Satu Lompatan Ke Depan
Penerjemah: Zerard | Proofreader: Yon
“Dan seperti itulah petualangan seharusnya menurutku!” Gadis Guild,
mengacungkan jari telunjuk dan tersenyum.
“Hmmm...” Gadis Sapi memiringkan kepala, tidak begitu yakin harus bagaimana
menanggapinya.
Adalah sebelum tengah hari pada Guild Petualang—orang-orang yang pergi
keluar belum datang kembali, dan orang-orang yang tidak pergi, masih
tertidur. Meja yang biasanya penuh ramai sekarang sepi orang, dan Gadis
Guild mempunyai waktu luang. Dan sekarang dia tengah berbincang dengan Gadis
Sapi, yang merasa dirinya sedang mengganggur.
Karpet terbang, roh dalam sebuah lampu, air membara, pasir bintang...
Negara gurun, yang di mana Gadis Sapi hanya pernah mendengar namun tak
melihat, tampak begitu fantastis, penuh akan hal-hal mustahil yang membuat
seribu satu malam tidak akan cukup untuk menceritakan semuanya. Gadis Sapi
memutuskan ketika dia pulang, dia akan mempertanyakan pria itu tentang ini.
Dia memiliki berbagai macam pertanyaan—dan mungkin pria itu juga mempunyai
sesuatu yang ingin dia bicarakan juga.
Ini adalah hal yang Gadis Sapi ingin lakukan. dulu, dulu sekali.
“Yah, bagaimanapun juga...selama semuanya kembali pulang dengan selamat,
itu yang terpenting.” Gadis Sapi tersenyum dengan sedikit
tanda masam. Lahan baru sama dengan bahaya yang tidak di ketahui dan
monster.
Ini adalah petualangan yang tidak seperti biasanya pria itu lakukan, di
sebuah tempat yang tidak pernah pria itu kunjungi. Terkadang petualang
berangkat dengan semangat tinggi dan dengan ekspektasi besar dan tidak
pernah kembali. Berpetualang selalu berbahaya. Jika berpetualang itu aman,
jika kamu benar-benar yakin dapat kembali pulang, maka itu tidak bisa di
sebut sebagai petualangan.
“Mereka semua sudah menjadi veteran senior, dan aku yakin mereka mengetahui
apa yang mereka lakukan. Tapi...” Walaupun begitu, sangatlah sulit menjadi
orang yang harus menunggu dan mencemaskan. Gadis Guild memainkan pena bulu
yang dia pegang, terlihat muram.
Gadis Sapi memahami sekali perasaan itu. Dia tidak banyak mengetahui
pekerjaan yang bernama petualangan ini. Dia melihat petualang dari waktu ke
waktu ketika dia berhenti di Guild untuk mengirimkan pesanan. Terdapat
seseorang yang membawa pedang besar pada punggungnya dan seseorang yang
tidak pernah lepas dari tombaknya. Kemudian terdapat seorang witch dengan
topi besarnya. Gadis Sapi sendiri telah meminta bantuan mereka sebelumnya,
dan dia mempunyai hak untuk berharap agar mereka dapat kembali pulang dengan
selamat. Dan jika Gadis Guild merasakan perasaan itu juga, maka...
“Kurasa dia akan baik-baik saja,” Gadis Sapi memberi tahu dengan
senyum.
“Hmmm?” Gadis Guild berkata, berkedip. “Bagaimana bisa?”
“Kemarin. Seekor Keledai berpunuk datang, katanya di kirim oleh dia.”
Dengan kata lain, itu adalah alasan keriangan Gadis Sapi. Pria itu
mengingat percakapan sederhana yang mereka lakukan sebelum dia pergi. Dan
setidaknya sampai saat di mana dia memesan hewan itu, pria itu masih
selamat.
...Tapi apa susahnya sih melampirkan sebuah surat atau semacamnya?
Pria itu memiliki cara anehnya sendiri untuk berbaik hati: Dia melampirkan
sebuah catatan yang merincikan cara perawatan dan pangan hewan itu.
“Oh, seekor...unta, ya?”
“Unta?”
Ah iya, unta, Gadis Sapi mengingatnya sekarang. Dia berpikir bahwa itu adalah nama yang
aneh. “Keledai berpunuk” adalah seekor unta. Sesuatu yang Gadis Sapi pikir
yang berasal dari dalam dongeng, sekarang telah dia lihat dengan mata
kepalanya sendiri. Ketika pria itu pulang, Gadis Sapi akan memberitahu pria
itu nama yang telah Gadis Sapi berikan pada unta ini—walaupun dia mengira
bahwa pria itu mungkin akan mengetahuinya.
Apakah “Unta” itu mungkin adalah idenya untuk sebuah suvenir?
Yah...kalau untuk pria itu, susah untuk menduganya. Gadis Sapi cekikikan memikirkan itu, melambaikan tangan ketika Gadis Guild
memberikannya tatapan aneh. “Pokoknya...,” Gadis Sapi berkata, berusaha
mengganti subyek, “...apa nggak masalah kita berbincang seperti ini?”
“Tidak masalah,” Gadis Sapi membalas dengan senyuman. “Aku sedang
istirahat.”
Gadis Sapi berusaha menjaga wajahnya tetap ambigu untuk tidak menarik
perhatiannya kepada dirinya sendiri. Dia tengah berpikir tentang betapa
terkejutnya dia untuk menemukan sisi ini dari wanita muda ini.
Aku kira dia itu bangsawan muda yang di manjakan. Dan di sinilah Gadis Guild, tengah asik berbincang dengan dirinya. Beberapa
tahun yang lalu, Gadis Sapi tidak akan pernah bisa membayangkan ini.
“Ini aku sedang berencana untuk mengerjakan beberapa berkas hari ini,”
Gadis Guild berbicara. “Rahasia kecil kita ya? Hee-hee.” Kemudian secara
sembunyi-sembunyi menunjukkan beberapa kertas kepada Gadis Sapi. Gadis Sapi
tidak dapat menahan rasa penasarannya seraya dia mempertanyakan dirinya
sendiri apakah ini benar-benar tidak masalah, dan pada selembar kertas dia
melihat sebuah nama yang tidak asing. Adalah gadis cleric yang bekerja
dengan pria itu.
“Ini...apa sebutannya? Untuk wawancara promosi, kan?”
Gadis Sapi mengetahui bahwa pria itu juga menjalani beberapa dari ini, oleh
karena itu sekarang pria itu berperingkat Silver. Namun Gadis Sapi tidak
pernah melihat berkasnya sebelumnya, dan yang hanya dia bisa lakukan adalah
mengutarakan keterkejutannya.
“Gadis itu sendiri mungkin belum menyadarinya, tetapi dia sudah memiliki
cukup pengalaman dan kemampuan...” Gadis Guild meluruskan kertasnya dengan
tepukan cepat di atas meja dan meletakkannya kembali di tempatnya.
“Kesadaran itu akan datang dengan sendirinya di saat dia bekerja.”
“Betul juga. Terkadang sulit untuk mengetahui apa yang bisa kamu lakukan
atau seberapa baik kamu melakukannya.” Mungkin orang-orang tidak akan
terlalu mempermasalahkannya jika mereka dapat menuliskan semua kemampuan dan
kualitas mereka seperti label pada sebuah produk. Gadis Sapi dengan singkat
mempertimbangkan “Status”nya jika dia dapat menghitungnya dan tertawa akan
betapa tidak bergunanya itu. “Aku penasaran apa dia di luar sana, cemas
apakah dirinya akan di promosikan atau tidak.
“Aku meragukannya. Kemungkinan dia terlalu disibukkan dengan
petualangannya.”
Mungkin, tetapi juga, mungkin tidak.
Aku penasaran seperti apa ekspresi wanita ini ketika dia menyambut
kepulangan gadis itu.
Pertama, tidak di ragukan lagi, Gadis Guild akan menyelamati upaya yang
telah di lakukan grup itu. Kemudian dia akan mempertanyakan tentang
petualangan mereka. Tentunya semua akan tentang goblin. Dan
kemudian...kemudian, tentunya dia akan dengan girang hati mengubah subyek
pembicaraan menjadi wawancara promosi. Gadis itu akan terkejut, kemudian
terlihat panik, cemas, dan gugup secara bergantian.
Ah...aku bisa membayangkannya.
Bahkan Gadis Sapi mulai terlihat riang dari hanya membayangkannya saja.
Begitu riangnya hingga semua kegundahannya menjadi lenyap.
“Seperti itukah kamu bisa bertahan menunggu?” Gadis Sapi bertanya.
“Hmm,” Gadis Guild bergumam, menyentuh bibir dengan jari telunjuknya
berpikir. Kemudian dia mengangguk. “Ya... Kurasa seperti itulah aku bisa
menjalaninya.”
Mempercayai mereka akan kembali pulang. Menyiapkan berkas sebelum mereka
pulang. Melakukan persiapan.
“Huh,” Gadis Sapi berkata pelan. Dia sangat menyetujuinya. “Kalau
begitu...mungkin aku juga akan lakukan hal yang sama.”
Dia berdiri perlahan dari kursi. Sebentar lagi akan makan siang, dan akan
lebih banyak petualang di sekitar mereka.
Gadis Sapi tidak mengetahui apakah malam ini atau besok. Karena itu—yah,
dia merasa tidak enak terhadap Paman, tetapi...
“Oh, sudah mau pergi?”
“Yeah. Aku harus menyiapkan makan malam.”
...malam ini dia akan membuat banyak rebusan dan menunggu.
Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya
0 Comments
Posting Komentar