CHAPTER 2
(Translater
: Orion)
-----Istana Kota Kouen, Ruang pertemuan ke-8 di sebelah kiri Istana.
Kuro Usagi di tempatkan di ruang VIP dari ruang pertemuan ke-8 di sebelah
Istana. Menatap langit malam dari balkon kamarnya, dia menghela napas gelisah
saat dia menatap bulan yang tersembunyi di antara awan.
“Ah… Aku tidak bisa mendapatkan kekuatan dari bulan.”lustra
Melamun menatap langit malam, dia mengingat kembali kenangan tentang
kampung halaman yang jauh dari para leluhurnya.
“Kelinci Bulan’ dapat berkembang dengan menyerap energi suci ketika mereka
bermandikan cahaya bulan.
Mirip dengan pelatihan bagi orang-orang yang ingin mempunyai kekuatan yang
setara dengan dewa, mereka harus menyerap energi dari cahaya matahari dan bulan
selama seribu tahun untuk mendapatkan kekuatan suci itu, namun seorang [Kelinci
Bulan] akan jauh lebih cepat mendapatkan hal itu.
Waktu yang dibutuhkan oleh Kuro Usagi agar menjadi dirinya yang sekarang
adalah lebih dari dua ratus tahun.
Beberapa tahun yang lalu, dia masih berpenampilan seperti seorang gadis
yang berusia 10 tahun.
(Sangat mengejutkan ketika tubuhnya berkembang hingga seperti sekarang
ini. Tapi, rasa terkejutnya itu tidak sebanding dengan hal yang terjadi
sekarang ini.)
Dia meraba kepalanya dengan tersenyum getir. Dia tidak lagi memiliki
telinga kelinci yang selalu ada di atas kepalanya tersebut.
Hal itu adalah telinga kelinci-nya yang berharga yang dia rawat setiap
hari dan mereka menghilang bersamaan dengan semangatnya yang ceria seperti
biasa. Selain itu, masalahnya tidak akan selesai hanya dengan hilangnya hal
itu.
(Suara kicauan burung… suara para peri… desiran air dari sungai yang
jauh, mereka semua tak dapat terdengar lagi sekarang.)
Pandangannya muram saat dia mencoba menajamkan pendengarannya.
Namun, tidak peduli seberapa tajam pendengarannya, dia hanya bisa
mendengar suara desiran angin. Setiap kali angin malam berhembus dengan kuat,
dia bisa merasakan betapa tidak berdayanya dirinya yang sekarang ini.
Malam ini, dia seperti menjadi gadis manusia biasa.
-----The Spear of Victory dan Armor of the Sun.
Sebuah Game yang diadakan oleh Dewa Perang Indra dalam Epos
Mahabhrata.
Karna, putra dari Dewa Matahari, mempunyai Gift ketika ia mengenakan Armor of the Sun. Namun, sebagai ganti
dari kekuatan dahsyat yang ditawarkan, Armor itu menyatu dengan tubuhnya, dan
ia tidak bisa melepaskannya. Dewa Perang Indra yang memanfaatkan salah satu
sifat Karna yang memaksa dirinya sendiri agar dirinya menyerahkan Armor
tersebut sambil menyembunyikan identitasnya sebagai Dewa Perang.
Meskipun pada awalnya Karna menolak hal itu, ia memutuskan untuk
menyerahkan Armor of Immortality ketika ia menyadari kalau orang yang
memintanya adalah Indra. Namun, untuk melepaskan Armor of the Sun, ia
membutuhkan tekad yang mengharuskan dirinya agar bersiap untuk kematiannya saat
ia melepaskan Armor tersebut.
Menggunakan sebuah belati… ia menguliti seluruh tubuhnya dan menyerahkan
Armor of the Sun kepada Dewa Perang Indra.
(…Tersentuh akan hal yang dilakukannya, Indra memberinya Spear of
Victory yang hanya bisa digunakan satu kali. Ini adalah kisah dari Armor of the
Sun dan Spear of Victory.)
Sejak saat itu, Tombak dan Armor tersebut menjadi Gift yang
diberikan kepada Pengikut Indra yang paling setia yang memiliki sifat Altruisme
yang tinggi.
Namun, Gift ini mempunyai batasannya tersendiri dikarenakan
kekuatannya yang dahsyat.
Menggunakan Tombak dan Armor secara bersamaan dalam suatu pertarungan
----- seperti Karna si pahlawan, maka akan ada konsekuensi yang terjadi.
“A… Aku bingung dengan apa yang harus kulakukan mulai sekarang.”
Dia telah melanggar aturan itu dan kehilangan Kekuatan Suci-nya. Setelah
apa yang terjadi sebelumnya, kondisinya saat ini bisa disebut sebagai
‘beruntung’.
Setelah kehilangan Kekuatan Suci-nya, sungguh sebuah keajaiban baginya karena
bisa mempertahankan keberadaannya. Jika tidak beruntung, keberadaan dirinya
bisa saja menghilang.
Namun, Kuro Usagi yang sekarang hanyalah seorang gadis manusia biasa.
Dia menatap langit malam yang tak berbintang dengan perasaan gelisah.
Meski dirinya terkejut ketika tubuhnya tiba-tiba kembali seperti sedia
kala, dia pasti lebih terkejut daripada ketakutan. Dia bangga dengan dirinya
sendiri ketika dia mempunyai kemampuan untuk sepenuhnya menggunakan Senjata
Suci ketika dirinya mencapai tahap ‘dewasa’. Meski hak-nya sebagai [Judge
Master] memberinya kesempatan untuk mengikuti Gift Game, dia
percaya diri dengan kekuatannya ketika menghadapi situasi terburuk.
Dia tidak bisa melindungi kampung halamannya 200 tahun yang lalu. Dan
dirinya saat ini---
“Bodoh. Bodoh bodoh bodoh, aku sangat bodoh!!!”
Gasun!
“Kuha!?”
Menyesali hal yang sudah dilakukannya, dia membenturkan kepalanya ke pagar
yang ada di balkon sekuat-kuatnya.
Namun, hal itu berdampak buruk. Karena dia lupa kalau dirinya yang
sekarang ini tidak berbeda dari manusia biasa, Kuro Usagi berguling-guling di
balkon hingga hampir pingsan dikarenakan rasa sakit yang teramat sangat.
Sambil memegangi kepala bengkaknya yang berwarna merah, Kuro Usagi bangkit
dengan berlinang air mata.
“Uu… Sakit sekali…!”
“Tentu saja. Kau bodoh ya?”
Hyuu, wajah Izayoi muncul dari balik balkon.
Ia sepertinya mendengar teriakkan Kuro Usagi dan lompat dari balkon di
bawah.
Meski Kuro Usagi terkejut untuk sesaat, dia tidak lagi terkejut akan
perilaku unik Izayoi. Tapi, ia secara teknis masuk dengan paksa ke kamar Kuro
Usagi setelah mengintip dari balik balkon.
Kuro Usagi menggembungkan pipinya dengan perasaan marah saat dia memalingkan
wajahnya dari Izayoi, yang telah masuk ke kamarnya tanpa izin darinya.
“H, Hmph. Ini kamar Kuro Usagi. Bahkan jika Kuro Usagi bertindak ceroboh,
itu bukan urusan Izayoi-san.”
“Memang benar. Tapi, kau harus menjaga dirimu dengan lebih berhati-hati.
Ojou-sama dan Kasukabe cukup khawatir dengan kondisimu.”
Izayoi melompat masuk dari balik balkon.
Meski sangat tidak sopan karena ia memasuki kamar seorang gadis tanpa
seizinnya, fakta bahwa dia tidak menendang pintu ketika masuk sebuah ruangan
sudah menunjukkan adanya perkembangan. Dibandingkan dengan beberapa bulan yang
lalu, ini sebuah kemajuan yang besar.
Ketika berdiri di balkon, tatapan Izayoi tanpa sadar mengarah ke rambut
Kuro Usagi.
“Hmm… Mungkin karena teling kelincimu yang menghilang, warna rambutmu
tampak lebih gelap dari yang biasanya.”
“Memang benar. Rambut Kuro Usagi dipenuhi oleh kekuatan suci dan mempunyai
kilauan dari cahaya bulan. Tapi setelah dibiarkan beberapa saat, rambutku akan
kembali ke warna aslinya.”
Hohou. Ia berdiri di belakang Kuro Usagi dengan terkagum-kagum. Mungkin ia
menyukai rambut yang lebih gelap, karena ia mulai mengepang rambut Kuro Usagi
dengan tiba-tiba.
Meski Kuro Usagi terkejut dengan tingkah laku Izayoi yang begitu
tiba-tiba, ia tidak bisa dihentikan, bahkan jika seseorang menegurnya. Kuro
Usagi menduduki kursi yang ada di balkon dan menghela napas sebelum mulai
berbicara lagi.
“Kau cukup lihai dalam mengepang rambut. Tapi, bukankah kau perlu
bersiap-siap untuk pertarungan yang akan datang?”
“Kurang lebih begitu. Lagipula, tugasku hanyalah mengalahkan bocah
berambut putih itu. Orang yang harus mempersiapkan diri untuk mengalahkan yang
lain adalah Kasukabe dan Ojou-sama.”
“…Apakah ada peluang untuk menang?”
Kata-katanya dipenuhi dengan rasa kegelisahannya. Ketika Aliansi Raja
Iblis menyerang lagi pasti akan menjadi sebuah pertempuran besar.
Mereka mempunyai Demon Lord of Confusion, Raja Iblis Maxwell, dan bocah
berambut putih yang mereka sebut ‘Yang Mulia’.
Mereka belum menunjukkan kekuatan mereka yang sebenarnya.
Kekuatan terhebat dari Raja Iblis adalah menciptakan sebuah ‘Trial’ secara
paksa dengan menggunakan----- [Authority of Host Master].
Mereka bisa menentukan peraturan mereka sendiri dalam Gift Game
mereka, yang bisa menjadikan mereka tak tertandingi.
Sama seperti insiden ‘Kamikakushi’ dan kekuatan dari Wabah Hitam milik
Percher, sebuah penalti yang diberikan ke Leticia, dan berbagai kesulitan tak
terbatas lainnya.
Mengikuti sebuah Gift Game yang masih asing bagi mereka sama saja
seperti mempertaruhka nyawa mereka dalam pertarungan itu.
Terlebih lagi, pertempuran selanjutnya tidak bisa diganggu oleh kuasa dari
[Judge Master]. Izayoi dan yang lainnya harus menahan serangan dari musuh
sambil berusaha menyelesaikan Game.
Namun, terlepas dari situasinya, Izayoi hanya mengangkat bahunya dan
tertawa.
“Yah, peluangnya 50:50%. Lagipula, kita sedang berlomba dengan waktu.
Menang atau kalahnya akan ditentukan oleh kekuatan dan persiapan kita. Aku
tidak bisa menjamin kalau kita akan menang, tetapi paling tidak ---- Kupikir
kita harus mengalahkan Rin terlebih dulu dalam pertempuran ini selanjutnya yang
lain agar kita bisa menang.”
Gadis berambut hitam yang melayani Yang Mulia sebagai pelayan.
Dia menggunakan Gift misterius, [Achilles High] yang bisa
memanipulasi jarak, dan ia dengar dari Percher kalau aturan dari Game-nya
pada dasarnya tidak mungkin dimenangkan. Kuro Usagi yang telah bertarung
melawan Rin secara langsung, tidak menemukan cara untuk mengalahkan
kekuatannya.
“Memang benar… jika kita ingin mengalahkan gadis itu, kita hanya bisa menggunakan
[Gerbang Astral] yang juga dapat memanipulasi jarak atau mempersiapkan Gift khusus
yang membutuhkan syarat khusus untuk menggunakannya.
Hingga saat ini, mereka telah mengumpulkan berbagai orang berbakat untuk
pertempuran ini.
Willa Ignis Fatuus. [Demon of the Azure Flames] yang mengendalikan batas
antara dunia orang hidup dan mati. Jika Willa bertarung melawan Rin, maka
mereka mempunyai kesempatan untuk menang.
Jika tidak ada cara lain, Willa akan menjadi lawan Rin----
“---Tidak. Serahkan pada Ochibi-sama.”
Eh? Kuro Usagi terkejut.
Izayoi menggelengkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
“Meski kita tidak punya rencana apa-apa untuk itu, Ochibi-sama ingin
mencobanya. Yah, kesempatan untuk menang kira-kira 50 banding 50 sekarang.”
“I, itu, akankah ia baik-baik saja?”
“Entahlah. Tapi jika tidak ada cara lain, aku akan pergi membantunya. Aku
tidak bisa membiarkan dirinya melakukan hal yang tidak masuk akal.”
Ia dengan serius menyatakan kalau ia akan pergi membantu dalam keadaan
darurat.
Kuro Usagi diam-diam menatapnya.
(… Izayoi-san benar-benar tidak menunjukkan perasaannya yang
sebenarnya.)
Ketika Izayoi dipanggil ke Little Garden.
Ketika Komunitas sedang dibangun kembali dan ia mengetahui hal itu
sendiri.
Ketika Kuro Usagi terpojok dalam pertarungannya melawan Raja Iblis.
Ia akan selalu berdiri di garis depan ketika bertarung, memikirkan
solusinya dan memprediksikan apa yang akan terjadi kedepannnya lebih daripada
yang lainnya.
Tidak perlu baginya untuk mengetahui masa lalunya yang tersembunyi. Kuro
Usagi yang telah bertarung bersama Izayoi, mengetahui keyakinan dan prinsip
hidupnya.
“Keadilan berpihak padaku.” ---- Ia benar-benar mempercayai hal itu, Ia
hidupu dengan rasa bangga dan tidak merasa malu karenanya.
Dia tidak mengabaikan keadilan yang ada di dunia, namun ia berpegang teguh
pada prinsipnya sendiri.
Bayangan dirinya mirip dengan orang yang pernah menyelatmatkannya.
“… Seperti yang kuduga, kau mirip dengannya.”
“Hm?”
Ia terhenti setelah mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Kuro Usagi.
Wajah polos yang ditunjukkan Kuro Usagi biasanya menghilang ketika dirinya
dipenuhi dengan perasaan gelisah. Dia menatap langit malam yang tertutup oleh
awan hitam; pikirannya sedang memikirkan sesuatu yang jauh dari tempat dirinya
berada.
Namun, ekspresi di wajahnya kembali seperti dirinya yang biasa.
Bahkan di malam yang berawan tanpa cahaya bulan maupun bintang ini, sebuah
keinginan yang tak dapat ternoda terpancara dari mata Kuro Usagi.
Tatapan tajamnya yang menghancurkan mimpi buruk yang akan segera
menghancurkan “Capital of Moonlight.” Suara lembutnya. Dia adalah seorang
wanita dengan keyakinan dan impian yang tak tergoyahkan dengan Lambang dari 「」dan mengibarkannya dengan bangga di udara.
“Canaria-sama… dia adalah pendiri
dari [No Name] yang lama. Ketika Kuro Usagi kehilangan orang tuanya, dirinya
lah yang mengadopsi Kuro Usagi yang sudah tidak memiliki satu kerabat put yang
selamat. Kau sangat mirip dengannya, Izayoi-san.”
“…Hmm. Bagaimana bisa begitu?”
“Jiwamu.” (Note: Bisa juga hatimu
atau sifatmu, tapi saya lebih milih Translate-an harfiah aja.)
Kuro Usagi segera membalasnya sambil
melihat ke arah Izayoi, hingga saling bertatap muka.
Bahkan dengan bertatap muka langsung dengannya mengingatkan dirinya akan
wajah sang penyelamatnya.
Namun, itu tidak mungkin. Izayoi adalah seorang anak laki-laki yang
dipanggil dari dunia lain. Ia tidak ada hubungannya dengan Canaria yang
terlahir di Little Garden. Kuro Usagi menggelengkan kepalanya seakan meragukan
hal itu.
“Maafkan aku karena mengatakan hal ini tiba-tiba.”
“Bukan begitu. Aku tertarik. Orang seperti apa dia ini, si Canaria-sama
ini?”
Izayoi yang telah selesai mengepang rambut Kuro Usagi, tersenyum mendengar
hal itu dan bertanya.
Tak disangka-sangka, melainkan telinga kelinci Kuro Usagi yang biasanya
berdiri karena gembira --- matanya bersinar dan senyuman lebar terpampang di
wajahnya.
Namun, senyum itu tidak berlangsung lama.
“--- Aku juga sedikit penasaran akan hal itu. Wanita seperti apa dia ini?”
Suara seorang bocah laki-laki datang dari atas balkon.
Senyum di wajah Izayoi langsung menghilang ketika ia memegang Kuro Usagi
dengan erat dan menjauh dari bocah itu. Meskipun Kuro Usagi sedang
linglung dikarenakan kondisi tubuhnya
yang sedang kelelahanm dia juga mengetahui suara milik siapa itu.
Bocah dengan rambut putih dan mata berwarna keemasan, yang juga dikenal
dengan sebutan “Yang Mulia” dengan santainya berbicara dari atap --- dan
menatap ke bawah dengan rasa penasaran dengan apa yang dilakukan oleh dua orang
di bawahnya.
(Tidak mungkin… Ia datang terlalu cepat…!)
Bahkan belum setengah hari berlalu sejak Aliansi Raja Iblis menyatakan
perang dengan Salamandra.
Tapi tetap, memang masih masuk akal melakukan hal ini begitu cepat dikarenakan
apa yang akan terjadi esok.
Esoknya, [Floor Master] lain akan tiba di kota ini.
Dari sisi Timur, [Great Sage of Maelstroms] Saurian Demon King.
Dari sisi Selatan, Aliansi [Draco Greif].
Dari sisi Utara, Aliansi [Onihime].
Jika semua [Floor Master] itu berkumpul, bahkan jika itu Aliansi Raja
Iblis, mereka pasti tak berkutik.
Karena ‘Yang Mulia’ telah merencanakan untuk menghancurkan [Salamandra]
sejak awal, mereka pasti sudah bersiap-siap untuk serangan mereka.
Kemungkinan besar, serangan yang sebelumnya dilakukan untuk ‘Menculik’
(Kamikakushi) Sandra.
Terlepas dari keributan di Kota Api Kouen pada siang hari yang membuat
penjagaan di sekitar Istana di tingkatkan, mereka masih bisa muncul dengan cara
yang mengejutkan.
Entah bagaimana ‘Yang Mulia’ berhasil masuk --- tapi sudah terlambat untuk
menanyakan bagaimana caranya ia bisa masuk. Mereka telah diundang sebagai Tamu
Kehormatan [Salamandra] selama 2 tahun dan cukup mudah bagi mereka memahami
struktur bangunan dari Istana ini dengan waktu sebanyak itu.
Izayoi yang masih menggenggam erat Kuro Usagi, tertawa sini.
“Ha. Meskipun mereka memanggilmu dengan nama ‘Yang Mulia’, tampaknya
mengintip orang lain membuatmu tak sesuai dengan sebutanmu.”
“Hm? Apakah aku mengganggu kencan kalian berdua?”
“Tentu saja. Kuro Usagi dan aku berencana untuk berduaan di ruangan ini
dimana aku bisa melakukan Skidipapap sawadikap tralala
trilili indehoy asoy melehoy awewecita ngewetita despacita skuy skuy aselele (Note: ( ͡°
͜Ê– ͡°)) kepadanya sepuas hatiku……”
“Kita tidak akan melakukannya!”
“Kita tidak akan melakukan Skidipapap
sawadikap tralala trilili indehoy asoy melehoy awewecita ngewetita despacita
skuy skuy aselele?”
“Tidak akan!”
“Kita akan melakukan Skidipapap
sawadikap tralala trilili indehoy asoy melehoy awewecita ngewetita despacita
skuy skuy aselele.”
“Tidak, Tidak akan….!!!”
Kuro Usagi merajuk dengan pipinya yang kemerahan, tapi dia marah seperti
biasanya. Tampaknya dia masih letih setelah apa yang terjadi pada dirinya siang
ini.
Yang Mulia tertawa melihat percakapan mereka lalu kembali bicara dengan serius.
“Yah, kita kesampingkan dulu leluconnya. Kau sedang membicarakan tentang
[Pencipta ], Canaria kan? Aku juga cukup tertarik dengannya.
Apakah kau keberatan jika aku mendengarkan pembicaraan kalian berdua tentang
hal itu?”
‘Yang Mulia’ bersandar di dinding dengan wajah gembira.
Namun, begitu Kuro Usagi mendengar kata-kata yang diucapkannya, ekspresi
wajahnya tiba-tiba berubah.
“Tunggu dulu. Itu…. Um, apa maksudmu? Bukankah Canaria-sama ditangkap oleh
kalian?”
---- Apa? ‘Yang Mulia’ mengerutkan keningngya saat ia menatap ke arah
Izayoi.
Izayoi mendecakkan lidahnya dan berkata, “Sial.”
Kuro Usagi belum memikirkan kemungkinan kalau [No Name] yang lama dikirim
ke dunia lain.
Meski ia tahu kalau suatu saat hal itu harus dibicarakan, tapi sekarang
bukan waktunya. Ia tidak ingin memberikan beban mental kepada Kuro Usagi yang
sedang lemah tak berdaya.
Izayoi menyadari kesalahannya dan mendorong Kuro Usagi ke dalam kamar.
“Maaf, tapi bicaranya cukup sampai di sini. Kuro Usagi, pergi ke ruang
pertemuan ke-5 di sebelah kiri Istana sekarang. Kata Mandra tempat itu paling
aman.”
“T, tapi, jika aku tidak mengetahui apakah Canaria-sama baik-baik saja…!”
“Serahkan saja hal itu padakau! Sekarang cepat pergi!!!”
Terkejut, tubuhnya bergetar ketakutan. Cara Izayoi berbicara dan tingkah
lakunya berbeda dari biasanya.
‘Yang Mulia’ juga terkejut dengan sikap Izayoi yang tiba-tiba berbeda dari
biasanya, tapi ia segera mengerti akan hal itu. Pada saat itu, ia tertawa
sekencang-kencangnya ke arah langit di atas.
“Aku mengerti… Ah, jadi begitu. Jadi ternyata begitu! Dengan kata lain,
kau… Tidak, kalian semua! Jadi kalian tidak mengetahui apapun tentang hal yang
terjadi 3 tahun yang lalu!”
“Ap….?”
Meski Kuro Usagi benci dengan nada bicaranya dan marah akan hal itu, ‘Yang
Mulia’ mengabaikannya.
‘Yang Mulia’ tertawa terbahak-bahak seakan dirinya sedang menyaksikan
sebuah lelucon komedi.
Meski ‘Yang Mulia’ tertawa cukup lama, dirinya tak menunjukkan ekspresi
wajah dari seorang anak kecil ketika ia selesai tertawa dan melihat mereka ke
arah mereka berdua lagi. Ia melihat ke arah dua orang tersebut dengan tatapan
seperti binatang buas yang terpampang di mata emasnya dan mengangkat tangan
kanannya.
“Memang menarik jika aku memberitahu kalian tapi kurasa jika aku
membiarkan hal itu tak terucap, juga akan sangat menarik. Sangat menakjubkan
melihat ekspresi kalian yang seperti itu.”
Saat ia berbicara, sebuah buku sihir muncul di tangannya --- yang awalnya milik ras Titan dan buku yang juga menghancurkan
[Underwood].
“Buku itu… Mungkinkah…!?”
Lalu, sebuah angin kencang yang menyertai gerakan itu mengangkat ke udara seperti confetti yang menghujani seisi kota.
Berdiri di tengah pusaran badai dengan tenangnya, ‘Yang Mulia’ tertawa
sekencang-kencangnya saat ia menatap ke Sakamaki Izayoi.
“Lihat baik-baik, Sakamaki Izayoi. Kami adalah kandidat unuk ‘Origin’, ini
hanyalah sebagian kecil dari kekuatan kami…!!!”
Sedikit demi sedikit, potongan-potongan perkamen itu mulai berwarna hitam
hingga banyak dari perkamen-perkamen tersebut berwarna hitam legam.
< Táin Bó Cúailnge>>
l
Pemimpin dari para Peserta: “Sakamaki Izayoi”:
l
Pemimpin Game dari pihak Host: “ ”:
l
Wilayah dari Game: Meliputi radius 2 Km dari pusat [Kota Api Kouen].:
l
Skema dari Game:
*※ Ini
adalah Game Penjarahan[Note.] yang diselenggarakan oleh Host kepada
para Peserta.
Segala kejahatan akan diampuni ketika Gift Game ini
berlangsung selama kondisi berikut terpenuhi:
*Kondisi Pertama: Kedua Pemimpin Game akan bertarung satu
lawan satu
*Kondisi Kedua: Ketika Kedua Pemimpin sedang bertarung,
segala penjarahan diperbolehkan (termasuk pembunuhan)
*Kondisi Ketiga: Stamina dari para pria di Pihak Peserta akan
lebih cepat habis dua kali lipat selama pertarungan berlangsung (Ada beberapa
pengecualian)
*Kondisi Keempat: Jika Pemimpin Game dari pihak Host
dikalahkan, kondisi ketiga akan berbalik
*Kondisi Kelima: Jika Pemimpin Game dari pihak Peserta
dikalahkan, akan tidak mungkin untuk menghilangkan kondisi ketiga
Kondisi Keenam: Pemimpin Game akan didiskualifikasi jika ia
meninggalkan Wilayah dari Game
Kondisi agar Game berakhir: Perangnya akan berakhir ketika
Pemimpin Game dari kedua belah pihak setuju dengan kondisi akhir- nya:
*Jika seorang Pemimpin Game mati, peperangannya akan berakhir
ketika Pemimpin Game yang masih hidup mengakhirinya.
Sumpah: Menghormati isi pernyataan di atas, dengan menjunjung
tinggi Lambang kami, Aliansi [Ouroboros] akan mengadakan Gift Game.
Cap “[Ouroboros]”
[Note: “Penjarahan” di sini sebagai tanda dari tindakan mengambil sesuatu.
Contohnya: Mengambil nyawa= Membunuh etc.]
Kuro Usagi dan Izayoi mengambil salah satu gulungan kertas yang terjatuh
ke tangan mereka. Tangan dan suaranya bergetar ketika Kuro Usagi berteriak.
“T, Tidak mungkin! harusnya hanya bisa digunakan
oleh ras Raksasa Celtic! Bagaimana mungkin kau bisa menggunakan Kuasa atas
[Host Master]-nya…!!!?”
“Siapa yang mengira? Ini bukanlah sesuatu yang perlu kau ketahui, wahai
Dewi Bulan.”
Raut muka Kuro Usagi menjadi sangat terkejut, tapi ‘Yang Mulia’ tidak
menanggapinya.
Situasinya menjadi semakin buruk di setiap menitnya.
Tanah di bawah [Kota Api Kouen] bergetar ketika keseluruhan isi dari
Istana berguncang dengan hebat. Pada saat yang bersamaan, teriakan perang
terdengar hingga mencapai ke ruang VIP.
“UOOOOOOOOOooooooooooooooo-----!!!”
Teriakan yang sangat tidak asing. Beberapa bulan lalu, kelompok yang sama
juga menyerang kota bawah tanah. Sekarang, ancaman dari kumpulan Raksasa
mendekati “Ibu Kota Api Kouen”
“Raksasa!! Mereka masih hidup!?”
“Ya. Tapi mereka berbeda dari yang sebelumnya. Kami telah memberikan Gift
baru kepada mereka. Dan juga, para Naga Api khususnya yang berjenis kelamin
laki-laki dari [Salamandra] tidak bisa bertarung dengan maksimal dikarenakan
Peraturan Game…. Sekarang, apa yang akan kau lakukan, Sakamaki Izayoi?”
Teriakan itu terdengar sampai ke langit saat para Raksasa mendekati “Kota
Api Kouen” disertai dengan gempa kecil dan kumpulan awan debu.
Ini bukan saatnya untuk memikirkan untung dan ruginya. Izayoi segera
mengambil tindakan. Ia dengan cepat mendekati ‘Yang Mulia’ hingga pijakannya
hancur, tinjunya mengarah ke dada ‘Yang Mulia’.
Meski ‘Yang Mulia’ menahannya dengan kedua tangannya, balkon tersebut
langsung hancur karena pertarungan mereka berdua.
“I, Izayoi-san!!”
“Aku sudah bilang, PERGI!! Kau hanya menjadi penghalang!!”
Semua ucapan yang ingin dia katakan dihentikan oleh teriakan marah Izayoi.
Meski memalukan, Kuro Usagi sekarang tidak bisa bertarung. Jelas sekali dia
akan terluka parah jika berada di dekat mereka berdua yang sedang bertarung.
Semoga beruntung, Kuro Usagi berteriak dengan penuh rasa penyesalan saat
dia berlari ke dalam Istana.
Izayoi dan ‘Yang Mulia’ melompat turun menggunakan puing-puing sisa dari
balkon sebagai pijakan dan mendarat di lapangan rumput. Keduanya masih belum
mulai serius. Jika mereka bertarung dengan kekuatan penuh, Istana ini pasti
akan hancur berantakan.
Halaman belakang Istana adalah daerah dengan sedikit penduduk dan orang
jarang melewati daerah ini; karenanya, bahkan jika pertarungan yang bisa
menghancurkan satu daerah terjadi, maka masih membutuhkan waktu bagi para
penjaga untuk tiba di area ini. Meski suara dari para penjaga bisa terdengar
dari kejauhan, mereka masih akan memakan waktu banyak untuk berkumpul dan tiba
di sini.
‘Yang Mulia’ menatap Izayoi dengan mata berwarna emasnya sambil tersenyum.
“Aku terkejut. Kau tampaknya sangat melindunginya. Aku tidak mendapatkan perlakuan
seperti itu darimu.”
“Tidak seperti itu juga. Melainkan, kalau kukatakan dirinya menghalangi
bukanlah kebohongan… Yah, dibandingkan dengan itu, kau juga benar-benar
membuatku terkejut, terutama <<Táin Bó Cúailnge>> ini. Jika ingatanku
benar, ini adalah perang yang ditulis sebagai bagian dari fiksi sejarah…
Bukankah ini tentang peran Cooley dalam <Táin
Bó>?” (Note: Táin Bó= ‘Pencurian ternak’,
Ternak dalam cerita Tain Bo ini Banteng).
“Hampir benar. Di Little Garden yang luas ini, setara
dengan fakta dari sejarah itu sendiri… Apa kau tahu tentang konsep [Paradigm
Shift]?”
“Yeah. Aku baru saja mempelajarinya.”
Izayoi mengangguk untuk membalas pertanyaan ‘Yang Mulia’.
---- Dunia Little Garden tidak secara merata terbagi di berbagai garis
waktu.
Bahkan jika suatu peristiwa adalah suatu fiksi sejarah, ketika di garis
waktu yang berbeda, hal itu bisa saja menjadi fakta sejarah. Keberadaannya
diperbolehkan selama hal itu sesuai dengan sisa dari sejarah itu. Hal itu akan
menjadi kenyataan di Dunia Little Garden ini.
Izayoi membaca peraturan dari Geass Roll yang ada di tangannya sebelum
menghancurkan hal itu.
“Peraturan dari penjarahannya hanya berlaku jika kita berdua sebagai
“Petarung” bertarung. Dan juga, ada kutukan Maeve (Queen Medb) yang membuat
para pria dari sisi Peserta menjadi tak berdaya. Kutukan ini akan tetap ada
sampai aku menang? Ya ampun, ini sebuah tanggung jawab yang cukup penting yang
harus kupikul!”
“Tapi kau tidak membencinya kan?”
“Aku tidak menyangkalnya.”
Mereka berdua mengambil jarak untuk bertarung sembari bersenda gurau.
Meski mereka berdua sama-sama tersenyum, mata mereka terlihat serius.
“Tapi, aku tidak menduga akan terjadi Gift Game seperti ini… Jujur
saja, kukira kau akan menghindari bertarung denganku.”
“Oh? Kenapa?”
“Karena hanya aku yang bisa mengalahkanmu.”
Izayoi mendeklarasikan hal itu. Kata-katanya bukalah bualan semata ataupun
untuk memprovokasi. Ia mengatakan hal itu seolah-olah hal itu adalah fakta yang
akan terjadi.
Aliansi Raja Iblis ---- Hanya Sakamaki Izayoi yang bisa mengalahkan
[Ouroboros].
‘Yang Mulia’ tanpa menyangkal apapun mulai berbicara.
“Ya. Memang benar. Satu-satunya yang bisa mengalahkanku di “Ibu Kota Api”
ini adalah kau… Tapi itu sebabnya aku kemari. Karena satu-satunya yang bisa
mengalahkanmu adalah aku.”
Mata berwarna emasnya menatap dengan tajamnya dan senyum jahat terpampang
di wajahnya.
Tidak ada trik atau rencana kotor apapun.
Mereka berdua seperti dan atau
dan yang melawan satu sama lain sejak awal, dan mereka yang akan
menentukan arah dari pertempuran ini.
“…”
Izayoi menyipitkan matanya saat ia melihat ‘Yang Mulia’.
Perasaan yang ia rasakan di pertarungan sebelumnya bukanlah ilusi.
Sakamaki Izayoi dan bocah laki-laki berambut putih dengan mata berwarna
emas pasti akan meyelesaikan pertarungan mereka. Ini bukanlah sesuatu yang
memutuskan menang atau kalahnya dalam pertarungan antara [No Name] dan Aliansi
Raja Iblis, tapi ini hanyalah naluri mereka.
“Bagus. Sebuah ambisi yang bagus, Hakuhatsuki .”
“… Hakuhatsuki? Meski kau pernah mengatakan hal itu sebelumnya, apa
maksudnya itu?”
“Ini cuma sesuatu yang aku putuskan sendiri. Karena kau adalah bocah
berambut putih, kau adalah Hakuhatsuki. Menggunakan gelar kehormatan untuk
menyebut nama lawanku seperti ‘Yang Mulia’ dalam pertarungan sampai mati,
bukankah itu aneh?”
“Aku mengerti. Sama seperti yang kau katakan. Tidak ada keharusan dalam
menyebutkan gelar kehormatan kepada dua orang yang akan saling membunuh satu
sama lain.”
“Benar kan?”
“Ya. Tapi karena kau menyebutkan hal itu, hasrat agar lawan mereka
memanggil lawannya secara hormat juga merupaka sikap dari seorang yang
mempunyai kuasa.”
Selangkah.
Melangkah maju, keduanya mengukur jarak mereka saat saling berbicara.
Seperti sebuah sinyal, teriakan dan raungan bisa terdengar dari seluruh
arah di sekitar Istana pada saat bersamaan. Pasukan utama dari [Aliansi Raja
Iblis] telah memulai serangan mereka.
‘Yang Mulia’ dengan mata berwarna emasnya menatap tajam ke arah Izayoi---
“Sudah diputuskan, Sakamaki Izayoi. Di saat-saat terakhirmu, aku akan
membuatmu memanggilku dengan gelarku---”
“Ha, coba saja, Hakuhatsuki!”
Keduanya berteriak dan saling beradu tinju.
Udara seperti terbakar.
Tanah tempat mereka berpijak hancur.
Tinju mereka yang bisa memecah lautan saling bertemu.
Pertarungan mereka menghancurkan sebagian dari ruang pertemuan ke-8 di sebelah kiri Istana dalam sekejap.
Puing-puing runtuh dan berubah menjadi serpihan debu, tersebar oleh angin
malam ketika keduanya saling berhadapan.
Pepohonan yang berada di sisi berlawanan dari Istana bergetar karena
gelombang kejut yang ditimbulkan oleh mereka berdua.
Di Little Garden ini dimana Dewa Dewi berkumpul, pertempuran hebat dari
para pendatang baru menciptakan percikan api ketika mereka saling berhadapan.
Menginjak-injak reruntuhan kuno, mereka adalah anak yang dikirim oleh Dewa
di era baru yang menghapus puluhan pencapaian yang terkumpul di bawah kaki
mereka. Sebuah kejayaan yang akan melampaui kilauan cahaya bintang akan
memberkati mereka ketika pertarungan berakhir.
Di Taman para Dewa yang sudah sejak lama haus akan bakat-bakat baru.
Mereka bersaing agar unggu satu dengan yang lain, era baru akan dimulai
sekarang---
“…”
Tanpa sadar, mereka bergerak menuju kehancuran.
1 Comments
Best epic pertarungan...
BalasHapusPosting Komentar