Menuju Dunia Game
(Part 2)
Terdengar suara dengung dan statis saat navigator itu menghilang, dan sebelum aku menyadarinya, tubuhku diselimuti cahaya lembut. Terkejut, aku refleks menutup mataku. Kemudian, aku mendengar hiruk pikuk orang-orang yang mengobrol dan berjalan-jalan memenuhi udara, seolah-olah aku berada di kota. Namun, bukan hanya suara itu. Aku merasakan angin sepoi-sepoi membelai kulitku dan bahkan mencium sedikit bau tanah.
“Ini pasti...”
Aku perlahan membuka mata dan mendapati diriku berdiri di ruang terbuka yang dilapisi batu bata merah, yang jelas dimaksudkan agar menyerupai kota Eropa—bukan berarti aku pernah ke Eropa, tapi yah, kau tahulah maksudku.
Sebuah menara jam raksasa, mungkin setinggi dua puluh meter, berdiri di tengah alun-alun. Menara jam ini memiliki bagian luar dari batu bata merah dengan gaya yang serupa dan tampaknya menunjukkan waktu dalam game. Bagian permukaan jam yang besar berisi dua dial yang lebih kecil di dalamnya, yang menunjukkan bulan dan hari. Menurut jam tersebut, saat ini pukul 3:23 sore tanggal 1 Januari.
“Jadi sudah tiga setengah jam sejak game dimulai…”
Cukup masuk akal—aku telah menghabiskan banyak waktu untuk membangun karakter dan mengikuti tutorialnya.
Sementara aku berdiri di sana sambil memperhatikan jam, aku bisa melihat para player baru masuk di seluruh penjuru alun-alun. Pemandangan yang tidak biasa; pilar cahaya akan muncul entah dari mana, dan seseorang akan muncul di tempat saat cahaya itu memudar. Aku mungkin muncul di alun-alun ini dengan cara yang sama beberapa menit sebelumnya.
Ngomong-ngomong, penduduk dunia ini menyebut para player, yang konon adalah para petualang yang telah melakukan perjalanan ke LJO melalui teleportasi, sebagai pengelana dari dunia lain.
“Hah. Sepertinya kau adalah monsterku?” kataku sambil menunduk.
“Mm?” sosok pendek itu, yang telah berdiri di sampingku sejak aku log in, bertanya dengan rasa ingin tahu. Tidak diragukan lagi dia adalah monster pertamaku.
Sekilas, dia tampak seperti kurcaci, mirip dengan yang kau baca dalam cerita dongeng. Tubuhnya pendek—tingginya sekitar tujuh puluh sentimeter—berambut hijau, dan mengenakan pakaian cokelat longgar serta syal hijau di lehernya. Ia juga mengenakan sepatu bot bergaya yang berujung lancip. Wajahnya imut dan kekanak-kanakan, dan samar-samar mirip dengan anak manusia, tingginya sekitar tiga kepala. Tentang jenis kelaminnya, aku tidak tahu. Karena tingginya ini, cangkul berukuran standar di punggungnya tampak luar biasa besar.
"Hmm, aku tidak ingat ada monster seperti ini. Setidaknya, kurasa aku tidak menemukan monster humanoid selama penelitianku…”
“Mm?”
“Tunggu dulu, aku harus memeriksa statistik player-ku dulu. Tunggu sebentar, ya?”
“Mmm!”
Meskipun terlihat seperti manusia, sepertinya dia tidak bisa bicara.
“Kalau aku tidak salah ingat, aku hanya perlu berkosentrasi… Whoa!”
Yang harus kulakukan hanyalah memikirkan kata-kata "open stats," dan itu muncul di dalam kepalaku. Aku jelas bisa membuka dan menutup jendela hanya dengan berpikir, dan bahkan memilih dan memperbesarnya juga. Seperti yang diharapkan dari game VR yang terbaru dan terhebat.
Nama: Yuto / Ras: Halfling / Level Dasar: Lv. 1
Job: Tamer / Level Job: Lv. 1
HP: 12/12 / MP: 19/19
Strength: 2 / Endurance: 2 / Agility: 4
Dexterity: 6 / Intelligence: 6 / Sanity: 4
Skills: Gather: Lv. 1 / Command: Lv.1 / Monster Taming: Lv. 5 / Concoct: Lv. 1
Wand Magic: Lv. 1 / Advanced Taming: Lv. 1 / Cooking: Lv. 1
Alchemy: Lv. 1
Equipment: Ebony Staff, Silver Robe, Beast Tamer Bangle
Items: Food Rations x 15, Low-Grade Potion x 1, Simple Concoction Kit x 1, Simple Cooking Kit x 1, Simple Alchemy Kit x 1, Honey Dumplings x 5
Uang: 3,000 G / Status Rasa Lapar: 100% Kenyang
Keanggotaan Guild: Adventurers’ Guild, Magical Beasts Guild
Monster Jinak (1 / 3): Gnome
Tentu saja, hal pertama yang kuperhatikan adalah informasi tentang monsterku.
"Jadi, kamu adalah itu, ya..."
"Mm?"
Mataku bertemu dengan sosok pendek di sampingku yang sedang menatapku. Sepertinya makhluk kecil ini dikenal sebagai Gnome.
Kupikir aku telah menyerap sebagian besar informasi dari laporan beta yang terkait dengan monster awal yang telah disusun oleh player Tamer beta, tetapi aku tidak ingat apa pun mengenai adanya gnome di sana. Mereka mungkin adalah ras baru yang ditambahkan ke versi akhir game.
"Ups, aku seharusnya fokus pada stats-ku sekarang."
Strength dan endurance-ku cukup rendah, tetapi dexterity dan intelligence-ku tinggi, yang mencerminkan karakteristik ras halfling secara akurat. Aku juga dilengkapi dengan equipment awal yang kupilih. Hal berikutnya yang menarik perhatianku adalah tentu saja adalah item-ku. Di antara item milikku ada beberapa perlengkapan sederhana untuk membuat barang-barang. Kelihatannya kami diberi item yang diperlukan untuk menggunakan skill utama kami dengan equipment awal kami. Meskipun fungsinya terbatas sampai tingkat minimal, itu semua merupakan sumber pendapatan yang berharga di tahap awal game. Semua benda itu benar-benar sebuah anugerah.
Apapun itu, hanya dengan melihat layar ini saja membuatku sadar bahwa aku benar-benar sudah log in ke dalam game.
“Weew, aku benar-benar sedang bermain LJO! Ini benar-benar keren!”
Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan luapan kegembiraanku.
“Tarik napas, hembuskan...”
Saat aku menarik napas, bau rumput dan tanah dengan lembut menggelitik bagian dalam lubang hidungku.
“Wohoow! Itulah yang sedang kumaksud!”
Aku hampir tidak bisa membendung kegembiraanku atas realisme game ini. Rasanya sama sekali tidak seperti game VR full dive lainnya yang pernah kumainkan sebelumnya. Mereka tidak berbohong saat mengatakan bahwa game ini akan seperti mengunjungi dunia lain.
"Baiklah! Selanjutnya, aku akan memeriksa stats-mu, oke?" kataku pada si gnome.
“Mm!”
Nama: Olto / Ras: Gnome / Level Dasar: Lv. 5
Master: Yuto
HP: 22/22 / MP: 26/26
Strength: 7 / Endurance: 5 / Agility: 5
Dexterity: 9 / Intelligence: 11 / Sanity: 9
Skills: Arboriculture, Propagation, Luck, Heavy Bo Staff Skills, Earth Magic, Farming, Digging, Night Vision, Forced Cultivation EX
Equipment: Earth Spirit’s Hoe, Earth Spirit’s Scarf, Earth Spirit’s Garments
Jadi namanya adalah Olto—nama preset (TL: nama yg sudah disetting dari gamenya), tepat seperti yang panduan katakan. Itu berarti dia adalah spesimen unik. Dia sepertinya sudah menerima bonus awalnya, jadi level dasarnya dimulai dari level 5. Dia juga memiliki sihir tanah.
Dengan stats seperti ini, kita mungkin tidak perlu khawatir akan dibantai di area awal terdekat. Aku agak khawatir karena senjatanya adalah cangkul, tetapi selama periode Negara Berperang (TLSengoku Jidai) di Jepang, para petani berhasil membuat senjata dari cangkul, jadi pastinya itu akan cukup dalam pertempuran nanti.
"Hmm... Gnome, ya?"
Karena aku sama sekali tidak punya informasi lain untuk dijadikan pegangan, aku tidak tahu bagaimana dia akan berkembang mulai sekarang.
“Oh, ya sudahlah. Itu artinya aku punya lebih banyak hal untuk dinantikan.”
“Mm?” tanya Olto, menatapku seperti anak kecil.
“Kau bersamaku sekarang, Olto.”
“Mm!”
Olto meluruskan jari-jari dan mengangkat tangan kanannya untuk memberi hormat sebagai tanggapan. Sial, itu terlihat menggemaskan. Aku benar-benar menang besar.
Sekarang setelah aku memeriksa stats Olto dan milikku, apa yang akan kulakukan selanjutnya?
Saat melihat sekeliling alun-alun, aku melihat berbagai macam player. Sudah ada beberapa yang menonjol.
"Apakah itu seekor kuda?"
Seorang player dengan penampilan seperti ksatria yang duduk di atas kuda putih menjadi pusat perhatian. Namun, tidak ada yang berseru, "Keren sekali!" atau "Wah, seekor kuda!" Yang kudengar hanyalah orang-orang mengatakan hal-hal seperti, "Oh, seekor kuda," dan "Itu kuda atau keledai?" Namun, aku agak mengerti alasannya.
Kuda putih yang ditunggangi oleh ksatria berambut ungu itu hanya sedikit lebih besar dari seekor kuda poni, dan selain itu, kuda tersebut memiliki wajah yang sangat jelek. Hewan itu mungkin seekor kuda, tetapi...kurasa bonus awal player itu tidak memberinya kuda yang lebih tampan seperti kuda ras murni.
Orang lain yang menarik perhatianku adalah seorang gadis berambut merah muda yang cantik. Dia berteriak dari sebuah lapak di sudut alun-alun.
“Ayo datang ke Apotek Mirei! Kami menjamin penawaran terbaik di sini!”
Marker-nya menunjukkan bahwa dia adalah seorang player. Wow, jadi dia sudah membuka tokonya sendiri. Itu mengesankan. Namun, dilihat dari caranya berteriak-teriak sampai serak, sepertinya usahanya ini tidak ada perkembangan.
Meskipun aku merasa sedikit tertarik, aku tidak merasa perlu untuk segera memeriksa tempat itu. Aku bisa membeli barang-barang yang kubutuhkan nanti saja.
"Hmm. Kurasa aku akan pergi ke Adventurer’s Guild!"
Mendatangi Adventurers’ Guild adalah salah satu hal pertama yang harus kau lakukan saat bermain RPG. Aku harus memeriksa quest yang tersedia. Aku memilih “Map” dari jendela statusku, yang menunjukkan bahwa saat ini aku ada di Town of Beginnings, South District. Adventurers’ Guild sepertinya ada di Central Square.
Town of Beginnings—Kota Awal, yang merupakan titik awal game, dibagi menjadi lima distrik: North (Utara), South (Selatan), East (Timur), West (Barat), dan Central (Tengah). North District, South District, dan West District hampir identik satu dengan yang lainnya dan dikatakan berisi semua toko yang dikelola NPC yang sama. Centrac District menampung fasilitas dan guild-guild penting, dan merupakan tempat sebagian besar orang berkumpul.
East District sedikit berbeda dari distrik lainnya, karena memiliki danau dan hutan yang sangat besar di bagian tengahnya. Pohon raksasa di tepi danau, yang menjulang lebih dari dua ratus meter, sudah sangat terkenal bahkan sebelum game diluncurkan secara resmi melalui screenshoot para player. Memandangi pohon tersebut, yang dapat dilihat dari alun-alun, mungkin memberi banyak player perasaan bahwa mereka benar-benar telah masuk ke dalam game.
Aku juga merasa takjub saat melihat pohon itu, yang lebih besar dari apa pun yang pernah kulihat di kehidupan nyata. Serikat khusus seperti Aquatics Guild dan Forest Guild juga dikatakan berada di dekat danau itu.
"Karena aku bisa melihat pohon raksasa di sana, jalan itu pasti ke timur, yang berarti aku harus ke arah sini."
Sementara aku menyusuri jalan, aku bisa merasakan tanah di bawah kakiku, dan sekali lagi aku terkesan oleh betapa realistisnya semua hal ini, hingga ke detail terkecil. Pemandangan kota di hadapanku mengingatkanku pada cuplikan-cuplikan tempat wisata yang pernah kulihat di Skandinavia, dan pemandangan yang indah dan kuno itu membangkitkan perasaan nostalgia yang aneh dalam diriku.
"Nah sekarang, ke arah mana Adventurer’s Guild-nya?"
Cukup mudah untuk mengikuti peta menuju Adventurers’ Guild. Bangunannya memiliki arsitektur yang mengagumkan, dibangun dengan gaya kastil Eropa dan setidaknya seukuran gedung sekolah kecil.
Para player awalnya didaftarkan ke Adventurers’ Guild dan guild yang terkait dengan job class awal mereka. Dalam kasusku, itu adalah Adventurers’ Guild dan Magical Beasts Guild, yang mencakup semua job yang berhubungan dengan monster seperti Tamers dan Summoners. Kebetulan, player dapat bergabung sampai dengan empat guild.
Meskipun tidak ada kerugian menjadi anggota lebih banyak guild, membatalkan keanggotaan guild akan dikenakan biaya 500 G, dikalikan dengan level dasar, jadi sebaiknya berhati-hati saat mendaftar di tahap awal permainan.
"Tempatnya besar sekali!" seruku saat melangkah masuk ke dalam Adventurers' Guild.
Bagian dalam gedung itu sangat besar—dengan mudah dapat menampung lebih dari seribu pemain dalam satu waktu. Meskipun ada beberapa dekorasi yang aneh dan mewah—menampilkan lampu gantung dan karpet berhias—aula itu ditata seperti kantor pemerintah kota, dengan deretan meja konter, masing-masing dengan resepsionis muda yang duduk di belakangnya.
"Itu pasti papan pengumumannya."
Di samping meja resepsionis terdapat papan pengumuman besar dengan banyak catatan yang ditempel di atasnya. Setiap catatan itu adalah permintaan dari seseorang.
Orang yang menganggap serius role-playing mereka dapat secara fisik merobek salah satu catatan dari papan itu untuk mendapatkan informasi permintaan. Namun, jika kau sepertiku, dan tidak peduli dengan hal-hal semacam itu, kau bisa melihat papan pengumuman dari jauh sambil memeriksa daftar quest dari menu statusmu.
“Hmm, sepertinya kita ada misi untuk mengumpulkan tanaman obat. Bagus. Itu seperti RPG 101.”
Quest Pengumpulan
Deskripsi: Kumpulkan lima tanaman obat.
Hadiah: 50 G
Batas Waktu: Tidak ada
Aku langsung memilih quest itu dari daftar dan mengklik ‘Mulai’, yang secara otomatis menerima quest itu—cukup praktis. Sebagai seseorang yang dilengkapi dengan skill Gather, mengumpulkan tanaman obat seharusnya sangatlah mudah. Meskipun aku belum menguji skill Appraisal-ku, selama ada tanaman dalam jangkauan penglihatanku, sebuah penanda akan muncul di atasnya untuk menunjukkan lokasinya.
“Ayo kita pergi kalau begitu? Sepertinya Northern Plain akan jadi tempat yang kita datangi.”
Meskipun kau bisa memilih arah mana pun untuk keluar dari kota sebagai area awal untuk dijelajahi, dataran di utara dan hutan di selatan seharusnya sedikit lebih menantang. Padang rumput di timur dan hutan di barat memiliki musuh tingkat rendah dan lebih mudah dibereskan, tetapi area utara dan selatan lebih kaya akan item, dan musuh menghasilkan lebih banyak poin EXP. Player beta tester pun jadi langsung menuju salah satu dari dua arah terakhir dan menaklukkan semua stage di sana, sebelum menuju ke kota berikutnya. Aku sendiri setengah berpikir untuk mencobanya.
“Baiklah, di sinilah petualangan kita benar-benar dimulai. Ayo, Olto.”
“Mm-mmm!”
Saat aku mulai berjalan, Olto berjalan tertatih-tatih di belakangku. Dia benar-benar menggemaskan. Aku tidak sabar untuk menjalani game ini bersamanya di sisiku.
Olto dan aku berjalan menyusuri jalan raya yang luas, dibangun cukup lebar untuk mencegah kemacetan akibat puluhan ribu player yang bepergian keluar masuk kota sepanjang hari. Saat kami terus berjalan, gerbang kota yang sangat besar tampak di depan kami. Rupanya tidak diperlukan izin untuk masuk atau keluar gerbang, dan itu masuk akal; karena bagaimanapun juga, ini hanyalah sebuah game.
“Northern Plain ada tepat di luar gerbang itu. Apa kau siap?”
“Mm-mmm!”
Olto mengangkat cangkulnya dan berpose berani. Itulah sikap yang ingin kulihat.
Northern Plain—Dataran Utara, yang membentang di balik gerbang, adalah pemandangan yang tak terlupakan. Langit biru cerah membentang tinggi di atas kami, dan rumput menutupi tanah seperti karpet hijau yang lembut. Aku pernah melihat pemandangan yang mirip dengan ini dalam perjalanan ke Hokkaido, tetapi ini jauh lebih menakjubkan. Kurasa lingkungan alam buatanlah yang memungkinkan keindahan yang sesempurna ini.
Tetap saja, untuk sebuah dunia virtual, ini sangatlah realistis. Setiap helai rumputnya terlihat jelas, dan kau bahkan bisa mencium bau tanah di udara. Aku merasakan tanah dan rumput di bawah kakiku setiap kali melangkah, seolah-olah saya sedang berjalan di sepanjang tepi sungai sungguhan.
Hal pertama yang kulakukan adalah berjalan-jalan dan mencari beberapa tanaman obat. Tidak butuh banyak usaha; aku segera menemukan marker hijau yang mengambang di atas rumput.
“Wah, cepat sekali.”
Aku menilai tanaman itu, yang tentu saja merupakan tanaman obat. Meskipun hanya mendapat peringkat satu bintang—yang merupakan peringkat terendah dari skala satu sampai sepuluh dalam hal kualitas—aku telah berhasil memetik tanaman pertamaku.
Nama: Tanaman Obat
Rarity: 1 / Quality: 1★
Efek: Memulihkan 5 HP. (10 menit cooldown)
“Heh heh, ini mudah sekali. Bagaimana kalau kita sekalian saja bunuh beberapa monster sambil mengerjakannya?”
Aku berjalan berkeliling untuk melihat apakah masih ada tanaman herbal di area itu. Northern Plains dipenuhi player lain. Ada beberapa party di dekat sini yang sudah terlibat dalam pertempuran melawan monster. Area pertama dalam game ini seharusnya cukup luas untuk menampung gerombolan player baru, tetapi masih tetap saja padat. Namun, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Setiap player memiliki tempat khusus untuk mengumpulkan item, jadi jika orang lain mengumpulkan barang dari area yang sama, itu tidak berarti itemnya akan berkurang untukku.
Namun, seperti yang kuduga, hanya ada sedikit titik pengumpulan di dekat kota. Aku memeriksa area itu dengan cermat, tetapi aku tidak melihat ada titik pengumpulan lain yang terdekat.
"Kurasa kita harus masuk lebih dalam."
Aku memutuskan untuk menuju ke tepi peta, tempat yang kemungkinan jumlah player-nya lebih sedikit. Saat ini, ada terlalu banyak orang yang berkeliaran di sekitar tempatku berada sehingga tidak terasa seperti petualangan yang sebenarnya.
“Mm, rasanya menyenangkan.”
“Mmm♪,” Olto bersenandung. Ini terasa seakan-akan kami sedang pergi keluar untuk piknik.
Saat Olto dan aku mencari tanaman berikutnya, seekor monster tiba-tiba muncul dari semak-semak.
"Aha! Sudah waktunya!"
Aku memperhatikan dengan teliti makhluk yang muncul di hadapan kami. Itu adalah seekor anjing—anjing besar berbulu cokelat. Namun, hewan ini jelas-jelas binatang liar yang buas, dan menggeram dengan ganas—kau tidak bisa menyebutnya lucu.
"Ini pasti Wild Dog."
Wild Dog—yang namanya sesuai ini, dianggap sebagai lawan terkuat di tahap awal game. Level yang direkomendasikan untuk melawan mereka adalah level 3 ke atas untuk class tipe warrior solo, dan level 6 ke atas untuk tipe crafter solo. Namun, monster ini hanya ada satu, melawan kami berdua. Selain itu, Olto adalah spesimen unik level 5. Tidak mungkin kami akan kalah.
“Oke, Olto, waktunya menunjukkan kemampuanmu! Ayo lawan dia, jagoan!” perintahku.
“Mm-mm! Mm!”
Olto berseru dengan antusias menanggapi. Semangat yang bagus.
Nah sekarang, bagaimana Olto akan menyerang binatang buas ini? Aku cukup yakin dia akan menggunakan sihir tanah, tetapi...apakah dia akan memilih cara yang sederhana dan melemparkan kerikil? Menumbuhkan duri di bawah kaki musuh? Dia bahkan mungkin mengejutkan makhluk itu dengan membuka perangkap lubang.
Baiklah, waktunya melihat apa yang sebenarnya bisa dilakukan sihir tanah!
“Mm-mmm!”
Namun, Olto benar-benar menghancurkan ekspektasiku.
“Mm-mm-mm-mm!”
Dia menyerang Wild Dog dan mulai melemparkan pukulan.
Wusss!
“Dan dia meleset?!”
Tinju Olto menghantam udara saat Wild Dog dengan santai menghindari pukulannya.
Tunggu. Apa yang terjadi dengan sihir tanahnya?
“Mm!”
“Lagi?! Ayolah, kawan, gunakan sihirmu!”
“Mm-mm...” gerutu Olto.
“Hah? Kenapa kau menggelengkan kepala?”
Sebelum aku menyadarinya, Wild Dog berdiri tepat di depanku
“Apa?! Tidak, tung—”
“Grr!”
“Aaaah!”
Dia menggigitku! Anjing itu membenamkan gigi-gigi tajamnya tepat ke kakiku! Aku merasakan hantaman yang kuat, tetapi rasa sakitnya cukup ringan. Fiuh. Syukurlah ini hanya game.
Tunggu, tidak, ada hal-hal yang jauh lebih mendesak untuk dikhawatirkan saat ini!
Gigitan itu telah mengambil sekitar dua puluh persen dari HP meter-ku. Kemungkinan Silver Robe-ku telah melindungiku dari mendapat damage lebih parah meskipun stats-ku rendah. Bahkan kakiku, yang tidak tertutup oleh jubahku, entah bagaimana terlindungi, berkat mekanisme game.
"Olto, serang makhluk ini dengan sihir! Ugh, menjauhlah dariku, sialan!"
Aku mengayunkan staff-ku ke arahnya, tetapi aku tidak cukup kuat. Meskipun aku yakin aku telah mengenai sasaran dengan tepat, lebih dari sembilan puluh persen HP milik Wild Dog masih tersisa.
"Mm-mmm!"
Olto tampaknya masih ngotot dengan pertarungan jarak dekat.
"Bisakah kau menggunakan cangkul besar yang kau bawa di punggungmu itu?!"
"Mm..."
Olto menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Sepertinya itu bukan pilihan. Bukankah cangkul diciptakan untuk berperang? Apakah cangkul itu hanya digunakan untuk bertani?
"Gunakan sihir kalau begitu!"
"Mm!"
Itu pun membuat Olto menggelengkan kepala. Sepertinya tidak ada yang bisa meyakinkannya untuk menggunakan sihir.
"Sial!"
Aku dengan panik mengayunkan staff-ku berulang kali, tetapi staff itu tidak menimbulkan damage apa pun. Seolah hanya untuk membuktikan betapa sia-sianya tindakanku, si Wild Dog membalas seranganku dengan gigitan. Itu saja sudah mengurangi HP-ku menjadi setengah. Aku akan tamat kalau terus seperti ini.
"A-aku mengerti!"
Kalau aku mengingatnya dengan benar, Wild Dog adalah salah satu monster yang bisa dijinakkan! Ya, sepertinya aku bisa memilihnya. Dia akan menjadi sekutu yang dapat diandalkan jika aku bisa mengendalikannya!
"Tame!"
"Grrr!" geram monster itu.
"Gah! Aku tahu itu tidak akan berhasil!"
Semakin kuat monster musuh, semakin rendah kemungkinan untuk berhasil menjinakkannya, meskipun saat HP mereka turun, kemungkinan itu meningkat. Namun, peluangku untuk berhasil menjinakkan Wild Dog yang lebih kuat dariku dan memiliki HP meter yang hampir penuh itu adalah nyaris tidak mungkin.
"Ayo pergi dari sini, Olto!"
“Mm!”
Dikalahkan, kami lari dari Wild Dog itu dengan ketakutan. Saat kami berlari, aku membuka jendela statusku, memilih satu potion tingkat rendah yang ada di inventory-ku, dan meminumnya.
“Fiuh!”
Setelah ramuan itu habis, botolnya hancur menjadi partikel cahaya dan menghilang. Dengan ini, HP meter-ku pulih sepenuhnya. Sekarang aku bisa menahan beberapa serangan lagi.
“O-Oke. Ayo kembali ke kot—Astaga!”
“Grr!”
Seekor Wild Dog lain melompat keluar dari semak-semak di depan kami. Rupanya, bergerak cukup jauh melintasi medan perang dapat memicu kemunculan monster jenis yang sama.
“Ti-tidak mungkin!”
“Grrr!”
“Uwaa!”
Aku memekik saat Wild Dog itu menerjangku. Sial, aku harus menjauh dari makhluk ini! Aku mencoba mendorong makhluk itu menjauh dariku dan berdiri, tetapi sia-sia. Sial, lenganku tidak cukup kuat!
"Grrr!" Anjing itu menyalak dan menggeram padaku.
"Astaga! Hentikan sekarang!"
Tepat saat itu, Wild Dog yang pertama mengejar kami, dan dia menancapkan giginya tepat di leherku.
"Aduh...! Tunggu, tidak sakit? Sedikit geli. Sial, para developer ini, apa kalian sadar berapa banyak anak yang akan trauma gara-gara ini?!"
Digigit oleh dua binatang besar sungguh merupakan siksaan yang mengerikan. Bahkan bagian dalam mulut mereka direplikasi hingga detail terkecil; itu hampir cukup untuk mulai menumbuhkan kebencian sejati terhadap anjing dalam diriku.
“Mmm!”
“Grr!”
“Mm-mm!”
Oh tidak! Olto berusaha sekuat tenaga untuk menarik makhluk-makhluk itu dariku, tetapi mereka membuatnya terlempar. Karena tidak ada seorang pun yang menghalangi jalan mereka, para Wild Dog itu menggigit leherku lagi.
"Astaga! Napasmu bau sekali!"
Dengan itu, beberapa detik kemudian, HP-ku anjlok hingga nol.
Penglihatanku langsung gelap dalam sekejap, dan aku merasakan sensasi melayang, seperti sedang menaiki lift. Hal berikutnya yang kusadari, aku kembali ke alun-alun yang sudah kukenal dengan menara jam raksasa, yang pertama kali kudatangi saat masuk ke dalam game.
"...Sial, sepertinya aku respawn."
Nampaknya orang lain pun tahu aku telah mati dari caraku muncul kembali. Beberapa bahkan tampak menertawakanku.
Semua itu membuatku merasa terkuras... Aku butuh istirahat.
"Kurasa aku akan log out untuk saat ini," aku menghela napas.
Di Town of Beginnings, kau bisa log out dari game hanya dengan duduk di bangku. Kecuali kamu menyetelnya di layar beranda atau semacamnya, monster jinakmu tampaknya ikut menghilang bersamamu.
"Baiklah, sampai ketemu lagi nanti." Aku mengucapkan selamat tinggal pada Olto.
"Mm!"
Aku menjatuhkan diri di bangku agak jauh dari alun-alun, dan memaksakan diri untuk log out.
0 Comments
Posting Komentar