Introspeksi
(Penerjemah : E-Chan)
Sambil tersenyum mengerikan dengan wajahnya yang berjanggut, manticore itu mengayunkan ekor tajamnya, mengarahkannya pada tengkuk Eto. Dan karena rasa sakit yang disebabkan oleh luka dan racun itu, Eto tidak dapat bergerak.
Tapi saat dia akan menyerah, Sorano datang dan memotong ujung ekor manticore itu dengan belatinya. Berlari dari belakang, Amou juga mengayunkan pedang besarnya ke arah makhluk itu. Manticore tersebut berhasil mengelak dari serangan itu, tapi dia sepertinya menilai bahwa kedua lawannya sulit untuk dihadapi, karena dia segera berpindah untuk bekerja sama dengan manticore lainnya.
“Kenapa kau tiba-tiba menyerbu sendirian, Eto! Kau mau mati?”
Kohaku menempatkan tangannya ke kedua sisi Eto dan menyeretnya mundur agar sedikit menjauh dari manticore.
“Ma-maaf…,” Eto membalas dengan suara bergetar.
“Mou, aku benar-benar kaget, kau tahu! Ini penawar racunnya.”
Kohaku kemudian menjejalkan sebotol ramuan penawar yang sudah mereka persiapkan sebelum ke mulut Eto. Kemudian, setelah memastikan Eto sudah meminum ramuan itu, dia segera melanjutkan dengan menangani lukanya. Gadis itu kelihatannya sangat terbiasa dengan ini.
Sementara itu, Sorank berdiri di samping mereka, berjaga, sambil memegang busurnya untuk membantu Amou dari kejauhan.
Di kejauhan depan mereka, Amou menggunakan pedang besarnya untuk bertahan dari serangan-serangan kedua manticore itu, sambil berlarian ke sana sini untuk menjaga mereka tetap menjauh dari tempat Eto berada.
“Pada akhirnya, aku gagal melewati masa laluku, ya...” gumam Eto sambil bernapas sangat lemah.
“Bukannya melewati masa lalumu, kau malah hampir kehilangan masa depanmu, kau tahu!” teriak Kohaku masih sambil merawat luka Eto.
“Kohaku... I-itu pernyataan yang bagus.”
“Mou, diam saja dan fokus pada pemulihan!”
Setelah menunggu ramuan penawarnya bekerja, Kohaku memberi Eto sebuah ramuan penyembuh. Dia juga memercikkan sedikit ramuan di lukanya, membuat luka di paha Eto menutup dalam sekejap mata.
“Sorano, Kohaku, aku akan memberi sihir pendukung pada kalian berdua, jadi pergilah untuk membantu Amou. Aku akan baik-baik saja.”
Eto kemudian memberikan Strength dan Haste pada mereka berdua. Sebagai tambahan, dia juga memberikan sihir angin ke panah Sorano.
“Ayah, ayo lakukan ini bersama-sama!”
Kohaku memanggil Amou yang sedang bertarung sendirian.
“Ou!”
Segera sesudah Amou membalas, Sorano menembakkan sebatang panah, dengan kecepatan dan kekuatan tusukannya yang diperkuat dengan sihir angin. Dan panah tersebut menancap dalam-dalam ke mata si manticore berjanggut.
“GUWAAAA!”
Panah itu dengan sukses menghentikan pergerakan si manticore, saat dia menjerit melengking kesakitan. Tepat di saat yang bersamaan, Amou mengayunkan pedang besarnya pada makhluk itu, menebas tengkuk si manticore, menumpahkan sejumlah besar darah.
Amou tidak melihat si manticore itu dan menuju ke manticore lainnya saat itu juga. Pada saat itu, panah-panah yang ditembakkan Sorano telah menusuk wajah dan badan manticore lainnya itu.
Kemudian, setelah dengan tenang mempertahankan diri dari serangan balasan manticore yang mengamuk itu, Amou mengambil kesempatan dan memotong kaki depannya. Dia juga memotong ekornya, saat si manticore kehilangan keseimbangan. Yang terakhir, dia dengan mantap menusuk tengkuknya, membuat pedangnya menghujam sampai ke ujung lain tubuh itu.
Walaupun manticore-manticore itu nyaris membunuh Etto, berkat anggota-anggota party-nya yang bisa diandalkan, mereka berhasil menaklukkan kedua manticore tersebut.
Berikutnya, Etto sekali lagi dimarahi Kohaku, membuat dia merenungkan tindakannya. Dia sadar kalau dia harus meninggalkan cara bertarung sendirian semacam itu pada mereka yang hanya percaya kekuatan individual, seperti Hero Ronaldo. Yang harus dirinya coba raih adalah cara bertarung sambil sepenuhnya memanfaatkan sihir pendukung dengan party-nya.
Ya, ini adalah kesalahan besar pertama Eto sejak dia meninggalkan party Hero.
0 Comments
Posting Komentar