BAB 4
Penerjemah : Fulcrum
Senin, Zhou Gongjin mengunjungi kediaman Kudou Makoto sesuai waktu yang dijanjikan.
Makoto menyambutnya dan menjawab kalau dia akan bertanggung jawab atas pelarian yang akan ditampungnya di fasilitas penelitian itu.
Zhou dan Makoto saling menunjukkan senyuman puas saat mereka bersalaman dan berpisah.
Dan terlepas dari semua usaha untuk menutupi hal ini, Kudou Retsu tetap tahu tentang pertemuan ini sejam sebelum waktu yang ditentukan.
“….Ini seperti yang Anda dengar. Makoto-dono sudah menjanjikan akan menerima ahli-ahli Taoisme itu. Dan si Zhou Gongjin ini tidak meminta kondisi-kondisi atau syarat-syarat tertentu. Mereka mungkin bermaksud untuk menyembunyikan aksi mereka di bawah nama kita.”
“Apa begitu?”
Semua rambut putihnya ditata elegan dan berbusanakan three piece suit, Kudou Retsu dengan santai mengangguk mendengar laporan seorang lelaki tua berjas yang memiliki kepala botak seperti biksu.
“Apa tidak apa-apa membiarkan semua ini, sensei?”
Lelaki tua yang memanggil Retsu dengan sebutan ‘Sensei’ itu adalah mantan Kepala Keluarga Kuki, Kuki Mamoru. Usianya sudah di atas enam puluh tahun, tapi mengingat Retsu yang sudah mau sembilan puluh tahun, dia bahkan masih belum mencapai usia pensiun. Dia sudah menyerahkan keluarganya ke tangan putri tertuanya untuk dapat bekerja kepada Retsu.
Keluarga-keluarga ‘sembilan’ punya rasa persatuan yang lebih besar daripada keluarga ‘Numbers’ yang lain. Dibanding hubungan dengan Sepuluh Master Clan dan 18 Keluarga Asisten, hubungan mereka lebih seperti keluarga utama dan keluarga cabang; kedekatan itu sudah dari kepala keluarga mereka sampai ke pengikut mereka masing-masing. Mereka bisa dibilang seperti sebuah ‘faksi tradisional’; asal usul hubungan mereka bersatu untuk melawan musuh mereka bersama dengan Keluarga Kudou kembali saat masa-masa Ninth Institute, tapi alasan kenapa Keluarga Kudou menjadi pemimpin, bukan Kuki atau Kuzumi, ialah karena karisma yang dimiliki Kudou Retsu. Akhir-akhir ini pengaruh Kudou Retsu, terlepas dari kemampuan Makoto untuk memimpin para peneliti di laboratorium, bisa dibilang semakin melemah, tapi untuk orang-orang yang segenerasi dengan mantan Kepala Keluarga Kuki dan Kuzumi, sederhananya Mamoru dan yang lain, Kudou Retsu masih menjadi pemimpin mereka.
“Itu tidak masalah. Perlu ada perubahan di rencana itu tapi…”
“Seperti yang Anda katakan.”
“Sebuah kebetulan hari pengujian boneka Parasite di Kompetisi Sembilan Sekolah dilakukan bersamaan dengan jalannya para ahli Taoisme dari Great Asian Alliance, atlet-atlet Kompetisi Sembilan Sekolah akan terluka parah akibat para garis keras yang memanipulasi pandangan publik dari balik layar. Dan di bawah kendali Zhou Gongjin, para ahli Taoisme akan dikirim oleh faksi tradisional untuk mengunjungi fasilitas penelitian kita yang akan bekerja sama dengan para garis keras.”
Jawaban Retsu pada pertanyaan Mamoru lebih cocok disebut tak acuh daripada kasar. Akan masuk akal jika menganggap situasi ini terlalu santai.
Namun, Mamoru menentang rencana Retsu. Dia tidak mengatakan jika ada yang perlu dirubah pada detail-detail rencananya, sebaliknya dia mengatakan apa yang mungkin terjadi jika rencana ini gagal; berdua Mamoru dan Retsu tahu akan itu.
“Persiapan perlu dijalankan dengan baik untuk mencegah para murid SMA menjadi korban……”
Maksud Mamoru ‘menjadi korban’ adalah mati. Dia mengabaikan korban yang terluka.
“Jangan lakukan apa-apa. Boneka Parasite sudah diberi pembatas untuk mencegah mereka menyerang personel non-militer. Kita bermaksud menempatkan mereka di situasi perang gerilya selama pengujian ini, tapi di mode pertarungan normal, mereka tidak akan menyerang anak SMA yang berpakaian umum.”
Karena semuanya sudah sangat jelas, Retsu sudah tidak menjelaskan lagi tentang mereka yang terluka.
“Pembatas ini tidak dipengaruhi oleh para ahli Taoisme.”
Sikap Mamoru adalah hal yang masuk akal; namun, kepercayaan diri Retsu tidak tergoyahkan.
“Sejak awal, sudah mustahil bagi boneka Parasite itu untuk lepas kontrol. Berdua boneka Parasite dan gynoid terikat oleh sebuah sihir kesetiaan. Pembatas itu adalah bagian dari sihir kesetiaan yang punya efek yang sama dengan Sihir Keltik, ‘Geis’. Batasan sihir yang jadi syarat untuk memantau Psion yang dibutuhkan agar boneka Parasite itu bisa berkerja dengan gynoid. Kalau pembatas itu dilepas maka Psion yang terkandung akan terlepas keluar semua sekaligus dan semua boneka Parasite itu akan masuk ke fase hibernasi. Tubuh mesin gynoid itu menjadi semacam penyegel para boneka Parasite. Jalannya sihir kesetiaan itu hanya akan terjadi saat ada pelanggaran aturan yang terjadi.”
“Maksud Anda tidak peduli apa yang sudah dikatakan Zhou Gongjin, semuanya tidak ada artinya……..”
“Itu benar.
Retsu dan Mamoru berbagi sebuah tawa kecil.
“Namun, kalau begitu tidak ada boneka Parasite yang bisa melakukan kekerasan?”
Mamoru menanyakan pertanyaannya dengan nada bicara menyindir. Namun, Retsu menjawabnya dengan suara yang sangat kelam.
“Tentara tidak dianggap sebagai sipil. Sederhananya, kalau orang itu bersenjata, dia akan menjadi target boneka Parasite. Aku rasa bawahan Kazama-kun akan menjadi musuh kita.”
Target Retsu tidak terbatas hanya pada para garis keras dari faksi Traditionalist saja. Ini semua ditujukan untuk mengakhiri semua oposisinya. Menyadari itu, Mamoru langsung memerbaiki posturnya.
“Apa Kazama benar-benar akan mengambil umpan itu? Selain itu, apa Saeki akan diam saja?”
“Dia pasti akan mengambilnya. Setidaknya, satu orang di bawah kepemimpinannya akan termakan.”
Tidak peduli apa yang sedang dipikirkannya saat ini, wajah Retsu terus terlihat kosong.
“Kalau mereka tahu Kompetisi Sembilan Sekolah menjadi target kita, maka anak laki-laki Miya pasti akan bergerak. Bahkan jika ia merasa kalau ini semua sia-sia, dia tetap tidak akan punya pilihan selain bergerak.”
“Miya….dono, dari Yotsuba? Seseorang seperti itu ada di bawah pimpinan Kazama?”
Retsu tidak menjawab pertanyaan Mamoru yang disampaikan dengan pelan.
“Kalau dia bergerak maka Kazama-kun pasti juga melakukan hal yang sama. Kalau Kazama tidak bergerak maka dia pasti sudah menyetujui aksinya. Karena baik Kazama-kun ataupun Saeki tidak ada yang bisa menghentikannya.”
Retsu melepas sebuah desahan kecil.
◊ ◊ ◊
Dua per tiga bulan Juli sudah lewat, dan Tatsuya akhirnya bisa beraksi. Selain ujiannya, dia juga perlu berhadapan dengan pekerjaannya yang sudah menumpuk karena perubahan di Kompetisi Sembilan Sekolah. Para atlet sudah mendapat banyak pengalaman di cabor-cabor baru, Rower and Gunner dan Shield Down; di akhir pekan ini, para atlet telah lebih banyak menang pada rekan latihan mereka. Satu-satunya yang masih dikhawatirkan adalah Steeplechase Cross-country, tapi selain mereka dilatih untuk berlari di medan yang tak teratur di hutan latihan, mereka juga tidak bisa apa-apa. Karena mereka tidak tahu rintangan seperti apa yang akan disiapkan, mereka tidak bisa menemukan solusi yang baik.
Dan karena itu dia berhasil menyisihkan waktu di malam Senin, 21 Juli. Tatsuya baru akan melakukan investigasi ke bekas Ninth Institute bersama Yakumo.
Saat ini, Tatsuya sedang bersantai di sebuah kompartemen pribadi di kereta yang menuju Nara. Ini bukan bus atau mobil listrik yang dirancang untuk perjalanan jarak jauh; ini adalah sebuah kereta tradisional yang digunakan untuk membawa orang dalam jumlah banyak dalam satu waktu. Kereta tipe ini masih digunakan hingga sekarang karena kenyamanan yang ada tidak berubah, maka dari itu kereta ini dikeluarkan sebagai kereta listrik ekspres terbatas yang ramah lingkungan.
Ada alasan kenapa Tatsuya memilih naik ini saat sedang dalam misi mata-mata. Dan alasan itu datang dari orang yang menemaninya.
Awalnya, hanya berdua Tatsuya dan Yakumo yang pergi.
Sekarang, ada empat orang di dalam kabin mobil listrik itu. Dihadapkan dengan permohonan “Tolong ajak aku” Miyuki dan Minami yang berkata “Kalau Miyuki-sama pergi, maka aku harus ikut juga untuk berjaga” di saat yang bersamaan, Tatsuya hanya bisa menyerah dan mengiyakan mereka.
“Ini lebih enak daripada yang kubayangkan, Onii-sama. Selain itu, kurasa kereta ini juga cukup cepat.”
Pergi dengan kereta adalah ide Miyuki. Tentunya, hampir semua guncangan kecil yang setara guncangan pesawat kecil itu teredam oleh bantalan-bantalan di kursi. Tapi, dirinya dipenuhi rasa penasaran. Di era dimana orang-orang sudah jarang menggunakan transportasi umum besar, pergi naik bus menjadi sesuatu yang tidak biasa. Ini pertama kalinya untuk Tatsuya dan Miyuki bepergian naik kereta yang membawa banyak orang. Bahkan jika Tatsuya merasa sedikit berbeda, kegembiraan Miyuki telihat dengan jelas. Jika diperhatikan lebih dekat, Minami juga terlihat sedikit senang.
Yakumo lah yang memesan kereta ini. Dia sebenarnya berencana untuk naik mobil kecepatan tinggi yang dikemudikan mantan muridnya; tapi, saat dia tahu kalau Miyuki juga akan ikut, dia merubah rencananya. Tapi sayangnya dengan naik kereta maka mereka akan terlambat untuk check in di hotel, tapi dengan cara ini keselamatan mereka lebih terjamin.
Hampir tidak mungkin Ninth Institute atau ‘angka 9’ bisa tahu pergerakan mereka. Oleh karena itu mereka yakin tidak akan ada masalah yang terjadi, tapi tetap saja masih ada risiko kecelakaan meskipun kemungkinannya kecil. Seperti yang terjadi saat perjalanan menuju Kompetisi Sembilan Sekolah.
Mengenai masalah itu, selama musuh mereka tidak berniat untuk menjatuhkan korban-korban tak berdosa, maka serangan seperti itu rasanya mustahil. Ada kemungkinan kalau sudah ada pembunuh yang ikut bersama mereka di dalam kereta dan menyamar sebagai penumpang, tapi dengan orang sebanyak ini maka akan lebih mudah untuk menghadapinya seandainya itu memang terjadi.
Mereka paham kalau peluang mereka diserang hampir mustahil.
Pada akhirnya, peluang mereka membuat Miyuki dan Minami bahagia sangat tinggi.
Kelompok Tatsuya turun di stasiun Nara bersama-sama dan berpisah menjadi dua kelompok. Sudah dijelaskan sebelumnya, tapi Yakumo menaiki mobil listrik yang mengarah ke Kyoto sambil ingin bekerja sendiri.
Tatsuya dan yang lain berpisah dengannya dulu di stasiun lalu menuju ke hotel untuk check in. Mereka segera berganti baju setelah mengeluarkan isi koper mereka. Tatsuya ganti baju dari pakaian jalannya jadi sebuah kaos lengan panjang yang dimasukkan ke dalam celana. Kaosnya terbuat dari bahan kain yang berkelas, tapi tetap saja itu terasa panas di tengah musim panas seperti ini; namun, kaos itu menyembunyikan CAD yang dipakai di kedua lengannya jadi mau tidak mau dia tidak bisa berbuat apa-apa. Itu cuma sedikit menghiburnya tapi sebelumnya dia sudah menyemprot kaosnya dengan semprotan pendingin.
Saat Tatsuya keluar kamarnya, terjadi keributan yang bisa dibilang ‘pasti terjadi’.
“…..Jadi tidak peduli apa yang aku katakan, Onii-sama akan tetap meninggalkanku?”
Tatapan Miyuki kepada Tatsuya memberi kesan berlebihan kalau kakaknya seperti seorang pahlawan yang akan berpetualang menyelamatkan dunia. Dia dengan sopan melipat kedua tangannya di depan dadanya. Tidak peduli seberapa dia memanjakan adiknya, Tatsuya sepertinya tidak mampu membiarkannya, dan jawabannya sangat terus terang.
“Ini berbahaya. Aku tidak akan membawamu.”
“Aku tidak akan jadi beban!”
“Lagipula, ini bukanlah jam untuk seorang gadis muda keluar. Miyuki, apa kau gadis nakal?”
Ini sudah hampir jam sembilan malam. Dia jelas tidak akan membawanya keluar semalam ini di hari sekolah. Perkataan itu keluar dari mulut Tatsuya akibat keputusasaannya saat dia sudah kehabisan cara untuk membujuk adiknya, tapi secara mengejutkan cara itu berhasil.
“Tch…. Baiklah. Aku akan mengikuti perkataan Onii-sama.”
Miyuki memandanginya seolah dia terkejut mendengar perkataan itu, dan dia mengangguk dengan kepalanya yang dipenuhi rasa malu.
Memangnya dari mana dia belajar bersikap seperti ini, Tatsuya diam-diam berpikir seperti itu, saat dia memiringkan kepalanya.
“Minami. Awasi Miyuki.”
Namun, Tatsuya tidak bisa membuang waktu. Hanya malam ini saja waktunya untuk melakukan ini. Setelah meminta Minami untuk mengawasi Miyuki (dia sebenarnya memintanya untuk menjaga Miyuki), dia membuka pintu.
“Baik.”
Bahkan tanpa melihat, dia sadar kalau Minami sedang menunduk kepadanya. Dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya dapat memenuhi tugas yang diberikan kepadanya.
Tatsuya meninggalkan tempat itu sebelum dia semakin pusing melihat semua ini.
◊ ◊ ◊
Tatsuya pergi meninggalkan hotel itu dan menaiki motor rental yang sudah dipesannya sejak di Tokyo dan pergi menuju ke bekas Ninth Institute. Meski begitu, dia tidak bisa masuk ke dalamnya. Dia tidak punya alasan untuk melakukannya. Dia sedang di jalanan umum di depan fasilitas penelitian sambil disorot dua cahaya lampu jalan. Dia memarkir motornya di sisi jalan yang lampunya paling redup.
Di sekitar Ninth Institute, sekarang sudah berganti nama jadi ‘Ninth Kind Magic Development Research Facility’ (Fasilitas Penelitian Pengembangan Sembilan Jenis Sihir) tapi masih saja ada beberapa orang yang menyebutnya Ninth Institute, untuk alasan tertetu hanya ada beberapa rumah saja yang ada di area itu; bahkan tidak ada minimarket di sekitar sana. Tempat itu sunyi sekali.
Dengan sedikitnya orang yang tinggal di sana, bahkan bisikan saja bisa didengar oleh mikrofon. Dengan sedikitnya lampu jalan, satu orang saja mungkin bisa menarik perhatian. Dengan kondisi yang semakin sulit dari perkiraannya, Tatsuya jadi semakin berhati-hati.
Dari tas di samping jok motornya, dia mengeluarkan sebuah terminal informasi. Sambil bepura-pura mencek aplikasi navigasi apakah dia ada di jalan yang tepat, dia sebenarnya sedang menggunakan Elemental Sight untuk melihat apa yang ada di dalam laboratorium. Topik penelitian yang diterbitkan bekas Ninth Institute adalah Sihir Persepsi, yang mereka selidiki mungkin sebenarnya berbeda, tapi bahkan jika itu cuma kedok semata, bukan berarti hasil penelitian Sihir Persepsi mereka asal-asalan.
Bahkan Tatsuya tidak punya pengetahuan tentang sihir sebanyak itu. Tanpa pengalih perhatian yang ada, ada kemungkinan kalau dia bisa ketahuan menggunakan Elemental Sight.
(Tapi daripada menyelinap masuk, ini masih lebih baik.)
Saat dia berpikir seperti itu, dia menggunakan kemampuannya dalam mode bird eye view.
Awalnya, seluruh fasilitas penelitian itu terlihat di ‘mata’nya. Karena mereka memilih Kompetisi Sembilan Sekolah sebagai panggung percobaan mereka, Weapon P seharusnya merupakan sebuah senjata sihir. Karena sepertinya mereka akan melakukan percobaan senjata sihir, itu mungkin adalah senjata yang dapat mengeluarkan sihir atau senjata yang menyimpan sihir di dalamnya.
Tatsuya menyimpulkan dua tipe senjata yang mengeluarkan sihir. Salah satunya adalah benda seperti Nino Magatama yang menyimpan Rangkaian Sihir. Sudah setengah tahun sejak Tatsuya memulai analisanya pada Nino Magatama, tapi dia masih belum mendapat hasil yang bisa dipamerkannya. Namun, Ninth Institute mungkin sudah berhasil menemukan cara untuk menyimpan Rangkaian Sihir.
Yang satunya lagi adalah boneka Parasite dan droid humanoid yang digabungkan menjadi sebuah robot tempur. Karena contohnya sudah ada, Pixie, kemungkinan ini lebih tinggi.
Tidak tahu mana yang benar, yang pasti dia merasakan sebuah Psion yang besar. Kalau ada alat yang mampu menyimpan Rangkaian Sihir maka yang ditemukannya ini pasti itu. Kalau ada sebuah robot tempur maka Psion jumlah besar ini pasti milik boneka Parasite yang ada di dalamnya.
Dia masih belum memikirkan kemungkinan adanya senjata yang mampu mengganggu sihir. Bahkan jika menggunakan antinite, dia sendiri punya teknik cast jamming yang dirancangnya sendiri sehingga ia sadar kalau ia tidak akan bisa mengetahuinya jika dilihat hanya dengan CAD normal. Mencari sesuatu yang tidak diketahuinya hanya akan sia-sia.
Dia dengan hati-hati memerhatikan seluruh fasilitas itu. Seperti dugaannya, ada sebuah konsentrasi Psion yang besar di satu lokasi. Dia menitikberatkan fokusnya pada ‘mata’nya di lokasi itu.
(Gudang boneka Parasite….. gynoid?)
◊ ◊ ◊
Di saat yang sama ketika Tatsuya menemukan boneka Parasite.
“Ya?”
Resepsionis menelepon kamar Miyuki dan Minami.
Minami mengangkat telepon model kuno yang speaker dan mikrofonnya tergabung di satu perangkat yang sama dan menoleh ke arah Miyuki.
“Miyuki-oneesama.”
Di rumah, dia biasa memanggilnya Miyuki-sama. Namun, Minami secara tidak sadar memutuskan kalau di tempat umum dimana ia bisa didengar orang luar, dia akan memanggilnya seperti yang dikatakan kepadanya.
“Ada tamu yang ingin bertemu langsung.”
“Pertemuan langsung? Denganku? Bisa tanya siapa namanya?”
“Ya.”
Minami berbicara sesaat dengan resepsionis itu melalui mikrofon dan kali ini saat dia berbalik menoleh wajahnya terlihat gugup.
“Kuroba Mitsugu-sama dan Ayako-sama. Mereka sedang ada di lobi.”
Minami menularkan kegugupannya kepada Miyuki.
“Beritahu kalau aku akan segera turun.”
Miyuki memberi arahan itu kepada Minami dan bergeras ke cermin.
Miyuki turun ke lobi, ditemani Minami, tempat ayah-putri Kuroba menunggu.
“Ah, Miyuki-chan. Sudah lama tidak ketemu.”
Mitsugu menemukan Miyuki dengan matanya yang tajam dan menyapanya; namun, Miyuki hanya membalasnya dan berhenti setengah jalan.
“Oji-sama, sudah lama sejak terakhir kali kita bertemu.”
Terikat dengan kesopanan, jarak mereka semakin mengecil; Miyuki menunduk dalam sekali sampai menekuk pinggangnya.
“Ya, tapi yang paling penting kita semua sehat-sehat, Miyuki-chan.”
Mitsugu menjawab dengan senyuman cemerlang. Bukan hanya tampang wajahnya; senyuman itu juga terpancar dari matanya. Setidaknya, Miyuki tidak bisa menembus citra Mitsugu dengan kemampuan pengamatannya.
“Ayako-chan, sudah tiga bulan. Terima kasih sudah membantu kami di insiden musim semi.”
Apa dia akan tersenyuman seperti Mitsugu? Miyuki tidak yakin kalau dia akan seperti itu.
“Sama-sama. Kalau aku bisa membantu Tatsuya-san dan Miyuki-oneesama, maka aku senang sekali.”
Oleh karena itu, saat dia melihat api persaingan berkobar di mata Ayako dibalik senyumannya, Miyuki sedikit lega.
“Kenapa kita terus berdiri seperti ini? Bagaimana kalau kita duduk dan berbicara? Kau di sana, Sakurai Minami-kun. Ikutlah juga dengan kami.”
Mitsugu memberi perintah langsung kepada Miyuki dan Minami dalam bentuk saran. Miyuki tidak memiliki keharusan untuk menaati Mitsugu, tapi tanpa perlu banyak bicara, Miyuki tetap mengikutinya dengan baik dari belakang Mitsugu.
Mitsugu membawa mereka berdua (kalau anaknya sendiri dihitung, maka totalnya jadi tiga orang) bukan ke sofa di lobi, melainkan sebuah ruang minum teh di hotel; dia membawanya ke sebuah lounge yang bergaya ruang pribadi.
“Hotel ini ada di bawah pengawasan keluarga utama. Meski begitu, aku rasa Miyuki-chan tidak tahu ini.”
Mitsugu mendadak melontarkan hal mengejutkan dengan menyampaikan informasi rahasia dengan nada bicara usil. Miyuki memertahankan senyumannya, meski itu sulit sekali.
“Apa begitu? Kokonoe-sensei yang memesan tempat ini……. Kebetulan yang luar biasa ya?”
“Kokonoe Yakumo-san? Kalau memang itu maka ini bukan kebetulan lagi; dia pasti sudah melakukan investigasi tentang ini.”
Kuroba Mitsugu bersama dengan Keluarga Kuroba yang lain takut dengan nama Kokonoe Yakumo.
Sepertinya jawaban Miyuki melebihi dugaan Mitsugu; ujung bibirnya kelihatan berkedut.
“Kalau begitu sekarang, duduklah, duduk. Kau juga, Minami-chan. Silakan duduk.”
Sebagai yang pertama duduk, Mitsugu meminta mereka dengan gerakannya untuk duduk.
“Ya.”
Selain menjawab, Miyuki duduk, diikuti dengan Ayako dan Minami terakhir.
“Ini sudah larut malam; kami akan selesaikan urusan kami dengan cepat.”
“Maaf kami terburu-buru. Mobil kami sudah menunggu.”
Ayako sedikit menunduk kepada Miyuki saat dia menambah perkataan ayahnya.
“Ah, tolong jangan khawatirkan itu. Kalau Oji-sama saja sampai menemuiku meski sudah ditunggu mobil, pasti ini ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan, ya bukan, Oji-sama?”
Selagi dia menunjukkan kalau dia paham apa maksud omongan mereka, Miyuki setuju mengikuti alur mereka.
“Itu benar. Lagipula, kita tidak akan bermalam di sini.”
Setelah memberi awalan yang tidak penting, Mitsugu langasung masuk ke inti.
“Masalahnya adalah eksperimen yang akan dilaksanakan di Kompetisi Sembilan Sekolah tahun ini.”
“Eksperimen pengujian Weapon P, yang direncanakan akan diadakan di Steeplechase Cross-country?”
“Kau tahu tentang Weapon P?” Mitsugu mengatakannya sambil terlihat sedikit terkejut. Sepertinya dia tidak mengira Miyuki akan tahu kode nama senjata itu. Namun, dia segera menguatkan dirinya dan sekali lagi memaksa senyumannya muncul.
“Tidak, hanya kode namanya saja. Onii-sama sekarang sedang pergi dan menginvestigasi kebenaran itu.”
“Oh….”
Mitsugu membuat dan menunjukkan sebuah ekspresi yang seolah berkata “Aw sial” mendengar perkataan Miyuki.
“Oji-sama, ada apa?”
Dia tahu kalau itu umpan; namun, dia tidak tahu seperti apa tepatnya, atau apa untung-ruginya itu baginya. Miyuki tidak bisa memutuskan. Kalau itu cuma pilihan antara makan umpan atau tidak, maka dia akan memilih untuk memakannya.
“Sebenarnya, kami juga sedang menyelidiki kebenaran Weapon P.”
Kegelisahan muncul di mata Miyuki. Dia tidak berkata apa-apa. Dia bukan sengaja diam menahan diri, lebih tepatnya dia seperti tidak tahu harus berkata apa. Di sampingnya, Minami sedang terbelalak dan satu tangannya menutup mulut.
Mereka terlihat tidak mencurigai reaksi Miyuki, yang mana cukup tepat seperti yang mereka inginkan. Mitsugu mengisyaratkan Ayako dengan matanya. Ayako mengeluarkan sebuah kartu data yang digunakan untuk terminal informasi model ponsel keluar dari tas tangannya.
Ayako sedikit kesulitan dengan ekspresinya saat ia menyerahkan kartu data itu ke Miyuki.
“Itu hasil penyelidikan kami tentang boneka Parasite, Weapon P. Tolong gunakan ini, Miyuki-oneesama.”
“Boneka Parasite? Itu…….”
“Aku yakin itu seperti yang kau pikirkan, Onee-sama. Boneka Parasite adalah sebuah senjata yang menggunakan Parasite.”
Senyuman Ayako saat menjawab berbanding terbalik dari wajah cemberut Miyuki.
“Seperti yang diharapkan, kita perlu usaha keras untuk mendapatkan ini. Lawan kita sesama Sepuluh Master Clan; kalau ini semua bocor, maka tidak diragukan lagi isu pengembangan senjata ini akan membuat mereka dikerubungi media. Pertahanan mereka cukup kuat. Aku yakin menyelidiki ini hanya dalam semalam agak berlebihan bahkan bagi Tatsuya-san.”
Mengetahui maksud di balik kalimat pamer Ayako, Miyuki tidak bisa mengabaikan detail yang dikatakannya.
“Ayako-chan yang mendapatkan ini……”
“Tidak, tidak. Ini bukan usaha Ayako seorang.”
Dan pertanyaan Miyuki dijawab oleh Mitsugu dengan menyatakan kalau memang ada peran Ayako dalam pendapatan informasi ini.
“Selain itu, seperti yang kau ketahui, sihir Ayako cocok untuk intelijen. Miyuki-chan cocok untuk tempur dan penyerangan. Sudah jelas kalau sihirmu ada di bidang yang berbeda.”
Apa yang dikatakan Mitsugu jelas objektif. Terutama tentang sihir Miyuki yang cocok untuk tempur, Ayako tidak bisa dikatakan setara dengan Miyuki. Namun, sambil melihat kartu data yang diserahkan kepadanya; kebenaran itu tidak menenangkan Miyuki.
Saat itu, Tatsuya membutuhkan kekuatan untuk mengekspos konspirasi antara militer dan Keluarga Kudou.
Saat itu, yang berguna bagi Tatsuya bukanlah dirinya, melainkan Ayako.
“Maafkan aku memanggilmu. Mungkin ini agak kurang sopan, tapi kami benar-benar tidak punya waktu banyak. Kami permisi dulu.”
Butuh seluruh kekuatan Miyuki untuk memberikan jawaban teknis pada mereka berdua saat berpamitan.
◊ ◊ ◊
Di bagian tertentu Ninth Institute tempat konsentrasi Psion itu terkumpul, ada benda-benda yang sama seperi Pixie, gynoid yang dirasuki Parasite. Saat dia melihat semua itu sambil bertanya-tanya kenapa semuanya model perempuan, Tatsuya menjadi sadar kalau ada sihir tertentu yang mulai bekerja.
(Ini? Ini seperti Sihir Pengganggu Mental, tapi….)
(Sihir ini seperti ‘Luna Strike’, tapi semuanya sudah dimasukkan ke gynoid itu. Aku tidak bisa melihat bagian mana yang ditanamkan. Sudah kudapat, aku bisa merasakan tanda-tanda ditanamkannya add-on keluar dari Rangkaian Sihir itu.)
(‘Luna Strike’ melumpuhkan pikiran dengan paksa melemahkan tekad orang tersebut sehingga emosinya akan tak terkendali saat terkena sihir itu. Ini…… sihir yang bisa membuat Parasite hilang kendali?)
Dengan sengaja membuat senjata hilang kendali, ketidakmasukakalan itu membingungkan Tatsuya. Tepat saat itu, alarm terminal informasinya berbunyi. Pikiran Tatsuya dibawa kembali dari dimensi informasi kembali ke dimensi fisik atau bisa dibilang dunia nyata.
Suara itu menandakan adanya email darurat yang masuk. Tatsuya segera membukanya. Pengirim email itu kosong, sama seperti email yang dikirimkan ke rumahnya. Teks itu berisi “Tolong segera pergi dari situ secepatnya”.
Pesan itu di situasi seperti ini menandakan ada orang yang tahu Tatsuya di tempat itu, seseorang yang punya alasan untuk memperingatinya. Segera setelah Tatsuya memastikan identitas orangnya, sebuah indikasi adanya serangan sihir tertangkap oleh ‘mata’nya.
Itu adalah sebuah Sihir Petir Tipe Lepasan dan Penggangu Mental, sebuah sihir ilusi. Dia hampir sepenuhnya tidak sadar akan datangnya serangan itu. Bahkan jika dia memegang CADnya sekarang, dia tidak akan bisa tepat waktu.
Setelah Tatsuya menyimpulkan seperti itu, Psion yang terkumpul di kedua tangannya terlepas tak terkendali.
Dengan suara tepukan, Psion itu tersebar ke segala arah.
‘Gram Demolition’. Anti-sihir yang menghancurkan Rangkaian Sihir melalui tekanan Psion.
Sebagian karena dia tidak tahu arah serangannya dan juga karena dia menggunakan jumlah Psion yang lebih banyak daripada biasanya, titik serangnya menjadi tidak jelas.
Tatsuya langsung pergi menuju motornya dan meninggalkan tempat itu.
Kumpulan Psion besar itu menjadi sebuah kabut yang mencegah siapapun yang mencoba mencari tahu tentang Ninth Institute.
◊ ◊ ◊
Keesokan paginya. Mereka sudah kembali ke Tokyo. Tidak seperti kemarin, Miyuki menunjukkan wajah suram. Meski dia berencana untuk bersikap seperti biasa, senyuman adiknya terlihat menarik perhatian mata Tatsuya.
Menaiki kompartemen pribadi yang sama seperti saat berangkat jelas membosankan. Tatsuya kembali ke hotel kemarin saat hampir tengah malam. Saat itu, Miyuki kelihatannya sudah kelelahan. Saat mereka bertemu pagi ini, dia masih belum tahu apa penyebabnya.
Namun, saat mereka bertemu Yakumo, di dalam kereta, di dalam kompartemen, untuk alasan tertentu, Miyuki tidak duduk di samping Tatsuya seperti biasa, wajahnya perlahan-lahan kelihatan bingung dan kelihatan seperti orang yang memaksakan diri untuk tersenyum.
Itu tidak seperti wajah orang yang tidak enak badan. Setelah hampir lima belas menit, mereka sudah akan sampai di Tokyo, tapi ini bukanlah sesuatu yang bisa dibiarkannya begitu saja sampai mereka sudah di rumah. Sebenarnya, dia ingin bertanya tentang apa yang Yakumo temui, yang melakukan investigasi sendiri. Namun, saat ini Tatsuya merasa kalau prioritas utamanya adalah Miyuki.
“Miyuki, apa terjadi sesuatu. Atau kau mengkhawatirkan sesuatu……..”
“Tatsuya-niisama.”
“Tidak apa-apa, Minami-chan.”
Itu sebenarnya untuk menolong Miyuki, Minami mencoba untuk menahan pertanyaan Tatsuya. Namun, Miyuki malah menolak itu, dan memasukkan tangannya ke dalam tasnya. Dia mengeluaran sebuah kartu data kecil untuk terminal informasi bentuk ponsel.
“Ini?”
Tatsuya melihat kartu itu dengan sedikit bingung dan bertanya padanya.
“Kemarin malam di hotel, Kuroba-ojisama dan Ayako-chan menyerahkannya padaku.”
“Mereka berkunjung ke hotel?”
Mendengar jawaban Miyuki, Tatsuya menoleh ke Yakumo sambil terlihat mengerutkan dahinya. Bagaimana bisa ayah-putri Kuroba tahu Miyuki tinggal di hotel itu? Mereka memang tidak melakukan sesuatu untuk menyembunyikannya, tapi juga bukan berarti Yotsuba melakukan pengawasan kepada Miyuki. Kalau mereka butuh sesuatu, mereka tidak akan bisa segera mengetahui lokasi Miyuki.
“Oh, benar. Hotel itu ada di bawah sponsor Yotsuba. Apa tidak boleh?”
Tatapan Tatsuya tajam tapi Yakumo, yang duduk di sebelahnya, terlihat tidak bergerak sama sekali saat mengungkapkan informasi rahasia itu. Tidak, mungkin kata ‘mengungkapkan’ tidak cocok dengan konteks ini. Lagipula, Yakumo tidak melihat ada yang salah tentang itu sama sekali. Tatsuya sendiri tidak punya alasan untuk memarahi gurunya.
“Di dalamnya ada Weapon P, data boneka Parasite dan penelitian untuk eksperimen mendatang.”
“Boneka Parasite……. Apa itu sebenarnya Weapon P?”
Selagi dia mengulangi nama yang dikatakan Miyuki sebagai Weapon P, Tatsuya menghubungkannya ke robot model perempuan yang di’amati’nya semalam.
Boneka Parasite, ‘boneka’ ‘Parasite’.
Dia tidak merasa kalau penamaan itu terlalu blak-blakan. Gynoid-gynoid yang disimpan di Ninth Institute jelas merupakan boneka yang disemayami Parasite, boneka Parasite.
“Ayako-chan bilang seperti itu.”
Bukan Mitsugu, tapi Ayako. Mendengar itu, alasan Miyuki terlihat suram jadi jelas di mata Tatsuya. Persaingan antara Ayako dengan Miyuki sejak kecil adalah sesuatu yang terlihat jelas untuk siapapun yang melihat mereka; namun, Tatsuya sadar kalau Miyuki diam-diam juga memandang Ayako sebagai saingannya. Keahlian mereka berdua benar-benar berbeda tapi Miyuki masih terlalu kecil untuk memahami hal itu.
Tatsuya menyimpan kartu data itu di penyimpanannya dan memasukkan ke sakunya. Dia tertarik dengan isinya tapi mereka hampir sampai di Tokyo dan siapa tahu kalau ada orang yang mengawasi atau mendengarkan pembicaraan mereka. ….Itulah alasan yang diberikan kepada dirinya sendiri, tapi sebenarnya dia tidak ingin untuk melakukan sesuatu yang seperti memuji performa Ayako.
Informasi yang diberikan Ayako kepada Miyuki jelas patut dipuji.
“Tatsuya-kun, apa kau tidak akan menunjukkan isinya kepadaku?”
Yakumo juga terlihat mulai usil, penasaran.
“Sensei, kita sudah hampir sampai di stasiun.”
Kalau dia terlalu menolak, maka Miyuki akan menyadarinya, jadi Tatsuya menjaga nada bicaranya saat dia memberikan penolakan itu.
“Bukannya kita masih punya waktu yang cukup.”
“Waktunya terlalu mepet.”
“Tidak apa-apa, Onii-sama.”
Tatsuya terlihat seolah akan terus menolak sampai titik darah penghabisan. Namun, Miyuki mencondongkan badannya ke arah kakaknya, sambil melirik ke bawah ia menggelengkan kepalanya.
Penolakan Tatsuya masih terus dilontarkannya, tapi dia lalu hanya menundukkan kepalanya tidak banyak bicara menyetujui perkataan Miyuki. Bagaimanapun, adiknya sadar apa yang coba ia lakukan, jadi dia merasa tidak ada gunanya lagi meneruskan itu.
“Sensei, apa sensei bawa terminal?”
“Tidak apa-apa, aku ada.”
Tatsuya mengeluarkan sebuah kabel untuk menghubungkan terminal itu ke punyanya secara tak langsung. Perjalanan mereka cuma sehari semalam, jadi dia hanya membawa satu terminal saja. Dia dan Yakumo berhimpitan saat melihat memerhatikan layar kecil itu. Seketika dia melakukannya, dia sadar pemandangan seperti ini tidak terlalu elok dipandang.
Setelah Yakumo memastikan kabel itu sudah terkoneksi dengan terminalnya, Tatsuya membuka data yang ada di kartu yang diberikan Miyuki. Meski isinya cuma teks dan diagram-diagram sederhana, dia tetap membacanya dengan cepat seperti biasa sampai bawah. Yakumo dengan mudah mengikuti ritme itu.
Membaca data sebanyak ini umumnya membutuhkan waktu kira-kira lima belas sampai dua puluh menit, tapi mereka sudah menyelesaikannya dalam tiga menit. Yakumo membuat tampang sedikit sombong.
“Memang efektif kalau pergi ke sana.”
Mungkin ini caranya untuk menunjukkan perhatiannya. Kalau Miyuki sedang dalam kondisi normalnya, dia mungkin akan membalasnya dengan senyuman puas. Yakumo mungkin mengharapkan balasan seperti itu, tapi sebelum Tatsuya bertanya, Yakumo sudah mengirimkan data dari terminalnya.
Sebuah dokumen dikirimkan melalui kabel. Ada tiga foto yang terlampir. Semua nama dan fiturnya bertuliskan karakter Cina klasik.
“Ini…… data pribadi para pelarian Taoisme dari Great Asian Alliance?”
“Mereka diselundupkan dari Cina Daratan minggu lalu.”
Yakumo mengangguk pada keraguan Tatsuya terkait informasi tambahan waktu dan tempat data yang diberikannya. Tatsuya segera paham alasannya.
Sihir keahlian para ahli Taoisme juga tertulis di dokumen itu. Kayu dan batu, sihir Cina yang mampu mengendalikan boneka dari logam. Sebuah Sihir Pengganggu Mental yang bisa membuat boneka bekerja melalui sebuah Badan Informasi terisolasi untuk lama waktu tertentu. Catatan khusus tentang teknik ambil alih Badan Informasi terisolasi itu menyatakan kalau itu semua harus berada di bawah kendali penyihir lain; dituliskan kalau teknik itu cukup tinggi dan bisa membuat Badan Informasi lepas kendali sekali terjadi kesalahan dari penyihir. Semua teknik-teknik yang disebutkan khusus merupakan jenis sihir yang sama seperti yang ditemui Tatsuya di boneka-boneka Parasite itu, yang sejenis Pixie di Ninth Institute.
“Ini mungkin bukan kebetulan. Orang-orang yang bisa mereka gunakan di eksperimen ini didatangkan”
“Gunakan? Kalau mereka bukan didatangkan berdasarkan rencana Kudou….. tidak, hmm.”
Sambil bertanya, Tatsuya mendapat sendiri jawabannya. Apa yang dipikirkannya semalam. Membuat senjata lepas kendali adalah suatu hal yang tidak masuk akal. Normalnya, hanya musuh yang ingin senjata untuk lepas kendali.
“Insiden ini tidak terlalu jelas. Walaupun kita kira semuanya ada di depan mata.”
Itulah yang dimaksud Yakumo, pikir Tatsuya. Persiapan yang sangat rumit dibuat terlihat sederhana oleh kehendak orang lain dan bahkan ekspektasi yang diharap semakin tinggi. Pada akhirnya, setelah semuanya selesai, mustahil bagi mereka untuk tahu apa sebenarnya tujuan eksperimen ini…..
Tepat saat itu, pesan ‘sebentar lagi kereta akan sampai di stasiun’ muncul di layar panel kompartemen. Mereka tidak mendengar pengumumannya.
“Minami, terima kasih atas kerja kerasmu.”
Mereka sudah tidak ada kesempatan lain dan cuma ini saatnya. Mengingat hal itu, Tatsuya berbicara seperti itu kepada Minami.
Minami mengangguk dan segera mematikan sihirnya. Seketika, pengumuman itu masuk ke telinga mereka. Pelindung Psion dan pelindung kedap suara Minami sudah dihentikan.
Pandangannya sekali lagi terarah kepada Tatsuya yang berterima kasih kepadanya dan Minami menunduk membalasnya sambil tetap duduk.
1 Comments
Sasuga onii-sama
BalasHapusPosting Komentar