Klotak,
klotak, klotak.
Di dalam keremangan awal
senja, para dewa melanjutkan hari mereka bermain dadu dengan bersemangat.
Terutama sang dewa yang
bernama Kelimpahan, dengan banyak tentakel yang menggeliat di tubuhnya,
terlihat begitu gembira.
Beliau adalah salah satu dewa
yang bertanggung jawab untuk mengembangkan pasukan Kekacauan, menciptakan
labirin yang tidak dapat di selesaikan, dan semacamnya.
Akan tetapi, entah bagaimana,
para petualang di atas papan, dengan upaya jerih payah yang luar biasa, dapat
menghadapi dan melampaui semua rintangan itu.
Dengan gembira, Kelimpahan
melempar dadunya, tertawa kecil, “Heh-heh-heh! Aku akan membalas kalian, tunggu
saja!”
Beberapa orang berkata bahwa
mereka bukanlah dewa, karena para dewa hanya sekedar mempermainkan nyawa mereka yang hidup di atas papan ini.
Namun bagaimana cara mereka
untuk dapat lepas dari cengkraman Takdir dan Kemungkinan?
Hanya dadu yang maha
mengetahui; semua orang itu hanyalah benda mainan bagi mereka yang bersemayam
di surga.
Para dewa mencurahkan cinta
murni mereka dalam setiap lemparan dadu.
Klotak,
klotak, klotak.
Apakah Ilusi atau Kejujuran
yang melempar dadu di sana?
Tampaknya mereka sedang
membuat petualang baru.
Sebuah labirin, tidak peduli
seberapa indah dan mengerikannya, tidaklah lebih dari sekedar ruang hampa tanpa
seorang petualang.
Dan tentu saja, tanpa monster
tangguh untuk di hadapi, petualang tidak memiliki alasan untuk hidup.
Tampaknya hasil dari lemparan
dadu kali ini adalah seorang warrior.
Seorang warrior manusia.
Keperkasaan dan poin kemampuannya sangat standar; kelahiran dan
kehidupannya-pun sangatlah tipikal.
Dia tidak memiliki banyak uang
sebagai bekal. Tidak ada yang dapat di keluhkan. Benar-benar standar.
Namun dia tetaplah dia. Dan
setiap petualang sangatlah berharga bagi para dewa.
Ilusi dan Kejujuran berbicara
tentang petualangan macam apa yang akan di jalani pria ini seketika mereka
meletakkan pria ini di atas papan.
Pria itu akan memulai dengan
membasmi goblin. Sangatlah tipikal.
Beberapa dewa hanya membiarkan
petualang mereka berkeliaran di dalam saluran air, mengatakan bahwa itu adalah
petualangan yang seharusnya. Namun Ilusi dan Kejujuran tidak ingin melakukan
itu.
Kemudian mereka mulai
mencipatakan petualang baru lainnya.
Seorang lizardman priest
mungkin? Seorang dwarf shaman tampaknya akan menarik juga.
Dan siapa yang akan menolak
seorang elf archer? …Ah, lemparan yang bagus. Gadis itu ternyata akan menjadi
seorang high elf.
Klotak,
klotak, klotak.
Para dewa sekali lagi
memainkan dadu mereka. Merupakan waktu yang sangat menyenangkan bagi mereka.
Para petualang ini akan pergi
menuju tempat yang berbahaya dan bertarung untuk menyelamatkan dunia.
Akhirnya, Kejujuran, Ilusi,
dan para dewa lainnya berkumpul di sekitar Kelimpahan.
Kamu
harus menang! Maju—maju, maju, maju! Bangkit, bertarung, bunuh! Astaga, kalian
ini berisik sekali.
Semuanya bersorak ketika
petualang mereka menghasilkan serangan kritikal, atau berteriak pada kekuatan
dadu.
Dengan itu, tidak satupun dari
para dewa yang menyadari.
Tidak satupun dari mereka yang
mengetahui apa yang warrior itu lakukan.
Tidak seorangpun di dunia yang
mengetahuinya saat ini.
Tentunya, satu-satunya yang
mengetahui pria itu adalah dadu Takdir dan Kemungkinan.
0 Comments
Posting Komentar