Menuju Dunia Game
(Part 3)
“...Ini parah!” seruku, sambil melepas kacamata VR-ku dan bangkit dari tempat tidur. Jam menunjukkan bahwa baru sekitar satu jam berlalu sejak aku log in. “Setidaknya belum ada penalti kematian.”
Di LJO, kau dapat respawn hingga tiga kali tanpa penalti kematian, yang merupakan tindak penyelamatan luar biasa bagi para pemula. Namun, mulai dari kali keempat dan seterusnya, kau akan kehilangan sepuluh hingga tiga puluh persen mata uang dalam game saat memulai kembali, dan satu hingga tiga item dari inventory-mu. Stats-mu juga akan berkurang setengahnya, meskipun stats tersebut akan pulih secara bertahap seiring waktu, akan kembali penuh setelah setengah hari berlalu dalam LJO.
Tapi tetap saja, aku tak pernah bermimpi akan kehilangan salah satu nyawaku di awal game secepat ini.
Aku salah di mana? Mungkin karena aku tidak repot-repot memastikan kekuatan tempur Olto, yang ternyata lebih rendah dari yang kuperkirakan. Aku hanya melihat level dasarnya yang tinggi dan daftar skill-nya yang panjang, lalu menjadi sombong.
"Aku perlu lebih banyak informasi," kataku dalam hati saat menyalakan komputer, mengunyah roti lapis yang kubuat tadi pagi. Aku mengklik salah satu situs web terkait LJO yang sudah kusimpan di daftar favoritku, yang berisi berbagai informasi tentang monster yang telah dijinakkan. Informasi itu ditulis oleh Amimin, seorang player yang pernah menjadi salah satu Tamer tingkat atas selama fase beta testing.
“Hmm, aku tidak lihat apapun tentang gnome di sini.”
Halaman yang sedang kulihat ini mencantumkan monster-monster yang bisa kau peroleh di awal game, yang diberi peringkat berdasarkan analisis Amimin terhadap kemampuan mereka. Namun, aku sama sekali tidak bisa menemukan gnome di dalam daftar itu.
“Coba lihat … Ah, ini dia.”
Aku menemukan apa yang kucari di halaman mengenai monster yang bisa didapatkan dari Zona Tiga. Karena aku memilih untuk mendapatkan Advanced Tame sebagai salah satu bonus awalku, makhluk pertamaku seharusnya dipilih dari kumpulan monster di Zona Dua; Zona Tiga seharusnya tidak disertakan. Namun, saat aku terus meneliti halaman tersebut, aku akhirnya mengetahui bahwa gnome hanya tersedia secara eksklusif di Zona Tiga selama beta testing, yang berarti bahwa pihak pengembang pasti telah mengubahnya supaya mereka juga akan muncul di Zona Dua bersama dengan launching resmi. Itu pun menjelaskan bagaimana aku bisa mendapatkan Olto sebagai monster pertamaku.
Deskripsi untuk gnome tertulis singkat. Mereka digambarkan sebagai monster yang ahli membuat sesuatu. Memperhatikan lebih cermat detail-detail kecilnya membuatku mengetahui bahwa gnome juga tidak dipersiapkan untuk bertempur. Sebagian besar skill yang mereka pelajari dari naik level berkaitan dengan pertambangan atau pertanian. Skill Heavy Bo Staff yang mereka miliki hanya bisa diaktifkan saat menggunakan beliung, sekop, atau beberapa macam cangkul, dan mereka tidak mampu mempelajari sihir tanah yang ditujukan untuk bertempur. Di sisi lain, halaman tersebut menyatakan bahwa mereka sangat terampil sebagai petani, dan kemampuan hortikultura mereka sebanding dengan crafting tingkat menengah.
“Sial, aku tidak meminta gnome kebun...!”
Situs web tersebut juga menyarankan player untuk “mendapatkannya setelah pertengahan game, beserta sebidang tanah.”
“Tapi Amimin, aku mendapatkannya di percobaan pertamaku...”
Wew, aku benar-benar mengacaukannya! Aku berniat mengandalkan monsterku untuk bertarung untukku, sehingga aku tidak repot-repot mempelajari skill bertarungku sendiri. Karakterku adalah jenis yang lemah dan ringkih..
“Haruskah aku memulainya dari awal lagi...?”
Aku sempat berpikir untuk membuat ulang karakterku. Aku masih punya dana dari bonus musim dingin, jadi aku tidak keberatan menghabiskan uang lagi untuk game itu. Kalau boleh jujur, itu pilihan yang paling cerdas. Karakterku benar-benar konyol dan menyedihkan saat ini.
“Tapi...”
Entah kenapa ada sesuatu dalam ide itu yang tidak cocok denganku. Uang bukanlah masalahnya; tapi membuat ulang karakterku terasa seperti mengakui kekalahan. Apakah aku benar-benar akan membuang avatar yang telah kubuat dengan susah payah? Begitu saja?
Selain itu, meskipun kami baru bertemu, Olto juga akan lenyap. Bayangan saat gnome kecil manis berkata “Mm!” dan melambai padaku pun terlintas di benakku.
“Benar juga, aku harus mengucapkan perpisahan padanya.”
Pikiran itu membantuku menetapkan pilihan lebih cepat daripada yang kuperkirakan.
“Aku akan tetap dengan karakter ini.”
Persetan dengan memulai lebih dulu dan menjadi yang terdepan. Aku akan bertahan dan menikmati dunia LJO dengan karakter yang kubuat: Yuto si Tamer, dan teman setianya, Olto!
"Baiklah! Ayo kita lakukan!"
Sekarang setelah memutuskannya, aku perlu mencari tahu cara memanfaatkan karakteristik gnome-ku.
Situs web Amimin memuji gnome atas skill hortikultura mereka. Memang, skill Olto sebagian besar berkaitan dengan pertanian, seperti Digging, Farming, Propagation, Arboriculture, dan Forced Cultivation EX. Ketika aku membandingkan stats Olto dengan gnome biasa, terlihat sangat jelas betapa tinggi bakatnya dalam pertanian.
Gnome biasa hanya memiliki skill berikut untuk memulai: skill Heavy Bo Staff, Earth Magic, Night Vision, Digging, Farming, dan Propagation. Arboriculture adalah skill khusus yang diperoleh Olto karena menjadi spesimen unik. Forced Cultivation EX mungkin adalah sesuatu yang diperolehnya dari bonus Extra Skill yang kupilih saat membangun karakterku, dan Luck mungkin adalah bonus dari Blood Skill. Selain itu, dikatakan bahwa gnome biasa berambut cokelat; rambut hijau Olto adalah bukti bahwa dia adalah spesimen unik.
Belajar dari kesalahanku sebelumnya, aku meluangkan waktu untuk memeriksa ulang skill Olto.
Heavy Bo Staff Skills: Sebuah teknik yang melibatkan mengayunkan tongkat berat. Bagi gnome, skill ini hanya berlaku untuk peralatan konstruksi dan pertanian.
Earth Magic: Sihir yang mengambil kekuatan dari bumi. Gnome hanya mempelajari mantra yang berhubungan dengan pertanian, dan tidak mampu mempelajari sihir tempur.
Pertemuan sebelumnya dengan monster telah memberiku sedikit lebih banyak wawasan tentang ini, walaupun aku seharusnya membaca ini lebih awal.
Night Vision: Kemampuan untuk melihat dalam gelap seolah-olah di siang hari.
Digging: Skill yang digunakan untuk menambang atau menggali tanah.
Kedua skill ini tepat seperti yang kuduga. Ini semua skill yang berguna untuk menambang di goa, dan menunjukkan bakat para gnome.
Farming: Memberikan bonus untuk semua aktivitas pertanian. Skill yang dibutuhkan untuk pertanian. Setiap bonus relatif kecil, mengingat ini adalah skill yang mencakup semua hal.
Propagation: Keterampilan yang mengembalikan tanaman ke bentuk biji untuk memperbanyak jumlah tanaman tersebut. Hasil panen dan tingkat penurunan kualitas tergantung pada tingkat perbanyakan tanaman.
Arboriculture: Skill yang dibutuhkan untuk membudidayakan pohon.Kau juga dapat menanam bibit kacang-kacangan dengan skill ini dengan penurunan kualitas sebagai gantinya. Tingkat laju pertumbuhan dan sejauh mana kualitas akan menurun bergantung pada level arborikulturmu.
Forced Cultivation EX: Mempercepat laju pertumbuhan tanaman secara signifikan dan sedikit meningkatkan kualitasnya. Hanya berlaku untuk tanaman yang kau budidayakan sendiri.
Luck: Meningkatkan keberuntunganmu dalam segala situasi.
Penjelasan untuk Luck agak samar, tetapi situs tersebut memprediksi bahwa hal itu akan meningkatkan peluangmu untuk mendapatkan item langka atau item drop lawan, serta peluang keberhasilan saat membuat sesuatu.
Benar, semua itu adalah skill spesialisasi dalam pertanian. Jika aku ingin memanfaatkannya secara efektif, mungkin yang terbaik adalah menanam tanaman. Sisi baiknya adalah aku telah memperoleh skill Concoct dan Alchemy. Kalau aku menggunakan skill Olto untuk membudidayakan tanaman obat dan meramu potion untuk dijual, aku mungkin bisa menghasilkan sedikit uang.
“Aku bisa melakukan quest pengiriman agar mendapatkan EXP yang kubutuhkan untuk naik level, dan menghasilkan uang dengan crafting.”
Akan lebih baik kalau juga mengecek ulang informasi mengenai Tamer. Salah satu ciri khas Tamer jelas adalah kemampuan mereka untuk menjinakkan—skill yang memungkinkan mereka untuk memerintah dan mengendalikan hewan magis. Agar adil, skill Tame juga dapat digunakan oleh job class lain, dan dapat diperoleh dengan mengalokasikan poin bonus yang diperoleh melalui naik level. Namun, hal unik tentang Tamer adalah mereka memiliki skill khusus yang disebut Monster Taming, yang meningkatkan tingkat keberhasilanmu, meningkatkan stats monster yang dijinakkan, dan membantumu mendapat slot monster tambahan.
Sementara skill Command, yang juga dapat dipelajari oleh profesi lain, memiliki efek yang sama, efek Monster Taming dan Command saling bertumpuk. Ini artinya, kalau kau mempelajari kedua skill tersebut, akan tercipta efek sinergis yang akan meningkatkan tingkat keberhasilan dalam menjinakkan monster serta kemampuan monstermu.
Sisi buruk menjadi Tamer adalah karena monstermu juga mengambil bagian dari semua poin EXP yang diperoleh, kau akan mendapat lebih sedikit EXP perorangan secara keseluruhan, jadi tidak mengherankan kalau orang-orang yang bermain dalam party cenderung menjauhi Tamer. Itu adalah job class yang paling cocok untuk solo player. Untuk mengimpasinya, Tamer pada dasarnya membutuhkan lebih sedikit EXP untuk naik level daripada job lain, meskipun karena stats dasar kelasnya sejak awal sudah rendah, bahkan naik level tidak memberikan peningkatan kekuatan yang besar. Ini adalah class yang lemah meskipun ditujukan untuk solo player—tidak heran job class ini tidak populer.
Semuanya mungkin akan berbeda kalau memiliki skill bermain yang luar biasa, tapi... Aku bukanlah ahli bela diri profesional di kehidupan nyata, aku juga tidak memiliki kemampuan unik yang meningkatkan kecepatan pemrosesan otakku. Aku hanyalah seorang karyawan kantoran yang tidak sehat bugar.
Aku pun teringat pergerakan Wild Dog.
“Tidak, aku tidak bisa melawan makhluk-makhluk itu!”
Melakukan pertarungan jarak dekat dengan stats Tamer-ku yang rendah akan sangat tidak mungkin.
Tiba-tiba jalanku terasa penuh bahaya. Apakah ini sia-sia? Tidak, apa yang kukatakan? Aku sudah berkata pada diriku sendiri akan tetap menjadi Tamer, ya ‘kan?!
Kalau merasa ragu...
“Oke, waktunya minum kopi. Aku butuh waktu istirahat sebelum kembali ke sana.”
Setelah dua jam dalam game berlalu, aku pun log in sekali lagi, terbangun di bangku yang sama yang kugunakan untuk log out.
“Dan ini dia Olto… Bagus.”
“Mm...”
“Ada apa, kawan?”
“Mm-mm...”
Olto terus menundukkan kepala seakan-akan sedang meminta maaf.
“Apa kau meminta maaf atas pertempuran kita sebelumnya?”
“Mm.”
Olto menundukkan kepalanya lebih jauh sebagai balasan.
“Itu adalah salahku. Aku seharusnya menilai kekuatan dan kelemahanmu dengan benar sebelum terjun ke pertempuran.”
“Mm-mm-mm.”
“Kau tidak perlu minta maaf lagi.”
Akulah yang salah di sini, tapi malah Olto yang terus menggelengkan kepala seakan-akan dialah yang seharusnya disalahkan.
Kalau begini terus, ini akan jadi pertarungan minta maaf yang tidak akan pernah berhenti.
“Kalau begitu, bagaimana kalau kita biarkan yang lalu biarlah berlalu?
“Mmm?”
“Capisce (Paham)?” (TL: slang pseudo-Italia yang artinya "ngerti ‘kan?". dengan nada yang kedengarannya mengancam.)
“Mm!”
Olto menganggukkan kepalanya dalam-dalam untuk menunjukkan bahwa dia mengerti, dan menepuk lututku. Kurasa dia mencoba menghiburku.
"Terima kasih. Baiklah...tidak ada yang salah dengan stats-ku sejauh ini. Oh tunggu, sepertinya aku mulai lapar."
Jika status laparmu mencapai nol, stats-mu akan turun, dan kau akan menerima damage seiring berjalannya waktu, jadi penting untuk tetap kenyang dengan makan makanan dalam game.
“Kalau tidak salah di item awalku ada beberapa jatah makanan.”
Jatah yang kuambil dari inventory-ku mirip dengan energy bar biasa.
“Kelihatan cukup enak,” kataku, menggigitnya.
“Blegh!”
Dari penampilan jatah makanan itu, aku tadinya mengharapkan rasa manis, tapi ternyata sama sekali hambar.
“Teksturnya… Rasanya seperti makan kapur.”
Tidak hanya itu, status rasa laparku hanya pulih dua puluh persen. Sial. Hatiku mencelos saat memikirkan harus makan benda ini lebih banyak lagi.
“Aku harus cepat-cepat mendapatkan makanan jenis lain.”
Maksudku dengan cepat adalah ASAP—as soon as possible, secepatnya. Tamer memiliki skill Cooking untuk menyiapkan makanan monster mereka, jadi secara teori aku bisa membuat makanan yang rasanya lebih enak selama aku punya bahan yang tepat.
“Oh, iya, kau sebaiknya makan juga. Ini, ambillah.”
“Mm!”
Aku memberikan Olto beberapa honey dumpling. Pangsit ini termasuk dalam paket awal Tamer dan ditujukan untuk monster. Meskipun monster Tamed tidak perlu tidur, mereka harus makan sekali sehari untuk mencegah stats mereka turun. Itu jelas sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
“Baiklah, ayo kita pergi? Mungkin kau tidak bisa bertarung, tapi masih ada banyak hal lain yang bisa kau lakukan bagaimanapun juga.”
“Mm?”
Menurut penelitian yang kulakukan tentang lahan pertanian saat sedang offline tadi, ada distrik pertanian di pinggiran Distrik Selatan Kota Awal. Di peta, distrik itu tampak seperti lahan kosong yang luas.
“Wow, tidak ada apa-apa selain ladang sejauh bermil-mil.”
“Mmm!”
Saat sampai, kami disambut dengan hamparan lahan pertanian. Namun, hanya sedikit player yang membeli lahan di game pada tahap ini, jadi sebagian besar lahan masih berupa tanah berwarna cokelat yang gersang dan belum diolah. Kalau aku membeli sebidang lahan di sini, aku sebenarnya bisa mulai menanam. Skill Farming akan cukup untuk mencapai sesuatu yang setidaknya setara dengan kebun sayur sederhana.
Jadi sudah jelas, aku di sini untuk membeli lahan.
“Itu pasti Farming Guild-nya.”
Sebuah bangunan yang cukup besar, meskipun tidak sebesar Adventurers’ Guild, berdiri di tengah-tengah lahan pertanian. Kontras dengan kastil berdinding batu Adventurers’ Guild, ini adalah bangunan kayu sederhana.
Tanda di pintu masuk menyatakan bahwa ini memang Farming Guild. Sepertinya kami berada di tempat yang tepat.
"Tidak pernah kusangka akan mengunjungi Farming Guild duluan sebelum Magical Beasts Guild."
Saat memasuki gedung itu, aku disambut dengan tata letak yang mirip dengan Adventurers’ Guild. Namun, tidak seperti aula guild lainnya, bagian dalamnya dilengkapi dengan bahan kayu yang sama dengan bagian luarnya, dan memberikan kesan yang jauh lebih santai. Meskipun kurang gemerlap dan glamor, ada sesuatu tentang hal ini yang membuat rasa nyaman.
“Permisi, aku ingin membeli lahan,” kataku padaku NPC pria tua yang duduk di balik konter.
“Wah, wah, baik sekali kau mau datang. Kulihat kau bukan anggota guild kami, anak muda. Kau tidak bisa membeli tanah kecuali kau bergabung, mengerti?”
Benar, itu mungkin tidak perlu dikatakan lagi. Aku kemungkinan besar akan sering mengunjungi guild ini mulai sekarang, jadi yang terbaik adalah menjadi anggotanya.
“Oke, daftarkan aku.”
“Tentu. Taruh jendela statusmu di sini, Nak.”
“Ya, Pak.”
Aku membuka jendela statusku, dan si Kakek mulai menekan beberapa tombol di belakang konter. Begitu dia selesai, aku mendengar bunyi ping, dan Farming Guild ditambahkan ke daftar keanggotaan guild.
“Itu saja untuk pendaftaran. Papan pengumuman quest ada di sana, dan resepsionisnya ada di sana.”
Ini tidak memakan waktu lama. Yah, aku sedang berada di dalam game, jadi sepertinya aku tidak akan perlu mengisi formulir apa pun.
“Um, aku ingin membeli tanah sekarang, kalau tidak keberatan.”
“Grade berapa yang kau mau?”
“Grade?”
“Ya. Kualitas tanah dan fasilitasnya berubah tergantung pada grade yang kau pilih.”
Pak tua itu mengeluarkan peta dan menjelaskannya lebih rinci. Karena belum banyak player yang fokus pada pertanian, aku mungkin bisa membeli sebidang tanah yang kuinginkan. Dia juga mengatakan bahwa dia bisa meningkatkan lahanku dengan biaya tertentu. Itu hal bagus untuk diketahui. Aku perlu mempertimbangkan pilihanku dengan hati-hati.
Harga tanah termurah mulai dari 2.000 G per hektar. Tergantung pada peningkatannya, harga naik menjadi 3.000, 6.000, dan 10.000 G, meskipun 10.000 G tidak mungkin. Peningkatan yang paling mahal tampaknya disertai dengan gudang kecil seperti lumbung, tetapi jauh di atas anggaranku.
Lahan termurah adalah ladang biasa tanpa fasilitas tambahan. Namun, kondisi tanahnya buruk, yang memperlambat laju pertumbuhan tanaman dan menurunkan kualitasnya. Saat aku mempertimbangkan untuk serius bertani, ini terbukti tidak mudah.
“Aku juga tidak mampu membeli yang 6.000 G... jadi aku hanya punya pilihan yang 3.000 G.”
Namun, aku tercengang dengan perbedaannya. Ladang yang harganya 6.000 G jauh lebih unggul, yang cukup adil mengingat harganya dua kali lipat, dan tanahnya tentunya sangat bagus, yang meningkatkan hasil panen secara signifikan. Selain itu, pak tua itu mengatakan dia akan mengebor sumur di sana untuk pelanggan baru, yang menurutku menarik.
“Pilihan 6.000 G jelas lebih bagus, tapi…”
Aku hanya punya 3.000 G pada saat ini. Kurasa grade 3.000 G adalah satu-satunya pilihanku…
“Tidak, tunggu sebentar…”
Apakah aku akan puas dengan yang kurang setelah sampai sejauh ini? Bukankah aku sudah membuat keputusan untuk hidup sebagai Tamer tipe petani, dan kalau begitu, bukankah aku harus membeli sebidang tanah seluas 6.000 G, meskipun itu sedikit di luar jangkauanku?
“Aku kekurangan 3,000 G.”
Jumlahnya memang cukup besar, tetapi bukan berarti aku tidak punya cukup uang untuk dikumpulkan. Aku hanya perlu menjual apa yang tidak kubutuhkan untuk mendapatkan lebih banyak uang.
“Apa kau tidak keberatan kalau menunggu sebentar?”
“Tentu saja,” jawab pak tua itu. “Tapi ingat, siapa cepat dia dapat. Barang bagus mungkin akan habis sebelum kau menyadarinya.”
“Aku akan segera kembali secepatnya. Ngomong-ngomong, apa kau tahu di mana toko item terdekat? Atau bisa juga toko senjata—yang manapun tidak masalah.”
“Yah, ada toko serba ada di sebelah utara jalan ini. Toko itu kebanyakan menjual peralatan pertanian, tapi aku cukup yakin mereka juga menjual obat-obatan dan senjata.”
“Terima kasih banyak!”
Aku berterima kasih kepada lelaki tua itu dan berlari. Olto bisa mengimbangiku dengan kakinya yang pendek tanpa masalah. Kalau boleh jujur, dia tampak lebih cepat dariku—bukti bahwa agility-nya lebih tinggi dariku.
Memang ada sebuah toko seperti yang dikatakan si Kakek. Toko itu memiliki tampilan yang khas, sekilas mirip dengan toko permen murah yang sudah kuno. Aku bergegas masuk. Ternyata bagian dalamnya cukup sempit. Barang yang dipajang sangat sedikit, dan hanya ada satu meja kasir.
“Selamat datang,” kata wanita tua yang bekerja di meja kasir.
“Permisi, aku ingin menjual beberapa item,” kataku.
“Tentu saja. Apa yang ingin kau jual?”
Coba kulihat, mana item-ku yang bisa dijual…?
“Bagaimana dengan ini?” tanyaku, menaruh ebony staff di meja kasir.
“Tolong tunggu sebentar.”
Aku mendapatkan staff itu dengan poin bonus awalku. Meskipun tidak memiliki kekuatan khusus, tongkat itu membantu meningkatkan kemampuan sihirku. Namun, itu tidak mengubah fakta bahwa aku adalah pecundang, jadi lebih baik aku menjualnya untuk mendapatkan uang tambahan guna mendanai pertanianku.
“Aku bisa membelinya untuk 1.050 G, kalau kau mau.”
Hmm, aku masih jauh dari targetku. Kalau begitu, hal berikutnya yang akan dijual adalah...
"Kamu akan melepaskan pelindung tubuhmu," game memperingatkan. "Apakah kamu ingin melanjutkan?"
"Lakukan.”
Item berikutnya yang kuserahkan adalah Silver Robe-ku, yang juga diperoleh dengan poin bonus awalku.
Bahkan tanpa perlengkapan, avatarku berpakaian lengkap dengan pakaian berwarna krem. Ini adalah tunik tanpa lengan yang hanya terdiri dari selembar kain, dengan bukaan untuk kepala. Itu menyerupai pakaian yang dikenakan orang-orang kuno dalam ilustrasi buku teks sejarah.
"Jadi, aku tidak telanjang di balik bajuku ini. Syukurlah."
Kurasa ini sudah bisa diduga, karena game ini dimaksudkan untuk ramah keluarga, meskipun tidak perlu dikatakan lagi bahwa pakaian ini tidak memiliki perlindungan apa pun.
“Aku bisa membeli ini untuk 2.180 G.”
Totalnya jadi 3.230 G. Aku telah mencapai targetku! Itu melegakan; aku tidak ingin menjual Beast Tamer Bangle milikku, yang meningkatkan kemampuan Olto.
"Aku akan menjual keduanya!"
"Baiklah.”
Saat penjaga toko mengambil item-itemku, aku mendengar suara ka-ching. Aku memeriksa jendela statusku dan menemukan bahwa mata uang dalam game-ku telah bertambah menjadi 6.230 G.
“Baiklah! Aku bisa membeli lahan pertanian sekarang! Ayo, Olto!”
“Mm-mm!”
Aku mulai berlari lagi dengan Olto di belakangku, bergegas kembali ke Farming Guild secepat kilat.
"Permisi! Aku ingin membeli sebidang tanah!"
"Okey-dokey.. Jadi, petak lahan yang mana?"
"Aku ingin tempat yang dekat dengan alun-alun, dan mudah diakses dari Adventurers' Guild dan Farming Guild."
"Oke. Kalau begitu, aku rekomendasikan tempat ini."
Orang tua itu menunjukkan rekomendasinya di peta. Lokasi itu memang tampak ideal.
"Oke, aku ambil saja. Dan aku mau yang kelas 6.000 G, ya."
"Baiklah! Kau yakin mau yang ini, huh?"
Jendela statusku terbuka secara otomatis, dan pop-up mini memintaku mengkonfirmasi pilihan untuk yang terakhir kali. Aku mendengar suara ka-ching lagi saat mengucapkan kata 'ya' di kepalaku, yang hanya menyisakan 230 G. Tampaknya transaksi telah selesai.
"Ini, aku sudah melingkari tempat itu untukmu di peta."
Begitu ya. Jadi, dia tidak akan menunjukkan jalan ke sana secara langsung. Ah, ya sudahlah, selama aku mengikuti peta, kurasa aku tidak akan tersesat, jadi tidak masalah.
“Um, apa kau tahu di mana aku bisa mendapatkan benih untuk ladangku?”
“Kau bisa mendapatkannya di sini.”
“Bolehkah aku melihat apa yang kau punya?”
Begitu kata-kata itu meluncur dari mulutku, barulah aku sadar bahwa aku mungkin tidak punya cukup uang. Untungnya, dua jenis benih yang ditunjukkan lelaki tua itu hanya berharga 100 G per bungkus.
“Ini adalah benih untuk rumput yang bisa dimakan dan benih untuk tanaman pembuat salep. Totalnya 200 G untuk keduanya.”
Aku membeli dua bungkus, masing-masing berisi lima benih, seharga 100 G per bungkus. Benih-benih itu akan tumbuh menjadi rumput yang bisa dimakan, yang merupakan bahan utama untuk ransum makanan dan herba untuk membuat medicine (obat). Medicine berada satu tingkat di bawah potion dan hanya digunakan di level awal. Meskipun efektifitas medicine hanya setengah dibandingkan potion tingkat rendah, item ini seharusnya berguna bagi pemula.
“Uangku tersisa 30 G. Sebaiknya aku membeli sesuatu dan menggunakannya.”
Tentu saja kalau aku masih bisa membeli sesuatu. Saat itulah aku menyadari pupuk.
“Apa ini?”
“Kau bisa mendapatkan poin bonus saat bertanam kalau kau menaburkan ini di ladangmu. Efeknya bertahan selama lima hari.”
“Begitukah? Aku akan mengambilnya.”
“Baiklah, harganya 30 G per hektar. Ini dia.”
Aku akhirnya menghabiskan seluruh uangku. Sekarang aku benar-benar tidak ada uang, dan ini baru hari pertamaku. Apa yang kupikirkan…?
Ya sudahlah, ini malah jadi semakin seru!
“Ayo kita pergi ke ladang kita, yuk?”
“Mm-mm!”
Lahan itu benar-benar berada tepat di sebelah guild, dan butuh waktu kurang dari lima menit untuk sampai di sana. Meskipun masih sepetak tanah kecil, tidak diragukan lagi itu adalah tanah milik kami untuk disebut rumah.
“Aku mengandalkanmu, Olto.”
“Mm!”
Olto menepuk dadanya sebagai balasan. Kali ini gerakannya tidak salah lagi. Dia seakan berkata, Serahkan saja padaku!
Dalam game ini, kau bisa menanam hingga maksimal dua puluh tanaman per hektar di ladangmu, meskipun beberapa tanaman memerlukan dua atau lebih slot untuk tumbuh. Mungkin lebih tepat untuk mengatakan kau punya dua puluh slot yang tersedia per hektar.
Pada saat ini, aku punya total sepuluh benih: lima benih rumput yang dapat dimakan dan lima benih tanaman pembuat salep. Itu hanya cukup untuk mengisi setengah dari tanah jatahku.
“Aku tahu. Mungkin kita bisa menanam ini?”
Aku mengambil tanaman obat dari inventory-ku, satu-satunya trofi dari pertemuanku sebelumnya dengan kematian. Mungkin akan jadi sangat memudahkan kalau aku bisa menanamnya di ladangku.
Olto mengambil tanaman itu dari tanganku, lalu memejamkan mata dan mulai bersenandung.
“Mm-mm-mm... Mmm-mm-mmm...”
Baiklah, jadi apa sekarang?
Beberapa detik kemudian, terdengar bunyi "poof" kecil, dan tanaman yang dipegang Olto menghilang; tanaman itu benar-benar menghilang dalam kepulan asap. Sebagai gantinya, dua biji hitam kini tumbuh di atas telapak tangan kecil Olto.
Menurut penilaianku, biji-biji itu sebenarnya adalah biji tanaman obat.
"Wow! Jadi itu skill Propagation, ya?!"
Tumbuhan berubah menjadi benih—pemandangan menakjubkan yang hanya dapat dinikmati di dalam dunia game.
“Mm, mm-mm...”
Olto terus bergumam seolah-olah sedang membaca mantra, dan tanah di dekat kaki kami terangkat—sihir tanah? Olto kemudian mulai membajak tanah dengan cangkulnya.
“Apa kau sedang membuat gundukan?”
“Mm!”
Olto menggunakan jarinya untuk melubangi gundukan yang baru saja dia buat dan dengan hati-hati menabur benih yang baru saja dia perbanyak. Setelah itu, dia menutupinya dengan tanah dan menepuk-nepuknya dengan lembut, lalu mengambil air dari sumur dan menyiramnya.
Tidak ada yang ajaib sama sekali tentang ini. Hanya pertanian biasa.
Aku agak khawatir dengan keadaannya, tetapi aku berkata pada diri sendiri untuk percaya pada skill pertanian Olto. Di saat itulah...
“Apa-apaan—?!” pekikku.
“Mm?”
“Maaf, aku tidak bermaksud mengagetkanmu. Tapi serius, tanamannya sudah bertunas?”
“Mmm.” Olto membusungkan dadanya dengan bangga.
Aku mengelus kepala Olto, tetapi mataku terpaku ke tanah. Hampir seketika setelah Olto menabur benih, benih itu tumbuh, sungguh mengherankan bagiku. Tidak ada benih yang bisa tumbuh secepat itu. Bahkan, papan pengumuman para petani yang baru saja kulihat mengatakan bahwa butuh setidaknya waktu dua puluh empat jam bagi benih untuk tumbuh setelah ditanam. Tetapi ini terjadi seketika. Bagaimana mungkin?
"Apa kau yang melakukannya?"
“Mmm.”
Olto berdiri di sana dengan bangga. Jadi itu semua hasil kerjanya. Entah apakah itu karena skill bertaninya yang sangat maju, atau kemampuan Forced Cultivation EX-nya yang lebih kuat dari yang kuduga. Atau, malah karena dia telah melakukan sesuatu menggunakan sihir tanahnya.
Apa pun itu, sepertinya bertani akan berjalan lancar selama aku memiliki Olto. Mengetahui bahwa kami dapat menyelesaikan proses yang biasanya memakan waktu dua puluh empat jam dalam hitungan detik memberiku lebih banyak harapan.
“Wohoow, aku jadi bersemangat!”
Aku harus segera menanam lebih banyak tanaman. Sayangnya, aku tidak ada uang lagi.
"Bagaimana kalau aku pergi dan mengumpulkan lebih banyak lagi?"
Tunggu sebentar. Saat itulah aku menyadari sesuatu.
Aku masih punya dua kesempatan tanpa penalti untuk respawn. Aku bisa saja mengumpulkan tanaman sebanyak mungkin. Bahkan sekalipun aku mati, item-ku tidak akan hilang. Yang lebih bagus lagi, itu adalah jalur cepat untuk kembali ke kota! Aku bisa melakukan death-warp dua kali lagi tanpa terkena penalti apa pun. Rasa takut digigit sampai mati oleh Wild Dog memang masih ada, tetapi aku bertekad untuk mencapai tujuanku.
Namun, sebelum aku mencoba sesuatu yang menyakitkan seperti itu, aku harus mengumpulkan informasi. Kuputuskan untuk bertanya kepada Pak Tua di Farming Guild tentang jenis tanaman apa saja yang bisa kutanam di ladang sebagai permulaan.
“Kau bisa menanam apa saja yang kau suka, tergantung pada tingkat skill Farming-mu!”
Dengan kemampuan Olto, kami mungkin bisa membudidayakan sebagian besar tanaman yang ditemukan di sekitar sini. Itu akan menyelesaikan masalah. Saatnya untuk melakukan tur seru memetik rumput lalu respawn.
“Olto, kuserahkan padamu tugas mengurus ladang ini. Aku akan mengumpulkan beberapa tanaman.”
“Mm-mm!”
0 Comments
Posting Komentar