Persiapan untuk Petualangan
(Penerjemah : E-Chan)
Di luar dugaan, tidak ada baju yang pas untuk tubuh besar Amou, yang adalah seorang Ogre. Karena itulah, pada akhirnya, mereka membeli beberapa baju bekas agar Kohaku jahit supaya sesuai dengan ayahnya. Kelihatannya bahkan di ibu kota di mana banyak ras berkumpul, Ogre sebesar Amou ini langka. Untungnya, Amou sepertinya punya beberapa baju tersisa di agensi Tamara, jadi Eto berpikir mereka tinggal pergi untuk mengambilnya nanti.
Mengenai perlengkapan, Eto memberikan armor kulit Wyvern yang dia gunakan sebelum membeli yang baru pada Sorano. Dia juga membuat pesanan agar membuat ulang armor kulit Orc yang dia bawa sebagai cadangan untuk Kohaku.
Sementara itu, armor Amou akan dibuat dari semua kulit Wyvern yang Eto punya, dengan harga miring. Sebagai gantinya, Toko Armor Sylpheed memberi Eto syarat di mana dia harus bertransaksi dengan Toko Armor Sylpheed sebagai prioritas utama di saat berikutnya dia mengalahkan Wyvern.
Setelah memesan armor, Eto pergi ke Toko Senjata Garm, di mana dia membeli Pedang Mithril. Kelihatannya, walaupun Amou memang bisa menggunakan greatsword, kapak, dan perisai, dia lebih lihai dengan pedang daripada yang lainnya. Sebagai tambahan, ketika Eto menjelaskan sihir pendukungnya, Amou juga setuju bahwa itu akan berjalan baik dengan greatsword.
Tidak perlu dikatakan lagi, sebuah greatsword untuk seseorang dengan tubuh besar seperti Amou pastinya akan menggunakan sejumlah besar baja atau besi, membuat biaya pembuatannya tinggi. Karena itulah Eto, yang baru saja membeli satu set perlengkapan baru dan membeli lebih banyak budak daripada yang dia niatkan sebelumnya, dengan gugup berkonsultasi dengan Garm, bertanya-tanya apakah sisa uangnya cukup untuk membeli pedang Amou.
Kemudian, Garm memberitahu Eto bahwa dia sebenarnya menempa sebuah greatsword yang memenuhi permintaan Eto. Tapi karena tidak ada satu pun yang bisa menggunakannya, jika Amou bisa mengayunkan pedang itu, senjata tersebut akan dijual dengan harga miring.
“Garm-san. Barusan kau bilang akan menjualnya dengan harga yang benar-benar murah kalau Amou bisa mengayunkannya, ‘kan? Kau tidak bercanda, ‘kan? Akan kupegang kata-katamu.”
Ini benar-benar tawaran yang menyelamatkan nyawa bagi Eto, karena sisa uang di tangannya sudah pasti tidak akan cukup untuk membeli pedang tersebut dengan harga normalnya.
“Eei, kau berisik! Aku pria yang memegang kata-kata. Tentu saja, aku tidak akan menariknya lagi. Greatsword itu kusimpan di belakang gudang. Ikuti aku, Amou!” Garm bersuara lantang
Dan ketika Eto mengangguk, Amou mengikuti Garm, dengan sisa party-nya mengikuti di belakang.
“Kalian semua tidak perlu mengikutiku! Pria besar itu saja cukup!”
“Tidak, tidak, karena kami sudah di sini, aku ingin melihat saat-saat ketika greatsword itu diayunkan. Itu bisa menjadi referensi saat bertarung di kemudian hari lagipula.”
Pada saat itu, semua anggota dari party yang baru terbentuk pun memiliki perasaan yang sama, yaitu mereka mungkin dapat melihat sesuatu yang menarik kalau mereka mengikutinya. Karena itulah, sekalIpun Garm mengomeli mereka, ketiganya tidak menghentikan langkah kakinya.
Greatsword yang ditaruh sembarangan di bagian belakang gudang itu ternyata adalah pedang berwarna hitam legam dari ujung hingga ke pegangannya. Bilahnya tebal dan cukup lebar untuk memenggal kepala kuda dengan mudah. Panjangnya termasuk cukup panjang, bahkan sampai Amou pun, yang tingginya lebih dari 2 meter, jelas tidak bisa menaruh pedang itu di pinggangnya. Kelihatannya dia harus membawa pedang itu di punggungnya.
“Baiklah, kalau kau bisa mengayunkannya, tunjukkan padaku! Tapi tentu saja, aku tidak mau kau cuma mengayunkannya begitu saja. Ayunkan dengan cepat dan tajam, tunjukkan padaku bahwa greatsword ini bisa digunakan!”
Amou mengangguk tenang menanggapi perkataan Garm, kemudian mendadak menjulurkan tangan pada greatsword itu, menggenggam pegangannya. Dia sepertinya tidak mengerahkan usaha khusus sedikit pun saat mengambilnya. Kemudian, dia menggunakannya seperti menghunus pedang biasa, menggenggam pedang itu dengan kedua tangan, menarik napas, dan menebaskannya di saat bersamaan.
*Swoosh*
Suara pedang yang menebas udara bergema di gudang tersebut. Amou kemudian mengayunkan pedang itu lagi dan lagi beberapa kali, seakan memastikannya. Suara sebelumnya hanya terdengar untuk beberapa kali di awal, saat pedang itu dengan tajam memotong udara.
“Hm. Aku kaget kau bisa mengayunkannya begitu mudah. Yosh, Amou. Kuputuskan untuk memberi pedang itu padamu.”
Berkata demikian, Garm tersenyum. Amou kemudian memegang pedang itu dengan satu tangan dan membungkuk pada Garm, berkata, “Terima kasih.”
Sepertinya Garm merasa senang dengan Amou sampai-sampai tidak hanya membuat harga pedang itu lebih murah, tapi juga membuatkan sarung kulitnya sehingga Amou bisa membawa pedang itu di punggungnya. Eto juga membeli dua belati untuk Kohaku, dan satu belati ditambah busur beserta anak panahnya untuk Sorano di Toko Senjata Garm. Walaupun mereka sudah bisa membawa pulang barang-barang yang ada di toko, sepertinya sisa perlengkapan lain, termasuk yang dipesan Eto, baru akan tersedia tiga hari lagi.
Kohaku bisa menggunakan senjata ganda, dan Sorano mengatakan dia telah menguasai teknik belati untuk pertarungan jarak dekat. Busur dan panah bukanlah barang kualitas tinggi, tapi karena anggaran, Eto memberitahu Sorano untuk menahan diri sementara waktu. Tapi karena Sorano sepertinya bisa membuat busurnya dan panahnya sendiri selama ada kayu yang sesuai, Eto berpikir mungkin adalah ide bagus mencari kayu untuk membuat busur dan panah jika masih ada uang yang tersisa. Lagipula, Eto juga tertarik dengan busur dan panah yang dibuat seorang elf.
0 Comments
Posting Komentar