— Freida —

Kunjungan ke Wilayah Bangsawan

 

"Oh, ya ampun, sekarang sudah waktunya." Aku menyadarinya saat membereskan tempat tidur bahwa warna salah satu feystone di gelangku sedikit berbeda. Gelang ini memiliki sekumpulan batu-batu feystone hitam yang berbaris di permukaannya, dan salah satunya kini tidak lagi berwarna buram.

Sebagai seorang penderita Pelahap yang membuat kontrak dengan seorang bangsawan, tuanku memberiku alat sihir ini untuk menampung mana-ku yang meluap. Feystone yang berubah warna  adalah tanda bahwa gelang ini jadi dipenuhi mana, yang berarti aku harus menemui Lord Henrik, bangsawan yang berkontrak denganku dan tuanku.

"Kakek, tolong minta waktu untuk bertemu dengan Lord Henrik. Batu-batu feystone-nya sudah mulai berubah warna," aku menginformasikan Kakek keesokan paginya. Kami membutuhkan izin khusus untuk memasuki Area Bangsawan, dan karena aku masih di bawah umur maka aku perlu dia untuk menemaniku ke sana.

"Sudah waktunya, ya?"

"Ya, benar. Perlukah aku membawakan beberapa pound cake sebagai oleh-oleh?"

"Itu akan sangat bijak. Dia sepertinya sangat menyukai itu terakhir kali."

"Baiklah, kalau begitu. Aku akan membawakan pound cake dengan rumptopf kali ini."

Kami telah menemukan bentuk pound cake baru pada musim dingin lalu dengan mengiris tipis-tipis rumtopf yang cara membuatnya telah Myne ajarkan pada kami dan mencampurkannya ke dalam adonan kue. Perlu banyak percobaan untuk menemukan jumlah ideal rumtopf untuk ditambahkan, tapi berkat usaha Leise, kue itu akhirnya jadi sangat lezat. Kue ini memiliki aroma alkohol yang kuat, yang membuatnya cukup terkenal di antara pria bangsawan.

Akan tetapi, karena rumptopf sendiri muncul dari hasil percobaan, tidaklah cukup bagi kami untuk membuat lebih banyak pound cake. Dengan demikian, Leise bertekad untuk membuat lebih banyak rumtopf selama musim panas yang akan datang.

“Aku yakin sudah tiba waktunya bagi kita untuk melebarkan pengulangan kita…" kata Kakek, memberikan lirikan penuh makna ke dapur tempat Leise sepertinya berada. Aku maupun Kakek memikirkan hal yang sama.

“Aku harus bertemu dan bicara dengan Myne lagi dalam waktu dekat.”

Meski demikian, itu adalah hal yang mudah untuk dikatakan daripada dilakukan, mengingat betapa seksamanya Benno saat menyembunyikan dia dari dunia. Semua yang dokumen Serikat dikirim oleh Firma Gilberta, dan bahkan laporan keuangan tahunan yang perlu dikirim dan didiskusikan di musim semi pun ditangani oleh Benno.

Meski merupakan anggota dari Serikat Dagang, Myne lebih sedikit muncul daripada pengusaha manapun, namun penjualannya cukup besar sehingga atelirnya dengan cepat menjadi salah satu yang terbesar di kota. Kertas tumbuhan, buku bergambar, mainan-mainan yang dia buat dan jual sebagai proyek musim dingin… Sekilas, hasil produksi Atelir Myne cukup rendah, tapi semua yang mereka buat berharga tinggi dan memberi keuntungan yang signifikan—dan itu bahkan belum termasuk semua produk baru yang Firma Gilberta beli hak miliknya.

“Firma Gilberta terus muncul dengan produk baru juga. Mudah untuk melupakan bahwa mereka seharusnya adalah toko pakaian dan aksesoris.” Rinsham, hiasan rambut, dan gantungan baju berbentuk unik yang sudah cukup menjadi fokus utama bisnis mereka, tapi kertas tumbuhan, buku bergambar, mainan, dan diptychs sedikit pun tidaklah berhubungan dengan pakaian dan aksesoris.

“Dan Myne terlibat lebih daripada sekedar produknya, bukan begitu?”

“Benar sekali.”

Banyak dari kontrak signifikan yang melewati Serikat Dagang dengan nama Myne tertera di dalamnya—sebuah kontrak dengan Serikat Tinta, pesanan besar untuk pandai besi di mana dia yang menjadi patronnya dan begitu pula banyak tukang kayu, investasi bersama dengan Benno untuk rumah makan yang akan segera dibuka… Semuanya itu melibatkan perputaran uang yang besar.

“Dan dia bergabung dengan biara sebagai seorang novis biarawati juga. Apa yang sebenarnya dia lakukan? Menurutku dia sepertinya melakukan perdagangan dengan nilai yang jauh lebih tinggi daripada kebanyakan pedagang lainnya.”

Meskipun kontrak kami atas pound cake telah berakhir, aku tidak pernah mendengar kabar dari Myne atau bahkan melihat dia di Serikat untuk waktu yang lama. Apakah dia tidak keberatan jika aku tetap memonopoli pound cake? Karena kalau dia tidak segera memberi kabar, hal itulah yang akan kulakukan.

Sekitar sepuluh hari setelah feystone pertama berubah warna, Lord Henrik mengizinkan kami untuk menemuinya. Aku menunggu sampai bel kelima hari itu, kemudian berangkat ke Wilayah Bangsawan bersama Kakek.

 

“Sudah waktunya, Freida.”

“Ya, Kakek. Sampai jumpa, Ibu.” Aku masuk ke dalam kereta dan duduk di sebelah Kakek sebelum pintu ditutup di belakangku. Gelang di pergelangan tanganku bergetar seiring kereta bergoyang, membuatnya mustahil untuk diabaikan.

“Jelas terlihat ada beberapa batu yang berubah warna di sana.”

"Kita harus segera menyerahkannya kepada Lord Henrik agar dia bisa mengosongkannya lagi." Setiap kali kami memberikan gelang itu kepada Lord Henrik, dia akan mengosongkan mana-nya dan mengembalikannya padaku. Itulah satu-satunya urusan kami di sana, tetapi proses pengosongannya memakan waktu cukup lama sehingga kami selalu diundang untuk makan malam.

“Andai saja ini makan siang, aku bisa merasa lebih tenang sekarang.”

“Fakta bahwa dia mengundang kita untuk makan malam adalah bukti bahwa kita diperlakukan sebagai tamu yang pantas.”

“Aku tahu. Kita tidak bisa menolaknya.”

Diundang untuk makan malam tentu saja berarti gerbang akan ditutup saat kami tiba, yang berarti kami harus bermalam di rumah besar Lord Henrik. Dan bermalam di sana berarti kami harus mandi.

“Mandi jadi lebih mudah sejak aku mengikuti saran Myne dan mulai menghabiskan lebih sedikit waktu di air panas, tapi aku masih tidak suka pemandian bangsawan.”

"...Nantinya kau akan terbiasa dengan hal itu," kata Kakek sambil tertawa singkat. Dia selalu menyuruhku mandi untuk waktu yang sangat lama, selagi dia mendiskusikan bisnis dengan kepala pelayan Lord Henrik.

Aku menggembungkan pipiku sambil cemberut sedikit. “Kakek tahu kalau aku lebih suka berbisnis daripada mandi, tapi aku tetap saja mandi. Aku sudah jauh lebih dewasa.”

Kereta kami berbelok ke kanan setelah mencapai kuil di ujung jalan utama. Dinding putih menjulang tinggi yang terbuat dari bahan yang sama dengan kuil membentang di kejauhan. Dinding-dinding itu memisahkan kota bagian bawah dari Area Bangsawan, dan mengikutinya sebentar akan menuju ke sebuah gerbang.

“Apa yang kita kenal sebagai Area Bangsawan saat ini sebenarnya adalah keseluruhan kota saat ratusan tahun yang lalu, bukan begitu? Aku mempelajarinya beberapa hari yang lalu.”

"Benar sekali. Konon, kota berkembang ketika Ehrenfest pertama mengambil alih kendali duchy dari garis keturunan archduke sebelumnya.”

Sudah menjadi praktik umum bahwa ketika bangsawan dari satu duchy menyerbu duchy lain, dan archduke-nya tidak dapat melindungi kotanya dari mereka, archduke yang baru adalah bangsawan mana pun yang memiliki mana paling banyak. Archduke yang baru kemudian akan menggunakan kekuatan mereka yang lebih besar untuk memperluas kota.

“Kota sebelumnya dibangun kembali sebagai Area Bangsawan, dan kemudian kota bawah untuk rakyat jelata dibangun di sisi selatan, benar begitu?”

"Ya. Selain itu, tempat yang dulunya merupakan penginapan yang berfungsi sebagai gerbang depan untuk menyelidiki para pelancong telah diubah fungsinya menjadi kuil. Kudengar para bangsawan masih menggunakan apa yang disebut Gerbang Bangsawan di dalam kuil, tetapi itu tidak ada hubungannya dengan kita berdua.”

Kami, rakyat jelata, memasuki  Bangsawan menggunakan gerbang kecil di ujung utara kota yang menurut Kakek digunakan para penjaga.

Gerbang utara dijaga oleh beberapa prajurit rakyat jelata dan ksatria bangsawan tingkat bawah. Kami membayar biaya masuk, lalu memberikan beberapa produk kepada para ksatria sebagai hadiah. Kami kemudian ditanya mengapa kami memasuki Area Bangsawan, ke mana kami akan pergi, dan apakah kami memiliki izin yang sesuai. Para ksatria yang jelas-jelas memandang rendah kami karena kami adalah rakyat jelata membuatku sangat tidak nyaman, tetapi aku tidak boleh membiarkan hal itu memengaruhiku. Kalau tidak, aku tidak akan pernah bertahan hidup saat pindah ke sini di masa mendatang. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk terbiasa membalas bahkan tatapan sinis mereka dengan senyuman.

"Kalian berdua keluar. Masuklah ke kereta di sana."

"Baik.”

Kereta dari kota bawah cukup kotor sehingga kami harus beralih ke kereta bangsawan sebelum melewati gerbang utara. Setelah itu, kami berjalan mulus menyusuri jalan di antara bangunan-bangunan putih bersih di Area Bangsawan tanpa hentakan atau goncangan sama sekali.

“Seandainya kita bisa memiliki kereta seperti ini di kota bawah...”

“Itu tidak akan mudah dilakukan. Sepemahamanku,  mereka menggunakan alat-alat sihir untuk meredam guncangan.”

Sebagai seorang bangsawan tingkat bawah, tanah milik Lord Henrik relatif dekat dengan gerbang utara. Tanah yang lebih dekat ke gerbang harganya lebih murah, sepertinya sama saja baik di kota bawah dan maupun di Area Bangsawan.

"Kami senang bertemu Anda, Nona Freida." Kepala pelayan menyambut kami dan membawa kami ke ruang tamu. Ruang tamu itu mirip dengan ruang tamu di rumah kami, tetapi itu karena Kakek secara khusus mendesain rumah kami meniru rumah Lord Henrik. Namun, masih ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya, mengingat mereka menggunakan alat-alat sihir seperti sudah menjadi sifat alami mereka di sini.

“Maaf sudah membuat Anda menunggu.” Lord Henrik tiba tak lama kemudian. Usianya tujuh belas tahun saat menandatangani kontrak dengan kami, yang berarti usianya sekarang sekitar dua puluh tahun sekarang, dan dia adalah seorang bangsawan yang baik dan jujur seperti yang ditunjukkan oleh penampilannya. Ayahnya telah meninggal dua tahun lalu, dan tampaknya dia bekerja keras untuk menjadi kepala keluarga meskipun usianya masih muda.

Lord Henrik memiliki istri pertama yang memberinya anak, tetapi tidak memiliki istri kedua, dan sebagai rakyat jelata, aku akan dianggap sebagai simpanan daripada istri yang sah. Wajar jika dikatakan bahwa dia agak bergantung pada keluargaku untuk dukungan finansial. Namun ironisnya, sumber masalah keuangannya adalah sifat keluarganya yang tekun dan hangat hati, itulah sebabnya Kakek mengatur agar aku menandatangani kontrak dengannya sejak awal. Dia tidak akan menyalahgunakan wewenangnya untuk menguras uang dari kami, dia juga tidak mungkin terlibat dalam transaksi gelap apa pun. Tidak ada bangsawan yang lebih ideal untukku untuk menandatangani kontrak.

“Semoga pertemuan yang ditakdirkan oleh para dewa ini diberkati pada hari yang penuh berkah ini, yang dihidupkan oleh penyembuhan dari Flutrane, Dewi Air. Senang bertemu dengan Anda setelah sekian lama, Lord Henrik.” Kakek dan Lord Henrik saling bertukar salam panjang lebar khas bangsawan, yang sangat sulit dipelajari karena dewa-dewa yang perlu disebutkan berubah setiap musimnya, dan saat mendengarkan, aku tiba-tiba teringat buku bergambar yang kubeli dari Myne.

...Oh, aku ingat dia ingin membuat buku bergambar tentang seluruh dewa bawahan juga. Aku penasaran apakah dia sudah menyelesaikannya.

Myne telah membuat buku bergambar yang sampulnya dapat diganti dengan mudah. Buku-buku itu berwarna hitam putih, tetapi ilustrasinya tetap indah dan para dewa digambarkan dalam bahasa yang sederhana dan jelas. Aku berniat untuk memberi sampul kulit pada buku-buku itu setelah aku memiliki satu set lengkap.

“Freida, tanganmu,” kata Lord Henrik, membawaku kembali ke dunia nyata. Aku mengulurkan tangan kiriku sehingga dia bisa melihat gelang itu. Dia mengetuknya pelan dengan tongkat mengilap yang diambilnya begitu saja dari udara kosong, lalu menggumamkan kata pelan yang membuat gelang itu membesar hingga akhirnya bisa dilepas.

“Ah, ya, cukup banyak feystone yang berubah warna. Apakah kau merasa baik-baik saja?” Lord Henrik bertanya dengan cemas setelah melihat gelang yang dilepas. Dia tidak pernah bersikap sombong atau seolah-olah dia lebih unggul dariku, meskipun aku adalah orang biasa yang telah menyerahkan hidupku padanya, jadi kesanku terhadapnya sangat positif.

“Saya merasa baik-baik saja, terima kasih. Saya menghargai perhatian Anda.”

“Senang mendengarnya. Mari kita bertemu lagi saat makan malam.”

“Tentu.”

Lord Henrik pergi sambil membawa gelang itu, dan saat itulah kepala pelayannya datang dan mulai membicarakan urusan dengan Kakek. Para pelayan wanita akan segera memanggilku untuk mandi sebelum makan malam agar aku bisa berpakaian dengan pantas untuk makan malam. Bagian tersulit dari datang ke rumah besar akan segera dimulai.

Setelah mandi panjang yang melelahkan, aku duduk di meja makan, di mana sebagian besar topik yang dibahas adalah tentang keadaan di kota bawah. Aku dengan mudah ikut serta dalam diskusi tentang tren pasar dan pendidikanku sendiri, lalu berbicara tentang rasa baru pound cake yang sedang dikembangkan dengan cepat oleh Leise.

“Adik laki-laki saya yang baru saja menginjak usia dewasa dan belum lama ini meninggalkan rumah sangat menyukai pound cake buatan Anda. Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu menyukai makanan yang terlalu manis, tetapi pound cake ini memiliki aroma alkohol yang kuat serta rasa manis yang lebih lembut, membuatnya lebih mudah dinikmati.”

Tampaknya adik laki-laki Lord Henrik yang seorang ksatria lebih menyukai makanan manis daripada dirinya. Adik laki-laki yang dimaksud telah diberi tugas jaga pada suatu waktu selama musim gugur lalu, tetapi melakukan kesalahan serius yang mengakibatkan denda yang sangat besar. Kakek dan aku telah membayar denda atas namanya, tetapi kami tidak tahu seperti apa orangnya. Aku belum pernah bertemu dengannya.

“Lord Henrik, apakah Anda ada waktu sebentar?” Seorang pelayan dengan ekspresi pucat dan cemas membisikkan sesuatu ke telinga Lord Henrik, dan dia segera berdiri.

“Maaf, Freida. Ada keadaan darurat di tempat lain. Saya harus pergi sekarang.”

Lord Henrik segera meninggalkan ruang makan bersama pelayannya. Karena mendesak meminta penjelasan akan menjadi tindakan yang tidak sopan dan tidak bijaksana, Kakek pun menghabiskan waktu dengan membahas hidangan yang disajikan tanpa bermaksud menyinggung.

“Baiklah, Kakek. Selamat malam.”

“Ya, selamat tidur.”

Seorang pelayan laki-laki mengantar Kakek ke kamar tamunya sementara seorang pelayan perempuan mengantarku ke kamarku. Itu adalah kamar yang selalu  kugunakan, bahkan saat berganti pakaian untuk mandi.

“Kita sudah sampai, Nona Freida.”

“...Oh?” Barang-barangku dibawa ke sini saat aku mandi, tetapi sekarang tidak terlihat di mana pun. Aku memiringkan kepalaku sedikit saat berjalan ke tempat tidur atas arahan si pelayan, di mana dia menyibakkan tirai tempat tidur ke samping.

"Jika Anda mau, Anda bisa— Kyaah?!" Pelayan itu menjerit. Ada seorang pria berbaring di tempat tidur yang akan  kugunakan. Dia tampak sangat mirip Lord Henrik, dan alisnya berkerut hebat saat mengerang kesakitan.

“Sir Damuel?! U-Um, Nona Freida, maafkan saya. Saya akan menanyakan kepala pelayan tentang hal ini.” Pelayan itu, yang tampak benar-benar bingung, berbalik dan keluar dari kamar. Mengingat barang-barangku telah dipindahkan, aku bisa membayangkan bahwa aku telah diberi kamar terpisah yang tidak diinformasikan kepada siapa pun dengan benar.

...Ya ampun. Apa yang harus kulakukan? Karena tidak sanggup meninggalkan kamar sendirian untuk mengejar si pelayan, tetapi merasa terlalu canggung untuk berdiri sendirian di ruangan dengan seorang pria yang tidak kukenal meskipun ia tidak sadarkan diri, aku menempelkan tangan ke pipiku dan menghela napas.

“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, Nona Freida.” Kepala pelayan bergegas masuk ke kamar.

Tampaknya saat adik Lord Henrik tinggal di asrama kesatria, dia terluka parah saat bertugas dan dibawa ke rumahnya sampai ada penyembuh yang tersedia, karena rumahnya sangat dekat dengan Gerbang Bangsawan. Namun, karena dia tidak sadarkan diri dan tidak ada waktu untuk menyiapkan kamar, jadi dia dibawa ke sini.

“Kami telah menyiapkan kamar lain untuk Anda, Nona Freida, tetapi tampaknya kami terlalu terkejut sehingga tidak memberi kabar sebagaimana mestinya. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.”

"Saya bisa memahami betapa tidak mengejutkannya saat adik laki-laki tuan Anda dibawa ke sini dalam keadaan tidak sadarkan diri tanpa peringatan. Jika kamar lainnya sudah siap, saya tidak keberatan untuk pindah ke sana sekarang.”

Tepat saat pelayan itu mendesah lega mendengar ungkapan pengertianku, sebuah bola cahaya terbang ke dalam ruangan melalui jendela dan berputar-putar di atas Damuel, menaburkan debu berkilauan ke atasnya. Cahaya yang jatuh bersinar di ruangan gelap itu tampak cemerlang dan mistis.

“...Jadi, inikah sihir? Indah sekali.” Aku mengulurkan tangan untuk menyentuh debu, tetapi debu itu menghindari tanganku seolah-olah sengaja.

Setelah semenit aku memandangi debu tersebut, terpesona olehnya, Damuel tiba-tiba bangkit dari tempat tidur. “Novis! Anda baik-baik saja?!”

“Kyaa?!”

Samuel menggenggam tongkat berkilau di tangannya, dan mengamati ruangan dengan ekspresi tegang seolah-olah dia sedang berada di tengah pertempuran, tetapi sedetik kemudian dia mengerjap karena terkejut.

“...Di mana aku?” katanya dengan bingung. Dia pasti mengalami disorientasi saat pingsan.

Saat Damuel melihat sekeliling ruangan lagi, keheranan, kepala pelayan melangkah maju. “Sir Damuel, bagaimana perasaan Anda? Anda dibawa pulang setelah pingsan, dan sampai saat ini Anda beristirahat di tempat tidur.”

“Aku baik-baik saja. Dilihat dari sisa-sisa cahaya, pasti ada sihir penyembuhan.” Damuel menunduk menatap lengannya, lalu segera mendongakkan kepala. Terlihat ekspresi serius di wajahnya. “Aku harus bergegas kembali ke Ordo Kesatria!”

“Sir Damuel, saya rasa akan lebih bijak untuk menunggu dan—”

"Tidak ada waktu!" Meskipun barusan saja dia mengerang saat tak sadarkan diri, Damuel melompat dari tempat tidur dengan mudah, berlari ke balkon, dan membuka jendela. "Aku sedang tugas pengawalan! Jika Novis terluka lagi, aku akan..." Dia mengayunkan lengannya, dan itu saja sudah cukup bagi seekor kuda bersayap besar berwarna putih bersih untuk muncul di balkon. Dia menunggangi kuda itu, ekspresinya muram dan mengkhawatirkan, lalu terbang menjauh. Di luar gelap, tetapi sayap kuda yang besar itu berwarna putih cemerlang sehingga aku bisa melihatnya mengepak di udara saat Damuel dengan cepat menghilang dari pandangan.

Bola cahaya muncul di ruangan dan kejadian Damuel melompat dari tempat tidur terjadi begitu tiba-tiba sehingga yang bisa aku dan kepala pelayan lakukan hanyalah berdiri kaget dan menyaksikannya pergi.

“...Nona Freida, saya akan mengantar Anda ke kamar Anda.”

“Ya, silakan.”

Setelah tanpa daya melihat Damuel pergi, kepala pelayan kembali sadar dan mengantarku ke kamarku yang baru saja siapkan. Aku naik ke tempat tidur dan mengingat kembali apa yang kudengar dari Damuel. Dia jelas berteriak tentang harus menolong seorang novis gadis kuil yang sedang dalam bahaya. Setahuku, Myne adalah satu-satunya novis gadis kuil di kuil pada saat ini. Jika Sir Damuel terluka parah saat bertugas mengawal, kemungkinan besar Myne juga terlibat dalam apa pun yang sedang terjadi.

“Apa yang sebenarnya terjadi?”

Aku bisa saja bertanya pada Lord Henrik, tetapi para bangsawan tidak akan memberikan informasi dengan begitu mudah. Dia mungkin akan memberitahuku jika aku menjelaskan bahwa aku adalah teman Myne, tetapi tergantung pada kekacauan apa yang melibatkan Myne, itu membuka kemungkinan bahwa aku juga akan membahayakan diriku sendiri. Mungkin akan lebih aman untuk merahasiakan hubunganku dengan Myne.

“Setidaknya aku ingin memastikan dia masih hidup…”

 

Saat sarapan pagi itu, Lord Henrik meminta maaf atas kejadian malam sebelumnya. “Saya begitu khawatir dengan adik laki-laki saya sehingga saya tidak menyampaikan kabar dengan seharusnya. Saya minta maaf.”

“Jangan terlalu dipikirkan. Saya sendiri jadi menyaksikan secara langsung keajaiban kaum bangsawan untuk pertama kalinya. Itu hal yang indah, menakjubkan, dan sangat layak untuk disaksikan.”

Setelah sarapan, Lord Henrik mengembalikan gelangku; semua feystone kini kembali berwarna hitam. Tak lama kemudian, Kakek dan aku pun pulang.

“Kakek, ada sesuatu yang perlu kuteliti. Tolong pinjamkan aku kunci ruang dokumen bagian dalam.”

Aku bergegas dan berganti pakaian sebelum pergi ke Serikat Pedagang. Di sana ada sebuah ruangan yang menyusun dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kontrak sihir, dan ruangan ini hanya bisa dimasuki oleh ketua serikat dan mereka yang memiliki izinnya. Aku pergi ke sana untuk mencari salinan kontrak-kontrak yang telah ditandatangani Myne dengan Benno. Tidak seperti yang ada di ruang-ruang dokumen yang bisa dilihat oleh siapa saja, kontrak-kontrak di sini akan berubah ketika seseorang yang telah menandatanganinya meninggal.

Kontrak sihir jarang sekali digunakan sehingga tidak butuh waktu lama bagiku untuk menemukan dokumen yang berhubungan dengan Myne.

“...‘Rozemyne’?” Dokumen yang kutemukan mengatakan bahwa kontrak-kontrak itu telah ditandatangani oleh Benno, Lutz... dan Rozemyne. Tidak perlu mengubah nama seorang anak Pelahap yang telah menandatangani kontrak penyerahan, jadi ini adalah bukti yang hampir objektif bahwa Myne telah diambil oleh para bangsawan. Dia tidak diragukan lagi telah diadopsi oleh salah satu bangsawan, sama seperti orang lain yang menawarkan untuk mengadopsiku di masa lalu.

Seorang bangsawan telah mengetahui tentang pengetahuan Myne, melihat nilainya, dan menjadikan itu miliknya. Sulit membayangkan dampak dari tindakan seperti itu hanya akan terasa di Ehrenfest. Aku menggenggam dokumen-dokumen itu dan bergegas ke kantor Kakek.

“Sesuatu yang penting telah terjadi. Lihat ini.” Aku menunjukkan kontrak sihir dengan nama Myne yang diubah menjadi “Rozemyne” kepada Kakek. Matanya terbelalak.

"...Myne menandatangani kontrak dengan seorang bangsawan? Bukan hal yang aneh bagi seorang gadis Pelahap untuk diadopsi, tapi Myne?”

Myne secara aktif menolak untuk menandatangani kontrak dengan  bangsawan, dia ingin tinggal bersama keluarganya selama mungkin. Ia mengatakan lebih memilih kematian daripada dipisahkan dari mereka, namun kini ia membiarkan dirinya diadopsi oleh seorang bangsawan.

Aku sendiri tidak ingin menjadi bangsawan; aku ingin menjadi seorang pedagang. Aku ingin menghabiskan waktuku berbisnis dan menghitung uang. Ketika aku memberi tahu Kakek, dia telah menemukan bangsawan yang ideal untukku dan menandatangani kontrak dengannya. Berkat itu, aku akan memiliki toko di Area Bangsawan saat aku dewasa, dan sampai saat itu aku bisa tinggal di rumah bersama keluarga. Aku merasa puas dengan pilihanku.

…Tapi, bagaimana dengan Myne?

“Kakek, tolong panggil Benno. Aku yakin dia tahu sesuatu tentang ini.”

 


FB : https://www.facebook.com/kiminovelFP 

Donasi: https://trakteer.id/kiminovel 

Youtube: https://www.youtube.com/c/KimiNovelYT