BAB 14
(Translator : Hikari)
Translator note:
Hola, sebelum lanjut baca, ada 'sedikit'
info. Berhubung diriku tidak biasa dengan bahasa Mahouka dan istilah2
teknisnya, mohon maklum kalau hasil kerjaanku ini bakalan bikin dahi kalian
makin keriput karena diksiku yang terlalu 'tua' dan susunan kalimat aneh.
Serius, nih novel bikin aq hopeless, tapi karena memang niatnya bantu Jeff yg
kewalahan sama kerjaan IRL dan 'kasian' sama readernya, yo wis, babat habis
walau lambat (sorry)! That's why, kalau ada yg mw ngasih masukkan buat
pembetulan dan semacamnya, monggo, yo~. Ok, that's all and happy reading.
— 0 —
Kamis, 26 April. Sambil
menaiki kereta ke sekolah, Tatsuya sedikit berekspresi "Oh?" saat dia
dengan gerakan yang terlatih mengeluarkan terminal informasi dan membaca cepat
berita-beritaya.
"Onii-sama,
apa ada sesuatu dalam berita itu yang menarik perhatianmu?"
Perubahan
pada ekspresi wajahnya hanya sekilas seperti biasanya, tapi seperti biasanya
juga, bahkan ini pun tidak cukup cepat untuk lolos dari mata Miyuki.
Berdiri
pada bangku yang berseberangan dengan Miyuki, Minami mengangkat kepalanya.
Ekspresi emosional apapun darinya menjadi lebih waspada dan bukan wajah datar
yang sebenarnya. Pandangan yang Minami terarah pada Tatsuya juga menyatakan
minatnya pada pertanyaan yang Miyuki ajukan untuk Tatsuya.
"Ini
hanya mengenai percobaan yang kalian bantu kemarin."
Tatsuya
mengarahkan wajahnya pada Miyuki yang sedang duduk di sampingnya dan berbicara
dengan volume yang memungkinkan untuk didengar Minami yang duduk berseberangan
secara diagonal darinya.
"Aku
telah mengantisipasi berita positif dan negatif yang akan muncul hari ini. Akan
tetapi, aku merasa ada lebih banyak respon positif daripada negatif."
Mata
dan ekspresi Miyuki jelas bertanya, "Apa yang aneh soal itu?" saat
dia mendesak Tatsuya untuk melanjutkan.
"Kesampingkan
anggota kongres nasional yang memiliki telinga untuk mendengar angin, aku tidak
mengira bahwa demonstrasi selevel itu dapat menyebabkan para reporter dari
koran-koran besar menyerah. Tadinya aku berpikir mereka akan dengan keras
kepala terus membuat lebih banyak berita dengan penilaian satu pihak.
Sejujurnya, aku telah berencana menggunakan ini sebagai jebakan bagi mereka
yang memanipulasi opini publik."
Mendengar
pengakuan Tatsuya, mata Miyuki melebar seakan berkata "Benar".
"Sekarang
kita berada di titik ini…… Akan tetapi, Onii-sama, kau jahat."
Meskipun
Miyuki tidak benar-benar mengkritiknya, Tatsuya sudah sejak lama menyadari
bahwa dia tidak ada pilihan selain terkekeh masam dalam situasi seperti ini.
—Di sisi lain, Minami terlihat benar-benar tertegun.
"Sesuai
kecurigaanku, tulisan dalam artikel-artikel ini sangat konyol…."
Saat
dia mengatakan ini, Tatsuya menunjukkan pada Miyuki layar dari terminal
informasi yang sedang dia pegang. Judul beritanya adalah "Siswa-siswa SMA
sihir menantang eksperimen ledakan air" dan, dibandingkan dengan
koran-koran berskala besar, ini lebih menampar daripada jurnalisme kuning[1] yang bertujuan untuk
menghasut seluruh kota.
"Bahkan
aku pun tidak bisa memprediksi ini."
Sambil
mengatakan ini, Tatsuya menyingkirkan artikel berita yang ditampilkan itu dan
rangkaian artikel lainnya muncul pada layar terminal informasi itu.
"—Tantangan
pemuda, menghadapi abad 22 – eh? Kelihatannya bulletin spesial dari grup berita
ini. Apa mereka menulis apa yang terjadi kemarin?"
Miyuki
pastinya sama-sama terkejut seperti Tatsuya saat dia menelengkan kepala untuk
menanyainya. Bulletin ini diatur berdasarkan subjek dan mengandung
berita-berita positif tentang langkah revolusioner yang diusahakan para pemuda.
Ini jelas tidak sesuai dengan subjek yang menghasut sentimen anti sihir.
"Ah.
Kemarin, seorang reporter dari grup berita ini juga datang, jadi seharusnya
tidak mengejutkan bahwa ini diposting. Akan tetapi, aku ingat bahwa bulletin
ini sama sekali ditutup-tutupi oleh pergerakan anti sihir sampai
kemarin…."
"Apakah
mereka berubah pikiran berkat Stellar Furnace Onii-sama?"
Dibandingkan
dengan ekspresi wajah Tatsuya yang jelas kebingungan, nada bicara Miyuki
kedengarannya menandakan bahwa ini memang hal yang lumrah.
"…..Itu
adalah kemungkinannya jika reporter ini tertarik dengan hal-hal yang aneh atau
ini sesuai secara pribadi dengan mereka. Mengingat bahwa ini adalah sebuah
bulletin, tidak serta merta menghalangi kemungkinan bahwa setiap orang di
departemen editorial juga berbagi sentimen ini."
Tatsuya
paham bahwa organisasi-organisasi adalah hal yang tidak bisa disatukan secara
erat, dan semakin besar organisasinya, semakin besar kecenderungan untuk
terpecah, dan dia juga memiliki pengalaman pribadi dalam masalah ini. Ada
banyak situasi di mana satu departemen keluar dari jalur demi kebijakan
perusahaannya, jadi Tatsuya untuk sementara waktu menerima hasil ini.
Kenyataannya,
segalanya tidak sesederhana itu. Di antara para koran-koran besar yang
sama-sama anti sihir, percobaan kemarin terbukti menjadi salah satu katalis
yang menyebabkan penampilan dari perspektif dalam dukungan sihir. Fakta bahwa
anggota-anggota kongres nasional terkejut dan mengakui para siswa SMA sihir
juga adalah sebuah peristiwa yang pantas diberitakan lebih daripada beberapa
sedikit pembawa berita, tapi tentu saja bukan hanya itu yang terjadi.
Rekaman
Tsuzura tentang deklarasi anggota Kongres Kanda diteruskan kepada anggota
kongres itu sendiri berkat seorang asisten dari masa kerjanya di Universitas
Sihir. Selain itu, ada juga permintaan berbasa-basi untuk sedikit mengekang
kegiatannya. Alasan utama mengapa rekaman ini tidak ditampilkan di koran tentu
saja berkat wartawan yang bekerja untuknya.
Selain
itu, Kepala Sekolah Momoyama mengajukan keluhan serius dengan eselon atas
partai oposisi berkaitan dengan kunjungan mendadak di kampus dengan wartawan di
belakangnya, memaksa anggota Kongres Kanda dan anggota kongres lainnya juga di pihak
anti sihir menurunkan skala kegiatan mereka untuk sementara waktu. Dari sudut
pandang tertentu, Kepala Sekolah Momoyama sepenuhnya memanfaatkan taktik kecil
Tatsuya.
Sebagai
tambahan, ada juga dukungan semangat dari sektor privat.
"Hei,
lihat, Tatsuya. Wawancara ini masih ditampilkan."
Saat
makan siang di kafetaria, Leo mengarahkan jari telunjuknya ke tayangan berita
yang direkomendasikan ditampilkan di monitor dinding. Tanpa repot-repot melihat
ke arah yang ditunjuk Leo, Tatsuya terus makan dalam diam.
"Sangat
jarang bagi pihak Rosen untuk secara sukarela tampil di berita di Jepang,
Onii-sama. "
Namun,
hanya karena dia dapat mengabaikan Leo, bukan berarti Tatsuya dapat menolak
Miyuki.
"Mengingat
seseorang yang memiliki nama Rosen telah ditugaskan ke Jepang, perubahan
kebijakan besar mungkin sedang terjadi."
Memastikan
untuk tidak melihat ke arah Erika dan Mikihiko, Tatsuya membalas dengan sikap
santai.
Pada16
monitor layar lebar di dinding, empat di antaranya menyiarkan wawancara dengan
Einst Rosen, CEO Rosen Magicraft cabang Jepang. Di layar, Einst Rosen sedang menjawab
pertanyaan si penyiar dengan bahasa Jepang yang lancar
“—Aku
tidak pernah mengira bahwa siswa-siswa SMA akan dapat menggunakan sihir tingkat
tinggi seperti itu. Aku terkesan dengan tingkat teknik sihir Jepang. ”
"Bukankah
dia sedang memuji kalian semua?"
"…
… …"
Sama
sekali tidak seperti dirinya yang biasa, Erika tetap diam sejak awal. Sebagai
perbandingan, meskipun ini bukan cara yang tepat untuk mengatakannya, Tatsuya
sekali lagi mengabaikan upaya riang Leo untuk melibatkannya dalam percakapan.
"Setelah
melihat percobaan sukses yang dilakukan oleh siswa di SMA Satu kemarin, aku
menangkap sekilas tentang bagaimana teknik dan kemungkinan sihir dapat membawa
kemakmuran yang lebih besar bagi umat manusia."
"Hebat.
Dia bahkan mengatakan kemakmuran umat manusia."
Melihat
Shizuku dengan jujur mengungkapkan, tanpa motif tersembunyi, kekagumannya atas
pengakuan ini, Tatsuya sekali lagi dengan sopan menjawab, “Itu berkat kerja
keras semua orang”.
"Hm,
Miyuki dan Honoka sama-sama hebat."
"A,
Aku tidak melakukan apapun yang sehebat itu…"
Menyaksikan
keributan yang muncul di antara Shizuku dan Honoka, Tatsuya hanyut dalam
pikiran "apa tujuan Rosen di sini?" dan terkejut bahwa "mereka
terlihat cukup bijak untuk memastikan nama-nama dari siswa SMA ini tidak
terungkap".
* * *
Meskipun
tidak terduga, beragam respon positif yang dikumpulkan oleh percobaan Stellar
Furnace secara siginifikan mengangkat semangat para siswa SMA Satu. Bahkan sekalipun
mereka bukanlah pihak yang bertanggung jawab, mereka tetap saja siswa dari
sekolah yang sama yang diakui oleh masyarakat. Bahkan jika ini adalah cara yang
dangkal, keinginan untuk diakui pada usia belia mereka adalah rasa puas atas penghargaan
yang diberikan pada kelompok tempat mereka berada.
Saat
jam pelajaran kelima, atau tidak lama setelah selesainya jam pelajaran terakhir
setelah istirahat makan siang. Di kelas 1A, Takuma bersiap-siap menuju ke Grup
Klub Aktivitas setelah jam pelajaran ketika sebuah percakapan tidak
menyenangkan terdengar di telinganya untuk kesekian kalinya. Topik pembicaraan
yang dipercakapkan oleh teman-teman wanita sekelasnya adalah tentang CEO Rosen
Magicraft cabang Jepang, Einst Rosen, juga komentar-komentar yang diberikan CEO
tersebut kemarin. Siswi-siswi lainnya dalam kelas juga menuntut untuk ikut
dalam eksperimen itu. Takuma mendadak bangkit berdiri, tidak repot-repot
menutupi suasana hatinya yang gelisah. Menyadari tindakan Takuma yang tiba-tiba
terlihat menyeramkan, para gadis yang sedang bercakap-cakap menghentikan
obrolan mereka.
Alasan
di balik sikapnya ini adalah karena suasana kelas terlalu memusingkan. Tentu
saja, siswa dari Kelas A tidak secara langsung berpartisipasi dalam percobaan
kemarin. Kasumi dan Minami berasal dari Kelas C, Izumi berasal dari Kelas B,
dan Kelas A sama sekali tidak mengirimkan personil pendukung untuk
mengoperasikan mesin-mesinnya. Meski demikian, setelah mendapat nilai tinggi
dari kader perusahaan terkenal di dunia, hampir semua siswa bersemangat seakan-akan
merekalah yang bertanggung jawab atas prestasi ini. Dengan kata lain, setiap
siswa kecuali Takuma sendiri.
Sialan,
sementara pikiran tersebut melintas dalam benak Takuma, dia tidak dapat
mengendalikan emosinya sendiri dengan baik selama waktu ini. Pujian ditujukan pada
Keluarga Saegus – itulah yang dia yakini – atau apapun itu telah menguras semua
kesabaran Takuma. Pada akhirnya, tanpa satu kata permisi pun, Takuma
meninggalkan ruang kelas seakan melarikan diri.
Suasana
hati Takuma yang benar-benar buruk gagal untuk menghilang bahkan pada selama
dia berada di Ruang Klub Aktivitas Grup. Tekniknya jadi berantakan gara-gara
kurangnya konsentrasi, menyebabkan stresnya semakin meningkat saat dia gagal
dalam hal-hal yang biasanya bukanlah tantangan baginya. Setelah sekolah,
kekesalan Takuma mencapai puncaknya.
Bagi
Takuma, hari ini adalah hari yang sial.
Setelah
menerima CAD-nya sendiri dari gudang di kantor, Takuma berlari menuju Kasumi
mengenakan gelang Komite Moral Publik di taman tengah sekolah saat perjalanan
pulang.
Setelah
pekan undangan klub, anggota dari Komite Moral Publik kembali bertugas sesuai
gilirannya. Secara umur, patrol dilakukan oleh satu orang saja, dan ini
bukanlah pengecualian bahkan bagi para siswa baru, dengan demikian Kasumi
sendirian saja. Setelah memperhitungkan waktunya, dia mungkin dalam
perjalanannya kembali ke markas. Inilah alasannya tidak ada hal yang aneh saat
Kasumi melirik sekilas pada Takuma sebelum melewatinya. Dari semua kemungkinan,
apa yang terjadi selanjutnya adalah hasil dari rasa inferior Takuma.
"Kelihatannya
semua berjalan sesuai rencana, Saegusa."
Takuma
yakin bahwa Kasumi sedang mengejeknya.
"…
…Apa maksudmu?"
Kasumi
berhenti dan berbalik dengan raut wajah terguncang yang bukanlah pura-pura.
Akan
tetapi, di mata Takuma dan dengan segala rasa stress yang tersisa dari
peringatan berhati-hati ayahnya dua malam yang lalu, Kasumi sedang berpura-pura
bodoh.
Meneruskan
semua kesalahpahaman ini, Takuma melampiaskan semua rasa frustrasinya pada
Kasumi.
"Aku
sedang berbicara tentang eksperimen publik kemarin. Bukankah kau telah
memenangkan perhatian dari CEO cabang Rosen?"
"Eksperimen
publik? Shippou-kun, apa ada kesalahpahaman entah dimana?"
Kasumi
jelas bukanlah seorang gadis muda dengan kepribadian lembut. Bahkan sekalipun
dia berpura-pura menjadi seorang anak yang penurut, sifat alamiahnya adalah
seseorang yang mudah terlibat dalam pertengkaran. Tidak pernah mengambil rute
yang gelap dan berbahaya, dia adalah seseorang yang bersikap apa adanya. Di
sini, dia tidak berniat menyembunyikan ketidaksenangannya pada kebencian yang tersembunyi
di dalam kata-kata Takuma.
"Berhenti
berpura-pura bodoh. Kau sudah tahu sejak awal bahwa seorang anggota kongres
nasional yang bersikap bermusuhan dengan para Penyihir akan datang, jadi karena
itulah kau membuat pertunjukkan kemarin, 'kan? Kau jelas-jelas memanfaatkan
Shiba-senpai dan dengan sukses memperkuat ketenaranmu sendiri."
"Kau
bilang memanfaatkan? Jangan seenaknya mengatakan omong kosong tentang hal
ini."
Tanggapan
Kasumi menjadi semakin keras. Meskipun pendapat Takuma tentang peringatan
mereka mengenai kedatangan anggota Kongres Kanda adalah benar, Takuma juga
sepenuhnya percaya pada spekulasi itu.
"Betapa
cerobohnya aku. Reputasi pria itu melampaui sekolah ini dan bahkan meluas ke 9
sekolah. Seperti yang diharapkan dari Saegusa, tidak menyia-nyiakan kesempatan.
Setelah kakak perempuanmu, apakah kau menggodanya? Lagipula, kalian bersaudara tidak
perlu diragukan lagi saat berkaitan dalam hal penampilan."
"Berhenti
bercanda!"
Kasumi
mendadak meledak. Kekuatannya cukup untuk mendiamkan Takuma untuk sesaat. Tetap
saja, darah menggelegak ke kepala Kasumi hanya untuk sedetik.
"….Goda,
eh. Cara berpikir Shippou benar-benar rendah. Kami, Saegusa, bahkan tidak
pernah memikirkan hal seperti menggoda. Penampilanmu sendiri tidak buruk, jadi
kenapa kau sendiri tidak mencoba menjadi seorang Penyihir gigolo? Yah, walaupun
orang yang menginginkan gigolo di masa ini, kemungkinan adalah seorang entertainer mesum."
Kali
ini, gilirian Takuma yang maran besar.
Metafora
Kasumi tidak mengandung makna yang lebih mendalam. Istilah entertainer mesum merujuk pada berita baru-baru ini yang dengan
panas dibicarakan di website-website porno tentang hubungan antara seorang
artis perempuan veteran tertentu dan seorang pria muda yang Kasumi dengar
sebagai referensi sepintas. Dia tidak menggunakan istilah "gigolo"
secara khusus karena itu berhubungan dengan kekasih lebih muda dari seorang
wanita dewasa, tapi hanya karena dia ingin meminjam istilah dari tajuk berita
tersebut.
Akan
tetapi, bagi Takuma, istilah itu terkesan seakan mengejek tentang hubungannya
dengan Sawamura Maki.
"…
…Apa kau mengajakku berkelahi, Saegusa?"
"Aku
yakin kaulah, Shippou, yang pertama kali menyinggung. Terlebih lagi, apa kau
sudah lupa? Aku sudah mengatakan bahwa aku akan benar-benar mengikuti
permainanmu hingga aku menghancurkanmu menjadi debu, sampai kau tidak pernah
berani untuk mengajak ribut keluarga Saegusa lagi."
Takuma
dan Kasumi saling melotot satu sama lain. Tangan kanan mereka masing-masing
memegangi lengan baju kiri mereka. Mereka sama-sama menggunakan CAD bentuk gelang.
Keduanya telah jauh melampaui titik untuk kembali.
"Kalian
berdua di sana! Apa yang kalian pikir sedang lakukan!?"
"Kalian
berdua, turunkan tangan kalian sekarang!"
Meski
demikian, tepat saat mereka berdua akan memanipulasi CAD mereka, suara-suara
yang berasal dari belakang mereka berteriak menyuruh mereka berhenti.
Suara
di belakang Takuma adalah suara siswa laki-laki.
Suara
di belakang Kasumi berasal dari seorang siswi perempuan.
Takuma
menarik lengan baju kirinya dengan tangan kanan saat dia berbalik.
Di
sisi lain, Kasumi menjatuhkan tangan kanannya dan berbalik.
Dalam
jangkauan pandang Takuma, seorang kakak kelas yang terlihat cukup akrab
mengulurkan tangan kanannya ke dada kirinya dengan ekspresi serius.
Dia
berencana untuk menarik keluar CAD berbentuk pistol yang tersimpan pada tempat
penyimpanan pistol di bahunya, begitulah penilaian Takuma.
Takuma
balas menyerang secara refleks.
Tangan
kanannya menyentuh tombol daya CAD.
Si
kakak kelas yang menjadi lawannya juga mengeluarkan CAD-nya.
Aku menang, pikir
Takuma.
Terhuyung-huyung
karena terserang gelombang-gelombang kejut hebat dari depan dan belakang
tubuhnya, Takuma dibuat tidak sadarkan diri saat dia jatuh berlutut.
Mendeteksi
tanda-tanda sihir sedan diaktifkan di belakangnya, Kasumi mau tidak mau
berbalik. Sementara dia mengerti bahwa gerakan yang tidak perlu dalam
kesulitannya saat ini bukanlah pilihan yang bijaksana, dia tidak bisa
mengabaikan aktivasi sihir tempur bahkan sekalipun targetnya bukan dirinya
sendiri.
Orang
yang berencana untuk menggunakan sihir adalah lawan yang dia hadapi sebelumnya,
Shippou Takuma, dan anggota Komite Moral Publik, Morisaki-senpai – pada saat
Kasumi menyadari ini, sihir telah diaktifkan.
Yang
pertama kali aktif adalah sihir Morisaki. Meskiun pengaruh dari Fortifikasi
Data Takuma menurunkan kekuatannya sedikit, Morisaki masih dapat mengaktifkan
sihir yang mengakibatkan getaran hebat di depan dan belakang tubuh, jadi dari
sudut pandang mengganggu serangan Takuma, dia sepenuhnya berhasil.
"Drawless…."
Sedikit
terkejut, Kasumi tanpa sengaja menggumamkan ini. Sudah jelas bahwa Takuma lebih
cepat mempersiapkan CAD-nya. CAD Spesialisasi lebih cepat daripada CAD Umum, tapi dalam situasi seperti itu,
Takuma sepertinya masih lebih cepat terlepas dari perbedaan kecepatan antara
CAD Spesialisasi dan Umum. Itu karena Morisaki pastinya mengikuti proses
"tarik, bidik".
Akan
tetapi, sebelum menarik CAD dari sarungnya, Morisaki telah menggunakan
inderanya sendiri untuk membidikkan sihir yang telah dipersiapkan. Tekhnik
tingkat tinggi untuk CAD berbentuk pistol ini dikenal sebagai
"Drawless". Karena ada sebuah alat bantu dipasang pada "aktifkan
ke arah yang ditunjuk CAD", sangat sulit untuk menembakkan CAD bentuk
pistol tanpa menarik mereka. Meski demikian, Morisaki melakukan ini dengan
sempurna tanpa mengorbankan keuntungan dari CAD Spesialisasi dalam hal
kecepatan.
Sebenarnya,
Kasumi tidak begitu menganggap tinggi Morisaki dalam pandangannya. Baik skala
Rangkaian Sihir dan kekuatan gangguan hanyalah rata-rata, kecepatan peluncuran
sihirnyalah yang lebih cepat, dan hanya karena itu. Dia pernah merasa ragut
kenapa seseorang seperti dia yang jelas-jelas hanya memiliki bakat setinggi itu
dipilih untuk masuk dalam Komite Moral Publik, tapi pada saat ini, Kasumi hanya
bisa terus-terang mengakui bahwa dia tidak memiliki mata yang bagus untuk
menilai orang.
Bahkan
saat ini, keyakinannya bahwa Morisaki hanya memiliki Kekuatan SIhir rata-rata
tidaklah berubah. Tidak berhubungan dengan Kekuatan Sihir yang dibawanya sejak
lahir, tekhnik level ini seharusnya sudah hal yang alamiah bagi seorang kakak
kelas, pikir Kasumi.
(Aku
juga harus berusaha lebih keras.)
Terdorong
oleh motivasi internalnya, Kasumi mempererat tinjunya.
"Kasumi."
Tapi
ketika sebuah suara datar memanggil namanya dari belakang, tubuh Kasumi segera
menegang seakan dia terlompat.
"Kitayama-senpai…."
Tepat
di hadapan dirinya yang bingung, Shizuku menatap Kasumi dengan ekspresi wajah
gelap.
Setelah
dibawa kembali ke markas Komite Moral Publik oleh Morisaki dan Shizuku, Kasumi
dan Takumi merasa mereka seakan duduk di atas paku dan jarum. Anggota Komite
Moral Publik hadir termasuk ketuanya, Kanon, sekaligus Morizaki dan Shizuku,
yang membawa mereka kemari (Shizuku tidak bertugas hari ini, tapi secara
kebetulan terseret dalam hal ini). Klub Aktivitas Grup diwakili oleh Hattori,
dan petugas resminya, Tomitsuka, juga perwakilan dari Dewan Siswa, Tatsuya,
berada di sini entah untuk alasan apa.
"Kasumi,
sebagai seorang anggota dari Komite Moral Publik, apa-apaan yang barusan kau lakukan?
Dan kau bahkan sedang berpatroli….."
Kanon
menghela napas dalam-dalam sementara Kasumi mengalihkan pandangannya dengan
malu.
"Shippou,
kau sadar penggunaan sihir tanpa izin itu melanggar aturan sekolah, 'kan?
Menggunakan sihir setelah bertengkar adalah sebuah pelanggaran yang cukup
serius, kemudian kau melanjutkannya lebih jauh dan menyerang anggota Komite
Moral Publik yang mencoba menghentikan situasi tersebut….."
Helaan
napas Tomitsuka sampai di telinga Takuma saat dia duduk di sana dengan tegang sementara
pandangannya tertuju lurus ke depan.
"Bagaimanapun,
aku merasa perlu untuk mengetahui seluruh ceritanya lebih dulu."
Setelah
mendengar kata-kata Hattori, Kanon mengangguk tidak senang.
"Yang
benar saja…. Padahal kupikir kita akan bebas dari masalah apapun setelah pekan
undangan klub…."
Kanon
dengan tidak sopan menggaruk kepalanya sambil menunduk sebelum mengangkat
kepalanya untuk memandang tajam pada Kasumi dan Takuma.
."Akan
kukatakan ini dulu. Kasus Kasumi adalah percobaan, jadi dikeluarkan adalah hal
yang tidak perlu dibicarakan, masih ada kemungkinan untuk skors. Walaupun juga
ada kasus percobaan, kasus Shippou berada dalam kesalahan terburuk berkaitan
dengan pelanggaran dan dapat berakibat dengan dikeluarkan."
Takuma
menerima pernyataan Kanon tanpa bergerak sedikit pun. Untuk mencegah tubuhnya
gemetarm dia memaksa badannya untuk berdiri.
"Aku
ingin kalian berdua mengingat ini saat kalian bicara. Sekarang, apa penyebab
semua ini?"
Kanon
melihat ke arah Kasumi duluan.
"Shippou-kun
menghina Keluarga Saegusa."
Kanon
mengalihkan matanya pada Takuma.
"Aku
mendapat fitnahan yang tidak dapat dimaafkan dari Saegusa."
Baik
Kasumi maupun Takuma menolak untuk menatap satu sama lain.
"Ha…
…. Hattori, bagaimana kau ingin menangani masalah ini?"
Mendengar
kata-kata Kanon, Hattori membuka matanya yang tertutup rapat.
"Shippou
berasal dari Klub Aktivitas Grup. Aku tidak punya kepercayaan diri kalau aku
bisa membuat keputusan yang tanpa memihak."
"Kalau
kau berkat begitu, bukankah Kasumi adalah anggota Komite Moral Publik?"
"Kalau
begitu, ayo minta pihak ketiga yang bukan Klub Aktivitas Grup ataupun Komite
Moral Publik, yaitu Dewan Siswa, untuk membuat keputusan."
Dengan
Kanon dan Hattori menatap ke arahnya, Tatsuya menghela napas keras-keras dalam
hati. Ini adalah helaan napas bahwa segalanya terjadi tepat sesuai dengan yang
telah dia perkirakan. Faktanya dia berada di sini sebagai perwakilan dari Dewan
Siswa adalah karena Azusa kabur setelah mendapatkan sebuah pertanda bahwa
sesuatu yang merepotkan akan segera terjadi. Isori juga melarikan diri dengan
seulas senyuman yang mengatakan "perwakilan dari Dewan Siswa seharusnya
adalah Wakil Ketua Dewan Siswa". Meskipun ada satu lagi Wakil Ketua Dewan
Siswa lainnya, Tatsuya tidak bersedia untuk menyerahkan tugas ini pada adiknya,
jadi dia bisa datang ke sini dengan tekad melakukan tugasnya. Pendeknya, dia
secara mental menenangkan dirinya sendiri untuk menangani urusan menjengkelkan
ini begitu dia melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Kurasa
akan lebih baik kalau mereka dibiarkan bertarung untuk menyelesaikannya."
Alis
Hattori bergerak sedikit.
"Eh,
kalau begitu, kita akan membiarkan mereka berdua pergi?"
Kanon
balik bertanya dengan kaget, tapi Hattori tidak berkata apapun. Tatsuya
memiliki firasat tentang apa yang dia pikirkan tentang masalah ini, tapi itu
bukanlah sesuatu yang harus diutarakan secara verbal.
"Karena
tidak ada cara untuk mendiskusikan solusi yang tepat, maka kekuatan akan
menentukan masalah ini. Kudengar dari Ketua Komite Moral Publik sebelumnya,
inilah rekomendasi sekolah."
Tomitsuka
menunjukkan rasa tercengang pada pernyataan Tatsuya, tapi Kanon dan Hattori
sama-sama menunjukkan tampang bahwa hal ini adalah sesuatu yang biasa.
Ngomong-ngomong, Shizuku memandang ke samping dengan ekspresi mengantuk, sebuah
ekspresi yang mengharapkan semua ini akan selesai secepatnya.
"Sementara
penggunaan sihir tanpa izin adalah sebuah pelanggaran besar, tidak perlu
menghukum berat siswa yang hanya mencoba melakukannya. Bukankah ini adalah
peristiwa yang umum terjadi di antara siswa baru?"
Kali
ini, giliran Morisaki yang mengalihkan matanya dengan ekspresi getir, tapi
untungnya tidak ada seorang pun yang mengomentarinya.
"Kurasa
karena kedua pihak sama-sama mempertaruhkan kehormatannya, menggunakan kekuatan
untuk menentukan hasilnya tidak akan memberikan ruang untuk keluhan."
"Kurasa
ide Wakil Ketua masuk akal, Hattori?"
Setelah
mendengar pendapat Tatsuya, Kanon segera menanyai Hattori tanpa memikirkannya.
"Aku
tidak ada keberatan, Shiba. Kami akan mengandalkanmu untuk format
prosedurnya."
"Baiklah."
Tatsuya
mengangguk menanggapi kata-kata Hattori dan berjalan langsung menuju tangga
untuk mendapatkan surat konfirmsi dari
Azusa.
"Shiba-senpai."
Di
belakangnya, Takuma berbicara.
"Shippou,
apa ada hal yang membuatmu tidak puas?"
Tomitsukalah
yang menegur.
"Tidak!
Tapi kalau aku akan melakukan pertandingan dengan Saegus, aku ada
permintaan."
Takuma
tidak berada dalam posisi untuk menegaskan syaratnya, sebuah fakta yang jelas
dia sadari.
"Silakan."
Dengan
demikian Kanon mendorongnya untuk cepat berbicara.
"Kuharap
lawanku bukanlah Saegusa Kasumi, tapi Saegusa Kasumi dan Saegusa Izumi di saat
yang sama."
"Shippou,
apa kau memandangku remeh?"
Kesampingkan
apakah dia menggunakan sopan santun yang tepat ketika dikelilingi para kakak
kelas, pertanyaan Kasumi adalah hal yang logis.
"Alasannya?"
Tetap
saja, ketika dia mendengar pertanyaan Tatsuya pada Takuma, Kasumi sementara
waktu menutup mulut dan mendengar dengan seksama.
"Ini
adalah sebuah pertandingan yang mempertaruhkan harga diri untuk Keluarga
Shippou dan Saegusa. Terlebih lagi, bukanlah sudah diketahui umum bahwa
"si kembar Saegusa hanya bisa menunjukkan kekuatan sejati mereka ketika
keduanya bersama"?"
"Jadi
sebuah kemenangan yang didapat tanpa kehadiran mereka berdua bukanlah
kemenangan yang sebenarnya?"
"Tepat
sekali."
Tatsuya
untuk sesaat berhenti bicara sebelum berbalik pada Kasumi.
"Itulah
posisi Shippou-kun. Apa kau ada keberatan apapun untuk hal itu, Kasumi?"
"Sama
sekali tidak ada. Aku akan membuat dia benar-benar menyesalinya."
"Kalau
begitu, ayo lakukan seperti itu."
Dengan
demikian, Tatsuya berjalan menuju tangga yang mengarah ke Ruang Dewan Siswa.
Setelah
kembali dengan slip izin berstempel cap Ketua Dewan Siswa, Tatsuya diikuti oleh
Izumi dan, entah untuk alasan apa, Miyuki dan Honoka.
"Ketua,
tolong berikan stempelmu di sini."
"Eh,
stempel? … …. Dia mana aku menaruhnya?"
Di
belakang Kanon yang panik, Shizuku menarik keluar sebuah kotak kecil berisi
barang-barang penting dari lemari buku. Jelas-jelas menyembunyikan rasa malunya
di balik topeng sopan-santun, Kanon menerima kotak kecil tersebut dan
memberikan cap pada slip izin tersebut.
Seakan
mengenyahkan suasana canggung, Hattori berdeham nyaring.
"Di
mana sebaiknya kita memilih tempatnya?"
"Silakan
lakukan ini di Ruang Latinan #2."
Honoka
yang menjawab pertanyaan yang Hattori ajukan pada Tatsuya. Semua orang di sini
tahu bahwa gadis itu telah datang kemari dengan kunci untuk Ruang Latihan #2
tanpa konfirmasi verbal apapun.
"Apakah
Shiba-san wasitnya?"
Pertanyaan
ini datang dari Tomitsuka. Sepertinya sejak awal, dia sangatlah penasaran
kenapa Miyuki berada di sini untuk ini.
"Tidak,
aku hanya sebagai saksi."
Miyuki
tersenyum saat menyangkal hipotesa Tomitsuka.
"Kalau
begitu, wasitnya adalah Tatsuya-kun?"
Pertanyaan
Shizuku ditujukan pada Tatsuya, tapi Kanon menyela sebelum Tatsuya dapat
membalas.
"Itu
tidak masalah."
"Aku
tidak keberatan."
Hattori
mengikuti jawaban Kanon. Tidak satu pun dari mereka terlihat tertarik dengan
pendapat Tatsuya dalam masalah ini.
"—Ayo
pergi. Kita tidak punya banyak waktu sampai sekolah ditutup."
Yang
mengusulkan pertandingan ini adalah Tatsuya, jadi tidak mungkin mereka
membiarkan dia berkata "Tidak". Tatsuya hanya bisa menahan dorongan
hatinya untuk menghela napas saat dia mendesak semua orang untuk bergerak.
Orang
yang pergi ke Ruang Latihan #2 termasuk peserta dari duel yang disusun sebagai
pertandingan, Takuma, Kasumi dan Izumi. Turut hadir adalah Tatsuya sebagai
wasit, Miyuki sebagai saksi, dan Honoka sebagai pemegang kunci. Keseluruhannya
sekitar 8 orang dengan Tomitsuka dari Klub Aktivitas Grup dan Shizuku dari
Komite Moral Publilk. —Morisaki seharusnya berada di sini sebagai saksi mengingat
jadwal tugasnya sebagai Komite Moral Public, tapi Shizuku menyediakan diri
sebagai penggantinya.
Berhadapan
dengan para saksi, Takuma merasa agak bingung. Berdasarkan pengetahuannya,
Tatsuya dan Miyuki berada di kelompok Saegusa. Dengan wasit dan saksi yang
berada di sisi musuh, lupakan saja tentang pertarungan yang berlarut-larut, ini
akan menjadi pertempuran berat sepanjang prosesnya.
Di
sisi lain, baik Honoka maupun Shizuku adalah individu-individu berbakat yang
Takuma harap dapat dimintai bantuan untuk mendapatkan kembali kedudukan
Keluarga Shippou yang seharusnya. Cara berpikir Takuma yang sederhana
mengatakan padanya bahwa jika dia dapat mengesankan mereka berdua dengan
kekuatannya di sini, mereka mungkin akan lebih mudah untuk diyakinkan nantinya.
—Yah, ini bukanlah pikiran yang aneh bagi seorang pria muda berusia 15 tahun,
mengingat usia mental Takuma sesuai dengan usianya yang sebenarnya. Pada
dasarnya, kelompok Tatsuya-lah yang tidak terlihat sebagai anak-anak muda yang
sesuai dengan usianya
Sebuah
posisi yang sama sekali tidak menguntungkan, begitu juga dengan hadiahnya jika
dia dapat melewati rintangan ini dan meraih kemenangan.
Berhadapan
dengan Saegusa bersaudara, kebingungan Takuma hanya semakin menajamkan semangat
bertarungnya.
Di
sisi lain, Kasumi dan Izumi tidak seantusias Takuma. Kasumi berada di sini
hanya karena ikut campur Takuma secara sepihak, meskipun itu hanya pura-pura,
sedangkan Izumi merasa dia telah diseret mengikuti arus keadaan. Tidak satu pun
dari mereka berdua yang memiliki perasaan tertentu pada Keluarga Shippou. Bagi
mereka, hanya terasa menjengkelkan
dipandang secara bermusuhan, dan selama dia menyimpan perasaan itu untuk
dirinya sendiri, mereka tidak peudli sedikit pun apakah dia memiliki nilai yang
lebih tinggi atau dipilih sebagai perwakilan sekolah.
Intinya,
tidak satu pun dari mereka berdua yang peduli hal fana seperti status atau
reputasi. Meskipun mereka suka dipuji dan benci dipandang rendah, mereka bukan
tipe yang merancang rencana untuk keuntungan mereka. Pada tingkat tertentu, ini
bisa digambarkan sebagai orang-orang yang diberkahi langit tidaklah kekuarangan
sesuatu apapun, tapi ini bukan karena mereka mengharapkan hal itu atau
semacamnya.
Mereka
berdua sepakat saat berkaitan dengan "mengakhiri urusan yang menyebalkan".
Demi ini, mereka harus menghancur-leburkan dia sampai ke titik di mana dia
tidak akan pernah berani untuk menyinggung lagi. Dengan tekad seperti ini dalam
pikirannya, mereka berdua melawan Takuma.
Ruang
Latihan #2 bahkan lebih panjang daripada Ruang Latihan #3 di mana Tatsuya
menghadapi Hattori setahun yang lalu. Ini adalah sebuah ruang kelas yang
didesain untuk penggunaan sihir jarak menengah. Areanya memanjang semester dari
dinding yang dicat merah.
Takuma
berdiri di area biru sementara Kasumi dan Izumi berdiri di area kuning.
Takuma
memakai seragam sekolahnya yang biasa dan membawa sebuah buku yang masih
terikat di bawah ketiak kirinya
Kasumi
dan Izumi telah mengganti baju dengan seragam latihan yang memaksimalkan
kemudahan bergerak, pakaian kerja dengan lengan panjang dan celana yang dibuat
dari bahan kain berat. Biasanya, sebuah jaket tanpa lengan dengan sifat
menyerap yang akan dipakai di atas pakaian yang dapat dikenakan saat Latihan
Teknis Luar pada hutan buatan yang ada di belakang gunung, tapi saat ini tidak
satu pun dari mereka yang mengenakan jaket ini. Pakaian ketat tubuh yang mereka
kenakan itu secara sempurna memperlihatkan lekuk mereka yang halus, tapi
Tomitsuka kelihatannya menjadi satu-satunya orang yang hadir di sini yang tidak
tahu harus melihat ke arah mana.
"Aturan
untuk pertandingan ini melarang kontak fisik."
Tatsuya
membuat pernyataan ini saat berdiri di garis pemisah antara area biru dan
kuning. Larangan kontak fisik merujuk pada aturan di mana kontak tubuh dilarang
selama pertandingan ini, sebuah peristiwa umum bagi pertandingan antara mereka
yang berbeda jenis kelamin kecuali dalam situasi khusus (pada dasarnya,
pertandingan antara wanita juga mengadaptasi aturan ini).
"Aku
yakin kedua pihak sudah tahu hal ini, tapi aku akan mengulang kembali aturannya
sekarang. Kedua pihak tidak diperbolehkan untuk melangkah kelaur dari arena
warna mereka. Entah melangkah ke dalam area lawan ataupun area merah akan
dianggap sebagai kekalahan. Kalian dilarang untuk menyentuh secara fisik tubuh
lawan kalian. Aturan ini juga berlaku untuk menyentuh dengan senjata. Akan
tetapi…."
Saat
dia mengatakan ini, Tatsuya melirik sekilas ke wajah Takuma.
"Menggunakan
sihir jarak jauh untuk memanipulasi senjata tidak terhitung sebagai
pelanggaran."
Akan
tetapi, Tatsuya dengan cepat mengalihkan pandangannya pada posisi yang lebih
netral di antara kedua pihak.
"Yang
terakhir, serangan fatal atau serangan yang menyebabkan cedera yang tidak dapat
dipulihkan pada lawanmu itu dilarang keras. Jika aku menilai situasinya
beresiko, aku akan secara paksa mengakhiri pertandingan."
Untuk
sekejap, Takuma berekspresi mengejek, yang pasti dikarenakan dirinya berpikir
"lakukan saja kalau kau bisa". Meskipun Tatsuya, Miyuki, Honoka dan
Shizuku menyadari hal ini, tidak ada satu pun yang menegur Takuma atas sikapnya
yang tidak sopan itu.
"Kalau
begitu, kedua sisi, persiapkan diri kalian."
Kasumi
dan Izumi beralih ke tengah-tengah area mereka.
Takuma
tidak pernah berpidah dari posisinya yang berada di garis pembatas dan membiarkan
buku yang dia tahan di ketiak kirinya jatuh ke tanah di kakinya.
Tatsuya
secara bergantian mengalihkan tatapannya pada wajah ketiga orang itu. Serempak,
mereka bertiga mengangguk.
Mundur
ke dinding, Tatsuya mengangkat kepalan tangan kanannya ke atas kepala sebelum
mengayunkannya ke bawah kuat-kuat.
Dengan
sebuah kelebatan psion, mereka melepaskan sihir mereka.
Yang
melancarkan sihir penyerang adalah Takuma dan Kasumi, sementara Izumi sama
sekali fokus pada pertahanan dengan Zone Interference.
Sendirian
saja, Takuma dipaksa untuk menyerang dan bertahan sementara Kasumi dapat fokus
sepenuhnya pada serangan.
Situasi
ini benar-benar menguntungkan Kasumi.
"Bagaimana
menurutmu?"
Shizuku
berbisik pada Honoka.
"Mereka
kelihatannya seimbang sekarang, menurutku…"
Bisikan
tanggapan Honoka tidak dipenuhi kepercayaan diri.
Kasumi
pada dasarnya mengandalkan Sihir Tipe Pergerakan, membuat Takuma sebagai target
untuk blok-blok udara yang dikirim melesat ke arahnya. Strategi ini bertujuan
untuk memaksa lawannya keluar dari arena agar menang. Untuk pertahanan, Takuma
mengandalkan Data Fortification dan halangan fisik.
Di
sisi lain, Takuma menggunakan Sihir Tipe Osilasi untuk membalas serangan secara
langsung, tapi begitu terhalang oleh Zone Interference Izumi, dia mengganti
strateginya dengan menembakkan peluru-peluru udara yang dipadatkan yang
terkumpul di tangannya. Ini adalah sihir populer yang dikenal sebagai "Air
Bullet" dan, berdasarkan popularitasnya, efektivitasnya terjamin. Akan
tetapi, Zone Interference Izumi lebih luas daripada yang dia bayangkan dan Air
Bullet lenyap dengan segera begitu memasuki Zone Interference-nya, membuatnya
sangat sulit untuk mendaratkan sebuah serangan efektif.
"Aku
merasa Kasumi-chan tidak ingin menyakiti Shippou-kun. Karena itulah jangkauan
serangannya terbatas."
"Benar."
"Shippou-kun,
di sisi lain… … Kelihatannya dia tidak benar-benar memahami bagaimana caranya
menggunakan Air Bullet."
"Bukannya
sama saja dengan Izumi?"
"Ya.
Tanpa membuat seluruh ruangan berada dalam daerah kekuasannya seperti yang
Miyuki lakukan, hanya menggunakan Zone of Interference saja tidaklah cukup
untuk sepenuhnya memblokir Air Bullet. Mereka berdua begitu berbakat
sampai-sampai mereka mengabaikan usaha keras yang diperlukan untuk
menyempurnakan kemampuan mereka."
"Mereka
adalah murid baru bagaimanapun juga."
"Itu
benar. Kita kurang lebih seperti mereka sebelum Kompetisi Sembilan
Sekolah."
Meskipun
dia tidak dapat mendengar percakapan Honoka dan Shizuku, Takuma benar-benar
sadar dengan fakta bahwa "ini tidak bisa terus seperti ini". Dia
dengan panik mencoba menenangkan kegelisahan hatinya dan mati-matian mencari
kesempatan sambil melancarkan sihirnya.
Dia
tidak merasa Kekuatan Sihirnya lebih rendah daripada kedua orang itu. Dia tidak
akan kalah bahkan pada pertandingan 2 lawan 1 dan dia memiliki kepercayaan diri
bahwa kemenangan adalah miliknya begitu dia memainkan kartu andalannya. Akan
tetapi, Takuma sadar bahwa ada resiko tinggi melukai lawannya kalau dia
melepaskan kartu andalannya. Walaupun dia adalah kakak kelas di SMA Satu, dia
tidak yakin bahwa Tatsuya yang bukan seorang anggota dari 28 keluarga, dapat
menghentikan sihirnya tepat waktu, tapi masih ada kemungkinan baginya untuk
kalah karena dia menyalahi aturan. Inilah sumber keraguan Takuma.
Akan
tetapi.
(Ini
gawat!)
Dia
sedang mencoba berpikir sambil mengoperasikan sihirnya dalam situasi
pertarungan. Sesuai dugaan, ini tidak akan berhasil.
Dia
menggunakan "Dissipate" pada blok udara yang diarahkan pada
punggungnya. Setelah bertukar serangan sejauh ini, Takuma kurang lebih memahami
perbedaan antara dirinya dan lawan. Kasumi memiliki kelebihan saat berhubungan
dengan skala sihir, mantera berantai, dan kepandaian dalam berbagai hal. Takuma
lebih kuat daripada Kasumi dalam hal intervensi kekuatan, tapi dia menemui
jalan buntu dengan Izumi dalam hal itu.
Karena
kekuatan intervensinya lebih kuat dan Rangkaian Sihirnya sendiri cukup
sederhana, Takuma dapat mengaktifkan "Dissipate" dalam rentang waktu
pendek dan meniadakan "Wind Hammer" Kasumi di detik terakhir. Meski
demikian, udara yang dilepaskan dari kondisi tertekannya menerpa punggung
Takuma seperti sebuah hembusan angin keras. Kompresi udara Wind Hammer jauh
lebih rendah daripada Air Bullet. Sementara melepaskan udara yang tidak cukup
untuk memberikan cedera apapun pada tubuh Takuma, itu masih cukup untuk
menyebabkan postur tubuhnya goyah. Badan Takuma mencondong ke depan,
menyebabkan akurasi sihirnya menurun.
Begitu
banyak variabel selain Air Bullet termasuk ukuran peluru, derajat kompresi
udara, kecepatan peluru dalam tingkat konstan begitu digabungkan dalam
Rangkaian Aktivasi, arah tembakan, dan jangkauan terjauh yang dimungkinkan,
semua subyek itu berubah tergantung pada jumlah yang diperintahkan oleh si
Penyihir. Meskipun arahnya tidak memerlukan verifikasi mata telanjang, arah
pandangan secara umum diakui sebagai pendekatan yang lebih mudah untuk
membidik.
Karena
inilah Air Bullet Takuma mulai melesat ke sudut yang lebih rendah. Cukup
menjauh dari kaki Izumi, salah satu dari peluru-peluru bersama dengan
trajektorinya membentuk Zone of Interference dan terlepas dari kondisi
terkompresinya sebelum menabrak tanah dan menggelinding ke kaki Izumi.
Memekik
kecil, tubuh Izumi jadi goyah karena angin. Gelombang angin yang tak terduga
itu menyebabkan dia kehilangan keseimbangan. Melihat ini, Takuma segera
menyadari kesalahannya. Baru sekarang dia sadar bahwa Zone of Interference
meniadakan tekanan angin dan terus-menerus melakukan akselerasi, tapi sama
sekali tidak melakukan apapun untuk menghilangkan energi kinetik udara.
Kubah
udara kosong telah dinetralkan di tengah udara yang mengembang ke luar ke
segala arah. Pendeknya, yang berada dekat permukaan tanah mendapat perlawanan
dari tanah yang terbatas oleh arah ekspansi. Energi kinetik dari pergerakan
maju digangungkan ke dalam arus udara yang meluas ke bawah menjadi gelombang
angin yang bertiup ke arah lawan-lawannya.
(Dengan
kata lain, aku hanya perlu menembak ke segala arah yang hanya akan meniadakan
sihirnya dan bukan serangan itu sendiri!)
Takuma
membentuk 7 Air Bullet dalam ruangan di hadapannya. Peluru-peluru tersebut terbentuk
pada titik-titik segi enam dengan satu peluru di pusatnya. Yang berada di
tengah ditembakkan terlebih dahulu, diikuti dengan cepatnya oleh 6 peluru
lainnya tanpa jeda waktu.
Sihir
Shippou — sihir yang dirancang oleh Laboratorium Penelitian Ketujuh disebut
Herd Control. Di sini, istilah herd
(kawanan) tidak merujuk pada sekumpulan organism biologis, tapi sebaliknya pada
sebuah grup yang terhubung bersama tanpa aturan apapun. Berbagai obyek
independen, atau bahkan fenomena, dimanipulasi bersama-sama seakan mereka
adalah satu tubuh.
Lebih
dari sekedar menyebabkan beberapa ratus butiran es mendarat, Herd Control ini
juga bisa digunakan pada tekhnik yang ditujukan pada satu target. Bagi putera
tertua Keluarga Shippou, membuat 7 Air Bullet melesat bersamaan adalah perkara
yang sangat mudah.
Peluru
pertama jatuh di Zone of Interference Izumi dan meledak. Akan tetapi, udara
yang meluas dengan segera dikelilingi oleh 6 peluru lainnya dan terdorong
kembali. Pada akhirnya, Air Bullet tersebut perlahan mengurangi kepadatan
udaranya sampai serpihan anginnya menyerbu ke arah Izumi.
"Ah!?"
Izumi
tidak berteriak karena terkena serpihan anginnya, tapi menjerit karena mendadak
terdorong ke satu sisi. Kecepatan yang menyebabkan Kasumi terdorong ke arah
Izumi sudah jelas akibat sihir. Dia pasti telah mengubah Move-Type Magic yang
awalnya ditujukan untuk Takuma pada dirinya sendiri, mengabaikan peningkatan
beban pada tubuh yang disebabkan oleh proses akselerasi Move-Type Magic. Ini
sama saja sekalipun itu adalah sihirnya sendiri, sama halnya dengan didorong ke
samping juga menderita cedera yang sama. Kesempatanku telah tiba, pikir Takuma.
Takuma
menepukkan tangannya di depan dada. Dalam areanya, sifat alamiah dari suara pun
berubah. Suara dari tepukan tangan Takuma semakin meningkat suaranya dan
gelombang suara tersebut berkumpul sebelum dilepaskan ke arah Kasumi.
Bahkan
sekalipun Zone of Interference meniadakan sihir, suara yang ditingkatkan akan
tetap tidak berubah. Sekalipun gelombang suara yang dikumpulkan akan agak
menyebar, masih akan ada cukup suara untuk menyaingi guncangan keras ledakan
granat dalam jarak dekat yang menyerang Kasumi. Itu seharusnya lebih dari cukup
untuk membuatnya tidak sadarkan diri, atau setidaknya itulah rencananya.
Akan
tetapi, serangan gelombang suara Takuma dihancurkan oleh ruang vakum yang Izumi
munculkan.
Udara
telah dihisap keluar oleh ruang vakum. Hembusan angin yang disertai suara ribut
menyebabkan rambut Kasumi dan Izumi berantakan. Rambut pendek Kasumi tidak
bermasalah, tapi rambut panjang Izumi benar-benar berantakan, akan tetapi yang
dia lakukan hanyalah menyisirnya begitu saja dengan sebelah tangannya dan
semuanya pun beres.
"Kasumi-chan,
kau tidak apa-apa?"
Mengangkat
tubuh bagian atasnya sedikit, Izumi menanyai Kasumi yang masih menindih di
atasnya.
"Terima
kasih, Izumi. Yang barusan hampir saja."
Kasumi
balas menjawabnya sambil mengangkat tubuhnya menjauh dari Izumi.
Saat
ini, Takuma lanjut melancarkan serangannya. Bertukar tugas pertahanan, Kasumi
dan Izumi nyaris tidak bisa menahannya.
Meski
demikian, tidak satu pun dari mereka menunjukkan tanda kecemasan apapun di
wajah mereka.
"Kita
sepertinya telah menganggap remeh orang ini."
"Aku
tidak tahu tentang istilah menganggap remeh, tapi sepertinya memang
begitu."
"Akan
gawat kalau terus seperti ini."
"Tapi,
kau tidak berencana untuk kalah, ya 'kan?"
"Tentu
saja. Izumi, kita akan menggunakan itu."
"Ya.
Kasumi-chan. Seperti biasa."
"Aku
akan menembak."
"Aku
akan mengangkat."
"Hitung
mundur."
"Tiga."
"Dua." "Satu."
"Tetapkan
peran!"
Segera
setelah Kasumi berteriak, kekuatan sihir yang meraung ke arah Takuma meningkat
secara drastis.
Takuma
segera mengangkat kekuatan gangguan fenomenanya ke sekitar punggung, kepala,
dan sisi tubuhnya. Mendeteksi tanda-tanda sihir yang luar biasa besar, Takuma
menyalurkan semua serangannya ke dalam pertahanan.
Dia
merasakan sihir yang mengincar molekul-molekul udara sambil berkumpul dan
mengumpulkannya – jadi ini pastinya adalah sihir yang mengendalikan aliran
udara, tapi dia tidak ada waktu untuk mengamati. Instingnya memberitahukannya
untuk mengeluarkan dinding pertahanan terkunci ke segala arah dan Takuma dapat
menyelesaikan sihir dinding pertahanannya ini hanya karena desain dari
Rangkaian Sihirnya untuk sihir ini jauh lebih sedikit rumit daripada sihir yang
akan Kasumi dan Izumi lancarkan.
Dalam
ruang kelas sempit yang terbatas ini, sebuah angin putting beliung hebat mulai
muncul. Saat angin menekan bagian atas kepala dan seluruh tubuhnya, angin
tersebut berada di mana saja di bagian belakang dan sampingnya. Dia hampir
terhempas bersama dengan dinding penghalang di sekelilingnya. Dengan sebuah
dinding penghalang di sekitarnya, area permukaan yang terkena dampak angin tersebut
pun bertambah bersamaan tekanan yang juga meningkat. Meski demikian, dia tidak
dapat mengurangi tingkat permeabilitas ataupun menurunkan ukuran dinding
pelindungnya. Sebagai seorang Penyihir, Takuma menyadari bahwa tingkat nitrogen
dalam angin yang memukulinya telah meningkat.
Ini
adalah sihir yang menaikkan level nitrogen dalam udara sekaligus sihir yang
menggerakkan blok-blok udara. Sebuah kombinasi Sihir Gather-Type dan Move-Type,
"Suffocating Turbulance". Satu hembusan udara yang benar-benar kurang
kandungan oksigennya ini akan dengan segera membuat seseorang tidak sadarkan
diri karena kekurangan oksigen. Jika dia menurunkan pelindung untuk mencegah
terhempas oleh pergolakan udara, maka dia akan langsung kekurangan oksigen.
Di
bawah kaki Takuma di mana dia dengan mati-matian menjejakkan kakinya untuk
memantapkan diri, suara halaman-halaman buku yang terikat erat ditiup oleh
angin kencang dapat terdengar saat lembaran-lembarannya terus berkepak mengepak
di bawah angin. Buku itu sendiri tidak terhempas karena angin sihir hanya
bertiup setingi dari lutut ke atas. Buku yang terikat kencang yang dibawa
Takuma itu pada dasarnya adalah sebuah kitab yang berat. Takuma melihat bagian
belakang buku yang dicetak dengan simbol-simbol geometris yang sama dengan yang
ada di halaman pertama hingga terakhir dan memutuskan untuk menggunakan kartu
andalannya.
"Ini
adalah …… Suffocating Turbulance?"
"Tepat."
Terhadap
pertanyaan Miyuki yang terkejut sekaligus takjub, Tatsuya memberikan konfirmasi
pendek.
"Mampu
menggunakan dengan lancar sihir tingkat tinggi seperti itu, kurasa harus
kukatakan seperti yang diduga dari adik-adik Saegusa-senpai."
"Masih
sedikit kasar di bagian tepiannya, tapi memang mengesankan."
Pada
tingkat menetralkan lawan dengan menggunakan sihir untuk menyebabkan kurangnya
oksigen, sihir ini mungkin berada di kategori yang sama dengan kartu andalan
Mayumi "Dry Meteor". Kasumi dan Izumi mungkin merancang kartu andalan
ini karena pengaruh Mayumi. Tetap saja, dalam hal kerumitan sihir, Suffocating
Turbulence jauh lebih sulit daripada Dry Meteor. Meskipun merepotkan untuk
mengumpulkan sejumlah besar partikel-partikel es kering yang terbentuk dari
karbon dioksida di udara lebih dulu. Suffocating Turbulence memerlukan
penanganan konstan dari komposisi molekul dalam udara sekaligus pengendalian
cermat dari aliran udara, membuat ini sebagai sihir yang luar biasa sulit.
Kendali
Kasumi dan Izumi terhadap aliran udara untuk Suffocating Turbulence masih
terlalu kasar, karena itulah Tatsuya mengatakan "masih sedikit kasar di
bagian tepiannya", tapi ini jelas adalah sebuah sihir tingkat tinggi yang
tidak bisa dipandang setingkat dengan sekolah.
"Jadi
ini adalah sihir multiplikasi……. Pantas saja orang-orang brkata bahwa "si
kembar Saegusa hanya bisa menunjukkan kekuatan mereka yang sesungguhnya ketika
keduanya dikumpulkan bersama".
Jadi
pada dasarnya, sampai titik ini Kasumi dan Izumi telah menggunakan sihir paling
mendasar dan hanya memakai sihir tingkat tinggi ketika terdesak. Sebagai orang
yang bertanggung jawab untuk menyerang, Kasumi tidak menggunakan mantera ini
bukan karena dia tidak bersedia ataupun meremehkan lawannya, tapi karena
Suffocating Turbulence terlalu sulit untuk digunakan Kasumi sendirian.
Saegusa
Kasumi dan Saegusa Izumi menyandang sebutan "kembar Saegusa" karena
konotasi khusus di balik nama itu sekaligus sifat unik yang hanya dimiliki
mereka berdua. Hanya lewat kerja sama mereka sepenuhnya maka mereka dapat
menggunakan sihir berkekuatan tinggi dan luar biasa sulit itu yang mana tidak
bisa dilakukan kalau mereka hanya seorang diri saja.
Orang-orang
yang bukan penyihir tidak akan memikirkan ini, tapi ini adalah sebuah fenomena
yang tidak normal bagi para Penyihir. Ada tekhnik-tekhnik sihir berskala besar
dengan tingkatan tinggi yang bergantung pada banyak Penyihir yang melancarkan
mantera yang sama. Ini terutama untuk Sihir Kuno, meskipun contoh nyatanya
sangatlah sedikit, tapi jelas tidak langka saat berkenaan dengan
tekhnik-tekhnik yang diturunkan dari generasi ke generasi. Akan tetapi, ritual
sihir semacam ini memerlukan perapalan, pemujaan, tarian atau medium serupa
yang menggunakan lima indera.
Saat
banyak Penyihir menggunakan sihir yang sama secara serentak, Kekuatan Sihir
tidak bersifat tambahan. Dalam situasi ini, hanya mantera dari Penyihir dengan
Kekuatan Sihir terbesar yang akan aktif, sementara Kekuatan Sihir dari Penyihir
lainnya akan menghalangi perubahan fenomena. Ritual Magis yang dilakukan
beberapa individual memerlukan kesepakatan antar Penyihir untuk saling menimpa
Rangkaian Sihir mereka untuk dapat
melancarkan Rangkaian Sihir yang lebih rumit atau bahkan lebih luar biasa
besar. Titik daya tarik utama atau karakteristik uniknya adalah membagikan
tujuan-tujuan spesifik pada setiap individu Penyihir, atau bahkan sebuah tugas
untuk diulangi lagi dan lagi.
Meski
begitu Kasumi dan Izumi dapat meningkatkan Kekuatan Sihir merek hanya dengan
menggunakan sihir biasa lewat bantuan dari CAD mereka. Sebagai tambahan, mereka
berdua bukanlah bagian-bagian dari sebuah Rangkaian Sihir, tapi bergabung
membentuk sebuah Kekuatan Sihir tunggal yang amat besar.
Kasumi
sangat suka menghempaskan Rangkaian Sihirnya pada target dan Izumi memberinya
kekuatan interferensi. Kekuatan Sihir mereka jadi berlipat ganda alih-alih
berpadu saat melancarkan sihir. Mampu mencapai hal ini, bukan hanya tubuh
mereka memiliki gen keturunan yang sama, mentalitas dan area kalkulasi sihir
unik mereka pun sama. Takuma mungkin menganggap Kasumi lebih kuat dalam
kecepatan melancarkan sihir dan desain skala Rangkaian Sihir, sementara Izumi
lebih kuat dalam interferensi, yang mana itu merupakan sebuah kesalahpahaman.
Alasan kenapa dia percaya demikian adalah karena seperti itulah Kasumi dan
Izumi menggunakan sihir mereka, sehingga hasilnya akan tetap sama meskipun
mereka bertukar peran.
Ini
murni sebuah kebetulan yang bahkan tidak dapat direplikasi lewat tindakan
medis. Inilah rahasia di balik kekuatan "kembar Saegusa".
Menahan
napas dan berdiri tegap, Takuma jatuh berlutut pada satu kakinya dan menutup
buku yang hampir tercabik-cabik oleh angin. Segera, Takuma sekali lagi membuka
buku yang terikat rapat itu. Dalam sekejap, setiap halaman dalam buku itu naik
ke langit bagaikan kepingan-kepingan salju yang menari-nari di tengah angin.
Buku
yang Takuma bawa memiliki 720 halaman kertas B5 yang dilipat. Buku itu 182mm
lebarnya dan 256mm panjangnya (standar kertas B5 adalah 182mm dan 257mm).
mengecualikan 2mm dari setiap halaman yang ditutupi sampul buku (di mana buku
itu diikat) halaman yang tersisa terpotong menjadi 4mm kali 3mm. Dengan ukuran
segitu, setiap dua halaman (satu lembar) memiliki 2880 potong. Dengan 720
halaman atau 360 lembat, totalnya ada 1.036.800 potong kertas.
Lebih
dari satu juta potongan persegi kertas kecil terbang bersama amukan angin
bagaikan kepingan salju ke arah si kembar. Tidak perlu dikatakan lagi, kertas
berukuran 4mm kali 4mm itu bukan hanya sekedar potongan kertas. Siapapun yang
menangkap potongan kertas yang tak terhitung banyaknya itu dengan matanya dapat
mengetahui bahwa potongan-potongan tersebut tidak takluk oleh angin, mirip
begitu banyak bilah-bilah tajam tipis berbentuk bujur sangkar sekeras kaca.
Sekilas, bilah-bilah yang kira-kira ada sejutaan itu berdansa bersama-sama
tanpa aturan atau semacamnya, tapi mereka semua benar-benar berkumpul di
sekitar Kasumi dan Izumi.
Kasumi
dan Izumi, begitu pula Tatsuya dan Miyuki, tahu dengan sangat baik bahwa semua
keping salju kertas itu sedang dimanipulasi oleh seseorang. Mereka yang tahu
sihir Keluarga Shippou akan langsung tahu sihir apakah ini.
Salah
satu kartu andalan Keluarga Shippou, "Million Edge". Sebuah sihir
yang menggunakan Herd Control untuk memanipulasi lebih dari sejuta potongan kertas
yang berubah menjadi bilah-bilah tajam untuk menyayat lawan.
Si
kembar terus mengendalikan Suffocating Turbulance saat mereka melancarkan sihir
lain. Dengan menghantamkan blok-blok udara dengan sejumlah besar oksigen pada
keping-keping salju kertas itu dengan menggunakan kompresi adiabatic untuk
menciptakan angin panas yang melampaui titik terbakarnya kertas agar menyulut
bilah-bilah kertas tersebut.
Ini
adalah sebuah bentuk lain dari "Heated Turbulance". Ini adalah
sejenis sihir tingkat tinggi lainnya yang menciptakan kompresi adiabatic blok
udara. Mereka mengaktifkan sihir ini sementara Suffocating Turbulance tetap
berlangsung, tapi ini masih berada dalam batasan kemampuan mereka saat ini.
Subjek utama dari Laboratorium Penelitian Ke-3 adalah mengendalikan banyak
sihir di saat yang bersamaan. Laboratorium Penelitian Ke-3 pada awalnya berniat
untuk menguji seberapa banyak sihir yang dapat diaktifkan pada saat yang
bersamaan sekalgus meningkatkan batasan tersebut sebagai Proyek Augmentasi
Penyihir mereka. Di antara Laboratorium Pengembangan Penyihir, Laboratorium
Penelitian Ke-3 adalah sebuah hal langka di mana mereka terbuka dengan penemuan
mereka, membiarkan Laboratorium Penelitian Ke-10 juga mendapatka keuntungan
dari penemuan ini. Bagi Keluarga Juumonji yang telah menguasai Phalanx, ini
membantu mereka menyatukan lebih banyak sihir dan hasilnya adalah kemampuan
untuk menggunakan banyak sihir. Sedangkan untuk Penyihir Keluarga Saegusa yang
berpindah ke Laboratorium Penelitian Ke-7, sekalipun itu adalah sihir level
tinggi, menggunakan dua atau tiga sekaligus di saat yang sama bukanlah perkara
sulit.
Angin
puting beliung yang tidak mengijinkan apapun untuk bernapas itu melahap Takuma
saat udara yang dipanaskan lebih dari 500 derajat Celcius akan membakar habis
potongan kertas berbentuk persegi tersebut.
Bermandikan
udara panas yang melampaui titik terbakarnya, sejutaan bilah kertas di bawah
kehendak Takuma terlindungi oleh sihir saat mereka haus oleh darah Kasumi dan
Izumi.
Kalau
seperti ini, Takuma akan tumbang karena kekurangan oksigen dan Kasumi serta
Izumi akan disayat-sayat menjadi potongan-potongan oleh banyaknya bilah yang
tidak terbakar. Sudah jelas terlihat bahwa kesimpulannya kedua pihak akan
mendapat cedera permanen.
"Sudah
cukup!"
Tatsuya
menggerakkan lengan kanannya.
Pada
tangannya yang terjulur, sebuah CAD perak bersinar terang. Itu adalah CAD
Khusus berbentuk pistol, Silver Horn.
Rangkaian-Rangkaian
Sihir tercabik menjadi serpihan dan hentakan psion menyebarkan sisa-sisa yang
hancur itu..
Saat
suara Tatsuya menyatakan berhentinya pertandingan tersebut, siapa yang tahu
apakah suara tersebut sampai pada kesadaran ketiga orang dalam pertempuran itu?
Di
tengah-tengah keheningan yang diakibatkan oleh lenyapnya sihir, tidak peduli
apakah itu Takuma, Kasumi, Izumi, tidak seorang pun yang bisa mengerti apa yang
telah terjadi saat mereka berdiri di sana dengan linglung. Sedangkan apakah
semua yang hadir tidak sadar dengan apa yang terjadi — sepertinya tidak begitu.
Dengan kata lain, mereka yang berdiri di tempatnya dengan bingung adalah ketiga
peserta pertandingan ini, tiga siswa Kelas 1 itu.
Sementara
mata Tomitsuka melebar, dia tidak memperlihatkan ekspresi seseorang yang luar
biasa terguncang. Meskipun ada beberapa elemen tercengang, akan lebih tepat mengatakannya
sebagai sebuah ekspresi takjub setelah menyadari apa yang telah terjadi.
Sedangkan untuk tiga orang lainnya, Miyuki, Honoka, dan Shizuku sama-sama
memperlihatkan ekspresi yang mengatakan "seperti yang kami duga dari
Tatsuya".
Kenyataannya,
hanya Miyuki saja yang benar-benar mengerti apa yang barusan terjadi di sini.
Tetap saja, ketiga siswa Kelas 1 itu bahkan tidak paham dengan fakta bahwa
"Counter Magic Tatsuya baru saja melenyapkan sihir yang muncul dari
Takuma, Kasumi dan Izumi dalam sekejap".
"Pertandingan
ini berakhir dengan kedua pihak kehilangan haknya untuk melanjutkan."
Sebagai
wasit, Tatsuya menyatakan penilaiannya. Pada saat ini, para siswa Kelas 1
akhirnya pulih dari kondisi mematung mereka.
"Apa
yang sebenarnya terjadi!?"
Yang
pertama kali mempertanyakan Tatsuya adalah Kasumi.
"Aku
sudah mengatakan sejak awal pertandingan. Serangan fatal atau serangan yang
mengakibatkan cedera yang tidak dapat dipulihkan pada lawanmu sangatlah
dilarang. Bila aku menilai situasinya beresiko, aku akan secara paksa
mengakhiri pertandingan."
"Kalau
begitu, hasil pertandingannya?"
Izumi
lebih tenang dibanding saudari kembarnya, tapi nada bicaranya lebih kasar
daripada biasanya saat dia mengajukan pertanyaan itu.
"Kedua
pihak kehilangan hak untuk melanjutkan, dengan demikian keduanya kalah."
Itu
bukanlah seri, tapi kekalahan seimbang. Tatsuya secara sengaja mengatakannya
dengan cara ini untuk menekankan "tidak adakan ada pertandingan
lainnya", tapi apakah Izumi dan yang lainnya dapat memahami makna
tersembunyinya masihlah tidak dapat diketahui.
"Tapi,
Shiba-senpai, aku yakin Suffocating Turbulence berbeda dibanding Million Edge
karena ini bukanlah sihir fatal ataupun yang dapat menyebabkan dampak jangka
panjang."
Izumi
bermaksud mengatakan bahwa "Bukankah Shippou-kun yang kalah karena dia
melanggar aturan?", sebuah detil yang Takuma langsung pahami. Takuma
hampir akan menjelaskan, tapi Tatsuya langsung membalasnya.
"Memang
benar, jika kekuatannya dikendalikan dengan cermat, maka Suffocating Turbulence
tidak akan meninggalkan cedera serius pada lawanmu. Akan tetapi, Izumi, kalian
berdua belum bisa mengendalikan sebaik itu."
Sementara
Tatsuya secara visual menginterogasi dengan pandangan "Bukan
begitu?", tidak satu pun dari si kembar yang bicara.
"Bukan
seperti itu!"
Menggantikan
si kembar, yang sama sekali bukan bagiannya, giliran Takuma yang menentang
keputusan Tatsuya.
"Kami
pasti sudah menentukan hasil akhirnya sebelum itu terjadi!"
Sebuah
percikan — bukan karena rasa senang, tapi karena ketertarikan — rasa minat
berkilat di mata Tatsuya.
"Kalau
begitu menurutmu kau yakin kau menang?"
"Benar."
Tak
ada rasa takut dalam tatapan dingin Tatsuya, Takuma melanjutkan dengan
congkaknya lebih jauh.
"Heated
Turbulence Saegusa gagal menghentikan Million Edge. Sebelum Suffocating
Turbulence dapat mencapai dinding penghalangku, aku akan dapat menyerang
Saegusa."
Selintas
sindiran terselip di pandangan dingin Tatsuya.
"Kalau
begitu, misalkan aku tidak menyela, ratusan hingga ribuan serpihan kertas
terbakar akan menyayat-nyayat tubuh lemah sepasang siswi Kelas 1. Itukah yang
kau coba katakan?"
Di
sekitar mereka, setidaknya ada dua orang yang mencoba untuk menahan mati-matian
tawa mereka.
Takuma
bersemu merah. Rona merah wajahnya begitu jelas sampai setiap orang bisa
melihatnya.
"Kalau
begitu, Shippou, pertandingan ini berakhir dengan kekalahanmu karena
pelanggaran aturan."
Sebelum
Takuma yang penuh semangat itu meledak, Tatsuya membuat pernyataan ini dengan
suara yang begitu dingin sampai terdengar nyaris kejam. Ini adalah kekalahan
Takuma. Di hadapan suara kaku sedingin es, bahkan Takuma sendiri pun ragu-ragu
bagaimana seharusnya dia mendebat ini.
"Aku
tidak akan membiarkanmu berkata bahwa kau mengabaikan apa yang terjadi pada
orang yang menerima serangan Million Edge secara langsung."
Takuma
hampir membuka mulut dan mengatakan sesuatu, tapi Tatsuya tidak pernah berniat
untuk memberinya kesempatan membela diri.
"Membiarkan
sebuah serangan yang jelas-jelas membunuh sama saja halnya dengan membiarkan
sebuah pembantaian. Berdasarkan aturan dari pertandingan ini, hal itu tidak
diijinkan."
"Kalau
begitu!"
Takuma
terlihat mencoba untuk membebaskan dirinya dari tekanan luar biasa yang
diberikan padanya oleh Tatsuya dan menyerang balik dengan lebih berapi-api
daripada yang dibutuhkan. Hanya mengerahkan kata sesederhana itu benar-benar
menguras banyak tenaganya.
"Jadi
maksudmu bahwa sejak awal, begitu aku menggunakan Million Edge, aku akan
kalah!?"
"Kalau
kau tidak mampu mengendalikan kekuatannya, maka itu sama saja dengan melanggar
aturan."
"Bagaimana
bisa begitu, itu konyol!"
Tatsuya
tetap tenang dan tidak terganggu saat menghadapi Takuma yang marah, sebuah
sikap yang malahan semakin mengipasi api amarah Takuma. Melihat kondisinya yang
begitu emosional, tidak hanya seniornya di Grup Aktivitas Klub, Tomitsuka, yang
mengkhawatirkannya, bahkan lawan Takuma pun sampai saat ini, Kasumi, juga sama
cemasnya.
"Itu
sama saja dengan menyangkal kartu andalanku bahkan sebelum pertandingan
dimulai! Bukankah itu pertandingan yang sama sekali tidak adil!?"
"Kondisi
semua orang adalah sama. Bagi Saegusa bersaudari, sihir berkekuatan tinggi juga
dilarang."
Tetap
saja, hanya mereka berdua yang peduli untuk memperdebatkan hasilnya. Para siswi
Kelas 2 — Miyuki, Shizuku, dan Honoka, semua menyaksikan Takuma dengan tatapan
belas kasihan.
"Omong
kosong! Mereka tidak memiliki sihir yang cukup kuat untuk dilarang!"
"Suffocating
Turbulence memiliki kekuatan serangan yang lebih dari cukup. Aku tidak
menghentikan mereka di awal karena mereka mengendalikan kekuatannya dalam
parameter yang bisa diterima."
Takuma
dibuat terhenyak kehilangan kata-kata setelah Tatsuya berbicara dengan nada
suara bahkan tidak bisa dibilang tidak menyenangkan secara luas. Tidak hanya
dia merasakan ini dari tatapan dingin yang diarahkan oleh Tatsuya, Takuma
merasa bahkan para siswi kakak kelasnya menertawakannya. Dia mati-matian
memeras otak untuk membalas.
"Akan
tetapi, Shippou, kau tidak dapat mengendalikan dengan baik kekuatan dari
Million Edge."
"Itu
omong kosong. Aku telah mengendalikan mantera itu dengan sempurna!"
Tanggapan
Takuma sama sekali tak berdasr dan hanya refleksnya secara sengaja menggunakan
emosinya untuk membuat keputusan. Semua siswa Kelas 2 yang hadir tahu hal ini
dengan sangat baik bahwa Takuma tidak dapat sepenuhnya mengendalikan Million
Edge.
Jika
Tatsuya tidak hanya menyatakan keputusannya sendiri tapi juga meminta Miyuki,
Shizuku, Honoka, dan Tomitsuka agar semuanya menyuarakan pendapat mereka,
Takuma tidak akan punya pilihan selain menyerah. Kesampingkan orang-orang Tatsuya
untuk sementara, bahkan sekalipun Tomitsuka mendukung keputusan Tatsuya, maka
tidak diragukan lagi Takuma akan kesulitan untuk bersikap keras kepala
mempertahankan keyakinannya.
"Aku
adalah wasit pertandingan ini, dan aku yang kan menentukan menang atau
kalahnya. Aku seharusnya mengatakan ini sejak awal."
Meski
demikian, Tatsuya gagal melakukannya. Menang atau kalah ditentukan oleh wasit.
Tatsuya merasa tidak perlu untuk mengubah aturan tersebut.
"—Ah,
aku mengerti! Jadi maksudmu penggunaan Million Edge adalah sebuah pembunuhan!
Kalau begitu kau seharusnya mengatakan itu sejak awal! Kalau aku tahu bahwa
Million Edge bertentangan dengan aturan, aku akan memilih strategi lain!"
Takuma
bersikap masa bodoh dengan kenyataan bahwa dia
sedang berulah seperti seorang anak kecil.
Pandangan
Tomitsuka terhadap Takuma berubah dari prihatin menjadi cemas.
Tatapan
Miyuki pada Takuma beralih dari rasa kasihan menjadi menusuk.
Meski
demikian, Tatsuya terus menggunakan logika dingin untuk menghadapi keributan
Takuma.
"Berhenti
merajuk, Shippou. Kau tidak mampu mengendalikan kekuatannya karena kau masih
belum dewasa. Tidak peduli apakah itu terlarang atau tidak, ketidakmampuanmu
untuk memenuhi persyaratan yang dibutuhkan membuktikan bahwa kau masih
kurang."
"Kau
adalah seorang Weed. Kau tidak berhak berkata begitu!"
Ruang
kels mendadak….terdiam. Keheningan tersebut meliputi semuanya dengan
kegelisahan yang hampir menyakitkan.
Wajah
Takuma yang semula merona merah kini jadi pucat pasi. Dia tidak pernah
merencanakan sampai sejauh ini. Seakan-akan semua darahnya terdorong ke kepala,
dan dengan demikian membuatnya mengatakan sesuatu yang tidak dapat dia tarik
kembali.
Shizuku
dan Honoka memucat untuk alasan lain. Itu karena mereka takut dengan badai
musim dingin mengerikan yang hampir mengamuk di seluruh ruangan ini. Untungnya,
sebelum itu terjadi, Tatsuya membuka mulut.
"Apa
kau merasa tidak senang dengan yang kukatakan?"
Takuma
juga menyadari bahwa ucapannya tidaklah sesuai untuk dua hal. "Weed"
adalah sebuah istilah yang menjadi hal tabu di sekolah. Terlebih lagi, Tatsuya
adalah sebuah "pengecualian" yang telah dipromosikan ke Tekhnik Sihir
dari Tingkat 2 karena bakatnya yang luar biasa. Takuma berpikir mati-matian
untuk memulihkan kesalahan tersebut, tapi dia telah terdesak dan tidak dapat
mengembalikan ketenangannya, jadi tidak ada solusi yang muncul di pikirannya.
Meski demikian, Takuma masih tidak menutup mulut.
"Hmph…….
Aku merasa tidak senang hanya karena penilaian yang tidak adil! Saegusa dapat
mengendalikan Suffocating Turbulence dan aku tidak dapat mengendalikan Mililon
Edge. Bukankah itu adalah kesan yang terlalu berat sebelah dari Shiba-senpai?
Aku mengendalikan Million Edge dengan sempurna! Shiba-senpai jelas-jelas lebih
memihak Saegusa!"
"Shippou……Kata-katamu
itu saling bertentangan."
Takuma
membiarkan emosinya lepas kendali saat dia tidak menahan mulutnya menjadi liar
seperti seorang anak kecil yang sedang mengacau. Suara tertegun yang menegur
Takuma saat ini tidak berasal dari Tatsuya, tapi dari Tomitsuka.
"Jika
situasinya berlanjut, sihirmu akan mengakibatkan cedera pada Saegusa bersaudari
yang melampaui batasan pertandingan. Bukankah kau sudah mengakui itu?"
"Itu
karena Saegusa menggunakan Heated Turbulence!"
Perkataan
Takuma tidak sepenuhnya di luar logika. Sayangnya, dalam keadaan seperti ini,
kata-kata ini hanya membuatnya terdengar seakan dia menumpahkan tanggung jawab.
"Cukup,
Shippou."
Suara
tanpa emosi terselip di antara percakapan Shippou dan Tomitsuka.
"Tidak
bersedia mengakui kekalahanmu sampai sejauh ini, anggap saja ini
kemenanganmu."
"Kasumi-chan,
apa benar-benar tidak apa-apa?"
Di
antara orang-orang yang hadir yang merasakan berbagai tingkatan rasa terkejut,
orang yang menanyai Kasumi adalah orang yang paling mengenalnya, Izumi.
"Yeah~,
sekarang kalau kupikirkan lagi, kita seharusnya tidak begitu antusias dengan
hal semacam ini. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, menggunakan banyak
sihir dalam pertandingan sekolah yang tak resmi bersama dengan kombinasi
Suffocating Turbulence dan Heated Turbulence jelas-jelas hal yang berlebihan.
Shiba-senpai benar soal itu."
Seperti
yang dikatakannya, Kasumi kelihatannya sudah benar-benar tenang.
Tidak
hanya mereka tidak memandang Takumi tanpa rasa permusuhan sedikit pun,
pandangan tersebut benar-benar santai.
"…….Kalau
itu yang Kasumi-chan mau."
Izumi
dengan mudahnya menerima perkataan Kasumi. Pada dasarnya, dia hanya ada di sini
untuk membantu kakak kembarnya. Karena Kasumi bilang itu tidak masalah, maka
Izumi tidak akan ngotot atas hasilnya.
Takuma
terlihat seakan dia tidak dapat memutuskan untuk berbicara atau tidak. Meskipun
dia ingin berteriak marah "Jangan bersikap konyol!", dia juga merasa
itu terlalu memalukan. Pada akhirnya, tidak ada teriakan yang muncul darinya.
Sementara dia terdiam karena guncangan yang tak terduga ini, dia mendapatkan
kembali sedikit rasionalitasnya.
Kasumi
berjalan menuju Tatsuya dengan Izumi mengikuti di belakangnya.
"Shiba-senpai,
maaf telah merepotkanmu."
Kasumi
dan Izumi sama-sama membungkuk pada Tatsuya. Kenyataan bahwa 70% dari perhatian
Izumi terletak pada Miyuki mungkin semakin bertambah sebagai sisi dirinya yang
manis.
——Sementara
itu Takuma menggertakkan gigi dan menyaksikan adegan ini.
"Meski
begitu, bisa aku mengatakan sesuatu?"
Tentu
saja, meminta maaf begitu saja pada akhirnya bukanlah sifat Kasumi. Tidak,
lebih tepatnya tidak menghadapi Tatsuya bukanlah gaya Kasumi.
"Apa
itu?"
Tidak
seperti ekspresi yang dia perlihatkan saat berbicara dengan Takuma, Tatsuya
menyunggingkan senyum simpul di sini.
"Aku
—kami tidak pernah kehilangan kendali sihir kami. Menghentikan paksa
pertandingan adalah hal yang salah dari pihak senpai."
Setelah
mengutarakan kata-kata tersebut dengan tatapan mantap di matanya, Kasumi
meninggalkan ruang praktek tanpa menunggu balasan Tatsuya.
"Um,
yah."
Beralih
pandang antara punggung Kasumi dan wajah Tatsuya, Izumi benar-benar (dan sangat
jarang) kebingungan.
"Izumi."
"Eh!"
Meskipun
ini tidak sepenuhnya tak terduga, Izumi masih melonjak kaget dan berdiri tegak
ketika Tatsuya memanggil namanya. Segera setelah itu, Izumi menundukkan
kepalanya dengan malu dan lidah kelu.
Tatsuya
tidak pernah menggoda Izumi ataupun memperlihatkan ekspresi serius. Sebaliknya,
dia lanjut berbicara dengan raut wajah lembut.
"Tolong
sampaikan pesan pada Kasumi untukku. Kalau dia merasa tidak puas, aku selalu
bersedia menjadi lawan bagi kalian berdua. Itu saja."
Apakah
ini karena dia begitu keheranan? Mata Izumi melebar. Tetap saja, Izumi segera
paham bahwa Tatsuya mengatakan ini karena dia memikirkan perasaan Kasumi. Ini
jauh berbeda dari kesannya sebelumnya tentang Tatsuya.
"……aku
mengerti, senpai. Terima kasih."
Izumi
membalas Tatsuya sambil membungkuk dalam-dalam pada Tatsuya tanpa terlalu
rendah ataupun tegak. Saat Izumi mengangkat kepala, dia tetap berada di
tempatnya untuk beberapa alasan.
"Ada
apa?"
Tatsuya
bertanya pada Izumi. Untuk pertama kalinya, Izumi memberikan Tatsuya seulas
senyuman yang berasal dari lubuk hatinya.
"Kurasa
aku berubah pikiran sedikit tentang sempai. Kau memang memiliki hal yang
membuatmu terlihat seperti kakak laki-laki Miyuki Onee-sama."
Ini
jauh melampaui balasan cepat yang sepatutnya dan kekuatan dari kalimat ini
menyaingi latihan seminggu. Meski demikian, mungkin karena ini terlalu jujur
untuk dianggap sebagai sebuah kebohongan, Tatsuya tidak berkata apapun saat
mengawasi Izumi yang pergi dengan berkata "Permisi" dan memberikan
bungkukan singkat lain.
Setelah
Kasumi dan Izumi meninggalkan ruang praktek, Takuma tetap berdiri di sana tanpa
sepatah kata pun. Di mata para siswa Kelas 2, dia telah dicampakkan, tapi
Takuma sendiri tidak berpikiran demikian.
"Shiba-senpai."
Setidaknya
dari sudut pandangnya, dia tadinya berharap untuk berbicara pada Tatsuya tanpa
siapapun di situ, karena itulah dia tetap berdiri di sana.
"Apa
ada hal lain yang ingin kau katakan?"
Suara
Tatsuya tetap dingin, tapi tidak ada seorang pun yang memanggilnya "tidak
dewasa". Siapapun yang mendengar percakapan yang terjadi di ruangan ini
pastinya akan menyalahkan Takuma. Sebenarnya, Takuma juga berpikiran demikian
setelah akal sehatnya kembali. Akan tetapi, di saat yang sama, dia memutuskan
untuk tidak meminta maaf karena dia merasa itu sudah sangat terlambat untuk
dilakukan. Mengecualikan kesalahan besar perilakunya, dia memantapkan diri
untuk mendapatkan kembali kehormatannya yang hilang.
"Aku
masih belum menerima ini!"
"Masih
belum menerima apa?"
"Bahwa
aku kalah karena melanggar aturan."
"Shippou!"
Tidak
dapat menahan diri lagi, Tomitsuka membentak Takuma. Akan tetapi, Takuma tetap
memancangkan pandangannya pada Tatsuya dan tidak melirik Tomitsuka sedikit pun.
"Apa
yang kau inginkan?"
Tatsuya
dalam posisi benar-benar menolak keberatan Takuma. Sejak awal, pertandingan ini
didesain untuk melindungi Kasumi dan Takuma dari pelanggaran serius aturan
sekolah yang mereka lakukan. Perlindungan ini terutama untuk Takuma, melihat
dia melakukan pelanggaran yang lebih besar yang beresiko dapat dikeluarkan dari
sekolah. Sekalipun ini adalah sikap pandang bulu atau sandiwara dalam diam,
Takuma tidak dalam posisi untuk menuntut.
Walau
begitu, Tatsuya tetap menanyakan sumber ketidakpuasan Takuma. Daripada menyebut
Tatsuya berjiwa lembut, akan lebih tepat untuk mengatakan bahwa dia adalah tipe
orang yang tidak ingin setengah-setengah saat berhadapan dengan masalah
merepotkan.
"Tolong
biarkan aku membuktikannya!"
"Membuktikan
apa?"
"Membuktikan
bahwa aku bisa mengendalikan Million Edge dengan sempurna."
"Dan
bagaimana kau akan melakukannya?"
"Tolong
lawan aku. Aku akan menggunakan Million Edge dan memaksa senpai untuk menyerah
tanpa mencelakakanmu!"
Kata-kata
Takuma menyebabkan Miyuki mengangkat sedikit alisnya sebelah.
Meski
demikian, kegelapan putih gagal untuk mencekik ruangan kelas. white darkness failed to
suffocate'
, dan nggak nemu artinya pas googling :v>
Sebelum
emosinya dapat meledak, muncullah sebuah suara hantaman keras dan sesosok tubuh
manusia membentur lantai. Kejadian tak terduga ini menahan kemarahan Miyuki.
Yang
ambruk ke lantai adalah Takuma.
Yang
menyerangnya jatuh adalah Tomitsuka.
",,,,,,Tomitsuka-senpai?"
Terhadap
Takuma yang benar-benar kebingungan yang sedang menopang tubuhnya dengan kedua
tangan.
"Shippou,
jangan kurang ajar!"
Tomitsuka
meraung begitu murka. Mungkin wajah Tomitsuka pada dasarnya tidak menyenangkan
untuk dilihat, meskipun tidak sampai ke tingkat di mana dia digambarkan
memiliki wajah seperti setan yang marah, namun kali ini dia benar-benar
menghitam karena murka.
"Sejak
awal kau sudah berkoar-koar mengucapkan kata-kata angkuh dan berputar-putar…
Memangnya kau pikir kau ini siapa? Huh? Atau menurutmu ke 28 keluarga
diperbolehkan bersikap seperti itu?"
"Aku……Aku
tidak bermaksud begitu."
Takuma
tetap duduk di tanah saat dia sepertinya bergumam pada dirinya sendiri. Dia
mempertahankan postur tubuhnya yang hanya menopang tubuh bagian atasnya jelas
karena rasa terguncang yang luar biasa telah merampas pikirannya untuk berdiri.
Takuma
benar-benar tidak pernah menyadarinya. Dia
tidak pernah benar-benar menyadarinya sama sekali. Memandang pada tempat
dalam Sepuluh Master Klan, dia selalu memandang ke atas dan tidak pernah
memandang ke bawah. Tidak, bahkan sekalipun dia menurunkan kepalanya dia tidak
pernah benar-benar melihat.
Sama
seperti Takuma yang tidak pernah mengakui nilai Keluarga Shippou yang tidak ada
tempatnya di antara Sepuluh Master Klan, begitu pula dia tanpa disadarinya
memandang rendah para Penyihir yang bahkan tidak memiliki hak untuk bergabung
dalam Sepuluh Master Klan seperti dia mengejek ayahnya sendiri.
"Shippou.
Kalau kau bilang ingin membuktikan dirimu sendiri, maka aku akan menjadi
lawanmu! Atau menurutmu aku tidak cukup baik untukmu? Bahwa "Range
Zero", sampah Tomitsuka dari Seratus Keluarga, tidak layak untuk menjadi
lawanmu!?"
Mungkin
karena dia sepenuhnya dikuasai oleh sikap menekan Tomitsuka, Takuma terus
merangkak mundur di tanah. Apakah Tomitsuka akan menyerangnya habis-habisan,
atau Takuma akan mendemonstrasikan "kabur dengan ekor di antara
kakimu" ? Tidak peduli yang mana, suasana ruang praktek tersebut
dipenuhi dengan kekerasan hebat.
"Tomitsuka-kun,
tolong tenanglah."
Saat
situasi mulai memanas, suara bening Miyuki membuat suasana menjadi tenang.
"Tanpa
izin dari Ketua Dewan Siswa dan Ketua Komite Moral Publik, tidak ada duel yang
diperbolehkan. Sebagai tambahan, bukankah Shippou-kun juga perlu waktu untuk
memikirkannya lagi? Dan tentunya waktu untuk menyiapkan medium yang dibutuhkan
untuk mengaktifkan Million Edge, bukan begitu?"
"…….Itu
benar. Maafkan aku."
Berkat
teguran Miyuki, Tomitsuka sedikit merasa malu dengan semangatnya yang
berkobar-kobar sesaat.
"Shippou-kun,
apa kau bisa berdiri?"
Menggantikan
Tomitsuka, yang mundur ke sudut, Honoka berjalan ke depan Takuma. Meskipun dia
masih kesal dengan sikap tidak sopan Takuma terhadap Tatsuya, dia tidak akan
mencampakkan adik kelasnya di tanah karena itu. Berdasarkan poin itu saja,
orang dapat mengatakan bahwa Honoka terlalu baik.
"Aku
tidak apa-apa!"
Takuma
segera buru-buru berdiri. Wajahnya memerah karena gadis yang tadinya dia coba
tarik ke pihaknya telah melihatnya kalah — pandangan itulah yang Takuma pilih.
"Shippou,
aku tidak ada niatan untuk menurutimu. Tomitsuka, kalau kau ingin bertanding
melawan Shippou, akan lebih baik kalau kau bicara dengan Hattori terlebih
dahulu."
"Eh?
Ah, kau benar."
Respon
Tomitsuka mulai menguat tapi melemah penekanannya. Takuma menatap Tatsuya
dengan pandangan merengut dalam diam.
"Honoka,
maaf, bisa aku minta tolong padamu untuk mengunci pintunya?"
"Tentu
saja, Tatsuya-kun."
Tatsuya
dikelilingi dengan aura "jangan merepotkanku lebih jauh" saat dia
pergi secepatnya.
Hanya
Miyuki yang mengikutinya.
Sayangnya,
Tatsuya tidak dapat melarikan diri dengan mudah.
Sekitar
15 menit setelah Honoka mengunci pintu dan kembali ke Ruang Dewan Murid. Tepat
saat Tatsuya melangkah dan hendak pulang, bel pintu Ruang Dewan Murid
berdering.
"Akan
kuambil. Silakan masuk."
"Permisi."
Setelah
Azusa menggunakan remot untuk membuka kunci, yang datang melewati pintu adalah
Ketua dari Grup Aktivitas Klub, Hattori.
Daripada
mengatakan dirinya mendapat firasat buruk, lebih tepat mengatakan bahwa Tatsuya
yakin sesuatu yang buruk akan terjadi saat dia duduk tegak di kursinya.
Benar-benar
merasa tidak senang, atau mungkin dengan raut wajah marah yang getir.
Duduk
di kursi, tidak ada tanda-tanda sedikit pun rasa gentar pada pihak Azusa,
sebuah detail yang sedikit mengejutkan Tatsuya.
"Nakajou,
ini sangat sulit untuk kukatakan, atau mungkin harus kukatakan ini
konyol……"
"Hattori-kun,
ada masalah apa?"
Dari
pihak Azusa, hanya itu yang bisa dia katakan.
"Maaf,
aku harus meminta lembar ijin pertandingan lagi."
"Lagi!?
Siapa kali ini?"
Dalam
situasi ini, kenyataan bahwa Hattori tidak mengatakan hal jelek apapun tentang
siapapun adalah bukti atas karakternya.
Setidaknya,
dia memiliki rasa tanggung jawab yang lebih baik daripada Tatsuya, yang sudah
memperkirakan kemungkinan ini dan memilih untuk melindungi dirinya sendiri
dengan tidak melaporkan apapun.
"Tomitsuka
dan Shippou."
"Shipou-kun
lagi……?"
Kerutan
dalam di antara alis Hattori menandakan bahwa dia merasakan hal yang sama
dengan Azusa.
"…….Aku
merasa ada sedikit masalah dengan sikapnya saat dia menolak untuk bergabung
dengan Dewan Murid. Kali ini sama dan, sejujurnya, kurasa dia perlu dididik
secara serius untuk membuatnya sadar."
Miyuki
dan Honoka sama-sama mengangguk, tapi Hattori tidak melihat mereka.
"Tetap
saja, rasanya sayang sekali bakatnya itu. Aku merasa kalau saja dia sedikit
rendah hati, dia akan mampu melakukan hal-hal besar."
Sekali
lagi, Hattori melewatkan percakapan visual antara Miyuki dan Honoka yang
berlangsung seperti "Bagaimana menurutmu?" "Tidak mungkin."
"Kurasa
agar dia bisa merendahkan hati, membuatnya menderita sedikit akan jauh lebih
efektif daripada menegurnya keras."
"Jadi
itulah alasan di balik pertandingan ini……. Apakah Tomitsuka-kun setuju dengan
lawannya ini? Kalau untuk alasan itu, bukankah Sawaki-kun atau bahkan dirimu
sendiri, Hattori-kun, akan sedikit lebih baik?"
Dengan
Katsuto, Mayumi dan Mari yang lulus, siswa-siswa terkuat di permukaan SMA
adalah Hattori dan Sawaki. ("Beralih" adalah cara para siswa
mengutarakannya, karena tidak ada turnamen eliminasi untuk menentukan ini.)
"Aku
mempertimbangkan untuk mengajari dia sendiri, tapi Tomitsuka sungguh-sungguh
meminta dia untuk melakukannya. Sejauh ini, Tomitsuka bertanggung jawab untuk
melatih Shippou dan dia jelas lebih dari mampu untuk melakukan ini. Karena
itulah, kali ini aku ingin menyerahkan masalah ini padanya."
"Apa
benar-benar tidak akan apa-apa?"
Isori
telah duduk diam mendengarkan Hattori sampai saat ini dan memberikan
dukungannya.
"Tomitsuka-kun
sangat kuat. Seperti yang Hattori-kun katakan, dia jelas lebih dari
mampu."
Didasarkan
pada sudut pandang spesialisasi kedua keluarga, ada sebuah hubungan substansial
antara Tomitsuka dan Keluarga Isori. Meskipun hubungan pribadi mereka tidak
dekat, tidak ada hal yang aneh tentang Isori Kei yang mengetahui batasan dari
kekuatan Tomitsuka Hagane.
"Terlebih
lagi, Tomitsuka-kun memiliki kepribadian yang tekun. Bahkan dalam kondisi
seperti itu, kepribadiannya tidak akan menjadi aneh. kurasa tidak mungkin akan
ada hasil yang tidak diinginkan kalau kita membiarkan dia untuk bertanding
melawan Shippou-kun.
Azusa
tahu tentang ini, karena itulah dia dengan mudah menerima usulan Isori.
"Hari
apa yang ingin kau minta? Sekolah akan ditutup hari ini jadi tidak
mungkin."
Sebagai
tanggapan atas pertanyaan Azusa, Hattori telah menyiapkan sebuah jawaban lebih
dulu.
"Dua
hari dari sekarang."
"Tidak
masalah jika tidak besok?"
"Itu
karena aku tidak ingin dia menggunakan pertarungan berturut-turut sebagai
alasan. Memberikan satu hari untuk persiapan di antaranya akan lebih
baik."
"Dua
hari dari sekarang adalah hari Sabtu. Aku tidak yakin ruang praktek masih
dibuka setelah jam sekolah……"
Azusa
mengatakan ini sambil membuka layar tentang permintaan penggunaan fasilitas.
"Ah,
ada yang kosong pada pukul 3 sore di Ruang Praktek #3. Apa satu jam
cukup?"
"Bisakah
kau membuatnya kosong untuk dua jam?"
"Hm~,
tidak masalah."
Meskipun
dia sedikit kaget dengan permintaan Hattori, Azusa masih melakukan
permintaannya dan menyelesaikan penjadwalan sesuai yang diminta.
"Kalau
begitu, aku akan memberikan lembar izinnya lebih cepat."
"Maaf
merepotkanmu."
Hattori
mengangguk pada Azusa sebagai tanda terima kasih. Azusa menyengir senang.
"……Apa
yang lucu?"
"Aku
merasa Hattori-kun jadi semakin mirip Juumonji-senpai."
Bagi
Azusa, ini sudah jelas sebuah pujian. Akan tetapi, Hattori secara pribadi
merasa bahwa dirinya dan Katsuto adalah jenis orang yang berbeda. Dari sudut
pandanganya, ini sama saja dengan mengatakan bahwa dia sedang meniru Katsuto
untuk membantunya menjembatani mereka berdua, sesuatu yang sudah jelas membuat
suasana hatinya menjadi aneh.
◊ ◊ ◊
Di
pintu masuk ruang keluarga, Miyuki sedang memandangi kakaknya yang sedang duduk
di sofa setelah mengganti bajunya dengan pakaian dengan tatapan cemas.
Di
perjalanan pulang dari sekolah, Tatsuya terlihat seperti sedang memikirkan
sesuatu. Tetap saja, ini hanyalah perasaan Miyuki sendiri tentang masalah ini
karena sikap Tatsuya tidak berbeda dari biasanya. Dia akan merespon kapanpun
dia ditanya. Tidak hanya dia akan merespon ketika diminta, dia juga menanyakan
pendapat Minami tentang kehidupan sekolah juga peristiwa hari ini yang beredar
di antara siswa Kelas 1.
Akan
tetapi, meskipun semuanya terlihat biasa-biasa saja, Tatsuya tidak salah lagi
merasa terganggu oleh sesuatu. Miyuki benar-benar yakin hal itu. Ini bukan
karena dia memiliki kemampuan mengamati, tapi pemikiran bahwa kakaknya sedang
merasa terganggu sesuatu itu melintas di hatinya.
Ini
mungkin yang orang sebut sebagai hubungan batin.
Miyuki
benar-benar merasakan bahwa ini adalah perkembangan belum lama ini.
Kadang-kadang dia merasa ini adalah telepati, dan di saat lain tidak. Tidak
peduli apa kebenarannya di balik perasaan ini, Miyuki begitu bahagia dengan hal
ini. Dapat merasa terhubung dengan hati kakaknya memenuhi Miyuki dengan
kebahagiaan,
Bagi
Miyuki, dapat mendeteksi kesulitan kakaknya adalah sesuatu yang patut
membuatnya senang. Akan tetapi, tepat karena hal ini, Miyuki memberi perhatian
lebih terhadap hal yang membuat Tatsuya merasa terganggu. Karena dia tahu bahwa
saudaranya ini sedang merasa gelisah, tidak mungkin Miyuki akan berpura-pura
tidak menyadarinya.
"Onii-sama."
Pada
akhirnya, Miyuki memilih untuk menanyainya secara langsung. Sekalipun hati
mereka terpaut, ini bukanlah telepati, jadi tidak mungkin membaca pikiran orang
lain. Meski demikian, sekalipun dia memiliki kekuatan telepati, ide untuk
membaca pikiran kakaknya adalah hal yang tidak masuk akal bagi Miyuki sehingga
dia tidak akan melakukan ini. Sekalipun ada sesuatu yang dapat dia capai dengan
kekuatannya, dia tidak bisa menjadi kekuatan bagi kakaknya jika dia tidak tahu
harus melakukan apa. (Sebagai catatan tambahan, di abad ke-21, penelitian telah
membuktikan bahwa telepati hanya dapat membaca pikiran remeh yang dialihkan
menjadi kata-kata.)
Setelah
menerima izin dari kakaknya, Miyuki duduk tepat di seberang Tatsuya dan
menanyai Tatsuya dengan ekspresi mendebat di wajahnya (yang dia sendiri tidak
sadari).
"Onii-sama,
ada sesuatu yang kau pikirkan?"
Bahkan
sekalipun ini adalah serangan langsung, pertanyaan semacam ini mungkin terlalu
langsung menuju sasaran. Bahkan Tatsuya menatap adiknya dengan ekspresi
kebingungan, walaupun mungkin tepatnya karena itulah alasan mengapa dia tidak
mencoba untuk memperkeruh masalah.
"Aku
hanya sedikit cemas tentang keadaan di sekeliling Shippou."
"……Onii-sama.
Kalau kau merasa tidak dapat memaafkan kekurangajarannya, tolong beritahu
aku."
"Tunggu,
tunggu, Miyuki. Jangan terburu-buru."
Melihat
kilatan jahat berkelebat di mata Miyuki yang memiliki niat membunuh, Tatsuya
cepat-cepat melambaikan tangannya.
"Meskipun
benar sikap orang itu sangat tidak sopan, aku tidak keberatan sedikit pun.
Terlebih lagi, mengenai bagaimana cara bersikap pada orang yang lebih tua dari
kita, aku tidak dalam posisi untuk mengatakan apapun."
"Sama
sekali tidak seperti itu. Onii-sama selalu menjadi teladan sikap yang tak
tercela."
Walaupun
Tatsuya tahu bahwa tanggapan semacam ini dari Miyuki pada dasarnya sekarang
adalah hal yang refleks, dia tidak akan memperdebatkan masalah ini sekarang.
"Yang
membuatku cemas adalah mengapa Shippou mendorong dirinya sendiri begitu keras.
Menolak untuk bergabung dengan Dewan Siswa, membuat masalah dengan Keluarga
Saegusa, bahkan sampai bersitegang dengan kakak kelasnya."
"Bukannya
itu karena dia tidak pernah memikirkan apapun?"
Mendengar
pendapat berapi-api adiknya, Tatsuya mau tidak mau tertawa bahkan sekalipun dia
tahu bahwa adiknya itu sedang serius.
"Tidak,
sepertinya bukan begitu. Shippou memiliki dorongan kuat untuk meningkatkan
dirinya sendiri. Melihatnya, aku merasa dia bukanlah seseorang yang akan tahan
untuk tidak menjadi bagian dari Sepuluh Master Klan."
"……Tapi
kalau memang begitu, maka ini tidak masuk akal. Biasanya, orang-orang akan
berkeinginan masuk ke Dewan Siswa untuk menjalin hubungan relasi."
"Aku
juga berpikir itulah yang normal."
Miyuki
terlihat menyadari sesuatu saat dia menutupi salah satu sudut mulutnya dengan
sebelah tangan.
"Kalau
begitu, maksudmu ada sesuatu yang aneh di belakang? Itukah yang Onii-sama
yakini?"
"Yah,
kemungkinan begitu……"
Tepat
saat Tatsuya merasa ragu-ragu untuk bicara, Minami melangkah masuk ke ruang
keluarga diiringi dengan ucapan "Permisi".
Di
tangannya, dia memegang sebuah nampan dengan beberapa mug kopi.
Melhat
ini, Miyuki berekspresi "Oh tidak". Miyuki melemparkan sebuah
ekspresi dendam pada Minami, tapi Minami begitu saja mengalihkan pandangannya
seakan dia tidak melihatnya.
"Aku
membawakan kopi."
"Ah,
terima kasih."
Meskipun
Tatsuya sadar dengan rasa permusuhan secara visual itu, dia tidak melakukan
tindakan bodoh secara proaktif menengahi masalah ini.
"Benar
juga, aku ingin mendengar pendapat Minami mengenai hal ini. Bagaimana kalau kau
duduk dulu?"
Alasan
Tatsuya mengatakan ini bukanlah karena Minami lebih baik daripada Miyuki dalam
berspekulasi.
Miyuki
telah terlalu dipengaruhi gaya kognitif Tatsuya. Sudut pandangnya dalam segala
hal akan berbagi kecenderungan dengan Tatsuya pada subjek tersebut. Tatsuya
sangat menghargai ini sebagai sebuah metode untuk mengisi celah antara
analisisnya sendiri, tapi saat ini dia ingin mendengar pendapat dari sudut
pandang yang berbeda.
"Baiklah."
Meski
begitu, Minami tidak duduk dan tetap berdiri di samping meja. Dalam dirinya,
Tatsuya melihat sebuah kepatuhan kaku pada profesionalisme, jadi Tatsuya tidak
membuang-buang waktu mendesak masalah itu.
"Minami,
apa kesanmu mengenai Shippou Takuma?"
"Dia
adalah orang bodoh yang tidak dapat melihat nilai dirinya sendiri."
Jawaban
Minami sama sekali tidak ada keraguan.
Di
seberang Minami, Miyuki menganggukkan kepala dengan penuh semangat. Melihat ini
dari sudut matanya, Tatsuya menyesali bahwa "dia salah mengajukan
pertanyaan" dan mengatasi rasa sakit kepala yang muncul sebagai sebuah
kesalahpahaman (bukan benar-benar sakit kepala secara fisik meski begitu).
"——Dan
alasan kenapa kau berpikir begitu adalah?"
Tatsuya
meminta untuk mendengar pemikiran rasionalnya.
Berdasarkan
pertanyaan itu, Minami sekali lagi tidak ragu-ragu menjawab.
"Dia
seperti seekor anjing gila. Dia menggigit sambil sepenuhnya mengabaikan
perbedaan kekuatan lawannya ataupun taruhannya. Cara menyerang universal itu
seakan dia yakin bahwa dia adalah yang terkuat atau dia seharusnya adalah yang
terkuat."
Minami
nampak sangat berapi-api dengan Takuma saat dia secara tidak biasanya
memberikan banyak kata-kata untuk menggambarkan pendapatnya.
"Harus
menjadi yang terkuat, ya……"
Meskipun
dia tidak tahu seberapa dalam Minami memikirkan ini, Tatsuya merasa cara
berpikirnya itu mungkin di luar dugaan adalah hal yang tepat.
"Jadi
siapakah yang bertanggung jawab mendorong dia seperti itu?"
Pertanyaan
Tatsuya tidak diarahkan pada Miyuki ataupun Minami. Ini hanya untuk membantunya
mengatur pikirannya sendiri mirip seperti sedang berbicara sendiri, tapi Miyuki
salah memahaminya.
"Mendorong…
… Apakah itu kebijakan didikan Keluarga Shippou? Seperti, putera tertua
Keluarga Shippou harus lebih kuat dibanding orang lain… …. Atau semacam
itu."
Secara
khusus, hipotesa Miyuki lebih sejalan dengan cara berpikir Keluarga Yotsuba.
Akan tetapi, tiga orang yang hadir saat ini sudah lama sekali terbenam dalam
doktrin Yotsube sampai-sampai mereka tidak sadar dengan detail ini.
"Tidak,
kudengar rumornya bahwa kepala Keluarga Shippou, Shippou Takumi, memiliki
kepribadian yang cukup masuk akal untuk disebut sedikit pengecut. Kalau ini
adalah kebijakan Keluarga Shippou, bahkan dengan mengabaikan perasaan mereka
yang sebenarnya untuk sesaat, merekar seharusnya sedikit lebih fokus pada
mempertahankan diri."
"Tatsuya
Onii-sama. Aku yakin bahwa daripada mengatakan Shippou Takuma telah didorong
maju, mungkin lebih tepat untuk mengatakan bahwa ini adalah hasil dari
membanjiri dengan pujian dan sanjungan."
Miyuki
menjadi yang pertama kali bereaksi terhadap perkataan Minami.
"Jadi
ada seseorang yang tidak mempedulikan minat Shippou-kun dan mencoba untuk
memanfaatkannya?"
"Aku
belum berpikiran sampai sejauh itu… …. Tapi kurasa yang Miyuki Onee-sama
katakan itu tepat."
Di
sebelah Miyuki yang mengangguk setuju dengan perkataan Minami, Tatsuya juga
menyetujui dalam hati. Cara terkejam untuk memperkirakan Takuma adalah dia
sedang dibodoh-bodohi. Itulah kalimat yang muncul dari hati Tatsuya saat dia
memikirkan rangkaian peristiwa yang Takuma hasut.
"Jelas
itu adalah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Jadi apa yang menjadi tujuan
mereka…. Mungkin sebaiknya kita selidiki?"
"Apa
kau akan menanyai sensei?"
Miyuki
bertanya apakah mereka akan menghubungi Yakumo, kemudian,
"Perlu
mengirim pesan pada Kuroba-sama?"
Minami
mengusulkan untuk mengontak Kuroba,
"Tidak."
Tatsuya
menggelengkan kepala pada kedua ide tersebut.
"Aku
tidak ingin merepotkan sensei untuk masalah yang belum jelas, ataupun meminta
bantuan Oba-sama. Dengan demikian, melakukannya sendiri……"
Tatsuya
menggelengkan kepala seakan untuk menyingkirkan jarring laba-laba.
"Membiarkannya
sendiri membuatku merasakan firasat buruk…… Tidak ada yang bisa kulakukan, kita
hanya bisa menunggu dan melihat untuk saat ini."
Meskipun
ini adalah kesimpulan yang sangat pasif, Tatsuya tidak dapat memikirkan
alternatif lainnya. Jika tindak kekerasan terjadi di depan matanya maka dia
sendiri akan cukup untuk menanganinya, tapi penyelidikan memerlukan waktu dan
tenaga. Masalah ini bukan apa-apa dengan hacker
dari Sanada atau kemampuan Fujibayashi, tapi saat ini tidak memiliki kemampuan
semacam itu. Tatsuya sejujurnya memutuskan untuk menyerah, tapi……
Dewa
(iblis?) permasalahan nampaknya telah memilih dia untuk menjadi utusan mereka.
Tepat
saat Tatsuya menghabiskan kopinya dan bangkit berdiri, telepon berdering.
Memeriksa ID si penelpon yang terpampang di monitor, Tatsuya mengerutkan alis
dengan terkejut. Yang memanggilnya adalah Fujibayashi Kyouko.
"Halo,
ini Shiba."
Bekerja
sama dengan responnya, monitor di ruang keluarga mulai berfungsi seperti video
call yang sedang berjalan.
"Tatsuya-kun,
selamat malam. Seharusnya belum waktunya makan malam. Apa kau ada waktu untuk
berbicara sekarang?"
"Ya,
tidak masalah."
Saat
dia membalas, Tatsuya memberi tanda pada dua orang di sebelahnya.
"Ah,
Miyuki dan Minami-chan boleh mendengar."
Itu
biasanya adalah tanda supaya mereka berdua pergi, tapi Fujibayashi bertindak
lebih dulu untuk membuat mereka tetap tinggal. Apakah dia mencoba menyeret
mereka berdua, Tatsuya mungkin berlebihan memikirkan ini, tapi dia ingat betapa
berpengetahuannya nada bicara Fujibayashi saat berbicara tentang Minami.
"Sebenarnya,
ini berkaitan dengan keributan yang diakibatkan oleh putera tertua Keluarga
Shippou hari ini."
"Tolong
tunggu sebentar."
Tatsuya
menyela perkataan Fujibayashi. Kabar penting yang akan dia bicarakan bukanlah
sesuatu yang bisa begitu saja dia terima tanpa mempertanyakannya.
"Bagaimana
kau tahu soal ini? Tidak seperti pemilihan untuk Kompetisi Sembilan Sekolah,
ini sama sekali tidak dipublikasikan. Jangan bilang kau mengirimkan seorang
agen untuk menyusup ke dalam SMA Satu?"
Mendengar
pertanyaan Tatsuya, ekspresi Fujibayashi terlihat berusaha kerasa untuk tidak
tertawa.
"Sepertinya
aku seharusnya memberi dia hadiah. Bagaimanapun, Tatsuya-kun tidak sadar bahwa
dia sedang dalam pengamatan."
"Mengamatiku,
ya….."
Tatsuya
ekspresinya sedikit menggelap ketika dia menanyakan ini.
"Hm~,
sebenarnya sedikit berbeda. Bukan mengamatimu, tapi mengamati orang-orang di
sekelilingmu. Kelihatannya dia dengan setia mematuhi perintah untuk tidak
mengamatimu ataupun Miyuki. Mungkin karena itulah dia lolos dari perhatian
Tatsuya-kun sampai sekarang."
"Kenapa…
… Tidak, karena aku adalah Penyihir Kelas Strategi, begitu?"
"Tentu
saja, bukankah itu sudah jelas? Bagaimana mungkin militer membiarkan seorang
Penyihir Kelas Strategi tanpa pertahanan begitu saja seperti itu?"
Benar-benar
lepas dari rasa bersalah, Fujibayashi langsung mengakuinya.
"Anggap
saja aku bertanya siapa dia."
"Tentu
saja, tidak mungkin aku bisa memberitahumu."
Tatsuya
menghela napas dan menyerah untuk mengejar masalah ini. Pada dasarnya, Tatsuya
bukan benar-benar anggota dari Batalion Sihir Independen tanpa hubungan apapun.
Sebagai tambahan, tidak peduli apakah mereka adalah rekan, dia bisa paham
logika di balik memperhatikan pergerakan Penyihir Kelas Strategi.
"Aku
mengerti… …Jadi, ada apa dengan Shippou?"
Melihat
Tatsuya mengesampingkan percakapan ini dan memperlihatkan ekspresi seakan
percakapan tersebut tidak pernah terjadi, Fujibayashi memperlihatkan raut wajah
yang sama dengan saat telepon ini dimulai.
"Aku
hanya berpikir, kau jangan-jangan ingin tahu siapa pendukung mereka, benar
bukan?"
Seperti
sebelumnya, dia mengatakan sesuatu yang menanakan bahwa dia mendengar semua
yang Tatsuya dan rekannya baru saja diskusikan.
"…….Kenapa
kau berpikir begitu?"
Akan
tetapi, bahkan berhadapan dengan Fujibayashi, Tatsuya tidak selalai itu sampai
dia melewatkan penyadap yang dipasang di rumahnya sendiri. Dan sekalipun
rumahnya telah disadap, Fujibayashi dan komandannya tidak akan sebodoh itu
membiarkan Tatsuya mengetahui ini.
Keluarga
Shippou adalah salah satu dari 18 keluarga pengganti yang mendukung Sepuluh
Master Klan. Ada seseorang di luar sana yang sangat mempengaruhi putera yang
akan mewarisi keluarga itu. Keberadaan tersebut adalah sebuah elemen tak stabil
yang tidak bisa diabaikan oleh Batalion Sihir Independen yang memandang sihir
sebagai elemen kritis dalam pertahanan nasional. Dengan demikian, mereka telah
mendapatkan informasi mendetail.
Terhadap
pertanyaan Tatsuya, dia memberikan dua jawaban yang dia harapkan.
"Karena
aku tertarik."
Akan
tetapi, menerima jawaban ini begitu saja sangatlah berbahaya. Ini sama sekali
bukan kebohongan, tapi di saat yang sama, ini tidak sepenuhnya benar.
"Kalau
begitu, ingin mencarinya bersamaku? Aku hanya ingin mengusulkan itu."
Tetap
saja, usulannya tepat seperti yang dia cari.
"Secara
spesifik, apa yang kulakukan?"
"Serahkan
penyelidikan tempat tinggalnya padaku. Aku berharap Tatsuya-kun bisa
mengunjungi pendukung Shippou-kun."
"Aku
sebenarnya berharap kau akan membuat pengaturan itu… …. Tapi kenapa?"
"Karena
berdasarkan yuridiksi kami, kami seharusnya tidak ikut campur dengan hubungan
di dalam negeri. Jika itu Tatsuya-kun, maka tidak bisakah kau menggunakan
alasan sebagai kakak kelas di sekolah yang bertindak karena mengkhawatirkan
adik kelasnya? Akan tetapi, bahkan dengan keadaan seperti itu, bukan berarti
kami bisa meminta seorang siswa untuk melakukan hal yang berbahaya seperti
itu."
Tapi
kalau aku yang melakukannya maka tidak masalah!? Balasan sengit seperti itu
tidak pernah muncul di pikiran Tatsuya.
"Aku
mengerti. Kalau begitu, tolong biarkan aku yang melakukannya."
"Aku
akan segera menghubungimu begitu kami mendeteksi pergerakan apapun. Kalau
begitu Miyuki, berdasarkan percakapan barusah, aku akan meminjam Tatsuya
sedikit."
Mendengar
konfirmasi Miyuki yang kebingungan, Fujibayashi mengucapkan salam perpisahan
pada Minami saat mematikan teleponnya.
[1]
Jurnalisme kuning (yellow journalism)
: Jurnalisme kuning, atau koran kuning, adalah jenis jurnalisme dengan
judul-judul berita yang bombastis, tetapi setelah dibaca isinya tidak
substansial. Jurnalisme kuning adalah jurnalisme pemburukan makna. (https://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme_kuning)
5 Comments
lanjut min thanks
BalasHapuslanjut min, jangan kasih kendor
BalasHapusHahaha
BalasHapusJgn biarkan itu mengganggumu, google tidak ada apa-apanya dibandingkan ketikan mu :v
Lanjutkan 👍
Gass
BalasHapusSasuga onii-sama
BalasHapusPosting Komentar