Memungutnya (3)
(Penerjemah : Ei-chan)
Deputi butler Hans segera memerintahkan pelayan lain untuk memanggil Choi Han.
"Di mana dia sekarang?"
"Ah, dia sedang berada dengan Ron di dapur juru masak Beacrox."
Jantung Cale melompat sementara dia berjalan ke ruang kerja. Apakah mereka bertiga jadi akrab sesuai dugaan?
"Berdasarkan apa yang diberitahukan pada saya, dia sedang belajar bagaimana caranya memasak hidangan-hidangan dasar dari juru masak Beacrox."
“Memasak?”
“Ya.”
Salah satu sudut bibir Cale melengkung ke atas.
'Apanya yang memasak.'
Mereka menyebutnya 'memasak', tapi mungkin belajar tentang penyiksaan atau Beacrox dan Ron sedang mengagumi kemampuan berpedang Choi Han. Cale tidak perlu melihat untuk mengetahui yang sebenarnya.
Cale dengan alami berjalan mendekat dan duduk di mejanya. Dia kemudian dengan santai menanyai Hans, yang sedang berdiri diam di sudut ruangan.
"Apa yang dia minta?"
“Ah.”
Hans sepertinya terkejut dengan pertanyaan mendadak Cale, sebelum berekspresi serius dan mulai melapor. Ini adalah informasi yang sudah Cale perkirakan.
Hans tidak menyembunyikan rasa berduka dan kecewanya sambil membagikan apa yang terjadi pada Desa Harris, dan telah pergi ke Count dengan Choi Han untuk menyampaikan Plakat Kepala Desa yang Choi Han bawa.
"Ayah bertemu dengannya?"
"Ya. Count langsung memerintahkan pemakaman dan akan mengirim inspektur, kesatria, dan prajurit untuk menyelidik."
Hmm. Hans berhenti sejenak dan ragu-ragu sebelum lanjut bicara.
"Akan tetapi, tamu tersebut mengindikasikan bahwa dia tidak akan kembali dengan kita."
Hans mengingat kembali pertemuan Count dengan Choi Han, saat Choi Han menjelaskan situasinya pada Count.
Choi Han berbicara dengan normal, tapi ujung-ujung jemarinya bergetar. Saat itulah Hans mengetahui bahwa Choi Han baru berumur 17 tahun. Dia dapat mempertahankan hidupnya karena kebetulan sedang mencari tanaman obat sendirian pada saat pembantaian itu, tapi dia masih harus menyaksikan para tetangga dan temannya dibunuh pada usia semuda itu. Betapa besar rasa terguncang yang diterimanya?
"Apa dia akan baik-baik saja?"
Karena itulah Hans menanyai Cale. Apa tidak apa-apa baginya tidak memberikan ucapan selamat tinggal terakhirnya?
"Itu adalah keputusannya."
Cale menjawab pertanyaan Hans dan mengalihkan topik pembicaraan. Dia sudah tahu kenapa Choi Han tidak ingin kembali. Dia sudah mengucapkan selamat tinggalnya saat mengebumikan mereka. Yang tersisa adalah membalas dendam pada orang-orang yang telah merampas masa depan mereka.
"Apakah Ron mengurus dia?"
"Ya. Dia telah memastikan sang tamu menyantap setiap makanan. Dia juga bersikap sangat ramah padanya."
Mereka bertiga benar-benar tampak akur.
“Ah.”
Hans sepertinya teringat sesuatu saat dia lanjut bicara.
"Tuan Ron sepertinya melukai dirinya sendiri saat bekerja. Ada perban di pergelangan tangannya."
"Benarkah? Pastikan untuk memberi dia obat."
'Dia mungkin membunuh seseorang lagi.'
Itulah yang Cale pikirkan. Dia mendengar suara Hans pada saat itu.
"...Akan saya pastikan untuk menyampaikan pesan dan perasaan Tuan Muda pada Tuan Ron."
"Tentu, terserah kau saja."
Hans membuka mulut untuk mengatakan sesuatu saat dia melihat ekspresi acuh tak acuh Cake, tapi suara lain memenuhi ruang kerja.
Tok Tok Tok
Choi Han telah tiba. Hans membukakan pintu dan Cale bisa melihat Choi Han sedang berdiri di luar. Cale melambaikan tangan menyuruh Hans pergi, dan Hans menundukkan kepala sementara dia keluar dari ruang kerja itu dengan tenang. Hanya tinggal Cale dan Choi Han di dalam ruangan itu.
Cale tetap berada di balik meja di antara mereka saat dia menunjuk pada kursi yang ada di seberangnya.
“Duduklah.”
Choi Han perlahan memandangi sekitar ruang kerja sambil duduk di kursi. Cale memberinya cukup waktu untuk melihat-lihat ke sekeliling ruang kerja.
Sebagaimana umumnya seorang pahlawan yang polos dan cerdas, Choi Han menyukai buku. Karena itulah hal pertama yang dia lakukan setelah keluar dari Hutan Kegelapan dan tiba di Desa Harris adalah belajar bagaimana caranya membaca dari Kepala Desa. Setelah melihat sekeliling untuk waktu yang lama, pandangan Choi Han akhirnya mendarat pada Cale.
"Apa bayarannya?"
'Langsung ke inti masalah.'
Cale tersenyum melihat bagaimana Choi Han tidak berbasa-basi.
Pembayaran. Choi Han sangat teliti saat berurusan dengan hutang yang dia miliki.
Cale –Kim Rok Soo– sadar bahwa dirinya telah mengubah isi dari awal 'Kelahiran Sang Pahlawan '. Dia bisa melihat bahkan ada lebih banyak hal yang akan berubah karena itu. Oleh sebab itulah dia mencoba sebaik mungkin tidak terlalu banyak mengubah, tetapi…
Dia harus pergi ke ibukota. Maka akan ada lebih banyak hal lagi yang berubah.
Cale menaruh secarik kertas di atas meja sambil menatap Choi Han.
"Ada cara untukmu membayar kembali makananmu, tapi pertama-tama aku harus memastikan apakah kau mampu melakukannya. Sederhananya, ini adalah wawancara."
“Silakan lanjutkan.”
Choi Han langsung menyetujui pembicaraan Cale untuk memeriksa kualifikasinya. Cale mulai bertanya.
"Apa kau tahu bagaimana caranya melindungi orang?"
"...Apa maksud Anda?"
Choi Han tersentak untuk pertama kalinya dan bertanya setelah beberapa saat. Cale mulai memandang tajam. Dia menatap potongan kertas di meja dan bukan pada Choi Han.
Walaupun dia harus cepat-cepat mengubah rencana, ini mungkin akan membawa lebih banyak keuntungan daripada sebelumnya. Dia bisa mencegah rombongan Choi Han mendapatkan kekuatan kuno sambil mengambil yang dia butuhkan untuk dirinya sendiri.
Kekuatan-kekuatan itu tidak berguna untuk mereka lagipula.
Cale tetap memandangi kertas itu sambil terus bicara.
"Sederhana. Apa kau mampu melindungi orang-orang alih-alih membunuhnya?"
Keheningan memenuhi ruangan. Choi Han tidak punya jawaban. Cake mengalihkan pandanganya dari kertas dan menatap orang yang sedang duduk di kursi itu. Choi Han duduk di sana dengan kepala tertunduk, tapi pada akhirnya menjawab.
"Saya tidak yakin."
Ck. Cale mendecakkan lidah. Inilah alasannya kenapa berbahaya memprovokasi Choi Han saat ini.
"Tapi kau bisa membunuh seseorang?"
Jawabannya muncul dengan mudah kali ini.
"Benar sekali."
"Kalau begitu kau seharusnya bisa melindungi orang juga."
Mata Choi Han berguncang sesaat.
"Itu sulit."
"Tapi sulit bukan berarti mustahil."
Tidak banyak hal di dunia ini yang bisa kau hindari karena itu sulit. Kehidupan yang Cale jalani seperti itu. Karena itulah dia begitu senang memasuki tubuh seorang sampah seperti Cale yang bisa melakukan apapun yang dia mau. Tapi, sayangnya, sekarang ada sebuah gunung yang harus dia daki dulu agar bisa mendapatkan masa depan damai itu.
Cale sedang mencari seseorang untuk mendaki dan menjungkirbalikkan gunung itu untuknya.
Choi Han menyunggingkan senyum getir.
"Benar juga."
"Ya, memang benar. Sekarang pertanyaan wawancara terakhir."
"Ya. Silakan tanyakan."
Cale memperhatikan tatapan tegas Choi Han sambil mengajukan pertanyaan terakhir.
"Siapa namamu?"
"Anda tidak tahu nama saya?"
'Tentu saja aku tahu. Kaulah orang yang tadinya akan menghajarku habis-habisan.'
"Aku sudah mendengarnya dari orang lain, tapi aku ingin mendengarnya secara langsung darimu."
“Choi Han.”
Choi Han mengulurkan tangannya.
"Nama saya Choi Han."
Cale menjabat tangan Choi Han.
"Bagus. Aku Cale Henituse."
Percakapan singkat yang disebut wawancara ini selesai dengan cepat. Tentu saja, ini berakhir dengan lulus. Cale mendorong kertas di meja ke Choi Han.
"Caramu untuk membalasku itu sederhana."
Ada dua nama yang tertulis di kertas tersebut. Di situ juga diindikasikan di mana dia akan menemui mereka.
"Pergilah ke ibukota dengan orang-orang ini."
Mereka ada anggota rombongan yang akan Choi Han temui di perjalanannya ke ibukota. Beacrox dan kedua orang ini akan berkembang dan semakin kuat dengan Choi Han hingga jilid kelima.
Rosalyn dan Lock.
Yang satu adalah tuan putri dari kerajaan tetangga yang kembali ke kerajaannya setelah selamat dari percobaan pembunuhan, dan yang satu lagi adalah seorang bocah yang terluka. Tentu saja, bocah itu adalah penerus Raja Serigala. Adalah hal yang mungkin baginya untuk berubah menjadi seekor serigala.
Putri Rosalyn adalah orang yang kuat dan dingin. Dia memiliki kekuatan paling meledak-ledak setelah Choi Han dan menggunakan kekuatannya itu secara logika.
Dia tidak tertarik mengambil alih takhta. Malahan, cita-citanya adalah membuat Menara Sihir terkuat di seluruh benua, dan dia akan berkembang menjadi seorang pahlawan seiring semakin dekatnya dia dengan cita-citanya itu.
‘Archduke kerajaan itu, yang mencoba membunuh Rosalyn, akan disiksa oleh Beacrox nantinya.’
Hati Cale mulai berguncang saat dia mengingat kembali betapa jelas dan deskriptifnya adegan penyiksaan itu dalam novel. Hatinya jadi sering agak terguncang akhir-akhir ini.
“Rosalyn. Lock.”
Cale mengangguk menanggapi suara Choi Han.
“Ya. Kedua orang itu. Aku senang kau tahu bagaimana caranya membaca.”
Choi Han terus memandangi kedua nama itu. Pandangan Cale mendarat pada nama Lock.
Lock. Dunia ini memiliki ras lain seperti Elf, Dwarf, dan Manusia-Hewan. Akan tetapi, yang paling tertutup dari semua ras adalah Manusia-Hewan.
Manusia-Hewan. Ini termasuk hewan-hewan buas, burung-burung, dan bahkan serangga. Manusia-Hewan berbeda dari monster karena adanya kesadaran diri.
‘Lock memiliki darah paling murni dari semua manusia-serigala.’
Lock menerima garis keturunan yang mendominasi para manusia-serigala. Manusia-Hewan dengan garis keturunan termurni cenderung terlihat lemah dan biasa-biasa saja ketika dalam wujud hewan atau manusia mereka. Akan tetapi, begitu mereka memasuki kondisi menggila, mereka jadi lebih kejam dan bengis daripada siapapun. Dan Lock adalah satu-satunya yang selamat dari seluruh suku Serigala Biru.
Cale mengeluarkan sebuah peta dari laci dan membukanya di atas meja.
“Kau akan memulai perjalanan denganku.”
Dia kemudian menunjuk ke satu lokasi di peta.
“Kita akan berpisah di titik ini. Kau hanya perlu mengikuti apa yang kutulis di kertas itu.”
Choi Han tidak bertanya-tanya lagi dan hanya mendengarkan dengan tenang. Cale mengamati Choi Han sebentar. Ada alasan Choi Han harus pergi dengannya sampai ke titik itu.
‘Aku harus menghindari naga gila.’
Awal ‘Kelahiran Sang Pahlawan’. Seperti novel lainnya, penjahat baru akan muncul setelah Cale. Akan tetapi, tokoh-tokoh jahat itu bukanlah lawan mudah seperti Cale.
Penjahat berikutnya melibatkan seorang Marquis yang memimpin salah satu fraksi bangsawan. Di sepanjang awal novel, dia menghalang-halangi Putera Mahkota dan Choi Han. Dia akhirnya hancur di sekitar jilid dua, tapi Choi Han bertemu dengan Marquis untuk pertama kalinya di perjalan menuju ke ibukota.
‘Si brengsek itu membesarkan si naga gila.’
Makhluk itu jelas seekor naga gila.
Makhluk itu masih seekor bayi naga. Naga hitam itu disiksa secara diam-diam oleh calon penerus Marquis. Mereka melatihnya untuk mematuhi perintah Marquis.
‘Mereka juga gila. Naga adalah makhluk terkuat di dunia. Bagaimana bisa mereka berpikir akan dapat menjinakkan seekor naga?’
Itu sebenarnya masuk akal.
Sang Marquis berhasil mendapatkan telur naga lewat organisasi rahasia dan merantainya dengan rantai penahan mana begitu makhluk itu menetas. Cale tidak bisa memperkirakan kekuatan dari organisasi rahasia itu.
Tapi apakah para naga akan disebut-sebut sebagai makhluk terkuat di dunia tanpa alasan?
Naga hitam ini, yang umurnya kurang dari lima tahun, tetaplah seekor naga. Pada akhirnya, naga itu menggila dan mengamuk.
Dia mungkin masih kecil, tapi dalam novel, naga itu meledak dengan cukup mana untuk menyingkirkan rantai penahan mana. Karena mana-nya ditahan, mana yang diledakkannya itu sebenarnya adalah energi hidupnya sendiri.
Setelah tinggal di dalam gua dan disiksa setiap hari tanpa pernah bisa melihat sinar matahari, naga muda itu memotong energi kehidupannya sendiri untuk mendapatkan kebebasan.
Setelah berhasil lolos, naga itu akhirnya kehilangan akal sehat dan mengamuk.
Desa tempat Choi Han menginap pada saat itu hampir berada dalam bahaya karena amukan naga tersebut, dan Choi Han akhirnya bertarung melawan si naga hitam.
[Choi Han memandang si naga kecil yang panjangnya kurang dari satu meter. Makhluk itu dapat meledakkan sebuah gunung dengan tubuh sekecil itu dan membuat para penduduk desa terancam bahaya. Akan tetapi, Choi Han tidak bisa menyerang naga ini dengan mudah.]
[Mata naga ini yang telah kehilangan akal sehatnya, terlihat kesakitan dan penuh kesedihan. Akan tetapi, mulut naga itu tersenyum. Choi Han merasa hal itu luar biasa menyedihkan.]
Choi Han akhirnya membunuh naga hitam itu dan menghadiahinya kebebasan yang disebut kematian.
Cale harus pergi ke desa itu.
‘Entah Choi Han yang mengurus makhluk itu atau aku mencegahnya menjadi gila dan mencari cara untuk melepaskannya.’
Tidak ada pilihan lain karena itu ada dalam perjalanannya ke ibukota. Dia akan harus mengambil jalan memutar yang luar biasa jauh untuk menghindari desa tersebut, dan itu akan memerlukan waktu yang lama serta mengubah aliran cerita. Dia juga akan terlambat sampai di ibukota kalau dia mengambil jalan memutar itu.
‘Sebagai naga gila, makhluk itu digambarkan sebagai seekor naga yang sangat manis.’
Novel menggambarkannya sebagai seekor naga hitam manis dengan kaki-kaki yang pendek. Disebutkan bahwa yang lebih menakutkannya lagi makhluk semanis itu menggila dan menyebabkan kekacauan. Cale memutuskan untuk berhenti memikirkan naga itu saat ini, dan sebagai gantinya menyampaikan pada Choi Han sisa dari perintahnya.
“Datanglah ke ibukota dengan orang-orang yang memiliki kedua nama ini. Inilah caramu untuk balas membayarku.”
Choi Han mengajukan sebuah pertanyaan.
Choi Han asked a question.
“...Saya hanya perlu melindungi kedua orang ini?”
“Kalau kau mau.”
Kedua orang itu seharusnya cukup kuat untuk tidak memerlukan perlindungan dari Choi Han. Terutama Putri Rosalyn, dia bahkan tidak akan bergerak satu inci pun sekalipun satu truk Cale dengan Perisai Tak Dapat Hancur menyerang dia di waktu yang bersamaan.
“Lakukan sesukamu. Akan tetapi, kau harus pastikan untuk datang ke ibukota. Kau juga harus menemuiku di sana tanpa terluka. Kau paling tidak bisa menjaga dirimu sendiri, ya ‘kan?”
Cale dan Choi Han seharusnya tidak punya alasan untuk bertemu lagi setelah itu. Choi Han akan mendapat pertemuan negatif lainnya dengan organisasi rahasia setelah terlibat dengan Lock. Pertemuan dengan Lock seharusnya akan membuat Choi Han menghentikan bahaya di ibukota seperti dalam novel.
“Kenapa kau tidak menjawab? Kau bisa melakukannya?”
Pandangan Choi Han menjadi sedikit lebih jernih.
“Ya. Saya bisa melakukannya.”
Dia kedengarannya berbicara dengan nada yang lebih hormat dibanding sebelumnya, tapi Cale membiarkannya. Dia merasa sedikit lebih tenang setelah melihat Choi Han memasukkan kertas itu ke dalam saku dadanya.
‘Aku seharusnya minum dulu saat melakukannya.’
Rasanya sangat melelahkan berbicara dengan Choi Han dengan tubuh Cale.
“Kau bisa pergi sekarang.”
Cale melambaikan tangannya pada Choi Han. Choi Han mulai berjalan ke pintu setelah melihat gestur tangan Cale. Cale bersandar ke kursi dan mengawasi saat Choi Han mencapai pintu sebelum mulai bicara lagi.
“Tambahan saja, semua yang kita diskusikan di sini adalah rahasia. Aku yakin tidak perlu mengatakanmu soal itu?”
Choi Han tidak menoleh ke belakang dan menjawab saat membuka pintu.
“Tentu saja.”
Suara Choi Han terdengar mengindikasikan bahwa dia sedang tersenyum, tapi Cale tidak peduli. Begitu dia sendirian, Cale mengeluarkan secarik kertas dan menulis dalam bahasa Korea. Setelah menulis sebentar, dia meninggalkan ruang kerja dan pergi ke kantor ayahnya.
“Ayah.”
“Ya?”
“Aku perlu uang.”
“Baiklah. Aku akan menyuruh Hans memberikannya padamu.”
Cale membutuhkan banyak uang. Begitu Cale berbaring di ranjang dengan cek 10 juta gallon lain di saku dadanya, Ron mendekat dan menaruh sebuah botol di meja lampu sebelah ranjang sambil mulai bicara.
“Ini adalah teh lemon madu hangat. Putera saya membuatkannya khusus untuk Anda, Tuan Muda. Selamat beristirahat malam ini. Saya akan selalu ada di samping Anda.”
Rasa kantuk Cale lenyap dalam sekejap.
Tidak peduli apa yang terjadi, dia harus memastikan mereka berdua pergi dengan Choi Han.
Keesokan harinya, Cale Henituse pergi ke kawasan kumuh begitu dia bangun.
0 Comments
Posting Komentar