PEGUNUNGAN WYVERN DAN UNICORN
(Translator : Hikari)
Tpat
kemarin, aku menyelesaikan praktek kerja sama dengan Raina dan Al, kemudian
melaporkannya pada Letia dan Emily-san lewat friend chat.
Setelah
kembali ke aktivitas solo lagi, aku
menjani quest tipe pengantaran barang
yang telah kubiarkan sebelumnya.
Ringkasan
dari quest-quest yang telah kueselaikan dengan menggunakan item yang kuambil dari 【Atelier】 adalah——
【Pengiriman Potion (30)】──1 Quest Chip.
【Pengiriman
High Potion (30)】──1 Quest Chip, 20kG.
【Pengiriman
MP Potion (30)】──1 Quest Chip, 20kG.
【Pengiriman
Penawar Status Buruk (10 untuk setiap jenis)】──1
Quest Chip.
【Pengiriman
Bijih Tembaga (30)】──1 Quest Chip.
【Pengiriman
Bijih Besi (30)】──1 Quest Chip.
【Pengiriman
Herba (30)】──1 Quest Chip.
【Pengiriman
Medicinal Spirit Grass (30)】──1
Quest Chip.
【Pengiriman
Magical Spirit Grass (30)】──1
Quest Chip.
【Pengiriman
Anak Panah (1 set berisi 30 batang)】──1
Quest Chip.
Dengan melakukan pengiriman item, aku dengan cepat mendapatkan 10
Quest Chip.
Masih ada quest pengiriman yang tersisa untuk kulakukan, tapi saat aku
melakukan quest pengiriman potion, kertas questnya telah berubah menjadi warna kuning, yang artinya quest itu belum sepenuhnya selesai, jadi
aku memutuskan untuk menyelesaikannya terlebih dulu.
Setelah
itu aku mengajak Ryui dan Zakuro keluar denganku dan pergi untuk mengantarkan item berikutnya ke NPC Quest lagi, lalu
kembali ke papan quest dan mengambil quest potion berikutnya.
Saat
aku menyelesaikan semua quest
pengiriman potion, aku dipanggil oleh
seorang NPC.
"Maaf
aku menghentikanmu, tapi apakah kau yang membuat potion-potion ini?"
"Ya,
itu benar. Kenapa?"
Berdasarkan
situasinya, aku bisa mengira-ngira bahwa percakapan ini mengarah ke quest berikutnya.
"Aku
bertugas di toko serba ada kota ini, kau tahu. Obaba si Ahli Obat yang
mengirimkan potion pada kami telah
jatuh sakit. Karena itulah aku membeli potion
dari luar untuk mengkompensasi potion
yang dia kirimkan. Tapi kami kini sudah sampai batasnya. Jika memungkinkan,
bisakah kau pergi dan melihat apakah kau bisa melakukan sesuatu terhadap
kondisi Obaba?"
"Baiklah.
Di mana dia?"
"Di
sisi Timur kota kau akan menemukan jalur menuju ke utara. Di sana ada sebuah toko
obat dengan sebuah kebun kecil. Tolong urus hal itu."
Di
saat yang bersamaan dengan selesainya si NPC Quest bicara, aku menerima quest baru bernama 【Sembuhkan
Penyakit Si Ahli Obat】.
Quest-quest
yang kulakukan sebelumnya mudah diselesaikan, tapi kemungkinan besar untuk
menerimanya kau harus memiliki Sense tertentu — dalam kasusku sepertinya adalah
Sense 【Dosing Master】.
Jika
quest-quest ini ditujukan bagi para
perajin, maka Magi-san, Lyly dan Cloude kemungkinan mendapatkannya. Tidak,
beberapa kertas quest crafting berwarna merah, jadi pastinya
mereka sudah menyelesaikannya.
Sambil
memikirkan itu, aku menuju toko obat yang ditentukan bersama dengan Ryui dan
Zakuro. Ketika aku mencapainya, aku menemukan sebuah bangunan yang terlihat
seperti rumah seorang penyihir daripada sebuah toko obat.
Itu
adalah sebuah toko yang menakutkan dengan dinding luar ditutupi dengan tanaman
merambat. Tanda tokonya juga hampir ditutupi tanaman tersebut, dan di papan
tanda toko tersebut ada sebuah gambar
kuali mendidih yang digunakan untuk melakukan Mxing, tapi warnanya yang
luntur karena usia membuatnya simbol toko obat itu malah lebih mirip dengan
kuali dari neraka.
"Ku-kurasa
di sini."
Aku
berdiri di depan toko obat itu dan menampar pipi, memantapkan diri dan membukat
pintunya dengan perlahan, tapi…
"Permisi,
apa ini toko obat? Aku diminta untuk memeriksa seorang nenek di sini."
"Ada
apa? Datang untuk pekerjaan? Aku tidak bisa melakukannya sekarang."
Saat
aku menghadap ke sumber suara, aku melihat seorang wanita tua sedang duduk di
sebuah kursi.
Nenek
yang terlihat goyah ini mencoba untuk berdiri, tapi aku mendekati dengan
terburu-buru dan mengarahkannya untuk duduk di kursi lagi.
"Ada apa ini? Kau di luar dugaan cepat
tanggap. Kurasa kau dikirim oleh toko serba ada. Maaf, aku tidak bisa membuat
obat apapun dengan tubuh seperti ini!"
"Nenek,
memang benar aku datang karena aku diminta untuk memeriksa keadaanmu oleh
seseorang dari toko serba ada. Apa kau sakit?"
Berdasarkan
nama questnya, kurasa nenek ini
menderita semacam penyakit.
Karena
itulah aku bertanya begitu.
"Penyakitku
menyebabkan kaki tanganku gemetar. Karena itulah berbahaya bagiku untuk
berjalan. Aku juga tidak bisa pergi ke luar."
Sambil
berkata begitu, dia menjulurkan tangan dan menunjukkannya padaku.
"Kalau
gemetar, maka bukankah sebotol 【Paralysis
Antidote Potion】
bisa menyembuhkannya?"
"【Paralysis
Antidote Potion】 hanya
bisa meredakan gejalanya. Itu tidak berpengaruh terhadap akar
permasalahannya."
Aku
menggenggam tangannya yang berkeriput, tapi tidak dapat menahan getarannya dan
tanganku pun ikut gemetar.
"Kalau
aku sampai membuat kesalahan saat membuat obat dengan tanganku yang gemetar,
itu akan berubah menjadi racun. Karena itulah aku tidak membuat obat sama
sekali. Pergi dan katakanlah pada orang dari toko serba ada itu begini : kalau
kau tidak mau membuatku menjadi seorang pembunuh, jangan minta obat lagi
padaku."
"Sebenarnya,
aku juga bisa melakukan 【Mixing】.
Bisakah aku membantumu menyembuhkan penyakitmu, Nenek?"
Jika
penyakit wanita tua ini disembuhkan, semuanya akan terselesaikan. Mendengar
kata-kataku, si nenek menggenggam tanganku dengan tangannya yang gemetar satu
lagi.
Meskipun
tangannya sangat kering, sentuhan nenek di luar dugaan lembut saat dia
memeriksa telapak tanganku.
"Hmph.
Pria dari toko serba ada itu sepertinya telah mengirimkanku orang yang cukup
cakap."
"Artinya…
"Aku
akan memintamu untuk mengumpulkan bahannya dan membuat obat untuk menyembuhkan
penyakitku."
Dengan
demikian, si wanita tua tersebut memberikan isi dari questnya padaku.
"Tiga
bahan yang kurincikan ini harus dikumpulkan sebelum malam tiba. Itu adalah 【Waterfowl
Grass】【Swamp Lotus Root】
dan 【Crimson Slime Mould】.
Juga, kesegaran bahan-bahan ini sangatlah penting. Pastikan untuk tidak
menggunakan 【Portal】
atau semua bahannya akan langsung rusak!"
"Sebelum
malam tiba?! Dan aku tidak bisa menggunakan portal?! Tidak ada waktu!"
"Kalau
kau punya waktu untuk bicara, sebaiknya kau pergi sekarang juga!"
Begitu
aku menerima quest tersebut, aku
diusir keluar dari dalam toko.
Informasi
sederhana tentang tiga jenis bahan quest
ditambahkan pada deskripsi quest.
Setelah
membacanya, aku mengerti bahwa semua bahan tersebut berada di lokasi yang
memungkinkanku untuk mendapatkannya dengan berjalan kaki, meskipun akan
membutuhkan waktu.
"Mau
bagaimana lagi. Ayo bergegas dan selesaikan ini untuk membuat nenek sehat. 《Enchant》—
Speed!"
Memancarkan
cahaya kuning, aku berlari menuju luar kota.
Sambil
berlari, aku berencana mendapatkan item
quest tersebut.
【Waterfowl Grass】
berada di belakang hutan Kota Kedua, tumbuh di sebuah danau yang sedikit lebih jauh
daripada lokasi tempatku dan Lyly melarikan diri waktu itu.
Sejujurnya,
aku tidak pernah sampai sejauh itu sebelumnya, jadi aku berniat untuk pergi ke
sana sambil mengabaikan musuh, menggunakan efek tambahan armorku, 【Recognition
Inhibiton】 sepenuhnya.
Yang
berikutnya adalah 【Swamp
Lotus's Root】. Kelihatannya sekumpulan
tanaman itu tumbuh di bagian Barat dari Rawa-Rawa yang ada di Selatan Kota
Pertama. Karena itu adalah sebuah tempat yang kudatangi beberapa kali sambil
mengumpulkan material, itu seharusnya akan menjadi mudah untuk ditemukan.
Yang
terakhir adalah 【Red
Slime】, sejenis slime yang kelihatannya tinggal di area gunung yang makanan
utamanya adalah besi. Di depan Desa Terbuang di mana material 【Revival
Medicine】 — Wisteria Peach Petal bisa
dikumpulkan, terdapat 【Pegunungan
Wyvern】 di mana slime tersebut bisa ditemukan.
Karena
area tempat item quest dikumpulkan
tersebut tersebar di mana-mana, adalah sebuah keharusan untuk mengumpulkan item-item tersebut secara efisien.
Untuk
memulai, aku mengincar kumpulan 【Swamp
Lotus' Root】 di Rawa-Rawa Selatan.
Mengabaikan
titik-titik pengumpulan menggiurkan yang biasanya tidak pernah kubiarkan, aku
menuju ke koloni 【Swamp
Lotus' Root】 dan secara sepihak,
menggunakan busurku dari jarak jauh untuk menyapu habis 【Moor
Frog】 yang menguasainya.
Kemudian
aku memasuki rawa-rawa. Mengabaikan fakta bahwa aku berlumur lumpur sampai ke pergelangan
kaki, aku menarik keluar sebuah 【Swamp
Lotus' Root】 dari dalamnya saat itu
juga.
"Jadi
ini yang namanya 【Swamp
Lotus' Root】… ini memang terlihat
seperti akar dari bunga teratai sebenarnya. Mungkin ini bisa dimakan?"
Ryui
dan Zakuro enggan untuk memasuki rawa-rawa, jadi mereka menjauh sementara aku
mengumpulkan 【Swamp Lotus' Root】.
"Nah,
sebanyak ini seharusnya cukup…uups, aku tidak bisa keluar dari sini."
Aku
bisa kehabisan waktu di sini! Mulai merasa tidak sabaran, aku entah bagaimana
dapat mengeluarkan kakiku dari rawa-rawa da menju ke tepian selangkah demi
selangkah.
Setelah
aku keluar dari rawa-rawa, Ryui dan Zakuro tidak akan mendekatiku sampai
lumpurnya menghilang seiring dengan waktu.
Tapi
tetap saja, aku tidak berhenti dan menunggu itu terjadi. Malahan aku menuju ke
Kota Kedua masih dalam keadaan kotor dan basah oleh lumpur.
Aku
terus berlari sambil merasakan sensasi tidak nyaman air berlumpur di dalam
sepatu botku, tanah dan kelembapan yang menghilang seiring waktu ketika aku
mencapai Kota Kedua. Kemudian aku menuju ke hutan di pinggiran Kota Kedua.
Aku
mengabaikan Fluff Cloud dan monster lainnya lalu tiba di danau. Tempat itu
berukuran cukup luas dan ada beberapa player
yang berkumpul di sana.
"Apa
ada quest berbeda di sini juga…? Tapi
saat ini aku tidak punya waktu untuk memeriksa detail quest tersebut."
Meskipun
aku bisa melihat sosok-sosok para player
di perahu yang sedang bertarung menghadapi sesuatu di dalam danau, aku harus
mencari 【Waterfowl Grass】.
Aku
melihat sekeliilng danau dengan menggunakan penglihatan jarak jauh 【Sky
Eyes】 dan menemukan 【Waterfowl
Grass】 di perairan dangkal di sisi seberang.
Aku
dapat menemukan 【Waterfowl
Grass】 yang menjadi tujuanku, tapi merepotkan
untuk memutari danau begitu saja untuk mendapatkannya.
"Mau
bagaimana lagi. Ayo coba temukan yang terdekat."
Setelah
mengganti Sense-ku, aku memerintahkan Ryui dan Zakuro untuk menunggu, dan aku
menyelam ke dalam danau.
Di sini cukup dalam. Kuharap
ada beberapa di dekat sini.
Tempatku
melompat bukanlah perairan dangkal, malahan, cukup dalam di sini.
Dan
setelah mencari-cari di dasar danau, kutemukan sebuah tanaman air putih
kebiruan yang sepertinya adalah 【Waterfowl
Grass】.
Oh, bahkan tanpa pergi ke
seberang, aku bisa mengumpulkannya.
Aku
menyelam dengan kepala lebih dulu ke dasar danau dan mencabut beberapa tanaman
air berwarna biru pucat yang tumbuh di sana.
Satu
tidak cukup, jadi aku mengambil beberapa 【Waterfowl
Grass】 yang tumbuh jarang di sekitar. Saat aku
melakukannya, 【Waterfowl Grass】
telah berhenti terhitung sebagai target quest
dan berubah menjadi objek normal. Dengan demikian, pengumpulan material kedua
pun selesai.
Ini berakhir lebih cepat
daripada kalau aku harus pergi ke sisi seberang danau. Dengan begini, aku
mungkin telah menyisihkan waktu tambahan.
Sementara
sebagian besar quest
berpindah-pindah, aku merasa senang memikirkan bahwa aku mendapatkan tambahan
waktu, dan mendongak ke atas permukaan air dari dasar danau.
Saat
aku memandang ke atas, aku melihat bagian bawah sebuah perahu yang ada di
permukaan. Ada player lain bersama denganku
di air, yang terlibat dalam pertarungan sengit melawan seekor monster ikan
raksasa.
Hanya
untuk sekejap, mataku bertemu dengannya dan kami berdua mengangguk ringan.
Kemudian
aku keluar dari dalam air, memunculkan diriku saat itu juga.
Suara
dari atas terdengar teredam saat aku mendekati permukaan, dan kemudian langsung
berisik begitu aku keluar dari air.
Kebanyakan
suara tersebut berasal dari para player
di beberapa perahu.
"Hei!
Kapten tidak kembali!"
"Jangan
menyerah! Dia adalah kapten kita! Orang yang menantang ikan sebesar itu
sendirian!"
"T-tapi,
heii. Ketiga belas anggota selain Kapten sudah melarikan diri ke perahu. Tamat
sudah, mustahil, quest ini
gagal."
Sementara
para player di perahu yang mengapung
di atas danau mulai menyerah——
"OKEEEE‼"
Mengangkat
sebatang harpoon dari dalam air, player
itu menunjukkan pada semua orang sesuatu yang sepertinya adalah item drop dari seekor ikan raksasa, sebuah
sirip ekor raksasa.
Player
yang kuanggukkan kepala tadi adalah kapten mereka dan sepertinya mereka dengan
luar biasanya telah mengalahkan seekor boss dengan banyak party yang terlibat, dan berhasil dengan aman kembali ke perahu
mereka.
Melihat
kapten mereka hidup dan penaklukan bos pun selesai, para player di atas perahu berteriak satu sama lain dengan cara yang
sama dengan kapten mereka.
Aku
keluar dari air dan melihat pemandangan itu dan sekali lagi, mataku bertemu
dengan para player yang mengalahkan
boss. Kali ini dia menoleh padaku dan——
"OKEEEE!"
"O-okeee?"
Suaraku
sedikit pelan karena aku merasa malu, tapi dia tetap mengangguk puas dan
kembali pada rekan-rekannya.
"Itu
pasti…. Shichifuku, ya."
Player dengan
rambut perak pendek yang terlihat cedera oleh angin laut dan memakai kaca mata
renang di kepalanya serta sebatang harpoon di tangannya adalah ketua guild 【OSO's
Fishermen's Union】,
Shichifuku.
Dalam
guildnya, dia tidak dipanggil
"ketua guild" tapi
"kapten". Dia adalah seorang spesialis pertarungan dalam air dan
kenalan Taku.
Awalnya
adalah sebuah guild berdasarkan hobi
bagi orang-orang yang ingin memancing di hari-hari biasa, guild ini perlahan berkembang dan menjadi sebuah guild yang spesialisasinya adalah
bertarung di dalam air karena situasi tertentu.
Akan
tetapi, 【OSO Fisherman's Union】
adalah sebuah guild berukuran sedang
dan tidak memiliki cukup player untuk
melakukan raid quest.
Saat
aku memperhatikan mereka dengan lebih rinci, aku melihat beberapa player di atas perahu yang memakai equipment yang tidak terlihat seperti
sesuatu yang akan anggota 【OSO
Fishermen's Union】
akan gunakan.
Fakta
bahwa mereka bersama-sama dengan guild
lain artinya adalah mereka menerima sebuah raid
quest bersama dengan guild kecil
dan menengah lainnya.
Aku
teringat dengan yang Letia bicarakan tentang guild-guild kecil dan menengah yang sedang ikut serta bersama-sama
dalam quest gabungan dan bergumam
sendiri.
Selesai
dengan apa yang harus kulakukan di danau, aku meninggalkan hutan untuk mencari item quest terakhir, 【Red
Slime Mould】, dan menuju ke jalan utama
yang memanjang dari Kota Kedua.
Dan
setelah terus berjalan sampai di mana jalan bercabang, aku berhenti di depan
sebuah gua.
"Uugh,
karena aku tidak bisa menggunakan portal, aku harus melewati tempat ini
bagaimanapun juga."
Gua
tersebut dipenuhi dengan suara jeritan kapanpun angin berhembus melewatinya—— 【Horia
Cave】.
Gua
Horia yang dikenal banyak orang adalah sebuah lokasi di mana para monster
seperti Skeleton dan Spectre bermunculan.
Akan
tetapi, kecuali aku melintasinya, aku tidak akan bisa mencapai Wyvern Mountain
yang memiliki 【Red Slime Mould】.
"…..Penanggulangan
adalah hal yang penting. Aku tidak akan gagal untuk kedua kalinya."
Memegang
【Confusion Antidote Potions】
di kedua tangan untuk berjaga-jaga bila [ara Spectre melancarkan status buruk 【Confusion】
padaku, aku memperlengkapi diriku sendiri dengan 【Spirit
Tolerance】 dan meminta Ryui untuk
berjalan di sebelahku, untuk segera menggunakan 【Purification】
jika sampai tindakanku menjadi aneh.
"Baiklah,
ayo pergi."
Meskipun
aku bersuara penuh semangat, aku memasuki gua dengan perlahan — nyaris menyeret
diriku sendiri di dalam.
Kemudian
setelah berjalan beberapa lama, aku mendengar suara tulang-belulang saling
berantukan — aku menoleh ke belakang dan di sana aku melihat beberapa Skeleton
muncul mendadak dari belakang dan sesosok Spectre menyelinap menembus dinding.
"Hiiiihhh,
ini memang mustahil!"
Dengan
kecepatan yang seharusnya mustahil bagi seseorang setakut ini, aku berlari
dalam garis lurus melewati gua.
Di
tengah-tengah gua, kerangka-kerangka tangan menjulur ke arahku dari
dinding-dinding, membuatku menjerit. Kemudian bersama dengan Ryui yang membawa
Zakuro, kami entah bagaimana berhasil dengan suksesnya berlari melewati 【Horia
Cave】.
·
"Haa, haa… Aku benar-benar payah melewati
tempat itu bagaimanapun juga."
Berlari
dengan kecepatan penuh, aku keluar dari gua tersebut dan bersandar pada air
mancur rusak di dalam Desa Terbengkalai untuk menenangkan pernapasanku.
Aku
berulang kali mengambil napas dalam-dalam dan melihat ke arah tujuanku
berikutnya.
"Jadi
itulah Pegunungan Wyvern di mana 【Red
Slime Mould】 berada, ya."
Aku
sedang melihat jalan yang berbeda dengan yang menuju ke bukit tempat pohon
Wisteria Peach berdiri, ke jalur yang menuju ke jalan gunung.
Para
musuh yang bermunculan di area itu kuat, monster tipe Wyvern yang sangat besar,
tapi mereka tidak akan muncul kecuali kau mendaki gunungnya cukup tinggi.
Selain itu, pegunungan juga dipenuhi dengan sejumlah gua-gua alamiah.
"Yah,
menurut deskripsi quest, bahkan pintu
masuk menuju tingkat gua yang lebih rendah juga memungkinkan untuk mendapatkan 【Red
Slime Mould】.
Aku
sekali lagi mengatur ulang Sense-ku dan kemudian menuju ke 【Wyvern
Mountain】.
Meskipun
aku melewati titik-titk pengumpulan dengan keengganan yang amat sangat ketika
aku mencari-cari 【Red
Slime Mould】.
"Aku
tidak menemukan satu pun. Apa aku harus mendaki sedikit lebih tinggi?"
Berkat
fakta bahwa monster besar Wyvern tidak muncul di bagian terbawah, aku bisa
bergerak maju tanpa bertarung, tapi aku masih belum bisa menemukan item yang kucari.
"Tidak
ada satu pun di tingkat bawah. Artinya aku harus mencari di gua-gua dalam
gunung."
Aku
tidak tahu apa yang ada di dalam gunung itu sendiri, tapi aku tidak bisa
melakukan apapun selain mencarinya.
Dan
aku melangkah ke dalam pintu masuk gua yang berada di lapisan terbawah gunung.
"…Aku
bisa merasakan tatapan seseorang padaku? Meskipun aku tidak bisa melihat
siapapun di sini, mungkin itu hanya imajinasiku."
Untuk
sesaat, aku merasa sepertinya Sense 【See-Through】-ku
bereaksi, tapi saat aku melihat ke sekeliling, aku sama sekali tidak menemukan
seorang player pun.
Tidak
lama kemudian aku lupa semua itu dan memasuki gua.
Gua
alamiah 【Wyvern Mountains】
memiliki asal-usul yang fantastis dan diterangi oleh bijih-bijih logam yang
memancarkan cahaya, jadi tempat ini sedikit remang-remang. Menggunakan Sense 【See-Through】,
aku dengan waspada mencari-cari 【Red
Slime Mould】, tapi hanya dapat menemukan
satu titik penambangan bijih logam.
Setelah
berjalan ke dalam gua selama beberapa saat, aku menyadari.
"…Jadi
itu bukan hanya imajinasiku."
Berpura-pura
seakan aku mencari item quest bersama
Ryui dan Zakuro, aku dengan cepat bergerak maju ke bagian belakang gua.
"Ayo
lari! Ryui!"
Dan
menyamakan sinyal, aku bergegas jauh ke dalam untuk melarikan diri dari para player yang mengejarku, tapi mengintai
di lorong-lorong depanku ada lebih dari satu player dan mereka semua melemparkan benda mirip shuriken padaku.
Untungnya,
hanya aku yang terkena serangan serangan tersebut dan damage-nya tidak terlalu tinggi juga.
Saat
senjata lempar itu mengenai para monster yang kulewati, para penyerang diincar
oleh makhluk-makhluk itu dan malah diserang balik.
Metode
melindungi diriku ini tidak begitu menyenangkan bagi orang-orang yang
mengejarku.
Dan
kemudian, di tempat di mana mereka menggiringku——
"—Tempat
apa ini?"
Tempat
ke mana mereka menggiringku adalah sebuah ruangan yang sangat besar. Di
dinding, terdapat banyak lubang dengan di setiap lubangnya terdapat sebuah
lorong di dalamnya. Mengarah ke lorong-lorong itu adalah tangga berbentuk
spiral yang menuju ke perancah di bagian paling teratas.
"Di
sinilah kau akan menemui ajalmu."
Dikatakan
oleh seorang player, seorang pria
muda berdiri di pusat ruangan. Aku mengarahkan pandanganku padanya.
Dia
memiliki senyum yang tidak membuatnya terlihat seperti orang yang memperdaya
orang lain, tapi itu sagat dibuat-buat.
Sebelum
aku menyadarinya, para player yang
telah mengejarku juga mulai berkumpul secara bersamaan lewat lubang-lubang yang
tidak terhitung banyaknya di dinding-dinding ruangan itu.
"Apa
yang sebenarnya kau inginkan dariku, sampai menggiringku ke sini?!"
Aku
berteriak emosional sementara dalam pikiranku merancang jalan untuk melarikan
diri.
Dikepung
oleh sekitar tiga puluh player, aku
dapat merangsek ke celah-celah di antara mereka, atau membuat kesempatan saat
berbicara.
"Ngomong-ngomong,
harus kukatakan bahwa kami akan melakukan PK padamu. Hanya itu."
"Kenapa
di tempat seperti ini? Dan untuk apa? Tidak banyak yang bisa kau dapatkan
dengan melakukan ini."
Keuntungan
yang bisa kau dapatkan dari mem-PK player
lain di OSO adalah setengah dari uang player
yang di-PK diberikan pada si pelaku PK.
"Yah.
Kalau aku harus menjawab pertanyaan itu – kami membutuhkan uang, kau tahu.
Karena itulah kami mem-PK orang-orang di sini, di mana para player kuat berkumpul."
"Player-player kuat berkumpul di sini…?"
Aku
menjawabnya dengan pertanyaan dan menatap lekat-lekat mata pria muda itu,
sementara player lain di sekitarku
menyiapkan senjata mereka yang mana sepertinya menandakan bahwa percakapan ini
akan segera berakhir.
"Ini
adalah lokasi untuk pertarungan melawan bos raid
quest 【Wyvern Subjugation】.
Banyak party mencari item kunci di dalam gua ini untuk
melanjutkan quest dan memanggil boss
ke sini menggunakan item-item
tersebut."
Pria
muda itu, bukan, si player pelaku PK
terdiam di sana, menarik keluar senjatanya sendiri – sebilah long sword – dan mengacungkan ujungnya
padaku.
"Para
player dari raid party yang bepencar akan digiring ke sini satu demi satu dan
di-PK oleh kami semua. Sesuai dugaan, para player
yang mengambil raid quest itu kuat,
tapi berkat hal itu kami mendapatkan banyak uang sekaligus!"
Mabuk
oleh rencananya sendiri, para pelaku PK menjadi semakin penuh semangat.
"Aku
tidak mengira akan ada seorang player
yang cukup bodoh untuk datang ke sini di mana kami menunggu. Kalau kau
meninggalkan semua uang yang kau punya, kami akan membiarkanmu pergi –
bagaimana?"
Pria
muda itu memperlihatkan seulas senyum jelek saat mengajukan tawarannya.
Dan
tanggapanku terhadap kebohongan yang sudah jelas itu adalah——
"Jawabanku
sudah pasti. ——Tidak akan!"
"Aku
mengerti. Kalau begitu—"Kalau begitu, apa?"—Huh?"
Begitu
aku mendengar sebuah suara terkejut menyela si pria muda, dia sendiri, begitu
pula yang lainnya yang berdiri di sisinya telah ditikam dari belakang dan jatuh
ke depan.
Dan
bersama dengan distorsi di udara, seorang player
memperlihatkan dirinya.
"Apa
kalian menikmati PK? Ini menyenangkan, ya 'kan! Melawan para player kuat benar-benar
menyenangkan!"
"Kau….gh…"
"F-Flein?!"
Orang
yang menikam si pelaku PK muda dari belakang itu adalah ketua guild dari guild pelaku PK 【Flame
Crimson Corps】, orang yang disebut sebagai
pelaku PK "terburuk" – Flein. Dia menusukkan pedang tipisnya pada
punggung si player yang tumbang dan menginjaknya.
Rekan-rekan
si pelaku PK yang tumbang itu tidak dapat mendekat karena Flein terlalu dekat
dengannya dan bisa menghabisinya kapan saja.
"Aku
juga sangat suka PK. Aku bisa bersenang-senang melawang orang-orang kuat
sesukaku! Aku ingin menebas semua orang kuat dan mereka yang menggangguku. Tapi
kau tahu, melakukannya tanpa prinsip sedikit pun akan merepotkan. Karena itulah
aku telah, kami telah memutuskan untuk membuat peraturan. —Peraturanku tentang
PK."
Pada
saat yang bersamaan dia menarik pedang yang dihujamkannya dari si pria muda,
menjauhkan kaki darinya, kemudian menendangnya di perut melambungkannya ke
atas.
"Pertama,
bagi player yang sopan, kau
mendapatkan persetujuan mereka dulu dan melawan mereka dari depan. Kedua, kalau
kau ingin membunuh seseorang, jangan memprotes kalau kau sendiri yang malah
terbunuh. Dan semua orang yang menyebabkan masalah akan ditebas oleh kami.
Pria
muda yang ditendang menjauh itu menabrak dinding gua dengan sangat kuat.
Benturan yang didapatkannya tersebut hanya mungkin bagi mereka yang memiliki
Sense yang terbatas untuk PvP. Setelah menerima damage karena menabrak dinding, si pelaku PK tersebut jatuh dan
ambruk.
Kemudian,
di saat yang bersamaan dengan Flein yang memberikan sinyal ke lubang-lubang
yang ada di dinding, anggota 【Flame
Prison Corps】 bermunculan di belakang
pelaku PK yang sedang mengintai dan lokasinya dengan cepat berubah menjadi
sebuah medan pertempuran antar pelaku PK.
Melihat
pertempuran antara pelaku PK terjadi begitu saja, aku merasa ketinggalan alur
peristiwanya dan berdiri di tempat dengan kebingungan, tapi setelah bajuku
ditarik oleh Ryui, aku pun sadar kembali.
Menyadari
bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk kabur, aku berlari lurus ke arah lubang
terdekat.
"Hei,
tunggu!"
"Heeei,
berani juga kau mengalihkan perhatianmu dari kami di saat seperti ini. —— 《Killing Edge》!"
"Guahh?!"
Salah
satu pelaku PK dari pihak penyergap, melompat untuk menghentikanku, tapi
seorang player laki-laki menebasnya
dari belakang.
"Jadi
kau ada di sini juga ya, Tobias!"
"Yō,
lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?"
Wakil
ketua guild 【Flame
Prison Corps】, Tobias juga memperlihatkan
dirinya.
Di
masa lalu, aku tidak akan pernah berpikir bahwa Tobias, seorang pelaku PK yang
menyerangku di hutan sebelumnya, akan menyelamatkanku.
Mengingat
kembali apa yang terjadi waktu itu, aku tidak berterima kasih padanya dengan
benar. Saat aku berhenti di tempat untuk sesaat, sebuah cahaya kuning muncul di
ruangan gua.
Sumber
cahaya itu berada di dalam tangan si pria muda yang Flein tendang.
Kelihatannya
dia menggunakan semacam item saat
cahaya kuning itu melayang naik ke langit-langit gua.
"Ahahaha!
Tolol! Aku tidak akan membiarkanmu mem-PK-ku! Bahkan guild PK 【Flame
Prison Corps】 yang khusus dalam PVP tidak
akan bisa mengalahkan seorang boss raid
quest."
"Orang
ini, bersiap untuk bunuh diri, dia
memanggil boss quest sialan! Dia
datang, Flein!"
Cemas
dengan langit-langit yang bersinar cahaya kuning, Tobias berteriak pada Flein.
Flein
menebas pelaku PK lainnya, kemudian dengan senangnya mendongak ke langit-langit
dengan senyum miring.
"Bagus!
Bukan hanya pelaku PK, tapi boss quest
untuk dikalahkan juga! Tidak disangka kita akan mendapatkan dua santapan nikmat
sekaligus! Semuanya! Pastikan bahwa si calon kadal menyebalkan itu tidak
memakan mangsa kita! Dan kita akan menyeret turun si calon kadal itu
juga!"
Mendengar
tentang boss raid quest, aku teringat
bahwa boss ini memerlukan beberapa party
untuk mengalahkannya dan ekspresiku pun menjadi kaku.
Tepat
di arah yang kupandang, aku melihat sesosok organism dengan tubuh reptile dan
sayap mirip kelelawar, menempel pada dinding dengan cakar-cakarnya menatap kami
di bawah.
"Seekor
Wyvern dan seekor boss subspecies quest
juga."
Wyvern
yang kulihat dengan Sense 【Sky
Eyes】-ku sama sekali berbeda dengan yang
muncul di 【Wyvern Mountains】.
Dia adalah boss kelas raid quest.
Ukurannya
saja lebih dari dua kali ukuran Wyvern normal. Kuku=kuku dan taringnya
sama-sama lebih panjang dan tajam. Tubuhnya berwarna cokelat kelabu. Belum
lagi, dia memiliki mata semerah darah dan liur yang menetes dari mulutnya itu
terlihat seperti cairan asam yang kuat. Dia terlihat begitu buas.
"Sial,
bukan waktunya memandangi makhluk itu dengan santai. Aku harus cepat-cepat
lari—Nwahhh?!"
Aku
melarikan diri ke lubang terdekat, tapi seakan mengikutiku, sub-spesies Wyvern
itu telah menghembuskan napas api padaku.
"Ini
gawat, benar-benar gawat! Ryui, Zakuro! Ke lorong samping!"
Aku
melarikan diri dari napas api yang menghambur membakar bagian dalam gua dan di
saat yang sama dengan Ryui dan Zakuro, kami melompat ke lorong samping,
sementara Ryui membuat sebuah dinding pelindung sederhana dari air.
Perisai
air itu dibuat untuk sesaat dan cukup menahan napas api tersebut, tapi tidak
bisa menghentikan kekuatan serangan setinggi itu untuk waktu yang lama.
"——
【Clay Shield】!"
Aku
mengeluarkan sejumlah besar Magic Gem dari dalam inventory-ku dan mengaktifkan semuanya sekaligus untuk menutup
sementara waktu pintu masuk ke lorong dengan berlapis-lapis dinding tanah.
Beberapa
napas api itu muncul dari celah-celah dinding dan seluruh dinding tanahnya pun
retak, membuatku berkeringat dingin.
Berpikir
bahwa ini mungkin akan benar-benar berbahaya kalau terus seperti ini, aku
lanjut ke bagian belakang lorong sejauh mungkin dari dinding tanah tersebut.
Setelah
beberapa puluh detik, api berhenti muncul dari celah dinding tanah itu dan
raungan yang berasal dari sisi lain dinding telah berhenti. Sebuah keheningan
pun muncul.
"…Sudah
selesai?"
Tenagaku
menghilang dan aku pun terduduk sambil bersandar pada dinding.
Jalan
kecil yang kami lompati untungnya membuat kami dapat melanjutkan lebih jauh
jadi tidak perlu kembali melintasi lorong yang dilewati napas api, tapi aku
masih cemas berjalan tanpa arah tidak mengetahui di mana pintu keluarnya.
"Haa,
tidak ada pilihan selain melanjutkan. Ryui, Zakuro, ada apa?"
Ryui
dan Zakuro yang tadinya merapat ke sampingku mendadak berjalan lebih jauh ke
dalam sisi lorong.
Saat
aku mengangkat tubuhku dengan berat dan menyusul mereka, aku melihat Ryui
mencoba menggerakkan sebuah batu besar dengan kepalanya dan Zakuro mencoba
membantu dengan menggali sebuah lubang di bawahnya dengan kaki depan.
"Apa
ada sesuatu di situ? Serahkan padaku. 《Enchant》
——Attack."
Aku
menyuruh Ryui dan Zakuro menjauh, kemudian berdiri di depan batu besar itu dan
mengangkat batu yang kelihatannya berat itu dengan enchant attack terpasang padaku.
"Satu,
dua—woah, ringan sekali?!"
Akibat
mengangkat mati-matian batu yang lebih ringan daripada perkiraanku, aku pun
terjatuh pada bokongku dan menjatuhkan batu tersebut ke kaki.
"Oww,
ini gawat. Batunya hancur…hihh?! Menjijikkan!"
Saat
aku mencoba untuk membalik batu tersebut, aku malah menyentuh cairan kental
merah yang perlahan mengalir keluar dan menarik tanganku menjauh untuk sesaat.
Saat
itulah aku menerima informasi dari reaksi Sense 【See-Through】-ku
dan mengerti bahwa itu adalah 【Red
Slime Mould】 yang kucari-cari.
Aku
tidak mau menyentuhnya, tapi aku harus melakukannya untuk mendapatkannya. Aku
menyentuhnya dengan telunjukku sebelum cairan merah yang muncul dari retakan
batu itu meloloskan diri ke tanah.
"Oh,
aku mengerti."
Saat
aku memastikan 【Red
Slime Mould】 yang ada dalam daftar item quest berada di inventoryku, aku melihat sebuah ikon
sebuah botol berisi cairan merah. Aku mengeluarkannya dan entah bagaimana
mendapatkan 【Red Slime Mould】
dalam versi botol.
Tidak
ada untungnya memikirkan kapan itu dibotolkan. Aku hanya memandang ke kejauhan
sambil berpikir "ini benar-benar sebuah fantasi".
"Kenapa
aku baru menemukannya sekarang?"
Kalau
aku menemukan 【Red Slime Mould】
sebelum bertemu pelaku PK, aku tidak akan terlihat dalam semua masalah ini,
pikirku dan menghela napas.
"Tapi
aku tidak bisa menyerah begitu saja di tengah-tengah quest. Nenek itu sedang menunggu. Tidak boleh kalah di sini."
Aku
menampar pipiku sekali dan menatapi lorong gua yang mengarah lurus.
Ayo
cepat lanjutkan, kita harus menuju ke pintu keluarnya.
Dari
waktu ke waktu ketika kami mendengar suara pedang berbenturan, Ryui dan Zakuro
akan pergi lebih dulu untuk mengintai. Berkat hal itu, kami melanjutkan
perjalanan dengan menghindari orang-orang.
Selain
itu, kami melanjutkan sambil selalu mengambil lorong sebelah kiri di dinding.
Itu adalah metode yang lebih pasti daripada pergi berdasarkan intuisi.
Di
pertengahan jalan, kami bertemu monster yang muncul di dalam gua, jadi kami
mengalahkan mereka dengan serangan kejutan atau melewati mereka, dan kemudian
dengan perlahan terus melanjutkan perjalanan.
Sementara
waktu terus berlalu, kami mengincar pintu keluar.
Dan
kemudian——
·
Setelah
terus berjalan di dalam lorong bercabang gua, aku kembali ke pintu masuk.
Saat
aku melihat dari lokasi yang sediki lebih tinggi, cahaya matahari mulai
tenggelam di barat. Karena aku berjalan di dalam gua yang tertutup untuk waktu
yang lama, aku tercengang dengan ruang terbuka yang mendadak ini.
"…Kita
akhirnya keluar, ya."
Aku
bergumam pelan dan menghela napas. Ryui dan Zakuro yang berjalan di sisiku
sampai saat ini merapatkan tubuh ke bawah tanganku, jadi aku mengelus mereka
tanpa sadar. Dan Zakuro yang sedang berada di atas Ryui pun datang ke bahuku
dan mulai menjilati pipiku dengan sangat bersemangat.
"A-apa
ini, Zakuro? Hentikan, kubilang hentikan."
Saat
aku memegangi Zakuro dengan kedua tanganku dan mengangkatnya untuk
menghentikannya menjilati pipiku, dia sepertinya bertanya "merasa lebih
baik?" jadi aku memeluknya di dadaku, berpikir dia sangat imut.
Saat
itulah—arah pandanganku tertuju ke bawah.
"Huh?
Kenapa aku duduk? Kenapa aku begitu lemas?"
Aku
menaruh tangan kiriku di wajah dan menghela napas dalam-dalam lagi, tapi tidak
dapat menemukan tenaga sedikit pun di kakiku.
Aku
telah diserang oleh sekumpulan pelaku PK, menyaksikan pertarungan membingungkan
antara mereka dan 【Flame
Prison Corps】, kemudian bersusah payah
kabur dari serangan boss raid quest
hanya untuk berkeliaran di bagian dalam 【Wyvern
Mountain】 untuk waktu yang lama.
Merasa
lega dengan fakta bahwa aku dapat keluar dari gua, sepertinya rasa tegangku pun
lenyap.
Walaupun
aku harus mengirimkan item quest 【Red
Slime Mould】 ke si nenek ahli obat, aku
tidak bisa memaksakan diriku untuk bergerak.
"——Kelihatannya
kau keluar dengan aman dari gua itu."
Saat
itulah aku mendengar sebuah suara muncul dari belakang dan berbalik secara
refleks. Di sana, pada batu yang mencuat di atas gua, Flein sedang menatapku.
"…Flein."
"Karena
kau lama sekali tidak keluar setelah kabur, kupikir kau sudah mati dan kembali
ke kota, tapi ternyata kau gigih."
Hup,
dia berkata dengan enteng dan melompat turun dari pintu gua dan mendarat di
sebelahku.
"Aku
tidak menyangka orang itu akan memanggil seekor bos ke sana. Meski begitu, pada
akhirnya kami berhasil memburu semua pelaku PK sebelum dia datang dan aku
sendiri pun menebas boss raid quest
yang nikmat itu. Aku benar-benar puas sekarang."
"Flein,
kenapa kau ada di sana? Tidak mungkin itu kebetulan."
Melihatku
memelototinya dan Ryui yang berdiri di depanku seakan melindungiku, Flein
tertawa.
"Alasan
mereka melakukan PK adalah—pria itu mengatakannya sendiri 'kan? Mendapatkan
uang, begitulah."
"…Apa
maksudmu?"
Sementara
aku berekspresi kebingungan, Flein dengan senang mengungkapkan kisahnya.
"Saat
ini di Kota Pertama ada judi kasino. Kalau kau menang, kau mendapat sejumlah
besar Quest Chip. Para pelaku PK ini mengumpulkan dana untuk kasino itu."
"Kalau
begitu…aku diincar oleh mereka karena alasan itu, ya."
Dia
mengatakan itu dengan senyuman menawan, tapi mendengar kebenaran tersebut, aku
menaruh kedua tanganku di tanah, tercengang.
"Mereka
tanpa pandang bulu menyerang player
biasa, kau tahu. Untuk lanjut melakukan PK seperti biasa, kami harus memburu
mereka sepenuhnya."
Sepertiya
sifat anjing gila Flein dari waktu itu ketika tidak ada sistem perburuan
berhadiah sama sekali tidak berubah.
"Saat
kami memikirkan bagaimana caranya mengumpulkan para pelaku PK yang berpencar di
sekitar gua dan mengalahkan mereka sekaligus, tiba-tiba kau pergi ke dalam gua
sendirian saja dan diarahkan ke ruangan itu yang membuat kami dapat mengalahkan
mereka dalam satu sapuan. Kami berterima kasih padamu."
"Aku
tidak mau diberi ucapan terima kasih untuk hal semacam itu padahal…."
Aku
memerosotkan bahuku dengan kesal, kemudian mendongak melihat Flein lagi.
"Heei,
Flein-san! Sudah waktunya kita mundur!"
"Tobias
memanggil, ya. Aku akan mencari mangsa lainnya. Pergi dan berkelilinglah, kemudian
bawa mereka pada kami lebih banyak! Kami akan melahap semuanya."
Aku
tidak ingin lebih banyak masalah mendatangiku! Aku memprotes dalam hati tapi
tidak mengucapkannya secara terang-terangan karena aku bisa membayangkan dia
mendengus padaku, jadi aku hanya menatap kepergian Flein, Tobias, dan anggota
lainnya dari 【Flame Prison Corps】
sambil duduk.
Karena
membutuhkan waktu ekstra untuk meloloskan diri dari gua, hari pun hampir
berakhir.
Akhirnya
dapat berdiri, aku menuruni 【Wyvern
Mountains】 dan menuju ke Kota Pertama.
Akan
tetapi, matahari tenggelam semakin cepat, lebih cepat dibandingkan kecepatanku
berlari dengan enchant speed. Setelah
turun dari gunung, aku berhenti di air mancur terbengkalai.
"Haha,
ahaha…. Pada akhirnya, questnya
gagal, ya. Sayang sekali."
Aku
memandangi langit yang memerah. Meskipun ini hanya game, aku merasa sedikit
frustrasi setelah melakukan semua pekerjaan ini begitu serius.
"Aku
penasaran, apakah aku membuat nenek pembuat obat itu berharap banyak? Ah
apa-apaan sih, dia hanya seorang NPC jadi kurasa tidak."
Aku
menertawakan diriku sendiri mendengar kata-kata yang kugumamkan.
Aku
tidak bisa bermain cerdas seperti Taku. Aku tidak bisa bertarung sekeren Myu.
Aku tidak bisa menangani banyak hal sebaik Sei-nee.
Yang
bisa kulakukan hanyalah tidak menyerah, bahkan saat aku melakukan berbagai hal
dengan cara yang kasar dan tidak keren.
Dengan
cara seperti itu aku mendapatkan kesempatan menang, atau bantuan dari salah
satu kenalanku.
Akan
tetapi, baru kali ini——
"Haa, aku tidak ingin menyerah tapi kali
ini aku tidak bisa melakukan apapun."
Kali
ini aku tidak bisa tepat waktu tidak peduli seberapa cepatnya aku berlari.
"Ya
ampun, benar-benar menggelikan. Pantas saja aku mendapat julukan konyol seperti
【Nanny】
karena aku terlihat semenyedihkan ini."
Aku
bergumam mengejek diriku sendiri dan duduk di pinggir air mancur menyaksikan
matahari menghilang di balik gunung.
Ini
berjalan dengan baik sampai saat pada akhirnya aku membuang-buang waktu ketika
menarik perhatian sekumpulan pelaku PK. Terlebih lagi, aku menjadi lemas dan
duduk setelah keluar gua, membuang lebih banyak waktu.
Dan
setelah sampai sejauh ini, aku menyerah.
"Haa, aku benar-benar menyedihkan.
Ah…."
Begitu
aku bergumam demikian, Zakuro kabur dari lenganku dan—air diguyurkan ke kepalaku.
Aku
mengangkat kepala untuk melihat apa yang telah terjadi, dan melihat Ryui
menyundulku sambil mendengus kasar.
"A-apa
yang kau…"
Aku
ingin menanyakan kenapa dia melakukan itu, tapi dia tidak membiarkanku saat dia
menuangkan air lagi dari atas kepalaku.
"H-hei,
tunggu! Apa kau marah?! Kenapa?!"
Seember
air lainnya diguyurkan padaku.
Aku
melumuri diriku sendiri dengan lumpur, menyelam ke dalam danau dan pada akhir
hari diguyur oleh Ryui.
Sambil
memikirkan itu dan mengangkat rambutku yang tergerai basah kuyup oleh air untuk
menatap Ryui, penampilannya mulai berubah.
Cahaya
kuat memancar dari tubuhnya, begitu menyilaukan sampai aku tidak bisa tetap
membuka mataku.
Garis
luar tubuhnya yang nyaris terlihat dalam cahaya tersebut perlahan berubah dan
ketika cahaya itu mereda, berdirilah Ryui versi dewasa dengan tanduk luar biasa
di kepalanya.
——Monster jinak telah
beralih dari 【Young
Beast】 menjadi 【Adult
Beast】. Batasan kemampuan 【Young Beast】 telah dilepaskan.
——Akibat pertumbuhan ini,
kau mendapatkan EX Skill 【Young
Beast Form】 dan
【Adult Beast Form】. Saat Adult Beast menggunakan wujud
Young Beast, biaya pemanggilan berkurang sebagai ganti pembatasan kemampuannya.
Menerima
dua informasi ini pada saat yang sama, aku menatap Ryui wujud dewasa.
Setelah
bertumbuh menjadi unicorn yang luar biasa, Ryui mengeluskan lehernya pada
wajahku dengan cara yang sama dengan saat sebagai young beast.
Zakuro,
terkejut dengan perubahan tiba-tiba itu, melompat ke dadaku yang basah kuyup.
"Hahaha….
Kau bertambah besar di saat seperti ini, seperti dalam adegan manga."
Kemudian,
Ryui dewasa menyamakan tingginya denganku dan menunjuk pada punggungnya dengan
kepalanya.
"Naik,
maksudmu? Apa kita bisa tepat waktu kalau kau lari dengan kecepatan tinggi? Aku
sudah menyerah untuk mengantarkan materialnya pada si nenek ahli obat, tapi kau
benar-benar Spartan."
Meski
berkata begitu, aku memperbaiki posisi Zakuro di lenganku dan duduk di punggung
Ryui.
Tidak
ada sadel maupun tali kekang. Tidak memiliki pengalaman berkuda sama sekali,
aku menaiki Ryui dengan mengandalkan apa yang pernah kulihat di TV.
Berpegangan
pada leher Ryui, aku menjepit torsonya di antara kakiku.
Saat
aku merasakan kelembutan surainya yang tidak berubah meski dalam wujud dewasa.
Ryui kemudian bangkit dengan kaki belakangnya dan pandanganku langsung naik
saat itu juga.
"Ini
sedikit menakutkan."
Dengan
gumamanku sebagai sinyal, Ryui mulai berlari.
Tubuhku
mendadak tertarik ke belakang dan aku merasakan angin menekanku, membuatku
merasa seakan sedang berada di atas sebuah roller
coaster yang mendadak berakselerasi daripada sedang menunggangi kuda.
Karena dia mendadak mulai cepat-cepat berlari, aku memeluk kuat-kuat leher Ryui
dan menjepit tubuhnya dengan kakiku lebih erat.
Meskipun
aku tidak dapat melihat sekeliling, kami meninggalkan Desa Terbengkalai dan
mendekati pintu masuk 【Horia
Cave】.
"UWAaaaaah!"
Kami
menyerbu ke dalam gua yang penuh dengan monster undead seperti Skeleton dan
Spectre tanpa menurunkan kecepatan kami.
Sebagai
tambahan perpaduan antara mesin rodeo dan roller coaster, situasinya
menambahkan elemen horror sebagai latarnya. Dengan semua itu, aku hanya bisa
menjerit menyedihkan.
"Kita
akan lewat situ?! Itu rute terpendek, tapi ada hantu di sana!"
Saat
kami melintas, sesosok Spectre yang muncul di sampingku saat aku melihatnya
tapi langsung menghilang. Kemudian para Skeleton menjulurkan tangan pada kami
satu demi satu tapi semuanya ditepis. Sementara itu jeritanku tidak berhenti.
"Ryui!
Berhenti! BERHENTI! Jangan menyerbu ke sana!"
Begitu
banyak Spectre sedang menghalangi jalan kami.
Tanpa
ada cara untuk menghindari Spectre, Ryui semakin cepat dan menuju ke arah
mereka ——dia melepaskan 【Puricification】.
"…Ryui?"
Bersama
dengan dinding putih bersih, Spectre di hadapan kami sosoknya berubah menjadi
partikel-partikel cahaya dan terbawa hembusan angin, membuka jalan bagi kami.
Kemampuan
Ryui dewasa bertumbuh secara drastis dan dia terus berlari sambil memancarkan
rasa bangga.
Saat
Skeleton bangkit berdiri, mereka terhempas dan menabrak Skeleton lain saling
bertindihan, terlihat seperti bowling.
Dan
dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada saat dia menyerbu lawan, Ryui
bergegas melewati 【Horia
Cave】dan kemudian melompat keluar dari pintu masuk.
"HAaa?!
——‼"
Aku
merasa seakan kami melayang karena lompatan yang besar sekali.
Aku
berpegangan pada Ryui untuk menahan guncangan akibat mendarat.
Dan
kemudian dia lanjut berlari di jalan utama, langsung melewati Kota Kedua dan
menuju ke Kota Pertama.
Begitu
sedikit terbiasa menunggangi Ryui, aku mengangkat kepala dan memeriksa posisi
matahari. Matahari sudah terbenam di balik sisi lain kota.
"Kalau
seperti ini, kita tidak akan tepat waktu untuk quest. Lebih cepat dari ini akan tidak bagus untuk jantungku, tapi
ayo menangkan ini sampai akhir! 《Enchant》
——Speed!"
Aku
semakin meningkatkan kecepatan kami dengan enchant
yang ditujukan pada Ryui dan angin yang melewati telingaku mulai terdengar
melolong.
Kami
melewati samping Blade Lizard, melompat tubuh besar Big Boar dan begitu
mencapai padang rumput, kami menginjak beberapa monster kecil seperti Slime dan
Herbivorous.
Tepat
sebelum bergegas masuk ke dalam Kota Pertama, sebuah kabut membungkus tubuh
kami.
Kalau
seperti ini, kami akan menabrak orang banyak, pikirku, tapi tidak seorang pun
yang terganggu oleh Ryui yang melintas dengan kecepatan tinggi.
Ini
seakan-akan tidak ada satu pun yang melihat Ryui dan aku serta Zakuro yang
sedang menungganginya…tidak, dia pasti telah menggunakan semacam skill saat dia
melewati orang-orang satu demi satu seperti hantu.
Jadi
inilah kemampuan asli Ryui yang tertahan oleh batasan sampai saat ini.
Sementara aku berpikir begitu, kami melewati banyak orang dan akhirnya tiba di
depan toko obat.
Kelelahan
setelah berpegangan pada Ryui sepanjang waktu, aku menggelincir turun ke tanah.
"Makasih,
Ryui."
Setelah
menunggang kuda untuk pertama kalinya, aku mencoba untuk berdiri dengan kakiku
yang gemetaran untuk mengelus Ryui, tapi aku malah hampir disundul oleh
tanduknya yang luar biasa itu.
Dia
kelihatan seperti berkata "tidak masalah, cepat pergilah", jadi aku
dengan patuh menuju ke toko obat tersebut.
"…Aku
mengumpulkan semua…materialnya."
Meskipun
terhuyung-huyung ketika berjalan masuk, aku melangkah ke depan si nenek dan
menyodorkan item quest padanya.
"Hmph.
Kau nyaris tidak tepat waktu. Tapi ya sudahlah, kelihatannya kau memang punya
kemampuan. Baiklah kalau begitu, aku memintamu untuk membuatkanku obat khusus
dengan menggunakan material tersebut."
Ditarik
oleh tangan gemetar si nenek ahli obat itu, aku diseret ke dalam bengkel kerja
miliknya yang ada di belakang toko.
Kemudian,
aku berdiri di samping si Nenek dan sambil mendengarkan kata-katanya tentang
bagaimana memproses tiga jenis material itu, aku membuat obatnya.
Mengumpulkan
materialnya adalah hal yang sulit, tapi membuat obatnya cukup mudah
dibandingkan itu.
Metode
terinci mengenai memproses dan mencampurnya mirip dengan yang kugunakan untuk 【Mixing】
dan 【Cooking】,
jadi aku dapat membuatnya dengan cukup baik.
Dan
akhirnya, aku menaruh obat yang sudah selesai di depan si nenek ahli obat.
"Kerja
bagus. Mengingat ini adalah kali pertamanya kau membuat ini. Aku akan
menggunakannya."
Si
Nenek meneguk cairan obat yang masih suam-suam kuku itu. Sepertinya itu cukup
pahit.
Dia
menutup matanya dan terdiam seakan sedang menunggu sesuatu.
Saat
dia melakukannya, tangan dan bahunya yang samar-samar gemetar perlahan berhenti
berguncang.
"Sepertinya
obatnya berhasil. Berkat dirimu aku masih bisa tetap aktif sebagai seorang ahli
obat."
Menyunggingkan
seulas cengiran di wajahnya yang berkeriput, si Nenek mengulas sebuah senyuman
yang lebih memberikan kesan menyinggung daripada kebaikan hati.
Dan
dia lanjut bicara.
"Aku
akan meneruskan pengetahuanku sebagai seorang ahli obat padamu, jadi datanglah
kapan saja kau mau. Juga, panggil aku Obaba. Semua orang yang dekat denganku
memanggilku begitu."
Bersama
dengan kata-kata tersebut, si nenek, atau tepatnya, Obaba, meninggalkan ruang
kerja Mixing dan duduk di kursi konter toko. Dengan demikian, quest ini selesai.
——Quest 【Sembuhkan Penyakit si Ahli Obat】 telah selesai.
Hadiah
untuk menyelesaikan quest ini, 4
Quest Chip dan 50kG, termasuk tinggi, tapi setelah diserang oleh para pelaku PK
aku merasa ini tidak cukup.
Akan
tetapi, aku tidak mengatakan apapun soal itu saat meninggalkan toko obat dan——
"…Ryui."
Melihat
Ryui menunggu di depan toko obat bersama dengan Zakuro yang tidak lagi menaiki
punggung Ryui, aku akhirnya bisa menyunggingkan senyuman santai.
"Terima
kasih. Aku dapat menyelesaikan quest
berkat dirimu dan menyembuhkan penyakit nenek. Benar-benar terima kasih."
Saat
aku mengelus leher Ryui, dia menyipitkan mata dengan nyaman.
Sementara
itu, aku mendapat sebuah quest baru
untuk mempelajari resep Mixing dari nenek ahli obat, tapi untuk saat ini aku
ingin kembali ke 【Atelier】
dan menghabiskan waktu untuk bersantai dengan Ryui dan Zakuro.
3 Comments
Damai rasanya :)
BalasHapusTinggal nunggu Zakuro jadi rubah ekor 9?
Damai rasanya :)
BalasHapusTinggal nunggu Zakuro jadi rubah ekor 9?
Hm...entahlah soal jdi ekor 9, tpi yg pasti Yun bkln jdi imut bnget pas ngegabung sma Zakuro, jdi punya ekor dan telinga rubah gtu 😆❤️
HapusPosting Komentar