Hantu Dunia Lampau
(Bagian 2)
(Penerjemah : Zerard)
Terdapat dua orang yang memata-matai situasi Akira dari jarak jauh di belakang Akira dan Alpha. Mereka ada duo hunter, Kahimo dan Hahhya.
Sangatlah jelas dari tampilan mereka, termasuk perlengkapan mereka, bahwa mereka bukanlah hunter pemula yang hanya dapat berkeliaran di sekitar lingkaran luar dari reruntuhan Distrik Kuzusuhara.
Sebagian tubuh dari Hahhya adalah mekanikal, kedua mata di kepalanya menyerupai sebuah kamera. Sedang Kahimo berdaging tanpa bagian mekanikal, namun dia dengan rajin mengumpulkan senjata untuk di lahan gersang ini.
Kahimo mengamati Akira dengan teropong, dan hahhya melakukan hal yang sama dengan kedua matanya yang menyerupai kamera dan menggunakan fungsi telephoto dari jarak jauh, yang mustahil akan dapat disadari oleh seorang pemula.
Kahimo berwajah curiga.
-
Bocah itu benar-benar masuk ke dalam. Pergi ke dalam reruntuhan ini dengan perlengkapan seperti itu, itu nggak ada bedanya dengan bunuh diri. Dia itu mikir apaan sih.
Hahhya tertawa tanpa mendengarkan kecurigaan Kahimo.
-
Dia Cuma bocah tolol yang nggak memikirkan apapun. Sudah nggak ada yang bagus lagi di wilayah luar ini. Itu pengetahuan dasar dari para hunter di sekitar sini. Mungkin akan lebih cepat kalau kita menyerangnya dan memaksa dia untuk memberitahukan lokasi dari reliknya.
Kahimo menghela tidak senang.
-
Hei, yang menghentikanku untuk melakukan itu tuh kamu, kamu bilang nggak cerdas untuk membunuhnya dengan tidak sengaja sebelum dia berbicara.
Hahhya tertawa ringan dengan tingkah tanpa beban dan menenangkan Kahimo.
-
Jangan gitu. Kita nggak menduga seorang bocah seperti dia bisa sampai sejauh ini di reruntuhan. Lagipula, kamu tadi mikir kalau dia berada di suatu tempat dekat lingkaran luar, di dalam bangunan terbengkalai di sekitar area sana, kan?
-
Yeah, nggak wajar untuk bocah kumuh seperti dia bisa kembali hidup sendirian dari reruntuhan dalam. Area sekitar sini saja sudah lumayan berbahaya. Kalau kita makin masuk ke dalam, akan lebih berbahaya lagi.
-
Kan? Makanya jangan terlalu marah.
Kahimo dan Hahhya tidaklah mengamati Akira dari sekedar rasa penasaran belaka. Seorang bocah wilayah kumuh tak bersenjata membawa relik berharga tinggi ke toko pembelian. Itulah konten yang mereka dengar.
Sudah tidak ada relik menguntungkan yang tersisa di garis perimeter reruntuhan Distrik Kuzusuhara. Itu adalah pengetahuan awam bagi hunter di sekitar sini. Namun mereka semua tidak berpikir bahwa di sini tidak ada apapun sama sekali. Karena masih terdapat kemungkinan adanya relik berjumlah besar yang terkubur di balik puing-puing.
Entah mengapa jalan menuju gudang terblokir, namun karena dari serangan seekor monster, sebuah lubang secara tidak sengaja terbuka di jalanan. Seseorang kebetulan menemukan sebuah jalan masuk menuju sebuah bangunan di tempat yang sukar dicari. Kasus seperti itu sering sekali terjadi. Tentu saja, itu semua semacam kisah langka yang membuat semua orang merasa bahwa itu bukanlah perburuan yang menguntungkan.
Ketika penemuan seperti itu terjadi, para hunter akan berbondong-bondong menyerbu reruntuhan yang sudah sepi ini lagi. Jika terdapat banyak relik yang tersisa yang tidak dapat di bawa semua secara sekaligus oleh penemunya, maka relik yang tersisa, tentu saja, akan menjadi siapa cepat dia dapat. Untuk alasan itu, terdapat banyak orang yang menyebarkan jala informasi untuk mendengar hal semacam itu. Kahimo dan Hahhya adalah salah satunya.
Bocah wilayah kumuh membawa relik mahal ke toko pembelian dan saling membunuh untuk memperebutkan uangnya. Mereka, mendapatkan informasi ini, mempercayai cerita ini setelah dengan seksama meneliti isi cerita. Dengan kata lain, mereka memutuskan bahwa terdapat relik berharga tinggi di tempat di mana seorang bocah wilayah kumuh sekalipun bisa mendatanginya.
Terlebih lagi, mereka memutuskan bahwa tempatnya adalah di wilayah luar dari reruntuhan Distrik Kuzusuhara. Karena satu-satunya reruntuhan yang dapat didatangi oleh bocah wilayah kumuh dengan cukup aman di sekitar kota Kugamayama adalah Distrik Kuzusuhara.
Jika bocah itu menemukan relik di suatu tempat di reruntuhan secara kebetulan, dan jika tempat penemuan itu adalah sebuah gudang atau sesuatu dan masih terdapat banyak relik yang tersisa, maka bocah itu akan mendatangi tempat yang sama lagi untuk ke depannya. Menilai itu, Kahimo dan Hahhya mulai bergerak untuk mencuri relik. Dan sejak mereka mulai menunggu untuk menyergap bocah di wilayah kumuh dan mencari orang seperti itu, mereka menemukan Akira.
Kahimo berniat untuk menangkap Akira dan hendak memaksanya untuk membeberkan tempatnya. Akan tetapi, karena dia bisa saja secara ceroboh membunuh bocah itu di dalam pertarungan, dia dihentikan oleh Hahhya yang mengatakan bahwa itu bukanlah tindakan cerdas, karena itu Kahimo merubah rencananya daan membuntuti Akira dan membiarkan bocah itu membimbing mereka menuju lokasi relik. Akan tetapi, dia mulai mendapatkan masalah lagi dengan ini.
-
Hahhya. Lebih baik kita memintanya membeberkannya secara paksa saja. Bisa di bilang, kita ini sedang berhadapan dengan bocah tak bersenjata. Nggak akan masalah selama aku berhati-hati agar tidak membunuhnya dengan nggak sengaja. Kamu juga ingin melakukan ini dengan cepat kan?
Dia tidak mendapatkan balasan dari Hahhya. Kahimo berwajah curiga.
-
Hei, kenapa?
Hahhya akhirnya mengeluarkan semacam gumaman suara.
-
...Cuma seorang bocah...kan?
-
Dia sendiri, kan? Sepertinya nggak ada orang lain lagi yang bersembunyi di dekatnya.
Kahimo mempertimbangkan bahwa ini aneh dan memperhatikan Akira lagi dengan teropong favoritnya.
Teropong ini cukup berperforma tinggi, yang dapat membiarkannya melihat dengan resolusi tinggi bahkan dalam jarak yang jauh. Teropong ini juga memiliki fungsi untuk membenarkan tampilan seolah keadaan sedang siang, walau di tengah malam gelap gulita, dan juga sebuah fungsi untuk mendeteksi cahaya tak kasat mata dan mendeteksi kamuflase optikal sederhana. Teropong ini juga memiliki fungsi untuk mengidentifikasi dan menerangi penampakan dari orang dan monster.
Jika berhubungan dengan teropong berperforma tinggi, banyak produk yang juga memiliki fungsi jaringan yang mendapatkan dan menampilkan informasi dalam realita buatan yang disalurkan dari dalam reruntuhan. Akan tetapi, teropong ini tidak memiliki fungsi itu.
Kahimo mengalami hal yang sebaliknya di jaman dulu: mereka bertarung dengan beberapa monster mekanikal yang memiliki fungsi-fungsi tersebut. Karena itu sosok dari musuh yang seharusnya dapat terlihat dengan normal, terhapus oleh prosesing video, dan hampir membuat dirinya terbunuh. Karena pengalaman mengerikan itu, sekarang dia memiliki kebiasaan menggunakan teropong yang dapat memproses segalanya secara lokal.
-
Nggak ada siapapun di sana. Nggak ada monster di sekitaran. Cuma bocah itu.
Hahhya merautkan wajahnya dan menjawab dengan sedikit bimbang.
-
Ahh, err, aku tadi sudah bilang, tapi aku lagi nggak ngobat dan aku juga nggak mabuk. Jadi aku nggak main-main.
-
Maka dari itu aku tanya kenapa kamu bertingkah aneh dari tadi?
-
...Aku bisa melihat seorang wanita di samping bocah itu.
-
Wanita?
Kahimi memeriksa keadaannya kembali. Namun dia tidak dapat melihat orang lain seperti itu.
-
Nggak ada. Nggak ada siapapun di sana. Selain bocah itu. Aku nggak melihat wanita.
Hahhya sedikit pucat.
-
...Kamu nggak bisa lihat? Aku bisa melihatnya. Seorang wanita yang sangat cantik sedang membimbing bocah itu dari tadi.
-
Kalau begitu, coba kamu rincikan penampilan wanita itu. Dia kelihatan seperti apa?
-
...Dia mengenakan gaun putih yang kelihatannya mahal.
-
Gaun? Memangnya dia pikir dia lagi di mana? Dia ini lagi di reruntuhan, kan?
Ketika Kahimo bertanya menantang dan curiga, Hahhya meninggikan suaranya seolah dia telah kehilangan akal sehatnya.
-
Beneran! Aku nggak bohong! Aku nggak mabuk atau berhalusinasi! Saat aku pergi ke reruntuhan, aku nggak pernah minum atau ngobat!
Kahimo menilai bahwa Hahhya tidak berbohong berdasarkan perilakunya. Akan tetapi, adalah sebuah kenyataan bahwa dirinya tidak dapat melihat wanita itu dan itu menguatkan ekspresi curiganya. Kemudian, setelah berpikir sejenak, dia menyadari sesuatu yang membuat ucapan Hahhya tampak nyata.
-
Hahhya. Bagian matamu, kalau aku nggak salah ingat, mempunyai fungsi perpanjangan, kan?
-
Yeah, temanku yang memasangkannya. Mata ini milik seorang pria yang bangga menghabiskan uangnya dan memodifikasi mata ini. Walaupun dia berkali-kali menyombongkan fungsi jaringannya, bajingan itu malah cepat mati di reruntuhan. Mata ini cukup berperforma tinggi dan mudah digunakan, tapi kekurangannya adalah terkadang mata ini menerima informasi secara sembarangan dan menampilkannya di dalam pandanganku.
-
Itulah yang terjadi kalau kamu memakai alat yang bukan asli bawaan. Lagipula temanmu mencabutnya dari pria yang mati di reruntuhan. Alasan kenapa pria itu mati kemungkinan karena pandangannya menjadi aneh dari kerusakan yang tiba-tiba.
-
Bacot. Harga dari desain ulangnya itu murah. Bukannya ini bagus? Ini berguna saat mencari relik. Tapi karena unit kontrolnya meledak bersama pria itu, mengubah fungsi dari mata ini jadi mustahil. Butuh uang untuk menambahkan kontrol unitnya, jadi aku lagi menabungnya. Kenapa kamu tiba-tiba tanya itu?
Kahimo merubah ekspresinya menjadi serius.
-
Wanita itu mungkin fungsi pembimbing dari reruntuhan. Apa yang kamu lihat sepertinya itu adalah tipe informasi yang meluas, menampilkan dan menambahkan visibilitas, dan bukan pandangan tiga dimensi. Tidak mustahil kalau beberapa fungsi dari reruntuhan berhasil selamat dan masih menyiarkan informasi perpanjangan. Jadi mungkin karena itu matamu mendapatkan informasi aneh itu, yang bertajuk hantu Dunia Lampau.
Hahhya memastikan sosok Alpha dengan seksama sekali lagi seraya terkejut.
-
...Huh? Tapi dia kelihatan nyata loh? Wanita itu bahkan punya bayangan. Nggak ada hal janggal lainnya selain dari penampilan wanita itu. Apa yang diperluas dan ditampilkan dalam jarak pandangku biasanya sesuatu yang berbeda dari realita. Tidak ada bayangan, rambu arah yang memanjang, dinding tembus, dan hal lainnya yang bersifat artifisial. Wanita itu sama sekali tidak memiliki ciri seperti itu. Satu-satunya yang aneh adalah dia mengenakan gaun di tempat seperti ini...
Hahhya menganggap ini sebagai lelucon dan tertawa dan menghiraukannya. Seperti itulah besarnya perasaan nyata dari sosok Alpha.
Kahimo terus bersikap serius.
-
Jika wanita itu bagian dari fungsi rute pembimbing dari reruntuhan Distrik Kuzusuhara, maka pasti dia ditampilkan dengan teknologi Dunia Lampau. Kurasa dia tergambar dengan teknologi tinggi agar kita nggak merasa nggak nyaman atau merasakan kejanggalan semacam itu.
-
...Begitu? Apa dia benar hantu Dunia Lampau? Ini pertama kalinya aku melihatnya. Mantap.
Ekspresi Hahhya berubah menjadi ketertarikan kepada Alpha. Keseraman bahwa terdapat wanita yang hanya bisa dilihat oleh dirinya sendiri berubah menjadi ketertarikan tinggi seraya partnernya mempercayai dirinya dan menambahkan sebuah alasan yang dapat dia terima.
Kahimo memanfaatkan itu dan meneruskan berbicara seolah dia teringat oleh sesuatu.
-
...Aku jadi ingat, ada cerita hantu tentang reruntuhan Distrik Kuzusuhara. Kalau nggak salah judulnya... hantu pemikat?
-
A-aku tahu itu. Itu cerita tentang hantu yang menggunakan relik sebagai umpan, mengundang para hunter ke dalam reruntuhan dan membunuh mereka, kan? Katanya sudah banyak hunter yang di undang dan nggak ada seorangpun yang kembali hidup. Sekarangm selain pria dan wanita dari segala umur, hantu itu mengundang segala macam makhluk seperti anjing dan kucing.
Setelah Kahimo mengangguk ringan, dia meneruskan dengan ekspresi dan nada suara yang tampak ingin mengambil inisiatif dan mengarahkan pembicaraan ini.
-
Datang untuk mengambil relik dan mati di reruntuhan adalah cara mati yang normal bagi hunter. Jadi, hal terpentingnya adalah kenapa cerita hantu seperti itu ada dan tersebar ketika nggak ada seorangpun yang kembali hidup-hidup?
-
...Benar juga. Kenapa?
-
Jawabannya adalah ada beberapa orang yang nggak mengikuti wanita itu. Hanya mereka yang dapat melihat hantu itu yang mengikutinya. Hantu nggak bisa dilihat semua orang. Itu cerita hantu karena ada beberapa yang dapat melihat dan beberapa yang nggak bisa melihatnya, dan masing-masing cerita dari mereka berbeda, dan mereka nggak bisa memastikan detailnya.
Hahhya sedikit ketakutan. Dengan mengikuti Akira, itu artinya mereka sama saja dengan mengejar hantu itu.
-
Ka-kalau begitu, apa kita akan mati kalau kita mengikuti wanita itu!
Kahimo tertawa penuh maksud mendengar itu.
-
Coba kamu pikir begini. Bagaimana mungkin bocah seperti itu bisa mendapatkan relik berharga? Itu karena dia dapat melihat wanita itu seperti kamu. Wanita itu adalah bagian dari fungsi manajemen kota Dunia Lampau, dan masih berfungsi sampai sekarang, memberikan arahan kepada mereka yang dapat melihat dirinya. Sepertinya bocah itu bertanya kepadanya tentang letak relik yang ada. Dan berkat bimbingan wanita itu, bocah itu dapat mencari tempat di mana reliknya berada dengan aman tanpa ketahuan oleh monster. Gimana menurutmu? Masuk akal, kan?
Ucapan Kahimo membuat Hahhya membara kembali.
-
Benar juga...! Tapi, kalau dia nggak mati dengan bimbingan wanita itu, berarti ini bukan cerita hantu itu kan?
Walaupun Hahhya merasa senang untuk sesaat, tidak lama kemudian dia menunjukkan ekspresi curiga di wajahnya. Kahimo melanjutkan untuk terus membantahnya temannya.
-
Walaupun jika kita dibimbing wanita itu, kemungkinan kita bertemu dengan monster itu rendah, tapi kalau kita ketemu dengan monster, ya kita tetap akan ketahuan. Dan juga, para hunter yang mengetahui fungsi pembimbing wanita ini mungkin akan menyebarkan rumor bahwa barang siapa yang mengikuti wanita itu akan mati, agar relik miliknya nggak diambil oleh yang lain. Setelah itu, karena orang itu sudah berkali-kali mengambil relik dengan cara yang sama, pastinya relik yang berada di lingkaran luar reruntuhan bakal habis, yang membuat orang itu akan masuk semakin ke dalam reruntuhan. Kemudian, sialnya dia bertemu dengan monster kuat dan akhirnya mati. Oleh karena itu rumor yang mengatakan “kalau kamu mengikuti wanita itu, kamu akan mati” masih tersisa, dan kisah itu semakin menumpuk dan menjadi cerita hantu.
Teryakinkan oleh penjelasan Kahimo, Hahhya tertawa senang.
-
Benar juga! Kalau begitu nggak akan masalah kalau kita mengikuti bocah itu! Karena kalau bocah sekecil itu saja bisa kembali dengan selamat, kita nggak akan mati kalau kita hati-hati!
-
Nggak ada jaminan kalau prediksiku itu benar. Tapi, kalau memang benar, kita harus menyelidiki reliknya secara efisien. Yah, rumornya bilang selalu ada korban di dalam ceritanya, ini akan berbahaya.
Kahimo mencoba untuk menenangkan Hahhya, namun Hahhya tidak dapat menahan semangatnya. Keselamatan di reruntuhan dan relik mahal. Mereka mungkin bisa mendapatkan kedua hal tersebut. Tidak ada satupun hunter yang tidak memahami nilai ini.
-
Kita akan baik-baik saja kan? Kamu tuh cemasan banget! Aku nggak akan melewatkan kesempatan ini!
-
Yah, ayo kita lihat situasinya sedikit lagi.
Kahimo berpikir seraya melihat Hahhya dengan tenang.
(...Mereka saling membunuh di dalam tim mereka untuk bisa memonopoli reliknya. Dia yang selamat akan menyalahkan hantu itu sebagai alasan kematian rekan mereka. Kemungkinan seperti itu juga pasti ada. Yah, kalau untuk si tolol ini, seharusnya nggak masalah kalau aku menyuruh dia jalan di depanku dengan alasan yang bagus, kan?)
Kahimo melanjutkan mengawasi Akira seraya berhati-hati agar Hahhya tidak menebak pikirannya.
0 Comments
Posting Komentar