INTERLUDE
(Translater :
Orion)
----------Gerbang Luar No. 2105380. Di plaza air mancur.
Saat hari mulai diwarnai oleh warna merah dari matahari yang terbenam.
Di Kota Kouen, ini adalah saat dimana Sakamaki Izayoi sedang bertarung
dengan Yang Mulia.
Di sudut pasar yang ramai, Leticia Draculea sedang berdiri diam membaur
dengan keramaian. Dia seharusnya sangat menonjol dari keramaian tersebut
dikarenakan baju pelayan dan rambut pirangnya yang indah, tapi dia dengan
mudahnya berbaur di antara kerumunan orang. Meski dengan rambut pirangnya yang
mencolok, tampkanya tidak ada satu orang pun yang menyadari dirinya. Kerumunan
orang yang berjalan sambil membawa koper besar mereka, melewati dirinya begitu
saja tanpa menyadari satu hal pun.
Dengan diam mengamati kerumunan berbagai macam ras yang berlalu-lalang,
dia memeriksa surat yang ada di tangannya.
(……….Aku tidak menduga kalau akan menerima surat semacam ini darinya.)
Terukir dengan segel lilin adalah lambang dari Queen Halloween yang membuat
Lintasan Matahari serta Garis Batas Bintang. Tidak ada satu pun di Little
Garden yang tidak kenal dengan simbol ini.
Roh Surgawi Emas dan Matahari yang mengendalikan Garis Batas Bintang.
Di bawah Shiroyasha, ada sebuah makhluk yang dipercayakan dengan kuasa
atas 6 matahari.
Di Little Garden ini, tempat dimana para Dewa Perang berkumpul hanya ada
satu raja iblis yang memegang gelar sebagai ‘Ratu’. Bahkan di Little Garden, Queen
Halloween adalah salah satu komunitas terbaik yang ada. Para bangsawan yang
mendapatkan bantuan dari Ratu-------------------Kesatria Ratu juga dikabarkan
memiliki kekuatan yang setara dengan Dewa. Dan surat yang tiba-tiba ini dikirim
oleh salah satu kesatria tersebut, Faceless, yang telah berhubungan dengan [No
Name] sebelumnya.
(Surat ini sebenarnya ditujukan untuk Yō, tapi……….tapi aku
tidak bisa menolak pertemuannya begitu saja hanya karena dia sedang tidak ada.)
Kasukabe Yō, Sakamaki Izayoi, Kudou
Asuka, Kuro Usagi, Jin Russel, dan Percher sedang pergi menuju wilayah
[Salamandra] saat ini di Kota Kouen. Satu-satunya yang tersisa di markas [No
Name] adalah Leticia, Shirayuki-hime, dan Gry sang Griffin, yang sedang pergi
menjalankan pekerjaannya.
(Kalau dipikir-pikir, Gry-dono seharusnya akan kembali hari ini.)
Ketika rambut pirangnya tertiup oleh angin dari arah depan, dia melihat ke
atas langit senja dengan rasa resah. Anggota [No Name] yang paling tua seharusnya
sedang sibuk mempersiapkan makan malam saat ini. Ada Lily yang menangani dapur
jadi mungkin tidak ada yang perlu dikawatirkan, namun ketika dia memikirkan
Shirayuki-hime yang ceroboh mengacaukan segalanya, hatinya tidak bisa tenang.
(Aku harap makan malam hari ini……….tidak dipenuhi oleh kubis lagi.)
Khawatir, dia mengerutkan alisnya. Tapi saat itu, dia melihat sosok yang
dikenalnya berada di antara kerumunan yang ramai. Mengenakan armor putih di
atas rok gaun, Faceless datang melalui Gerbang Luar dengan langkah yang elegan
dan tanpa ragu, dia berjalan lurus melewati kerumunan dan berhenti di depan
Leticia. Leticia yang sedang menyembunyikan keberadaannya tersenyum getir tanpa
sadar.
“……….Menyedihkan. Padahal aku yakin sudah membaur dengan baik.”
“Betapa sopannya. Mencoba untuk menyembunyikan keberadaanmu dengan
berperan sebagai pelayan cantik di tengah keramaian sedikit aneh, kurasa.”
“Bantahan yang bagus. Aku yakin kau pasti akan menjadi pelayan yang
mengagumkan.”
Dia mengangkat bahunya sambil tersenyum masam. Cukup dengan perbincangan
kecilnya, Leticia menenangkan dirinya dan bertanya.
“Jadi, ada perlu apa dengan Yō hari ini? Karena di suratnya ada segel lilin dari Queen
Halloween, kurasa ini adalah surat yang penting dari sang Ratu?”
“……….Ya.”
Dia menjawab dengan terbata-bata, yang tidak biasanya dilakukan olehnya.
Meletakkan tangannya di dagunya, dia ragu-ragu untuk sesaat lalu menanggapinya
dengan gelisah.
“Ini tentang headphone yang dimintanya……..tampaknya ada sebuah celah yang
terbuka di perbatasan antara dunia luar dan Little Garden karena headphone tersebut.”
“Sebuah celah ke dunia luar?”
“Ya. Jika celahnya terus membesar, hal itu mungkin akan menghancurkan
sebagian besar dari Gerbang Luar.”
Dengan nada yang datar, dia berbicara tentang situasi yang sangat aneh. Headphone
yang dibicarakannya kemungkinan Headphone telinga kucing untuk Izayoi. Wajah
Leticia menjadi kaku saat dia menarik napas panjang.
“……….Aku menduga ada suatu hal yang terjadi, namun ini jauh lebih buruk
dari yang kukira. Apa yang harus kita lakukan?”
“Pertama-tama , kita berikan headphone-nya dulu ke Yō. Setelah itu, jika
kita bisa menemukan pusat dari celah tersebut, kita harusnya bisa mengatasinya
dengan mudah.”
“Pusat dari celah? Sebenarnya apa itu?”
“Itu------------------------”
Ketika Faceless ingin menjawab pertanyaan tersebut. Seorang dengan tubuh
yang besar perlahan mendekati keduanya.”
“Jadi kau ada di sini. Aku sedang mencarimu dari tadi, Leticia-dono.”
Untuk sesaat Faceless gelisah dengan suara dan keberadaan pria tersebut.
Bukan karena tidak suka, tapi sebuah suara dan keberadaan yang tidak dikenal
membuatnya waspada. Hal ini normal untuk seorang kesatria. Leticia yang sedang
mengira-ngira siapa orang tersebut, mengucapkan nama pria itu dengan tersenyum
kecut karena merasa bersalah.
“Maaf. Aku baru saja akan mencarimu. Sepertinya aku jadi menyusahkanmu
Gry-dono.”
“--------------------Gry?”
Sebuah nama yang tidak asing baginya. Tapi seingat Faceless, Gry itu
seekor Griffin. Dengan wajah yang kebingungan, dia mengintip dari balik
topengnya-----------------dan terdiam.
“…………..?”
“Hmm? Wah, bukannya dia ini kesatria dari sang Ratu. Lama tak bertemu.”
Suara yag terdengar sopan namun berbanding terbalik dengan kata-kata yang
diucapkannya. Pria yang bersuara bass, tapi meskipun begitu terdengar ramah dan
berkesan kalau suara dari orang tersebut milik orang yang beradab. Fisiknya
yang tinggi tidak terkesan menakutkan dan lebih mirip dengan sifatnya yang
cenderung bebas; karenanya, bahkan jika ia berdiri di depannya, dia tidak akan
merasa terancam. Wajahnya terlihat ramah dan ia terkesan gagah. Namun,-----
Pakaiannya sangat ketat.
“………Gry-dono?”
“Ya, itu aku………..ada apa? Kau terlihat seperti merpati yang tertembak oleh
senapan mainan. Jika kau seorang kesatria dari sang Ratu, kemampuan untuk
berubah wujud bukanlah hal yang baru bagimu kan?”
Senyum cerianya hanya bisa digambarkan seperti seorang yang sopan. Jika
dilihat dari penampilannya, ia terlihat seperti seorang di penghujung usianya
yang ke dua puluh. Dada dan lengannya yang kekar sesuai dengan tubuhnya yang
cukup tinggi, dan kulitnya yang berwarna cokelat membuatnya tampak tampan.
Namun, pakaiannya sangat ketat. Pakaiannya sangat-sangat ketat.
Jika harus menjelaskan betapa ketat pakaiannya, Faceless yang seorang
veteran dan salah satu kesatria terhebat dari sang Ratu, mulutnya setengah
terbuka ketika dia melihat Gry; begitu ketat hingga membuat dirinya terkejut.
Orang seperti Faceless sampai tercengang dengan apa yang dilihatnya.
Ia begitu tampan dan beraroma harum, tapi pakaian tersebut berakibat buruk
bagi penampilannya. Ia mungkin saja bertubuh tinggi dengan tinggi sekitar 190
sentimeter, tapi dengan tingginya seperti itu ia mengenakan celana pendek dan sebuah
singlet. Hal ini menjadi bertentangan dengan sifatnya yang ia tunjukkan
sebelumnya. Terlewat konyol hingga orang-orang akan merasa malu ketika melihat
dirinya.
“………….”
Lupa membalas salamnya, Faceless tanpa sadar terus melihat ke arah Gry.
Paham akan apa yang dilihatnya, Leticia
berbicara terlebih dulu.
“Gry-dono. Faceless tampaknya……….yah, terkejut dengan pakaian yang kau
kenakan. Bagaimana jika berganti dengan pakaian yang lebih sopan?”
“Apa yang kau katakan? Aku mungkin kehilangan sayapku, namun Griffin adalah
seorang raja binatang buas yang disegani. Hal yang aneh jika aku malu dengan
penampilanku dan menghias diriku dengan pakaian yang kurang sopan. Jika
mengenakan pakaian adalah tanda sebagai orang beradab, maka sosok yang gagah
dari seorang raja binatang buas membuktikan kejantananku. Ini adalah sesuatu
yang tidak bisa kuubah.”
Gry mengatakannya dengan wajah yang serius. Leticia merasa bimbang setelah
mendengar pendirinannya, namun hal membuat dirinya gelisah setelah mendengar
hal tersebut dari seorang pria yang mengenakan celana pendek dan sepasang
singlet. Leticia mencoba memikirkan cara untuk membujuk dirinya memikirkan lagi
tentang pakaiannya, namun kali ini Faceless yang pertama kali berbicara.
“Um………Leticia-dono. Tolong jangan khawatir tentang hal tersebut. Ras
mereka punya keunikannya tersendiri. Mencoba membuatnya untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya bukan ide yang bagus.”
“B, Begitukah?”
“Ya. Lagipula, sekarang bukan waktu yang tepat untuk itu. Kita harus
menemukan pusat dari celah tersebut secepat mungkin.”
“Hoh. Kedengarannya situasi yang buruk. Aku akan membantumu.”
“Tidak, terima kasih.”
Faceless dengan cepat menjawab. Menganggap jawabannya tersebut karena
segan, Gry tersenyum riang dan menggelengkan kepalanya.
“Tidak perlu khawatir. Tidak perlu merasa segan dengan sesama kawan yang
telah bertarung berdampingan. Membantu satu sama lain juga merupakan hal yang
biasa dalam hidup ini. Pertama-tama, mari kita dengarkan seluruh kejadiannya di
markas ‘No Name’.”
Gry berbalik. Sosoknya terlihat gagah saat ia berjalan melewati plaza air
mancur dan berkesan akan sifatnya yang baik. Seandainya pakaiannya tidak ketat.
“……….Aku mengerti. Definisi dari ‘sayangnya, setelah semua usaha yang telah
dilakukan’ ternyata dirinya adalah orang yang seperti itu.” (Note: Kata yang di
dalam ‘’ harusnya ngomongin tentang peribahasa atau idiom Jepang. Jadi, maaf
kalau ngga tepat……di Raw Englishnya juga kebingungan, Jadi, Gomen~)
Faceless mengusap dagunya, dan mengangguk tanda setuju.
Itu salah, Leticia yang menyangkal pikirnya, tapi dia tetap diam. Ada hal
yang lebih penting untuk saat ini. Gry yang memimpin jalan menuju ke markas
diikuti oleh keduanya dari belakang.
1 Comments
gaskeun trus min makasih
BalasHapusPosting Komentar