— Sylvester —

Membenahi Kekacauan


“Kalau begitu, kami pamit dulu.”

“Jaga dirimu baik-baik, Nyonya.”

“...Selamat tinggal.”

Aku baru saja menghukum ibuku, lalu memisahkan keluarga orang lain dengan kedua tanganku sendiri. Sejujurnya, aku butuh sedikit kepastian di sini. Seseorang menghujaniku dengan pujian. Jika tidak ada orang yang meyakinkanku bahwa apa yang kulakukan adalah hal yang benar, menjabat sebagai archduke akan terlalu berat bagiku, pikirku, sambil melihat pasangan orang tua ini berlutut di depan puteri mereka sendiri.

“Terima kasih sudah datang hari ini. Aku berdoa dari lubuk hatiku agar kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti.” Rozemyne, sambil tetap berdiri, membungkuk ke depan dan menundukkan kepalanya dalam-dalam saat mengucapkan selamat tinggal kepada mereka yang dulunya adalah keluarganya. Itu bukan gestur yang kukenal. Saat menunjukkan rasa terima kasih kepada para dewa, seseorang akan berlutut dan bersujud. Aku belum pernah melihat seseorang hanya menundukkan kepalanya sambil tetap berdiri. Gadis ini benar-benar menyimpan ingatannya saat hidup di dunia lain.

Tetap saja, meskipun aku tidak mengenali gestur itu, aku dapat merasakan emosi yang diungkapkannya, tidak peduli apakah aku menyukainya atau tidak. Siapa pun dapat mengetahui bahwa dia menunjukkan rasa terima kasih kepada keluarganya. Aku tahu apa yang telah kulakukan—aku tahu aku telah menghancurkan keluarga yang penuh kasih sayang ini—jadi, melihat ucapan selamat tinggal mereka yang tulus membuat dadaku terasa perih.

Pintu pun tertutup, dan Rozemyne berdiri sendirian, goyah tak berdaya. Aku menurunkan tatapanku karena tidak nyaman di saat yang bersamaan ketika Ferdinand tiba-tiba berdiri di sampingku. Dia bergegas berjalan ke arahnya, seolah telah memperkirakan hal ini, dan memeluknya tepat saat dia terjatuh ke samping. Kemudian, dia berteriak lantang ke arah pintu:

“Fran, ke dalam!”

Seorang pendeta abu-abu yang telah menunggu di luar segera bergegas masuk. Aku mengenalinya sebagai pelayan Rozemyne yang tadi terluka begitu parah oleh mana sampai-sampai bergerak sedikit saja membuatnya berjengit kesakitan.

“Suster Myne!”

Aku bisa melihat sisa-sisa berkat itu meliputi tubuhnya saat ia bergegas menghampirinya. Dinilai dari luka-lukanya yang sudah sembuh, aku bisa menebak bahwa Fran telah menerima berkat yang sama seperti ayah Myne. Kepanikan di wajahnya menunjukkan betapa dia mempedulikan tuannya.

Bahkan jika sampai pelayannya pun diberkati, muncul pertanyaan seberapa jauh cahaya berkatnya pergi. Seperti yang baru saja kusaksikan sendiri, Rozemyne tidak ragu untuk menggunakan mana  secara sembrono dalam jumlah besar ketika orang-orang yang disayanginya terlibat. Aku harus menyelidiki dan melihat berapa banyak orang yang telah menerima berkatnya.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia hanya terlalu banyak menggunakan mana," kata Ferdinand, mengambil ramuan terdekat dari lemari yang penuh berisi barang dan menuangkannya ke mulut Rozemyne. Sepertinya itu ramuan yang mengerikan dan rasanya sangat tidak enak itu. Ramuan itu sangat efektif sesuai dengan kekejamannya, tetapi jika menanyakan pendapatku, sungguh tega menuangkan sampah itu ke mulut anak yang sedang tidak sadarkan diri. Ferdinand sekali lagi membuktikan bahwa dia lebih banyak bertindak berdasarkan logika daripada emosi.

Kasihan sekali gadis ini.

“Fran, bawa dia ke kamarnya dan baringkan dia. Aku akan datang besok siang untuk menjelaskan apa yang akan terjadi di masa depan. Kumpulkan semua pelayannya untukku saat waktunya tiba.”

“Saya mengerti.” Fran menggendong Rozemyne yang lunglai tak sadarkan diri, lalu meninggalkan ruangan. Entah mengapa, hal itu mengingatkanku pada sesuatu yang pernah kulihat sebelumnya.

“Arno, siapkan teh. Itu saja.”

“Segera saya siapkan.”

Aku menatap Ferdinand, yang sedang memberi perintah kepada pelayan kepercayaannya namun terlupakan, sambil bergumam kepada Karstedt dengan suara pelan. “Hei, Karstedt. Apa cuma aku, atau Rozemyne memang mirip sekali dengan Blau? Aku serius.”

“Blau? Aah, shumil yang dulu jadi hewan peliharaanmu.

Shumil adalah feybeast yang mudah dijinakkan yang mengeluarkan suara "pooey" yang lucu. Banyak bangsawan memelihara mereka sebagai hewan peliharaan, termasuk aku, tetapi Blau adalah makhluk terlemah yang pernah kulihat. Bulunya berwarna antara hitam dan biru, matanya besar dan bulat berwarna emas, selalu sangat lemah, dan tampaknya lebih menyukai Karstedt daripada aku. Dengan kata lain, dia persis seperti Rozemyne dalam bentuk hewan.

Aku berusaha mendapatkan persetujuan Karstedt, tetapi dia hanya menggerutu canggung. "Kau bilang dia lebih menyukaiku daripada dirimu, tetapi itu sepenuhnya salahmu. Dia terus-menerus berada di ambang kematian karena semua kejahilanmu. Bisa dibilang dia semakin dekat denganku sebagai upaya putus asa untuk bertahan hidup.”

"Hei, kedengaran sangat parah kalau kau mengatakannya seperti itu. Yang kulakukan hanya memberinya cinta yang dibutuhkan seekor hewan peliharaan.”

“Kau bahkan kurang lembut dan perhatian saat masih kecil dibandingkan sekarang. Dengan caramu mengejarnya dan memeluknya, hewan kecil mana pun akan berisiko mati muda,” Karstedt menghela napas sambil mengusap pelipisnya.

Woah, apa? Blau jadi cepat lelah itu saat dulu kami main bersama adalah gara-gara aku, bukan karena dia lemah? Hah.

“Belajarlah untuk mengendalikan dirimu lebih baik kali ini. Jika aku memahami laporan Ferdinand dengan benar, Rozemyne jauh lebih lemah daripada shumil itu.”

“Lebih lemah dari Blau? Aku akan percaya saat aku melihatnya.”

Serius, aku sangat kaget. Kupikir Blau kabur dariku karena, sebagai seekor feybeast, dia paham kekuatanku yang sebenarnya, tapi sebenarnya dia hanya takut nyawanya terancam. Aku tidak bisa mempercayainya.

"...Aku yakin Rozemyne sudah memaafkan semua kejahilanku itu. Lagipula, aku baru saja menyelamatkan hidupnya.”

"Kau menjahilinya separah mungkin yang kau bisa untuk melihat seberapa sabar dia terhadap orang asing, bukan? Yah, dia tidak senang dengan itu. Dan kau baru saja memisahkannya dari keluarganya, ingat?”

“Ngh...” Aku menahan lidahku, setelah melihat pelayan Ferdinand mendorong kereta dorong berisi minuman ke arah sini. Cangkir-cangkir itu berdenting pelan saat dia menatanya di atas meja, dan aku menggelengkan kepala karena kecewa.

Aku belum pernah melihat pria yang lebih membosankan daripada dia seumur hidupku.

Semua pelayan Ferdinand adalah laki-laki, dan mungkin berkat pelatihan ketatnya, mereka selalu bekerja dengan cara yang seefisien mungkin. Mereka terampil dalam pekerjaan mereka, tetapi tidak ada yang menyenangkan atau menarik sama sekali tentang mereka.

“Ferdinand, bagaimana kalau kau mencari seorang gadis kuil sebagai pelayanmu?”

“Aku tidak butuh wanita yang berusaha merayuku demi status, dan seorang wanita lajang akan terlihat tidak pantas dan membuat orang lain kesulitan untuk bekerja.” Ferdinand langsung menolak ideku, yang pada dasarnya mengatakan bahwa dia sama sekali tidak membutuhkan percikan romansa dalam hidupnya.

“Arno, kosongkan ruangan ini. Jangan biarkan siapa pun mendekat.”

“Sesuai keinginan Anda.”

Kedatangan bangsawan asing, pemenjaraan Uskup Agung, dan perubahan nama serta adopsi Rozemyne,  semuanya terjadi begitu mendadak; kami butuh waktu untuk membahas semuanya sebelum dia memberi tahu para pelayan dan pendeta lainnya.

Begitu kehadiran orang-orang di luar pintu menghilang, Ferdinand menghela napas pelan. “Jadi, rencana kita berhasil. Kita telah mencapai tujuan kita.”

“...Ya.”

Kami telah mengamankan Myne, yang menolak menandatangani kontrak dengan bangsawan dan mencoba melarikan diri selama mungkin; mengamankan alasan yang tepat untuk mengeksekusi Uskup Kepala, yang telah melanggar hukum dengan cara yang semakin jelas terlihat; menempatkan Ibu, yang melindungi Uskup Kepala, dalam tahanan rumah; dan menahan seorang bangsawan yang memiliki hubungan dengan Uskup Kepala, yang akan menjadi kartu truf yang kuat melawan archduke Ahrensbach. Secara keseluruhan, kejadian hari ini tidak diragukan lagi akan menenangkan fraksi bangsawan yang mendukung Ibu daripada aku.

"Tidak terlalu buruk. Tapi, aku benar-benar merasa tidak enak hati." Jika  mengabaikan betapa mengerikannya perasaanku karena sengaja menjebak ibuku sendiri dan kemudian menghancurkan keluarga bahagia ini, maka tentu saja, hari ini adalah hari yang cukup baik.

“Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, Sylvester. Ini adalah hasil terbaik yang bisa dicapai.”

"Hasil akhir tidak selalu membenarkan caranya, kau tahu?" Setiap kali terjadi sesuatu yang membuatku disebut sebagai orang yang kejam atau dingin dan penuh perhitungan, bisa dipastikan bahwa rencana Ferdinand-lah yang seharusnya disalahkan. Yah, paling tidak, untuk sebagian besarnya.

"Aku tidak ada rasa sayang pada Bezewanst atau ibumu," ujar Ferdinand sambil mengernyitkan hidungnya dengan acuh tak acuh. Mereka adalah keluarga bagiku, tetapi bagi Ferdinand, mereka hanyalah hambatan. Aku tahu itu, tetapi tetap saja menyakitkan mendengarnya mengatakan hal itu terang-terangan.

“Bagaimana dengan Rozemyne? Kau tidak merasakan apapun tentang menghapus keberadaan Myne dan mengubahnya menjadi Rozemyne?”

“...Menurutku ini adalah cara tercepat dan paling efisien untuk memberinya masa depan yang lebih cerah.”

Begitulah katanya, tetapi ekspresinya terlihat sedikit lebih cemas dibandingkan beberapa saat yang lalu. Kehangatan dan cinta dalam keluarga Myne adalah hal yang tidak terpikirkan di antara para bangsawan, yang memprioritaskan kemuliaan dan keberlangsungan keluarga mereka di atas segalanya. Bahkan Ferdinand merasa bersalah karena telah menghancurkan keluarga yang dengan tulus saling peduli.

"Dia akan tidak stabil secara emosional untuk beberapa waktu, kurasa," kata Ferdinand dengan raut wajah muram. Dia mengatakan bahwa bahkan hanya dengan tinggal di kuil selama musim dingin telah membuat gadis itu menjadi sangat tidak stabil sampai-sampai dia bisa melihat mana-nya kacau, yang berarti dia harus mengawasinya hampir sepanjang waktu. Jarang sekali Ferdinand yang jauh secara emosional bersikap begitu perhatian kepada orang lain; mungkin kehadiran Rozemyne ​​akan baik bagi pria yang terobsesi dengan hasil di atas segala hal.

“Kupercayakan penghiburan Rozemyne ​​di masa-masa sulit ini pada kalian berdua. Aku tidak bisa terlibat di sini.”

“Sylvester?”

“Aku adalah Aub Ehrenfest. Sama seperti aku tidak memanjakan putra kandungku, aku tidak bisa memanjakan putri angkatku.”

Memanjakan Rozemyne ​​hanya akan membuatku ingin mulai memanjakan putraku sendiri, yang suatu hari nanti harus menanggung beban berat yang kutanggung sekarang. Namun, aku begitu sering diberi tahu bahwa aku tidak boleh terlalu sering memanjakan calon archduke sampai rasanya melelahkan. Tidak seperti Ferdinand, aku tidak begitu pandai menyingkirkan perasaanku dan bertindak secara rasional. Ada begitu banyak hal yang tidak dapat kulakukan karena posisi archduke yang mengikatku.

"Ceroboh seperti biasanya, begitulah," kata Karstedt sambil tersenyum kecut. Akan lebih baik jika seorang pria yang dingin dan penuh perhitungan seperti Ferdinand menjadi archduke.

Ini adalah hari lain di mana aku menyesalkan Ferdinand yang lahir dari seorang gundik alih-alih dari istri pertama.

“Yang lebih penting, apakah Rozemyne ​​baik-baik saja? Dia memanggil Ayah dan Ibu Para Dewa serta Kelima Yang Abadi sekaligus—itu sudah cukup untuk melumpuhkan orang yang sehat sekalipun. Apakah kita yakin dia tidak mati?” tanya Karstedt sambil melirik ke arah pintu.

Aku menyilangkan lengan dan mengikuti arah tatapannya. Seseorang biasanya tidak berdoa kepada banyak dewa sekaligus; itu membutuhkan lebih banyak mana, dan peluang keberhasilannya pun turun drastis, terutama mengingat Dewa Kehidupan tidak disukai oleh saudara-saudarinya karena menyembunyikan Dewi Bumi setiap tahun. Aku belum pernah mendengar satu kasus pun di mana doa kepada semua dewa sekaligus benar-benar berhasil, apalagi doa di mana ada banyak orang yang menerima berkat.

"Kenyataan bahwa doa tersebut benar-benar berhasil malah membuatku heran. Kupikir pasti doa itu akan gagal," kataku, dan Karstedt—yang sekarang akan dianggap sebagai ayah kandung Rozemyne—menatap langit-langit sambil mengerutkan kening.

“Itu belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi kurasa Rozemyne ​​tidak sepenuhnya memahami apa yang telah dilakukannya, ataupun seberapa pentingnya hal itu.”

"Benar. Sama sekali tidak," Ferdinand setuju.

"Kau sendiri yang mendapat berkat itu, bukan, Ferdinand? Apa kau mengajarinya menggunakan sihir?" Meskipun cahaya berkat itu tidak mengenai Karstedt dan aku, cahaya itu mencapai Ferdinand. Mereka mungkin sudah cukup dekat untuk membenarkan hal itu, tetapi kehilangan berkat yang sebegitu pentingnya membuatku jengkel.

Aku memelototi Ferdinand, karena aku adalah ayah angkatnya dan dengan demikian aku seharusnya lebih pantas menerima itu daripada dia, tetapi dia hanya balas melotot ke arahku.

“Sudah cukup. Sudah berapa kali aku mengatakan ini? Myne bisa menggunakan sihir sejak awal.”

Misi pemusnahan trombe adalah ritual pertama Myne, dan untuk membantunya, Ferdinand memberinya alat sihir berupa cincin yang meningkatkan dan memperkuat mana—aku bisa paham sejauh itu. Namun, tampaknya, Myne tiba-tiba memberkati seluruh Ordo Kesatria dengan doa kepada Angriff, Dewa Perang. Ia sendiri mengatakan bahwa melihat trombe membuatnya takut, dan dia hanya ingin mendoakan keberuntungan mereka dalam pertempuran. Laporan itu jelas, tetapi itu tetap tidak masuk akal.

"Dia bilang dia hanya mengarang kalimat yang kira-kira mirip dengan yang akan diucapkan seorang bangsawan dan terkejut ketika kalimat itu berubah menjadi berkat, tetapi akulah yang lebih terkejut daripada siapa pun ketika itu terjadi," lanjut Ferdinand. "Aku sama sekali tidak mengajarinya cara menggunakan sihir."

"Kurasa dia tampak cukup berpengalaman. Tidak disangka itu adalah berkat yang diberikannya secara tidak sengaja," kata Karstedt sambil mengusap dagunya, karena dia sendiri yang menerima berkat itu.

Sejujurnya, sungguh gila bahwa gadis itu berhasil seorang diri memampatkan mana yang meluap tanpa diajari atau dibantu. Dan di luar nalar bahwa dia telah berdoa untuk keberuntungan mereka dan memberikan berkat ilahi tanpa bermaksud demikian.

“Sulit dipercaya dia tidak bermaksud menjadikan ini sebagai berkat, tapi mengesampingkan itu semua, bagaimana dia bisa begitu pandai menggunakan mana di usia semuda itu?”

"Aku yakin itu karena dia memiliki pikiran orang dewasa dan kapasitas belajar yang tinggi. Pikiran seorang anak kecil tidak dapat mengendalikan mana dengan benar, tetapi meskipun tubuhnya masih kecil, Myne memiliki ingatan sebagai seorang dewasa di dunia lain. Itu pasti sudah cukup baginya untuk mengendalikannya,” usul Ferdinand. “Dia jadi terbiasa dengan aliran mana saat memberikan persembahan kepada instrumen-instrumen suci sebagai seorang novis jubah biru, dan meskipun hanya kebetulan, dia memberikan berkat dengan menyebutkan nama dewa. Itu sudah cukup baginya untuk mengetahui bahwa dia dapat mengendalikan mana-nya dengan bebas jika dia memiliki batu feystone. Dan terlebih lagi, dia melihat para kesatria memberikan berkat Kegelapan pada senjata mereka sebelum melanjutkan berdoa dengan instrumen suci untuk memberikan berkat miliknya sendiri yang cukup besar. Saat itulah dia belajar cara memberikan berkat dengan berdoa kepada para dewa.”

"Tetap saja. Belajar berdoa adalah satu hal, tetapi bagaimana kau menjelaskan dia mengucapkan seluruh doa seperti itu?" Doa-doa yang diperlukan untuk mendapatkan berkat dari para dewa sangatlah panjang—kau harus menghafal nama-nama mereka dan dewa mana yang memberikan berkat yang mana. Para ksatria magang diajari untuk berdoa kepada Dewa Kegelapan sejak dini agar mereka dapat memberkati senjata mereka dalam misi trombe, tetapi bahkan sebagian besar kesulitan untuk melakukannya.

“Jika kau menanyakannya pada Myne, dia akan berkata bahwa dia hanya perlu menghafal baris-baris doa. Dari sana, dia hanya perlu mencampur nama-nama dewa dan baris-baris naskah sakral, yang keduanya telah dia pelajari dari membaca kitab suci.”

Mengingat kembali saat penyerangan Doa Musim Semi, Myne jelas-jelas berkata, "Aku hanya perlu berdoa kepada para dewa agar terjadi keajaiban, ya ‘kan?!" tanpa menyadari betapa blak-blakannya itu. Dia tidak salah, tetapi tidak ada seorang pun yang belajar di Akademi Kerajaan akan menyia-nyiakan mana seperti itu.

"...Mulai hari ini, Rozemyne ​​akan menjadi gadis bangsawan yang menggunakan peralatan sihir dalam kehidupan sehari-harinya. Aku merasa akan lebih baik jika dia diajari sedikit tentang sihir sebelum dia memasuki Akademi Kerajaan," kataku. Peralatan sihir adalah bagian penting dari kehidupan bangsawan. Sebagian besar anak-anak akan baik-baik saja hanya dengan membawa peralatan yang dapat menyerap kelebihan mana mereka, tetapi karena tidak ada yang bisa memprediksi kekacauan apa yang akan terjadi pada Rozemyne, kami bermaksud memberinya feystone yang juga dapat mengeluarkan mana.

"Sylvester benar. Lebih berbahaya jika dia terus menggunakan sihir yang dipelajari sendiri. Bisa saja dia melihat sesuatu yang salah dan mendapat inspirasi yang salah," imbuh Karstedt sambil mengangguk setuju.

Ferdinand mengernyitkan dahi dan mulai mengetuk pelipisnya. Itu adalah pose berpikirnya—sesuatu yang sangat kukenal, dan sebuah tanda bahwa dia tengah menyusun rencana pendidikan brutal yang akan dia terapkan pada Rozemyne ​​tanpa belas kasihan sedikit pun.

...Heh. Kasihan sekali dia.

“Ah, benar. Ferdinand, lakukan pemeriksaan fisik pada Rozemyne. Kau bilang ada yang mencurigakan tentang kesehatannya yang buruk, kan? Kalau dia punya masalah dengan aliran mana-nya, aku yakin kau bisa membuat ramuan untuk itu.”

Mengingat dia sekarang adalah puteri angkatku, akan ada keributan besar jika  dokter menemukan sesuatu yang salah padanya. Jika dia memiliki penyakit yang sangat langka, aku harus menghalau orang-orang aneh yang ingin menggunakannya untuk penelitian. Melakukan pemeriksaan sekarang dan merahasiakannya sebelum memindahkannya ke Area Bangsawan akan menjadi hal yang terbaik.

"Aku juga merasa hal-hal yang berhubungan dengan Rozemyne tidak pernah bisa sederhana. Akan kulakukan seperti yang kau sarankan, Sylvester, dan memeriksanya di kuil ini."

Tampaknya, bahkan Ferdinand pun tidak dapat membuat prediksi saat Rozemyne ​​terlibat. Dia tidak akan pernah bisa percaya bahwa gadis itu memiliki pikiran seseorang yang berasal dari dunia lain kalau bukan karena alat sihir itu. Akan ada banyak hal yang bisa diperoleh jika kita memanfaatkan pengetahuannya dengan benar, tetapi semakin banyak hal tentang dirinya yang dirahasiakan, maka akan semakin baik.

“Oh ya, berikan ini kepada Benno dari Firma Gilberta.”

“Apa itu?”

“Surat pendahuluan tentang Rozemyne ​​dan rencana masa depan kita.” Jika kami bertiga mengatakan dengan tegas bahwa Rozemyne ​​adalah puteri Karstedt yang dibesarkan di kuil demi keselamatannya, kami akan mampu memaksa masyarakat bangsawan dan kuil untuk mempercayainya. Namun, tidak seorang pun dari kami yang cukup mengenal kota bawah untuk mengetahui seberapa terkenalnya gadis itu di sana.

“Urusan kota bawah sebaiknya diserahkan kepada mereka yang ada di kota bawah. Benno tampaknya orang yang kompeten; dengan instruksi ini, dia seharusnya bisa mengurus semuanya dengan baik untuk kita.”

Ferdinand menerima dokumen itu dengan ekspresi ragu, karena biasanya aku yang memberikan instruksiku padanya dan bukan orang lain. Dia membaca sekilas dokumen itu, lalu matanya terbelalak lebar. "Sylvester, aku bisa mengerti kenapa dia harus memberikan informasi terkini, tapi apa maksudnya makan malam di restoran Italia?!"

...Cih. Ini dia ceramahnya yang menyebalkan. Lihatlah Tuan Manusia Logika ini, yang begitu serius dan keras kepala, dan sefleksibel dinding batu. Mengapa kita membiarkan dia tumbuh seperti ini? Dia bertingkah terlalu dewasa seperti orang tua karena tidak menghargai kesenangan sedikit pun.

"Kau mendengarkan, Sylvester?"

“Dengan, coba pikirkan ini—kita punya banyak hal untuk dibicarakan dengan Benno, bukan? Misalnya tentang penyebaran bisnis percetakan,” kataku, yang juga membuat Karstedt mengangkat alisnya.

“Panggil saja dia ke sini. Ada keperluan apa sampai-sampai sang archduke sendiri yang datang mengunjungi kota bawah?!”

“Oh, ada keperluan yang besar, dan keperluan itu ada di perutku. Aku akan menikmati makanan itu apa pun yang terjadi.”

“Setidaknya pikirkan alasan yang bagus!”

Jangan menjadi archduke, Nak. Kalian bahkan tidak bisa berjalan di kota kalian sendiri tanpa perlu beribu-ribu alasan dan rencana yang rumit. Itu menyebalkan, tetapi aku mungkin harus memikirkan alasan yang bagus untuk ini.

Aku menempelkan jari kelingking di telingaku sambil memikirkan alasan. "Baiklah, eh, bagaimana kalau kukatakan bahwa seorang pedagang dari kota bawah tidak dapat berbisnis dengan baik jika dikelilingi oleh sekelompok pejabat-panitera yang sok tahu? Aku tidak akan dapat mendengar pendapat sesungguhnya dari seorang pedagang yang sudah sukses, jadi kita tidak akan bisa mencapai kesimpulan yang dapat disepakati bersama dan diskusi itu pada dasarnya nanti hanya akan berakhir dengan aku yang memberinya perintah." Sulit bagi rakyat jelata untuk menjawab pertanyaan dengan jujur ​​ketika dikelilingi oleh pejabat-panitera, yang berarti hampir mustahil bagiku untuk mendapatkan pendapat jujur ​​yang kuinginkan. “Aku sudah berbicara dengan Benno tentang bisnis percetakan ini. Paling tidak, ini tidak akan muncul begitu saja bagi Firma Gilberta.”

Melihat Benno saat kunjungan keliling panti asuhan benar-benar mengejutkanku; aku tidak menyangka ada orang di sana yang tahu bahwa aku adalah sang archduke. Aku meminta pendapatnya sebagai seorang pedagang sambil memastikan dia tetap diam, dan dalam prosesnya aku mengetahui bahwa bukan hanya Ferdinand dan aku yang tahu bahwa bisnis percetakan ini akan mengubah sejarah. Benno pun berpikiran sama.

Akan selalu ada perlawanan besar terhadap perubahan yang terjadi secara cepat, tetapi perubahan ini terjadi karena pengetahuan Myne yang berasal dari dunia lain. Aku telah mengajukan pertanyaan sederhana kepada Benno: "Jika, dalam skenario terburuk, aku membunuh Myne, apakah itu akan menghentikan perubahan yang terjadi?"

Benno perlahan menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan. "Tidak, sudah terlalu terlambat untuk itu. Kertas tumbuhan yang dapat diproduksi secara massal sudah ada di pasaran, dan sekarang setelah kami mengajarkan kepada Serikat Tinta cara membuat tinta yang cocok untuk pencetakan, bengkel mereka juga mulai memproduksinya secara massal. Belum lagi fakta bahwa Serikat Pandai Besi telah melihat demonstrasi jenis huruf logam yang dibutuhkan untuk pencetakan, dan akhirnya, meskipun masih berupa purwarupa, sebuah mesin cetak telah selesai. Semua bagiannya sudah berada di tempatnya, dan menyebar ke luar kota ini. Bahkan ada pedagang magang yang tahu segalanya tentang pembuatan buku, dan yang mengatakan bahwa mimpinya adalah menjual buku ke seluruh negeri. Bahkan sekalipun Myne tewas sekarang, riak yang dibuatnya telah berubah menjadi gelombang yang tak terhentikan.” Berbekal alasan itulah mengapa dia menyembunyikan keberadaan Myne dan dengan hati-hati memilih penemuan yang mana yang akan dijual. “Gelombang akan menyebar lebih cepat jika Myne masih hidup; sungguh menakjubkan betapa berdedikasinya dia dalam membuat buku.”

Hanya masalah waktu sebelum percetakan menyebar ke seluruh dunia. Aku memang adalah archduke Ehrenfest, tetapi bahkan aku pun tidak dapat dengan mudah menghancurkan Serikat Kertas Tanaman, Lokakarya Myne, bengkel tinta, pandai besi, dan Serikat Tinta sekaligus menghapus semua yang mereka ketahui tentang percetakan. Jika menghentikan gelombang itu adalah hal yang mustahil, maka satu-satunya pilihanku adalah menaikinya, dan menggunakannya untuk memberi manfaat bagi duchy sebisa mungkin.

"Aku sudah memberi tahu Firma Gilberta bahwa Ehrenfest akan menyetujui bisnis percetakan, dengan Myne sebagai pusatnya, dan bersiap untuk percepatannya begitu dia menjadi bangsawan. Langkah pertama dari rencana kita adalah membuat bengkel lain di panti asuhan kota terdekat." Aku perlu mengirim Firma Gilberta dan seorang panitera ke sana untuk melihat seberapa besar bengkel yang bisa dibuat, berapa banyak pekerja yang mereka butuhkan, dan peralatan apa yang mereka perlukan. “Bagaimanapun, Rozemyne ​​hanya bisa kembali ke dunia luar setelah upacara pembaptisan dan pelantikannya sebagai Uskup Kepala selesai. Kita punya waktu. Katakan pada mereka untuk memastikan bahwa penyelidikan bengkel dan restoran Italia selesai sebelum itu. ...Daaaaan begitulah. Apakah itu alasan yang cukup bagus untukmu?” tanyaku sambil menatap Ferdinand. Alisnya berkerut lebih erat, dan ekspresinya berubah menjadi meringis.

“Tidak bisakah kau menggunakan bakatmu itu untuk hal lain selain makanan dan kesenangan lainnya?”

“Hei kawan, aku selalu melakukan yang terbaik, entah untuk bersenang-senang atau tidak.” Aku pun berusaha sekuat tenaga untuk kabur dari pekerjaanku saat di bawah pengawasan Ferdinand, atau menyusun rencana bagaimana caranya mendelegasikan semua pekerjaanku kepada orang lain sehingga aku bisa bersantai. Aku tersinggung karena dia mengira aku hanya berusaha sekuat tenaga untuk makanan dan sejenisnya.

Percakapan kami terhenti karena bunyi bel ketujuh; tampaknya diskusi kami telah berlangsung cukup lama. Aku pun berdiri, begitu pula Ferdinand dan Karstedt.

“Cukup untuk hari ini. Kita bisa membahas rincian upacara pembaptisan setelah Konferensi Archduke selesai. Aku harus kembali ke Sovereignty.”

Karstedt dan aku telah menyelinap keluar dari jamuan makan malam merayakan dimulainya konferensi, dan kami harus kembali sebelum besok pagi saat konferensi itu sendiri dimulai.

“Bolehkah saya meminta Anda untuk membawa wakil komandan Ordo Kesatria sebagai pengawal Anda?” tanya Karstedt, nadanya formal dan penuh hormat. “Saya ingin tinggal di sini dan mempersiapkan upacara pembaptisan Rozemyne, jika memungkinkan.”

"Tentu. Sampai bertemu lagi Ferdinand, Karstedt. Lakukan pemeriksaan fisik, dan setelah Karstedt menyiapkan semuanya, pindahkan dia ke Area Bangsawan." Mereka yang berada di kuil perlu mempersiapkan diri untuk menerima Rozemyne ​​sebagai Uskup Kepala yang baru untuk sementara waktu. "Ferdinand, kupercayakan padamu untuk menjelaskan keadaannya pada Benno dan persiapkan kuil untuk perubahan yang akan datang. Karstedt, kupercayakan padamu untuk mempersiapkan pembaptisan, dan menegakkan hukum pada para penjahat yang kita penjarakan hari ini."

Setelah menerima perintahku, mereka sama-sama berdua berlutut sebagai tanda hormat.



FB : https://www.facebook.com/kiminovelFP 

Donasi: https://trakteer.id/kiminovel 

Youtube: https://www.youtube.com/c/KimiNovelYT