myuu, dan Shia. Akibat dari gaya sentrifugal yang kuat, Kaori
berpindah ke belakang, mengkhawatirkan Myuu yang ada di kursi belakang. Tapi
keseimbangannya goyah dan ia jatuh ke pangkuan Hajime dengan pinggulnya di atas
pangkuan Yue.
Kaori mengedipkan matanya, pipinya
merona, dan ia pun memeluk erat pinggang Hajime. Posisinya cukuplah buruk. Hal
itu membuat pipi Hajime menegang. Tanpa sengaja, setengah bagian tubuh Kaori
yang lain menabrak Yue.
"Oi, Shira~… Kaori! Apa yang kau
lakukan di saat seperti ini!"
"Ini berbahaya! Situasi yang
berbahaya! Jadi aku hanya bepegangan ke Hajime-kun!"
"… Sialan kau, Kaori. Untuk
memojokkanku, apa ini… serangan kejutan?"
Selagi menerima sergapan dari para
cacing, Kaori menggunakan kesempatan ini untuk memeluk Hajime. Yue pun menabok
pantat Kaori bahkan sampai sekarang, tetapi Kaori yang merona masih menempel ke
pinggang Hajime, tak bergerak sedikitpun.
Selagi mereka seperti itu, tiga cacing
yang muncul, dengan tubuh bagian atas di atas tanah, memelototi mobil yang
menghindari semua sergapan mereka. Kali ini, sosok raksasa itu maju dari arah
depan.
Jika itu adalah kendaraan biasa,
semuanya pasti akan berakhir dengan serangan itu Akan tetapi, mobil itu adalah artifak yang
dibuat dengan sebagian jiwa otaku Hajime. Mobil itu bahkan tak tergores
sedikitpun meski dijadikan mangsa.
Di samping itu…
"Ah, ini pertama kalinya aku
menggunakan INI!"
Sambil mengatakan itu, Hajime memutar
balik mobil itu dengan sebuah drift, melaju ke belakang, dia menuangkan
sihirnya dan mengaktifkan sebuah fungsi yang dipasangnya.
CLANK!
KA-THUNK! KA-THUNK!
Di saat yang bersamaan sebuah suara
mekanik terdengar, sebuah bagian dari kap mobil bergeser terbuka dan sebuah
senjata yang dilengkapi dengan 4 set roket yang keluar. Senjata itu keluar
seolah mencari mangsanya dan ketika mengarah ke para cacing yang datang, wooosh!,
sebuah suara seperti efek sfx keluar bersama dengan kepala misil mematikan
bertebaran dengan percikan api.
Mengeluarkan sinar berwarna jingga,
roket-roket masuk tepat ke dalam mulut para cacing yang terbuka dan setelah
beberapa daat, roket-roket itu membuat ledakan yang menghancurkan para cacing
dari dalam. Darah merah dan daging para cacing pasir bercipratan seperti sebuah
pancuran dan beberapa tertahan di penahan angin hang sekarang ada di bagian
belakang mobil yang melaju.
"Uhee... Shia, jangan biarkan Myuu
melihatnya."
"Aku sudah melakukannya~. Anh!
Myuu-chan, apa itu menyakitkan? Tapi tolong tahanlah sebentar lagi."
Hajime meminta Shia untuk melakukannya
saat roket-roket ditembakan ke para cacing yang datang karena dorongan yang
muncul mungkin terlalu kuat untuk Myuu. Seperti itulah, selagi
menyinkronisasikan diri dengan Hajime, Shia telah memeluk Myuu dengan erat di
dadanya jadi Myuu tidak dapat melihatnya. Akan tetapi, mungkin karena Myuu
tidak dapat bernafas akibat wajahnya yang terkubur di dada Shia, Myuu mencoba
untuk menyelip keluar dan tanpa sengaja menyentuh sebuah bagian tubuh Shia.
Tanpa disengaja Shia pun mengerang. Hajime memutuskan bahwa ia tak mendengar
apapun.
Saat jni, meskipun Kaori sedang menempel
di pinggang Hajime, Yue akhirnya dapat membenarkan sabuk pengamannya. Memang,
ini bukanlah situasi di mana Hajime dapat dikalahkan oleh hasratnya sendiri,
meskipun telinganya telah berwarna kemerahan dengan wajahnya yang kram.
"P-Permiisi, Hajime-kun. Maafkan
aku. Aku melakukannya secara refleks… aku tidak bermaksud melakukan hal mesum.
Itu, untuk sedikit saja, aku hanya ingin sebuah pelukan."
"… lalu jika semua berjalan dengan
lancar, kau ingin memuaskan Hajime dengan cara itu?"
"Uh, itu terlalu… tunggu, tidak!
Yue, jangan membuatku mengatakan hal yang aneh. Aku tidak sevulgar Yue."
"… Kau bilang aku vulgar… tentunya,
aku tak dapat membantah itu saat sendirian bersama Hajime."
"… Kalian, hentikanlah. Juga, Yue,
tolong jangan bahas aktifitas malam kita lagi karena itu memalukan."
Dengan tiga cacing yang hancur oleh
roket yang terpasang di mobil, Hajime menajamkan pandangannya karena cacing
yang sebelumnya ada di bukit pasir dapat terlihat bergerak karena suara dan
dampak ledakan yang dirasakannya.
Akan tetapi, di sisinya, Kaori dan Yue
sedang berbincang seperti biasa yang mengendurkan tekanannya, Hajime menegur
mereka karena telah membuatnya malu.
Pada awalnya, di batinnya, 'malam' yang
dksebut Yue memanglah malam yang vulgar, dan saat dia sendirian bersamanya,
Hajime memikirkan hal yang erotis tentangnya, Kaori yang sepertinya dapat
membaca pikirannya membuat matanya berair. Yue, dengan senyum seringainya,
memandang Hajime sambil menjilat bibirnya. Kaori yang melihat hal itu,
mengeluarkan geraman yang imut. Tanpa disadarinya, semangat bertarungnya meningkat.
Dari kursi belakang, Shia mengatakan,
"Aku mengerti perasaanmu, Kaori-san. Kita kawan di sini," selagi
mengelus pundak Kaori dengan mata yang kasihan.
Hajime mengabaikan mereka dan
menjalankan mobil ke atas bukit yang lainnya. Dia dapat melihat gerombolan
cacing pasir di sisi bawah permukaan dengan bagian bawah tubuh masih di bawah
tanah. Mereka tak menyembunyikan apapun selagi perlahan naik ke atas pasir.
Mereka mungkin telah menebak bahwa kelompok Hajime telah menyadari mereka, jadi
mereka lebih memilih bergerak lebih cepat dibanding melakukan serangan kejutan.
Hajime menaruh peluncur roket menjauh
dan mengaktifkan potongan senjata lainnya sebagai gantinya. Bagian tengah kap
mobil bergeser dan sebuah mesin berbentuk persegi panjang muncul dari dalam.
Selanjutnya kotak persegi panjang itu memanjangkan laras tembaknya dengan bunyi
'kashun!' dan mesin itu menjadi senapan seperti Schlagen.
Berikutnya, percikan api kemerahan
menyembur keluar Schlagen Mobil. Dengan laras yang sedang mengatur sudut tembak,
DUuuoo!, terdengar gemuruh, menembakan suara bersamaan dengan garis bersinar
yang merobek menembus dunia yang coklat.
Peluru yang ditembakkan dengan kecepatan
tinggi, melaju sambil mengangkat pasir yang ada di tanah karena dampak yang
dihasilkan dan dengan hebat membuat badai debu pasir. Di ruang di mana
pasir-pasir yang terangkat bagai erupsi, tentu saja terdapat banyak pasir
berwarna seperti daging dan darah merah.
Schlage yang dipasang di mobil terus
menembakkan sinar terang kemerahan, satu demi satu. Para cacing yang sedang
memburu mangsanya meledak di tanah dan menjadi potongan-potongan kecil yang
memupuk tanah yang tandus.
"Hajime-kun! Lihat itu!"
"… orang berpakaian putih?"
Ketika Schlagen mobil yang meninggalkan
bekas asap putih masuk kembali, Kaori mengeluarkan suara terkejut sambil
menunjuk dengan jarinya. Di tempat di mana Kaori menunjuk, seperti yang Yue
gumamkan, adalah terbaring seseorang yang terbungkus pakaian putih. Itu mungkin
adalah apa yang para cacing perhatikan sebelumnya. Akan tetapi, dari jarak
mereka, masih tidak diketahui kenapa dia tak dimakan.
"Tolong, Hajime-kun. Ayo ke sana…
Bagaimanapun aku seorang healer."
Kaori menatap Hajime sambil memohon.
Bahkan Hajime pun tertarik kenapa orang itu tidak diserang oleh para DB di
gurun dalam situasi seperti ini, jadi dia pun menerima permintaan Kaori. Hal
yang mungkin jika orang itu memiliki cara atau benda yang dapat membuat para DB
menjauh. Dan sebenarnya, ada sebuah kristal bernama Kristal Faeadren yang
memiliki efek seperti itu di Lautan Pepohonan. Kristal itu hanya membuat para
DB sulit mendekat, tapi ada kemungkinan benda yang lebih kuat pun ada.
Oleh karena itu, mobil pun mendekati
orang yang terbaring itu. Orang itu mengenakan pakaian yang mirip galabeya (pakaian Mesir) dan mengenakan
tudung yang cukup besar untuk dapat menyembunyikan wajahnya. Wajahnya tak dapat
terlihat. Dia tengkurap dan tudungnya menyembunyikan wajahnya.
Kaori pun turun dari mobil dan lari
dengan langkah kecil menuju orang itu
"!… Ini…"
Ketika tudung dibuka, sebuah wajah pria
dapat terlihat, seorang pria muda yang berumur sekitar 20an. Akan tetapi, yang
mengejutkan Kaori adalah kondisi pria itu. Dengan ekspresi kesakitan, dia basah
kuyup oleh keringat, nafasnya terengah-engah, dan denyut nadinya cepat. Sekujur
tubuhnya bersuhu tinggi yang bahkan dapat dirasakan dari pakaiannya. Terlebih,
urat nadinya dapat terlihat seolah terdorong keluar dari dalam tubuh, dan dia
juga berdarah di bagian mata dan hidung. Ini benar-benar situasi yang tak
normal. Ini bukanlah sesuatu yang disebabkan panas matahari ataupun dingin.
Hajime menjadi waspada terhadap pria
yang seperti membawa virus itu, tapi dia memutuskan untuk tetap diam dan
memperhatikan selagi spesialis penyembuhan sedang memeriksanya. Kaori
mengaktifkan skill 'Penyusupan dan Pemeriksaan'. Menggunakan sihir untuk
menyusup ke tubuh orang lain, ia pun dapat memeriksa kondisi sesorang dan
hasilnyabdapat dilihat di piringan statusnya.
Dengan satu tangan berada di atas dada
pria muda itu, tangan Kaori yang lain memegang piringan statusnya di mana hasil
pemeriksaan dapat terlihat. Hasilnya adalah…
"… Kekuatan sihir yang mengamuk?
Apa ini artinya kekuatan sihir yang ada di dalam dirinya lepas kendali karena
racun?"
"Kaori? Kau menyadari sesuatu
sekarang?"
"Y-Yeah, tapi ini…"
Selagi mengatakan itu, Kaori menunjukkan
apa yang tertera di piringan statusnya.
Kondisi: Penggunaan sihir yang
berlebihan, tak dapat dilepaskan keluar.
Gejala: Demam, kaburnya kesadaran, rasa
sakit di seluruh tubuh, pembuluh darah yang pecah dan pendarahan.
Penyebab: Ketidak normalan cairan tubuh.
"Ini hanya tebakanku, tapi dia
pasti telah meminum sesuatu yang menyebabkan kekuatan sihirnya lepas kendali…
terlebih, karena dia tak dapat melepaskannya keluar, kekuatan sihirnya
menekannya dari dalam tubuh dan dia tak dapat menahannya… jika ini terus
berlanjut, organ dalam dan pembuluh darahnya akan meledak. Mungkin juga dia
akan mati lemas karena pendarahan besar yang terjadi… Aku menyarankan sebuah
blessing (pemberkatan) di bagian ini, "Sepuluh Ribu Surga".
Dengan kesimpulan itu, Kaori merapalkan
sihir penyembuhnya. "Sepuluh Ribu Surga" adalah sihir yang dia
aktifkan. Itu adalah salah satu sihir penyembuh tingkat menengah dengan efek
menyembuhkan kondisi yang tak normal. Ini adalah sihir yang menyembuhkan
pembatuan Suzu.
Akan tetapi…
"… Hampir tidak ada perubahan…
kenapa? Untuk sihir seperti ini tidak dapat menyembuhkannya… apa karena sudah
terlalu lama?"
Sepertinya, 'Sepuluh Ribu Surga' tak
dapat menyembuhkan pria itu, sihir itu hanya memperlambat prosesnya. Kemudian,
mungkin karena tekanan dari dalam tubuhnya, pria itu mengerang kesakitan.
Pendarahannya tidaklah berhenti. Di saat itu, karena ia tak memiliki cara
penyembuhan yang tepat, Kaori menggertakkan giginya dan memutuskan untuk
menggunakan tindakan gawat-daruratnya
"Di sinilah kunyatakan cahaya
rahmat, di sinilah duniaku, tempat perlindunganku, yang menghancurkan semua kejahatan
seperti yang kuinginkan, 'Tanah Suci'."
Sihir penyembuhan tingkat tinggi
beratribut chaya, 'Tanah Suci'. Itu adalah sihir yang menyalurkan kekuatan
sihir seseorang ke yang lainnya dalam suatu area Pada dasarnya, dengan menyalurkan sihir
seseorang ke orang lain, orang tersebut untuk sementara akan selamat dari
kelelahan sihir. Ini adalah sihir yang bertujuan sebagai pendukung jika
seseorang tidak memiliki sihir yang cukup untuk menembakkan sihir yang kuat.
Terlebih lagi, hal itu tidak dibatasi
pada kekuatan sihir penggunanya, jadi pemindahan sihir seseorang dapat
dilakukan secara paksa di dalam area. Ini menggunakan prinsip yang seperti
magic drain (penyerapan sihir). Akan tetapi, dibutuhkan waktu lebih lama untuk
mengekstrak kekuatan sihir orang lain dan hal yang mustahil untuk melakukan
banyak pengekstrakan. Inilah alasan kenapa sihir ini termasuk tingkat tinggi.
Pada awalnya, sihir ini dapat digunakan
karena Kaori dapat mengaktifkannya dengan menggunakan 3 sajak rapalan yang
aslinya membutuhkan 10 sajak rapalan. Hal ini menunjukkan betapa ahlinya Kaori.
Alasan ia menggunakan sihir ini kepada
pria muda yang menderita itu adalah untuk melepaskan kekuatan sihir yang
mengamuk yang membuat tekanan di dalam tubuhnya ke arah ke luar. Hal itu
tertera di piringan status pria itu dimana 'kekuatan sihirnya tidak dapat
dilepaskan ke luar', jadi ia berusaha menggunakannya 'jika' hal itu dapat
diselesaikan dengan menyerap paksa sihir menggunakan sihir tingkat tinggi.
Sebuah cahaya putih murni membesar dari
tengah tubuh pria muda, dan sekilas sesuatu seperti kunang-kunang melompat
keluar. Itu adalah tanda yang misterius. Dengan matanya yang tertutup,
penampilan Kaori yang menaruh tangannya di dada pria itu selagi berkonsentrasi
dan diselimuti dengan cahaya yang berterbangan, terlihat bagaikan orang suci.
Kaori yang dengan mudah mengaktifkan
sihir tingkat tinggi, membuat orang yang berpengalaman di sihir yaitu Yue dan
Tio, tanpa sengaja bergumam "Hou…," sebuah suara kekaguman. Selagi
digendong oleh Shia, Myuu memperhatikan Kaori dengan ekspresi terpesona dan
bergumam, "Cantik…"
Tanpa menyadari bahwa kawan-kawan baru
di sekitarnya mengeluarkan suara kekaguman, Kaori menaruh kekuatan sihir yang
diekstrak dari pria muda itu ke dalam gelang yang terbuat dari Kristal Dewa
yang ia terima dari Hajime. Sepertinya, penyerapan paksa dari sihir tingkat
tinggi itu efektif.
Tanpa sengaja, alasan kenapa benda itu bukan berbentuk
cincin karena Hajime tidak ingin mengulang kesalahpahaman di masa lalu.
Perlahan, nafas pria muda itu menjadi
stabil. Kemerahan di tubuhnya pun menghilang bersama dengan pendarahannya yang
berhenti. Setelah menon-aktifkan 'Tanah Suci', Kaori mengaktifkan sihir
penyembuh tingkat pemula, 'Pemberkatan', yang menyembuhkan urat nadi pria itu.
"Dengan berlalunya waktu… Aku tidak
berpikir efeknya akan dapat langsung terlihat karena aku tidak memiliki solusi
yang pasti. Ada juga kemungkinan kematian secara perlahan karena pengekstrakan
kekuatan sihir, jadi aku mengekstraknya sampai pada batas tekanan di dalam
tubuhnya berkurang. Jika ini terus berlanjut, kupikir kematian secara perlahan
baik karena tekanan dalam tubuhnya atau kelelahan… cukup tinggi. Dari yang
telah kupelajari, aku juga tidak mengingat ada gejala yang seperti ini… Apa Yue
dan Tio tahu sesuatu?"
Dengan keluarnya pria muda itu dari
keadaan kritis, Kaori menjadi lega sekaligus gelisah karena tak dapat
benar-benar menyembuhkannya. Oleh karena itu ia menanyakannya pada Yue dan Tio
yang memiliki pengetahuan mendalam. Mereka berdua memandang sekeliling seolah
sedang mencari sesuatu dalam ingatan mereka, tapi mereka tak mengingat apapun.
Pada akhirnya, hal itu menjadi situasi di mana mereka bahkan tidak dapat
mengatakan bahwa itu adalah penyakit dengan penyebab yang tak diketahui.
"Kaori, untuk amannya, coba periksa
kami juga. Bagaimanapun, ada kemungkinan itu adalah penyakit yang dapat
menyebar lewat udara. Yahh, tak perlu khawatir jika itu hanyalah kekuatan sihir
yang mengamuk."
"Un, kau benar."
Kaori mengangguk ke perkataan Hajime, ia
pun memeriksa semuanya dan tak menemukan ketidak normalan. Kemudian, karena
sepertinya penyakit itu tak menyebar lewat pernafasan, regu Hajime mengelus
dada mereka merasa lega.
Ketika mereka melakukan itu, pria muda
itu mengerang dan kelopak matanya bergetar. Karenanya, dia pun terbangun.
Perlahan dia membuka matanya dan melihat ke sekeliling, pria muda itu melihat
Kaori yang ada di dekatnya yang memperhatikannya dengan khawatir, dia pun
mengatakan, "Dewi? Ah begitu, jadi ini adalah dunia lain…"
Selanjutnya, karena beberapa alasan pria
muda itu mulai memanas dan mencoba mengulurkan tangan pada Kaori hanya untuk
berakhir dengan perut terinjak-injak oleh Hajime yang tidak menyembunyikan rasa
kesalnya akibat panas dari pasir yang mengganggunya.
"Ufffph!?"
"H-Hajime-kun!?"
Sambil melirik pria mudah yang mengerang
dengan bentuk tubuhnya yang melekuk seperti < dan juga melirik Kaori yang
mengeluarkan suara terkejut, Hajime mulai menanyainya.
Hajime tahu bahwa pakaian yang mirip
garaveya dan mantel yang dikenakan oleh pria muda itu merupakan keahlian dari
<> yang terletak di oasis terbesar
<>. Dia mempelajari itu sebagai cara untuk
melarikan diri dari kenyataan saat dia masih dipanggil sebagai 'si tak becus'.
Jika pria muda itu mengatakan bahwa wabah penyakit itu telah menyebar di Ancadi
maka mereka akan mengubah tujuan selanjutnya karena tempat tersebut telah
menjadi zona berbahaya. Lalu dia pun menanyakan pria muda tersebut.
Setelah tersadar akibat injakan Hajime,
pria muda itu bahkan tidak memperhatikan regu Hajime yang ada di sekelilingnya
dan mulai memperhatikan objek hitam, mengerjap kebingungan. Setelah mendengar
penjelasan singkat dari Kaori, dan paham bahwa regu Hajime adalah penyelamat
nyawanya, dia pun menundukkan kepalanya, mengucapkan rasa terima kasihnya dan
mulai menceritakan kisahnya.
Mendengar kisah pria muda itu, 'apakah para
Dewa itu sedang mempermainkan kita?', Hajime memandang langit dengan rasa ragu
karena masalah yang selalu mengikuti mereka ke mana pun mereka pergi.
2 Comments
Chapter 84 kpn rilis min?
BalasHapusMuantap
BalasHapusPosting Komentar